95103404 Alternative Assessment id. docx

ALTERNATIVE ASSESSMEN
Disusun Untuk Sebagaitugas Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen PTK
Dosen : Dr. Endang Mulyatiningsih

Oleh :
1.

Sudarso

11702259028

2.

Rustamaji

11702259034

3.

I Gusti Made Adnyana


11702259040

4.

Tri Sunarmi

11702259045

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2012

Alternative Assessment

Dalam PP No.19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan dalam pasal 64 ayat 1 dinyatakan bahwa penilaian
hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan.

pendidikan

Pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa pada jenjang
dasar

dan

menengah

penilaian

menggunakan

berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang
harus dikuasai, dan teknik penilaian tersebut dapat berupa tes
tertulis, observasi, praktek dan penugasan.
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak
semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan
juga berbagai factor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran
yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang

diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan baik penilaian
terhadap kegiatan yang dilakukan (Burhan Nurgiyantoro, 2001:
4)
Asesmen otentik juga merupakan sebutan yang digunakan
untuk menggambarkan tugas-tugas yang riil yang dibutuhkan
siswa-siswa

untuk

dilaksanakan

dalam

pengetahuan mereproduksi informasi.

menghasilkan

Sebagai contoh, dalam

pembelajaran matematika seorang siswa belumlah dikatakan

belajar

secara

bermakna

bilamana

dia

belum

mampu

menggunakan rumus-rumus matematis yang dipelajarinya untuk
menyelesaikan suatu masalah sehari-hari, seperti ketika kita
berbelanja. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sangat perlu
dilakukan

asesmen


otentik

untuk

menjamin

pembentukan

kompetensi riil pada siswa.
Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik.

Proses

penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses

pembelajaran,

bukan


bagian

terpisah

dari

proses

pembelajaran (a part of, not apart from, instruction). Penilaian
harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),
bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan
criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensirimotorik).
Berdasarkan uraian di atas kita sadari bahwa asesmen
alternatif menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga
dapat mengambangkan instrument untuk mengukur kemampuan
siswa dengan cara yang lebih baik. Menurut Hart (1994) kalau

guru mengubah cara mangakses siswa, maka guru juga akan
penting untuk peningkatan pendidikan, tetapi juga penting bagi
siswa, guru, dan mengubah bagaimana dia mengajar dan
bagaimana siswa belajar. Perubahan ini tidak hanya orang tua.
Bentuk Asesmen
Bentuk-bentuk asesmen alternatif menurut O’Malley and Pierce
(1996):
1. Asesmen kinerja (Performance assessment)
2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Question),
Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion).
3. Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition)
4. Eksperimen/ demonstrasi (Experiment/ demonstration)
5. Bercerita (Story or text reteling)
6. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
7. Portofolio dan jurnal.
Langkah-langkah Umum Dalam Menerapkan Asesmen
Dalam menerapkan asesmen kinerja anda perlu memperhatikan
beberapa

tahapan.


Berikut

langkah-langkah

yang

perlu

diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara
lain:
1. Identifikasi

semua

langkah-langkah

penting

yang


diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang
terbaik.
2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang
penting dan siperlukan untuk menyelesaikan tugas dan
menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan
yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua
criteria

tersebut

dapat

diobservasi

selama

siswa


melaksanakan tugas.
4. Definisikan dengan jelas criteria kemampuan yang akan
diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat
diamati

(observable)

atau

karakteristik

produk

yang

dihasilkan.
5. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
urutan yang dapat diamati.
I. Pengertian Penilaian/Assesment
Penilaian/assesment


berdasarkan

kompetensi

merupakan

suatu proses pengumpulan bukti secara sistematis serta
pembuatan keputusan tentang perilaku seseorang terhadap
standar
sebaiknya

kompetensi
saling

yang

telah

berhubungan

ditetapkan.
antara

Penilaian

keterampilan,

pengetahuan dan sikap dan penerapan yang berguna,
candidate/peuji harus menunjukkan bahwa mereka kompeten
dalam semua tugas,tidak hanya sebagian saja . Penilaian
berdasar kompetensi bukan hanya tentang unjuk kerja,
pengetahuan dan pemahaman adalah fundamental untuk
unjuk kerja dan keperluan untuk dinilai.

Assesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau
upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam
pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses
dan hasil belajar siswa. Variabel-variabel penting yang
dimaksud

sekurang-kurangya

pemahaman,

keterampilan

meliputi

dan

sikap

pengetahuan,
siswa

dalam

pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode
dan

prosedur

baik

formal

maupun

informal,

Penilaian/assesment jg dapat diartikan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses
dan hasil belajar yang telah dicapai .
II. Tujuan dan Peran Asesment dalam Pembelajaran
1.

Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam

belajar,
2.

Memonitor kemajuan siswa,

3.

Menentukan jenjang kemampuan siswa,

4.

Menentukan efektivitas pembelajaran,

5.

Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas

pembelajaran,
6.
7.

Mengevaluasi kinerja guru kelas,
Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang

guru
III. Prinsip-prinsip Penilaian/Assisment
1.

Proses yang transparan

2.

Memiliki validitas

3.

Dapat dipercaya

4.

Fleksibel

5.

Berkeadilan

6.

Praktis

7.

Sahih dan Handal
Sahih berarti soal atau tugas yang dikerjakan peserta
diklat harus sesuai dengan kompetensi yang ingin
dinilai.

8.

Adil
Penilaian harus adil untuk semua peserta diklat. Artinya
penilaian tidak menguntungkan atau merugikan salah
satu atau sekelompok peserta diklat yang dinilai.

9.

Terbuka

10.

Menyeluruh.

11.

Terpadu

12.

Berkesinambungan/Berkelanjutan

13.

Bermakna

IV. Macam-macam Assesment
Assesment/Penilaian Alternatif
Penilaian alternatif adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau

ketercapaian

kompetensi

(rangkaian

kemampuan)

peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif
dalam

kata-kata)

dan

nilai

kuantitatif

(berupa

angka).

Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Ada beberapa sub unit yang dibahas dalam materi alternatif
assessment yaitu hakikat alternatif assessment dan strategi
alternatif assessment.
1. Hakikat Alternatif Assessment
Dalam

mengumpulkan

informasi

ini

guru

biasanya

menggunakan paper and pencil test atau tes standar atau
penilaian

konvensional/tradisional.dalam

melakukan

penilaian guru memerlukan instrument selain paper and
pencil test, nah berarti kita butuh instrument yang lain
atau

alternative.

Alternative

assessment

bukan

menghilangkan penilain paper and pencil test, tetapi
bentuk

assessment

yang

lain

dan

dapat

mengukur

kemampuan siswa yang tidak dapat dijangkau dengan
penilaian konvensional.
2. Strategi Alternatif Assessment
Strategi-strategi
melakukan
berikut:
observasi

assessment

assessment

asesmen

yang

digunakan

berkelanjutan

adalah

dalam
sebagai

kinerja

(Performance

Assessment),

(Observation),

penggunaan

pertanyaan

(Questioning),

Presentasi

(Presentation),

diskusi

(Discusions),

Projek

(Investigation),

((Project),

Portofolio

investigasi/penyelidikan

(Portofolio),

Jurnal

(Journal),

Wawancara (Interview), Konferensi, Evaluasi diri oleh siswa
(Self Eevaluation), tes buatan siswa.
Ada pun yang dimaksud dengan asesmen alternatif
(alternative assessment) adalah segala jenis bentuk asesmen
diluar asesmen konvensional (selected respon test dan paperpencil test) yang lebih autentik dan signifikan mengungkap
secara langsung proses dan hasil belajar siswa. Dalam beberapa
literatur, asesmen alternatif ini kadang-kadang disebut juga
asesmen autentik (authentic assessment), as-esmen portofolio
(portfolio assessment) atau asesmen kinerja (performsnce assessment).
Performance Assessment sebagai Asesment Alternatif
Penggunaan jenis asesmen yang tepat akan sangat menentukan
ke-berhasilan

dalam

mengakses

informasi

yang

berkenaan

dengan proses pem-belajaran. Pemilihan metode asesmen harus
didasarkan pada target infor-masi yang ingin dicapai. Informasi
yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Ada lima
kategori target hasil belajar yang layak dijadikan dasar dalam
menentukan jenis asesmen yang akan digunakan oleh pengajar.
Kelima hasil belajar tersebut adalah:
1. Knowledge

Outcomes,

merupakan

penguasaan

siswa

terhadap substansi pengetahuan suatu mata pelajaran .
2. Reasoning Outcomes, yang menunjukkan kemampuan siswa
dalam meng-gunakan pengetahuannya dalam melakukan
nalar (reason) dan meme-cahkan suatu masalah.
3. Skill Outcomes, kemampuan untuk menunjukkan prestasi
tertentu

yang

berhubungan

dengan

keterampilan

didasarkan pada penguasaan pengetahuan.

yang

4. Product
produk

Outcomes,
tertentu

kemampuan
yang

untuk

didasarkan

membuat

pada

suatu

penguasaan

pengetahuan .
5. Affective Outcomes, pencapaian sikap tertentu sebagai akibat
mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan.
Untuk lima kategori hasil belajar di atas ada empat jenis
metode asesmen dasar. Keempat metode tersebut adalah:
1. Selected

Response Assessment, termasuk

ke dalamnya

pilihan ganda (multi-ple-choice items), benar-salah (true-false
items),

menjodohkan

atau

menco-cokkan

(matching

exercises), dan isian singkat (short answer fill-in items) .
2. Essay Assessment, dalam asesmen ini siswa diberikan
beberapa

persoalan

kompleks

yang

menuntut

jawaban

tertulis berupa paparan dari solusi terhadap persoalan
tersebut.
3. Performance Assessment, merupakan pengukuran langsung
terhadap pres-tasi yang ditunjukkan siswa dalam proses
pembelajaran.

Asesmen

ini

terutama

didasarkan

pada

kegiatan observasi dan evaluasi terhadap proses dimana
suatu keterampilan, sikap, dan produk ditunjukkan oleh
siswa.
4. Personal Communication Assessment, termasuk ke dalamnya
adalah per-tanyaan-pertanyaan yang diajukan guru selama
pembelajaran, wawan-cara, perbincangan, percakapan, dan
diskusi yang menuntut munculnya keterampilan siswa dalam
mengemukakan jawaban/gagasan.
Penilaian Alternatif dalam Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian terhadap siswa tidak hanya mencakup penilaian
perubahan atau perkembangan perilaku belajar setelah siswa
menempuh

suatu

pelajaran

tertentu.

Penilaian

terhadap

perubahan

dan

perkembangan

diri

siswa

dalam

proses

pembelajaran seharusnya juga mencakup : kecakapan dan
pengetahuan awal (prior knowledge), aktivitas dan kecakapan
yang

tampak

pada

siswa

selama

proses

pembelajaran

berlangsung di kelas, dan aktivitas pengetahuan / kecakapan
siswa yang dilaksanakan dan diperoleh di luar kelas atau di
lingkungan hidup sehari-hari.
Format penilaian alternatif berupa “portfolio, presentasi oral dan
debat, laporan tertulis dan interview” dan penjelasannya sebagai
berikut. “Portfolio” adalah format penilaian belajar berupa
catatan atau bukti mengenai ketrampilan, pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki atau diperoleh siswa dalam proses
belajar. Portfolio dapat berisi : hasil tes, laporan praktikum,
laporan tugas diluar kelas, hasil pekerjaan dari tugas-tugas di
kelas dan di rumah, catatan hasil kegiatan mandiri yang terkait
dengan bahan pelajaran di sekolah. Portofolio sangat berguna
bagi guru karena tidak semua assessment dapat dilakukan dan
hasilnya tidak dapat diadministrasikan secara langsung oleh
guru. Portfolio dapat dibuat oleh guru untuk setiap individu atau
kelompok siswa. Disamping itu guru juga dapat meminta kepada
siswa untuk membuat portfolio untuk kegiatan dan hasil kegiatan
yang dilakukan sendiri baik kegiatan yang ada di dalam kelas
maupun kegiatan yang ada di luar kelas. Hal ini dimaksudkan
dengan portofolio guru dapat meniali kegiatan, pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman siswa baik yang teramati sendiri
maupun tidak, baik terhadap kegiatan di dalam kelas maupun di
luar kelas, karena portofolio berguna untuk memonitor dan
menilai ketrampilan, pengalaman, dan pengetahuan siswa pada
unit-unit pembelajaran satu konsep, setengah semester, satu
semester atau satu tahun.
Format yang berikutnya adalah “presentasi oral dan debat”
adalah

format

penilaian

untuk

memonitor

dan

menilai

ketrampilan atau kecakapan siswa dalam mengkomunikasikan
pengetahuan dan pengalaman belajarnya secara lisan. Dalam
mengkomunikasikan secara lisan sebaiknya dilakukan seseorang
siswa atau sekelompok siswa kepada teman sekelas. Agar terjadi
interaksi antar siswa, presentasi oral perlu disertai dengan debat
atau tanya jawab antara penyaji dengan siswa lain. Dalam
presentasi oral dan debat guru dapat menilai ketrampilan
berbicara, penguasaan konsep atas materi yang disajikan,
ketrampilan logika

dan ketrampilan menjawab pertanyaan,

ketrampilan menerima pendapat orang lain.
Selain format portofolio dan format presentasi oral, format
berikutnya adalah “laporan tertulis” yaitu laporan yang dibuat
oleh siswa secara tertulis mengenai ketrampilan, pengelaman
dan

pengetahuan

setelah

menyelesaikan

tugas

tertentu.

Penilaian terhadap laporan tertulis dapat meliputi kebenaran
penguasaan

konsep,

kebenaran

/

ketepatan

prosedur

pelaksanaan tugas, kebenaran prosedur penulisan laporan,
kebenaran penulisan data dan analisis data serta kebenaran
penarikan kesimpulan, sedangkan format yang terakhir adalah
“interview” yaitu penilaian terhadap ketrampilan, pengalaman
dan pengetahuan siswa melalui wawancara. Kegiatan wawancara
dapat dilakukan oleh guru, juga dapat dilakukan. Penilaian
autentik

memberikan

kesempatan

luas

bagi

siswa

untuk

menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses
belajar-mengajar.
Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru
adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan
tertulis.

Sebagai

penjabarannya

antara

lain,

portofolio;

merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks
belajar

di

kehidupan

mengerjakan

tugas

sehari-hari.

tersebut

Siswa

supaya

diharapkan

lebih

kreatif.

untuk
Mereka

memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memberikan

kesempatan luas untuk berkembang serta memotivasi siswa.
Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan
melihat pada proses siswa sebagai pembejalaran aktif. Sebagai
contoh, siswa diminta untuk melakukan survei mengenai jenisjenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.
Tugas kelompok,

dalam pembelajaran kontekstual berbentuk

pengerjaan projek. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai
tujuan

akademik

sambil

mengakomodasi

perbedaan

gaya

belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa. Is dari
projek akademik terkait dengan konteks kehidupan nyata, oleh
karena itu tugas ini dapat meningkatkan partisipasi siswa.
Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok projek
untuk menyelidiki penyebab pencemaran sungai di lingkungan
siswa. Demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan
kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka
kuasai. Para penonton dapat memberikan evaluasi pertunjukkan
siswa. Sebagai contoh, siswa diminta membentuk kelompok
untuk membuat naskah drama dan mementaskannya dalam
pertunjukan drama.
Teknik Asesmen- Penilaian Portofolio


Pengertian
Penilaian

portofolio

merupakan

penilaian

didasarkan p ada kumpulan informasi

berkelanjutan

yang menunjukkan

perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa
secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.
Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan
dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi

perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat
menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta
didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat,
komposisi,
Hal-hal

musik.

yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman

dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
1. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu
sendiri.
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik
yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya
tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta
didik itu sendiri.
2. Saling

percaya

antara

guru

dan

peserta

didik

Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus
memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling
membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung
dengan baik.
3. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan
peserta

didik

disampaikan

perlu

dijaga

kepada

dengan

pihak-pihak

baik

dan

yang

tidak
tidak

berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses
pendidikan
4. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan
guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki
berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa
memiliki karya

yang dikumpulkan dan akhirnya akan

berupaya terus meningkatkan kemampuannya.

5. Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau
bukti

yang memberikan dorongan peserta didik untuk

lebih meningkatkan diri.
6. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan

adalah hasil kerja

sesuai

yang

dengan

kompetensi

tercantum

yang
dalam

kurikulum.
7. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil.
Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan
guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
8. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan
dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini
sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk
melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya.
2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam
satu map atau folder di rumah masing atau loker masingmasing di sekolah.
4. Berilah

tanggal

perkembangan

pembuatan
peserta

didik

setiap

bahan

sehingga

dapat

informasi
terlihat

perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya
dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas
karya para peserta didik.
6. Minta

peserta

didik

menilai

karyanya

secara

berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik,
bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang
kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana
cara memperbaikinya.
7. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan,
maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2
minggu.
8. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi
penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga
orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil
pekerjaan peserta didik tetapi merupakan sumber informasi

untuk

guru

dan

peserta

didik. Portofolio

berfungsi

untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik
dan kemampuan dalam mata pelajaran kimia serta pertumbuhan
kemampuan

peserta

didik. Portofolio

dapat

memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaaan yang
telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik
berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.

Portofolio

dapat

berfungsi

sebagai alat

untuk

melihat

perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar,
perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar
mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam
belajar. Portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran juga
sebagai

alat

penilaian.

Asesmen

portofolio

mengharuskan

peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja
mereka.

Dalam hal ini asesmen portofolio dapat dianggap

sebagai salah satu alat untuk menilai secara otentik. Dalam
penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang
lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Asesmen portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif dan
sumatif. Asesmen portofolio sebagai alat formatif digunakan
untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan
untuk

mendorong

peserta

didik

dalam

merefleksikan

pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan
pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk
tujuan formatif dan diagnostik. Asesmen portofolio digunakan
juga untuk tujuan penilaian sumatif pada akhir semester atau
pada akhir tahun pelajaran. Hasil asesmen portofolio sebagai alat
sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka raport peserta
didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata

pelajaran

kimia.

Selain

itu,

tujuan

penilaian

dengan

menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi
kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara
lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat.
Portofolio

dalam

penilaian

dapat

digunakan

untuk

pembelajaran

yang

mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Mendokumentasikan

proses

berlangsung.
2. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang
terbaik.
3. Meningkatkan proses efektivitas pengajaran
4. Bertukar informasi dengan orang tua/ wali peserta didik
dan guru lain.
5. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri
secara positif pada setiap peserta didik.
6. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
Adapun tujuan asesmen portofolio menurut Gronlund
dalam Nahadi dan Cartono adalah sebagai berikut:
1. Kemajuan siswa dapat terlihat jelas.
2. Penekanan pada hasil belajar terbaik siswa memberikan
pengaruh positif dalam belajar.
3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan pekerjaan
yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada
membandingkan dengan milik orang lain.
4. Keterampilan assesmen sendiri mengarah pada seleksi
contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.
5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan
perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan
tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan
umum)

6. Menjadi alat komunikasi yang jelas tentang

kemajuan

belajar siswa bagi dirinya, orang tua, atau lainnya.
Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa
dalam melakukan penilaian proses. Portofolio dapat berisikan
laporan kegiatan praktikum yang diikuti siswa, tugas-tugas
proyek, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Fungsi
assesmen portofolio menurut Berenson dan Carter antara lain
sebagai berikut:
1. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu
tertentu.
2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3. Membangkitkan

kepercayaan

diri

dan motivasi

untuk

belajar.
4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Erman (2003) manfaat portofolio akan
memupuk kebiasaan siswa dalam bertindak cermat melalui
pengumpulan bukti hasil kerja dan karangannya serta akan
tergugah kesadarannya bagaimana seharusnya belajar yang
benar sesuai dengan konsep belajar secara simultan akan
terakomodasi. Fungsi portofolio menurut mata pelajaran tertentu
serta pertumbuhan peserta didik. Asesmen portofolio dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya:
1. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu
tertentu.
2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk
belajar.
4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
5.

Dari

kedua

jenis

asesmen

portofolio

tersebut

dalam

pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedal;am beberapa
bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk
asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
1. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang
mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa,
khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu
pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun
berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai
siswa.
3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan
perkembangan siswa.
4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5. Tes

skrinning

keterampilan

yang
siswa

berguna

untuk

mengidentifikasi

setelah

pengajaran

dilakukan,

misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan
lapangan.
Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan
mendiagnosis

kesulitan

belajar

peserta

didik,

memberikan

umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan
KBM
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer
(1995:184) berikut ini.
1. Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu
tertentu.
2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk
belajar.
4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki
beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan
pengaruh positif dalam belajar.
3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu
memberikan

motivasi

yang

lebih

besar

dari

pada

membandingkan dengan milik orang lain.
4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah
pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan
terbaik
5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan
perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan
tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan
umum).
6. Dapat

menjadi

alat

komunikasi

yang

jelas

tentang

kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua,
dan lainnya.
Penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat,
karena hal-hal berikut:
1. Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih
jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada
hasil tes di kelas.
2. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai
dengan program pembelajaran yang baik.
3. Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang
kemajuan siswa.

4. Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan
siswa.
5. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya,
bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan
soal atau tugas.
6. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan
atau bervariasinya gaya belajar siswa.
7. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam penilaian hasil belajar.
8. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
9. Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan
tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
10.
untuk

Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap
berdiskusi

dengan

orang

tua

siswa,

tentang

untuk

menilai

perkembangan siswa yang bersangkutan.
11.

Portofolio

membantu

pihak

luar

program pembelajaran yang bersangkutan

Contoh Form Portofolio

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

Satuan Pendidikan

: Sekolah Menengah Kejuruan

Program Keahlian

: Teknik Kendaraan Ringan

Kompetensi Keahlian

: Motor Otomotif

Nama

: ………………………………………………..

Nomor Absen

: ……………………….

Tune-Up Motor Bensin
No

Aspek Penilaian

I

Persiapan Kerja
 Pemilihan alat
 Pemilihan bahan

II

Proses dan Hasil Kerja (Sistimatika & Cara Kerja)
 Menyetel ketegangan tali kipas
 Menyetel celah katup
 Menentukan katup isap dan katup buang
 Menentukan katup-katup yang bisa disetel
 Hasil penyetelan celah katup 8 katup disetel benar
 7 katup disetel benar
 4 – 6 katup disetel benar
 2 – 3 katup disetel benar
 0 – 1 katup disetel benar
 Memeriksa kabel tegangan tinggi
 5 kabel diukur dengan benar
 4 kabel diukur dengan benar
 2 – 3 kabel diukur dengan benar
 0 – 1 kabel diukur dengan benar
 Menyetel celah busi dengan benar (sesuai buku manual)
 Menyetel sudut dwell
 Memberi vet pada tumit ebonit
 Menyetel saat pengapian (8o sebelum TMA)
 Menyetel campuran idle
 Menyetel putaran idle (750  50 rpm)
 Memeriksa advance centrifugal
 Memeriksa advance vacuum

B

Ya
C

K

Tidak

III

Sikap Kerja
 Kerapian (pakaian, sepatu, rambut)
 Penempatan alat
 Prosedur penggunaan alat

IV

Waktu Penyelesaian
 Pekerjaan tune up selesai dikerjakan dan motor hidup
 Pekerjaan tune up selesai dikerjakan dan motor belum hidup
 Pekerjaan tune up tidak selesai dikerjakan dan motor tidak hidup

……………………., ……..
……… 2012
Guru Pengajar

Mata Pelajaran/SK : Teknik Gambar Bangunan
Alokasi Waktu : 1 Semester
Tahun :
2011/2012
Nama Siswa
: Samin Surosentiko
Kelas : X/1
No

1

Std.
Kompetensi/
Komptensi
Dasar

Periode

Menggambar
macam-macam
pondasi

30/7

Kebenaran
konstruksi

6/8
13/8
20/8

2

Membuat
rencana analisa
bangunan
gedung

1/9
8/9
15/9

3

Dan

KRITERIA

Keter
ng
Kesesuaian
Skala/Ukurn

Kebersih/
kerapihan

Kece
patan
/wakt
u