ANALISIS UNSUR PASAL MENYUSUN FAKTA MATE (1)

Laporan Praktikum :

ANALISIS UNSUR PASAL, MENYUSUN FAKTA
MATERIIL DAN SIMULASI PEMIDANAAN TINDAK
PIDANA MEMBUJUK MELAKUKAN PENGANIAYAAN
YANG BERAKIBAT LUKA BERAT

MATA KULIAH

:

Tindak Pidana Terhadap Nyawa, Harta Kekayaan
dan Kesusilaan
Kelas B

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Y.A. Triana Ohoiwutun, S.H.,M.H
Dwi Endah Nurhayati, S. H., M. H.

Oleh:

120710101222

NUR IRMA RAHAYU

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
1

SEMESTER GASAL 2014-2015
BAHAN HUKUM:
PASAL 55 KUHP
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan;
2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman
atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau
keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang

diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.
PASAL 351 KUHP
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah;
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun;
(3) Jika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun;
(4) Dengan penganiayaan disamakan dengan merusak kesehatan;
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Kasus :
A membujuk B melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap C
sebagaimana ketentuan Pasal 351 Ayat (1) KUHP. Akibat dari perbuatan B,
C mengalami luka berat.
1.

Lakukan analisis unsur tindak pidana terkait pasal-pasal dalam KUHP yang
berkaitan kasus di atas!

2


2.

Susunlah sebuah fakta materiil terkait tindak pidana sebagaimana pada no. 1
di atas!

3.

Simulasikan pemidanaan maksimal yang dapat dijatuhkan terhadap pembujuk
maupun yang dibujuk pada kasus di atas berikut menunjuk landasan
hukumnya!

JAWAB
PASAL 351 KUHP :
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah ;
(2) Penganiayaan Jika perbuatan mengakibatkan luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
1. Unsur tindak pidana pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2
KUHP ,meliputi :

a. Unsur Objektif meliputi :

 Perbuatan Menganiaya ;
Unsur menganiaya ini menjelaskan perbuatan yang dilakukan si pelaku
terhadap korban, dimana perbuatan ini merupakan perbuatan yang
termasuk dalam kategori berbuat sesuatu yang dilarang ( delik
commissionis ). Penganiayaan yang dimaksud adalah dengan sengaja
mengakibatkan rasa sakit dalam tubuh orang lain dan dengan sengaja
merugikan kesehatan orang lain”. Perbuatan menganiaya yang dimaksud
disini ialah perbuatan menganiaya terhadap badan si korban oleh lebih
dari satu orang yang masuk dalam kategori penyertaan (deelneming )
perbiatan menganiaya itu baik berupa memukul, membacok dll.

 Akibat yang mengakibatkan luka berat ;
Unsur akibat dalam kasus penganiayaan ini mengandung makna, bahwa
dalam tindak pidana penganiayaan akibat berupa rasa sakit atau luka
pada tubuh itu haruslah merupakan tujuan satu-satunya dari pelaku.
Artinya dalam kasus penganiayaan pasal 351 KUHP ini memang pelaku
menghendaki timbulya rasa sakit atau luka dari penganiayaan yang
3


dilakukannya. Unsur mengakibatkan luka berat ini menjelaskan dari
akibat yang ditimbulkan dari perbuatan menganiaya tersebut, dimana
akibat dari perbuatan penganiayaan yang dilakukan lebih dari satu orang
pelaku ini mengakibatkan luka berat terhadap badan atau tubuh si korban,
berakibat luka berat yang diatur dalam pasal 351 ayat (2) ini bukan
tujuan dari pelaku walaupun akibatnya yaitu terjadinya luka berat
tersebut tidak menjadi tujuan utama para pelaku melainkan tujuan pelaku
hanya menimbulkan rasa sakit atau luka tubuh saja namun akibat dari
perbuatan menganiaya yang dilakukan pelaku ini sudah masuk kategori
unsur obyektif yaitu akibat rasa sakit yang telah menjadi tujuan utama
pelaku.
b. Unsur Subjektif :
Unsur subyektif yang terdapat dalam pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat
(1) ke-2 ini ialah adanya unsur kesalahan dimana kesalahan ini dilakukan
atas dasar niat yang disengaja/ unsur kesengajaan ( dolus ), kesengajaan
dalam tindak pidana penganiayaan ini ialah kesengajaan dengan maksud
artinya bahwa pelaku yang dilakukan lebih dari satu orang ini
( penyertaan ) sejak awal sudah ada niat yang disengaja dalam diri para
pelaku untuk menganiaya si korban dengan maksud membuat si korban

merasa kesakitan. Ini berarti dalam diri pelaku ini sudah ada atau
mempunyai maksud untuk menimbulkan rasa sakit pada diri si korban.
Sehingga tindakan pelaku mengarah pada perbuatan yang dilakukan
dengan sadar diri atau sengaja.
2. Fakta materiil terkait pasal 351 ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP:
A adalah seorang Direktur di PT Sido Maju yang terletak di jalan M.T.
Suprapto No. 79 Banyuwangi;
A memiliki dendam dengan C temannya yang kebetuan direktur pula di PT.
Lekas Jaya, karena PT yang didirikan C lebih maju dari PT yang didirikan
A, A sangat iri kepada C dan A berencana akan menganiaya C agar dia
kesakitan, karena A tidak ingin melakukan penganiayaan sendiri dia
berencana menyuruh B dengan cara membujuk B selaku pembantu di
4

rumahnya untuk melakukan tindak pidana tersebut, tetapi B tidak mau
karena dia tidak ingin menganiaya orang lain, namun A mengiming – imingi
B dengan imbalan B akan dinaikkan gajinya 2 kali lipat dari gaji
sebelumnya.
 B tidak berniat menganiaya C karena B juga membutuhkan tambahan biaya
untuk anaknya yang sedang sakit maka B mau melakukan penganiayaan

tersebut.
A menganjurkan B menganiaya C di dekat gedung tidak terpakai di Jl.
Suprapto N0. 15 Banyuwangi, ketika C pulang dari kerja dengan dibius
menggunakan sapu tangan warna merah yang dipersiapkan A dan lalu diikat
dengan tali warna hitam yang disediakan oleh A lalu dipukul menggunakan
balok kayu, dan menganjurkan agar memukulkan hanya di punggung dan
kepalanya saja sebanyak 2 ( dua ) kali, supaya C merasa kesakitan
badannya.
Hari Senin, 15 Juli 2014, saat C pulang dari kerja B mengajak C pergi ke
Gedung yang tidak terpakai di Jl. Suprapto N0. 15 Banyuwangi dengan
alasan ada hal penting yang ingin disampaikan, Cpun mau. Ketika sampai di
Gedung yang tidak terpakai tersebut, tiba – tiba C dibius dari belakang
dengan menggunakan sapu tangan warna merah yang sudah diolesi obat
bius lalu tangannya diikat menggunakan tali warna hitam oleh B. Setelah C
tidak tersadar dan dalam keadaan tangan terikat tali warna hitam itu lalu C
dipukul dengan balok kayu di bagian punggung dan kepalanya sebanyak 2
( dua ) kali. C banyak mengeluarkan darah dari kepalanya, karena ketakutan
lalu B meninggalkannya di gedung tidak terpakai tersebut yang terletak di
Jl. Suprapto N0. 15 Banyuwangi .
Beberapa jam setelah kejadian ada seorang pemulung yang sedang

memulung sampah di dekat gedung tersebut, secara tidak sengaja dia
menoleh ke jendela gedung dan menemukan C dalam keadaan tidak sadar
dan bercucuran banyak darah di kepalanya. Akhirnya pemulung membawa
C ke rumah sakit Blambangan Banyuwangi.

5

Berdasarkan Visum Et repertum Dr. Wahyu Kumolo dari Rumah Sakit Dr.
Blambangan Banyuwangi , menyatakan bahwa darah yang keluar

dari

kepala C adalah akibat pukulan balok kayu yang menimbulkan gagar otak di
kepala C.
3. Perbuatan pada contoh kasus diatas dapat dijerat dengan pasal pasal 351 ayat
(2) jo. Pasal 55 KUHP. Hal ini dikarenakan perbuatan penganiayaan ini tidak
hanya seorang saja, namun ada unsur penyertaan. Dimana dalam kasus ini ada
A yang berperan sebagai penganjur yang mana A ini menganjurkan B agar
menganiaya C di bagian punggung dan kepalanya saja. B dalam kasus diatas
sebagai pembantu ( Medeplichtige ) karena B hanya melakukan apa yang

dianjurkan oleh A. Maka pemidanaan maksimal untuk A selaku penganjur
dipidana penjara maksimal 6 ( enam ) tahun. Dimana pasal 55 ayat (1) ke-2
menyatakan : barangsiapa dengan menggunakan salah satu sarana tersebut
dalam pasal 55 ayat (1) ke-2, mencoba menggerakkan orang lain supaya
melakukan kejahatan, diancam pidana penjara paling lama 6 ( enam ) tahun.
Agar penganjur ini tidak lepas maka pasal 351 ayat (2) di juncto kan dengan
pasal 55 ayat (1) dan ayat (2) KUHP. Pasal 55 ayat 2 menyatakan bahwa
terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang
diperhitungkan, beserta akibat – akibatnya, klausul beserta akibat – akibatnya
ini memiliki makna bahwa walaupun

A hanya menganjurkan B untuk

menganiaya C di bagian punggung dan kepala saja namun akibat yang
ditimbulkan dari penganiayaan itu adalah mengakibatkan C memiliki luka
berat dimana C mengalami gagar otak di bagian kepalanya dan mengeluarkan
banyak darah, penganiayaan yang mengakibatkan luka berat ini diatur di dalam
pasal 351 ayat (2) dimana pidana penjaranya maksimal 5 ( lima ) tahun, oleh
karena itu Terhadap A sebagai penganjur dijatuhi pemidanaan penjara
maksimal 6 ( enam ) tahun ini didasarkan pada pasal 351 ayat (2) jo pasal 55

ayat (2). Hal didasarkan pada sistem pemidanaan absorpsi dimana antara pasal
55 ayat 1 ke -2 pemidanaan maksimalnya 6 ( enam ) tahun sedangkan pasal
351 ayat (2) pemidanaan maksimal hanya 5 ( lima ) tahun, maka berdasarkan
sistem pemidanaan absorpsi dipilih yang terberat dari keduanya. Sedangkan

6

untuk B pemidanaan maksimalnya ialah 1/3 dari pidana pokok kejahatan.
Artinya bahwa B dalam kasus ini dia hanya sebagai pembantu dari A untuk
menganiaya C, oleh karena itu pemidanaan maksimalnya dia dipidana 1/3 dari
pidana poko kejahatan yaitu 1/3 dari 6 ( enam ) tahun yaitu kurang lebih 2
( dua ) tahun, karena dalam pasal 57 KUHP menyatakan bahwa dalam hal
pembantuan, maksimal pidana pokok terhadap kejahatan, dikurangi sepertiga,
landasan hukumnya ialah pasal 351 ayat (2) jo pasal 57 ayat (1).

7