Bab II Pembahasan 2.1. Pengertian tanda

Bab II
Pembahasan
2.1. Pengertian tanda baca
Menurut Wikipedia Indonesia, Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung
pada pilihan penulis. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
Menurut Heddy’s blog, menyatakan bahwa Tanda baca adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan
untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan (Sugono: 201–205).
http://www.heddysblog.com/2013/05/pengertian-dan-penggunaan-tanda-baca.html
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari halaman 597 Tanda Baca adalah tanda
yang dipakai dalam system ejaan.

2.2. Pemakaian tanda baca
Menurut EYD
2.2.1 Tanda titik
 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Contoh :

- Andi membeli baju baru.
- Ayah pergi ke Bandung kemarin pagi.
-Hardi naik sepeda putar-putar kota.

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh :

- Muh. Bisri
-A.R. Hartono

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh :

S.E.

Sarjana Ekonomi

S.H.


Sarjana Hukum

Ir.

Insinyur

dr.

Dokter

Sdr.

Saudara

Kol.

Kolonel

 Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.

Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh :

tgl.

tanggal

dkk.

dan kawan-kawan

dsb.

dan sebagainya

a.n.

atas nama


 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik untuk
menunjukkan waktu.
Contoh : pukul 07.34.15 (pukul 7 lewat 34 menit 15 detik).
 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Contoh : 6.20.55 jam (6 jam, 20 menit, 55 detik)

 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :

Sunaryo pindah ke Jakarta tahun 1987
Pesawat teleponnya nomor 445342

 Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata
atau suku kata, atau gabungan keduannya, atau yang terdapat di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh :

Sekjen


Sekretaris Jendral

Dirjen

Direktorat Jendral

ABRI

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

DPR

Dewan Perwakilan Rakyat

MPR

Majelis Permusyawaratan Rakyat

 Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,

timbangan, dan mata uang.
Contoh :

Na

Natrium

TNT

Trinitrololuena

30 cm

Panjangnya 30 cm kurang sedikit

 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh :

Acara Peresmian Monumen Bahari Salah Asuhan


 Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama
dan alamat penerima surat
Contoh :

Jalan Melati 127
Bandung
10 Januari 1986
Yth. Sdr. Abd. Hasan
Jalan Kertajaya 127
Surbaya

2.2.2 Tanda koma (,)
 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang.
Contoh :

~ Ibu membeli buah durian, jeruk, dan papaya
~ Satu, dua, …. tiga!

 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan
Contoh :

~ Ayah bukan pergi ke Jakarta, melainkan ke Bandung
~ Saya ingin membeli baju baru, tetapi uangnya masih kurang

 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :

~ Karena sibuk, ayah tidak jadi pergi.

 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh :

~ Andi mengatakan bahwa buku itu harganya mahal.
~ Anton tidak jadi membeli baju karena uangnya kurang.

 Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat

yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya, oleh karena itu, jadi,
lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :

~ Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
~ Jadi, kita harus menabung sejak sekarang juga.

 Tanda koma dipakai dibelakang kata-kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.

 Contoh :

~Oh, begitukah hasilnya ?

~ Aduh, kakiku sakit !
 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh :

~ Kata Ibu, “Saya lelah sekali”

~ Kata Ayah, “Saya harus rajin belajar”

 Tanda koma dipakai di antara nama dan kalimat, bagian-bagian alamat, tempat
dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :

Bapak Haris Pambudi, Jalan Diponegoro
27, Surabaya
Bandung, 17 Maret 1987
Surat-surat ini harap dikirim kepada Kepala Desa Bedali, Kecamatan
Lawang,
Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.

 Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
penerbit.
Contoh :

Yuwono, Salim Santosa, Drs, Perkembangan Sastra Indonesia, Surabaya,
Bina Sarana, 1979


 Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh :

Sireger, Merari, Azab dan Sengsara, Weltevreden, Balai Poestaka, 1920

 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :

D. Sastranegara, S.H.

 Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen
dalam bilangan.
Contoh :

44,50 kg
Rp 25,75

 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Contoh :

“Sudah datangkah adikmu ?” tanya Ibu.
“Bayar lunas sekarang juga!” perintahnya.

2.2.3 Tanda Titik koma (;)
 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Contoh : Usia semakin tua; belum juga mendapatkan cucu.
 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :

Ayah mengajar di SMP Negeri; ibu bekerja di Kantor Depdikbud; adik
memasak di dapur; saya sendiri mencuci pakaian.

2.2.4 Tanda Titik Dua (:)
 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
pemerian.
Contoh : Untuk kerja bakti ini kita membutuhkan alat-alat seperti : sabit, cangkul,
dan sapu.
 Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh :

1. Ketua

: Bambang Legowo

Seksretaris : Lilis Hartanti
Bendahara : Didik Sugandhi

2. Hari

: Rabu

Tanggal

: 7 Juli 1972

Jam

: 09.00 WIB

Tempat

: Jalan Kencana 5 Surabaya

Acara

: Rapat Anggaran

 Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh :

Ibu

: “Keluarkan sepeda motornya segera, Dik !”

Didik : “Baik, Bu.”
Ibu

: “Jangan lupa membawa keranjang, untuk belanja !”

 Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :

Kita sekarang memerlukan, meja, almari, bangku, dan papan tulis.

 Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan
ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh :

~ Sarinah, I (1974), 32 : 4

~ Karangan Idrus, Kisah Sebuah Celana

~ Surat Al-Baqarah : 24

~ Pendek : Celana Kepar, made in Italia

2.2.5 Tanda Tanya (?)
 Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :

~ Kapan kamu berangkat ?
~ Apakah Andi sudah datang ?

 Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :

~ Budi dilahirkan tahun 1828 (?)

2.2.6 Tanda Seru (!)
 Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa
emosi yang kuat.
Contoh : ~ Alangkah hebatnya anak itu !
~ Bersihkan halaman rumah ini sekarang juga !

2.2.7 Tanda Kurung ( )
 Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh : Dia sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) Budi Utomo
 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh :

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul secara
bersama oleh unsusr-unsur :
(1) pemerintah

a) pemerintah

(2) masyarakat

b) masyarakat

(3) orangtua

c) orangtua murid

 Tanda kurung mengapit atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral
dari pokok pembicaraan.
Contoh :

Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus

dikatakan
‘pengajaran’) ini ada metode dan sistimnya.

2.2.8 Tanda Hubung (-)
 Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
Contoh :

……. Mari kita menunjukkan prestasi yang lebih baik.

 Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantiaan baris.

Contoh :

….. cara yang baik mengambil udara
….. cara baru untuk mengukur panas

 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh :

~ anak-anak
~ lauk-pauk

 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh :

t-a-n-a-m-a-n

 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka deng-an, dan singkatan
huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh :

~ se-Jawa Timur
~ se-Indonesia
~ hadiah ke-2
~ tahun 50-an

 Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing
Contoh :

di-export

2.2.9 Tanda Petik Ganda (“….”)
 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di
sebelah atas baris.

Contoh :

“Sudah berangkat ? ” tanya Halimah

 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
Contoh :

Bacalah “Desaku Maju” dalam Buku pelajaran bahasa Indonesia jilid II

 Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh :

Kata Budi, “Saya sudah membayar buku kemarin sore”

 Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh :

Penemu “vaksin polio” telah mendapat penghargaan berupa hadiah Nobel.

 Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Contoh :

Karena gemuknya, anjingku kuberi nama “Si Gendut”

2.2.10 Tanda Pisah (-)
 Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan
Contoh :

Ada kritik yang menyatakan bahwa cara siswa belajar bahasa Inggris khusus
dalam pengucapannya-kurang baik.

 Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subyek atau bagian kalimat
, sehingga menjadi lebih jelas.
Contoh :

Rangkaian kegiatan ini-membersihkan lantai, membersihkan halaman
rumah, mencuci-pakaian merupakan kegiatanku setiap harinya.

 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan berarti ‘sampai dengan’ sedangkan
bila dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai.
Contoh :

~ Budi sekolah di Jakarta dari tahun 1987 - 1984.
~ Pameran industri itu berlangsung dari tanggal 12 – 24 Maret.

 Tanda pisah dipakai juga untuk menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar.
Contoh :

~ Hanya satu pekerjaannya-dagang mobil.
~ Inilah kedua anak saya yang saya ceritakan-Andi dan Anton.

Dalam hal ini lebih lazim dipergunakan titik-titik (…) daripada tanda pisah.

2.2.11 Tanda Petik Tunggal (‘…..’)
 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh :

Anton berkata, “ Tiba-tiba saya mendengar suara menegur seseorang
‘Siapa kamu ?’ ”

 Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah
kata atau ungkapan asing.
Contoh :

Teriak-teriakan binatang dan orang primitif oleh Wund disebut
LAUTGEBARDEN ‘gerak-gerik bunyi’.

2.2.12 Tanda Ulang (…..2) (angka 2 biasa)
 Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan
pengulang kata dasar.
Contoh :

~ dua2

~ sia2

~ mata2

~ hati2

~ hari2

~ marah2

2.2.13 Tanda Penyingkat (apostrof) (`)
 Tanda apostrof menunjukkan, menghilangkan bagian kata.
Contoh :

Titin, `kan kuantar. (`kan = akan)

2.2.14 Tanda Garis Miring (/)
 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Contoh :

No. 104/SKI/1985

 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor
alamat.
Contoh :

~ dewa/dewi

~ Jalan Kenari II/12

~ siswa/siswi

~ harganya Rp. 500,00/biji

2.2.15 Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsisi (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik (…) dipakai untuk
menyatakan hal-hal berikut :

 Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau untuk menyatakan ujaran
yang terputus dengan tiba-tiba.
Contoh :

Tuti selayaknya….selayaknya….menurut nasehat orangtuanya.

 Tanda ellipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian
yang dihilangkan.
Contoh :

sikap disiplin yang tinggi untuk menjalankan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa…perlu dimantapkan.

 Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan
bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir, menggunakan empat titik, yaitu satu
sebagai titik bagi kalimat sebelumnya, dan tiga bagi bagian yang dihilangkan.
Contoh :

Demi tegaknya hukum, serta kelancaran tata tertib hal ini sangat perlu…
sehingga setiap “orang yang melanggar”, harus di tindak tegas.

 Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri
kelanjutan dari sebuah kalimat.
Contoh :

Mulanya bermodal kecil. Tetapi dia mempunyai dagangan yang cukup
lengkap, gula, kopi, tape recorder, televisi berwarna, radio, vidio, bahkan
semua kebutuhan dilayani. Entah dari mana dia dapat mengumpulkan
modal sebesar itu….!

2.2.16 Tanda Kurung Siku ([…])
 Dipakai untuk menerangkan sesuatu di luar jalannya teks, atau sisipan keterangan
(interpolasi) yang tidak ada hubungan dengan teks.
Contoh :

Bila kita perhatikan lingkungan pemuda dari desa ini berhubungan
[maksudnya : berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan yang ada diluar
desa ini.

 Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan
dalam tanda kurung.
Contoh :

(Hanya menggunakan nada atau kombinasi nada-nada dan apa yang sebut
persendian [atau mungkin kata lain perjedahan atau juncture itu])

Tanda Baca Yang Memiliki Arti Khusus
Perbedaan rapat dengan spasi suatu tanda baca bukan sekedar soal pengetikan. Beberapa
tanda memiliki arti khusus dengan penulisan itu.
Pemakaian Spasi/Rapat Tanda Baca
DITULIS RAPAT
Contoh

DITULIS RENGGANG/SPASI

Arti

Contoh

Arti

1 – 48

Dikurangi

1−48

sampai dengan

1 : 200

Dibagi

1:200

Dibanding

kantor/lembaga

Atau

kantor / lembaga

baris baru

habis. Lalu, …

Selesai

habis . Lalu, …

Perkalian

4,5

Desimal

4, 5

urutan/deret

PENGGUNAAN TANDA BACA

Oleh : AHMAD WAHYUDIN
TANDA TITIK (.)
1) Tanda ttti digunatian pada atihir tiamitay Nang butian peryanNaan ayau seruan.
2) Tanda ttti digunatian di bematiang angtia ayau huruf damat sayu bagan, itihtsar, ayau
daftar.
3) Tanda ttti digunatian unyuti tetisahtian angtia jat, teniy, Nang tenunjutitian watiyu.
4) Tanda ttti digunatian unyuti tetisahtian angtia, jat, teniy, dan detti Nang
tenunjutitian jangtia watiyu.
5) Tanda ttti digunatian di anyara nata penumisan, judum yumisan Nang tdati beratihir
dengan yanda yanNa.
6) Tanda ttti digunatian unyuti tetisahtian bimangan ribuan ayau tiemipayannNa.
7) Tanda ttti tdati digunatian unyuti tetisahtian bimangan dan ribuan tenNayatian
hamatan, yahun, notor retiening, tiode pos.
8) Tanda ttti tdati digunatian unyuti singtiayan nata unsur.

9) Tanda ttti tdati digunatian unyuti singtiayan nata negara.
10) Tanda ttti tdati digunatian unyuti sayuan utiuran.
11) Tanda ttti tdati digunatian di bematiang :
12) Tanda ttti tdati digunatian unyuti atihir judum ayau anati judum.
TANDA TITIK TERANGKAT (· )
1) Tanda ttti yerangtiay digunatian unyutitenumis air damat senNawa tiitia uSu O4 · 5H2O).
2) Tanda ttti yerangtiay digunatian unyuti tenunjutitian pertiamian sebagai penggant yanda
x – ti x g x ua+2) dapay diyumis tig ua+2) ayau ti·g· ua+2).
3) Tanda ttti yerangtiay digunatian unyuti tenNingtiaytian itiayan tiitia sebagai penggant
yanda itiayan batiu uR – SH3 dapay diyumis R· SH3 ).
4) Tanda ttti yerangtiay digunatian unyuti tenunjutitian etispresi genettia u((·BB·(b).
5) Tanda ttti yerangtiay digunatian unyuti tenggant yanda emipsis damat tayetattia,
unyuti temurustiannNa dengan yanda pengoperasian uX1, X2, · · · Xn).
TANDA KOMA ( , )
1) Tanda tiota digunatian di anyara unsur-unsur damat suayu perincian ayau petbimangan.
2) Tanda tiota digunatian unyuti tetisahtian tiamitay seyara Nang sayu dari tiamitay seyara
beritiuynNa Nang didahumui omeh tiaya sepert yeyapi ayau temaintian.
3) Tanda tiota digunatian unyuti tetisahtian anati tiamitay dari induti tiamitay jitia anati
tiamitay iyu tendahumui induti tiamitaynNa.
4) Tanda tiota tdati digunatian unyuti tetisahtian anati tiamitay dari induti tiamitay jitia
anati tiamitay iyu tengiringi induti tiamitaynNa.
5) Tanda tiota digunatian di bematiang tiaya ayau ungtiapan penghubung anyar tiamitay Nang
yerdapay pada awam tiamitay, yertasuti di damatnNa omeh tiarena iyu, jadi, magi puma,
testiipun begiyu, dan atian yeyapi.
6) Tanda tiota digunatian unyuti tetisahtian tiaya sepert o, Na, wah, aduh, tiasihan dari
tiaya Nang main Nang yerdapay di damat tiamitay.
7) Tanda tiota digunatian unyuti tetisahtian pettian mangsung dari bagian main damat
tiamitay.
8) Tanda tiota digunatian unyuti tenceraitianbagian nata Nang dibamiti susunannNa damat
daftar pusyatia.
9) Tanda tiota digunatian di anyara nata orang dan gemar atiadetiti Nang tengitiutnNa
unyuti tetbedatian dari singtiayan nata diri, tiemuarga ayau targa.
10) Tanda tiota digunatian di tutia angtia persepumuhan ayau di anyara rupiah dan sen Nang
dinNayatian dengan angtia.
11) Tanda tiota digunatian unyuti tieyerangan yatbahan Nang sifaynNa tdati tetbayasi.
12) Tanda tiota digunatian unyuti tenghindari samah baca di bematiang tieyerangan Nang
yerdapay pada awam tiamitay.

13) Tanda tiota tdati digunatian unyuti tetisahtian pettian mangsung dari bagian main Nang
tengiringinNa damat tiamitay jitia pettian mangsung iyu beratihir dengan yanda yanNa ayau
yanda seru.

TANDA TITIK ( : )
1) Tanda ttti dua dapay digunatian pada atihir suayu pernNayaan mengtiap jitia diitiut
rangtiaian ayau peterian.
2) Tanda ttti dua tdati digunatian jitia rangtiaian ayau peterian iyu terupatian pemengtiap
Nang tengatihiri pernNayaan.
3) Tanda ttti dua digunatian sesudah tiaya ayau ungtiapan Nang tetermutian peterian.
4) Tanda ttti dua digunatian damat yetis drata sesudah tiaya Nang tenunjutitian pematiu
damat percatiapan.
5) Tanda ttti dua digunatian unyuti tetisahtian nata tioya yerbiy dan perusahaan penerbiy
damat daftar pusyatia.
6) Tanda ttti dua digunatian unyuti yahun dan hamatan butiu jitia pengacuan hamatan
dimatiutian pada sisyet pengarang-yahun damat yetis.
7) Tanda ttti dua digunatian unyuti bab dan aNay damat tiiyab suci.
utber : htp://syaf.unN.ac.id/siyes/defaumy/lmes/pendiditian/(htad%220WahNudin,
%220 . .,M.Hut./10%220Penggunaan%220Tanda%220Baca.pdf

Contoh tanda baca yang salah pada media cetak dan pengaruhnya
terhadap pembaca
1. Selama 18 tahun dia tetap bertahan bersama The Gunners, julukan Arsenal.
Seharusnya: Selama 18 tahun, dia tetap bertahan bersama The Gunners, julukan
Arsenal.
(Jawa Pos: Sabtu, 22 Maret 2014, halaman 21)
2. Namun karena sudah memahami alur pemasaran, mereka pun bersemangat
memberdayakan warga sekitar.
Seharusnya: Namun, karena sudah memahami alur pemasaran, mereka pun
bersemangat memberdayakan warga sekitar.

(Jawa Pos: Rabu, 26 Maret 2014, halaman 36)
3. Saat audisi saya harus bersaing dengan ribuan orang, beberapa diantaranyamalah
sudah terkenal.
Seharusnya: Saat audisi, saya harus bersaing dengan ribuan orang, beberapa
diantaranya malah sudah terkenal.
(Nova, 27 Mei – 2 Juni 2013, halaman 12)
4. Bersama teman-temannya Anggi membuat boneka peraga berbentuk gigi yang
lucu dan menarik.
Seharusnya: Bersama teman-temannya, Anggi membuat boneka peraga
berbentuk gigi yang lucu dan menarik.
(Nova, 27 Mei - 2 Juni 2013, halaman 14)
Dari beberapa kesalahan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kesalahan yang
paling fatal dalam media cetak adalah penggunaan tanda baca koma. Kebanyakan
masyarakat tidak terlalu mempedulikan tentang hal itu. Kita dapat mengambil contoh
kalimat no 3 yang bersumber dari tabloid NOVA. Karena kalimat tersebut tidak ada tanda
baca komanya, maka kita bisa seenaknya menaruh tanda baca koma tersebut. Misal,
“Saat audisi saya, harus bersaing….”. Hal tersebut tentu saja menimbulkan perbedaan
penafsiran di masyarakat. Pembaca akan kesulitan memahami informasi tersebut. Jadi,
itulah kenapa keberadaan sebuah tanda baca sangat dibutuhkan.

2. 3 Dampak yang ditimbulkan dalam pemakaian tanda baca
Dampak Positif:
 Tidak menimbulkan perbedaan penafsiran oleh pembaca
 Tidak membingungkan pembaca untuk dapat menangkap informasi yang
disajikan
 Dapat membantu pembaca dalam pelafalan intonasi dan artikulasi yang benar
Dampak Negatif:

 Akan mengakibatkan salah pengertian jika dipandang dari sisi benar maupun
baiknya suatu informasi yang termuat dalam media cetak
 Membingungkan pembaca saat membaca suatu informasi yang ada di media cetak

2.4 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca
Ada banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat apostrof, tanda
kurung siku, tanda elipsis, dll.). Namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya
beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca
adalah berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak
dimanfaatkan dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk
mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah satunya adalah
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

BAB III
PENUTUP

Simpulan
Karya tulis dengan judul “Penggunaan Tanda Baca yang Salah pada Media
Cetak terhadap Masyarakat” berkebutuhan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Kami membuat karya tulis ini, dikarenakan banyaknya orang yang
tidak menghiraukan penggunaan tanda baca, mengingat keberadaan tanda baca dalam
media cetak sangatlah penting. Jadi, kami membuat karya tulis ini bertujuan untuk
membahas beberapa permasalahan seperti pengertian tanda baca. Tanda baca adalah
simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan
juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA KOPER-X (KOTAK PERKALIAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD NEGERI MOJOLANGU 2

8 90 18

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember)

1 35 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

Evaluasi Kebijakan Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2008 Bab IV Dan Bab VI (Studi Kasus PKL Jl. Untung Suropati)

0 50 15

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN MANAJEMEN NUTRISI DENGAN STATUS NUTRISI IBU HAMIL TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

0 38 19

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70

TEKNIK REAKSI KIMIA II

0 26 55