ABSTRACT This study aims to describe how the flood of information delivered via a

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BANJAR DALAM
MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DI KABUPATEN
BANJAR
Hasan Baseri
E-mail: hasanbasri@gmail.com
Muhammad Yunus Jarmie
Deli Anhar
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin

ABSTRACT
This study aims to describe how the flood of information delivered via a
variety of interpersonal communication activities include socializing, discussion
and drills / simulations can be understood by people in the District Pengaron and
Simpang Empat.
What was raised by the officers of the Regional Disaster Management Agency
(BPBD) and its partners with all kinds of communication media were prepared

very appealing to the public. They do play a role which is preferred when drills /
simulations in the field.
The symbols of communication in the form of a blue triangle emblem
(symbol BPBDs). Meeting points, evacuation routes, pemantaub tool Anjir, and
signs warning gong sounds in the form of code Early Warning System (EWS) and
the notification of the place of worship can be understood by the people of the
District and the District of Simpang Empat Pengaron Banjar district. Techniques
used k omunikasi officers Regional Disaster Management Agency (BPBD) Banjar
district for the provision of information through the dissemination and
discussion through the Forum for Disaster Risk Reduction (DRR) CommunityBased and flood disaster management practices through drills / simulations of
floods in the next events.

Keywords: Effectiveness Of Communication, Disaster Management and Risks

1

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

PENDAHULUAN


dapat menimbulkan kerusakan sarana

Indonesia merupakan daerah yang
rawan dan berisiko tinggi terhadap
bencana.

Hal

ini

disadari

setelah

berbagai bencana datang silih berganti
menyapa

Republik

Pengelolaaan


bencana

tercinta
yang

ini.
belum

sepenuhnya diterapkan dengan baik,
ditambah dengan kurangnya kesadaran
masyarakat dan pihak terkait dalam hal
mitigasi, menjadi salah satu penyebab,
mengapa bangsa ini selalu tidak siap
menghadapi

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

setiap


bencana

yang

terjadi, sehingga tidak sedikit korban
jiwa berjatuhan, harta benda hilang,
serta fasilitas umum hancur yang
mengakibatkan kerugian negara yang

dan prasarana, sosial budaya dan
perekonomian. Seiring dengan laju
pertumbuhan pembangunan di dataran
banjir

Hampir seluruh Negara di dunia
mengalami banjir, tidak terkecuali di
negara-negara telah maju sekalipun.

terjadinya


kerusakan kerusakan dan bencanapun
tersebut mengalami peningkatan dari
waktu kewaktu.
Di Indonesia sendiri merupakan daerah
yang beresiko tinggi terhadap bencana
banjir termasuk di Provinsi Kalimantan
Selatan khususnya Kabupaten Banjar
yang berada di wilayah katulistiwa
yang mempunyai 2 (dua) musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau,
terkadang hujan membawa rahmat
terkadang juga menimbulkan bahaya

jiwa, harta benda hilang, serta fasilitas
umum hancur yang mengakibatkan
juga kerugian Negara cukup besar.
Pengalaman

Masalah tersebut muncul sejak manusia
bermukim dan melakukan berbagai

kegiatan di kawasan yang berupa
dataran banjir (flood plain) memang
tersebut

disamping

memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia, juga mengandung potensi
yang

potensi

banjir, yang mengakibatkan korban

cukup besar.

dataran

maka


merugikan

karena

terdapat

ancaman berupa genangan banjir yang

dari

kejadian-

kejadian bencana yang sering dialami,
seharusnya

dapat

dijadikan

modal


untuk pengelolaan bencana. Tetapi
nyatanya,

peristiwa

bencana

yang

datang dan pergi tanpa bisa kita
hentikan tersebut tidak dikelola dengan
baik. Artinya kondisi seperti diatas,
secara

manajemen

tidak

tersusun


2

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

dengan baik. Sehingga, setiap kali

ataupun sasaran seperti yang telah

bencana datang semuanya hilang dari

ditentukan. Hal ini sesuai dengan

ingatan masyarakat, beberapa kejadian

pendapat H. Emerson yang dikutip

bencana beruntun yang terjadi akhir


Soewarno Handayaningrat S. (1994)

tahun 2014 dan awal tahun 2015 yaitu

yang menyatakan bahwa “Efektivitas

banjir di Kabupaten Barito Kuala,

adalah

Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu

tercapainya

Sungai Selatan, Kabupaten Balangan,

ditentukan sebelumnya”.

Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah


Pengertian

Laut,

Kabupaten

Kabupaten

Hulu

Kabupaten

Hulu

pengukuran

dalam

tujuan

yang

telah

Komunikasi

atau

Tanah

Bumbu,

dalam

Sungai

Tengah,

Communication, menurut asal katanya

Sungai

Utara,

berasal

bahasa

arti

dari

Inggrisnya

bahasa

latin

yaitu

Kabupaten Tabalong, dan Kabupaten

Communicatio adalah suatu proses

Banjar

ketika

seharusnya

dari

kejadian

seseorang

atau

kelompok

kita

masyarakat menggunakan informasi

mengambil pembelajaran dari setiap

agar terhubung dengan lingkungannya.

kejadian bencana.

Pada umumnya komunikasi terjadi

tersebut

sudah

dapat

untuk

Berdasarkan penjelasan di atas

secara lisan atau verbal. Komunikasi

maka penting untuk diteliti Efektivitas

dapat terjadi jika ada persamaan antara

Komunikasi

penyampaian

Badan

Penanggulangan

pesan

dengan

orang

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

yang menerima pesan.

Banjar

Secara teoritis, ada beberapa model

Dalam

Mengurangi

Resiko

Bencana Banjir Di Kabupaten Banjar.

komunikasi ”tradisional” yang masih
dianggap relevan untuk penyampaian

TINJAUAN PUSTAKA
Efektivitas merupakan unsur pokok

pesan komunikasi (diseminasi) dalam
penelitian ini.

untuk mencapai tujuan atau sasaran

Menurut

Undang-undang

yang telah ditentukan di dalam setiap

Tahun 2007, bencana didefinisikan

organisasi, kegiatan ataupun program.

sebagai

Disebut efektif apabila tercapai tujuan

mengancam

peristiwa
dan

No.24

yang
mengganggu

3

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

kehidupan

dan

penghidupan

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

2.

Pengertian

komunikasi

yang

dapat

dimaksud dalam penelitian ini adalah

disebabkan baik oleh faktor alam

suatu proses ketika seseorang atau

dan/atau faktor non alam maupun

kelompok masyarakat menggunakan

faktor

informasi agar

masyarakat.

Bencana

manusia

sehingga

mengakibatkan timbulnya korban
jiwa

manusia,

kerusakan

Penelitian

dilaksanakan

pada

dua

kecamatan yaitu pada :

lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.

Spesifikasi penelitian ini dilakukan
secara deskriptif kausalitas bertujuan
mencari hubungan antara satu variabel
variabel

lain

yang

mempengaruhi atau menjadi sebab
terpengaruhnya variabel lain. Variabel
dalam penelitian ini yaitu variabel
independen

(X)

adalah

efektivitas

komunikasi dan variabel dependen (Y)
adalah pengurangan resiko banjir.
Untuk
kesalahpahaman

menghindari
dan

penafsiran

terhadap unsur-unsur pada penelitian
ini, maka perlu didefinisikan secara
operasional sebagai berikut :
1.

Kecamatan Pengaron.

2.

Kecamatan Simpang Empat.
Menurut sumber

METODE PENELITIAN

terhadap

1.

Efektivitas yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah memiliki arti
berhasil atau tepat guna.

Kantor

BPBD

Kabupaten Banjar tahun 2015 data-data
korban terdampak banjir pada bulan
Januari

2015

sebagai

berikut

:

Kecamatan Sungai Pinang ada8 desa
yang terkena dampak banjir berjumlah
276 KK atau 838 jiwa, Kecamatan
Cintapuri Darussalam ada 2 desa yang
terkena dampak banjir berjumlah 149
KK atau 447 jiwa, Kecamatan Simpang
Empat ada7 desa yang terkena dampak
banjir

berjumlah

1.834

KK

atau

5.178jiwa,Kecamatan Astambul ada 2
desa yang terkena dampak banjir
berjumlah402

KK

atau

1.206

jiwa,Kecamatan Mataraman ada10 desa
yang terkena dampak banjir berjumlah
1.096 KK atau 3.425 jiwa,Kecamatan
Martapura ada 2 desa yang terkena
dampak banjir berjumlah400 KK atau

4

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

1.200

jiwa,Kecamatan

Makmur

ada4

desa

Sambung

yang

terkena

dampak banjir berjumlah 1.400 KK atau

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

pemukiman

berada

pada

pinggiran

Sungai Riam Kiwa. Luas wilayah Desa
Lawiran ini seluas 19,5 Km2 dimana

4.250 jiwa,Kecamatan Pengaron ada8
desa yang terkena dampak banjir

Berdasarkan uraian di atas alasan
penelitian

dilakukan

umum

merupakan

daerah

pertanian. Akses jalan menuju Desa

berjumlah 1.670 KK atau 4.420 jiwa,

memilih

secara

di

Lawiran pada saat tidak banjir masih
dapat dijangkau dengan kendaraan,

Kecamatan Pengaron dan Kecamatan
Simpang

Empat

pada

Kabupaten

namun pada saat banjir Desa Lawiran

Banjar adalah karena hampir setiap

ini

tahun terjadi bencana banjir pada 8

dijangkau dan tidak bisa ditempuh

desa dan yang wilayahnya pertama kali
terkena

bencana

banjir

dikelilingi

dilakukan

secara

air

dan

sulit

dengan kendaraan.

adalah

Secara

Kecamatan Pengaron.Pemilihan lokasi
ini

oleh

sengaja

atas

pertimbangan ketersediaan data dan

administrasi

lawiran berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara

kelengkapan populasi yang dibutuhkan

Sungai Raya

di desa tersebut. Penelitian dilakukan

b. Sebelah Selatan

selama 6 bulan dari bulan Maret 2015

Tanah Intan

sampai dengan bulan Agustus 2015.

Desa

c. Sebelah Barat

:

Desa

:

Desa

:

Desa

:

Desa

Sungai Raya
d. Sebelah Timur

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Wilayah Penelitian Desa
Lawiran Kecamatan Simpang Empat
Desa Lawiran merupakan salah

Lok Tunggul
Wilayah Desa terbagi dalam RT
Dusun : RT. 1, RT. 2, RT. 3, RT.4
Karakteristik Umum Informan

satu desa yang berada di Kecamatan
Simpang

Empat

Kabupaten

Banjar

Kalimantan Selatan dengan kondisi

Penelitian ini dilakukan pada tanggal
29 Juni 2015 sampai dengan tanggal 15
Agustus

2015,

dengan

sampel

penelitian sebanyak 9 informan yang

5

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

terdiri dari 2 informan petugas dari

sering terjadi dan dihadapi hampir

Kantor

seluruh Kecamatan yang di Kabupaten

Badan

penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten

Banjar.

Banjar dan 3 informan masyarakat Desa

Penyebab terjadinya banjir di Desa

Lawiran dan 4 informan masyarakat

Lawiran antara lain :

Desa Lumpangi.

a.

Pada analisis kebencanaan

yang

Penebangan hitan secara liar

tanpa direboisasi, penghijauan dan

dilakukan warga melalui forum PRB

Restorasi.

Desa

satunya

b.

Kegiatan peratambangan.

mendapatkan hasil bahwasanya Desa

c.

Pendangkalan sungai

Lawiran memiliki dua ancaman baik

d.

Pembuangan

Bencana Alam, Non Alam maupun

sembarangan ke aliran sungai.

Sosial. Ancaman Utama yang akan

Adapun dampak dan akibat sarana-

dibahas dalam Rencana Kontinjensi ini

prasarana

adalah mengenai banjir.

banyak kerugian yang meliputi :

Banjir merupakan salah satu bencana

a.

yang tidak asing bagi masyarakat

umum seperi jalan, jembatan, sekolah,

Desa Lawiran. Banjir pada umumnya

tempat ibadah, perkantoran dan lain-

disebabkan

lain.

meluap

Lawiran,

oleh

ke

salah

air

sungai

lingkungan

yang

sekitarnya

b.

dari

sampah

banjir

Rusaknya

Terendam

dan

rumah-rumah,

Air banjir bisa menggenangi tempat –

manusia dan harta benda.

tempat

c.

tertentu.

Desa

dengan
Lawiran

ketinggian
memang

diperkirakan

sarana-prasarana

sebagai akibat curah hujan yang tinggi.

tertentu

hanyutnya

tanaman,

Sulitnya

yang

hewan,

mendapatkan

air

bersih.

memiliki potensi banjir, apalagi Desa

d.

Banjir

Lawiran termasuk daerah konfergensi

tanah sehingga terjadi endapan tanah

awan. Di Desa Lawiran banjir adalah

di tempat-tempat yang rendah.

hal yang rutin, setiap tahun pasti

e.

datang. Banjir sebenarnya merupakan

sungai kolom dan danau.

Banjir

mengikis

dapat

permukaan

mendangkalkan

fenomena kejadian alam “biasa” yang

6

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

f.

Sesudah

banjir,

lingkungan

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

(siapa)

1. Who

adalah

Badan

Bencana

Daerah

menjadi kotor oleh endapan tanah dan

Penanggulangan

sampah.

(BPBD)

Dampak banjir dari social ekonomi

petugas-petugasnya

masyarakat antara lain :

fasilitator) beserta mitra kerja terkait

a.

Banjir

dapat

menyebabkan

Kabupaten

Bencana

dan hilangnya orang.

Kalimantan

Terganggunya

transportasi

darat, udara dan laut.
c.

Berkurangnya

Berkurangnya

Daerah

(BPBD)

Selatan.

dan

Propinsi

Palang

Merah

Indonesia (PMI) Kabupaten Banjar,

ekosistem

Dinas

Pertanian

Kabupaten
nilai

ekonois

dan

Banjar

Perindustrian

Kabupaten Banjar.

e.

2. Says

Terganggunya

kesehatan

masyarakat secara umum.
Terganggunya

Perkebunan
dan

dan

hasil pertanian, kebun dan hutan.

f.

(motivator

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar,

sumber daya hayati.
d.

melalui

dalam hal ini Badan Penanggulangan

korban jiwa, luka berat, luka ringan,

b.

Banjar

Dinas

Perdagangan

(apa

What

yang

dikatakan/disampaikan) adalah upaya
bermacam

menghadapi bencana banjir dengan

aktifitas masyarakat.

segala aspeknya meliputi pengenalan

Pembahasan

penyebab

Dalam penerapannya di lapangan pada

dilakukan saat banjir, tindakan setelah

saat

banjir, dan upaya mengurangi dampak

penelitian

komunikasi

tentang

efektivitas

Badan Penanggulangan

banjir,

tindakan

yang

banjir.

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

3. In which channel (dengan media apa),

Banjar

komunikasidilakukan dengan kegiatan

dalam

mengurangi

resiko

bencana banjir di Kabupaten Banjar

sosialisasi,

dimana lokasi penelitian dilaksanakan

forum

di Desa Lawiran Kecamatan Simpang

gladi(simulasi

Empat dan Desa Lumpangi Kecamatan

bencana).

Pengaron,

4. To whom (Kepada siapa) informasi

unsur-unsur

komunikasi

efektif tersebut adalah sebagai berikut :

pertemuan

diskusi,

tatap

muka,

pelatihan

dan

penanggulangan

diberikan, dalam hal ini komunikan

7

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Lawiran

kedua,

Kecamatan Simpang Empat dan Desa

Badan

Lumpangi Kecamatan Pengaron, yaitu

Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar dan

dua desa yang setiap tahun di landa

petugasnya

banjir.

tanggapan terhadap masyarakat di dua

5. With What Effect (apa pengaruhnya),

Kecamatan tersebut.

adalah

masyarakat

Desa

kemauan

dan

kemampuan

Penanggulangan

dalam

Bencana

memberikan

Efektivitas komunikasi tatap muka

pengaruh dari kegiatan ini adalah
bencana,

antara petugas Badan Penanggulangan

dapat mengurangi (mitigasi) bencana,

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

mengenali isyarat terjadinya bencana

Banjar dengan masyarakat di dua

mengenal ukuran

Kecamatan

dikenalinya

karakteristik

ketinggian air,

dari

aspek

mengenal jalur evakuasi apabila terjadi

dengan

bencana,

tergambar sebagai berikut :

mengenal

pengungsian,

titik

kumpul

terbentuknya

pengurangan

resiko

forum
bencana,

indikator

1) Mengadakan
masyarakat

humanistis
keterbukaan

sosialisasi
bersifat

di
dialogis

terbentuknya desa tanggap bencana

dilaksanakan di dua desa, yaitu Desa

dan

Lawiran Kecamatan Simpang Empat

akhirnya

masyarakat

siap

dan

menghadapi bencana banjir.
Pembahasan

Teori

Devito

Aspek

Desa

Lumpangi

Kecamatan

Pengaron. Dalam kegiatan tersebut

Humanistis Petugas

diberikan

a.

mewaspadai banjir. Informasi yang

Keterbukaan
Pengertian keterbukaan menurut Y.

informasi

bagaimana

disampaikan antara lain :

Devito menunjuk kepada dua aspek,

a) Motto yang diangkat “Waspada

yang

bahaya

dalam

pertama,

penerapannya

Badan

adalah

Penanggulangan

banjir

kebersihan

dengan

lingkungan

mengurangi

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

dampak banjir.

Banjar dan petugasnya harus terbuka

b) Kenali penyebab banjir :

terhadap masyarakat Desa Lawiran

1) Curah hujan cukup tinggi

Kecamatan Simpang Empat dan Desa

2) Permukaan

Lumpangi

dibandingkan permukaan laut

Kecamatan

Pengaron,

tanah

menjaga

lebih

rendah

8

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

3) Terletak pada suatu cekungan yang

1) Secepatnya membersihkan rumah,

dikelilingi

dimana lantai pada umumnya tertutup

perbukitan

dengan

pengaliran air keluar sempit

lumpur dan gunakan antiseptic untuk

4) Banyak pemukiman yang dibangun

membunuh kuman penyakit.

pada dataran sepanjang sungai

2) Cari dan siapakan air bersih untuk

5) Aliran sungai tidak lancar akibat

menghindari terjangkitnya diare yang

banyaknya sampah serta bangunan di

sering

pinggir sungai, terletak di dekat hulu

banjir.

sungai.

e) Mengurangi dampak banjir adalah :

6) Motto

“Sungai

Bukan

Tempat

berjangkit

setelah

kejadian

1) Penataan daerah aliran sungai secara

Pembuangan Sampah”.

terpadu dan sesuai fungsi lahan.

c) Yang harus dilakukan saat banjir

2) Pembangunan sistem pemantauan

adalah :

dan peringatan dini pada bagian sungai

1) Matikan aliran listrik di dalam

yang sering menimbulkan banjir.

rumah

3) Tidak

atau

hubungi

PLN

untuk

membangun

rumah

dan

mematikan aliran listrik di wilayah

pemukiman di bantaran sungai.

yang terkena bencana banjir.

4) Mengadakan program pengerukan

2) Mengungsi ke daerah aman sedini

sungai.

mungkin saat genangan air masih

5) Pemasangan pompa untuk daerah

memungkinkan untuk disebrangi.

yang lebih mudah daripada permukaan

3) Hindari berjalan di dekat saluran air

air laut.

untuk menghindari terseret arus banjir.

6) Program penghijauan daerah hulu

4) Segera

sungai harus dilaksanakan.

amankan

barang-barang

berharga ke tempat yang lebih tinggi.

7) Mengurangi

aktifitas

5) Jika air terus menerus meninggi,

sungai rawan banjir.

hubungi instansi yang terkait dengan

b. Perilaku Suportif

di

bagian

seperti

Ada tiga perilaku yang berkaitan

Kantor kepala Desa, Lurah atau Camat.

berkaitan suportif agar komunikasi

d) Tindakan Setelah Banjir

interpersonal menjadi efektif. Pertama,

penananggulangan

bencana,

bahasa

deskriptif

yang

wajar

apa

9

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

adanya

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Yang

menarik

adalah

konsep

dari

petugas

Badan

Penanggulangan

Bencana

Daerah

gladi/simulasi yang sudah disusun oleh

Kedua,

petugas

(BPBD)

Kabupaten

Banjar.

Badan

Penanggulangan

spontanitas karena sifat spontanitas

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

komunikator

akan

Banjar tidak dibuka secara umum,

menjadi terbuka dan terus terang.

tetapi didiskusikan dengan peserta. Di

Ketiga,

propesionalisme,

dimana

sini petugas hanya mendeskripsikan

petugas

dan

bersikap

pola umum, yang disambut secra

untuk

spontan untuk menanggapi tindakan

mendengar pandangan yang berbeda,

apa yang perlu dilaksanakan setelah

serta

ada

terbuka,

dan

komunikan

masyarakat

ada

bersedia

kemauan

menerima

pendapat

keputusan

bulat

baru

berdasarkan

orang lain bila memang pendapatnya

musyawarah,

disusun

pola

keliru.

gladi/simulasi dan dilakukan bersama

Kegiatan Badan Penanggulangan

antara petugas dan masyarakat. Pada

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

akhir kegiatan dilakukan evakuasi yang

Banjar

melibatkan semua pihak dan dibuat

mendapat

(support)dari

dukungan

Masyarakat

adalah

perbaikan

atas

dengan cara melakukan gladi atau

ditemukan.

simulasi penanganan bencana banjir di

c. Perilaku Positif

dua

desa

yaitu

Desa

Lawiran

Komunikasi

kelemahan

yang

interpersonal

dari

Kecamatan Simpang Empat dan Desa

aspek humanistis akan efektif antara

Lumpangi di Kecamatan Pengaron.

lain dengan adanya perilaku positif,

Kegiatan gladi/simulasi melibatkan

dalam arti antara petugas petugas

unsur masyarakat yang ada, seperti

Badan

Penanggulangan

pembakal, Ketua RT, ketua RW, tokoh

Daerah

(BPBD)

masyarakat,

dengan

tokoh

pemuda

dan

Bencana

Kabupaten

masyarakat
positif

mempunyai

masyarakat pada umumnya. Sosialisai

pandangan

dan gladi/simulasi dilaksanakan selama

bentuk kegiatan antara lain :

15 hari pada masing-masing desa.

1. Pertemuan

tatap

Banjar

dalam

muka

berbagai

dalam

sosialisasi

10

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

2. Melakukan

diskusi

dalam

satu

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Dalam

pemahaman

masyarakat

banjar adalah air sampai kerumah

forum yang disepakati bersama
simbol-

dan pemukiman. Pemahaman dasar

simbol kebencanaan dan disepakati

ini akhirnya meluas tentang banjir

makna dari simbol-simbol bencana

dengan

tersebut

Pengetahuan

3. Membicarakan

4. Membentuk

bersama

Forum

Pengurangan

segala
mereka

film

d. Empiris

diskusi dan simulasi.

dalam

aspek

humanistis

bertambah

melalui berbagai pertemuan, brosur,

Resiko Bencana (FPRB).

Dalam penerapan kategori empiris

aspeknya.

dokumentasi,

HT,

telpon,

b. Perilaku Suportif
Komunikasi

agar

antara

komunikasi interpersonal dapat efektif,

dengan

petugas

informan sangat terbuka dan mudah

petugas

Penanggulangan

Badan

Bencana

Daerah

masyarakat

petugas

dipahami.

dirasakan

Bahasa

yang

dapat

dipergunakan “nyambung” dengan

menempatkan dirinya pada peranan

mereka. Mereka dengan spontan

dan posisi masyarakat yang daerahnya

dapat menyebut jenis banjir yaitu

sering terkena banjir.

banjir bandang (baah) dan banjir

Pembahasan Teori Devito Aspek

karena

(BPBD)

Kabupaten

Banjar

air

sungai.

Penyebabnya juga mereka ketahui,

Humanistis Masyarakat

yaitu

a. Keterbukaan
Masyarakat

luapan

akibat

hujan

yang

terus

menerus dan banjir kiriman dari
Desa

Lawiran

gunung. Simbol yang dioerkenalkan

Kecamatan Simpang Empat dan

untuk jalur evakuasi saat terjadi

Desa

banjir sangat mereka pahami dan

Lumpangi

Kecamatan

Pengaron sangat terbuka menerima
pesan

penanggulangan

bencana

banjir yang disampaikan petugas
Badan

Penanggulangan

Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar.

dapat dipraktekkan saat simulasi.
a.

Perilaku Positif
Masyarakat tertarik mengenai apa

yang diinformasikan petugas Badan
Penanggulangan

Bencana

Daerah

11

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

(BPBD) Kabupaten Banjar dan nara

Kesamaan antara petugas Badan

sumber lainnya, Cara penyampaian

Penanggulangan Bencana Daerah

yang jelas sangat menarik minat

(BPBD) Kabupaten Banjar dengan

mereka.

membuat

masyarakat

kejatuhan

pengalaman dan kesamaan bahasa

Mere

perumpamaan

ka
seperti

terbangun

bulan dari langit dengan adanya

yang

pemberian informasi dari

petugas

komunikasi.

Mereka

Badan

Bencana

menyimpulkan

apa

Penanggulangan

Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar,
b.

dipergunakan

diselamatkan

atas

dalam
dapat

saja

pada saat

yang
terjadi

Emphaty

banjir. Masyarakat sepakat untuk

Dalam pengalaman menghadapi

menghindari banjir, yaitu dengan

banjir,
petugas

antara

dan

tidak membuang sampah di sungai

Penanggulangan

dan menanam pohon dibantaran

masyarakat

Badan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

sungai.

Banjar

Analisis peneliti antara lain sebagai

terjadi

penguasaan

pengetahuan yang saling mengisi.

berikut :

Mereka

1.

yang

menghadapi

banjir

tiap

tahun

dan

petugas

Hasil

kegiatan

komunikasi

berupa

gladi/simulasi

adalah

yang menangani baniir di berbagai

masyarakat yang bermukim di

daerah saling mengisi, sehingga

daerah

muncul kesepakatan antara lain :

khususnya

1.

Bersama-sama

melaksanakan

desa

tangguh

c.

Lumpangi

Kecamatan

Simpang

sirine/sinyal

peringatan

bahaya

dari Early Warining System dan

bencana
3. Membentuk

Desa

banjir

Empat, begitu menerima bunyi

Banjir.
Membentuk

bencana

Kecamatan Pengaron dan Desa
Lawiran

gladi/simulasi menghadapi

2.

rawan

Forum

alat

ukur

ketinggian

air

Penanggulangan Bencana Berbasis

menunjukkan titik bahaya dan

Masyarakat.

kode-kode

Kesamaan

lonceng,

kentongan

dibunyikan serta pengumuman di

12

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

tempat ibadah telah disampaikan,

dirinya, keluarganya dan harta

maka

bendanya.

masyarakat

melakukan

segera

penyelematan

diri,

Dapat

diketahui

bahwa

Desa

keluarga dan harta benda yang

Lumpangi Kecamatan pengaron

bisa

Mereka bersama-

dan Desa Lawiran Kecamatan

sama dipandu oleh tokoh masyarat

Simpang Empat berpotensi rawan

atau komandan lapangan untuk

banjir,

segera

melakukan

kecamatan

melalui

jalur

dibawa.

evakuasi

yang

sudah

jarak

tempuh

menuju

dari

ke

desa

berkisar 15-20 Km. dan jarak

ditentukan untuk menuju lokasi

tempuh

titik kumpul

Kabupaten menuju lokasi 60 Km.

yang aman

dari

dari

ibukota

ke

banjir.

Keadaan

Di tempat pengungsian didirikan

memungkinkan

terjadinya

posko lapangan, posko kesehatan,

kendala

kecepatan

dapur

memberikan pertolongan apabila

umum

lapangan

dan

ini

sangat

dalam

kebutuhan para pengungsi berupa

terjadi bencana banjir.

sarana MCK. Ditempat ini para

2. Pada saat sosialisasi, diskusi

korban bencana banjir ditampung

dan gladi/simuliassi masyarakat

beberepa hari tergantung lama

di Desa Lumpangi dan di Desa

bencana banjir melanda.

Lawiran diberikan pemahaman

Menurut analisa peneliti bahwa

tentang pentingnya kemampuan

masyarakat yang kena dampak

dan kemandirian desa dalam

bencana banjir telah memahami

menghadapi bencana atau dalam

informasi

Badan

istilah Desa Tangguh Bencana.

Penanggulangan Bencana Daerah

Kegiatan ini dimaksudkan untuk

apa

mengurangi resiko bencana yang

(BPBD)

dari

Kabupaten

Banjar

yang harus mereka lakukan saat
bencana

banjir

untuk

mengurangi resiko banjir bagi

dihadapi
banjir,

bentuk

dilakukan
berupa

masyarakat
kegiatan

mayarakat
Forum

akibat
yang

tersebut

Pengurangan

13

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Resiko Bencana (PRB).Organisasi

Pengaron,

ini

komunikasi

beranggotakan

Masyarakat

dan

Tokoh

para peserta

Badan

sosialisasi

Bencana

gladi/simulasi

Analisis

Pembahasan

Hasil

Penelitian

tersebut

Penanggulangan
Daerah

Kabupaten

bencana banjir.

efektif

adalah sebagai berikut :

yang telah mengikuti kegiatan
dan

unsur-unsur

Banjar

(BPBD)
melalui

petugas-petugasnya (motivator
dan fasilitator) beserta mitra

Harold Laswell mengemukakan

kerja terkait dalam hal ini Badan

model

Penanggulangan

Bencana

pesan komunikasi akan efektif

Daerah

Propinsi

jika

Kalimantan

komunikasi

memenuhi

dimana

lima

unsur.

(BPBD)
Selatan.

Kelima unsur itu adalah who

Merah

says (siapa mengatakan), what

Kabupaten

(apa),

Kesehatan Kabupaten Banjar,

Which channel (dengan

Indonesia

Palang

Banjar,

Dinas

media apa), to whom (kepada

Dinas

siapa), with what effect (apa

Perkebunan Kabupaten Banjar

efeknya).

dan Dinas Perindustrian dan

Dalam

penerapanya

di

Pertanian

(PMI)

dan

Perdagangan Kabupaten Banjar.

lapangan pada saat penelitian

Apa

tentang efektivitas komunikasi

dikatakan/disampaikan) adalah

Badan

upaya

Penanggulangan

Bencana

Daerah

yang

menghadapi

bencana

(BPBD)

banjir dengan segala aspeknya

Kabupaten

Banjar

dalam

meliputi pengenalan penyebab

mengurangi

resiko

bencana

banjir, tindakan yang dilakukan

Banjar

saat banjir, tindakan setelah

penelitian

banjir, dan upaya mengurangi

banjir
dimana

di

Kabupaten
lokasi

dilaksanakan di Desa Lawiran

dampak banjir.

Kecamatan Simpang Empat dan

Komunikasi dilakukan dengan

Desa

kegiatan sosialisasi, pertemuan

Lumpangi

Kecamatan

14

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

tatap

muka,

forum

diskusi,

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Lawiran Kecamatan Simpang

pelatihan dan gladi (simulasi

Empat

penanggulangan bencana).

Kecamatan Pengaron, kedua,

Informasi diberikan, dalam hal

kemauan

ini

Badan

komunikan

masyarakat

adalah

Desa

Lawiran

dan

Desa Lumpangi

dan

kemampuan

Penanggulangan

Bencana

Daerah

(BPBD)

Kecamatan Simpang Empat dan

Kabupaten

Desa

Kecamatan

petugasnya dalam memberikan

Pengaron, yaitu dua desa yang

tanggapan terhadap masyarakat

setiap tahun di landa banjir.

di dua Kecamatan tersebut.

Lumpangi

Pengaruh

dari

kegiatan

ini

Banjar

Efektivitas

dan

komunikasi

tatap

adalah dikenalinya karakteristik

muka antara petugas Badan

bencana,

Penanggulangan

dapat

mengurangi

Bencana

(mitigasi) bencana, mengenali

Daerah

isyarat

Banjar dengan masyarakat di

terjadinya

mengenal ukuran

bencana
ketinggian

dua

(BPBD)

Kecamatan

Kabupaten

dari

air, mengenal jalur evakuasi

humanistis

apabila

keterbukaan tergambar dengan

terjadi

bencana,

titik

kumpul

mengenal
pengungsian,
forum

terbentuknya

pengurangan

bencana,

resiko

terbentuknya

desa

mengadakan
masyarakat

Desa

masyarakat siap menghadapi

Lumpangi

bencana banjir.

Pengaron.

Bencana
Kabupaten
petugasnya
terhadap

Daerah
Banjar
harus
masyarakat

(BPBD)
dan
terbuka
Desa

sosialisasi
bersifat

Lawiran

Simpang

Penanggulangan

indikator

di

dialogis

dilaksanakan di dua desa, yaitu

tanggap bencana dan akhirnya

Badan

dengan

aspek

tersebut

Empat

Kecamatan
dan

Desa

Kecamatan
Dalam

kegiatan

diberikan

informasi

bagaimana mewaspadai banjir.
Ada

tiga

berkaitan

perilaku
berkaitan

yang
suportif

agar komunikasi interpersonal

15

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

menjadi efektif. Pertama, bahasa

Kegiatan

deskriptif

apa

melibatkan unsur masyarakat

Badan

yang ada, seperti pembakal,

Bencana

Ketua RT, ketua RW, tokoh

adanya

yang

dari

wajar

petugas

Penanggulangan

gladi/simulasi

Daerah

(BPBD)

Kabupaten

masyarakat, tokoh pemuda dan

Banjar.

Kedua,

spontanitas

masyarakat

karena

sifat

spontanitas

Sosialisai

pada
dan

umumnya.

gladi/simulasi

komunikator dan komunikan

dilaksanakan selama 15 hari

akan menjadi terbuka dan terus

pada masing-masing desa.

terang. Ketiga, propesionalisme,

Yang menarik adalah konsep

dimana petugas dan masyarakat

gladi/simulasi

yang

sudah

bersikap terbuka, ada kemauan

disusun oleh petugas

Badan

untuk mendengar pandangan

Penanggulangan

yang berbeda, serta bersedia

Daerah

menerima pendapat orang lain

Banjar

bila

umum,

memang

pendapatnya

Bencana

(BPBD)
tidak

Kabupaten

dibuka

tetapi

secara

didiskusikan

dengan peserta. Di sini petugas

keliru.
Kegiatan

Badan

Penanggulangan

Bencana

hanya

mendeskripsikan

umum, yang disambut secra

Daerah

(BPBD)

Kabupaten

spontan

untuk

Banjar

mendapat

dukungan

tindakan

apa

(support)

dari

Masyarakat

pola

dilaksanakan

menanggapi
yang

perlu

setelah

ada

adalah dengan cara melakukan

keputusan

gladi atau simulasi penanganan

musyawarah, baru disusun pola

bencana banjir di dua desa yaitu

gladi/simulasi

Desa

Kecamatan

bersama antara petugas dan

dan

masyarakat. Pada akhir kegiatan

Lawiran

Simpang
Lumpangi
Pengaron.

Empat
di

Desa

Kecamatan

dilakukan

bulat

dan

berdasarkan

dilakukan

evakuasi

yang

melibatkan semua pihak dan

16

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

dibuat

perbaikan

atas

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

yang

disiapkan

sangat

kelemahan yang ditemukan.

menarik bagi masyarakat.

Komunikasi interpersonal dari

Mereka

aspek humanistis akan efektif

permainan

antara

sangat

lain

perilaku

dengan

positif,

adanya

dalam

arti

antara petugas petugas Badan
Penanggulangan

Bencana

melakukan
peran

yang

disukai

saat

gladi/simulasi di lapangan.
3. Simbol-simbol
berupa

komunikasi

lambang

segitiga

Kabupaten

biru (lambang BPBD). Titik

masyarakat

kumpul, jalur evakuasi, alat

mempunyai pandangan positif

pemantaub anjir, dan tanda

dalam

peringatan

Daerah
Banjar

(BPBD)
dengan

berbagai

bentuk

bunyi

kegiatan.

berupa

kentongan

kode
Early

Warning System (EWS) dan
KESIMPULAN
1. Informasi

pemberitahuan dari tempat
bencana

banjir

ibadah dapat dipahami oleh

yang disampaikan melalui

masyarakat

berbagai

kegiatan

Pengaron dan Kecamatan

interpersonal

Simpang Empat Kabupaten

komunikasi

meliputi sosialisasi, diskusi

Kecamatan

Banjar.

dapat

4. Teknik k omunikasi yang

dipahami oleh masyarakat

digunakan petugas Badan

di Kecamatan Pengaron dan

Penanggulangan

Kecamatan Simpang Empat.

Daerah (BPBD) Kabupaten

dan

2. Apa

gladi/simulasi

yang

dikemukakan

Banjar

berupa

Bencana

pemberian

petugas

Badan

informasi melalui sosialisasi

Penanggulangan

Bencana

dan diskusi melalui Forum

oleh

Daerah
kerjanya

(BPBD) dan mitra
dengan

segala

macam media komunikasi

Pengurangan
Bencana

Resiko

(PRB)

Masyarakat,

dan

Berbasis
praktek

17

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

penanggulangan

bencana

banjir melalui gladi/simulasi
bencana

banjir

pada

kejadian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto,
Elvinaro,
2010,
Metode Penelitian Untuk
Publik
Relations:
Kuantitatif
dan
Kualitatif,
Bandung,
Simbiosa
Rekatama
Media.
Alexis S. Tan, 1981, Mass
Communication Theories
and Research
Fiske, John, 2006, Cultural and
Communication Studies,
Sebuah Pengantar paling
Konfrehensif,
Jalasutra,
Yogyakarta
Georgopolous
dan
Tannenbaum,
1985,
Efektivitas
Organisasi,
Erlangga, Jakarta
Firdaus Haris, 2008, Misterimisteri
Terbesar
Indonesia, El-Torros, Solo.
Hamidi,
2007,
Metode
Penelitian
dan
Teori
Komunikasi, Pendekatan
Praktis
Penulisan
Proposal dan Laporan
Penelitian, UMM Press,
Malang.

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

Krisyantono, Rahmad, 2008,
Teknik
Praktis
Riset
Komunikasi,
Prenada
Media Group, Jakarta.
Kuswarno,
Engkus,
2008,
Etnografi
Komunikasi:
Suatu
Pengantar
dan
Contoh
Penelitiannya,Bandung,
Widya Padjadjaran.
Lubis, S.B Hari, Martani,
Huseini,
1987,TeoriOrganisasi
(PendekatanSecaraMakro
)”,
Multi
UtamaConsultindo,
Jakarta
Mulyana, Deddy, 2001, Ilmu
Komunikasi
,
Suatu
Pengantar,
Bandung,
Rosda Karya.
Priambodo Arie, 2009, Panduan
Praktis
Menghadapi
Bencana,
Kanisius,
Yogyakarta
Peraturan Menteri Kominfo
Nomor: 20/2006, tentang
Peringatan Dini Tsunami
atau
Bencana
Lain
Melalui Penyiaran di
Seluruh Indonesia
Rakhmat,
Jalaluddin,
2005,
Psikologi
Komunikasi,
Bandung,
Remaja
Rosdakarya.
Sistem Peringatan Dini (EWS)
dan
Penanggulangan
Bencana
Alam
di

18

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Indonesia,
2008,
Puslitbang AptelSK di
Balitbang
SDM
Depkominfo.

Vol. 4 No. 1, Januari 2017

IlmuSosial
Pascasarjana
Lambung
Banjarmasin.

Program
Universitas
Mangkurat

Sedarmayanti, 2006, Sumber
Daya
Manusia
dan
Produktifitas kerja
Shannon, Weaver, 2009,
‘The
Mathematichal Theory of
communication”

TERBITAN LAIN
DIPUBLIKASIKAN
“Adaptasi
Masyarakat
Kawasan
Pesisir
Semarang
Terhadap
Bahaya Banjir Pasang Air
Laut (ROB), 2008, Emi
Dwi
Suryanti
dan
Muhammad Aris Marfai.
“Adaptasi
Masyarakat
Kawasan
Pesisir
Terhadap Banjir ROB di
Kecamatan
Sayung,
Kabupaten Demak, Jawa
Tengah, 2012,Bayu Trisna
Desmawan.
TERBITAN LAIN TIDAK
DIPUBLIKASIKAN
“Strategi Adaptasi Masyarakat
Dalam
Menghadapi
Bencana Banjir Pasang di
Desa Tanipah Kecamatan
Aluh-aluh
Kabupaten
Banjar
Provinsi
Kalimantan Selatan, 2013,
Nazwar Syamsu Program
Studi Magister Pendidikan

19

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

An Analysis of illocutionary acts in Sherlock Holmes movie

27 148 96

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37