tugas kuliah sistem standar pendidikan i

LAPORAN HASIL WAWANCARA ANALISIS STANDAR PROSES SMA NEGERI
7 PONTIANAK

I.

LATAR BELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan
Pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum
dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pengelolaan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang ditetapkan
berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 merupakan salah satu acuan utama
bagi satuan Pendidikan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pembelajaran,
mulai dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pemberlakuan
standar proses pada satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan
dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu

meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran di setiap SMA
harus menerapkan prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Selain itu, proses pembelajaran
harus dilaksanakan secara fleksibel dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari penjelasan tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa standar proses memiliki peran yang sangat penting dalam
keseluruhan proses pencapaian standar nasional pendidikan lainnya.
Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimtek KTSP di SMA pada
tahun

2009,

diperoleh

data

dan

informasi


antara

lain

sebagai

berikut:

Sebagian besar sekolah belum melakukan analisis standar proses, meskipun dalam
penyiapan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sudah mengacu

pada

berbagai

ketentuan

yang

ditetapkan


dalam

standar

proses.

Sebagian besar guru belum memahami manfaat/kegunaan hasil analisis standar proses
dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, mereka juga belum memahami tata cara
pelaksanaan analisis standar proses.
Dengan begitu perlu diadakannya analisis

standar proses untuk lebih

mengetahui bagaimana pelaksanaan standar proses secara nyata oleh sekolah-sekolah.
II.

Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi ideal

(sesuai tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang dikembangkan oleh
Direktorat PSMA), kondisi riil (kekuatan dan kelemahan di setiap SMA), kesenjangan
(tantangan nyata yang dihadapi sekolah), dan rencana tindak lanjut (upaya yang harus
dilakukan oleh sekolah sesuai dengan skala prioritas) dalam rangka pencapaian
standar proses, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.

III.

BENTUK WAWANCARA

Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu(prepare
question interview)
IV.

Metode Wawancara

1.Wawancara informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
2.Triangulasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

VI.

Dasar Teori
Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan, dilanjutkan dengan

pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian. Bagian akhirnya adalah pengawasan. Hal
itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien” .Perencanaan proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan bersama dengan pendidik.
Perencanaan itu berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada
pasal 20, PP 19/2005 ditegaskan, “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar”.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik berdasarkan

perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di ruangan
belajar dan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada peserta didik.
Peristiwa di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian
proses dan hasil belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan
satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu adalah ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pengawasan dilakukan oleh
kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.Keempat kegiatan
proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan dengan penanggung jawab yang
jelas. Perencanaan merupakan dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang
benar diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar. Perencanaan dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata pelajaran dan silabus
muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh kepala satuan
pendidikan. Jika silabus belum memenuhi standar yang diharuskan, penanggung
jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan perangkat
kurikulum yang kategori tanggung jawabnya berada di tangan kepala satuan
pendidikan. Lagi pula, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
silabus merupakan dokumen dua kurikulum, sedangkan penanggung jawab

penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah kepala satuan pendidikan.

Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik berdasarkan
karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Penyusunan RPP pada dasarnya
dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara berkelompok. Jika RPP
yang bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam
perencanaan proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus (pemisah) tanggung jawab
antara kepala satuan pendidikan dengan pendidik.
Silabus tanggung jawab kepala satuan pendidikan dan RPP tanggung jawab
pendidik.Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada
perencanaan yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik. Kegiatan ini
berangkat dari keberadaan silabus dan RPP. Pelaksanaannya akan terlihat nyata di
ruang kelas, dalam bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana yang
menyenangkan. Seperti yang ditegaskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, pasal 19, ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini.
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan itu termaktub pada PP

19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti berikut ini. “
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a)
penilaian hasil belajar oleh pendidik; (b) penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari
pasal 63 ayat (1) ini diuraikan secara rinci di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional

Nomor

20

Tahun

2007

tentang

Standar

Penilaian.


Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses pembelajaran perlu diawasi.
Hal itulah yang keempat, yakni pengawasan proses pembelajaran. Bahan sajian
sederhana ini berbicara tentang pengawasan proses pembelajaran. Pembahasan akan
dilakukan dengan sistematika berpikir seperti berikut ini:

(1) ruang lingkup kerja kepengawasan
(2) program atau perencanaan pengawasan
(3) pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan.
Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan bahan ini dapat dijadikan
sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan
pendidikan baik oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala satuan pendidikan.

2. Ruang Lingkup Kerja Kepengawasan
Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelima lingkup itu
adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang
di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar
Proses seperti berikut ini:
Pemantauan
(1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian hasil pembelajaran.
(2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
(3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
Supervisi
(1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian hasil pem¬belajaran.
(2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi.
(3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan penga¬was satuan pendidikan.

Evaluasi
(1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
(2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a) membandingkan proses pembelajaran yang dilak¬sanakan guru dengan standar
proses,
b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pem¬belajaran sesuai dengan
kompetensi guru.

(3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.

Pelaporan dan Tindak Lanjut
Kepala satuan pendidikan, pengawas sekolah, dan pemangku pendidikan
memiliki peta yang jelas tentang kompetensi pendidik di sekolah itu.
Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amat penting dari kegiatan
pengawasan. Terlaksana tidaknya pengawasan satuan pendidikan teraktulisasi dalam
laporan. Kegiatan kepengawasan dilaksanakan tetapi tidak ada laporan, dari kaca
administrasi sama dengan tidak ada kegiatan. Selain itu, laporan adalah bentuk
pertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangku kepentingan. Hal yang
tidak dapat diabaikan adalah, menyusun dan menyampaikan laporan adalah kewajiban
bagi setiap orang yang diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu,
pelaporan adalah bagian yang amat penting dari kegiatan kepengawasan.
Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil
evaluasi.
Seperi dijelaskan sebelumnya, antara pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran memiliki hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu,
di dalamnya ada data atau informasi yang bermakna. Hal yang dilaporkan adalah data
atau informasi yang telah diberi makna oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan.
Data dan informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil
keputuan bagi pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan pendidikan.
Tentu saja, laporan ditata dalam bentuk sistematika yang sesuai dengan kaidah-kaidah
laporan formal.

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut. Tindak
lanjut yang dilakukan meliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan penghargaan
diberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar; (b) teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada pendidik yang belum memenuhi standar; dan (c) pendidik
diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pe-nataran lebih lanjut. Pada
hakikatnya, tindak lanjut adalah kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasi
menginformasikan pendidik yang memenuhi standard an pendidikan yang belum
memenuhi standar. Jadi, batas kewenangan pengawas dan pengawasan proses
pembelajaran tergambar pada kegiatan akhir ini yakni tindak lanjut.

VIII. PEDOMAN WAWANCARA
I.

Identitas Informan
Nama

:Tahjudin S.Pd

Jenis Kelamin :Laki-laki
Pendidikan

:Sarjana Pendidikan Matematika

Umur

:34 tahun

Jabatan

IX.

:Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Pontianak.

SETTING

A.Wawancara dilakukan pada :
A. Hari

:Jum’at ,21 Oktober 2011

B. Waktu

:08.00-10.00 WIB

C. Tempat:kantor guru,SMA Negeri 7 Pontianak
B.IDENTITAS PEWAWANCARA
Nama

:Fitri Apriani Pratiwi

Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan

:mahasiswi FKIP Kimia

X.

HASIL WAWANCARA

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan proses pembelajaran sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 Pasal
1ayat 1.
Berikut ini merupakan hasil wawancara analisis pengaplikasian standar proses di
SMA Negeri 7 Pontianak:
A.Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 7 meliputi silabus dan rencana
pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi
(SK),kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar.Keseluruhan dari komponen ini telah lengkap terdapat pada rpp maupun
silabus.
Guru-guru menyusun RPP untuk setiap KD yang terdiri atas sejumlah indikator
pencapaian yang dalam implementasinya dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan.
Namun dalam penyusunan silabus masih banyak guru yang memulai pembuatan
silabus dengan proses adopsi dan adaptasi silabus yang sudah ada.Dampak dari mengadopsi
silabus yang sudah ada sangatlah tidak baik karena justru menghambat kreatifitas guru dan
proses pembelajaran.Sebuah kontekstual yang hanya baik secara teoritis tapi pada saat proses
pengaplikasiannya pasti tidak bisa mencapai target maksimal sesuai tujuan pembelajaran
karena silabusnya hanya sekedar menjiplak,otomatis sang guru tidak menguasai secara
keseluruhan dan mendalam.Selain itu apabila silabus maupun Rpp tidak dibuat oleh guru
yang bersangkutan maka tidak akan bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik,serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi akan sulit untuk dicapai.
Maka dari itu solusi nya adalah perlu diprogramkan bimbingan dan pendampingan
teknik membuat silabus mulai dari pemetaan SK-KD sehingga menghasilkan silabus minimal
hasil daptasi dan menyesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan.

B.

Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran meliputi persyaratan pelaksanaan proses

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Untuk persyaratan pelaksanaan proses
pembelajaran di SMA Negeri 7 adalah kurang memenuhi syarat karena jumlah
peserta didik perombongan belajar adalah 32-35 peserta didik.seharusnya tidak lebih
dari 32 peserta didik ,solusinya perlu diadakan penyesuaiaan secara bertahap untuk
mengurangi penerimaan peserta didik
Mengenai beban kerja,guru tlah melakukannya mencakup kegiatan pokok
yaitu merencanakan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan, sekurang-kurangnya 24
jam tatap muka dalam 1(satu) minggu.Dan kegiatan pokok dengan baik dan sesuai
dengan waktu kerja yang diwajibkan.
Guru juga telah menggunakan buku yang sesuai dengan KTSP,selain itu guru
juga menggunakan buku panduan guru,buku pengayaan,buku refrensi dan sumber
buku lainnya.Beberapa contoh buku yang digunakan untuk mengajar oleh salah
seorang guru kimia antara lain:Kimia dan Kecakapan hidup untuk SMA penerbit
ganeca,Kimia untuk kelas XI penerbit Erlangga,Kimia Untuk SMA kelas XI penerbit
Aneka ilmu,Cerdas Belajar Kimia penerbit Grafindo dan masih banyak buku referensi
yang digunakan.Keseluruhan buku kimia tersebut memiliki standar KTSP sesuai
dengan ketetapan Menteri Pendidikan.Guru juga memberikan kebebasan pada peserta
didikanya untuk memilih salah satu buku yang akan digunakannya sesuai dengan
kemampuan pemahaman dia dan kenyamanan dia dalam memahami isi buku tersebut.
Para peserta didik juga diperbolehkan memiliki buku lain yang berbeda
dengan gurunya asalkan berkaitan dengan mata pelajaran yang berseangkutan.Ini
semua demi memperkaya ilmu para peserta didik dan agar mereka terbiasa mencari
informasi dengan berbagai sumber dan akses yang bisa digunakan.
Mengenai pelaksanaan pembelajaran waktu pelaksanaan pembelajaran untuk
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup belum sesuai dengan pemetaan waktu yang
disusun dalam RPP,sehingga target pencapaian kompetensi yang sudah direncanakan
kurang tercapai.Kendalanya pada saat kegiatan penutup,waktu telah habis oleh
kegiatan inti yang cukup memakan waktu lebih banyak dari yang lain sehingga pada
tujuan akhir di kegiatan penutup tersampaikan dengan tergesa-gesa dan kurang baik.

Solusinya dalam kegiatan pembelajaran guru wajib membawa RPP sebagai
kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran agar waktu pelaksaan pembelajaran selalu
tepat pada waktunya dan target pencapaian kompetensi dapat diraih.Akan tetapi guru
telah berusaha meselaraskan eksplorasi,elaborasi dan konfirmasi dalam kegiatan inti
pembelajaran sehingga kegiatan inti menjadi lebih baik.
Mengenai pengelolaan kelas juga telah dilakukan dengan baik oleh guru.Guru
mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik dan mata pelajaran.Hal ini
bertujuan agar para siswa dapat saling sharing kemampuan bidang studi masingmasing saat proses pembelajaran berlangsung sehingga terjalin kerjasama yang baik
antara teman sebangku yang memiliki kemampuan berbeda di mata pelajaran berbeda
untuk saling berbagi.Ini akan mempercepat pemahaman siswa untuk mempelajari
pelajaran

yang

dianggap

sulit

namun

dapat

dipecahkan

bersama

teman

sebangkunya.Selain itu guru mempunyai tujuan yakni agar peserta didik lebih
membaur dan lebih bersolidaritas antar teman.Namun pergantian tempat duduk tidak
akan dipaksakan oleh guru apabila murid merasa tidak nyaman dengan teman
sebangkunya maka dia juga punya hak untuk duduk ditempat yang dianggapnya lebih
tepat namun dengan alasan yang logis dan tidak mengurangi suasana kondusif kelas.
Kenyamanan proses pembelajaran dikelas juga didukung oleh guru yang dapat
menciptakan suasana yang kreaktif,menarik dan tetap kondusif sehingga tidak
membosankan untuk para peserta didik selama pelajaran berlangsung tepat sesuai
waktu yang dijadwalkan.
C

Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil pembelajaran adalah Kegiatan sistematik sebagai tolak ukur
untuk menentukan angka pada obyek. berhubungan dengan kuantitatif dan kualitatif.
Dar hasil wawancara dan pengamatan berikut ini merupakan prosedur penilaian hasil
pembelajaran yang digurnakan para guru SMA Negeri 7 Pontianak.
1.Prinsip mastery learning

yaitu siswa tak diperkenankan mengerjakan

pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar dan hasil baik. Acuan pada pengujian berbasis
kompetensi adalah acuan kriteria. Sebagai criteria digunakan asumsi bahwa
hampir semua orang belajar apapun akan mampu. Hanya kecepatan dan waktu

yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan perlunya program perbaikan
atau remedial.
Agar sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan keandalan, maka
hendaknya memperhatikan :
1. Menyeluruh
2. Berkelanjutan
3. Berorientasi pada indicator ketercapaian
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Aspek yang diujikan :
1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar siswa
2. Hasil belajar, ketercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif, afektif
maupun psikomotor.
2.

Sistem penilaian berdasarkan 3 aspek

2.I

Kognitif

Kognitif yang meliputi sbb:
- Pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu koota,
rumus)
- Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami (misalnya:
menyimpulkan suatu paragraf)
- Aplikasi (application), kemampuan penerapan (misalnya : menggunakan
suatu informasi / pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan
masalah).
- Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas
menjadi bagian-bagian kecil (misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti
suatu puisi).
- Sintesis (syntesis). Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi
suatu kesimpulan (misalnya : memformulasikan hasil penelitian di
laboratorium)
- Evaluasi (Evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan
mana yang burukl dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.

2.2

Afektif

Afektif yang meliputi sbb:
- Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulus, respon, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
- Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatan aksi, perasaan,
kepuasan dll.
- Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma, system nilai dll.
- Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai organisasi
system nilai
- Membentuk watak (characterization): system nilai yang terbentuk
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku
2.3

Psikomotor

Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas
dasar teori yang dipahami dalam suatu mata pelajaran.
Ranah psikomotor :
- Meniru (perception)
- Menyususn (Manipulating)
- Melakukan dengan prosedur (precision)
- Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
- Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
3.PENILAIAN BERBASIS KELAS
Penilaian kelas adalah pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru
untuk memberikan keputusan (nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan
belajarnya. Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan
belajar, dilakukan dengan berbagai cara. Dilakukanmelalui kumpulan kerja
siswa (portopolio), hasil karya (products), penugasan (projects), Unjuk kerja
(performances) dan tes tulis (paper & pen).
Tujuan Penilaian Kelas :
1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)
2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)

3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam pembelajaran)
4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)
Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan, umpan balik bagi
guru, informasi kepada orang tua dan komite sekolah.
- Fungsi Penilaian Kelas :
1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi
2. Sebagai bimbingan
3. Sebagai alat diagnosis
4. Sebagai alat prediksi
5. Sebagai grading
6. Sebagai alat seleksi
- Jenis-jenis penilaian kelas :
1. Melalui Portofolio
2. Melalui unjuk kerja (performance)
3. Melalui penugasan (project)
4. Melalui hasil kerja (Product)
5. Melalui tes tertulis (paper & pen)
4. SISTEM PENILAIAN
4. 1

Sistem penilaian berkelanjutan

Tindak lanjut hasil pengujian :
a. remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal.
b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal, penguatan
dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal
namun tidak mempengaruhi nilai hanya diungkapkan dalam keterangan profil
hasil belajar.
c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maksimum
4. 2

Sistem pengujian akhir

Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.
5. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN
Jenis Tagihan :
1. Kuis
2. pertanyaan lisan di kelas

3. ulangan harian
4. tuigas individu
5. tugas kelompok
6. ulangan semester
7. ulangan harian
Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat atau lisan singkat, pilihan
ganda, benar salah, menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif (uraian
bebas), performans dan portofolio.
Teknik yang digunakan : tes dan non tes
Tes : lisan, tertulis, perbuatan.
Non tes :
- Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, serta
kegiatan dalam praktek lapangan)
- dokumentasi (melihat karya siswa baik individu maupun kelompok)
- dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa yang disusun
berdasarkan urutan kategori kegiatan.
Prosedur-prosedur penilaian diatas sudah dilakukan dengan baik.Namun
terdapat kekurangan yaitu hasil penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti dengan
analisis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam program perbaikan proses
pembelajaran bagi guru.Solusinya adalah Kepala Sekolah melakukan pemeriksaan
dan pemantauan perkembangan hasil belajar peserta didik dari guru sebagai info/data
keberhasilan pembelajaran agar guru lebih terpacu untuk melakukan analisis terhadap
hasil pembelajaran sebagai tolak ukur perbaikan dalam proses pembelajaran.
4.Pengawasan Proses Pembelajaran
Berikut ini merupakan prosedur pengawasan proses pembelajaran di SMA
Negeri 7 berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan data yang diperoleh:
Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam
melaksanakan penyusunan program pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan
pembinaan akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar nasional

pendidikan, penilaian administrasi dan akademik, dan pelaporan pelaksanaan program
pengawasan.
Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan
pendidikan yang ditetapkan yang pada kakekatnya adalah memberi bantuan
profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog kajian masalah pendidikan
dan atau pengembangan serta implementasinya dalam upaya meningkatkan
kemampuan profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya di sekolah guna mempertinggi prestasi belajar peserta didik dan kinerja
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan akuntabilitas
pendidikan
Pengawasan meliputi 4 tahap yakni:
a. Pemantauan, dilakukan:
a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran.
b. dengan cara diskusi kelompok, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara ,dan dokumentasi.
c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
b. Supervisi, dilakukan:
a. pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran.
b. dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
c. oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
c. Evaluasi, dilakukan:
1) untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar.
2) dengan cara membandingkan proses pembelajaran dengan standar proses,
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru.
3) memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V Pengawasan proses
Pembelajaran
d.Pelaporan
e.Tindak Lanjut

A. Tugas pokok pengawas sekolah mencakup enam dimensi utama, yakni
mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring),
membuat laporan (reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin
(performing leadership). Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel Dimensi Tugas dan Sasaran Pengawasan
Sasaran
Dimensi Tugas Pengawas
Mensupervisi

Memberi Nasehat

Memantau

Membuat Laporan
Perkembangan
Kepengawasan

Mengkoordinir

1.

Kinerja kepala sekolah

2.

Kinerja guru

3.

Kinerja staf sekolah

4.

Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran

5.

Pelaksanaan pembelajaran

6.

Ketersediaan dan pemanfaatan seumberdaya

7.

Manajemen sekolah, dll.,

1.

Kepada guru,

2.

Kepala sekolah

3.

Tim kerja sekolah dan staf,

4.

Komite sekolah, dan

5.

Orang tua siswa

1.

Penjaminan/standar mutu pendidikan,

2.

Proses dan hasil belajar peserta didik,

3.

Pelaksanaan ujian,

4.

Rapat guru dan staf

5.

Hubungan sekolah dengan masyarakat,

6.

Data statistik kemajuan sekolah

1.

Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota

2.

Dinas Pendidikan Provinsi

3.

Depdiknas,

4.

Publik

5.

Sekolah Binaan

1.

Mengkoordinir sumber personal dan material

Memimpin

2.

Kegiatan antarsekolah

3.

Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan
Kepala Sekolah, dan pihak lain.

4.

Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah

1.

Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan

2.

Pengembangan sekolah

3.

Partisipasi dalam kegiatan manajerial Dinas
Pendidikan,

4.

Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di
Kabupaten/Kota,

5.

Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/
madrasah,

6.

Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau
program-program khusus pengembangan mutu
sekolah,

7.

Pengelolaan konfik, dan

8.

Berpartisipasi dalam menangani pengaduan

B.Penyusunan Program Pengawasan
Berdasarkan jangka waktunya atau periode kerjanya, program pengawasan
sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan
semester (c) rencana kepengawasan akademik (RKA) dan (d) rencana kepengawasan
manajerial (RKM). Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan
pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun. Program pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas
dalam satu Kabupaten/Kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program pengawasan
semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan pada masing-masing
sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas.
Program pengawasan semester disusun oleh setiap pengawas sesuai kondisi obyektif
sekolah binaanya masing-masing.
Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan pengawasan yang akan
dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, pengawas sekolah harus mengawali

kegiatannya dengan menyusun program kerja pengawasan yang jelas, terarah, dan
berkesinambungan dengan kegiatan pengawasan yang telah dilakukan pada periode
sebelumnya. Dalam konteks manajemen, program kerja pengawasan sekolah
mengandung makna sebagai aplikasi fungsi perencanaan dalam bidang pengawasan
sekolah.
Secara umum, program pengawasan sekolah sekurang-kurangnya memuat
komponen pokok sebagai berikut:
1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas
dalam rencana pengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian)
2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.
3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai
4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti monitoring dan evaluasi, refleksi dan
Focused Group Discussion, metode delphi, workshop, kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, supervisi kelompok, dll)
5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis
yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.
7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan dengan aspek/masalah yang
akan diselesaikan.
8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan berkelan-jutan
disesuaikan dengan metode pengawasan.
C

Isi Pokok dan Alur Penyusunan Program

Isi pokok kegiatan yang akan dituangkan dalam program kerja pengawasan tahunan ada
empat macam, yaitu:
1. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan kebijaksanaan di bidang
pendidikan
2. Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun sebelumnya

3. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan
4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan tahunan.
Keempat hal tersebut secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

Penyusunan program pengawasan agar lebih terfokus dapat dituangkan dalam bentuk
matriks, sebelum diuraikan secara naratif. Salah satu model format adalah sebagaimana
contoh berikut ini.
Matriks Model Format Program Kepengawasan

D. PELAPORAN
Setelah di SMA Negeri7 melakukan pemantauan,supervisi dan
evaluasi pembelajaran yang memiliki data yang saling berhubungan.Maka
data yang telah diberi tanda oleh kepala satuan pendidikan akan
dilaporkan. Data dan informasi itu disajikan dalam bentuk yang sistematik
dan formall dan diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengambil
keputuan bagi pengampu pendidikan atau yang berkepentingan dengan
pendidikan.
E. TINDAK LANJUT

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut.
Tindak lanjut yang dilakukan meliputi tiga hal yakni:
(a)Penguatan dan penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah
memenuhi standar,jadi para pendidik yang berprestasi akan diberi
penghargaan dalam rangka memotivasi para pendidikan agar makin
meningkatkan kualitas dirinya demi memajukan dunia pendidikan.

(b)Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum
memenuhi standar.
(c) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih
lanjut.
Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah kesinambungan dari kegiatan
evaluasi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan maka dapat disimpulkan
bahwa SMA Negeri 7 Pontianak telah mencapai kondisi cukup baik karena sudah
mengacu sesuai tuntutan standar proses atau merujuk profil SKM yang dikembangkan
oleh Direktorat PSMA,dalam rangka pencapaian standar proses, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penilaian,dan pengawasan.Walaupun masih ada beberapa
kekurangan antara lain:
1.Dalam pembuatan silabus masih banyak guru yang memulai dengan proses adopsi
dan adaptasi silabus yang sudah ada.
2.Dalam pelaksanaan proses pembelajaran,ditinjau dari jumlah peserta didik
rombongan yang tidak sesuai dengan ketetapan.
3.Antara kegiatan pendahuluan,inti dan penutup belum sesuai dengan pemetaan waktu
yang disusun dalam Rpp.
4.Hasil penilaian pembelajaran tidak ditindaklanjuti dengan analisis yang dapat
digunakan sebagai bahan acuan dalam program perbaikan proses pembelajaran
selnajutnya.

Saran
Dengan adanya standar proses yang telah ditetapkan maka seharusnya pihak
sekolah lebih memperhatikan dengan ketat pelaksanaan keempat standar itu dan
melakukan tindak lanjut terhadap kekurangan yang dimilki sekolah saat menjalankan
keempat komponen standar proses tersebut demi terwujudnya peningkatkan mutu
lulusan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang pada akhirnya mampu
meningkatkan mutu pendidikan.