Makalah Tasir Hadis Tematik Pendidikan

KONSEP RASULULLAH DALAM PENDIDIKAN AKHLAK
(Studi Analsis Hadis & Syroh Nabwiyyah)

BAB I
Pendahuluan
1. Kata pengantar
Sesungguhnya permasalahan yang terus menghantui
para pendidik, baik orangtua, guru dan dosen adalah
tentang bagaimana membentuk akhlak para peserta
didik. Masalah ini jauh lebih rumit daripada bagaimana
cara mengajarkan, memahamkan dan menjadikan
mereka hafal tentang teori-teori dan materi-materi ajar.
Pada relitanya, kita juga menyaksikan pemandangan
yang ironis dan menyakitkan; dimana kita masih sering
melihat dan mendengar kejadian-kejadian, fenomenafenomena, kasus-kasus yang menunjukan tidak
terbentuknya akhlak sebaigan banyak dari para peserta
didik kita. Mulai dari rendahnya tatakrama, buruknya
mentalitas, sampai pada kasus-kasus besar yang tidak
layak terjadi dengan para pelajar. Ini semua
menunjukan
belum

maksimalnya
keberhasilan
pendidikan akhlak.
Memang, banyak analisa dan usaha untuk memberikan
solusi masalah diatas, namun sampai saat ini masih
diperlukan sebuah jawaban yang ilmiah, komprehensif
dan realistis; sebuah jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, lengkap menyentuh segala
aspek, dan bisa dipraktekan, karena pernah ada model
dalam realitas sejarah.
Jawaban ini adalah sebuah jawaban yang berangkat
dari sebuah keyakinan dan kenyataan sekaligus, bahwa

tidak ada generasi terbaik sehebat para sahabat,
generasi pertama yang langsung dibina dan dididik oleh
Maha guru, Rasulullah, Saw..
َ ‫م قَا‬
‫ين‬
َ َ‫ه عَلَيْهِ و‬
ّ ُ‫م ث‬
ْ ُ‫ين يَل ََُونَه‬

ّ ُ ‫ََرنِي ث‬
ْ ُ ‫ل خَي ْ ُرك‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ي‬
َ ِ‫م الّذ‬
َ ِ‫م الّذ‬
ْ َ‫م ق‬
ّ ِ ‫َن النّب‬
ْ ‫ع‬
َ
َ ‫ما أدْرِي قََا‬
َ ‫م قََا‬
ِ ‫ل‬
ِ‫م بَعَْد َ قَوْل َِه‬
ُ ‫َرا‬
َ ‫ه عَلَي َْهِ َو‬
َ ّ ‫سَل‬
ُ ّ ‫صَلّى الل‬
َ َ‫ن ف‬

ْ ‫ع‬
ْ ُ‫يَل َُونَه‬
َ ‫ي‬
ّ ِ ‫ل النّب‬
َ ‫م‬
َ
ْ َ ‫ست‬
ْ َ‫م ي‬
‫ن َو َل‬
َ ‫ن وَيَخُون َُو‬
َ ‫شَهَدُو‬
َ ‫شَهَدُو‬
ُ ‫م يَك َُو‬
ٌ ْ‫م قَََو‬
ْ ُ ‫ن َو َل ي‬
ْ ُ‫ن بَعَْدَه‬
ّ ُ ‫ن أوْ ث َ َلثًا ث‬
َ
ّ ‫م‬
ِ ْ ‫َرتَي‬

1
ْ
َ
. (‫ن )متفق عليه‬
َ ‫ن وَل يَفُو‬
َ ‫ن وَيَنْذ ُُرو‬
َ ‫منُو‬
ّ ‫م ال‬
َ ‫س‬
ْ ِ‫ن وَيَظهَ ُر فِيه‬
َ َ ‫يُؤْت‬
ُ ‫م‬
“Sebaik-baik kalaian adalah generasiku, kemudian
orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang
setelah mereka lagi, Imran berkata, aku tidak tahu
Rasulullah berbicara apa lagi setelah menyebut dua
kali atau tiga kali. Lalu Setelah mereka aka ada orangorang yagn bersaksi, padahal mereka tidak diminta
kesaksian, orang-orang berkhiat, dan tidak bisa
dipercaya, orang-orang yang suak bernazar, tapi tidak
suka menuanaikannya”.

Imam Ibnu Hajar menjelaskan, bahwa yang dimaksud
dengan “Qornii”, generasiku adalah para sahabat
Rasulullah…Hadis ini menunjukan bahwa generasi
sahabat itu lebih utama daripada generasi Taabi’in, dan
generasi Taabi’in
lebih utama dariapda denerasi
Atbaauttaabi’iin. Yang menjadi pertanyaan, apakah
keutamaan itu bersifat global atau individual, dengan
kata lain, apakah generasi shabat secara keseluruhan
lebih utama daripada keseluruhan generasi setelahnya,
sehingga secara individu mungkin saja ada generasi
sahabat yang terungguli? Atau setiap individu sahabat
itu itu pasti lebih utama daripada setiap individu
genersi setelahnya? Jumhur ulam lebih cenderung
kepada yang kedua ini. Sedangkan imam Ibnu Abdil
Barr memilih yang pertama dengan alas an hadis
riwayat imam An-Nasaiy, “Umat ku tidak tahu mana
yang paling baik, apakah generasi awalnya, atau
1


Abu Abdillah Al-Bukhari, Shaih Al-Bukhari, no. hadis 2457 & Muslim, Shaih Muslim,
no. hadis 4603

generasi akhirnya”. Tentang hal ini, imam An-Nawawiy
menjawab, bahwa hadi ini menunjukan kesamaran bagi
orang yang melihat tegaknya Islam di masa Isa, As.,
sudah turun lagi, bukan berarti mereka lebih utama
disbanding generasi sahabat. Dan kekeliruan ini sudah
terjawab dengan penjelasan hadis “Sebaik-baik
generasi adalah generasiku”2.
Ibnu Abdil Bar –seperti dikutip Ibnu Hajar- kemudian
menjelaskan, bahwa sebab keutamaan sahabat itu
terletak perjuangan keimanan mereka disaat mereka
sedikit dan jumlah kafr banyak, dan ini juga ada pada
generasi akhir zaman, inilah yagn dijelaskan dalam
hadis “Islam itu awalnya asing, dan akan kembali asing,
maka berbahagialah bagi orang—orang asing”.
Namun pendapat mayoritas ulama lebih logis dan kuat,
karena sehebat apapun generasi setelah sahabat, itu
semua pasti berkat jasa para sahabat, walaupun masih

menyisakan permalasahan terkait orang yang hanya
hidup dan beriman dimasa Rasulullah, taka ada lagi.
Namun, apapun yang kita pilih terkait maksud generasi
terbaik, itu tidak mempengaruhi tujuan kita dalam
makalah ini, karena siapapun, teman ataupun lawan
mengakui hebatnya Rasulullah dalam mendidik para
sabahat, dan juga diakui bahwa secara umum generasi
sahabat itu generasi yang unik yang lagka dan perlu
dijadikan model dalam dimesni akhlak.
2. Tujuan
1) Mengetahui landasan konsep Rasulullah dalam
pendidikan akhlak
2) Memahami prisip-prinsip dasar Rasulullah dalam
pendidikan akhlak
2

Lihat, Ibnu Hajar, Fathul Bary, …………………………….

3) Menjelaskan metode Rasulullah dalam mendidik
akhlak

4) Membuat rumusan konsep baru dalam pendidikan
akhlak yang didasari oleh konsep Rasulullah

3. Rumusan masalah
1) Apa saja landasan konsep Rasulullah dalam
pendidikan akhlak?
2) Apa saja prinsip dasar yang bisa diambil dari sirah
Nabawi dalam pendidikan akhlak?
3) Apda saja metode Rasulullah dalam mendidik
akhlak?
4) Konsep seperti apa yang direkomendasikan dalam
pendidikan akhlak sekarang setelah melihat konsep
Rasulullah?
4. Metodologi
- Deskriptif-Kualitataif
5. Studi sebelumnya
1) Tahziibul Akhlaq Wa Tathhiirul A’raaq, Ibnu
Maskawaih.
2) Tarbiyatul Aulaad Fil Islaam, Dr. Muhammad
Nashih ‘Ulwaan.

3) Manhajussunnah Fittarbiyyah An-Nafsiyyah,
Disertasi DR.Husssaein Muhammad Hussein, di
Univ. Al-Azhar, Mesir.
4) Manhajurrasul, Saw. Fittarbiyyah Min Khilaalissiroh
an-nabawiyyah, Tesis Manal Musa Ali dababisy,
Univ. Islam Gaza.
5) Dustuurul Akhlaaq Fil Qur aan. Disertasi Dr.
Muhammad Abdullah Dirazz.

6) Ususu Falsafatil Akhlaq, Dr. Jamaaluddiin Husein
‘Afify.
7) Pendidikan Islam; Membentuk manusia
berkarakter dan beradab, Dr. Adian Husaini.
8) 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak,
(Terejemahajan “Al-Inshaat al-In’ikaasy; Khomsun
Wa ‘Isyruuna Thariqah Litta tsiir Finnafsi wa
‘Aqlihi, Muhammad Rasyid Damaskus.
9) Manhajuttarbiyyah ‘Indal Ikhwaanil Muslimiin, Dr.
‘Ali Abdul Haliim Mahmuud.
10)

………………………..
6. Istilah-istilah makalah ini
1) Konsep;
2) Prinsip;
3) Metode;
4) Akhlak
5) Pendidikan;
6) Siroh nabawiyyah;
7) Sunnah;
8) Hadis;
9)
BAB II
LANDASAN KONSEP RASULULLAH DALAM PENDIDIKAN
AKHLAK
Pengantar
Landasan Rasulullah dalam pendidikan akhlak:
1) Akhlak adalah tujuan risalah
Landasan yang paling mendasar adalah sebuah
keyakinan, bahwa memperbaiki dan


menyempurnakan akhlak adalah tujuan utama
risalah Rasulullah.
‫ أن رسول الله صلى الله عليه‬، ‫عن أبي هريرة رضي الله عنه‬
)‫ « ب عث ختأمم صصلح اخألقا » )الحصكم‬: ‫وسلم مصل‬
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakakhlak yang baik”
Akhlak memang sesuatu nilai yang universal, lintas waktu,
lintas tempat, lintas generasi, bahkan lintas agama.
Maksudnya, setiap orang menyukai nilai-nilai akhlak baik
dan keadaban.
Lihat saja jujur, adil, sabar, kasih saying, pemaaf, pemberani
dan seterusnya. Kalau kita Tanya keapda siapapun, pasati
mereka suka. Sedangkan sifat pembohong, lalim, pemarah,
pendengki dan seterusnya, pasti tidak disukai siapapun dan
agama apapun. Oleh karenanya, kata para ulama akhlak itu
seperti akidah sebuah nilai yang tetp dan tidak berubah
dalam agama Islam, bahkan dari nabi ke nabi yang lainnya.
Lihat saja, jauh-jauh sebelum Muhammad diangkat nabi,
beliau sudah digelarin dengan sebutan Al-Amin, yang
terpercaya. Dalam percakapan beliau dengan Khadijah di
detik-detik turunnya wahyu pertama, terdapat ungkapan
bunda Khadijah, “Demi Allah, Ia tidak akan menghinakan
engkau, sebab engkau orang jujur, suka menyambung
silaturrahim, suka memberi bantuan, memuliakan tamu”. In
salahsatu bukti bawha orang yang sudah menyimpang pun
keberagamaannya, ternyata pandangan tetnang nilai baikburuk akhlak itu ada.
Oleh sebab itu, kita akan temukan pesan-pesan Alquran
tentang akhlak sangat benyak, jelas dan gambling. Allah
berfrman,

‫ْ‬
‫و ْ‬
‫ء ِذي ال ْ ُ‬
‫َن‬
‫وإِيتَص ِ‬
‫إِ ّ‬
‫ال ِ ْ‬
‫ويَن ْ َ‬
‫ح َ‬
‫ه يَأ ُ‬
‫ن الل ّ َ‬
‫ق ْربَى َ‬
‫صن َ‬
‫س ِ‬
‫ل َ‬
‫م ُر بِصل ْ َ دْ ِ‬
‫هى ع ِ‬
‫ال ْ َ‬
‫ح َ‬
‫ون )‪ )90‬النحل‬
‫شص ِ‬
‫م تَذَك ّ ُر َ‬
‫ف ْ‬
‫م ل َ َ لّك ُ ْ‬
‫ْي ي َ ِ ظُك ُ ْ‬
‫وال ْ ُ‬
‫ر َ‬
‫ء َ‬
‫والْبَغ ِ‬
‫أمنْك َ ِ‬
‫فو وأْمر بصل ْ رف َ‬
‫ين )‪ )199‬اخعراف‬
‫ُ‬
‫جص ِ‬
‫أل ِ‬
‫َن ال ْ َ‬
‫هل ِ َ‬
‫ْر ْ‬
‫ذ ال ْ َ ْ َ َ ُ ْ ِ ُ ْ ِ َ‬
‫وأ ع ِ‬
‫ضع ِ‬
‫َ‬
‫من َ‬
‫َر َ‬
‫َسى أَن يَكُونُوا ألَ ي ْ ًرا‬
‫هص ال ّ ِ‬
‫م ٌ‬
‫وم ٍ ع َ‬
‫منُوا ي َ ْ‬
‫ذ َ‬
‫يَص أي ّ َ‬
‫وم ّ‬
‫ين آ َ‬
‫م ْ‬
‫سخ ْ‬
‫َ‬
‫أم ُزوا‬
‫و تَل ْ ِ‬
‫ه ّ‬
‫من ْ ُ‬
‫َسى أن يَك ُ ّ‬
‫سصء ع َ‬
‫من ن ّ َ‬
‫و نِ َ‬
‫من ْ ُ‬
‫ن ألَ ي ْ ًرا ّ‬
‫سصء ّ‬
‫ه ْ‬
‫ّ‬
‫ن َ‬
‫م َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫م ال ُ‬
‫و تَنَصب َ ُزوا بِصخل َ‬
‫أَ ُ‬
‫صن‬
‫ف ُ‬
‫سا ِ ْ‬
‫نف َ‬
‫سواُ ب َ ْ دَ الِي َ‬
‫س ُ‬
‫سك ُ ْ‬
‫ق ِ‬
‫صب بِئ ْ َ‬
‫أم ِ‬
‫م َ‬
‫َ‬
‫ومن لّم يتُب َ ُ‬
‫ولَئ ِ َ‬
‫جتَنِبُوا‬
‫ك ُ‬
‫هص ال ّ ِ‬
‫أم َ‬
‫منُوا ا ْ‬
‫ْ َ ْ‬
‫ذ َ‬
‫ون يَص أي ّ َ‬
‫ين آ َ‬
‫م الظّصل ِ ُ‬
‫ه ُ‬
‫َ َ‬
‫فأ ْ‬
‫ضكُم‬
‫و يَ ْ‬
‫غتَب ب ّ ْ ُ‬
‫ن إِ ّ‬
‫و تَ َ‬
‫س ُ‬
‫ج ّ‬
‫ض الظّ ّ‬
‫ن الظّ ّ‬
‫م َ‬
‫ن إِث ْ ٌ‬
‫يرا ّ‬
‫ن بَ ْ َ‬
‫سوا َ‬
‫م َ‬
‫كَع ِ ً‬
‫َ‬
‫وات ّ ُ‬
‫ميْتًص َ‬
‫م أَن يَأْك ُ َ‬
‫ه‬
‫ر ْ‬
‫م أَ ِ‬
‫ضص أَي ُ ِ‬
‫بَ ْ ً‬
‫ألي ِ‬
‫ل لَ ْ‬
‫بأ َ‬
‫ح ّ‬
‫قوا الل ّ َ‬
‫هت ُ ُ‬
‫ه َ‬
‫ح َ‬
‫حدُك ُ ْ‬
‫أموهُ َ‬
‫فك َ ِ‬
‫يم ) ‪ [ )12-11‬الحجرات‬
‫اب ّر ِ‬
‫إِ ّ‬
‫و ٌ‬
‫ح ٌ‬
‫ن الل ّ َ‬
‫ه تَ ّ‬
‫‪Saking urgensnya bab akhlak, Islam menjadikannya sebagai‬‬
‫‪indikator paling penting dalam menilai keimanan.‬‬
‫َ‬
‫صل َ‬
‫ه َري ْ َرةَ َ‬
‫أم ُ‬
‫س ُ‬
‫م َ‬
‫م َ‬
‫ل‬
‫َن أَبِي ُ‬
‫ه عَلَي ْ ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫و َ‬
‫صل َر ُ‬
‫ع ْ‬
‫م أك ْ َ‬
‫سل ّ َ‬
‫صلّى الل ّ ُ‬
‫ه َ‬
‫ه َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ُ‬
‫ُ‬
‫ُ‬
‫م ألُل ً‬
‫م ألُل ً‬
‫أم ْ‬
‫قص‬
‫م ِ‬
‫و ِ‬
‫ؤ ِ‬
‫أمصنًص أ ْ‬
‫م لِن ِ َ‬
‫سن ُ ُ‬
‫ح َ‬
‫من ِ َ‬
‫ه ْ‬
‫صرك ْ‬
‫صرك ْ‬
‫ه ْ‬
‫ين إِي َ‬
‫ال ْ ُ‬
‫ألي َ ُ‬
‫ألي َ ُ‬
‫قص َ‬
‫س صئ ِ ِ‬
‫)الترمذى)‬
‫‪“orang yang paling sempurna keimanannya adalah orang‬‬
‫‪yang sempurna akhlaknya, dan orang yang paling baik‬‬
‫‪adalah orang yang paling baik akhlaknya kepada isterinya”.‬‬
‫‪Oleh karenanya, beliau berwasiat kepada Abu Dzar, ra.,‬‬
‫صل َ‬
‫َن أَبِي ذ َّر َ‬
‫س ُ‬
‫م َ‬
‫م َ‬
‫ق‬
‫ه عَلَي ْ ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫و َ‬
‫صل لِي َر ُ‬
‫ع ْ‬
‫سل ّ َ‬
‫صلّى الل ّ ُ‬
‫ه َ‬
‫ه َ‬
‫م ات ّ ِ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ق‬
‫ع‬
‫سن َ َ‬
‫السيّئ َ‬
‫الل ّ ِ‬
‫أم ُ‬
‫ة ال َ‬
‫وأتْب ِ ْ‬
‫ه َ‬
‫أمص كن ْ َ‬
‫ح َ‬
‫ح َ‬
‫ّ‬
‫ة تَ ْ‬
‫حيْع َ‬
‫ق النّص َ‬
‫هص َ‬
‫ث َ‬
‫س بِخُل ٍ‬
‫وألَصل ِ ِ‬
‫ن )الترمذى والحصكم)‬
‫َ‬
‫ح َ‬
‫س ٍ‬
‫‪“Bertakwalah kepada Allah, dimanapun kamu berada, dan‬‬
‫‪ikuti kjelekan dengan kebaikan, niscaya diakaan‬‬
‫‪menghapusnya, dan pergaulillah manusia dengan akhlak‬‬
‫‪yang baik”.‬‬

‫‪2) Akhlak antara ftrah dan latihan‬‬

َ ‫هص‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه الّتِي‬
ً ِ ‫حن‬
َ
‫م‬
ِ ‫يفص‬
ِ َ ‫فأ‬
ِ ّ ‫فطْ َرةَ الل‬
َ ‫ين‬
ّ‫ك لِلد‬
ْ ‫و‬
َ ْ ‫س عَلَي‬
َ ‫ج‬
ْ ‫م‬
َ ‫فطَ َر النّص‬
َ
ِ
َ
ْ
َ ِ ‫ه ذَل‬
َ ْ ‫ين ال‬
َ ‫د‬
) ‫ون‬
ّ ‫ن أكْع َ َر الن‬
ِ ّ ‫ق الل‬
ِ ْ ‫تَب‬
َ ‫أم‬
ّ ِ ‫ولَك‬
ُ ّ‫ك الد‬
ُ َ ‫صس َ ي َ ْ ل‬
ُ ّ ‫قي‬
َ ‫م‬
ِ
ِ ‫يل لِخَل‬
‫) الروم‬30
Imam Qurthuby menjelaskan bahwa, arti Fithrotallahillatii
Fathoronnasa ‘Alaiha” adalah Allah menciptakan manusia
diatas agama itu sebagai ftrah. Dan akhlak bagian
terpenting dari agama.
Dalam hal ini imam Ibnu ‘Asyur berkata,
‫وم نننى فطننر النننصس على النندين الحنننيف أن اللننه أللننق النننصس‬
‫مصبلين خحكصم هننذا النندين وج ننل ت صليأمننه منصسننبة لخلقتهم غننير‬
‫ غير نصئين عنه و منكرين له معننل إثبننصت الوحدانيننة‬، ‫مجصفية لهص‬
‫لله خن التوحيد هو الذي يسصوا ال قل والنظر الصننحيح حننتى لننو‬
ّ
‫يلقن اعتقننصدا ً ضننص ً هتنندى إلى‬
‫تننر النسننصن وتفكننيره ولم‬
‫ والذي ي تأمد عليه في تفسننير‬: ‫ مصل ابن عطية‬. ‫التوحيد بفطرته‬
‫هننذه اللفظننة أي الفطننرة أنهننص الخلقننة والهيئننة الننتي في نفس‬
، ‫هيّئَة خن يأمننيز بهننص مصنننوعصت اللننه‬
َ ‫م‬
ُ ‫م ِ ن دّة و‬
ُ ‫النسصن الننتي هي‬
.‫ويستدل بهص على ربه وي رف شرائ ه‬

“Makna fitrah dari manusia terhadap agama adalah bahwa

Allah telah menciptakan manusia dalam kondisi bisa
menerima hokum-hukum agama ini, dan menjadikan ajaranajarannya cocok dengan pembawaannya, tidak kontradiks,
tidak jauhi dan tidak bertolak- belakang. Seperti tentang
keesaan Allah, karena tauhidlah yang menggiring akal dan
pikiran manusia yang benar, sehingga seandainya manusia
dibiarkan tanpa diajari akidah yang sesat, maka dia akan
mendapat petunjuk ketauhidan dengan fitrahnya. Ibnu
Athiyah mengatakan, tafsir yang kuat tetnang fitrah disini
adalah ciptaan dan bentukan yang ada pada diri seorang
manusia yang mana siap menjadi diferensiasi dengan
makhluk lain dan bisa mendapatkan petunjuk dengannya
terhadap tuhan dan syaria-Nya”.
َ ‫صل‬
َ ‫ه‬
َ ‫م‬
َ ‫م‬
‫ه‬
‫ض‬
َ ‫ه‬
ُ ‫َن أَبِي‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ‫ه َري ْ َرةَ َر‬
ْ ‫ع‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
ُ ْ ‫عن‬
ُ ّ ‫ي الل‬
َ ‫ي‬
ِ ‫صل النّب‬
ّ
َ
َ
َ
َ
َ ‫ة‬
ّ ُ‫م ك‬
‫و‬
ِ ْ ‫ولُو ٍد يُولَدُ عَلَى ال‬
ِ ِ ‫ص َران‬
ِ ِ ‫ودَان‬
ِ ‫فطْ َر‬
َ ُ ‫واه ُ ي‬
َ ‫و‬
َ ‫ل‬
َ ّ ‫سل‬
ّ َ ‫و يُن‬
ْ ‫هأ‬
ْ ‫هأ‬
ّ ‫ه‬
َ َ ‫فأب‬
ْ ‫م‬
َ
ْ
ْ
َ
َ
ْ
‫جدْعَصءَ )متفق‬
َ ‫أم‬
ِ ‫هل ت َ َرى‬
َ ‫ة‬
ِ ‫أم‬
ِ ِ ‫س صن‬
َ ‫هص‬
ُ َ ‫ة تُنْت‬
ّ ‫أم‬
َ ‫في‬
َ ‫ج‬
َ ‫هي‬
َ ‫هي‬
َ ‫هك‬
َ ُ‫ي‬
ِ ‫أمع‬
ِ َ ‫ج الب‬
ِ َ ‫ل الب‬
)‫عليه‬
Dan inilah yang dikuatkan oleh surat As-Syams,
َ َ )7) ‫هص‬
ْ َ ‫مد ْ أ‬
َ )8) ‫هص‬
ْ َ ‫وت‬
ُ ‫هص‬
ْ َ ‫ون‬
‫ن‬
َ ‫وا‬
َ ‫ور‬
َ ‫وا‬
َ َ ‫فل‬
ُ ‫ف‬
ْ ‫م‬
َ ‫أم‬
َ ْ ‫فأل‬
َ ‫مص‬
َ ‫ح‬
َ ‫ه‬
َ ‫و‬
َ ‫ق‬
َ ‫هص‬
َ ‫ج‬
ّ ‫س‬
َ ‫س‬
َ
ٍ ‫ف‬
ّ
َ
‫) الشأمس‬10) ‫هص‬
‫َصب‬
‫أل‬
‫د‬
‫م‬
‫و‬
)
9
)
‫ص‬
‫ه‬
‫ص‬
‫ك‬
‫ز‬
َ ‫سص‬
َ
َ
َ
ْ
ّ َ‫ن د‬
ْ ‫م‬
َ
َ

Jadi secara ftrah, akhlak-akhlak baik itu cocok dengan
bawaan manusia, dan bukan berarti manusia terlahir sudah
membawa akhlak baik itu.
Selain ftrahnya harus suci, jangan terkontaminasi dan
terkotori oleh lingkungan, maka latihan dan pembinaan
menjadi unsur yang sangat penting dalam pembentukan
akhlak ini.
Rasulullah, saw., bersabda,
َ :‫صل‬
َ ،ِ‫َن أَبِي الدّ ْردَاء‬
ُ ‫س‬
َ ‫م‬
َ ‫م‬
‫ه‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ُ ‫صل َر‬
ْ ‫ع‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ه‬
‫خي ْ َر‬
َ ْ ‫ح ّرى ال‬
ِ ْ ‫أمص ال‬
َ َ ‫ن يَت‬
َ ّ ‫م بِصلت‬
ْ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ،ِ‫حلّم‬
ُ ْ ‫حل‬
َ ّ ‫وإِن‬
ُ ْ ‫أمص ال ْ ِ ل‬
َ ّ ‫"إِن‬:‫م‬
َ ّ ‫سل‬
َ ،ِ‫م بِصلت ّ َ لّم‬
َ
َ
َ
ّ
)‫)الطبرانى‬...،‫ه‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ق الش ّر يُوم‬
َ ‫و‬
ُ ‫يُ ْط‬
َ ،‫ه‬
ِ ّ ‫ن يَت‬
“Ilmu itu akan diraih dengan belajar, dan hilm (tidak mudah
marah) akan didapat dengan latiahn, siapa yang berusaha
baik, maka akan diberi kebaikan, dan siapa yang berusaha
menjauhi keburukan, maka akan dijauhkannya”.
Hadis lain yang menujukan pentingnya latihan dan
pembinaan akhlak adalah:
َ
َ ْ ‫من‬
‫سأَلُوا‬
‫ض‬
ُ ْ ‫د ال‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ي َر‬
ٍ ‫س ِي‬
ّ ِ‫ه إ‬
ْ ‫خد‬
َ ‫صر‬
ْ ِ ‫صسص‬
ً َ‫ن ن‬
َ ‫َن أبِي‬
ْ ‫ع‬
ُ ْ ‫عن‬
ُ ّ ‫ي الل‬
ّ ‫ر‬
َ ْ ‫اخن‬
َ
َِ ‫ص‬
ِ
َ
َ
َ
ُ
َ
ّ
َ
ّ
ّ
ّ
َ ُ ‫س أ ل وه‬
َ ‫م‬
َ ‫س‬
‫م‬
ُ ‫فأعْطص‬
ُ ‫فأعْطص‬
ِ ْ ‫ه عَلي‬
ِ ‫ول الل‬
َ ‫م‬
َ ‫و‬
ُ ‫َر‬
ْ ‫ه‬
ّ ُ‫م ث‬
ْ ‫ه‬
َ ‫سل‬
ُ ‫صلى الل‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ
َ
َ ‫ف‬
َ ُ‫عنْدَه‬
َ ُ‫سألُوه‬
َ ‫ق‬
‫ن‬
ِ ‫ون‬
ِ ‫مص‬
ِ َ ‫حتّى ن‬
ُ ‫فأعْطَص‬
ِ ‫دي‬
ِ ْ ‫عن‬
ُ ُ ‫مص يَك‬
َ ‫م‬
ْ ‫م‬
َ ‫م‬
َ ‫صل‬
َ َ‫فد‬
ْ ‫ه‬
ّ ُ‫ث‬
َ
ّ ِ ُ‫ف ي‬
َ ‫ر‬
‫ه‬
ْ ُ ‫ْن ي‬
َ
َ ُ‫أل َره‬
ْ ‫ف‬
ِ ْ َ ‫ست‬
ِ ّ ‫ن أد‬
ِ ِ ‫غن‬
ْ َ‫ن ي‬
ْ ‫م‬
ْ َ‫ن ي‬
ْ ‫م‬
ْ َ ‫فل‬
َ ‫و‬
ُ ّ ‫ه الل‬
ُ ‫ف‬
َ ‫و‬
ْ ُ ‫عنْك‬
َ ‫ه‬
َ ‫م‬
ٍ ْ ‫ألي‬
ِ ‫ست َ َغ‬
َ
ُ
‫ع‬
َ ً‫حدٌ عَطَصء‬
ْ ‫مص أ‬
َ ‫س‬
َ ‫يأ‬
َ ‫و‬
ْ ‫م‬
َ ‫و‬
ُ ّ ‫صب ّ ْرهُ الل‬
َ ‫و‬
ُ ّ ‫الل‬
َ ُ ‫صب ّ ْر ي‬
َ َ ‫ن يَت‬
ْ ‫وأ‬
َ ‫ألي ْ ًرا‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ِ‫عط‬
)‫ر )البخصرى‬
ِ
ْ ‫م‬
ّ ‫ن ال‬
ِ ْ ‫صب‬
“sessungguhnya orang-orang dari Anshar pernah meminta
bantuan kepada Rasulullah, Saw., maka Rasulullahpun
memberi mereka, kemudian mereka meminta lagi,
Rasulullah pun memberi lagi, kemeudian memeinta lagi,
beliaupun memberi lagi, sampai habis apa yagn beliau
punya. Lalu beliau bersabda, sekarang tidak ada lagi yagn
aku simpan, maka siapa yang berusaha menjaga dirinya dari
minta-minta (‘ifah), maka Alalh akan menjaganya, dan
sesiapa yang berusaha bersabar, maka akan diberikan
kesabaran oleh Allah, dan tidak ada pemberian yagn lebih
baik dan lebih luas kecuali kesabaran”.
Maka, yang dimaksud oleh Rasulullah dalam hadis dibawah
ini,

َ
َ ‫م‬
َ ‫من‬
َ ‫س‬
‫ون‬
ُ ‫َن أَبِي‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
َ ُ‫جن د‬
ّ ‫ه َري ْ َرةَ أ‬
َ ‫و‬
ُ ‫ن َر‬
ْ ‫ع‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ه‬
ِ َ ‫نصل ت‬
َ ‫ه‬
َ
ْ
ْ
َ ‫ن‬
‫سننقم ِ إِذَا‬
ِ ‫م‬
ُ ‫ننصر‬
ِ ‫ة‬
ِ ‫م‬
ُ ‫ننصر‬
ِ ‫ف‬
ِ ّ ‫هلِي‬
ِ ‫جص‬
َ ‫م َننص ِد‬
َ ‫في ال‬
ْ ِ ‫في ال‬
ْ ‫ه‬
ْ ‫ه‬
َ ‫س‬
َ ‫النّص‬
ُ َ ‫ألي‬
ُ َ ‫خي‬
َ
)‫ )البخصرى‬.… ‫هوا‬
ِ ‫ف‬
ُ ‫ق‬
“Kalaian akan mendapati manusia laksana barang tambang,
orang yang paling baik pada waktu jahiliyah, maka mereka
menjadi orang terbaik pada masa Islam….”.
Adalah bahwa, karena akhlak itu bersifat universal, maka
setiap orang pasti latihan sesuai kesungguhannya. Maka
ketika dating ajaran Rasulullah, orang yang akhlaknya sudah
bagus dimasa jahiliyah, maka akan menjadi orang terbaik
dimasa pasca dia masuk Islam.
Ini juga yang dijelaskan dalam hadis,
‫ صلى الله‬-‫ حدثنص رسول الله‬: ‫وروي عن حذيفة بن اليأمصن مصل‬
: ‫ مد رأيث أحدهأمص وأنص أنتظر اخألر حدثنص‬، ‫ حديعين‬-‫عليه وسلم‬
‫ ثم نزل القرآن ف لأموا‬، ‫)إن اخمصنة نزلث في جدر ملوب الرجصل‬
. ‫من القرآن وعلأموا من السنة‬
“Sesungguhnya sifat amanah berstempat didinding hati
orang-orang, kemudian turunlah Alquran, maka mereka
mengetahui dari Alquran dan dari Sunnah”.
‫ )إن فيك لخصلتين‬: ‫مصل صلى الله عليه وسلم للأمنذر بن عصزر‬
‫ فقصل يص رسول الله كصن بي أم حدثص ؟‬، ‫يحبهأمص الله الحلم واخنصة‬
‫ )بل مديم ) فقصل الحأمد لله الذي جبلني على ألصلتين‬: ‫مصل‬
. ‫يحبهأمص‬
“Rasulullah pun bersabda kepada Mundzir bin ‘Azir, pada
dirimu ada dua hal yang disuaki Allah; tidak mudah marah
dan sikap tenang. Mundzir bertanya, apakah ini sudah lama
atau baru? Beliau menjawab, sudah lama. Alhamdullillah,
segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dua hal ini
sebagai watak saya”
Fitrah dalam pemahaman inilah yang ada pada Abu Bakar.
Beliau pernah ditanya, apa yang membuatmu tidak
meminum minuman keras ketika masa jahiliyah? Beliau

menjawab,
aku
ingin
menjaga
kehormatan
dan
kharismatikku, karena minuman keras akan menghilangkan
akal dan kehormatan seseorang”.
‫ بم كصن‬: ‫ ولأمص سئل‬، ‫أبو بكر رضي الله عنه لم يشرب الخأمر مط‬
‫ [كنث أصون عرضي وأحفظ‬: ‫يتجنبهص في الجصهلية فقصل‬
. ‫ فإن من شرب الخأمر كصن مضي ص في عقله ومروءته‬، ‫مروءتي‬
Fitrah ini Ini juga yang terdapat pada jiwa Hindun binti
Utbah, ketika peristiwa bai’at wanita, salhsatunya gar tidak
berzina. Beliau heran, apakah wanita meredeka ada yang
?yang
berzina
: ‫وحين بصيع رسول اللننه صننلى اللننه عليننه وسننلم – النسننصء مننصل‬
) ‫ )و تزنين‬: ‫{بصي نني على أن تشركن بصلله شيئص إلى أن مصل‬
‫ هل تزني الحرة ؟‬: ‫مصلث هند بنث عتبة‬

3) Akhlak adalah buah akidah dan efek syariah
Salahsatu kajian inti dalam flsafat akhlak adalah:
a. Tentang apa yang membuat seseorng berakhlak,
atau disebut al-ilzam al-akhlaqy atau moral
obligation.
b. Tentang
apa
yang
membuat
bertanggungjawab, al-masuuliyyah.

dia

c. Tentang apa dan siapa yang akan memebrikan
imbalan, al-jazaa.
d. Tentang unsur niat dan motivasi.
e. Tentang kerja keras dan usaha.
Para flosof dan pemikir sudah susah payah dan akan terus
susah payah memberikan jawaban masalah-masalah diatas.

Satu sama lain saling membantah dan menyalahkan.
Sehingga permasalahan akhlak dalam flsafat seperti tidak
berujung.
Namun kalau kita kembalikan kepada agama Islam, maka
semuanya sudah jelas dan tuntas dibahas oleh akidah. Yang
mengikat seseorang berakhlak adalah nilai-nilai akidah yang
tertancap dalam yang membalasnya Allah, motivasinya dan
dorongannya karena Allah, kerjakerasnya sepenghabisan
kemapuan, mastatho’tum.
Perhatikan bagaimana Rasulullah mengaitakan antara
akidah dengan akhlak yang berkaitan dengan diri sendiri dan
orang lain.
َ ‫ف‬
َ ‫ن‬
َ ِ‫م ب‬
َ ‫صس‬
َ ‫ق‬
َ ‫م‬
‫صل‬
َ ‫ن‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ّ ‫عب‬
َ ‫و‬
ْ ‫ع‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫صل‬
َ ‫ي‬
َ ‫ه‬
ّ ِ ‫م ّر النّب‬
ِ ْ ‫قب ْ َري‬
ٍ
ِ ْ ‫َن اب‬
َ
َ
َ ‫أمص‬
‫ن‬
ُ ُ ‫حد‬
ِ ‫صن‬
ِ ‫ستَت ِ ُر‬
َ َ ‫فك‬
َ ‫مص أ‬
ْ ‫م‬
ْ َ ‫صن َ ي‬
ُ ّ ‫إِن‬
َ ‫ه‬
ّ ‫ير أ‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ َ ‫مص ي ُ َ ذّب‬
َ ‫صن‬
ِ َ ‫أمص لَي ُ َ َ ذّب‬
ٍ ِ ‫في كَب‬
ْ ‫مص‬
َ ‫َر‬
)‫ة )متفق عليه‬
ِ ‫أم‬
ِ ّ ‫شي بِصلن‬
ِ ‫أم‬
َ َ ‫فك‬
َ ‫أمي‬
ْ َ ‫صن ي‬
ّ ‫وأ‬
ُ ‫اخأل‬
َ ‫ل‬
ِ ‫و‬
ْ َ ‫الْب‬
“Suatu saat Rasulullah, saw., melewati dua kuburan,
kemudian beliau bersabda, sesungguhnya keduanya sedang
disiksa, dan mereka disiksa bukan karena dosa besar;
adapaun yang satu karena tidak tidak menutup aurat ketika
kencin; dan yang satu lagi karena suka mengadu domba”.
َ
َ ‫صل‬
َ َ‫ه َري ْ َرة‬
ُ ‫أم‬
ُ ‫س‬
َ ‫م‬
َ ‫م‬
‫ل‬
ُ ‫َن أَبِي‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
َ ‫و‬
ُ ‫صل َر‬
ْ ‫ع‬
َ ْ ‫م أك‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ
ُ
ً ‫م ألُل‬
ْ ‫أم‬
)‫قص )الحصكم‬
ِ ‫ؤ‬
ْ ‫أمصنًص أ‬
ُ ُ ‫سن‬
َ ‫ح‬
َ ِ ‫من‬
ْ ‫ه‬
َ ‫ين إِي‬
ُ ْ ‫ال‬
“Orang yang paling sempurna keimananya adalah orang
yagn paling baik akhlaknya”.
َ
َ ،‫م‬
ْ ُ‫ه ي‬
َ ‫م‬
‫ه‬
ِ ّ ‫والل‬
ِ ‫ؤ‬
ِ ّ ‫والل‬:
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ّ ‫أ‬
ُ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ي‬
َ ‫ن‬
َ ‫صل‬
َ ‫ه‬
ّ ِ ‫ن النّب‬
َ ‫ه؟‬
َ ،‫ن‬
ْ ُ‫ه ي‬
َ ‫م‬
َ ‫س‬
‫صر‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ِ ‫ؤ‬
ِ ّ ‫والل‬
َ ْ ‫ ال‬:‫صل‬
ُ ‫ن ذَا َ يَص َر‬
ْ ‫م‬
ُ ‫م‬
َ ‫و‬
ُ ‫ج‬
َ :‫مصلُوا‬
َ
ُ
َ
ُ
َ
َ
َ
َ
)‫ ش ّرهُ )الحصكم‬:‫ه؟ مصل‬
َ
ُ ‫وائِق‬
َ ‫و‬
ُ ‫وائِق‬
َ َ ‫مص ب‬
َ :‫ مصلوا‬،‫ه‬
َ َ ‫صرهُ ب‬
َ ‫ج‬
“Sesunagguhnya nabi, saw., bersabda, demi Allah tidak
beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak
beriman. Para sahabat bertanya, siapakah itu wahai
Rauslullah? Tetangga yang tetangganya tidak selamat dari
“bawaiq-nya”. Apa itu “bawaiq”? kata mereka lagi.
Kejelekannya, jawab beliau”.
ْ ُ‫ي‬
‫ن‬
ِ ‫ؤ‬
ُ ‫م‬
ْ
‫ن‬
ْ ‫م‬
َ ‫يَأ‬

Untuk menumbuhkan akhlak jujur, Rasulullah langusng
mengaitkannya dengan keimanan.
َ
َ ‫ه‬
ْ ‫ص‬
َ ‫ق‬
‫ه‬
‫س‬
ِ َ ‫مصل‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
َ ‫و‬
ُ ‫يل ل ِ َر‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
ُ ّ ‫سلَيْم ٍ أن‬
َ ‫ه‬
َ ‫َن‬
ِ
َ ‫ف‬
ِ ْ ‫ان ب‬
َ
َ
ْ
َ
ْ
ّ
َ ‫م‬
َ ‫ف‬
َ ‫جبَصنًص‬
ْ ‫أم‬
ْ ‫أم‬
َ ‫ق‬
َ ‫ق‬
‫ن‬
ِ ‫ف‬
ِ ‫ؤ‬
ِ ‫ؤ‬
ُ ُ ‫ه أيَك‬
ُ ُ ‫م أيَك‬
َ ‫ن‬
ُ ‫م‬
ُ ‫م‬
َ ‫و‬
ُ ‫ون ال‬
ُ ‫يل ل‬
ْ َ َ ‫صل ن‬
ُ ‫ون ال‬
َ ‫سل‬
َ
َ
َ
ْ
َ
ً
ُ
َ ‫ف‬
َ ‫ن كَذّابًص‬
َ
َ
َ
ْ
َ ‫ق‬
َ
َ
)‫صل )الأموطأ‬
‫م‬
‫ؤ‬
‫أم‬
‫ال‬
‫ون‬
‫ك‬
‫ي‬
‫أ‬
‫ه‬
‫ل‬
‫يل‬
‫ق‬
‫ف‬
‫م‬
‫ن‬
‫صل‬
‫ق‬
‫ف‬
‫يق‬
‫خ‬
ِ
ِ
َ
ِ
ُ
َ ُ
َ‫ب‬
ُ
ُ
ْ َ
“Bisakah orang mukmin penakut? Ya, jawabnya. Bisakah
orang mukmin kikir? Ya, jawabnya lagi. Bisakah orang
mukmin pembohong? Tidak, jawabnya.
Selain berkaitan erat dengan akidah, akhlak juga berkaitan
dengan syariah, ajaran dan perilaku yang dianjurkan. Jika
dasar akhlak adalah akidah, maka media untuk membentuk
akhlak adalah syariah.
Dalam Al-quran bahwa shalat yan gditunaikan dengan benar
akan
membentuk
akhlak
yang
baik
dan
akan
menjauhkannya dari akhlak yang buruk. Demikian juga
puasa, zakat dan seterusnya.
َ ْ ‫ي إِلَي‬
ُ ْ ‫ات‬
‫َن‬
ِ َ ‫وأ‬
ِ ‫مص أُو‬
ِ ‫ك‬
ّ ِ ‫ص َقةَ إ‬
َ ْ ‫ص َقةَ تَن‬
َ ‫م‬
َ ‫ل‬
ِ َ ‫ن الْكِت‬
ّ ‫ن ال‬
ّ ‫مم ِ ال‬
َ َ ‫صب‬
َ ‫ح‬
ِ ‫هى ع‬
َ ْ ‫ال‬
َ ‫ح‬
)45) ‫ون‬
ِ ‫شص‬
ِ ّ ‫ذك ْ ُر الل‬
ِ َ ‫ول‬
َ ُ َ ‫صن‬
ْ ‫ف‬
َ ‫م‬
ُ َ‫ه يَ ْل‬
ُ ّ ‫والل‬
ُ ْ ‫وال‬
ْ َ ‫مص ت‬
َ ‫ه أكْب َ ُر‬
َ ‫ر‬
َ ‫ء‬
ِ َ ‫أمنْك‬
‫ال نكبوت‬
َ
َ
َ َ ‫صد‬
ّ ‫ص‬
‫ن‬
ُ
ً ‫م‬
ُ ‫ه ُر‬
ِ ْ‫ألذ‬
ّ ِ‫م إ‬
َ ِ‫م ب‬
ّ َ‫ة تُط‬
ْ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ْ ‫يه‬
ْ ‫ه‬
ْ ‫ه‬
ْ ‫نأ‬
َ ‫و‬
َ ‫م‬
َ ‫هص‬
َ ‫م‬
َ ‫م‬
ِ ْ ‫ل عَلي‬
ِ ّ ‫وت ُ َزك‬
ِ ِ ‫وا ل‬
ّ
َ
َ
َ
َ
‫) التوبة‬103) ‫يم‬
َ ‫ع‬
ِ ‫س‬
ٌ ‫أمي‬
َ ‫ه‬
ُ ‫نل‬
ٌ ‫سك‬
َ ‫صقتَك‬
ٌ ِ ‫عل‬
ُ ‫والل‬
ْ ‫ه‬
َ
َ ‫م‬
Demikian juga, apa yang ditegaskan dalm ayat puasa,
bahwa akan mengantarkan kepada ketakwaan, hadis
anjuran puasa baig para pemuda yang belum mampu
menikah.
BAB III
PRINSIP-PRINSIP DASAR RASULULLAH DALAM
PENDIDIKAN AKHLAK
Pengantar

1) Menguatkan keimanan
Menanamkan dan menguatkan keimanan, mulai dari
yang berkitan dengan Ilahiyat, Nubuwwat, sam’iyyat,
sampai kepada keyakinan kesempurnaan Islam
dengan berbagai karakternya.
Contoh point ini adalah:
َ ‫صس‬
َ ‫م‬
‫م‬
َ ‫ن‬
َ ْ ‫ث ألَل‬
ِ ‫ه عَلَي ْنن‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ّ ‫عب‬
ُ ْ ‫صل كُن‬
َ ‫و‬
ُ ‫ف َر‬
ْ ‫ع‬
َ ّ ‫سننل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
ِ ‫س‬
ٍ
ِ ْ ‫َن اب‬
ُ
ْ ‫فن‬
ْ ‫ف‬
َ ‫فظْن‬
َ ‫أم‬
ُ ‫صل يَص‬
َ ‫ح‬
َ ‫ح‬
َ ‫ح‬
َ ‫ف‬
َ ‫مص‬
َ ‫ق‬
‫ظ‬
ٍ ‫أم‬
ْ ‫نك ا‬
ْ َ‫ه ي‬
ْ ‫صت ا‬
ُ ‫غ َق‬
َ ّ ‫ظ الل‬
َ ِ ‫ك كَل‬
ُ ّ ‫م إِنّي أعَل‬
ً ‫و‬
ْ َ‫ي‬
َ
َ
َ ‫هن‬
َ ‫ث‬
َ ‫ث‬
ْ ‫صسنأ‬
‫ن‬
‫وإِذَا‬
َ ‫جص‬
َ ُ ‫جن دْهُ ت‬
َ ْ ‫اسنت َ َ ن‬
َ ْ ‫س نأل‬
ْ ِ َ ‫صسنت‬
ْ ‫ف‬
ْ
ْ ‫ف‬
َ ‫نك إِذَا‬
َ ّ ‫ل الل‬
َ ّ ‫الل‬
ِ َ‫ه ت‬
َ ‫ه‬
َ
َ
ُ
َ‫ة ل‬
ْ ‫ن‬
َ ْ ‫ن يَن‬
َ ِ ‫ف ُننننو َ ب‬
‫م‬
ٍ ‫ي‬
َ ‫م‬
ِ ّ ‫بِصلل‬
ْ ‫ث عَلَى أ‬
ّ ‫مأ‬
ْ ‫ننننو ا‬
ْ َ ‫أم‬
ْ َ‫ء ل‬
َ َ ‫جت‬
ّ ‫اخ‬
ْ َ ‫واعْل‬
ْ
َ ‫ه‬
ْ ‫شنننن‬
َ
َ ‫ضنن ّرو‬
َ َ‫ه ل‬
َ ‫ء‬
َ ْ ‫يَن‬
َ ِ‫ف ُو َ إ ِ ّ ب‬
ٍ ‫ي‬
ُ َ‫ن ي‬
ْ ‫أم ُننوا عَلَى أ‬
ْ ‫وا‬
َ َ ‫جت‬
ُ ّ ‫ه الل‬
ُ َ ‫مدْ كَتَب‬
ْ َ ‫ول‬
َ ‫ك‬
ْ ‫ش‬
َ
ْ ‫ث‬
َ ‫ه عَلَي ْن‬
ْ ‫اخ‬
َ ‫ء‬
َ ِ ‫ض ن ّرو َ إ ِ ّ ب‬
َ ِ‫ب‬
‫م‬
ٍ ‫ي‬
ٍ ‫ي‬
ِ ‫نك ُر‬
ُ َ‫م ي‬
ُ ‫م َق‬
ْ َ ‫ف‬
ُ ّ ‫ه الل‬
ُ ‫من دْ كَتَب َ ن‬
ْ َ‫ء ل‬
ْ ‫شن‬
ْ ‫شن‬
ّ
)‫ف )الترمذى‬
ُ ‫ح‬
ُ ‫ص‬
َ ‫و‬
ْ ‫جف‬
ّ ‫ث ال‬
َ
“Ibnu Abbas bercerita, bahwa aku pada suatu hari pernah
berjalan dibelakang Rasulullah, beliau memanggilku dan
berkata, wahai anak muda, jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu, jagalah Allah, niscaya kau akan mendapatinya
didepanmu, kalau kau inign meminta, memintalah keapda
Allah, dan kalau kau inign berlindung, maka berlindunglah
kepada Allah. Ketahuilihah, sendainya seluruh manusia
bersepakat untuk memberikan kebaikan padamu, tidak akan
ada kebaikan kecuali yang telah digarisakan oleh Allah. Dan
seandainya
seuruh
manusia
bersepakat
untuk
membahayakanmu, tidak akan bisa membahayakan mu
kecuali yang telah digariskan oleh Allah, pena sudah
diangkat dan lembaran sudah kering (tidak bisa diubah)”.
2) Membersihkan ftrah
Sentuhan untuk menyucikan ftrah ini akan kita dapati dalam
banyak hal. Salahsatu contohnya, adalah dialog Rasulullah
dibawah ini dengan pemuda yang ingin berzina. Beliau tidak
berbicara tetnang siksa dan hukuman, tetapi langsung
menyentuh ftrahnya.

َ
َ
ُ َ
َ
ُ ‫ن‬
َ ‫سن‬
َ ‫مص‬
‫ول‬
َ ‫م‬
ِ ‫سلَيْم ِ بن عَص‬
ّ ‫ أ‬،‫ه‬
ّ ‫ أ‬،‫ر‬
َ ‫ة‬
ُ ‫شصبّص أتَى َر‬
ُ ‫َن‬
ْ ‫ع‬
ً ‫غق‬
ُ َ ‫حدّث‬
َ ‫مص‬
َ ‫ن أبَص أ‬
ٍ ‫م‬
َ ‫ف‬
َ ،‫م‬
َ ‫سن‬
َ ‫قن‬
‫في‬
ِ ‫ن لِي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ِ ‫ه عَلَي ْن‬
ِ ّ ‫الل‬
ْ َ‫ ائْذ‬،‫ه‬
ُ ‫ يَص َر‬:‫صل‬
َ ‫و‬
ْ ّ ‫سنل‬
ُ ّ ‫صنلّى الل‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ‫ف‬
َ ،"‫ه‬
َ ‫ف‬
َ ‫س‬
َ ،‫الزنَص‬
ُ ‫س‬
َ ‫ق‬
َ ‫ق‬
‫ه‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ّ
َ ‫صص‬
ُ ‫صل َر‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
ْ ‫م‬
َ ":‫صل‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ح النّص‬
َ ‫ف‬
َ
َ ،"‫ن‬
‫ص نلّى‬
ِ ‫"أ‬:‫م‬
ِ ّ ‫ول الل‬
ُ ْ‫م ّروهُ اد‬
َ ‫حتّى‬
َ ‫فدَنَص‬
ُ ‫ي َر‬
َ ْ ‫س بَي‬
َ ‫و‬
ْ َ‫ن ي َ ند‬
ْ ّ ‫سل‬
َ ‫ه‬
َ َ ‫جل‬
ِ ‫سن‬
َ
َ
ّ
ّ
ّ
َ
ّ
َ
ّ
َ
َ
ُ
َ
‫ه‬
‫ننن‬
‫ي‬
‫َل‬
‫ع‬
‫ه‬
‫الل‬
‫ى‬
‫ل‬
‫صننن‬
‫ه‬
‫الل‬
‫ول‬
‫سننن‬
‫ر‬
‫ه‬
‫ننن‬
‫ل‬
‫صل‬
‫ننن‬
‫ق‬
‫ف‬
،
‫م‬
‫ل‬
‫سننن‬
‫و‬
‫ه‬
‫ننن‬
‫ي‬
‫َل‬
‫ع‬
‫ه‬
‫الل‬
ِ ْ
ُ َ ُ
َ َ ِ ْ
ُ
ْ
ُ
َ ِ
َ
ُ
ّ
َ ِ ‫"وك َننذَل‬:
َ ‫م‬
َ ، :‫ننصل‬
َ "‫ك؟‬
َ
َ
‫ه‬
‫م‬
‫م‬
ِ ُ‫س ي‬
ِ ُ ‫"أت‬:‫م‬
َ ‫و‬
ُ ‫حبّون َنن‬
ّ ‫هخ‬
ُ ّ ‫حب‬
ْ ‫سننل‬
ُ ‫ك النّص‬
َ ‫ننصل‬
َ
َ
ُ
َ
َ
َ
َ
َ
َ ‫ من‬، :‫صل‬
َ ‫ه بْنَتِك؟"م‬
‫ه‬
ِ ُ‫س ي‬
ِ ُ ‫ أت‬،‫م‬
َ ‫م‬
ُ ‫حبّون َنن‬
ُ ّ ‫حب‬
ْ ‫ه‬
ّ ‫خ‬
ُ ‫"وك ننذَلِك النّص‬:
َ ‫نصل‬
ِ ِ ‫هصت‬
َ
ُ
َ ِ ‫"وك َ نذَل‬:
َ ‫ألت ِن‬
َ ، :‫نصل‬
َ "‫نك؟‬
َ ‫من‬
َ ‫من‬
‫ه‬
ْ ‫هخ‬
ِ ُ‫س ي‬
ِ ُ ‫ أت‬،‫م‬
ُ ‫حبّون َ ن‬
ُ ّ ‫حب‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ك النّص‬
َ ‫نصل‬
ِ ِ ‫لِبَن َننصت‬
َ
َ ِ ‫"وك َ نذَل‬:
َ ِ ‫أمت‬
َ ، :‫صل‬
َ "‫ك؟‬
َ ‫من‬
َ ‫م‬
‫ه‬
ِ ُ‫س ي‬
ِ ُ ‫ أَت‬،‫م‬
ُ ‫حبّون َ ن‬
ّ َ ِ‫ه ل‬
ُ ّ ‫حب‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ك النّص‬
َ ‫نصل‬
َ ‫خأل‬
ِ ِ ‫َوات‬
َ ِ ‫"وك َ نذَل‬:
َ ِ ‫ه لِخَصلَت‬
َ ، :‫صل‬
َ "‫ك؟‬
َ ‫من‬
َ ‫م‬
‫ه‬
ِ ُ‫س ي‬
ِ ُ ‫م؟ أَت‬
ُ ‫حبّون َ ن‬
ُ ّ ‫حب‬
ْ ‫ه‬
ّ َ ِ‫ل‬
ُ ‫ك النّص‬
َ ‫نصل‬
ِ ِ ‫أمصت‬
َ ،"‫م‬
ُ ‫سن‬
‫م ي َ ندَهُ عَلَى‬
َ ‫و‬
ِ ‫ه عَلَي ْ ن‬
ِ ّ ‫ول الل‬
َ ‫ضن‬
َ ‫و‬
ُ ‫ع َر‬
ْ ّ ‫س نل‬
ُ ّ ‫ص نلّى الل‬
ْ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ‫ف‬
ِ ِ ‫لِخَص ت‬
ْ
َ
ّ
َ ‫ه ْر‬
ّ َ‫م ك‬
َ ‫و‬
َ
‫ن‬
‫م‬
ِ ‫ر‬
َ ‫و‬
ْ ‫صننننن‬
ّ ‫وط‬
ُ ‫"الل‬:‫نننننصل‬
ُ ‫ملب َننننن‬
ُ ‫ف ْر ذَنْبَننننن‬
ّ ‫ه‬
ّ ‫ح‬
َ
َ ،‫ه‬
َ ،‫ه‬
َ ،‫ه‬
ِ ْ‫صننننند‬
َ
)‫ه")الطبرانى‬
َ ‫ف ْر‬
ُ ‫ج‬
“Sesungguhnya seorang pemuda pernah dating kepada
Rasulullah, saw.. dia berkata, Ya Rasulallah, izinkan aku
berzina, maka orang-orang pun rebut. dia pun berkata,
tenang! Baginda lalu berkata, bawa kesini anak muda itu,
setelah dekat dan duduk didean beliau, beliau bersabda, apa
kau sudak untuk ibumu? Tidak jwabnya tegas, orang-orang
juga tidak suka untuk ibu-ibu mereka. Apakah kau suka
untuk anak perempuanmu? Tidak, katanya, demikian juga
manusai todak suka anak perempuannya dizinahi, kata
baginda lagi. Apakah kau suka untuk saudarimu? Kata
baginda lagi. Tidak, kata pemuda itu. Demikian manusia
todak suka saudar-saudaramereka berzina, kata baginda.
Apakah kau susak untuk bibimu? Tidak, jawabnya lagi.
Demikian manusai juga tidak suka jika bibi mereka berzia,
kara baginda lagi….”.

3) Menguatkan ibadah
Dibwah ini beberapa contoh pembinaan akhlak melalui
ibadah oleh Rasulullah:

‫صل َ‬
‫ه َ‬
‫س ُ‬
‫م َ‬
‫م َ‬
‫م يَص‬
‫َن َ‬
‫ه عَلَي ْ ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫د الل ّ ِ‬
‫عب ْ ِ‬
‫و َ‬
‫صل لَنَص َر ُ‬
‫ع ْ‬
‫سل ّ َ‬
‫صلّى الل ّ ُ‬
‫ه َ‬
‫ه َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ج َ‬
‫م البَصءَةَ َ‬
‫ّ‬
‫م ْ َ‬
‫ر‬
‫ن‬
‫ش َر‬
‫استَطص َ‬
‫ع ِ‬
‫و ْ‬
‫ْ‬
‫م ْ‬
‫فإِن ّ ُ‬
‫منْك ْ‬
‫صب َ‬
‫َ‬
‫الشب َ ِ‬
‫ض لِلب َ َ‬
‫ه أغ ّ‬
‫فليَت َ َز ّ‬
‫ص ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫وم ِ َ‬
‫ع َ‬
‫ن لِل َ‬
‫حدّثَنَص‬
‫ف َ لي ْ ِ‬
‫جصءٌ َ‬
‫و َ‬
‫ستَطِ ْ‬
‫وأ ْ‬
‫م يَ ْ‬
‫م ْ‬
‫ص ُ‬
‫هل ُ‬
‫فإِن ّ ُ‬
‫نل ْ‬
‫و َ‬
‫ه بِصل ّ‬
‫ح َ‬
‫ص ْ‬
‫ج َ‬
‫َ‬
‫ه ِ‬
‫ف ْر ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ر‬
‫ي‬
‫أم‬
‫ع‬
‫ن‬
‫ب‬
‫ة‬
‫صر‬
‫أم‬
‫ع‬
‫َن‬
‫ع‬
‫ش‬
‫أم‬
‫ع‬
‫اخ‬
‫َن‬
‫ع‬
‫ير‬
‫ر‬
‫ج‬
‫ص‬
‫ن‬
‫ث‬
‫د‬
‫ح‬
‫ة‬
‫ب‬
‫ي‬
‫ش‬
‫ي‬
‫ب‬
‫أ‬
‫ن‬
‫ب‬
‫صن‬
‫أم‬
‫ع‬
‫ع‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ُ ِ‬
‫َ َ‬
‫َ ٍ‬
‫َ ِ‬
‫َ ِ‬
‫صل ِ د ٌألَلْث أ َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫س‬
‫اخ‬
‫و‬
‫ة‬
‫أم‬
‫ق‬
‫َل‬
‫ع‬
‫ي‬
‫أم‬
‫ع‬
‫و‬
‫ص‬
‫ن‬
‫م‬
‫د‬
‫ي‬
‫ز‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ب‬
‫ن‬
‫أم‬
‫ح‬
‫الر‬
‫د‬
‫ب‬
‫ع‬
‫َن‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ود ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫ع ْ‬
‫َ‬
‫َ ّ‬
‫ْ َ‬
‫َ‬
‫ِ ِ‬
‫ّ َ ِ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫ذ َ‬
‫س ُ و ٍد َ‬
‫وأنَص َ‬
‫م َ‬
‫يث‬
‫عَلَى َ‬
‫ح ِ‬
‫مئ ِ ٍ‬
‫د الل ِ‬
‫عب ْ ِ‬
‫فذَك َ َر َ‬
‫ش ّ‬
‫ديعًص ُرئ ِ ُ‬
‫م ْ‬
‫و َ‬
‫ن َ‬
‫صب ي َ ْ‬
‫صل َ‬
‫ه ب ْ َِ‬
‫َ‬
‫صل َ‬
‫جلِي َ‬
‫س ُ‬
‫م َ‬
‫م َ‬
‫م‬
‫حد ّ َ‬
‫ه عَلَي ْ ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫ه ِ‬
‫ث بِ ِ‬
‫نأ ْ‬
‫ه َ‬
‫و َ‬
‫صل َر ُ‬
‫م ْ‬
‫سل ّ َ‬
‫صلّى الل ّ ُ‬
‫أن ّ ُ‬
‫ه َ‬
‫ه َ‬
‫َ‬
‫صل َ‬
‫و َزادَ َ‬
‫م َ‬
‫حدّثَنِي‬
‫م أَلْب َ ْ‬
‫صوي َ َ‬
‫د ِ‬
‫ح ِ‬
‫بِ ِ‬
‫ث َ‬
‫و ْ‬
‫ث َ‬
‫م َ‬
‫ل َ‬
‫ج ُ‬
‫فل َ ْ‬
‫يث أبِي ُ‬
‫حتّى ت َ َز ّ‬
‫ة َ‬
‫أمع ْ ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫حدّثَنَص ْ‬
‫د ْ‬
‫اخ َ‬
‫ن‬
‫َن ُ‬
‫اخ ْ‬
‫َ‬
‫س ِي ٍ‬
‫عبْدُ الل ّ ِ‬
‫ع َ‬
‫وكِي ٌ‬
‫ج َ‬
‫ش ّ‬
‫شع ْ‬
‫ن َ‬
‫ه بْ ُ‬
‫ع َ‬
‫ع َ‬
‫أم ُ‬
‫أم َ‬
‫حدّثَنَص َ‬
‫صرةَ َ ب ْ ِ‬
‫ه َ‬
‫م َ‬
‫وأنَص‬
‫د‬
‫َن َ‬
‫َن َ‬
‫ُ‬
‫صل دَألَلْنَص عَلَي ْ ِ‬
‫د الل ّ ِ‬
‫عب ْ ِ‬
‫عب ْ ِ‬
‫الر ْ‬
‫ز يد َ ع ْ‬
‫رع ْ‬
‫ح َ‬
‫ع َ‬
‫ه َ‬
‫ّ‬
‫ن يَ ِ‬
‫أمي ْ ٍ‬
‫ن بْ ِ‬
‫أم ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫ث‬
‫م ألب َ ْ‬
‫حد َ ُ‬
‫ح ِ‬
‫وم ِ ب ِ ِ‬
‫و ْ‬
‫ث َ‬
‫ل َ‬
‫أ ْ‬
‫ج ُ‬
‫م يَذك ْر فل ْ‬
‫ول ْ‬
‫ه ْ‬
‫حتّى ت َ َز ّ‬
‫م َ‬
‫أمع ِ‬
‫ث الق ْ‬
‫ديع ِ ِ‬
‫)مسلم)‬
‫‪4) Melatih dan membimbing lansgsung.‬‬
‫‪Hadis mengajarkan wudhu dan shalat‬‬
‫عبد الرحأمن بن عبصد بن يحيى بن ألقد الزرمي مصل ‪ :‬دأللنننص على‬
‫عبد الله بن أنيس ‪ ،‬فقصل ‪ :‬أ أريكم كيف توضأ رسول الله صلى‬
‫الله عليه وسلم ‪ ،‬وكيف صلى ؟ ملنص ‪ :‬بلى ‪ « ،‬فغسننل يديننه ثقثننص‬
‫ثقثننص ‪ ،‬ومضننأمض واستنشننق ثقثننص ‪ ،‬وغسننل وجهننه وذراعيننه إلى‬
‫الأمننرفقين ثقثننص ثقثننص ‪ ،‬ومسننح برأسننه مقبق ومنندبرا ‪ ،‬وأمس‬
‫أذنيه ‪ ،‬وغسننل رجليننه ثقثننص ثقثننص ‪ ،‬ثم أألننذ ثوبننص ‪ ،‬فصشننتأمل بننه ‪،‬‬
‫وصلى » ‪ ،‬ومصل ‪ « :‬هكذا رأيث حبي رسول الله صننلى اللننه عليننه‬
‫وسلم يتوضأ ويصلي » )الطبرانى)‬

‫‪BAB IV‬‬
‫‪CARA RASULULLAH DALAM PENDIDIKAN AKHLAK‬‬
‫‪1) Melalaui keteladanan‬‬
‫‪Dengarkan Anas, yang sahabat yang mendapat kemuliaan‬‬
‫‪dengan mengabdi sejak kecil kepada beliau. Bagaimna‬‬
‫‪Rauslullah memberikan keteladanan pemaaf dan penutuf aib‬‬
‫‪orang lain.‬‬

‫ك َ‬
‫س َ‬
‫م َ‬
‫م‬
‫صل َ‬
‫َن أَن َ‬
‫ه عَلَي ْ ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫مصل ِ ٍ‬
‫س بْ‬
‫م ُ‬
‫و َ‬
‫ث َر ُ‬
‫ع ْ‬
‫سل ّ َ‬
‫صلّى الل ّ ُ‬
‫ألدَ ْ‬
‫ن َ‬
‫ه َ‬
‫ه َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫ّ‬
‫م َ‬
‫َ‬
‫فص َ‬
‫مصل لِي أ ّ‬
‫مص َ‬
‫صل لِي ل ِ َ‬
‫م َ‬
‫ع ْ‬
‫ث‬
‫ي ٍ‬
‫و‬
‫والل ِ‬
‫َش َر ِ‬
‫ف َل َ‬
‫سن ِ َ‬
‫ء لِ َ‬
‫ه َ‬
‫مط َ‬
‫ين َ‬
‫ش ْ‬
‫ْ‬
‫ّ‬
‫َ‬
‫هق َ‬
‫ث كذَا )مسلم)‬
‫و َ‬
‫ف َل َ‬
‫كَذَا َ‬
‫‪“Dari Anas bin Malik, ia berkata, aku mengabdi sepuluh tahun‬‬
‫‪keapda Rasulullah, demi Allah, beliau tidak pernah menegurku‬‬
‫‪dengan kata “ah”, beliaupun tidak pernah mengatkan kenapa‬‬
‫‪kau lakukan ini dan juga tidak pernak mengatakan, kenapa tidak‬‬
‫‪kau lakukan begini”(H.R.Muslim).‬‬

‫‪2) Melalui ibadah di Masjid‬‬
‫أم َرةَ َ‬
‫من َ‬
‫ه‬
‫ه عَلَي ْن ِ‬
‫ول الل ّ ِ‬
‫من َ‬
‫َن َ‬
‫صنلّي ْ ُ‬
‫ع َر ُ‬
‫ن َ‬
‫ع ْ‬
‫صنلّى الل ّ ُ‬
‫ث َ‬
‫س ُ‬
‫ه َ‬
‫نصل َ‬
‫سن ِ‬
‫جصب ِ ِ‬
‫ر بْ ِ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫صسنت َ ْ‬
‫ه َ‬
‫ه‬
‫و َ‬
‫م َ‬
‫ج إِلى أ ْ‬
‫هل ِن ِ‬
‫نر ْ‬
‫نر َ‬
‫ج ُ‬
‫ف ْ‬
‫و َ‬
‫قبَل ُ‬
‫م َن ُ‬
‫ث َ‬
‫صنقةَ اخولى ث ُ ّ‬
‫سنل َ‬
‫م َ‬
‫ألن َ‬
‫ه َ‬
‫أل َن َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ح‬
‫ف‬
‫ص‬
‫ن‬
‫أ‬
‫ص‬
‫م‬
‫أ‬
‫و‬
‫صل‬
‫م‬
‫ا‬
‫د‬
‫ح‬
‫ا‬
‫و‬
‫ا‬
‫د‬
‫ح‬
‫ا‬
‫و‬
‫م‬
‫ه‬
‫د‬
‫ح‬
‫أ‬
‫ي‬
‫د‬
‫أل‬
‫ح‬
‫س‬
‫أم‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ج‬
‫ف‬
‫ان‬
‫د‬
‫ل‬
‫و‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ٌ‬
‫سنن َ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫أم َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ ّ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ َ‬
‫َ ْ َ‬
‫ِ‬
‫أمص أ َ‬
‫ّ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫صر‬
‫َط‬
‫ع‬
‫ة‬
‫ن‬
‫ؤ‬
‫ج‬
‫ن‬
‫م‬
‫ص‬
‫ه‬
‫ج‬
‫ْر‬
‫أل‬
‫ن‬
‫أ‬
‫ك‬
‫ص‬
‫ح‬
‫ي‬
‫ر‬
‫و‬
‫أ‬
‫ا‬
‫د‬
‫ر‬
‫ب‬
‫ه‬
‫د‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ت‬
‫د‬
‫ج‬
‫و‬
‫ف‬
‫صل‬
‫م‬
‫ي‬
‫د‬
‫أل‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ّ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫َ َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫ٍ‬
‫ْ ِ‬
‫)مسلم)‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ّ‬
‫ه‪َ ،‬‬
‫سن ُ‬
‫م َ‬
‫ه بن َ‬
‫ول‬
‫َن َ‬
‫َن أبِي ِ‬
‫د الل ِ‬
‫عب ْ ِ‬
‫َر َ‬
‫ج عَليْن َننص َر ُ‬
‫هص ِد‪ ،‬ع ْ‬
‫شدّا ِد