Makalah Dasar Dasar Filsafat Ipa Docx

MAKALAH INDIVIDU
PERBEDAAN MANAJEMEN ISLAM DAN MANAJEMEN KONVENSIONAL
SERTA ADMINISTRASI ISLAM DAN ADMINISTRASI KONVENSIONAL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Manajemen
Dosen Pengampu : Khaerul Umam S,Ag M,Si

Disusun oleh :
Alya Nuriyah
1158010024
Kelas : Administrasi Publik – 3A

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ...
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Filsafat Manajemen ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan salah satu tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu atas nama dosen pengampu yang terhormat Bapak Khaerul
Umam S,Ag M,Si. Salawat serta salam mari kita curah limpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW kepada keluarganya,sahabat-sahabatnya juga kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini berisikan mengenai perbedaan manajemen islam dan manajemen
konvensional serta perbedaan administrasi islam dan administrasi konvensional yang
telah saya pelajari dari beberapa referensi buku.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi saya selaku penyusun dan
pembaca pada umumnya. Saya selaku penyusun dari makalah ini meminta maaf
sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan penulisan dalam makalah ini, Saya
sangat berterimakasih apabila para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun.

Bandung, 13 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................i
Daftar isi ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Islam dan Konvensional……………………2
B. Pengertian Administrasi Islam dan Konvensional…………………....6
C. Perbedaan Manajemen Islam dan Konvensional..................................9
D. Perbedaan Administrasi Islam dan Konvensional................................10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………12
B. Daftar Pustaka………………………………………………………...13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep manajemen dan administrasi dalam perspektif Islam dan konvensional
jelas tentu amat berbeda. Manajemen dan administrasi dalam perspektif konvensional
berari segala sesuatu yang sifatnya mengikuti adat atau kebiasaan yang umum atau
lazim digunakan dan suatu bentuk sifat untuk hal-hal yang normal, biasa dan
mengikuti cara yang diterima secara umum.
Sedangkan arti manajemen dan administrasi dalam perspektif Islam adalah
berdasarkan syari’at Allah dan Rasul-Nya untuk mencapai tujuan yang diridhai Allah
dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mengedepankan akhlakul
karimah. Maka dari itu terdapat perbedaan antara Manajemen Islam dan Manajemen
Konvensional serta Administrasi Islam dan Administrasi Konensional

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan dari manajemen Islam dan manajemen konvensional?
2. Apa perbedaan administrasi Islam dan administrasi konvensional?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui secara lebih jelas perbedaan dari manajemen Islam dan
manajemen konvensional.
2. Untuk mengetahui secara lebih jelas perbedaan dari administrasi Islam dan

administrasi konvensional.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Islam dan Manajemen Konvensional
Dalam berbagai literature, manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu
manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen, serta manajemen sebagai suatu seni (art) dan
sebagai suatu ilmu pengetahuan (science).
Manajemen konvensional adalah suatu manajemen yang dimiliki para
pekerja berasal dari warisan nenek moyang yang disebarkan melalui mulut ke mulut
dan selalu diwariskan kepada generasi selanjutnya serta berkembang karena gagasangagasan yang pernah ada. Dalam manajemen konvensional tidak pernah ditemukan
suatu prinsip . oleh karena itu, manajemen konvensional sering disebut manajemen
yang tradisional. Manajemen tradisional adalah suatu masalah yang dipecahkan
berdasarkan tindakan-tindakan yang diambil pada masa lalu, dengan kata lain
didasarkan pada tradisi atau mengikuti tradisi yang sudah berjalan sebelumnya.
Manajemen tradisional menggunakan functional-based sesuai ajaran dari Adam
Smith yaitu division of labour, dimana cocok untuk lingkungan yang padat tenaga
kerja.
Proses Manajemen Umum/Konvensional

a. Planning (perencanaan), yaitu penentuan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan
b. Organizing (pengorganisasian), yaitu pengelompokan dan pengaturan orang
untuk dapat digerakkan sebagai satu kesatuan sesuai dengan rencana yang
telah dirumuskan, menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
c. Actuating (penggerakkan), yaitu suatu fungsi pembimbing dan pemberian
pimpinan serta penggerakan orang agar kelompok itu suka dan mau bekerja.

d. Controlling (pengawasan), yaitu meneliti dan memerikasa apakah pelaksanaan
tugas-tugas perencanaan semula betul-betul dikerjakan.
Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.
Batasan adil adalah pimpinan tidak ‘menganiaya’ bawahan dan bawahan tidak
merugikan pimpinan maupun perusahaan

yang ditempati. Bentuk penganiayaan

yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan
memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Nabi Muhammad SAW adalah
seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya.
Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah menempatkan

manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata-mata diperas tenaganya untuk
mengejar target produksi. Nabi Muhammad SAW mengelola dan mempertahankan
kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat.
Salah satu kebiasaan nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi
yang ditunjukkan stafnya. Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal
perbedaan perlakukan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, ataupun ras. Nabi
Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini
menunjukan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.
Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen Barat
adalah seorang pimpinan dalam manajemen islami harus bersikap lemah lembut
terhadap bawahan.
Sedangkan manajemen dalam islam memiliki dua pengertian, yakni :
1. Sebagai ilmu
2. Sebagai suatu aktivitas
Manajemen dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak berkaitan
dengan nilai dan peradaban sehingga hukum mempelajarinya adalah fardu kifayah.
Sedangkan sebagai aktivitas ia terikat pada aturan syara; nilai atau hadiarah islam.

Manajemen syariah


adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil

optimal yang bermuara pada pencarian keridhaan Allah. Langkah yang diambil dalam
menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah. Aturanaturan yang tertuang di dalam Al-Qur’an, hadist dan beberapa contoh yang dilakukan
para sahabat. Asal penemuan ilmu manajemen itu bermula dari timbulnya berbagai
macam persoalan yang berhubungan dengan business sehingga berkembang menjadi
sebuah ilmu untuk mencapai berbagai tujuan. Al-Qur’am telah memberikan stimulasi
mengenai hal ini di dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 282.
 Asas-asas management menurut Al-Qur’an :
a) Beriman
Diterangkan dalam surat Ali Imraan ayat 28 yang berarti :

      
          
         
  
28. janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafr menjadi
wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali
karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.

dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya
kepada Allah kembali (mu).
[192] Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti
pemimpin, pelindung atau penolong.

b) Bertaqwa
Diterangkan dalam surat An-Naba ayat 31 yang berarti :

   

31. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,

c) Musyawarah
Diterangkan dalam surat As-Syu’ara ayat 38 yang berarti :



   
      


38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka.



Sifat-sifat yang harus dimiliki seseorang dalam manajemen yang tertuang di
dalam Al-Qur’an

1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap
dalam hal apapun. Hal ini diterangkan dalam surat Al-Mujadilah ayat 11.
2. Bertindak adil, jujur dan konsekuen. Diterangkan dalam surat An-Nisa ayat 58
3. Bertanggung jawab. Diterangkan dalam surat Al-An’am ayat 164.
4. Selektif dalam memilih informasi. Diterangkan dalam surat Al-Hujurat ayat 6.
5. Memberikan peringatan. Diterangkan dalam surat Adz-Dzariyat ayat 55.
6. Memberikan petunjuk dan pengarahan (QS. As-Sajdah:24).

 Perspektif Manajemen Islami
Ada empat pilar etika manajemen bisnis dalam perspektif islam seperti yang

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu tauhid,adil, kehendak bebas, dan
tanggung jawab. Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen
yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun

antara pimpinan dengan bawahan. Menurut Ibrahim Abi Sin, ada empat hal yang
harus dipenuhi untuk dapat dikategorikan sebagai manajemen Islami, yaitu :
1. Manajemen islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak Islam
2. Kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar
pekerja
3. Faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi
ekonomis
4. Sistem dan struktur organisasi sama pentingnya

B. Pengertian Administrasi Islam dan Administrasi Konvensional
Administrasi konvensional dapat diartikan sebagai seluruh proses kerjasama
antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana
ataupun prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna.
Ciri-ciri administrasi konvensional :
1. Adanya kerjasama
2. Adanya proses/usaha

3. Adanya bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan
4. Adanya tujuan
Konsep administrasi konvensional :
1. Berusaha memengaruhi dan menyuruh orang agar bekerja secara prosuktif
2. Memanfaatkan manusia, material, uang, metode secara terpadu untuk
mencapai tujuan institusional
3. Mencapai tujuan melalui orang lain; fungsi eksekutif pemerintah, dan
memanfaatkan system kerja sama interaktif yang efisien dan efektif.

Administrasi konvensional secara filosofis mengkaji hal-hal berikut :

1. Pengorganisasian seluruh jenis objek administrasi yang diarahkan pada
pencapaian tujuan.
2. Sistem kerjasama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban administrative.
3. Pedoman kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok orang-orang ke
arah pencapaian tujuan bersama.
4. Proses dan tata kerja dalam organisasi secara sinergis.
5. Penyelenggaraan usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.

Administrasi Islam adalah proses penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan
oleh seorang atau beberapa orang Islam dimana kegiatan tersebut tidak bertentangan
dengan syari’at Allah dan Rasul-Nya untuk mencapai tujuan yang diridhai Allah.
Disini terlihat bahwa administrasi Islam lebih menekankan pada aspek nilai.
Sumber utama yang digunakan sebagai panduan dalam beradministrasi itu adalah AlQur’an dan As-Sunnah serta perilaku para sahabat dan tab’in. misalnya, seorang
administrator Islam harus memiliki sikap tulus dalam bekerja, memandang dunia
hanya sebagai tempat sementara dan bekerja merupakan bekal akhirat, meletakkan
dirinya sebagai hamba Allah dalam menjalankan aktifitas administrasinya.
Konsep-konsep yang dirumuskan dalam administrasi Islam merujuk pada
sumber yang autentik (Al-Qur’an dan Hadits). Para administrator menjadikan prinsipprinsip dasar administrasi yang ada dalam Al-Qur’an sebagai panduannya. Prinsipprinsip administrasi Islam itu dimuat dalam surat 24 ayat 55, surat 35 ayat 39, surat
38 ayat 26, surat 42 ayat 38 dan sebagainya. Prinsip-prinsip kepemimpinan
(administrator) dimuat dalam surat 2 ayat 124, 247, surat 3 ayat 118, surat 4 ayat
58,59,83, surat 26 ayat 150-152, surat 38 ayat 28, surat 39 ayat 9 dan surat 49 ayat
13. Demikian pula panduan Al-Qur’an bagi para bawahan agar tidak mengikuti sikap
pemimpin (administrator) yang mengajak kepada jalan kesehatan sebagaimana
dirumuskan dalam Al-Qur’an surat 18 ayat 28.

Dengan demikian , administrasi Islam merupakan kajian teoritik yang sumbersumbernya berasal dari wahyu. Kajian administrasi Islam kemudian dikembangkan
oleh para ulama yang disusun dalam karya-karya mereka seperti Abu Yusuf, AlGhazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun dan sebagainya.
Jika lembaran-lembaran sejarah dibuka kembali untuk melihat dasar-dasar
teoritis tentang administrasi Islam, maka focus kajiannya akan bermula pada saat
Islam lahir sebagai agama dan sekaligus sebagai kekuatan politik ketika dibawa oleh
Rasulullah SAW.
Dokumen-dokumen utama yang dapat dilihat sebagai sumber administrasi
Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dua sumber ini merupakan landasan teoritis
yang menjadi titik tolak mengkaji dasar-dasar teori administrasi Islam..
Dalam Al-Qur’an kata administrasi disepadankan dengan kata yudabbiru yang
artinya

mengarahkan,

melaksanakan,

mengelola,

menjalankan,

merekayasa,

mengemudikan, mengatur, mengurus dengan baik dan membuat rencana.
Filosofi dasar administrasi Islam berpusat di sekitar konsep keluhuran,
kesalehan, keadilan, persamaan dan keadilan sosial. Misalnya masalah administrasi
Negara dalam Islam bukan saja hanya menekankan pemerintah yang harus bertaut
dengan agama, melainkan administrasi yang berakar pada nilai etika dan etika Islam.
Demikian pula pelaksanaan administrasi Islam itu harus didasari dengan
prinsip musyawarah. Oleh karena itu tidak dikenal seorang administrator yang
otoriter dan dictator, melainkan hanya mereka yang shalih, takut kepada Allah, adil
dan mampu melaksanakan tugas yang layak dipercaya mengemban tugas
administrative. Demikian prinsip dasar Al-Qur’an mengenai administrasi Islam.
Sejak dasar teoritis ini dipahami kemudian dipraktekkan, baik oleh Rasulullah
yang kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabii’in, dan tabi’at, perkembangan
agama Islam jauh lebih pesat. Rupanya, keberhasilan perluasan wilayah Islam dalam
sejarah tidak dapat dilepaskan dari peran administrator atau kepemimpinan Islam
dalam menjalankan fungsi-fungsi administratornya.

Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
mengenai administrasi berkisar mengenai bagaimana menjalankan administrasi,
khususnya administrasi keadilan, wewenang rakyat dan administrasi bermusyawarah.
Prinsip ini perlu dijabarkan lebih lanjut oleh para pemikir dan cendekiawan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini.
Syari’ah Islam telah meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk masalah
pemerintahan dan etika administrasi. Al-Qur-an, As-Sunnah dan Fiqh telah
memberikan kode hukum yang menyeluruh mengenai masalah sosial, moral, politik,
dan etika administrasi yang memerlukan penjabaran lebih lanjut secara tekhnis.

C. Perbedaan Manajemen Islam dan Manajemen Konvensional
-

Semua orang telah mengetahui bahwa prinsip-prinsip ekonomi pada
umumnya dan manajemen pada khususnya selalu mengagungkan perolehan
hasil sebesar-besarnya dengan kerja sekecil-kecilnya, prinsip konvensional ini
berkembang pesat di dunia Barat. Islam tidak menentang prinsip konvensional
ini bahkan mendorong prinsip itu. Masalahnya adalah manajemen syariah
hanya menambahkan batasan dalam penerapan prinsip konvensional agar
tidak hanya ditujukan untuk memperoleh hasil di dunia saja melainkan harus
dibarengi dengan perolehan di akhirat. Penerapan manajemen syariah secara
utuh tidak akan membuat orang saling menindas dalam menjalankan roda
perekonomian. Semua orang akan merasa diuntungkan karenanya.

-

Dalam manajemen konvensional manusia dijadikan sebagai mesin untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mementingkan
kemanusiawian, sedangkan dalam manajemen Islam manusia dijadikan
partner kerja. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah
menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata-mata
diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.

-

Manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakukan (diskriminasi)
berdasarkan suku, agama, ataupun ras, Nabi Muhammad SAW bahkan pernah
bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukan bahwa Islam
menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen. Sedangkan di
dalam manajemen konvensional terkadang terdapat perbedaan perlakuan
berdasarkan suku, agama, ataupun ras ataupun berdasarkan hubungan
kekeluargaan.

-

Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen
konvensional adalah seorang pimpinan dalam manajemen islami harus
bersikap lemah lembut terhadap bawahan.

D. Perbedaan Administrasi Islam dan Administrasi Konvensional
Prinsip administrasi dalam syariah Islam sungguh amat berbeda dengan
administrasi modern. Dalam administrasi modern dibuat untuk merancang,
melindungi dan mengangkat otoritas Negara (publik authority) sebagai sesuatu yang
suci dan utama, khususnya dengan menundukkan supremasi pada pundak-pundak
pribadi-pribadi administrator. Sedangkan administrasi Islam yang terkandung dalam
syariah Islam meletakkan dua prinsip pokok, yaitu bahwa syariah itu ilahiyah (berasal
dari tuhan) dan bahwa syariah itu bebas dan terbuka untuk memberi peluang
berekspresi bagi setiap pribadi bekerja sesuai dengan hati dan nurani dan imannya.
Berangkat dari kedua prinsip ini, seorang muslim akan bertindak dengan
merdeka tanpa tekanan dari siapa pun untuk menjadi pribadi-pribadi yang bebas dari
dehumanisasi. Iman yang ada dalam diri seorang muslim akan memandu langkah
kerjanya dengan berkarya yang inovatif, kreatif, dan produktif. Syariah Islam
merupakan jalan yang akan ditempuh bagi seorang muslim untuk menjadi seorang
pekerja dan seorang administrator dengan batasan yang jelas, antara halal dan haram,
syubhat dan mubah, yang munkar dan yang baik.

Orientasi administrasi Islam berjuang pada cita-cita membangun kesalehan,
keadilan dan persamaan. Di dalam Islam, bukan saja pemerintahan yang harus berkait
erat dengan agama, nilai dan etika, melainkan juga administrasi. Oleh karena itu,
kebijakan Negara atau organisasi yang tidak terkait dengan nila-nilai moral dan etika
yang dikandung di dalam agama tidak mendapat tempat di dalam Islam. administrasi
Islam mensyaratkan adanya keterkaitan antara nilai dan etika dengan kegiatan
administrasi.

BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang mendasar
antara Manajemen Islam dan Manajemen Konvensional serta Administrasi Islam dan
Administrasi Konvensional adalah di dalam konvensional mengagungkan perolehan
hasil sebesar-besarnya dengan kerja sekecil-kecilnya sementara di dalam Islam tidak
hanya ditujukan untuk memperoleh hasil di dunia saja melainkan harus dibarengi
dengan perolehan di akhirat. Dan di dalam Islam manusia diperlakukan secara
manusiawi bukan sebagai mesin. Dan di dalam Islam lebih diutamakan kepada sikap

yang berdasarkan kepada nilai-nilai akhlak Islam yang berpedoman kepada AlQur’an dan As-Sunnah. Iman yang ada dalam diri seorang muslim akan memandu
langkah kerjanya dengan berkarya yang inovatif, kreatif, dan produktif. Syariah Islam
merupakan jalan yang akan ditempuh bagi seorang muslim untuk menjadi seorang
manajer dan seorang administrator dengan batasan yang jelas, antara halal dan haram,
syubhat dan mubah, yang munkar dan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ramdani. 2011. Administrasi Islam di Indonesia

Ibrahim, Ahmad. 2008. Manajemen Syariah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Pertanyaan untuk kuis
1. Menurut beberapa ahli manajemen merupakan bagian dari administrasi, apa yang
mendasari pernyataan tersebut? Jelaskan!