MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA ER

MAKALAH
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA ERA
ORDE LAMA ( 1959-1966 )

DISUSUN OLEH :
1.

Fajar Nur R.

/ 13

2.

Firmansyah Nur D.

/ 14

3.

Galih Setyawan


/ 15

4.

Gatra Aditya P.

/ 16

5.

Hardika Firmansah

/ 17

6.

Hendri Bagus A.S.

/ 18


Kelas :XII TITL 2

SMK NEGERI 7 (STM Pembangunan) SEMARANG
Jalan Simpang Lima Telp. (024) 8311532 Fax. (024) 8447649 Semarang 50241

LATAR BELAKANG
Orde Lama adalah masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama
berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia
menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat
menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.
Karena pada dasarnya Sistem ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sistem ekonomi ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan berencana untuk
mendapatkan kondisi masyarakat yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan juga dapat
diartikan sebagai proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar, baik
terhadap struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan,
mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi (Todaro
dalam Sirojuzilam, 2008). Oleh karena itu, pembangunan tersebut harus mampu
mengakomodasi berbagai aspek kehidupan manusia baik material maupun spiritual dan

dilakukan secara merata sehingga dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Politik di era orde lama
Politik orde lama sebagai masa pencarian jati diri bagi bangsa Indonesia telah mengalami
suatu proses yang cukup melelahkan. Betapa tidak, semenjak dikumandangkannya
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tugas demi tugas bangsa ini saling susul untuk
segera diselesaikan. Dimulai dengan penyusunan badan kelengkapan Negara, menumpas
pemberontakan yang datang dari sekutu luar hingga menyelesaikan pemberontakan yang
datang dari dalam negeri.
Selain itu, bentuk dari pemerintahan Indonesia pun sempat mengalami beberapa kali
perubahan sebelum akhirnya menunjukkan suatu bentuk demokrasi seperti sekarang, di
antaranya yang dijelaskan oleh Miriam budiardjo dalam Dasar-dasar ilmu politik adalah
bentuk demokrasi konstitusional, bentuk demokrasi terpimpin, bentuk demokrasi pancasila
dan bentuk demokrasi reformasi.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, maka
sehari setelahnya, yakni pada 18 Agustus 1945 diadakan suatu sidang PPKI yang bertujuan
untuk merumuskan struktur kenegaraan, perekonomian, pertahanan-keamanan, dan hal-hal
pemerintahan lainnya. Dalam sidang tersebut dirumuskan tentang pembentukan kementrian
yang terdiri atas 12 Departemen, 4 kementrian negara dan 4 pejabat tinggi negara.
Lalu, Indonesia pun dibagi menjadi 8 provinsi yang terdiri atas, Sumatra, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan. Setelah itu, baru
pada 22 Agustus 1945 diadakan rapat PPKI kembali yang berhasil merumuskan Komite
Nasional Indonesia sebagai cikal bakal MPR beserta Badan Keamanan Rakyat sebagai cikal
bakal TNI.
Pada periode ini, yaitu antara 1945- 1959 dijalankan Demokrasi Konstitusional yang
berasaskan pada Republik Indonesia Serikat dengan konstitusi Parlementer. Namun, Setelah
di Jalankan ternyata sistem tersebut terbukti tidak sesuai dengan kepribadian dan cita-cita
masyarakat Indonesia, walaupun sistem ini cukup berhasil dinegara-negara Asia lain.
Maka tidak lama setelah itu, munculah masa demokrasi terpimpin di Indonesia yang terjadi
antara 1959-1965 dengan diawali tuntutan masyarakat Jawa Barat untuk membubarkan
Negara Pasundan dan diikuti dengan negara- negara bagian lainnya di Indonesia.

Meskipun dicapai kata sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara kesatuan, namun
ternyata terdapat pihak-pihak yang tidak setuju dengan konsep tersebut dan tetap
menginginkan Indonesia sebagai negara parlementer sehingga timbulah pemberontakanpemberontakan, seperti pemberontakan Andi Azis di Makassar yang menyatakan bahwa
Negara Indonesia Timur (NIT) harus dipertahankan serta Pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS) yang didalangi oleh Dr. Soumokil.
Selain itu, masih banyak pula ancaman-ancaman lain yang terjadi ketika itu, mulai dari
pemberontakan DI/TII, PRRI, PERMESTA hingga peristiwa G30 S/PKI. Betapa sulitnya
keadaan Indonesia di masa orde lama kala itu, karena selain Soekarno sebagai kepala negara

harus menjaga segala bentuk ancaman yang terjadi terhadap stabilitas keamanan yang
datangnya dari luar negeri, juga harus menjaga dan menumpas segala bentuk pemberontakan
yang datangnya dari dalam negeri.
Berkaca dari peristiwa-peristiwa masa Orde Lama tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
ternyata untuk mencapai suatu pemerintahan yang baik tidaklah mudah. Ada banyak
rintangan yang harus dilalui bangsa ini hingga akhirnya dapat mencapai masa Reformasi
seperti sekarang.
Semenjak zaman nenek moyang kita dahulu, kita adalah masyarakat yang demokratis yang
selalu bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat. Maka jikalau ada perbedaan di antara
kita, sebaiknya diselesaikan melalui musyawarah. Ingatlah kata-kata Soekarno tentang “Jas
Merah” jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Yang artinya bahwa sejarah ada untuk kita pelajari agar kehidupan kita di masa depan bisa
lebih baik lagi. Maka dari itu mari kita bangun Indonesia yang lebih baik dengan aksi yang
berguna bukannya separatisme dan aksi-aksi radikal, dengan tidak melupakan jasa-jasa para
pahlawan kita di masa lalu, menuju Indonesia hebat di masa depan.
SEJARAH SISTEM PEMERITAHAN ORDE LAMA
Sistem pemerintahan orde lama menjadi bagian dari perjalanan panjang sejarah
Indonesia. Tidak bisa tidak bahwa cerita tersebut ikut mengantarkan Indonesia pada masa
sekarang ini.
a.Sistem Pemerintahan Orde Lama - Akar Sistem Pemerintahan di Indonesia

Pelajaran sejarah juga pasti membahas tentang sistem pemerintahan orde lama ini. Seolah
menggambarkan bagaimana keadaan Indonesia saat berada pada masa-masa kelam. Saat
keadaan politik dan sosial di Indonesia belum stabil. Pembahasan tentang sistem
pemerintahan orde lama ini akan cukup menarik untuk diikuti.
Tahun 1945 adalah tahun paling bersejarah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia diraih pada tahun itu. Bebas dari pengaruh penjajah untuk kemudian
mulai menata segala sesuatunya sendiri. Masa-masa itulah yang dikenal dengan istilah orde
lama. Tidak salah jika sistem pemerintahan orde lama disebut-sebut sebagai awal sejarah
pemerintahan bangsa Indonesia.
Pada masa orde lama inilah, bangsa kita baru memulai menata segala perihal aturan dalam
mengelola negara. Saat itu, kita baru saja memroklamirkan diri menjadi negara merdeka
meskipun belum bebas seratus persen dari kekuasaan penjajah. Maka, bisa dikatakan bahwa
era pemerintahan orde lama menjadi cikal bakal pengaturan sistem untuk bangsa Indonesia.
Bahwa sistem pemerintahan orde lama ini adalah akar dari semua sistem pemerintahan yang
saat ini berlaku.

Sistem pemerintahan orde lama adalah sebuah sistem pemerintahan negara Indonesia yang
berlangsung di bawah pimpinan Soekarno. Penerapan sistem pemerintahan orde lama
berlangsung sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945
hingga 1968. Berakhirnya sistem pemerintahan orde lama berganti dengan sistem

pemerintahan orde baru. Penamaan orde baru merupakan nama yang diberikan oleh Soeharto
yang berkuasa pada era orde baru. Soekarno sendiri tidak begitu suka dengan sebutan “orde
lama” untuk era kepemimpinannya. Ia lebih suka menyebut eranya dengan sebutan “orde
revolusi”.
Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, sejak itulah bangsa Indonesia mulai
memasuki babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Setelah
perjuangan merebut kemerdekaan, tantangan selanjutnya adalah mengatur negara ini dengan
sistem yang sesuai.Dan sistem pemerintahan orde baru adalah sistem pertama yang dilakukan
oleh pemerintah Indonesia.Meskipun sistem pemerintahan orde lama dianggap banyak
melakukan trial and error terhadap sistem pemerintahan Indonesia. Namun, pengaruh dari
sistem pemerintahan tersebut sama sekali tidak bisa kita kesampingkan. Hingga akhirnya
Indonesia mengalami perubahan sistem pemerintahan beberapa kali untuk mencari sistem
paling sesuai. Mencocokkan banyaknya sistem pemerintahan dengan keadaan Indonesia saat
itu benar-benar sulit. Kestabilan di semua lini menjadi hal yang tarus dicari bahkan hingga
kini. Entah itu sistem pemerintahan orde baru apalagi reformasi. Semuanya seolah belum
begitu "menunjukkan giginya". Masih bungkam, atau sama sekali takpunya gigi?
Tokoh dari sistem pemerintahan orde lama yang dimiliki Indonesia adalah siapa lagi kalau
bukan Bung Karno. Dengan segenap pemikiran, kepintaran, dan kecakapannya, Bung Karno
perlahan mulai "membangun badan" negara ini. Di luar tanggapan masyarakat, apakah beliau
berhasil atau tidak.

b.Sistem Pemerintahan Orde Lama - Indonesia Era Soekarno
Selama pemerintahan Soekarno, pernah diterapkan beberapa sistem pemerintahan di
Indonesia. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Kemudian,
sistem pemerintahan presidensial diganti dengan betuk pemerintahan parlementer. Juga
pernah menerapkan sistem pemerintahan demokrasi liberal yang kemudian diganti dengan
sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Semua sistem tersebut pada dasarnya terangkum
dalam istilah sistem pemerintahan orde lama.
Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan orde lama yang pertama
kali diterapkan Soekarno dalam memimpin bangsa Indonesia. Namun, sistem ini hanya
berjalan kurang lebih selama tiga bulan. Perubahan sistem presidensial terjadi karena adanya
penyimpangan terhadap UUD 1945. Di dalam sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan
negara terfokus kepada presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem
pemerintahan orde lama ini tidak menggunakan teori pemisahan negara seperti yang ada di
dalam trias politica yang dirancang Montesquieu. Jadi, dalam sistem ini, tidak ada lembaga
pemegang supremasi tertinggi. Presiden dan wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat
yang masa kepemimpinannya ditentukan oleh konstitusi.
c. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Parlementer di
Indonesia
Sistem pemerintahan parlementer juga pernah dianut Indonesia pada sistem pemerintahan

orde lama. Namun, sistem parlementer yang digunakan masih parlementer semu (quasy
parlemenary). Pemerintahan parlementer lahir atas dasar konstitusi Republik Indonesia
Serikat pada 1950. Sutan Syahrir merupakan perdana menteri pertama di dalam sistem

pemerintahan ini. Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan orde
lama yang menjadikan posisi parlemen memiliki peranan penting di dalam pemerintahan.
Parlemen mempunyai wewenang untuk mengangkat perdana menteri. Selain itu, parlemen
bisa menjatuhkan pemerintahan dengan cara mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap
pemerintahan tersebut.
d. Sistem Pemerintahan Orde Lama - Penerapan Sistem Pemerintahan Demokrasi di
Indonesia
Indonesia, dalam sistem pemerintahan orde lama pernah menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi. Namun, sistem pemerintahan demokrasi tersebut juga masih bersifat semu. Ini
dikarenakan jalannya sistem demokrasi tidak sepenuhnya dilakukan. Sistem pemerintahan
demokrasi yang pernah diterapkan adalah sistem pemerintahan demokrasi liberal dan sistem
pemerintahan demokrasi terpimpin. Sistem pemerintahan demokrasi didasarkan pada UUD
1950 yang menggantikan konsitusi RIS 1949. Saat itu, sebenarnya masih menggunakan
sistem pemerintahan parlementer kabinet. Namun, sistem parlementer kabinet itu pun
menggunakan cara demokrasi liberal yang masih semu. Sistem pemerintahan orde lama
tersebut Hal ini bisa dilihat dari beberapa ciri. Misalnya, pemilihan perdana menteri yang

diangkat oleh presiden. Presiden juga mempunyai wewenang untuk membubarkan lembaga
DPR. Kedudukan presiden dan wakilnya tidak dapat diganggu gugat oleh lembaga
pemerintahan mana pun. Jika dilihat seperti itu, sistem pemerintahan orde lama terkesan
otoriter.
Pada 1959 hingga 1966, Soekarno mengenalkan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
Kedudukan presiden pada sistem ini makin kuat. Ia memiliki kekuasaan yang mutlak.
Presiden bisa dijadikan alat untuk melenyapkan berbagai kekuasaan yang dianggap
menghalanginya. Kebebasan berpendapat dan kegiatan partai politik sangat dibatasi. Sistem
demokrasi terpimpin ini juga merupakan bagian dari sistem pemerintahan orde lama. Belajar
dari trial and error-nya sistem pemerintahan masa orde lama harusnya menjadikan Indonesia
lebih tahu sistem apa yang harus diterapkan. Sayangnya, pada masa orde baru pun, banyak
sekali terjadi gejolak karena tidak sesuainya sistem pemerintahan yang diterapkan.
Namun, pada era reformasi ini, kondisi sistem pemerintahan Indonesia sepertinya makin
membaik dengan menggunakan sistem demokrasi Pancasila. Sebuah sistem yang
bagaimanapun lahir dari sistem pemerintahan orde lama yang terjadi jauh sebelumnya.
Semua ini tidak lepas dari proses belajar sejak diberlakukannya berbagai sistem
pemerintahan orde lama. Kita tidak bisa memungkiri bahwa dari orde lamalah bangsa kita
mulai cerdas dan membangun tatanan pemerintahan yang lebih baik. Baik atau buruknya
nilai rasa yang dimiliki ketika membicarakan sistem pemerintahan orde lama, sistem
pemerintahan tersebut nyatanya ikut mengantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang

mampu berdiri hingga sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri jika Soekarno, bagaimanapun
keadaannya, adalah sosok pemikir hebat yang berani mengambil risiko.
Berakhirnya orde lama
Setelah turunnya presiden soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde
lama.kepemimpinan
disahkan
kepada
jendral
Soeharto
mulai
memegang
kendali.pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan pada aspek
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;
1.adanya konsep difungsi ABRI

2.pengutamaan golongan karya
3.manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
4.diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-lembaga pendidikan pejabat
5.kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca mengembang
(flating mass)
6.karal kehidupan pers
Konsep difungsi ABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan oleh
kepala staf angkatan darat.mayjen A.H. NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep jalan
tengah prinsipnya menegaskan bahwa peran tentara tidak terbatas pada tugas profesional
militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik dengan konsep
seperti inilah dimungkinkan dan bahkan menjadi semacam KEWAJIBAN JIKALAU
MILITER BERPARTISIPASI DI BIDANG POLITIK PENERAPAN , konjungsi ini menurut
penafsiran militer dan penguasa orde baru memperoleh landasan yuridis konstitusional di
dalam pasal 2 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.
DEMOKRASI ORDE LAMA
Pengertian Orde Lama
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi
komando.
PADA MASA ORDE LAMA, ADA 2 MACAM DEMOKRASI YANG SEMPAT
DIBERLAKUKAN, yaitu :
1. Demokrasi Liberal
2. Demokrasi Terpimpin
ORDE LAMA (1950 – 1965 )
Demokrasi Liberal (1950 – 1959)
Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan negara,
ditetapkan pula sistem demokrasi yang dipakai yaitu sistem demokrasi liberal. Dalam sistem
demokrasi ini presiden hanya bertindak sebagai kepala negara. Presiden hanya berhak
mengatur formatur pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintah ada
pada kabinet. Presiden tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Adapun kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.
Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi, Pni, dan PKI
mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet-kabinet yang
bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat ) yang merupakan kekuatankekuatan partai besar berdasarkan UUDS 1950. Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat
dukungan mayoritas dalam parlemen (DPR pusat).

Setelah itu, dibentuklah kabinet baru untuk mengendalikan pemerintahan selanjutnya.
Dengan demikian satu ciri penting dalam penerapan sistem Demokrasi Liberal di negara kita
adalah silih bergantinya kabinet yang menjalankan pemerintahan.
Program kerja Kabinet Natsir pada masa pemerintahannya secara garis besar sebagai
berikut ;
a. Menyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat.
b. Memajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.
c. Menyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer.
d. Memperjuangkan soal Irian Barat tahun 1950.
e. Memulihkan keamanan dan ketertiban.
Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi hambatan terutama
dari tubuh parlemen sendiri. Bentuk negara yang belum sempurna dengan beberapa daerah
masih berada ditangan pemerintahan Belanda memperuncing masalah yang ada dalam
kabinet tersebut. Perbedaan politik antara presiden dan kabinet tersebut menyebabkan
kedekatan antara presiden dengan golongan oposisi (PNI). Hal itu menentang sistem politik
yang telah berlaku sebelumnya, bahwa presiden seharusnya memiliki sikap politik yang
sealiran dengan parlemen. Secara berturut-turut setelah kejatuhan kabinet Natsir, selama
berlakunya sistem Demokrasi Liberal, presiden membentuk kabinet-kabinet baru hingga
tahun 1959.
Pada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I yang
dilakukan pada 29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota DPR yang di lantik
pada 20 Maret 1956. Pemilu pertama tersebut juga telah berhasil badan konstituante (sidang
pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante memiliki tugas untuk merumuskan UUD
baru. Dalam badan konstituante sendiri, terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi
partai-partai besar seperti NU, PKI, Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah
diketahui bahwa lembaga tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante
melaksanakan tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat
militer, pergolakan daerah melawan pusat dan kondisi ekonomi tak menentu.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959 – 1965)
a. Sistem politik Demokrasi Terpimpin
Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang disebabkan
oleh begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan ketika diberlakukannya
sistem demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon dari dari daerah dalam kurun waktu
tersebut memaksa untuk dilakukannya revisi terhadap sistem pemerintahan. Ir.Soekarno
selaku presiden memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi
terpimpin. Tonggak bersejarah di berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Dekrit President 5 Juli 1959
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN
PERANG
Dengan ini menyatakan dengan khidmat :
Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945
yang disampaikan kepada segenap rakyat Indonesia dengan amanat Presiden pada tanggal 22
April 1959 tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam
Undang-Undang Dasar Sementara;
Bahwa berhubung dengan pernyataan sebagian besar anggota-anggota Sidang Pembuat
Undang-Undang Dasar untuk tidak lagi menghadiri sidang. Konstituante tidak mungkin lagi
menyelesaikan tugas yang dipercayakan oleh rakyat kepadanya;
Bahwa hal yang demikian menimbulkan keadaan keadaan ketatanegaraan yang
membahayakan persatuan dan keselamatan Negara, Nusa, dan Bangsa, serta merintangi
pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat yang adil makmur;
Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan kami
sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Negara
Proklamasi;
Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai UndangUndang Dasar 1945 dan adlah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi
tersebut,
Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,
KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN
PERANG
Menetapkan pembubaran Konstituante.
Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagfi bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini dan tidak
berlakunya lagi Undang-Undang Dasar Sementara.
Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang terdiri atas anggota-anggota
Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan golongangolongan serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara akan diselenggarakan
dalam waktu sesingkat-singkatnya.Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1959
Atas nama Rakyat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang
SOEKARNO

Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk sebelumya. Satu
hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki kewenangan yang
terbesar terhadap pemerintahan dan pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem
Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.
Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet
Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan
pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana menteri dan
Ir.Djuanda sebagai menteri pertama.
Kabinet ini yang memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah
keamanan,sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan
anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan GBHN
pertama. Pidato Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959
berjudu”Penemuan Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik Republik
Indonesia (Manipol) ,yang berintikan USDEK ( UUD 1945,Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Kepribadian Indonesia ). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan
sejumlah badan eksekutif seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional dengan
tugas sebagai menteri dan ikut serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya
ikut merumuskan kebijaksanaan pemerintahan dalam lembaga masing-masing.
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem
demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segalagalanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada
kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (mengikuti Mazhab
Sosialisme). Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini
belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :
a)Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai
berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi
Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
b)Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi
perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
c)Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000
menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama,
tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan
pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena
pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyekproyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi
dengan Malaysia dan negara-negara Barat. Sekali lagi, ini juga salah satu konsekuensi dari
pilihan menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia
berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, eonomi, maupun bidang-bidang lain.

Masalah pemanfaatan kekayaan alam.
Pada masa orde lama : Konsep Bung Karno tentang kekayaan alam sangat jelas. Jika
Bangsa Indonesia belum mampu atau belum punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb
biarlah SDA tetap berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan menjadi
tabungan anak cucu di masa depan. Biarlah anak cucu yang menikmati jika mereka sudah
mampu dan bisa. Jadi saat dipimpin Bung Karno, meski RI hidup miskin, tapi Bung Karno
tidak pernah menggadaikan (konsesi) tambang-tambang milik bangsa ke perusahaan asing.
Penebangan hutan pada masa Bung Karno juga amat minim.
Sistem pemerintahan
Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik, semua proyek
diserahkan kepada pemerintah, sentralistik, demokrasi Terpimpin, sekularisme.
Berakhirnya Orde Lama
Setelah turunnya presiden Soekarno dari tumpuk kepresidenan maka berakhirlah orde
lama. Kepemimpinan disahkan kepada jendral Soeharto mulai memegang kendali.
Pemerintahan dan menanamkan era kepemimpinanya sebagai orde baru konsefrasi
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan pada aspek
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Untuk mencapai titik-titik
tersebut dilakukanlah upaya pembenahan sistem keanekaragaman dan format politik yang
pada prinsipnya mempunyai sejumlah sisi yang menonjol.yaitu;
1]adanya konsep difungsi ABRI
2]pengutamaan golonga karya
3]manifikasi kekuasaan di tangan eksekutif
4]diteruskannya sistem pengangkatan dalam lembaga-lembaga pendidikanpejabat
5]kejaksaan depolitisan khususnya masyarakat pedesaan melalui konsep masca
mengembang [flating mass]
6]karal kehidupan pers
Konsep difungsi ABRI pada masa itu secara inplisit sebelumnya sudah ditempatkan
oleh kepala staf angkatan darat, mayjen A.H. NASUTION tahun 1958 yaitu dengan konsep
jalan tengah prinsipnya menegaskan bahwa peran tentara tidak terbatas pada tugas
profesional militer belaka melainkan juga mempunyai tugas-tugas di bidang sosial politik.
Dengan konsep seperti inilah dimungkinkan dan bahkan menjadi semacam kewajiban jikalau
militer berpatisipasi dan bidang politik penerapan konjungsi ini menurut penafsiran militer
dan penguasa orde baru memperoleh landasan yuridis konstitusional di dalam pasal 2 ayat 1
UUD 1945 yang menegaskan majelis permusyawaratan rakyat.

Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
Pada masa Demokrasi Terpimpin telah terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain seperti berikut.
a. Lembaga-lembaga negara berintikan Nasionalisme Agama Komunis (Nasakom). Adapun
hal yang dianggap sebagai perwujudan Nasakom adalah:
1) nasional diwakili oleh PNI
2) agama diwakili oleh NU
3) komunis diwakili oleh PKI
b. Prosedur pembentukan MPRS, karena anggota MPRS diangkat oleh presiden. Seharusnya
dipilih melalui pemilu.
c. Prosedur pembentukan DPAS, karena lembaga ini anggotanya ditunjuk oleh presiden dan
diketuai oleh presiden. Padahal tugas dari DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan
presiden dan memberi usulan kepada pemerintah.
d. Prosedur pembentukan DPRGR, karena anggota DPRGR ditunjuk oleh presiden dan DPR
hasil pemilu 1955 justru dibubarkan oleh presiden. Padahal kedudukan DPR dan presiden
adalah seimbang. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat
memberhentikan presiden.
e. Penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN. Seharusnya GBHN
disusun dan ditetapkan oleh MPR.
f. Pengangkatan presiden seumur hidup, karena tidak ada aturan tentang jabatan presiden
seumur hidup. Menurut pasal 7 UUD 1945 (sebelum diamandemen), presiden memegang
jabatan selama lima tahun dan sesudahnya boleh dipilih kembali.
f. Sidang MPRS dilaksanakan di luar ibu kota negara yaitu di kota Bandung.

Kesimpulan
Dalam masa orde lama Indonesia bergantian menggunakan sistem ekonomi liberal
dan sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia
menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam
memberi identitas, kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Namun
demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan kaburnya identitas
tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945).