Solusi soal teori OSN 2009
SOLUSI 1.
2 H
A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A =
g
2 H Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v =v
t A g
B.i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lenting sempurna maka energi mekanik sistem kekal. ii. Gaya gesek arahnya ke sumbu x negatif (melawan arah gerak relatif bola)
=m v −mv ' iii. Impuls gaya gesek: I .
A A , x
2
2 R= m R '
iv. Impuls sudut dari gaya gesek: I
A A
5
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
v = v ' '
C. Hukum kekekalan energi: m v m v ' . m R
A , y A , x A , y A
2
2
2
5 Karena tumbukan lenting sempurna, kecepatan bola dalam arah vertikal tidak berubah sehingga v A,y = v' A,y .
2
2
2
2
2 v =v ' R '
Sederhanakan, didapat :
A , x A
5
2 =m v −v ' = m R '
Gunakan hubungan impuls: I ,
x A , x A
5
2
2
2
2
5 didapat −v ' = −v '
v v A , x A , x
5
2
2
5 −v ' v ' = −v ' atau v v v
A , x A , x A , x
2
3 =v
Ada 2 solusi: v ' dan v ' = v
A , x A , x
7 3 10 v
5 Solusi yang benar adalah solusi kedua: v ' = v dengan ' = −v ' =
v
A , x
A A , x 7
2 R
7 R
D. Untuk menghitung posisi tumbukan kedua di B, kita perlu menghitung waktu agar bola bisa menyentuh keping atas K 1 . Persamaan yang digunakan hanyalah persamaan gerak parabola:
1
2 h=v t − g t
A , y B B
2
=
dengan v A , y 2 g H
Selesaikan persamaan kuadrat ini, didapat: 2 g H ± 2 g H −2 g h
2 H h
= =
t 1± 1− B
g g H
1
2 H
Ambil solusi negatif dan masukkan harga h = 0,75 H:
t = B 2 g
3
1
2 H
3 = =
Jarak horizontal yang ditempuh bola adalah x =v t v . d , sehingga dengan B x B
7 2 g
14
17
17 koordinat B d , h=Bd x , h=B d , h diperoleh =
B
14
14
E. Proses tumbukan kedua mirip dengan proses tumbukan pertama. Yang perlu diperhatikan adalah ada perubahan persamaan impuls-nya. Karena rotasi bola terlalu cepat (ω' A R > v' A,x ) maka gaya gesek berusaha mengurangi kecepatan rotasi sehingga gaya gesek arahnya juga ke sumbu x negatif.
3 F. Besarnya impuls gaya gesek diberikan oleh I =m v −v '
B B , x
7
dengan v' B,x adalah kecepatan bola setelah tumbukan. v
2
10
2 Impuls sudut diberikan oleh I R= m R − '
B B
5
7 R
dengan ω' B adalah kecepatan sudut bola setelah tumbukan.
Hukum kekekalan energi:
1
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
v ' ' = v E= m v ' . m R m v . mR .
B , x B , y B B , x B , y B
2
2
5
2
2
5 10 v
3 =v ' = Kecepatan dalam arah x: v v dan kecepatan sudut: = ' = .
B , x A , x B A
7
7 R Karena tumbukan lenting sempurna, berlaku: v B,y = v' B,y .
5
1 v '
Dari hubungan impuls, didapat ' = v
B B , x
2 R
7
10
93
2
2
v ' v − v Masukkan semua informasi ini ke persamaan energi, didapat: v ' =0 .
B , x B , x
49 343 Faktorkan, dengan memperhatikan bahwa salah satu solusi adalah solusi untuk kasus tidak terjadi
3
31 tumbukan: v ' − v v ' v =0
B , x B , x
7
49
Sehingga didapat v '
B , x
E
8 L
M g
2
2 M v
1
A. Persamaan kekekalan energi mekanik E tali adalah
8 L x−2 L
M g x
=
p
tali
p pegas
Diketahui pada saat awal (t = 0), x = 0, dan v = 0 sehingga E = 0. Dengan demikian
=E
E p
8 L 2 Lx sehingga energi potensial total sistem adalah
M g x
= −
x
2
1
L
x
g
4 L
x x−2 L=E
v
= −
dx dt
4 L L− x
g
=
2
2 x dt
d
4 L L−x atau
g
=
dv dt
sehingga
−2 x
2
dx dt
2 L
4 L
g
=
dv dt
B. Selanjutnya dari pers. (1) dapat dihitung derivatif terhadap waktu (t), yaitu 2 v
x 2 L−x (1)
4 L
g
=
M
E p tali
= −
A
31
d−
14
3
=d
BC
d
B
98
d .
Artinya jarak titik C dari titik asal O(0,0) adalah d x31
2 = −
B , x t
d =
=v '
BC
G. Waktu untuk bola bergerak dari B ke C sama dengan waktu bola bergerak dari A ke B. Jarak yang ditempuh bola adalah d
v R
49
60
= −
B
dan '
v
49
31
98
44
4 L Sementara itu, energi potensial gravitasi tali relatif terhadap posisi awal adalah
k x
2
M g x
=
2
x
2 L
M g
2
1
=
2
2
49
1
=
2 M v 2 Pada saat ujung bebas tali sudah tergeser sejauh x dari posisi awal, energi potensial pegas adalah E p pegas
1
E K =
2. Oleh karena tiap partikel dalam tali memiliki kelajuan yang sama, maka energi kinetik tali adalah
d , 0
49
44
koordinat titik C adalah
d , sehingga
Artinya, persamaan gerak ujung bebas tali untuk pergeseran x adalah
2 d g
x−L x−L=0
2
4 L
dt
yang tidak lain adalah persamaan gerak osilasi harmonik sederhana di sekitar titik x = L. Dengan demikian, besar periode osilasi adalah
4 L L =4
T =2 g g dan karena v = 0 untuk x = 0 maka amplitudo osilasi adalah L.
3. A. Jika kecepatan sudut cincin adalah ω, maka energi kinetik translasi cincin adalah
1 2
1
2
2 EK = M v = M R T 2
2 Energi kinetik rotasi cincin adalah:
1
2
1
2
2 EK = I = M R R
2
2
2
2 Energi kinetik total:
EK =M R
Energi potensial:
EP=−M g R cos
1
2
2 Bandingkan hasil ini dengan bandul sederhana (yang memiliki energi kinetik: EK = M R
2
2 M R R ).
=2 dan energi potensial EP=−M g R cos , periode diberikan oleh T =2
M g R g
2
2 M R
2 R Sehingga periode osilasi sistem ini diberikan oleh T =2 =2
M g R g
Jika menggunakan metode gaya/torka: 2 2.
Momen inersia terhadap titik O: I cm + MR = 2 MR Torka terhadap titik O:
2
−M g R sin =2 M R
g
sin =0 Sederhanakan:
2 R
2 R Untuk amplitudo sudut kecil (sin θ ≈ θ), periode osilasi diberikan oleh T =2
g B.
i. Perhatian gambar. Busur AB = busur A'B' = rθ.
A' B ' r
=− = 1−
R R
ii. Jika laju perubahan sudut θ adalah ω θ , maka energi kinetik translasi cincin adalah
1
1
2
2
2 EK = M v = M R−r T
2
2 Energi kinetik rotasi cincin adalah:
2
1 1 r
1
2
2
2
2
2 EK = I = M R 1− = M R−r R
2
2 R
2
2
2
Energi kinetik total: EK =M R−r
Energi potensial: EP=−M g R−r cos
2
2 M R−r 2 R−r Jadi periode osilasi diberikan oleh T =2 =2
M g R−r g f
A' B A
r
B'
φ R
O
θ
P'
θ
P
Mg Jika menggunakan metode gaya/torka:
Tinjau gaya dalam arah tegak lurus P'B' −M g sin f =M R−r
Persamaan gerak rotasi terhadap pusat cincin:
2
− f R= M R
Gunakan hubungan pada bagian i:
r = 1−
R
Gabungkan ketiga persamaan ini, didapat −M g sin =2 M R−r
g
sin =0 sederhanakan:
2 R−r
2 R−r T =2
Untuk amplitudo sudut kecil (sin θ ≈ θ), periode osilasi diberikan oleh
g
2 R
iii. Jika r menuju nol didapat T =2
g C. r r
= 1− i.
R R
ii. Untuk mencari hubungan sudut-sudut ini, tinjau gerak rotasi kedua cincin. Ada gaya gesek antara kedua cincin.
2 Persamaan gerak rotasi cincin besar: − f R= M R
2 Persamaan gerak rotasi cincin kecil: f r=m r
mr =0 Eliminasi gaya gesek f, didapat M R
m r =0 sehingga hubungan kecepatan sudut diberikan oleh: M R
r r
Dari hubungan sudut dari bagian i, didapat = 1−
R R
Gabungkan kedua hubungan kecepatan sudut ini:
m r
= 1−
m M R
M R r
− dan = 1− .
m M r R
2
1
2
2 m M2
2 Energi kinetik rotasi cincin besar: M R = R−r
2
2 2 mM
2
1
2 2 m M
2
2
= R−r Energi kinetik rotasi cincin kecil: m r
2
2 2 mM
1
1
2
2
2
= Energi kinetik translasi cincin besar: M v M R−r
2
2
m M
1 1 2 mM
2
2
2
2
2
2
R−r M R−r = M R−r Energi kinetik total:
2 mM
2 2 m M Energi potensial: EP=−M g R−r cos 2 m M
2 M R−r
Jadi periode osilasi diberikan oleh
m M R−r 2 mM T =2 =2 M g R−r g mM
Jika menggunakan metode gaya/torka:
Tinjau gaya dalam arah tegak lurus P'B' −M g sin f =M R−r
Persamaan gerak rotasi sudah diberikan pada bagian pembahasan energi:
2
− f R= M R
2
f r=m r
Gabungkan hasil ini dengan persamaan pada bagian i: didapat:
mM f =− R−r mM
Masukkan ini ke persamaan gaya:
mM
−M g sin = R−r M R−r
mM
Sederhanakan:
g mM
sin =0
R−r 2 m M R−r 2 m M
Untuk amplitudo sudut kecil (sin θ ≈ θ), didapat T =2
g m M
2 R−r iii. Untuk limit m besar, didapat T =2 .
g 4.
A. Tanpa ada medan magnet, muatan 1 akan bergerak ke kiri (sumbu y negatif). Agar muatan berbelok ke atas, dibutuhkan medan magnet B 1 ke luar bidang kertas (sumbu x positif). Demikian juga dengan muatan 2, tanpa medan magnet, muatan 2 akan bergerak ke kanan (sumbu y positif).
Agar muatan 2 berbelok ke atas, dibutuhkan medan magnet B 2 masuk ke bidang kertas (sumbu x negatif).
2
k q= − y−B q v zB q v y
B. Gaya yang bekerja pada muatan 1: F 1
1, y 1, z
2
2 y
2 k q
= yB q v z−B q v y Gaya yang bekerja pada muatan 2: F 2
2, y 2, z
2
2 y dengan y dan z berturut-turut adalah vektor satuan yang menyatakan arah y positif dan arah
z positif.
Persamaan gerak muatan 2:
2 k q
= −B q v sumbu y: m a
2, y 2, z
2
4 y
m a =B q v
sumbu z: 2, z 2, y C. Energi mekanik kekal, karena medan magnet tidak bisa mengerjakan usaha.
2
2 k q k q
1
2
1
2 D. Persamaan energi: = 2. m v m v . y z
2 d 2 y
2
2
Faktor 2 dimasukkan karena energi kinetik kedua muatan sama besar.
Untuk mencari ukuran kotak, kita butuh kecepatan dalam arah y sama dengan nol saat jarak kedua muatan adalah 2L. Untuk mencari kecepatan dalam arah z, kita hanya butuh melakukan integral sederhana yaitu dari
dv dy 2, z
2
=B q v =B q dy persamaan m a atau m =B q sehingga m dv .
2, z 2, y 2, z
2 dt dt
Karena kecepatan mula-mula dalam arah z adalah nol, saat y = d, maka didapat
m v = B q L−d z
Gunakan hasil ini pada persamaan energi, didapat 2 2 2
k q k q B q L−d = m 2 d
2 L m
2
2
L−d
k
1
1 B − =
Sederhanakan: 2 d L m
k m
= L−d L d atau
2
2 B
d 2 k m
Selesaikan persamaan kuadrat ini, didapat L= 1± 1
2
3
2 B d
[ ] d 2 k m
Ambil solusi positif: L= 1 1
2
3
2 B d
[ ]