JEMBER HARITAGE TRACK (Tur Gratis Keliling Kota Jember Sebagai Media Peningkatan Kembali Eksistensi Tanaman Tembakau)

  Naskah 124 JEMBER HARITAGE TRACK (Tur Gratis Keliling Kota Jember Sebagai Media Peningkatan Kembali Eksistensi Tanaman Tembakau)

  Disusun oleh:

  2017

  Naskah 124 JEMBER HERITAGE TRACK (Menghadirkan Wisata Gratis di Jember Sebagai Media Peningkatan Kembali Eksistensi Tanaman Tembakau)

  Disusun oleh:

  2017

  Naskah 124

ABSTRAK

JEMBER HERITAGE TRACK

  

(Menghadirkan Wisata Gratis di Jember Sebagai Media Peningkatan

Kembali Eksistensi Tanaman Tembakau)

  Penelitian ini membahas mengenai perlunya terobosan-terobosan baru bagi pengelola Perpustakaan dan Museum Tembakau serta pihak-pihak terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, pelaku- pelaku industri khususnya industri tembakau, sejarawan dan para budayawan di Jember. Dalam pembahasan diawali dengan pemaparan mengenai nilai positif tembakau bagi masyarakat. Pada khususnya bagi petani dan juga masyarakat baik perokok atau pun bukan perokok dari berbagai lapisan umur. Bagi masyarakat umum, adanya perpustakaan dan museum tembakau, mengedukasi terkait nilai positif tembakau. Hal tersebut terjadi karena masyarakat memahami nilai positif dari tembakau yang hasil olahannya tidak hanya rokok, melainkan produk lain yang bermanfaat bagi masyarakat seperti sabun, minyak wangi, dan lain sebagainya. Inovasi hasil olahan tembakau juga memanfaatkan limbah yang dibuang oleh petani atau pun pabrik sehingga meningkatkan nilai ekonomis yang berguna bagi petani dan masyarakat. Dari inovasi tersebut, kami berharap masyarakat Indonesia tidak perlu resah dengan tersebarnya isu-isu negatif yang memojokkan keberadaan tembakau. Masyarakat Indonesia harus memahami bahwa tembakau merupakan salah satu komoditi terbesar Indonesia dari sejak seabad lalu. Dalam waktu satu abad, masyarakat harus memahami pula

  Naskah 124

  bahwa banyak dari mereka mampu bertahan dan melanjutkan hidupnya sebagai petani tembakau. Tembakau bahkan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia seperti yang terjadi di Kota Jember. Keberadaan Perpustakaan dan Musuem Tembakau merupakan sebuah usaha yang baik dari pemerintah, namun apabila tidak didukung oleh segenap lapisan masyarakat, maka keberadaannya tidak ada artinya. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah dan pihak-pihak terkait mampu menghadirkan terobosan yang bisa menarik masyarakat luas terutama generasi muda untuk mengunjungi tempat tersebut secara berkala. Salah satunya yaitu menarik minat mereka dengan diadakannya study tour gratis keliling beberapa tempat wisata di Jember atau yang kami sebut sebagai Jember Haritage Track.

  Kata Kunci: Tembakau, Museum, Perpustakaan, Inovasi, Jember, Tur.

  Naskah 124

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i ABSTRAK ............................................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v

  BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1

  1.1. Latar Belakang .........................................................................................1

  BAB 2. GAGASAN..................................................................................................5

  2.1. Jember Haritage Track ............................................................................5

  2.2. Tinjauan Pustaka .....................................................................................8

  2.3. Metode Penelitian .................................................................................. 12

  BAB 3. KESIMPULAN .......................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14 LAMPIRAN ........................................................................................................... 15

  Naskah 124

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

  15 2. Inovasi tembakau………………………………………….

1. Perpustakaan dan Museum Tembakau…………………

  15

  3. Jenis- jenis tembakau………………………………………

  16 4 Batik Notohadinegoro…………………………………….

  16 5. Cerutu Jember…………………………………………......

  17 6. Koleksi laporan dan majalah……………………………..

  17 7. Perpustakaan……………………………………………….

  18

  8. Surat Pernyataan dari UPT PSMB - Lembaga …………

  19

  Naskah 124

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Catatan perjalanan yang dilakukan oleh Colombus menjelaskan bahwa tanaman tembakau ditemukan abad ke-15 di Amerika Tengah. Suku Lucayan yang bertemu dengan Colombus, menggunakan daun tembakau sebagai ritual eksklusif dengan cara dihisap, dikunyah, dicium sebagai rokok baik secara langsung maupun dengan pipa atau cerutu. Colombus kemudian membawa tradisi yang ia temukan ke Eropa. Budaya baru tersebut cepat tersebar pada kurun abad ke-15. Bahkan abad ke-16 dan 17 budaya tersebut merambah jauh sampai ke luar benua Eropa termasuk China dan negara Asia lainnya, salah satunya yaitu Nusantara.

  Pada masa itu, selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok dan cerutu, tembakau juga digunakan sebagai obat tradisional serta pelengkap upacara-upacara adat di berbagai belahan dunia, baik di Asia maupun Amerika. Seperti di Jepang dan China pada abad ke-17, tembakau digunakan untuk kepentingan pengobatan tradisional seperti sakit perut, batuk, pilek, dan sakit kepala, serta antibiotic. Selain itu, juga digunakan untuk kepentingan pengobatan penyakit malaria, membinasakan serangga, dan penyakit kulit yang bersifat parasite, menghentikan aliran darah pada luka, bahkan pengobatan kerusakan peredaran darah pada pembuluh darah.

  Naskah 124

  Tembakau juga mengandung zat yang membawa rasa nyaman yang dapat 1 mengurangi kantuk dan kelelahan.

  Tanaman tembakau masuk ke Nusantara awalnya dibawa oleh orang- orang Portugis pada abad ke-17. Hal tersebut terlihat dari kata tembakau ya ng memiliki kesamaan kata dengan bahasa Portugis yaitu, “tabaco” dan “tumbaco”. Sama halnya fungsi tembakau di negara lain. Di Indonesia, tembakau juga awalnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit batuk 2 dan juga sebagai pelengkap sesaji dalam uapacara adat. Namun karena mengikuti budaya orang Eropa, menikmati tembakau kemudian menjadi gaya hidup modern bagi masyarakat Nusantara. Citra tersebut semakin mendorong berkembang dan meluasnya tradisi merokok yang kemudian menjadi stimulus munculnya industri.

  Pengelolaan tembakau di Indonesia dapat diklasifikasikan dalam beberapa sector kegiatan misalnya: (1) Sektor pertanaman, (2) Sektor pengolahan, (3) Sektor Perdagangan dalam negeri, (4) Sektor industri rokok (rokok putih, kretek, dan lain-lain), (5) Sektor ekspor dan impor, (6) Sektor 3 bantuan pemerintah. Penerimaan negara dari komoditi tembakau sangat besar setiap tahunnya. Cukai tembakau sejak tahun 1981 sudah berada di atas 500 milyar rupiah setiap tahunnya. Sedangkan devisa yang dihasilkan dari tembakau 1 Kodrat Wahyu Dewanto, dkk. Divine Kretek, Rokok Sehat, (Jakarta:Masyarakat Bangga Produk Indonesia, 2011), hlm. 55. 2 3 Ibid. Hlm. 56.

  

Kabul Santoso. Tembakau Dalam Analisis Ekonomi, (Jember: Badan Penerbit

Universitas Jember, 1991), hlm. 1.

  Naskah 124

  Virginia F.C., tembakau voo-oogst lainnya dan tembakau na-oogst (tembakau cerutu) rata-rata tiap tahun berkisar antara US $ 18 juta sampai dengan US $ 4 50 juta. Pada 1990-an eksistensi tembakau mulai menurun akibat munculnya NRT (Nicotine Replacemen Theraphy) atau obat-obatan penghenti kebiasaan merokok seperti permen karet nikotin, koyok, semprot hidung, obat hirup dan zyban. Hal tersebut menandakan bahwa kampanye kesehatan public (Publc Health) tentang bahaya tembakau telah dimulai. Pada 1999, di Indonesia muncul Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 1999 mengenai pengamanan rokok bagi kesehatan yang secara tidak langsung sebagai kebijakan pengontrol tembakau di Indonesia.

  Melalui perpustakaan dan museum, kami sebagai akademisi berharap masyarakat mengetahui sisi positif dari tembakau dan tidak terprovokasi adanya kampanye anti rokok. Pada dasarnya produk-produk yang dihasilkan dari tembakau bermanfaat bagi kesehatan seperti rokok kretek tradisional yang racikanya belum tercampur dengan zat-zat kimia.

  Dari latar belakang yang telah diuraikan, kami mengapresiasi pemerintah provinsi Jawa Timur khususnya UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember di bawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, dalam upayanya menghadirkan perpustakaan dan museum tembakau yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat positif daun tembakau. Namun sampai saat ini, keberadaannya masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat khususnya masyarakat Jember. Sehingga Jember Heritage Track 4 Ibid.

  Naskah 124

  atau bus pariwisata warisan budaya dibutuhkan sebagai media untuk menarik minat masyarakat supaya mengunjungi perpustakaan dan museum tersebut.

  Naskah 124

BAB 2. GAGASAN

2.1. Jember Haritage Track

  Kabupaten Jember merupakan daerah yang menyimpan kekayaan alam dan budaya yang unik. Terletak di kawasan Tapal Kuda, masyarakat terbentuk oleh percampuran lebih dari dua budaya sejak zaman Belanda. Budaya Madura dan Jawa yang banyak mendominasi. Budaya Madura mendominasi di bagian utara dan budaya Jawa di bagian selatan. Percampuran budaya tersebut melahirkan satu kebudayaan baru yang disebut pendalungan. Dengan latar belakang budaya dan sosial semacam itu, serta pegunungan di pedalaman hingga pantai yang indah di pesisir menjadikan Jember dalam salah satu daftar destinasi wisata yang layak dikunjungi. Selain itu, tidak kalah pentingnya yaitu keberadaan perkebunan kopi, kakao, karet, dan tembakau dimasukkan ke dalam destinasi wisata sebgai warisan sejak zaman Belanda. Warisan-warisan tersebut bahkan membudaya di tengah-tengah masyarakat Jember. Salah satunya yaitu budaya-budaya yang terkait dengan tanaman tembakau. Diantaranya munculnya Tari Lahbako yang menceritakan bagaimana cara memperlakukan tembakau itu sendiri baik mulai tanam sampai dengan perawatan yang baik terhadap tembaku. Daun tembakau bahkan digunakan sebagai lambang dari Universitas Jember yang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Jember. Selain itu, daun tembakau juga digunakan sebagai motif batik khas Jember. Bahkan Jember sendiri mendapatkan

  Naskah 124

  sebutan sebagai Kota Tembakau. Hal tersebut menandakan bahwa tembakau menjadi kebanggan masyarakat Jember.

  Perpusatakaan dan Museum Tembakau merupakan bagian dari Unit Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau (UPT PSMB LT) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Kebaradaan Perpustakaan dan Museum Tembakau di Jember menjadi wadah bagi kebudayaan yang lahir dari masyarakat Jember sebagai petani tembaku.

  Museum Tembakau yang berada di lantai satu, menjadi media belajar mengenai jenis-jenis tanaman tembakau, pameran inovasi untuk mengedukasi masyarakat terkait manfaat positif dari tanaman tembakau, serta kerajinan-kerajinan tangan asli Jember. Perpustakaan Tembakau berada di lantai dua berisi buku dan majalah baik edisi lama atau pun baru yang sebagian besar bertemakan tembakau, foto-foto lama, dan pameran beberapa peralatan yang digunakan untuk memproduksi tembakau.

  Kunjungan bagi masyarakat akademik dan umum sangat diperlukan untuk mendukung eksistensi perpustakaan dan museum tanaman tembakau di Jember yang kemudian akan berdamapak pada perubahan sudut pandang masyarkaat terhadap tanaman tembakau. Bahwa tanaman tembakau tidak hanya menghasilkan produk rokok, melainkan hal-hal positif lain seperti parfum, sabun, bio oil dan pestisida yang berguna bagi masyarakat. Perubahan pemikiran tersebut diharapkan bisa mengangkat kembali eksistensi tanaman tembakau sehingga berdamapak pada kesejahteraan petani tembakau. Menjadikannnya sebagai tempat wisata yang diunggulkan merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh

  Naskah 124

  pemerintah, pelaku industri tembakau dan masyarakat Jember baik para akademisi maupun umum. Sehingga perlu terobosan-terobosan baru agar hal tersebut bisa terlaksana. Salah satunya yaitu dengan dimunculkannya transportasi wisata yaitu, Jember Haritage Track.

  Jember Haritage Track mengacu pada pengalaman kami ketika mengunjungi Kota Surabaya. Adanya transportasi wisata gratis yang disediakan oleh Museum Sampoerna menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung. Jember Haritage Track merupakan tur wisata dengan transportasi wisata gratis yang dijadikan sebuah terobosan untuk memperkenalkan Perpustakaan dan Museum Tembakau kepada masyarakat umum. Hal tersebut mengingat pada keberadaan Perpustakaan dan Museum Tembakau di Jember yang mempunyai tujuan untuk mengedukasi masyarakat tekait tanaman tembakau yang tidak hanya sebagai bahan baku pembuatan rokok tetapi juga untuk produk-produk lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

  Jember Heritage Track sebagai transportasi wisata akan bekerjasama dengan pihak-pihak pengelola wisata budaya dan alam yang bisa digunakan sebagai media belajar, diantaranya Tanoker Ledokombo, PUSLIT (Pusat Penelitian Kopi dan Kakako Indonesia), Wisata Cerutu dan Tembakau, Griya Batik Notohadinegoro, Rumah Budaya Pandhalungan, Wisata Kebun Glantangan, Wisata Kebun Mumbul, Wisata Kebun Renteng, Wisata Kebun Rayap, dan lain sebagainya.

  Naskah 124

2.2. Tinjauan Pustaka

  Tinjauan pustaka merpakan suatu literatur yang didapatkan dari buku, hasil penelitian atau pemikiran dari penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka ini digunakan untuk studi banding antara tulisan yang akan kita teliti, sehingga tidak terjadi kesamaan dan lebih orisinal dari karya kita sendiri.

  Kodrat Wahyu Dewanto, dkk., dalam bukunya yang berjudul Divine

Kretek, Rokok Sehat. Dalam buku ini terdapat beberapa bagian pembahasan.

Bagian pertama sebagai pendahuluan membahas mengenai perang persepsi dan meneguhkan kebanggan nasional terhadap kretek. Bagian kedua menjelaskan terkait rokok sebagai awarisan leluhur. Bagian ketiga menjelaskan pro-kontra rokok dan produk tembakau. Bab keempat menjelaskan tentang divine kretek solusi damai problematika rokok. Dalam hal ini, peneliti langsung mengacu pada bagian mengenai rokok sebagai warisan leluhur dan juga jalan tengah serta edukasi masyarakat terhadap pro-kontra rokok dan produk tembakau. Rokok sebagai warisan leluhur menjelaskan bahwa tembakau merupakan tanaman asli yang tumbuh di daratan Amerika, Australia dan Papua. Rokok selain digunakan sebagai penikmat ragawi juga berfungsi untuk tanaman obat dan pelengkap upacara adat. Sedangkan dalam bagian pro-kontra rokok dijelaskan mengenai jalan tengah dan edukasi masyarakat terkait pengendalian tembakau. Solusi-solusi terkait keberadaan rokok di tengah masyarakat dimunculkan sebagai jalan tengah antara masyarakat dan produk rokok. Dalam bagian edukasi masyarakat dijelaskan bahwa merokok bukan perbuatan criminal atau

  Naskah 124

  melawan hukum, sehingga seharusnya para perokok mendapatkan perlindungan dari negara. Selain itu, dijelaskan pula bahwa eksistensi tembakau sebagai komoditi yang bernilai tinggi harus ditopang ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta ditunjang dengan riset-riset ilmiah yang berbasiskan dunia akademik. Agar Indonesia dapat tampil sebagai negara yang mampu menjadi produsen tembakau bermutu tinggi dan 5 menghasilkan produk tembakau (misalnya rokok kretek) yang sehat. S. Margana dalam bukunya yang berjudul Kretek Indonesia: Dari

  

Nasionalisme Hingga Warisan Budaya . Dalam buku ini terdapat beberapa

  bagian pembahasan. Bagian pertama membahas mengenai kretek, nasionalisme dan kemandirian ekonomi. Bagian kedua menjelaskan mengenai kretek : dimensi sosial dan budaya. Bagian ketiga membahas mengenai esai-esai kebudayaan. Dalam hal ini, peneliti langsung mengacu pada bagian pertama mengenai kretek, nasionalisme dan kemandirian ekonomi. Dalam baagian pertama menjelaskan bahawa industri kretek di beberapa tempat tidak terlepas dari masa sulit semenjak masa malaise pada awal 1930-an, masa penjajahan Jepang hingga revolusi kemerdekaan. Persoalan yang dihadapi oleh industri kretek Indonesia adalah penurunan daya beli, kelangkaan bahan baku, persaingan dan regulasi serta situasi masa perang yang tidak stabil. Memasuki era kemerdekaan, industri kretek mencoba bangkit dari keterpurukan, yaitu dengan cara menciptakan iklim baru bersaing dengan rokok putih. Pada era Indonesia merdeka, industri kretek merupakan salah satu penyumbang pemasukan terbesar bagi ekonomi 5 Kodrat Wahyu Dewanto, dkk., op.cit, hlm. 152.

  Naskah 124

  nasional. Kelebihan dari buku ini di antaranya adalah pemaparan yang kronologis dan jelas dari masa ke masa, sehingga isi dari buku tersebut tersampaikan ke pembaca. Dari segi isinya terdapat kesinambungan antara kretek sebagai salah satu industri yang memperkuat ekonomi Indonesia sehingga menumbuhkan nasionalisme dan lambat laun industri kretek menjadi salah satu warisan budaya. Kekurangan dari buku ini adalah adanya keberpihakan terhadap salah satu pihak yaitu industri kretek itu sendiri. Hal ini terlihat dari isi buku yang lebih banyak mengemukakan keuntungan ekonomi dengan adanya industri kretek tanpa melihat dari sisi yang lain seperti dari segi kesehatan. Sebagai bukti, dalam buku ini penulis mengkritisi dan acuh terhadap isu kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya

  

ambivalensi antara kesehatan dan kesejahteraan sosial. Industri kretek digugat

  melalui isu kesehatan karena dianggap merusak kesehatan sehingga perlu 6 diregulasi bahkan dihapuskan.

  Buku karya Abhisam, Hasriadi dan Miranda Harlan dengan judul

  

Membunuh Indonesia Kospirasi Global Penghancuran Kretek. Tujuan dari buku

  yang telah dibuat oleh Abhisam, Hasriadi dan Miranda Harlan bagian pertama adalah pengetahuan mengenai asal mula ditemukanya tembakau dalam catatan colombus di Amerika Tengah setelah itu berkembang di kalangan orang – orang Eropa sebagai bahan campuran rokok. Pertumbuhan kretek di Indonesia mulai muncul abad ke 17. Masyarakat indonesia 6 S.Margana, et.al., Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme Hingga Warisan Budaya, (Yogyakarta: Jurusan Sejarah FIB dan PUSKINDO, 2014), hlm.40.

  Naskah 124

  mengenal tembakau sebagai bahan baku kretek yang dibuat sebagi obat tradisional orang – orang pribumi. Setelah masuknya Industri – Industri asing dan memanfaatkan tembakau sebagai bahan baku rokok dengan karakteristik orang barat yaitu rokok putih, dan telah menggeser keberadaan kretek sebagai obat tradisional.

  Selain menjelaskan sejarah tembakau dan perkembanganya buku ini juga menjelaskan adanya korporasi antara negara – negara maju dengan tujuan kekayaan. Perusahaan – perusahaan di Amerika dalam dunia farmasi telah menciptakan produk baru berupa obat – obatan pemberhentian merokok, permen karet nikotin, koyok dan semprot hidung. Kampanyae kesehatan publik tentang bahaya tembakau dan anti tembakau oleh WAO yang dibiayai perusahaan – perusaan farmasi multinasional. Hal ini menjadi penyebab perusahaan – perusahaan kecil gulung tikar karena perusahaan farmasi multinasional menyerbu masuk ke wilayah pribumi, kendati atas perputaran uang triliunan diambil alih oleh farmasi multinasional.

  Hasil yang di peroleh dari buku ini adalah memberikan Informasi yang cukup banyak selain diketahui data kuantitatif tembakau dalam perkembangan dan kemunduranya akibat korporasi dan persaingan dangang di dunia Internasional. Dari buku ini dapat dibuat analisis untuk 7 menyelesaikan pembuatan paper.

7 Abhisam DM. Membunuh Indonesia, Kospirasi Global Penghancur Kretek, (Jember: Kata – Kata, 2011), hlm.

  Naskah 124

3.2. Metode Penelitian

  Sebagai kajian sejarah, maka penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan menganalisa data yang diperoleh dari sumber-sumber dan berusaha mencari pemecahannya melalui analisis sebab akibat dan memaparkan peristiwa yang terjadi dalam bentuk kausalitas dengan persoalan tentang apa, siapa, di mana, bagaimana, dan mengapa. Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan metode sejarah yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis penginggalan masa lampau.

  Naskah 124

BAB 3. KESIMPULAN Jember Haritage Track merupakan wisata gratis sebagai salah satu

  langkah untuk meningkatkan kembali eksistensi tanaman tembakau di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut penting karena tanaman tembakau merupakan komoditi ekspor Indonesia yang memiliki nilai tinggi dari sejak zaman Hindia Belanda. Melalui tanaman tembakau, masyarakat juga menghasilkan budaya yang bermanfaat bagi lingkungannya. Selain itu, melalui Jember Haritagae Track diharapkan dapat meningkatkan pariwisata Jember.

  Naskah 124

DAFTAR PUSTAKA

  Divine Kretek, Rokok Sehat. Jakarta: Dewanto, Kodrat Wahyu, dkk. 2011.

  Masyarakat Bangga Produk Indonesia.

Santoso, Kabul. 1991. Tembakau Dalam Analisis Ekonomi. Jember: Badan Penerbit

Universitas Jember, 1991.

  

Margan, S. 2014. Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme Hingga Warisan Budaya.

  Yogyakarta: Jurusan Sejarah FIB dan PUSKINDO.

DM, Abhisam. 2011. Membunuh Indonesia, Kospirasi Global Penghancur Kretek. Jember:

Kata – Kata.

  Sari, Ni Ketut dan Ketut Sumada. 2015. Pekerjaan Diversivikasi Produk

  Pemanfaatan Tembakau Sebagai Pestisida . Jember : UPT Pengujian

  Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember. Sari, Ni Ketut dan Sutiyono. 2015. Pekerjaan Diversivikasi Produk Pemanfaatan

  Tembakau Sebagai Parfum . Jember : UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember.

Gambar 1.1 Perpustakaan dan museum tembakau tampak dari depan (29/03/2017)

  Naskah 124 LAMPIRAN

Gambar 1.2 Inovasi Tembakau sebagai sabun, parfum, bio

  • – oil dan pestisida (29/03/2017)

  Naskah 124

Gambar 1.3 Daun tembakau Besuki No

  • – Oogst (29/03/2017)

Gambar 1.4 Batik motif tembakau dari griya batik Notohadinegoro (29/03/2017)Gambar 1.5 Produk rokok cerutu dari Jember (29/03/2017)

  Naskah 124

Gambar 1.6 Laporan

  • – laporan penelitian mengenai tembakau (29/03/2017)

  Naskah 124

Gambar 1.7 Koleksi buku di perpustakaan tembakau (29/03/2017)

  Naskah 124

Gambar 1.8 surat ijin penelitian

  Naskah 124 Produk Tembakau

  Tanaman tembakau tidak hanya menjadi bahan baku pembuatan

  • – produk rokok saja, tetapi melalui UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Lembaga Tembakau Jember yang di dalamnya terdapat Perpustakan dan Museum Tembakau membuat inovasi dari limbah tembakau menjadi beberapa produk, di antaranya:

Gambar 1.9 Inovasi tembakau dari perpustakaan dan museum tembakau Jember yang dijadikan sebagai bahan baku sabun, parfum, pestisida dan bio oil. (29/03/2017)

1. Pestisida Nabati

  Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide yang berarti mematikan atau racun. Pestisida merupakan suatu zat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia, hewan dan tanaman. Spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan

  Naskah 124

  kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, dan pemasaran bahan pertanian.

  Pestisida yang terbuat dari tanaman tembakau mempunyai keunggulan dibandingkan dengan pestisida yang terbuat dari bahan-bahan kimia karena bahan baku yang digunakan ramah lingkungan, selain itu bahan baku tembakau dalam pembuatan pestisida sudah diuji oleh UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang –Lembaga Tembakau Jember. Proses awal adalah memilih jenis tembakau. Jenis tembakau yang digunakan adalah Kastuari yang sudah kering denga ukuran besar-besar. Bahan baku tembakau yang berukuran besar kemudian dilakukan proses pengecilan ukuran sehingga diperoleh ukuran kurang lebih 0,5-1,0 cm.

  Proses kedua adalah proses ekstrasi daun tembakau. Proses ekstrasi dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis pelarut diantaranya pelarut air, air panas, larutan basa dan pelarut alkohol dengan perbandingan 15%, 20%, 25% dan 30%. Bahan baku sebesar 100 gram diekstrasi dengan 100 ml (1 liter) pelarut dan waktu ekstrasi tergantung proses. Waktu ekstrak untuk air 1-3 hari, pelarut air panas dengan suhu 90º C membutuhkan waktu ekstrak 1- 3 jam, pelarut basa dengan Ph 8 dan pH 12 waktu ekstrak 1-3 hari serta pelarut alkohol waktu ekstrak 1-7 hari.

  Proses ketiga adalah pemisahan filtrat dan ampas. Setelah melakukan proses ekstraksi tembakau dengan pelarut dengan waktu yang telah ditetapkan selesai, dilakukan pemisahan antara filtrat dengan ampas tembakau. Filtrat yang diperoleh masih mengandung padatan dengan jumlah kecil kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring. Untuk

  Naskah 124

  mempercepat penyaringan dapat dilakukan dengan saringan vacuum sehingga diperoleh filtrat yang bersih. Filtrat ampas yang diperoleh dapatdilakukan untuk menghasilkan pupuk organik padat atau dikeringkan sehingga didapat tembakau hasil ekstrasi atau dikenal dengan SHISI.

  Proses keempat adalah proses anlisis kualitas. Produk pestisida nabati yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis secara fisik dan kimia. Berdsarkan fisik diketahui bahwa pestisida yang dihasilkan melalui ekstrak air, air panas dan larutan basa tidak bertahan lama ditunjukkan dengan terbentuknya jamur dan perubahan warna, tetapi untuk pelarut alkohol, pestisida nabati yang dihasilkan dapat bertahan lama.

  Proses terakhir adalah pengepakan pestisida Nabati. Produk pestisida nabati yang dihasilkan dengan melakukan ekstraksi tembakau dengan berbagai jenis pelarut, kemudian dilakukan pengepakan dengan menggunakan botol plastik yang berukuran 1 liter atau 0,5 liter. Pengepakan dimaksudkan agar produk bertahan lama.

2. Parfum

  Tanaman tembakau dikenal dengan tanaman yang mengandung nikotin, di samping mengandung nikotin, tanaman tembakau mengandung berbagai jenis bahan lainnya diantaraanya minyak atsiri. Minyak atsiri mengandung komponen yang mudah menguap. Minyak atsiri disebut juga etheral oil atau minyak eteris karena bersifat seperti ether. Dalam bahasa internasional disebut sebagai essential oil karena bersifat khas sebagai pemberi aroma.

  Naskah 124

  Untuk menjadi parfum, tembakau harus diolah melalui beberapa proses. Proses awal adalah Proses awal adalah memilih jenis tembakau. Jenis tembakau yang digunakan adalah Kastuari yang sudah kering denga ukuran besar-besar. Bahan baku tembakau yang berukuran besar kemudian dilakukan proses pengecilan ukuran sehingga diperoleh ukuran kurang lebih 0,5-1,0 cm.

  Proses kedua adalah distilasi daun tembakau. Proses distilasi dilakukan dengan berat bahan baku tembakau 100 gram dan pelarut 1000 ml (1 liter). Temperatur distilasi dilakukan pada suhu 90º C dengan distilat diambil pada waktu 2-4 jam. Hasil distilat dicampur dengan dikloro methan untuk memisahkan minyak atsirinya. Distilat yang dihasilkan ditaampung dalam botol.

  Proses ketiga adalah distilat minyak atsiri. Distilat yang dihasilkan berwarna putih, minyak atsiri di dalamnya larut dalam air. Distilat ini dipergunakan sebagai bahan baku parfum. Hasil distilat pada waktu 2-4 jam tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.

  Proses terakhir adalah produk parfum. Parfum aroma tembakau dibuat dengan mengkombinasikan antara alkohol, disstilat tembakau dan minyak pengikat (hekslin). Parfum yang dihasilkan dimasukkan ke dalam botol spray. Berdasarkan hassil survei responden didapat komposisi parfum : alkohol : 30 ml, distilat tembakau 7,5 ml dan hekslin 1,5 ml.