BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengertian pendidikan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan tidak

  terbatas hanya untuk mereka yang berada pada tingkatan pedagogy saja tetapi juga pendidikan diperuntukkan untuk andragogy. Seperti salah satu perumusan UNESCO yaitu long-life education, pendidikan untuk orang dewasa pun akhirnya mendapat perhatian.

  Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak. Pendidikan anak- anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.

  Pada pembahasan kali ini, penulis akan mencoba membahas mengenai pengertian pendidikan orang dewasa.

  I.2 Rumusan Masalah 1.

  Apakah yang dimaksud dengan pendidikan orang dewasa? 2. Apa saja karakteristik pendidikan orang dewasa? 3. Apa saja prinsip-prinsip dalam pendidikan orang dewasa? 4. Apa saja perpektif dalam pendidikan orang dewasa?

  I.3 Tujuan Penulisan Makalah

  Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.

  Menjelaskan pengertian orang dewasa 2. Menjelaskan karakteristik pendidikan orang dewasa 3. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam pendidikan orang dewasa 4. Menjelaskan macam-macam perpektif pendidikan orang dewasa

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pendidikan Orang Dewasa Andragogi telah dirumuskan sejak tahun 1920. Andragogi dirumuskan sebagai proses

  yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri (Pannen, 1997). Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari tiga hal yaitu : a.

  Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.

  b.

  Ciri psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu bergantung dengan orang lain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko, mampu mengambil keputusan.

  c.

  Ciri biologis , apabila telah menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder Beberapa definisi pendidikan orang dewasa : a.

  UNESCO (Townsend Coles,1977), pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan, metodenya baik formal maupun informal, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan unversitas serta latihan kerja, yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat, mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas.

  b.

  Bryson, menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktifitas pendidian yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual.

  c.

  Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan orang dewasa merupakan suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan.

  B.

  e.

  c.

  Prinsip hubungan, mempunyai arti bahwa pengalaman yang terdahulu haruslah dihubungkan dengan pengalaman yang baru, sehingga terjadilah proses pembangunan pengetahuan atau konstruktivistik.

  b.

  Prinsip latihan (praktik), ketika kita telah menerima materi dan melakukan aktifitas yang konkrit dan juga yang tidak nyata seperti aktifitas penggunaan indera, susunan syaraf dan lainnya. pemelajar akan terdorong untuk mengaplikasikan ilmu yang ia terima sebelumnya. Hal ini akan mempercepat perkembangan dan perubahan kualitas pelajar.

  Prinsip-prinsip dalam Pendidikan Orang Dewasa Menurut Hommonds, terdapat empat prinsip belajar yang dapat digunakan untuk mempercepat proses perubahan perilaku pelajar : a.

  C.

  Makna belajar bagi orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berpikir. Bagi pendidikan orang dewasa hal itu didapatkan melalui pengalaman-pengalaman belajar.

  Hal ini dijadikan suatu kekuatan yang positif yang dapat dimanfaatkan melalui pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.

  Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa Pendidikan orang dewasa tidak lantas berdiri dengan begitu saja tanpa adanya suatu kriteria atau karakteristik khusus yang melandasinya. Karakteristik tersebut yaitu : a.

  Pengalaman dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda.

  d.

  Banyak peranan dan tanggung jawab yang dimiliki. Hal ini menimbulkan persaingan terhadap permintaan waktu antar setiap peranan yang ia miliki.

  c.

  Memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar karena ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara personal, keputusan dan perwujudan diri.

  b.

  Memiliki lebih banyak pengalaman hidup.

  Prinsip akibat. Dalam pendidikan orang dewasa, emosi, perasaan, lingkungan belajar, tidak tercapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan pendidik yang peka terhadap kepuasan pelajar yang berkaitan dengan sefala hal yang berkaitan dengan proses belajar pendidikan orang dewasa. Dengan adanya kepuasan diharapkan pemelajar dapat mencapai keberhasilan dan tujuan pembelajaran.

  d.

  Prinsip kesiapan, kesiapan diri pemelajar akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh dari proses belajar. Baik fisik maupun mental pemelajar sangat dipengaruhi proses pembelajaran. Dengan adanya kesiapan mental dan fisik diharapkan pelajar dapat mencurahkan seluruh perhatiannya pada materi yang sedang dihadapi. Dengan demikian diharapkan, pemelajar dapat memaksimalkan usaha pencapaian dan dapat mengatasi rintangan belajar agar berprestasi.

  Pendidikan orang dewasa/Andragogi berbeda dengan pendidikan konvensional pada umumnya:

   Dalam pendidikan konvensional, pembelajar memainkan peran submisif.

   Andragogi didasari oleh asumsi bahwa pembelajar memahami kenapa ia perlu untuk belajar, memiliki tanggung jawab terhadap keputusan dan hidupnya sendiri, memulai proses belajar dengan

   Sejumlah pengalaman yang sudah dimilikinya, memiliki kesiapan untuk belajar karena sesungguhnya sudah berhadapan langsung dengan obyek yang sedang dipelajarinya dan ingin menghadapinya

   Secara lebih efektif, dan lebih termotivasi secara internal ketimbang eksternal. Kunci Pengajaran Andragogi:

   Democracy

   Continuity

   Interaction D.

  Perspektif-perspektif dalam Pendidikan Orang Dewasa Pemahaman terhadap pendidikan orang dewasa menimbulkan teori-teori mengenai pendidikan orang dewasa bermunculan. Teori yang sudah ada diperbaruhi lagi dengan teori lainnya. Hal inilah yang dapat membuat seorang pembelajar harus mengkondisikan dirinya agar tetap pada tujuan awalnya.

  Hal diatas menimbulkan tiga asumsi awal : a.

  Bahwasanya tidak ada satu teori pun yang paling unggul. Dikatakan demikian karena pemikiran orang dewasa sangatlah beragam dan pengetahuan maupun latar belakang mereka sangatlah berbeda-beda.

  b.

  Pembelajaran bukanlah proses mental yang terjadi dalam keadaan kosong. Hal ini berdasarkan bahwa manusia berkembang dan tidak bersifat statis. Belajar itu melibatkan partisipasi mental dan otak yang aktif.

  c.

  Pemelajar bukanlah sebuah objek terpisah dari pembelajar dalam proses KBM. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka timbullah empat pandangan besar terkait dengan teori-teori pendidikan orang dewasa : a.

  Pembelajaran sebagai proses akuisisi, didalamnya melihat pengetahuan sebagai hal yang bersifat substantif.

  b.

  Pembelajaran sebagai proses reflektif, memandang pemelajar sebagai pengendali atas bangunan pengetahuannya sendiri. Jadi, pemelajar dianggap sebagai penanggung jawab atas bertambah atau tidaknya pengetahuan tersebut.

  c.

  Pembelajaran sebagai proses yang berdasarkan aktvitas-aktivitas dimasyarakat.

  Pandangan ini melihat dari sisi keterlibatan orang dewasa pada kehidupan sehari- harinya. Jadi, pendidikan orang dewasa disusun dengan berorientasi kepada kehidupan mereka di masyarakat nantinya.

  d.

  Pembelajaran sebagai proses yang menimbulkan ide. Pandangan ini mempunyai pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari, sebuah gagasan / ide mempunyai peran penting di dalamnya, sehingga pendidikan orang dewasa ditujukan untuk menggali potensi yang ada dan dapat berperan dalam kehidupannya.

BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Pendidikan orang dewasa adalah sebuah proses yang peranan sosial utamanya adalah

  membentuk karakteristik status orang dewasa yang menjalankan aktivitas pembelajaran utuh dan sistematis yang bertujuan memberikan perubahan dalam hal ilmu pengetahuan, tingkah laku, nilai atau kemampuan

  Pendidikan orang dewasa merupakan pendidikan yang berbasis mengajak para orang dewasa untuk berperan lebih aktif dan terbuka bagi lingkungan sekitar. Pendidikan orang dewasa mempunyai kriteria dan spesifikasi khusus sehingga peruntukkannya sesuai dengan kebutuhan yang ada.

  Dalam perjalanannya, pendidikan orang dewasa mempunyai banyak pandangan, diantaranya adalah  Pembelajaran sebagai proses akuisisi  Pembelajaran sebagai proses reflektif  Pembelajaran sebagai proses yang berdasarkan aktvitas-aktivitas dimasyarakat.

   Pembelajaran sebagai proses yang menimbulkan ide.

III.2 Saran

  1. Tetaplah berusaha dan berjuang untuk menjadikan pendidikan Indnesia lebih maju dan lebih baik lagi.

  2. Jika dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahanya, kami mengharapkan saran dan kritiknya.

  Daftar Pustaka

   Suprijanto, H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta : Bumi

  Aksara

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Status sosial ekonomi orang tua dan hasil belajar matematika siswa si MI Lanatusshibyan 01 Waru Jaya Parung bogor

7 133 76

Pembaruan pendidikan islam KH. A. Wahid Hasyim ( Menteri Agama RI 1949-1952)

8 109 117

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan agama islam siswa kelas V di sdn kedaung kaliangke 12 pagi

6 106 71

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Uji Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan Berdasarkan Metode Nilai MPN Coliform di Lingkungan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelurahan Pahandut Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 2 12