Buku Saku Pemantauan Akseptor Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKBPLKB dan IMP

  Buku Saku Pemantauan Akseptor Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dan IMP

  Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Buku Saku Pemantauan Akseptor Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dan IMP

  (Lay out Cover : gambar alkon) Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional Jakarta 2013

  

Kata Pengantar

  Petugas lapangan KB sebagai lini lapangan terdepan dalam sistem pelayanan KB memiliki peran yang sangat penting dalam memantau pasca pelayanan kontrasepsi bagi peserta KB Aktif. Selain itu mereka berperan dalam memberikan informasi tentang metode kontrasepsi yang rasional, efisien, efektif (REE) serta sesuai dengan pemenuhan hak-hak reproduksinya. Dalam kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, pengetahuan dan kepatuhan akseptortentang kontrasepsi dapat diketahui sehingga kemungkinan-kemungkinan terjadinya gejala efek samping, komplikasi dan kegagalan yang diakibatkan penggunaan kontrasepsi, atau angka putus pakai (drop out) dapat ditekan. Oleh karena itu petugas lini lapangan harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai metode kontrasepsi, sebagai bekal dalam memberikan informasi melalui kegiatan pemantauan peserta KB aktif pasca pelayanan kontrasepsi. Buku saku ini merupakan pegangan praktis bagi PKB/PLKB dalam memantau pasca pelayanan kontrasepsi yang dapat dilakukan bersama-sama dengan Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (PPKBD/Sub PPKBD). Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya buku saku ini, kami ucapkan terima kasih.

  Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, dr. Wicaksono, M.Kes

  

Sambutan

  Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kelangsungan ber-KB pada peserta KB Aktif (PA). Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan (SPP) melalui pemantauan dan pengamatan secara berkala terhadap timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan alat dan obat kontrasepsi serta penanganannya. Sebagai salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi melalui kegiatan ini, sangatlah dibutuhkan bagi petugas lapangan KB yaitu ketrampilan dalam memberikan konseling serta pengetahuan yang luas dalam membina peserta KB Aktif. Buku ini merupakan pegangan bagi PKB/PLKB dan IMP dalam melakukan kegiatan Survailan Pasca Pelayanan melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, yang mencakup kegiatan monitoring efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi. Selain itu buku saku tersebut merupakan salah satu penjabaran dari buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Peserta KB Aktif. Buku saku ini dilengkapi dengan beberapa lampiran tentang bagaimana cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi. Dengan harapan buku tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh petugas lapangan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan di wilayah kerjanya masing-masing.

  Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi dr. Julianto Witjaksono AS, MGO, Sp.OG. (K. Fer)

  DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................................. I Sambutan .....................................................................................................................

  II Daftar Isi .......................................................................................................................

  III I. Latar Belakang .........................................................................................................

  1 II. Tujuan ....................................................................................................................

  2 Tujuan Umum .........................................................................................................

  2 Tujuan Khusus .........................................................................................................

  2 III. Ruang Lingkup .........................................................................................................

  2 IV. Pokok – Pokok Kegiatan .........................................................................................

  2 A. Persiapan ........................................................................................................ ... 2

  B. Pelaksanaan ....................................................................................................... 3 C. Pemantauan dan Evaluasi .................................................................................

  5 V. Indikator Keberhasilan ...........................................................................................

  5 VI. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi .................................

  5 LAMPIRAN : ................................................................................................................

  7

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB PIL .....................................................................................

  7

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM ..........................................................................

  13

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK ..............................................................................

  16

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB IUD ....................................................................................

  19

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB IMPLAN .............................................................................

  22

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI WANITA (MOW) / TUBEKTOMI .............................

  25

  • CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) / VASEKTOMI ......................

  27 VII. PENUTUP ...............................................................................................................

  30 I. Latar Belakang Hasil sensus Penduduk tahun 2010 memperlihatkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 234,2 juta jiwa dan ditambah dengan peningkatan angka laju pertumbuhan penduduk (LPP) periode tahun 2000 -2010 sebesar 1,49% yang lebih tinggi dari periode tahun 1990 - 2000 yaitu 1,45%. Hal ini mengisyaratkan bahwa masih besarnya permasalahan Kependudukan dan KB dimasa yang akan datang.

  Tingkat Pertumbuhan penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dalam tiga dasawarsa terakhir antara tahun 1980 dan 1990, rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun adalah 1,98 %. Antara tahun 1990 dan 2000 turun menjadi 1,44 %, namun sesuai hasil SDKI tahun 2012 pertumbuhan penduduk meningkat menjadi 1,49 %.

  Sesuai dengan hasil Survei Demografi Indonesia pada tahun 2012 didapati bahwa tingkat Fertilitas di Indonesia (TFR) masih 2,6, angka tersebut tidak berubah sejak SDKI 2002-2003. Jumlah wanita usia 14-49 tahun yang mengetahui tentang kontrasepsi modern sebanyak 98 persen, namun hanya 62 persen menggunakan kontrasepsi dan 58 diantaranya kontrasepsi cara modern. Sekitar 27 persen peserta KB menghentikan penggunaan suatu metode kontrasepsi dalam waktu 12 bulan setelah penggunaannya, yang kebanyakan dari mereka adalah pengguna kontrasepsi jangka pendek, dan 13 persen beralih ke metode kontrasepsi yang lain.

  Berdasarkan kondisi tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan program kependudukan dan KB nasional belum optimal. Keberhasilan program KB sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kompetensi tenaga lini lapangan (PLKB) dalam memberikan informasi tentang kontrasepsi, karena PLKB memiliki peran dalam sepuluh langkah penggarapan program PLKB. Adapun tiga diantara sepuluh peran tersebut antara lain : (1) bekerjasama dengan petugas medis, agama, penerangan, Guru dalam menyelenggarakan pelayanan KB-KS, (2) pembinaan peserta KB melalui kunjungan ke klien KB di desa-desa untuk melihat hasil pelayanan, memberikan penjelasan pasca pelayanan dan mengambil tindakan yang diperlukan setelah pelayanan, (3) PLKB melakukan evaluasi proses pelaksanaan di masing-masing wilayah, mencatat dan melaporkan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. Sehingga pembuatan buku Saku Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dianggap perlu, dimana buku tersebut dapat digunakan dalam melakukan upaya Pemantauan Pasca

  Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB. Kegiatan Survailan Pasca Pemasaran merupakan salah satu bagian kegiatan Pembinaan Peserta KB Aktif, sesuai dengan Peraturan Kepala yang telah ditetapkan pada Nomor 246/PER/E1/2011 tentang Pembinaan Peserta Keluarga Berencana Aktif.

  II. Tujuan Tujuan Umum Meningkatkan kesertaan dan kelangsungan penggunaan kontrasepsi pada peserta KB.

  Tujuan khusus

  1. Meningkatkan pengetahuan PKB/PLKB dan IMP tentang pelayanan kontrasepsi

  2. Meningkatkan pengetahuan peserta KB dalam mengenali risiko efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

  3. Meningkatkan kepatuhan peserta KB dalam penggunaan kontrasepsi secara benar untuk mencegah risiko terjadinya efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

  4. Meningkatkan kemampuan peserta KB dalam memahami dan menyikapi kemudian mengambil keputusan apabila terjadi efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi

  III. Ruang Lingkup Melakukan pemantauan, mengumpulkan data secara aktif dan melaksanakan kegiatan KIE dan Konseling KB oleh PKB/PLKB bersama dengan Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan.

  IV. Pokok-Pokok Kegiatan

  A. Persiapan Diperlukan persiapan yang berjenjang dimulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa:

  1. Pemahaman di tingkat Pusat bagi pengelola KB di tingkat provinsi tentang proses pelaksanaan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di Lapangan.

  Koordinasi tentang kegiatan SPP di tingkat Pusat dilakukan oleh Kedeputian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dan Kedeputian Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN).

  2. Pengelola KB tingkat provinsi melakukan pertemuan koordinasi dengan pengelola KB tingkat Kabupaten dan Kota tentang pelaksanaan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi ditingkat provinsi dilakukan antara Bidang KB dan Bidang ADPIN.

  3. Pengelola KB di tingkat Kabupaten dan Kota melakukan pertemuan pelatihan/orientasi bagi PKB/PLKB dan IMP tentang cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi antara Bidang KB dan Lini Lapangan.

  4. PKB/PLKB dan IMP melakukan pertemuan/rapat koordinasi di tingkat Kecamatan dan desa/kelurahan dengan memanfaatkan forum-forum pertemuan yang ada, antara lain: rapat koordinasi tingkat kecamatan, rapat koordinasi tingkat desa/kelurahan, pertemuan/sarasehan PPKBD/Sub-PPKBD, dll.

  5. PKB/PLKB dan IMP yang melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi terlebih dahulu dilatih tentang KIP/Konseling alat kontrasepsi dan/atau Pelatihan ABPK bagi PKB/PLKB yang dilakukan oleh tenaga yang kompeten.

  B. Pelaksanaan Pelaksanaan Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan oleh PKB/PLKB bersama dengan IMP, dengan memanfaatkan kesempatan kegiatan rutin seperti pada saat Posyandu, Poktan Tribina, UPPKS ataupun jika memungkinkan dengan kunjungan rumah akseptorpeserta KB Aktif.

  1. Waktu Pelaksanaan Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rutin petugas pada waktu melaksanakan pembinaan terhadap akseptorKB, atau kunjungan khusus petugas lapangan terhadap akseptor KB yang teridentifikasi sebagai akseptoryang mengalami efek samping ataupun komplikasi dan kegagalan.

  2. Bentuk kegiatan Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan kontrasepsi terbagi menjadi :

  a. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kejadian efek samping, komplikasi dan kegagalan pada akseptor KB. Jika ditemukan maka segera ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan. Dalam wawancara pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi , petugas lapangan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi kepada klien. Jika akseptor tidak memberikan b. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya efek samping, komplikasi dan kegagalan pada penggunaan semua jenis kontrasepsi. Untuk pengamatan kepatuhan aksepto peserta KB, dapat dilakukan pengamatan melalui :

  c. Konseling Konseling dianggap perlu dalam memberikan informasi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan alat dan obat kontrasepsi, bagaimana mengenali timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan kontrasepsi serta cara penanggulangannya.

  jawaban yang benar, petugas berkewajiban memberikan pengetahuan kepada klien.

  • MOW dan MOP dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun K/IV/KB yang ada di provider.
  • IUD dan Implan dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun K/IV/KB yang ada di provider
  • Suntik dapat dilihat dari kartu akseptor (K/I/KB) dengan waktu kunjungan ulang suntik
  • Pil dilakukan pengecekan tentang jumlah pil yang diminum dengan memeriksa secara fisik keadaan obat dalam cyclenya
  • Kondom, dilakukan pengecekan keadaan fisik kondom sebelum digunakan.

  3. Sumber Data Bersumber dari data laporan (dallap) cakupan pelayanan kontrasepsi berdasarkan dari laporan klinik pemerintah dan swasta, dokter serta bidan praktek mandiri.

  4. Sumber Pembiayaan Pembiayaan kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi bersumber dari APBN yang terdapat di provinsi masing-masing, APBD atau sumber pendanaan lain yang sah. C. Pemantauan dan Evaluasi

  1. Kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi merupakan kegiatan rutin untuk mengetahui perkembangan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan pemakaian kontrasepsi melalui laporan bulanan klinik F/II/KB

  2. Kegiatan pemantauan dilakukan secara terus menerus terhadap akseptoryang diintervensi dengan kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi

  3. Kegiatan evaluasi pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan untuk membandingkan jumlah kasus komplikasi dan kegagalan terhadap jumlah

  population at risk (jumlah klien) pada wilayah binaan petugas yang bersangkutan.

  V. Indikator Keberhasilan

  1. Menurunnya jumlah kasus komplikasi kontrasepsi

  2. Menurunnya jumlah kasus kegagalan kontrasepsi

  3. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif (PA)

  4. Menurunnya jumlah kasus drop out (DO)

  5. Meningkatkan jumlah peserta MKJP

  VI. Cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilakukan oleh PKB/PLKB dan kader

  IMP dengan mengetahui antara lain :

  1. Tingkat pengetahuan klien, beberapa hal yang dapat diukur antara lain :

  a. Jenis kontrasepsi yang digunakan

  b. Cara kerja atau cara penggunaan kontrasepsi

  c. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kontrasepsi

  2. Tingkat kepatuhan klien Kepatuhan akseptor dalam penggunaan kontrasepsi termasuk kepatuhannya dalam melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan, sehingga dalam wawancara petugas lapangan harus dibarengi dengan pemberian pengetahuan penggunaan kontrasepsi dan melakukan kunjungan ulang. Untuk mengukur kepatuhan tersebut, petugas lapangan dapat melakukan dengan cara : a. bertanya kepada klien.

  b. melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki klien c. melihat fisik kontrasepsi yang digunakan akseptor(khusus pil dan kondom).

  3. Kejadian Efek Samping, Komplikasi dan Kegagalan Pemantauan efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mengetahui kejadian dalam penggunaan kontrasepsi yang dialami oleh akseptor KB. Dalam pemantauan ini selain untuk mengetahui jenis kejadiannya, juga sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tentang efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi kepada akseptor KB, yang dikunjungi oleh petugas lapangan melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi.

  Sebagaimana pada umumnya, penggunaan alat/obat kontrasepsi dapat menimbulkan risiko terjadinya masalah efek samping dan komplikasi. Efek

  samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari pengunaan

  metode kontrasepsi tetapi tidak berakibat serius terhadap kesehatan, sedangkan

  komplikasi adalah kondisi yang timbul dari penggunaan suatu metode kontrasepsi yang berakibat buruk bagi kesehatan klien.

  Melalui jawaban akseptor yang pernah maupun belum pernah mengalami efek samping, komplikasi maupun kegagalan akibat kontrasepsi, petugas lapangan harus menanyakan :

  a. Pernah atau tidak mendapat penjelasan tentang kemungkinan akan terjadinya efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi b. Mengetahui atau tidak cara mengatasi keluhan efek samping, komplikasi dan kegagalan akibat kontrasepsi

  4. Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kontrasepsi yang akan digunakan akseptor (kemasan, label dan kondisi fisiknya). Selain petugas dapat mengetahui secara langsung keadaan fisik pil dan kondom yang akseptor gunakan, petugas dapat sekaligus memberikan pengetahuan kepada akseptor tentang kondisi kontrasepsi tersebut.

  LAMPIRAN 1 : CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB PIL

  1. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor, pertanyaan yang diajukan antara lain :

  a. Apa yang diketahui akseptor tentang Pil KB? 1) Jumlah 2) Macam dan jenis Pil KB 3) Merupakan kontrasepsi hormonal

  b. Cara penggunaan Pil KB ? 1) Cara mulai minum pil, pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid (sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid), sehingga dapat dipastikan akseptor tidak dalam keadaan hamil

  2) Pil diminum setiap hari pada saat yang sama 3) Pada paket 28 tablet pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari yang ada pada paket c. Keuntungan dan kekurangan dari penggunaan Pil KB ?

  1) Keuntungan :

  • Metode kontrasepsi yang efektif, bila digunakan secara teratur
  • Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
  • Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
  • Mudah digunakan

  2) Kekurangan :

  • Harus diminum setiap hari dan waktu yang sama
  • Jika lupa minum akan terjadi resiko kegagalan
  • Ada kemungkinan terjadinya perdarahan bercak
  • Tidak mencegah IMS dan HIV
  • Untuk pil kombinasi tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena mengganggu produksi ASI

  Jika akseptor dapat memberikan jawaban-jawaban yang relatif benar, maka akseptor dianggap memiliki pengetahuan yang baik

  2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan kontrasepsi Pil, apabila:

  Lupa minum 1 atau 2 pil (hari 1-21 hari) a.

  • Segera minum pil setelah ingat
  • Minum 2 pil pada hari yang sama
  • Tidak memerlukan perlindungan kontrasepsi lainnya b.

  Lupa minum lebih dari

  2 Pil (hari 1-21) Minum 2 pil setiap hari, sampai jadwal yang ditetapkan, dan disarankan :

  • Memerlukan kontrasepsi perlindungan kondom atau
  • Tidak melakukan hubungan suami-istri sampai paket pil telah habis Bila tidak haid, segera ke klinik untuk tes kehamilan

  3 2

  : Lupa minum Pil selama 1 hari : Lupa minum Pil selama 2 hari : Lupa minum Pil selama 3 hari Pada 1 : minum 2 pil pertama Pada 2 : minum 2 pil kedua Pada 3 : minum 2 pil ketiga Hari selanjutnya kembali minum pil secara reguler

  3. Mengetahui kejadian efek samping Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

  4. Mengamati fisik kontrasepsi Pil Untuk melakukan pengamatan fisik kontrasepsi, minta bantuan akseptor untuk menunjukan Pil KB yang sedang digunakan. Periksa dengan cermat, sesuai kondisi sebenarnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat keadaan fisik pil KB, mengenai sifat zat secara umum yang meliputi : wujud/rupa (bentuk), warna, rasa dan bau.

  Keadaan fisik merupakan petunjuk awal tentang mutu pil, misalnya apabila ada perubahan warna atau bentuk dan sebagian hilang, maka harus diganti dengan pil baru atau menggunakan kontrasepsi pelindung (kondom) dan pantang berkala. Jika berdasarkan pengamatan ditemukan Pil KB dalam kondisi yang tidak baik, maka akseptorharus diberikan pil yang baru, jika keadaan sebaliknya maka pil dapat diteruskan. Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Pil KB kombinasi dan penanganannya

  Masalah efek samping : Cara Penanggulangannya Mual dan muntah Jelaskan kepada akseptor bahwa gejala ini bersifat sementara dan individual Akseptor disarankan agar meminum pil setelah makan malam.

  Jika dalam 3 bulan berturut rasa mual belum hilang, segera sarankan untuk konsultasi dengan bidan/dokter

  Pusing/sakit kepala Disarankan untuk meminum obat penghilang rasa sakit kepala, namun jika sakit kepala dirasakan menetap segera anjurkan untuk konsultasikan dengan bidan/dokter

  Rasa sakit/tegang dan payudara Jelaskan bahwa gejala dirasakan tegang bersifat sementara, jika ada rasa sakit bisa disarankan meminum obat penghilang rasa sakit Disarankan agar akseptor memakai pakaian dalam (BH) yang longgar/yang sesuai dengan ukuran Bila sakit menetap disarankan untuk berobat ke dokter/bidan

  Nafsu makan bertambah Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara Sarankan agar makan teratur, namun jika makan tidak teratur segera rujuk ke bidan/dokter

  Penurunan ASI Jelaskan bahwa pil kombinasi tidak dianjurkan pada wanita menyusui, kecuali pil yang hanya mengandung progesteron (exluton). Segera anjurkan untuk ganti metode kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui.

  Tekanan darah tinggi Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual dan sementara. Disarankan agar mengurangi konsumsi garam jika dalam 3 bulan berturut- turut tekanan darahnya > 140/100 mmHg, segera sarankan untuk ganti metode kontrasepsi dan sarankan untuk mengunjungi bidan/dokter

  Perubahan berat badan Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual Sarankan untuk melakukan aktifitas fisik (olah raga) rutin setiap hari Sarankan agar mengatur menu makanan Jika berat badan berubah secara drastis, segera sarankan untuk mengunjungi dokter/bidan

  Jerawat Jelaskan bahwa gejala tersebut bersifat individual

  Disarankan agar mengurangi makanan berlemak (seperti minyak, kacang)

  Kloasma (hiperpigmentasi pada Jelaskan bahwa gejala ini wajah) bersifat individual Sarankan untuk menghindari matahari, bilang bercak hitam diwajah tidak menghilang/bertambah banyak segera kunjungi bidan/dokter varises Jelaskan bahwa gejala tersebut sangat individual Bila gejala menetap atau semakin bertambah, sarankan untuk menemui bidan/dokter

  Keputihan Jelaskan bahwa gejala tersebut sangat bersifat individual Sarankan untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan

  Gangguan haid Jelaskan bahwa gejala ini bersifat individual Jika perdarahan menetap atau bertambah banyak, segera rujuk ke dokter/bidan

  LAMPIRAN 2 : CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM

  1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :

  a. Apa yang diketahui tentang kondom?

  • Terbuat dari karet (latex)
  • Macam-macam kondom

  b. Bagaimana cara menggunakan kondom? Akseptor diharapkan dapat menerangkan cara penggunaan kondom dan fungsinya c. Keuntungan dan kekurangan penggunaan kondom?

  1) Keuntungan:

  • Tidak memerlukan pemeriksaan medis
  • Murah dan mudah didapat
  • Mencegah ejakulasi dini
  • Mencegah penularan IMS
  • Dapat digunakan bersamaan dengan kontrasepsi lainnya

  2) Kekurangan :

  • Memerlukan persediaan setiap kali berhubungan seksual
  • Dapat menimbulkan iritasi/alergi

  2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan kondom. Jika akseptor relatif menggunakan kondom mengikuti petunjuk dapat diberikan pujian, namun jika tidak/belum mengikuti petunjuk, maka berikan penjelasan sebagai berikut: a. Ingatkan akseptor bahwa kondom hanya digunakan sekali pakai

  b. Selalu menyiapkan persediaan kondom

  c. Kondom dapat digunakan pada saat keadaan istri dalam masa subur

  d. Kondom jangan disimpan di tempat yang panas karena dapat merusak pelumas dan mudah bocor e. Jangan mengunakan minyak mineral atau baby oil untuk pelicin kondom, karena secara tidak langsung akan menyebabkan kerusakan kondom

  3. Mengetahui kejadian efek samping Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.

  Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

  4. Mengamati fisik kontrasepsi kondom Untuk melakukan pengamatan fisik kondom, minta bantuan akseptor untuk menunjukkan kondom yang akan digunakan dan periksa dengan cermat kondisi kondom tersebut. Pemeriksaan fisik kondom ditujukan untuk melihat apakah kondom yang akan digunakan akseptor masih mengandung minyak pelumas atau tidak, apakah bocor atau tidak dan apakah sudah kadaluarsa atau belum. Jika pada pemeriksaan tersebut ternyata kondom masih mengandung minyak pelumas, tidak bocor dan belum kadaluarsa, maka akseptor dapat meneruskan penggunaan kondom persediaannya, namun jika sebaliknya berikan kondom baru.

  Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi kondom dan penanganannya Masalah: Cara penanggulangannya

  a. Kondom rusak atau dicurigai Ganti segera dengan bocor kondom baru jika dicurigai adanya rusak atau kebocoran.

  b. Mengurangi kenikmatan Jika perasaan menurunkan hubungan seksual sensitivitas tidak bisa diatasi, dianjurkan pemakaian metode kontrasepsi lain. Efek samping : Cara penanggulangannya Reaksi alergi

  a. Jika setiap menggunakan kondom, ibu atau bapak mengalami gatal- gatal/reaksi alergi. Jika reaksi alergi ringan, tidak memerlukan pengobatan, jika reaksi alegi berat hingga timbul keputihan pada wanita, akseptor dianjurkan berobat ke klinik, dan dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lainnya

  LAMPIRAN 3 : CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK

  1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :

  a. Apa yang diketahui tentang suntik KB ?

  • Kontrasepsi hormal
  • Macam-macam suntik KB

  b. Kapan akseptor mendapatkan suntikan ulangan? Akseptor diharapkan dapat menjelaskan kapan mendapatkan suntikan ulangan dan dapat menunjukkan kartu kunjungan ulangan c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan suntikan KB ?

  1) Keuntungan:

  • Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
  • Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
  • Tidak perlu menyimpan obat suntik
  • Tidak mempengaruhi produksi ASI, kecuali suntikan 1 bulan
  • Reaksi suntikan sangat cepat

  2) Kekurangan :

  • Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
  • Harus kembali kontrol ke tempat pelayanan untuk mendapatkan suntikan ulangan
  • Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
  • Tidak mencegah IMS dan HIV

  2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptordalam menggunakan suntikan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptordapat dinilai disaat akseptordapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan : b. AkseptorKB yang mendapat suntikan 3 bulanan harus kembali setiap 12 minggu sedangkan untuk suntikan 1 bulan akseptordapat kembali setiap 4 minggu sekali c. Jelaskan bahwa setiap penyuntikan akseptorharus disuntik dengan jarum baru, untuk menghindari penularan penyakit Hepatitis, IMS dan HIV

  3. Mengetahui kejadian efek samping Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.

  Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut. Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Suntik dan penanganannya

  Efek Samping : Cara Penanggulangannya :

  Amenorhoe (tidak datang haid) Tentukan akseptor hamil/tidak Bila tidak hamil, berikan konseling

  Bila hamil, Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik

  Pertambahan berat badan Mengatur pola makan untuk menurunkan berat badan, namun jika berat badan cenderung semakin menaik, dianjurkan untuk menggunakan yang non hormonal

  Sakit kepala disertai gangguan Jika sakit kepala ringan, penglihatan dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri Bila sakit kepala dirasakan berat, berulang atau tekanan darah meningkat, disarankan untuk ke dokter/bidan Nyeri perut sebelah Disarankan kontrol ke bawah/nyeri pinggul (dengan Rumah Sakit/Klinik untuk tanda hamil) perawatan lebih lanjut Tekanan darah tinggi Disarankan kontrol ke

  Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  Komplikasi : Cara penanggulangannya :

  Perdarahan banyak dan tidak Disarankan kontrol ke ada penyebab lain selain Rumah Sakit/Klinik untuk kontrasepsi perawatan lebih lanjut Infeksi bekas suntikan ditandai Disarankan kontrol ke dengan tanda radang Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  LAMPIRAN 4 : CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR KB IUD

  1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :

  a. Apa yang diketahui tentang IUD ?

  • Kontrasepsi non hormonal
  • Dipasang di dalam rahim
  • Macam-macam IUD
  • Dapat dipasang sewaktu-waktu dan atau pasca persalinan dan pasca keguguran (apabila tidak terjadi infeksi)

  b. Kapan akseptor harus kontrol dan melepas/mengganti IUD yang digunakannya?

  • Kontrol ke tempat pelayanan setelah pemasangan 4-6 minggu
  • Kontrol setelah 1 tahun setelah pemasangan
  • Melepas IUD setelah 8 tahun pemakaian

  c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan IUD ? 1) Keuntungan:

  • Efektif dalam jangka panjang
  • Murah dan efisien
  • Cocok untuk ibu menyusui
  • Kesuburan segera kembali setelah IUD dilepas
  • Dapat sekaligus dilakukan Pap Smear
  • Tidak ada risiko faktor lupa seperti pada pemakaian Pil, Suntik dan

  Kondom 2) Keterbatasan :

  • Pemasangan dan pelepasan harus melalui pemeriksaan dalam
  • Akseptor tidak dapat mencabut sendiri
  • Tidak dapat mencegah IMS dan HIV
  • Gangguan siklus haid
  • Rasa sakit pada beberapa bulan pertama (bersifat individualis)

  2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan IUD. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptordapat dinilai disaat akseptordapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan penjelasan sebagai berikut : a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan sesudah haid pertama setelah pemasangan dan setelah 7 atau 40 hari pada pemasangan pasca persalinan b. Kontrol selanjutnya minimal 1 tahun sekali atau bila ada keluhan-keluhan tentang kemungkinan adanya infeksi panggul atau perdarahan c. Memberikan penjelasan cara memeriksakan IUD, dengan cara usahakan agar jari tangan ibu dapat menjamah benang yang terpasang pada liang senggama, bila benang teraba artinya IUD masih tetap terpasang, jika tidak teraba agar dikonsultasikan ke dokter/bidan.

  3. Mengetahui kejadian efek samping Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.

  Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan atau efek samping tersebut.

  Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi

  IUD dan penanganannya

  Efek samping : Cara Penanggulangannya :

  Gangguan haid : perdarahan bercak hingga haid yang berlebihan pada 3 bulan pertama penggunaan IUD

  Kalau permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling, dan apabila perdarahan banyak, dianjurkan agar dirujuk ke tempat pelayanan

  Perasaan kurang enak, demam dan menggigil Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  Keluar Cairan vagina/keputihan yang banyak Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  Komplikasi : Cara penanggulangannya :

  Nyeri perut bagian bawah atau Disarankan kontrol ke keputihan yang berbau Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  Masalah : Cara penanggulangannya :

  Benang

  IUD hilang (pindah Jika akseptor mengetahui tempat atau lepas) bahwa benang IUD tidak teraba segera kunjungi klinik/dokter/bidan

  LAMPIRAN 5 : CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN AKSEPTOR IMPLAN

  1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :

  a. Apa yang diketahui tentang implan ?

  • Kontrasepsi hormonal
  • Macam-macam implan

  b. Kapan akseptor harus kontrol dan mencabut/mengganti implan yang digunakan ?

  • Kontrol setelah 1 minggu pemasangan
  • Kontrol setiap 1 tahun sekali atau bila ada keluhan
  • Melepas implan setelah 3 tahun pemasangan

  c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan implan? Keuntungan:

  • Efektif dalam jangka panjang
  • Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
  • Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
  • Pengembalian tingkat kesuburan relatif cepat setelah pencabutan

  Keterbatasan :

  • Kemungkinan mengalami perubahan siklus haid
  • Dapat mempengaruhi penurunan maupun kenaikan berat badan
  • Perlu pembedahan kecil pada waktu pemasangan dan pencabutan
  • Tidak mencegah penularan IMS dan HIV

  2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan implan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptor tidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan : a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1 minggu pemasangan implan

  b. Kontrol ke tempat pelayanan bila ada keluhan atau bila akan dilakukan pencabutan/pemasangan kembali c. Memberitahu ke PKB/PLKB dan IMP ditempat asal dan yang ditempat yang baru apabila pindah alamat

  PKB/PLKB dan IMP dapat mengecek kebenarannya dengan melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki akseptor, dengan demikian petugas lapangan akan mengetahui secara pasti tentang kepatuhan akseptor yang bersangkutan.

  3. Mengetahui kejadian efek samping Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.

  Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar, antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut. Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Implan dan penanganannya

  Efek samping : Cara Penanggulangannya :

  Amenorhoe (tidak Haid) Biasa terjadi pada pemakaian implan, jika tidak haid selama 6 minggu, segera rujuk ke dokter/bidan untuk menyingkirkan tanda-tanda kehamilan

  Perdarahan lama dan banyak Disarankan kontrol ke Rumah Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut

  Nyeri perut bagian bawah/nyeri Disarankan kontrol ke Rumah panggul (dengan atau tanpa Sakit/Klinik untuk perawatan lebih gejala hamil) lanjut Nyeri payudara Disarankan kontrol ke Rumah

  Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut Nyeri dada Disarankan kontrol ke Rumah

  Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut Perdarahan bercak Jelaskan ke akseptor bahwa perdarahan bercak kerap terjadi diawal penggunaan implan dan bersifat individual serta tidak berbahaya. Jika perdarahan menetap segera rujuk ke dokter/bidan

  Nyeri kepala terutama bila Bila sakit kepala dirasakan berat, disertai pandangan kabur berulang dan disertai tekanan darah meningkat, disarankan untuk ke dokter/bidan

  Mual/pusing/gelisah Jelaskan ke klien, bahwa hal ini bersifat individual. Jika mual/pusing/gelisah menetap atau bertambah berat sarankan ke dokter/bidan

  Berat badan bertambah atau Jelaskan ke akseptor bahwa berkurang perubahan badan sekitar 1-2 kg adalah normal. Apabila jika akseptor tidak dapat menerima perubahan berat badannya, sarankan untuk ganti metode lain.

  Komplikasi : Cara penanggulangannya :

  Terjadi infeksi/tanda- Disarankan kontrol ke Rumah tanda peradangan di Sakit/Klinik untuk perawatan tempat pemasangan lebih lanjut implan.

  Masalah : Cara penanggulangannya :

  Implan tidak teraba di Disarankan kontrol ke Rumah lengan Sakit/Klinik untuk perawatan lebih lanjut