3. BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH - REVISI 11 JULI 2018

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  

BAB III

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH Implementasi dari pengelolaan keuangan negara di daerah

  merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Selain itu pengelolaan keuangan pemerintah daerah juga mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor

  58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

  Pengelolaan keuangan daerah diimplementasikan melalui pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 bagian ke lima, terdiri atas 3 unsur utama, yaitu (1) Pendapatan Daerah; (2) Belanja Daerah; (3) Pembiayaan Daerah. Struktur anggaran seperti ini merupakan bentuk dari unified budgeting yang diamanatkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, dimana berdasarkan undang-undang tersebut diamanatkan bahwa keuangan negara berbentuk unified budgeting, dengan mengimplemantasikan kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure

  

framework) dan penganggaran yang berbasis kinerja (performance

budgeting).

  Pengelolaan keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, baik berupa rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

  

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Kabupaten

Pangandaran

  Pada awal pendirian daerah otonomi baru (DOB), Kabupaten Pangandaran masih banyak pendapatan daerah yang berasal dari dana bantuan pusat dan bantuan pemerintah provinsi, dalam bentuk dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari provinsi. Besaran kedua jenis bantuan tersebut hampir mencapai seperempat atau 25% dari total pendapatan daerah dalam APBD. Secara umum kinerja realisasi pendapatan daerah Kabupaten Pangandaran menunjukkan nilai yang meningkat Rp. 1.26 Triliyun di tahun 2017 meskipun pada Tahun 2016 secara total pendapatan menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2015. Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2016 Kabupaten Pangandaran sudah tidak mendapat Dana Penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari Provinsi Jawa Barat yang dikhususkan bagi Daerah Otonomi Baru (DOB) (lihat tabel 3.1).

  Pada tahun 2017 jumlah pendapatan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari Rp. 66.385.348.153 di Tahun 2016 menjadi 83.591.302.088 di Tahun 2017. Peningkatan PAD ini cukup signifkan karena bila dibandingkan dengan tahun 2016 terdapat kenaikan sebesar Rp. 17,2 Milyar atau meningkat 25,91%. Kenaikan PAD ini didapat dari pajak daerah dan retribusi daerah. Namun untuk Lain-lain PAD yang sah di Tahun 2017 justru mengalami penurunan yaitu Rp. 27.101.395.872,- di tahun 2016 dan turun menjadi Rp.

  18.215.491.458,- atau terjadi penuruanan sekitar Rp. 8,89 Milyar (32,79%).

  Tabel 3.1

Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2015-2017 Kabupaten Pangandaran

  

No. Uraian 2015 2016 2017*) Rata-

rata Pertum buhan

  1.3.2 Dana darurat

  1.2.3. Dana alokasi khusus 58.670.584.000,00

  96.9 09.698.000,00 207.463.958.983,00 114,08

  1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 338. 512.375.817,00 163.366. 386.241,00 369.505.567. 680,00

  126,18

  1.3.1 Hibah

  38.42 4.280.000,00

  1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **) 180.254.661.000,0

  54.648.842.495,00 65.249.813.704,00 19,40

  36.815.590.316,00

  38.1 19.854.495,00 3,54

  1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 35.516.687.503,00 - -

  1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 115.741.027.314,0

  126.550.795.925,00 292.9 61.433.185,00 131,50

  1.3.6 Lain-lain Penerimaan 7.000.000.000,00 - -

  1.2.2. Dana alokasi umum 523.966.081.000,0 546.731.125.000,0 538.882.193.000,00

  1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 37.020.878.100,00

  Selama periode 2015 hingga 2017 ini peranan DP dalam struktur pendapatan Kabupaten Pangandaran berkisar antara 60 hingga 82%. Sementara pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Pangandaran terus menunjukkan peningkatan tidak hanya dari sisi besaran nominal akan tetapi juga dari sisi rasionya terhadap total pendapatan. Jika di tahun 2015 persentase PAD terhadap total pendapatan hanya sebesar 5,10% maka pada tahun 2016 persentasenya meningkat menjadi sebesar 5,25%, dan bahkan di tahun 2017 angkanya menjadi sebesar 6,61%. Angka pertumbuhan PAD di Kabupaten Pangandaran lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan dari pendapatan APBD – dimana rata-rata perumbuhan pendapatan pada APBN selama periode 2014-2017

  00 83.591.302.088,

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  (%)

  1 PENDAPATAN 1.022.676.028.53 0,00 928.041.399.88 9,00 1.264.692.835.45 5,00

  36,28

  1.1. Pendapatan Asli Daerah 64.506.109.613,

  00 66.385.348.153,

  00 25,92

  16,23

  1.1.1. Pajak daerah 28.298.603.322,00 29.249.250.499,00

  36.829.508.887,00 25,92

  1.1.2. Retribusi daerah 13.053.101.574,00 10.034.701.782,00 28.546.301.743,00 184,48

  1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

  1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 23.154.404.717,00 27.101.395.872,00

  18.215.491.458,00 32,79

  1.2. Dana Perimbangan 619.657.543.100 ,00 698.289.665.49 5,00 811.595.965.68 7,00

  • 1,44
    • ) keterangan : Angka tahun 2017 merupakan angka anggaran, sedangkan tahun 2015 dan 2016 angka realisasi

1 PENDAPATAN 1.022.

  3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  adalah sebesar 25%, sedangkan pendapatan PAD tumbuh dengan nilai rata-rata sebesar 36%.

Tabel 3.2 Share Pendapatan Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun

  

2015-2017

No. Uraian 2015 2016 2017

  676.028.530,00 928 .041.399.889,0 1.264.692. 835.455,00

  1.1. Pendapatan Asli Daerah

64.

  506.109.613,00 66. 385.348.153,00 83.591. 302.088,00 1.1.

  1. Pajak daerah 28.298.603.322,00 29.249.250.499,0 36.

  829.508.887,00 1.1.

  2. Retribusi daerah 13.053.101.574,00 10.034.701.782,0

  28 .546.301.743,00

  1.1.

  • 1.1.

  4. Lain-lain PAD yang sah

23.154.404.717,00

27.101.395.872,0

  2 Dana darurat

  Sejak berdiri hingga saat ini Kabupaten Pangandaran belum bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mandiri dari sisi pendanaan pembangunan mengingat hingga saat ini persentase PAD terhadap pendapatan dalam APBD masih di bawah 10%. Akan tetapi ada

  

3.1.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten

Pangandaran

  6 Lain-lain Pemerimaan 7.000.000.000,00 - -

  00 292 .961.433.185,00 1.3.

  126.550.795.925,

  5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

115.741.027.314,00

  4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) 35.516.687.503,00 - - 1.3.

  1.3.

  38 .119.854.495,00

  36.815.590.316,0

  3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **)

180.254.661.000,00

  424.280.000,00 1.3.

  1 8.215.491.458,00

  1 Hibah

  Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

338.

512.375.817,00 163 .366.386.241,0 369.505. 567.680,00 1.3.

  463.958.983,00 1.3.

  3. Dana alokasi khusus 58.670.584.000,00 96.909.698.000,0 207.

  00 538 .882.193.000,00 1.2.

  2. Dana alokasi umum

523.966.081.000,00

546.731.125.000,

  65 .249.813.704,00

  1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 37.020.878.100,00 54.648.842.495,0

  657.543.100,00 698. 289.665.495,00 811.595. 965.687,00 1.2.

  1.2. Dana Perimbangan

619.

  1.2.

  • 38.
  • 1.3.

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  kecenderungan bahwa pendapatan dari PAD terus tumbuh secara signifkan dengan tingkat realisasi PAD yang mendekati target pendapatan yang ditetapkan. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa komponen Pajak Daerah merupakan komponen terbesar dari PAD, yaitu sebesar 2,77% terhadap APBD di tahun 2015 dan meningkat menjadi 3,15% di tahun 2016. Retribusi daerah memiliki kontribusi sebesar 1,28% terhadap APBD di tahun 2015 dan kemudian meningkat menjadi sebesar 2,79% di tahun 2017. Sehingga dengan demikian potensi pendapatan daerah Kabupaten Pangandaran yang berasal dari Pajak dan retribusi daerah – seperti yang diatur pada Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 – tidak lebih dari 7,15% saja.

Tabel 3.3 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  

Pada APBD Kabupaten Pangandaran Tahun 2014-2017

Rasio

  

Target Realisasi

Tahun Efektivita PAD Pertumbuhan PAD Pertumbuhan s

  38.402.440.44 2014 84,56 32.473.188.88

  2 64. 2015

  99,98 64.521.332.253, 506.109.613,00

  00

  1 66. 1.879.

2016 1.405.109.737,0 87,43

75.926.441.990,

  385.348.153,00 238.540,00

  00

  22 83. 17.205 2017 85,18 98.131.523.946,

  .205.081.956,00 591.302.088,00 .953.935,00

  00 Rata-rata

  16 71. 9.542.

  89,90 79.526.432.729, Per Tahun .805.095.846,50 494.253.284,67 596.237,50

  67 Lain-lain PAD yang sah memiliki kontribusi yang

  kecenderungannya menurun sejak tahun 2015 hingga 2017, dari hanya sebesar 2,26% terhadap penerimaan APBD menjadi direncanakan sebesar 1,44% di tahun 2017. Kondisi ini pada dasarnya menggembirakan mengingat sumber utama dari lain-lain PAD adalah pendapatan jasa giro dan jasa deposito. Semakin menurunnya proporsi penerimaan ini secara tidak langsung menggambarkan efektivitas belanja pembangunan telah sesuai dengan jadwal, karena dana yang tersimpan dalam bentuk giro atau deposito tidak terlalu lama untuk digunakan pembangunan.

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  Sejalan dengan bergulirnya waktu efektivitas realisasi PAD di Kabupaten Pangandaran selalu mendekati target yang telah ditentukan.

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa jika di tahun 2014 realisasi dari PAD hanya sebesar 84,56%, akan tetapi di tahun 2015 efektivitas realisasi

  PAD sudah mencapai angka 99,66%, yang berarti gap realisasi pendapatan dengan rencana sudah bisa diperkecil. Namun sejak tahun 2016 realisasi dari PAD ada kecenderungan menurun dari yang direncanakan. Adanya penurunan dalam efektivitas menunjukkan adanya Tax Efort yang kurang baik, sehingga target utama dari pendapatan adalah menghitung secara pasti seberapa besar kapasitas penerimaan daerah (Tax Capacity). Besarnya efektivitas realisasi penerimaan PAD Kabupaten Pangandaran periode 2014 – 2016 ditunjukkan seperti pada gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  

Pada APBD Kabupaten Pangandaran Tahun 2014-2017

100,000,000,000 90,000,000,000

  80,000,000,000 70,000,000,000 60,000,000,000 50,000,000,000

  TARGET 40,000,000,000 REALISASI 30,000,000,000

  20,000,000,000 10,000,000,000 2014 2015

  2016 2017

3.1.2.1 Pajak Daerah Kabupaten Pangandaran

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak kabupaten terdiri atas pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak reklame, pajak parkir, pajak sarang burung walet, pajak air tanah serta pajak mineral bukan logam dan batuan. Adapun realisasi penerimaan pajak daerah selama periode tahun 2015 – 2017 ditunjukkan seperti pada Tabel 3.4 di bawah ini.

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Tabel 3.4 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pangandaran

  

2015 – 2017 (Rp)

URAIAN 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Pendapatan Pajak Daerah 26,675,271,033 .00 28,298,603,322. 00 32.851.650.185 ,00 29.249.250.499 ,00 43.709.987.011, 00 36.829.508.887 ,00 Pajak Hotel 4,800,000,000. 00 4,841,453,357.0 7.663.717.036, 00 5.950.588.620, 00 11.500.000.000, 00 7.782.974.844, 00 Pajak Restoran 1,374,848,559. 00 1,750,901,837.0 3.260.888.950, 00 1.906.861.027, 00 3.150.000.000,0 2.504.511.824, 00 Pajak Hiburan 19,760,000.00 24,941,800.00 58.826.660,00 134.886.200,00 53.374.650,00 104.941.915,00 Pajak Reklame 800,000,000.00 620,416,246.00 1.066.000.000, 00 775.717.507,00 1.325.000.000,0 680.107.455,00 Pajak Penerangan Jalan 9,000,000,000. 00 9,091,497,491.0 11.000.000.000 ,00 9.928.686.223, 00 16.215.119.346, 00 12.503.117.009 ,00

Pajak Parkir 11,549,025.00 11,570,300.00 19.847.000,00 20.789.475,00 20.000.000,00 17.673.000,00

Pajak Air Bawah Tanah 79,232,536.00 86,076,948.00 81.210.760,00 70.613.534,00 200.000.000,00 77.308.556,00 Pajak Sarang Burung Walet - - - - - - Pajak Mineral Bukan Logam Bukan Batuan 48,632,500.00 40,100,000.00 45.159.779,00 35.025.000,00 46.493.015,00 34.462.500,00 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 7,291,248,413. 00 7,641,859,474.0 7.656.000.000, 00 8.351.017.576, 00 9.000.000.000,0 9.182.555.158, Atas Tanah dan 00 Bea Perolehan Hak Bangunan 3,250,000,000. 00 4,189,785,869.0 2.000.000.000,

00

2.075.065.337, 00 2.200.000.000,0 3.941.856.626, 00 Berdasarkan Tabel 3.4 terlihat bahwa pajak-pajak yang memiliki

  basis penduduk dan rumah tangga merupakan pajak potensial di Kabupaten Pangandaran dan menjadi pajak yang terbesar. Pajak penerangan jalan – yang memiliki basis pajak rumah tangga yang menggunakan listrik PLN – dan PBB serta BPHTB – yang memiliki basis rumah tangga yang memiliki rumah atau mengalihkan hak atas tanah dan bangunannya - merupakan 3 jenis pajak daerah dengan penerimaan terbesar. Kontribusi dari ketiga jenis pajak ini mencapai angka lebih dari 72% terhadap total penerimaan Pajak Daerah.

  Sebagai daerah pariwisata sumber penerimaan pajak dari sektor ini masih belum signifkan menjadi sumber utama pendapatan pajak – sehingga perhitungan potensi pajaknya menjadi prioritas yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Pajak daerah yang terkait dengan aktivitas pariwisata adalah pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Pajak reklame, serta pajak parkir. Kelima jenis pajak daerah ini berkontribusi sebesar hampir 27% dari total pajak daerah di daerah Pangandaran pada periode 2015 – 2017. Kontribusi masing- masing pajak daerah terhadap total penerimaan pajak daerah ditunjukkan seperti pada tabel 3.5 di bawah ini.

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

Tabel 3.5 Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Pangandaran 2015 – 2017 2015 2016 2017 URAIAN Anggara Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi n

  Pendapatan Pajak 32.851.650.18 29.249.250.4 43.709.987.0 36.829.508.8 100.00 100.00 5,00 99,00 11,00 87,00

  Daerah 5.950.588.62 11.500.000.0 7.782.974.84

  Pajak Hotel 17.99 17.11 7.663.717.036 ,00 0,00 00,00 4,00 3.260.888.950 1.906.861.02 3.150.000.00 2.504.511.82

  Pajak Restoran

  5.15

  6.19 ,00 7,00 0,00 4,00 53.374.650,0 104.941.915,

  Pajak Hiburan

0.07 0.09 58.826.660,00 134.886.200,

  00

  00 1.066.000.000 775.717.507, 1.325.000.00 680.107.455, Pajak Reklame

  3.00

  2.19 ,00 00 0,00

  00 9.928.686.22 16.215.119.3 12.503.117.0 33.74 32.13 11.000.000.00

  Pajak Penerangan Jalan 0,00 3,00 46,00 09,00 20.789.475,0 20.000.000,0 17.673.000,0

  0.04 0.04 19.847.000,00 Pajak Parkir

  200.000.000, 77.308.556,0 Pajak Air Bawah Tanah

0.30 0.30 81.210.760,00 70.613.534,0

Pajak Sarang Burung

  0.00

  0.00

  Walet Pajak Mineral Bukan 46.493.015,0 34.462.500,0

0.18 0.14 45.159.779,00 35.025.000,0

  Logam Bukan Batuan Pajak Bumi dan 7.656.000.000 8.351.017.57 9.000.000.00 9.182.555.15

  27.33

  27.00 ,00 6,00 0,00 8,00 Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak Atas 2.075.065.33 2.200.000.00 3.941.856.62

  12.18 14.81 2.000.000.000 ,00 7,00 0,00 6,00 Tanah dan Bangunan

3.1.2.2 Retribusi Daerah Kabupaten Pangandaran

  Retribusi merupakan sumber penerimaan asli daerah kedua terbesar setelah pajak daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor

  28 Tahun 2009, retribusi dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perijinan tertentu. Adapun komponen dari masing-masing jenis retribusi daerah tersebut adalah sebagai berikut: a) Retribusi Jasa Umum, terdiri dari:

  • – Bidang ketenagakerjaan

  Bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial

  • – Bidang pendidikan dan pelatihan
  • – –

  Bidang pelayanan tera ulang Bidang pelayanan pertanian

  • – Bidang pelayanan bidang kehutanan
  • – Bidang pelayanan perikanan
  • – Bidang pelayanan permukiman
  • – b) Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari:
  • – Bidang kekayaan daerah
  • – Pasar grosir dan/atau pertokoan
  • – Produksi usaha daerah
  • – Tempat rekreasi dan olah raga

  • – Bidang sosial
  • – Izin trayek
  • – Izin kelebihan muatan
  • – Izin pos dan telekomunikasi
  • – Izin pelayanan kesehatan
  • – Izin pelayanan perpustakaan
  • – Izin pengganti STNK hilang

  0,00 5.859.443.80 0,00 Retribusi Jasa Usaha

  8,00

  00 3.356.489.40 0,00 4.063.744.37

  4.00 1.889.027.36 0,00 954.679.912,

  Tertentu 2,005,765,20 0.oo 1,305,471,49

  00,00 18.623.113.5 65,00 Retribusi Perizinan

  45,00 7.467.479.97 0,00 22.054.530.0

  5.00 9,395,015,98 0.00 13.057.816.8

  9,093,422,75

  0,00 1.612.541.90 0,00 6.092.415.10

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  00.00 2,995,721,60 0.00 2.017.600.00

  15,402,320,1

  00,00 28.546.301.7 43,00 Retribusi Jasa Umum

  05,00 10.034.701.7 82,00 31.503.434.5

  55.00 13,696,209,0 74.00 16.964.444.2

  Hasil Retribusi Daerah 26,501,508,0

Tabel 3.6 Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Pangandaran 2015 – 2017 URAIAN 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

  Realisasi penerimaan retribusi jasa usaha merupakan sumber pendapatan terbesar dari retribusi di Kabupaten Pangandaran, diikuti oleh retribusi jasa umum dan kemudian retribusi perizinan tertentu (seperti yang ada pada tabel 3.6). Sumbangan realisasi retribusi jasa usaha mencapai angka 68% lebih selama periode 2015 sampai 2017, sedangkan retribusi jasa umum dan retribusi perijinan tertentu memiliki kontribusi masing-masing sebesar 20% dan 9%an.

  c) Retribusi Perizinan Tertentu, terdiri dari:

  Berdasarkan tabel 3.6 di atas juga terlihat bahwa tidak seperti realisasi pajak daerah, efektivitas realisasi retribusi daerah di Kabupaten Pangandaran sangat rendah. Kondisi realisasi retribusi daerah tahun 2015 memiliki efektivitas yang lebih tinggi, yaitu sebesar 51,68% dengan nilai Rp. 13,7 Milyar (dari target penerimaan

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  retribusi daerah sebesar Rp. 26,5 Milyar). Berdasarkan kenyataan tersebut, kemungkinan ada dua hal yang terjadi, pertama target anggaran yang ditetapkan terlalu besar (tidak sesuai dengan kapasitas retribusinya/capacity), atau alasan yang kedua adalah rendahnya upaya retribusi (efort) dari lembaga yang ditugaskan untuk memungut retribusi tersebut.

3.1.2.3 Dana Perimbangan Kabupaten Pangandaran

  Sebagai implementasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom di Indonesia akan mendapatkan transfer dari pemerintah pusat sebagai konsekuensi dari adanya vertical and

  

horizontally fiscal imbalance (ketidak seimbangan fskal secara

  vertikal maupun horizontal) akibat tidak meratanya pendapatan antar daerah di Indonesia, sementara masing-masing daerah memiliki urusan wajib yang sama yang harus dilaksanakan di masing-masing daerah. Mekanisme perimbangan keuangan pusat dan daerah inilah yang menjadi dasar adanya intergovernmental transfers (transfer antar tingkatan pemerintah, baik dari pusat ke kabupaten/kota atau provinsi, maupun dari provinsi ke kabupaten/kota dan juga dari kabupaten/kota ke tingkat pemerintahan yang lebih rendah seperti desa/kelurahan). Mekanisme transfer seperti ini di Indonesia dikenal dengan nama Dana Perimbangan (DP).

  Mekanisme intergovernmental transfer di Indonesia dibagi atas dua bagian, pertama, berupa general/block grant atau non specific

  

grant berupa transfer tidak bersyarat dari pemerintah pusat ke

  pemerintah daerah – dimana daerah diberikan keleluasaan untuk mengalokasikan dana tersebut untuk berbagai jenis pengeluaran yang menjadi urusan wajibnya. Jenis transfer pemerintah pusat yang seperti ini di Indonesia dikenal dengan nama dana alokasi umum (DAU). Sedangkan jenis transfer kedua adalah specific grant (yang di Indonesia disebut dengan dana alokasi khusus/DAK), dimana pemerintah daerah diberikan transfer untuk melaksanakan urusan- urusan wajib daerah yang menjadi perhatian utama dari pemerintah pusat. Selain itu ada satu jenis dana perimbangan lain yang ada di Indonesia, yaitu dana bagi hasil (DBH), yang merupakan dana yang

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  berasal dari daerah yang diambil oleh pemerintah pusat, yang kemudian sebagiannya akan dikembalikan ke pemerintah daerah. Dana bagi hasil (DBH) di Indonesia berasal dari dua sumber, yaitu DBH pajak - sebagai akibat potensi pajak penghasilan di daerah yang diambil oleh pemerintah pusat karena merupakan pajak pusat – dan yang kedua adalah DBH sumber daya alam – sebagai akibat dari potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah yang penguasaannya dikendalikan oleh pemerintah pusat, seperti minyak bumi, gas alam, bahan tambang dan kehutanan.

  Hingga saat ini Dana Perimbangan (DP) merupakan sumber utama pendapatan dari pemerintah Kabupaten Pangandaran. Proporsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan kabupaten mencapai lebih dari 80%. Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan pemerintah pengeluaran publik untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Pangandaran masih didominasi oleh dana-dana yang berasal dari pemerintah pusat. Dalam literatur keuangan publik, kondisi yang seperti ini menggambarkan tingkat kemandirian daerah yang relatif rendah dalam pengertian daerah kurang leluasa untuk menentukan aktivitas pembangunannya karena aktivitas kegiatan pembangunan oleh pemerintah daerah masih dikontrol oleh dana- dana yang berasal dari pemerintah pusat.

Tabel 3.7 di bawah ini menunjukkan besaran Dana Perimbangan dibandingkan dengan total pendapatan APBD Kabupaten

  Pangandaran tahun 2015 – 2017. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa komponen DP memiliki persentase yang terus meningkat terhadap pendapatan APBD, bahkan di tahun 2016 persentasenya sudah mencapai 82,72% atau sebesar Rp. 819,46 Milyar dari total Rp. 990,61 Milyar pendapatan APBD Kabupaten Pangandaran.

Tabel 3.7 Besaran dan Share Komponen Dana Perimbangan terhadap Total Pendapatan Kabupaten Pangandaran 2015 - 2017 2015 2016 2017 Uraian 2015 2016 PENDAPATAN 1.014.850.15 990.617.17 1.022.676.028. 928.041.399. 1.264.692.835. APBD 0.623 4.143 530,00 889,00 455,00

  648.249.799. 619.657.542.10 698.289.665.49 811.595.965.687 Dana 819.460.01

000 0,00 5,00 ,00

Perimbangan 6.040

  Dana bagi hasil 64.897.888.00 56.212.068.0 37.020.877.100, 54.648.842.495 65.249.813.704, pajak/ bagi hasil

  00 00 ,00

  00 bukan pajak

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  Uraian 2015 2016 2015 2016 2017 umum

00 000 0,00 0,00 ,00

Dana alokasi 59.385.830.00 216.516.823. 58.670.584.000, 96.909.698.000 207.463.958.983 khusus 040 00 ,00 ,00

  Persentase terhadap Pendapatan APBD (%) Dana 60,59 75,24 64,17

  63.88

82.72 Perimbangan

  Dana bagi hasil 3,62 5,89 5,16 pajak/bagi hasil

  6.39

  5.67 bukan pajak Dana alokasi 51,23 58,91 42,61

  51.63

  55.19 umum Dana alokasi 5,74 10,44 16,40

  5.85

  21.86 khusus

  Komponen terbesar dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Kabupaten Pangandaran berasal dari Dana Alokasi umum. Bahkan besaran DAU yang diterima oleh Kabupaten Pangandaran sebesar lebih dari separuh (50%) dari total pendapatan APBD kabupaten ini yaitu sebesar 55,19% di tahun 2016. Besarnya DAU Kabupaten Pangandaran terus meningkat dari sebesar Rp. 363,8 Milyar di tahun 2016 meningkat menjadi Rp. 523,97 Milyar di tahun 2015. Besaran DAU di tahun 2016 juga diperkirakan akan terus membesar menjadi Rp. 546,73 Milyar.

  Selama periode 2015 hingga 2017 DAU memberikan sumbangan paling besar terhadap penerimaan DP Kabupaten Pangandaran – sebesar lebih dari 84%. Akan tetapi sejak tahun 2016 Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran diperkirakan mulai mendapatkan dana alokasi khusus yang meningkat cukup signifkan dari sebesar Rp. 58,67 Milyar di tahun 2015 menjadi sekitar sebesar Rp. 216,52 Milyar di tahun 2016. Proporsi DAU, DAK dan DBH dalam DP di Kabupaten Pangandaran selama periode 2015 – 2017 ditunjukkan seperti pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Proporsi DAU, DAK dan DBH terhadap Dana Perimbangan Kabupaten Pangandaran 2015 - 2017 2017 Uraian 2015 2016 2015 2016

  100.0 100.0 619.657.542.100 698.289.665.495, 811.595.965.687 Dana Perimbangan

  ,00 00 ,00 37.020.877.100, 54.648.842.495,0 65.249.813.704, Dana bagi hasil pajak/

  5.97

  6.86

  00

  00 bagi hasil bukan pajak

  523.966.081.000 546.731.125.000, 538.882.193.000 84.56 66.72 Dana alokasi umum

  ,00 00 ,00 96.909.698.000,0 207.463.958.983 9.47 26.42 58.670.584.000,

  Dana alokasi khusus 00 ,00

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

3.1.3 Proporsi Penggunaan Anggaran

  Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang kemudian diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Keuangan Daerah, Belanja Daerah didefnisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Adapun kewajiban pemerintah daerah dimaksud adalah mendanai penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

  Pasal 31 ayat (1) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 juga menyatakan bahwa belanja daerah dapat diklasifkasikan berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, atau berdasarkan organisasi, fungsi, program kegiatan, dan jenis belanja. Klasifkasi daerah menurut urusan wajib dapat digolongkan menjadi 26 urusan, yang meliputi urusan pendidikan hingga urusan Perpustakaan. Adapun klasifkasi Belanja menurut Urusan Pilihan dapat dikategorikan menjadi 8 urusan, antara lain: Pertanian; Kehutanan; Energi dan Sumber daya Mineral; Pariwisata; Kelautan dan Perikanan; Perdagangan; Perindustrian; dan Transmigrasi.

  Pengklasifkasian Belanja menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Program dan Kegiatan serta jenis belanja dapat dibedakan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Langsung meliputi Belanja Pegawai; Belanja Barang dan Jasa; dan Belanja Modal. Adapun Belanja Tidak Langsung adalah biaya yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan penyelenggaraan program dan kegiatan. Terdapat 8 jenis komponen dalam Belanja Tidak Langsung, antara lain: Belanja Pegawai; Bunga; Subsidi; Hibah; Bantuan Sosial; Belanja Bagi Hasil; Bantuan Keuangan; dan Belanja Tidak Terduga.

  Pada tahun 2014, anggaran Kabupaten Pangandaran mencapai Rp 667.542.310.497,-. Angka tersebut berasal dari Belanja Tidak Langsung senilai Rp 486.484.709.354 atau sekitar 72,9% dari total anggaran belanja, dan dari Belanja Langsung yang besarnya adalah Rp 181.057.601.143,-. Di tahun yang sama, Kabupaten Pangandaran mulai menjadi daerah otonomi baru setelah sebelumnya merupakan salahsatu Kecamatan yang berada di dalam administrasi Kabupaten Ciamis. Besaran anggaran Kabupaten Pangandaran tersebut setara dengan sekitar 30% total APDB Kabupaten Ciamis jika masih meliputi Pangandaran.

  Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021

  Pada Tabel 3.9 berikut ini dapat dilihat bahwa anggaran belanja Kabupaten Pangandaran meningkat pada tahun 2015 dan 2016 dibanding tahun 2014. Besaran anggaran tahun 2015 sekitar 70% meningkat dari anggaran sebelumnya, sehingga belanja pada tahun 2015 dianggarkan menembus kisaran 1,1 trilyun rupiah. Namun demikian anggaran untuk periode 2016 sedikit lebih rendah dari anggaran sebelumnya.

  Jika dilihat berdasarkan komponennya secara absolut, kenaikan terbesar pada anggaran belanja dari tahun 2014 ke 2015 didorong oleh peningkatan dalam anggaran belanja langsung. Belanja modal meningkat mencapai 223 milyar rupiah dibandingkan tahun 2014. Kenaikan tersebut sekaligus merupakan porsi kenaikan tertinggi dalam anggaran belanja di tahun 2015, dimana anggaran modal meningkat sebesar 226% dari anggaran belanja sebelumnya. Demikian juga anggaran belanja barang dan jasa yang secara absolut meningkat hampir sebesar 128 milyar rupiah atau sekitar 222% dibandingkan anggaran belanja barang dan jasa di tahun 2014.

  Tabel 3.9

Anggaran Belanja Kabupaten Pangandaran Tahun 2014 - 2017 (Rupiah)

  2017 No Deskripsi 2014 2015 2016 2015 2016 667.542.310.49 1.145.479.268. 1.120.005.390. 1.226.002.010.4 1.204.775.293.776 1.367.742.917.673 Belanja 7 622 935 57,00 ,00 ,50 486.484.709.35 627.830.380.43 679.318.348.67 660.290.729.443 666.536.996.089,0 651.695.578.089,5 Belanja Tidak Langsung

  4

  7 5 ,00

  

1.1. Belanja Pegawai 417.254.272.224 479.273.508.706 508.972.725.768 475.628.595.331,0 500.297.049.548,00 421.617.340.860,50

  1.2. Belanja Subsidi 9.446.304.000,00 - - -

  8.550.000.000,00 -

  1.3. Belanja Bunga -

  

1.4. Belanja Hibah 12.538.499.974 31.035.111.731 7.100.000.000 33.775.607.050,00 12.360.400.000,00 23.182.300.000,00

  

1.5. Belanja Bantuan Sosial 6.073.652.000 6.000.000.000 5.718.000.000 2.511.123.900,00 1.400.000.000,00 3.233.192.000,00

Belanja Bagi Hasil Kepada

  

1.6. Provinsi/Kabupaten/Kota dan 5.889.566.156 6.000.000.000 3.000.000.000 6.101.091.737,00 7.130.154.025,00 7.209.262.432,00

Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada

  139.774.311.425,0

  

1.7. Provinsi/ Kabupaten/Kota dan 39.728.719.000 103.021.760.000 6.224.842.391 134.903.088.516,00 186.955.181.725,00

Pemerintahan Desa

  1.8. BelanjaTidakTerduga 5.000.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000,00 1.000.000.000,00 948.301.072,00 181.057.601.14 517.648.888.18 440.687.042.26 565.711.281.014 538.238.297.687,0 716.047.339.584,0 Belanja Langsung

  3 5 ,00

  

2.1. Belanja Pegawai 29.085.700.837 24.603.742.800 27.010.856.150 23.273.525.500,00 26.495.215.650,00 21.895.346.415,00

Belanja Barang dan Jasa 57.510.081.197 185.230.666.637 170.603.394.520 230.063.019.075,0 206.515.546.037,76 239.730.061.704,00 Belanja Modal 94.461.819.109 307.814.478.748 243.072.791.590 312.374.736.439,0 305.227.535.999,24 454.421.931.465,00

  Anggaran belanja untuk tahun 2016 sedikit lebih rendah dibandingkan anggaran tahun 2015. Hampir seluruh komponen belanja, baik dalam belanja langsung maupun tidak langsung mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya belanja pegawai saja yang mengalami peningkatan. Penurunan terbesar dalam anggaran belanja terjadi untuk Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, yang secara absolut nilai penurunannya mencapai kisaran 93 milyar rupiah, atau 93% dari belanja yang sama di tahun 2015. Besaran porsi anggaran per tahun dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Grafik Porsi Realisasi Anggaran Kabupaten Pangandaran

  

Tahun 2014-2016

100%

  

2.15

  2.41

  4.36 Belanja Modal 90%

  Belanja Barang dan Jasa

  27.12 80%

  Belanja Pegawai

  

45.19

  39.35 Belanja Tidak Terduga 70%

  5.95 Belanja Bantuan 60%

  Keuangan

  0.56 Belanja Bagi Hasil 50%

  

8.99

Belanja Bantuan Sosial 40%

  Belanja Hibah 30%

62.51 Belanja Bunga

  45.44

  

41.84

20%

  Belanja Subsidi Belanja Pegawai 10% 0%

  

2014 2015 2016

  Dilihat berdasarkan realisasinya, belanja tahun 2014 besarnya Rp 517.932.842.103,-. Penyerapan belanja terbesar adalah untuk Belanja Pegawai. Pada tahun 2015 realisasi belanja daerah Kabupaten Pangandaran mencapai Rp 1.029.958.224.-. Angka ini lebih rendah dari total belanja yang dianggarkan, yaitu sebesar RP 1.226.002.010.457,-.

  Ditinjau berdasarkan jenisnya, Belanja Tidak Langsung merupakan porsi terbesar dalam realisasi APBD Kabupaten Pangandaran pada tahun 2014. Dari keseluruhan belanja, sekitar 78% merupakan Belanja Tidak Langsung, Tingginya Belanja Tidak Langsung didorong oleh Belanja Pegawai, yang nilainya hampir mencapai 4 milyar rupiah. Jika digabung dengan Belanja Langsung, total Belanja Pegawai mencapai hampir tiga perempat dari seluruh APBD Kabupaten Pangandaran pada tahun yang sama. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 3.10.

  Dilihat berdasarkan porsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja per tahun, terdapat kenaikan dari tahun 2014 ke tahun 2015, dimana pada tahun 2014 realisasi belanja APBD Kabupaten Pangandaran mencerminkan 77% anggarannya. Sementara itu pada tahun 2015, realisasi belanja APBD mencapai 84% dari total anggaran belanja Kabupaten Pangandaran. Selain itu, jika dibandingkan besaran realisasi belanja dari tahun 2014 ke 2015, diketahui bahwa realisasi belanja Kabupaten Pangandaran pada tahun 2015 secara nominal mampu meningkat sekitar 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan dalam realisasi belanja tersebut dapat ditafsirkan sebagai peningkatan kapasitas pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran dalam melakukan pembangunan.

Tabel 3.10 Realisasi dan Porsi Belanja Kabupaten Pangandaran Tahun 2017 No

  Porsi Pors Jenis Belanja Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) 2017 , (%) i (%)

  

1 448.983.352. 625.920.188.235, 47,8

Belanja Tidak Langsung 672 78,53

  00

  6 1,1 395.199.997.3 400.566.063.652,0 30,6 , Belanja Pegawai 63 69,13

  3 1,2 8.517.600.000,00 0,65

  • ,
  • Belanja Subsidi
  • , Belanja Bunga 1,4

  22.134.717.631,00 1,69 , Belanja Hibah 8.636.134.974 1,51 1,3

  2.583.692.000,00 0,20 , Belanja Bantuan Sosial 3.796.243.000 0,66 1,4 Belanja Bagi Hasil Kepada 2.426.558.335 0,42 6.695.361.227,00 0,51 , Provinsi/Kabupaten/Kota dan

  Pemerintah Desa 1,3 38.924.419.00 6,81 185.422.753.725,0 14,1 Belanja Bantuan Keuangan ,

  8 Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

  • , Belanja Tidak Terduga

    2 122.732.844. 681.839.744.351, 52,1

    Belanja Langsung 740 21,47
  • 1,4

  36

  4 2,1 18.603.471.81 21.346.602.915,00 1,63 , Belanja Pegawai 3,25

  43.540.643.21 233.571.250.810,0 17,8 2,2 Belanja Barang dan Jasa 1 7,62

  6 60.588.729.71 426.921.890.626,3 32,6 2,3 Belanja Modal 9 10,60

  6

  5 571.716.197. 100,0 1.307.759.932.58 Total Realisasi Belanja 412 6,36

  1,200 1,400 667.54 517.93

  1,226.00 1,029.96 B el a n ja ( m ily a r R p )

  • 200 400 600 800 1,000

3.1.4 Analisis Pembiayaan

  Pembiayaan adalah komponen APBD yang diarahkan untuk menutup defsit atau meningkatkan surplus anggaran demi terlaksananya pengelolaan APBD secara optimal dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penerimaan pembiayaan pemerintah daerah Kabupaten Pangandaran pada tahun 2014 diasumsikan sebesar Rp 666.898.203,-. Penerimaan pembiayaan berupa Kas Daerah yang sumbernya dari Dana Hibah Provinsi dan Kabupaten Induk. Realisasi dari pembiayaan mencapai 100% dari yang ditargetkan. Adapun pengeluaran pembiayaan dalam anggaran tahun 2014 adalah sebesar Rp.14.855.277.241,- namun tidak terealisasikan. Tabel 3.11 menyajikan pembiayaan pada tahun 2014.

Tabel 3.11 Realisasi Anggaran Pembiayaan Tahun 2017 Uraian Anggaran setelah Perubahan Realisasi Bertamba h (Berkuran

  g) Anggaran setelah Perubahan Realisasi Bertambah (Berkurang) (Rp) 2014 (Rp) (Rp) % (Rp) 2017 (Rp)2017 (Rp) % PENERIMAAN

  666.898.203,0 666.898.203,0 0,00 100.0 72.021.207.849,

  50 72.021.207.849, 50 0,00 0,00

Gambar 3.3 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Kab.Pangandaran, Tahun 2014 dan 2015

PEMBIAYAAN DAERAH

  50 72.021.207.849, 50 0,00 0,00

  PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 0,00 0,00 0,00 0,00 100.000.000,00 0,00

  100.000.

  000,00 Pembentukan Dana Cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kebijakan Pilkada 2014

  0,00 0,00 0,00 0,00 100.000.000,00 0,00 100.000.

  000,00

  666.898.203,0 666.898.203,0 0,00 100.0 72.021.207.849,

  Saldo Kas di Daerah yang bersumber dari Dana Hibah dari Provinsi dan Kabupaten Induk

I. ASET

  Kas di Bendaharan Penerimaan 653.526.400 ,00 Kas di Bendahara FKTP 2.947.536.491,14 Kas di Bendahara JKN

  50 50 .000,00) ) Neraca Daerah

  Neraca Daerah merupakan neraca yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing pemerintah, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2001, neraca daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub-rekening sampai level rincian objek.

Tabel 3.12 memberikan gambaran mengenai neraca keuangan pemerintah Kabupaten Pangandaran Tahun 2017. Berdasarkan tabel

  tersebut, aktiva Kabupaten Pangandaran berjumlah Rp 1.766.040.522.681,70,-. Porsi terbesar dari aktiva tersebut merupakan aktiva tetap, yaitu dalam bentuk jalan, jaringan dan instalasi sebesar Rp 1.52 trilyun rupiah. Sisanya adalah aktiva lancar berupa kas daerah dari total aktiva.

Tabel 3.12 Neraca Kabupaten Pangandaran Tahun 2017 Uraian Jumlah (Rp) 2017

  1.766.040.522.68 1,70

ASET LANCAR

  86.615.517.320,7

  7 Kas di Kas Daerah 25.467.293.373,0 Kas di Bendahara Pengeluaran 45.975.575,00

  • Kas di Badan Layanan Umum Daerah
  • Investasi Jangka Pendek
  • Piutang Pajak Daerah
  • Piutang Retribusi

  38.632.588,

  00 Penyisihan Piutang Lain-lain (1.568.669.232,30 )

  Persediaan 18.541.116.10 5,07