1. BAB I PENDAHULUAN-REVISI 31 AGUSTUS 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pelaksanaan pembangunan daerah harus berlandaskan pada rencana pembangunan yang disusun berdasarkan kondisi, potensi dan kemampuan sumber daya yang dimiliki daerah serta cita-cita di masa depan. Karena itu, perencanaan pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan. Perencanaan yang baik akan menjadi arah bagi cita-cita pembangunan serta strategi dan cara pencapaiannya. Pasal 260 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan bagi daerah untuk menyusun rencana pembangunan daerah yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dokumen rencana pembangunan daerah merupakan dokumen yang dibutuhkan daerah untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dengan implementasi pembangunan di daerah.

  Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu yang meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

  Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5 Ayat (2) juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 263 Ayat (3), yang dimaksud dengan RPJMD ialah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

  RPJMD merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang dijadikan rujukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun rencana strategis (renstra) SKPD dan rencana tahunan sebagai penjabaran secara teknis yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD.

  Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pangandaran telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 pada tanggal 16 Agustus 2016.

  Selanjutnya sebagaimana kita maklumi bersama, disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membawa konsekwensi adanya peralihan beberapa urusan pemerintahan di daerah menjadi urusan pemerintahan di provinsi, antara lain pengelolaan pendidikan menengah dan urusan kehutanan. Dan merupakan kelanjutan dari momentum tersebut, terjadi pula perubahan kebijakan di tingkat nasional dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan pemerintah tersebut memberikan konsekuensi terhadap harus dilakukannya perubahan kelembagaan perangkat daerah di semua daerah. Sebagai pelaksanaan dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, telah terjadi perubahan nomenklatur perangkat daerah. Demikian pula di Kabupaten Pangadaran telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran.

  Adanya rangkaian kejadian tersebut, dengan merujuk kepada Diktum Kedua Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 16 Tahun 2016, tentang RPJMD Kabupaten Pangandaran 2016-2021 ini harus dilakukan perubahan yang disesuaikan dengan kelembagaan perangkat daerah yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.

  Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 342 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang menyatakan bahwa “perubahan” RPJMD dapat dilakukan apabila terjadi perubahan yang mendasar.

  Perubahan mendasar dimaksud dalam Permendagri tersebut adalah perubahan kebijakan secara nasional.

  Penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 berpedoman pada RPJPD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2025 dan, kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD tahun kesatu dan memperhatikan pelaksanaan tahun kedua, serta disusun berdasarkan beberapa pendekatan berikut :

  1. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana program, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini, rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam RPJMD;

  2. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut;

  3. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki;

  4. Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom- up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

  Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah perencananaan pembangunan.

  Penyusunan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016- 2021 dilaksanakan melalui berbagai tahapan analisis antara lain penjaringan aspirasi masyarakat, serta dialog yang melibatkan

  stakeholders dan pemangku kepentingan. Adapun proses penyusunan secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.

  Gambar 1.1 Persiapan Proses Penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Pangandaran Penyusunan RPJMD

1 Penelaahan RPJPD

  Kab/Kota Rancangan Perumusan Strategi dan arah kebijakan

  2 Rancangan RPJMD Awal Penyusunan Renstra Pengolahan informasi data dan Penelaahan dan Program

VISI, MISI Perumusan Kebijakan

KDH

Perumusan

pembangunan daerah umum dan program Rancangan Perumusan RPJMD SKPD evaluasi RPJMD RTRW daerah capaian Hasil Kab/kota & lainnya RTRW Penjelasan RPJMD Provinsi dan Penelaahan RPJMN, kab/kota lainnya

Tujuan dan

misi serta

visi dan RPJMD prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Indikasi rencana program Musrenbang

  3 umum kondisi pengelolaan Gambaran daerah & Analisis Analisis isu-isu strategis Sasaran Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik dengan DPRD Pembahasan rancangan akhir RPJMD dengan Akhir RPJMD Rancangan Konsultasi

  4 daerah serta Penyelarasan keuangan kerangka program prioritas Pembangunan Permasalahan Perumusan GUBERNUR Daerah pendanaan dan pendanaan

  5 Pembahasan dan penetapan Perda RPJMD

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

  Landasan penyusunan Rencana RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 adalah:

  1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

  2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

  Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

  4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

  5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

  6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

  7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

  8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

  9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

  10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

  11. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

  12. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025);

  13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

  14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

  15. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 230, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5363);

  16. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432);

  17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

  18. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Nomor 244) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

  19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406);

  20. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

  21. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

  22. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

  23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

  24. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

  25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

  26. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);

  27. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

  28. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

  29. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

  30. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

  31. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

  32. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

  33. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

  34. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070);

  35. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

  36. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang

  Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208);

  37. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5325);

  38. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

  39. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5262);

  40. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

  41. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

  42.

  43. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;

  44. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

  45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  46. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

  47. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

  48. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

  49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 20012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

  50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

  51. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan;

  52. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

  53. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

  54. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E);

  55. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

  9 Tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2016- 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor

  24 Seri E);

  56. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perhubungan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 97);

  57. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Hukum Lingkungan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 115);

  58. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 123);

  59. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2012 tentang Garis Sempadan Jalan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 21 Seri E );

  60. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Tanggal 10 Desember 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

  61. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 167);

  62. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Daerah Tentang Pemeliharaan Kesenian (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 15 seri E);

  63. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, Nilai Tradisional dan Museum (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 175);

  64. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 20 seri E);

  65. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 79 Seri E);

  66. Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 15 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 Nomor 15)

  67. Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 Nomor 16)

  68. Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran (Lembaran Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 Nomor 31).

  69. Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran (Lembaran Daerah Kabupaten Pangandaran Tahun 2018 Nomor 3).

1.3. Hubungan antar Dokumen

  RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 - 2021 merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional dan perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat, sehingga dalam penyusunannya RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 berpedoman pada RPJP Nasional 2005-2025, Program Nawacita melalui RPJM Nasional 2015-2019 sesuai dengan urusan daerah, serta RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018.

  Agar RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 selaras dengan kebijakan pembangunan nasional, perlu dilakukan telaahan terhadap pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN yang berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah. Disamping itu, telaahan juga perlu dilakukan terhadap RPJMD daerah lain.

  Telaahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dan harus selaras dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang, dan antar fungsi pemerintah, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

  Adapun hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

  

Gambar 1.2

Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Nasional/Daerah

  RPJPN D IP ER H A TI KA N PEDOMAN

  5 TAHUN PEDOMAN PEDOMAN DIJABARKAN DIJABARKAN

  20 TAHUN DIACU RPJMN RKP RPJPD PROV RPJMD PROV RKPD PROV RENSTRA SKPD PROV RENJA SKPD PROV D

  

D

IA

CU

D

A

N

D IS ER A SI K A N D

IA CU

  IP ER H A TI K A N PEDOMAN DIJABARKAN PEDOMAN

  1 TAHUN DIACU RPJPD K/K RPJMD K/K RKPD K/K D

  

D

IA

CU

D

A

N

D IS ER A SI K A N PEDOMAN DIACU PEDOMAN RAPBN RAPBD PROV RAPBD

IA CU RENSTRA SKPD K/K RENJA SKPD K/K RENSTRA K/L RENJA K/L PEDOMAN PEDOMAN

K/K PEDOMAN PEDOMAN PEDOMAN

  Sebagai subsistem, maka berbagai dokumen perencanaan yang berkaitan dengan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016- 2021 juga perlu ditelaah, baik dokumen pada level nasional, Provinsi Jawa Barat, dan kabupaten/kota di sekitar Kabupaten Pangandaran, yaitu:

  1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015

  • – 2019;

  2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

  3. Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 4. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

  5. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat.

  6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran.

  7. Rencana Tata Ruang Wilayah dan RPJMD wilayah sekitar Kabupaten Pangandaran seperti Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.

  8. Dokumen terkait lainnya.

  Skema hubungan antara RPJMD Kabupaten Pangandaran 2016-2021 dengan dokumen lainnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

  

Gambar 1.3

Hubungan antara RPJMD Kabupaten Pangandaran

dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

NASIONAL PROVINSI KAB/KOTA RPJPD

  Menjadi Perhatian Menjadi Perhatian RPJPN Jabar Lingkup Internal 2005- 2005- 2025 2025

  RPJPD Kab RTRW Kab Pnd Pedoman Pnd Pedoman

  2005-2025

RPJMD

RPJMN

  Menjadi Perhatian

Jabar

  2015- Pedoman

  

2013-2018

2019

   

MP3EI

  RPJMD Kab Pedoman

   2011- Pnd 2025

  2016-2021 Menjadi Perhatian

  Menjadi Perhatian

RTRW RPJMD

  Pedoman RTRW RTRW Jabar Daerah Daerah Nasional 2009-2029 Sekitar Sekitar

  Secara lebih terperinci hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :

A. RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Pangandaran

  RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 merupakan rencana pembangunan tahap pertama dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2016-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD ini menjadi tonggak awal dari perencanaan jangka panjang Kabupaten Pangandaran sehingga perlu dilakukan dengan proses yang lebih cermat dalam identifkasi analisisnya.

  RPJPD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi Pembangunan Nasional Tahun 2016-2025 yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.

  Untuk mewujudkan visi daerah pembangunan jangka panjang

  

“Kabupaten Pangandaran sebagai Tujuan Wisata Termaju di

Pulau Jawa”, ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan yaitu:

  1. Menciptakan Pemerintahan yang akuntabel dan bersih;

  2. Membangun SDM yang berkualitas, mandiri dan religius;

  3. Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing;

  4. Mewujudkan pemanfaatan ruang, penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang berwawasan lingkungan;

  5. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang bertumpu pada nilai religius dan kearifan lokal;

  6. Menciptakan pembiayaan pembangunan daerah yang kolaboratif.

  Pada Tahap Pertama RPJPD Kabupaten Pangandaran fokus pembangunan masing-masing misi diarahkan pada:

  1. Menciptakan Pemerintahan yang akuntabel dan bersih

  Terwujudnya peningkatan kualitas produk perencanaan  pembangunan yang aspiratif, antisipatif, aplikatif, akuntabel dengan dukungan basis data melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; Terwujudnya masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan  HAM; Tersedianya prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota  yang berkualitas; Tersedianya aparatur yang profesional;  Terwujudnya organisasi pemerintah daerah yang dapat  meningkatkan kinerja aparatur; Terwujudnya kemampuan teknis dan administratif aparatur  pengawasan yang profesional; Terwujudnya pelayanan publik yang prima. 

  2. Membangun SDM yang berkualitas, mandiri dan religius

  Terkendalinya jumlah penduduk sesuai dengan daya dukung  dan daya tampung lingkungan; Terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan  kompetitif; Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani;  Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia;  Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. 

  

3. Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya

saing

  Terwujudnya perekonomian masyarakat yang tangguh,

   berdaya saing, sehat dan berkeadilan; Terwujudnya masyarakat ekonomi sektor pariwisata dan  sektor-sektor pendukung utamanya yang berdaya saing.

  

4. Mewujudkan pemanfaatan ruang, penyediaan

infrastruktur dan fasilitas yang berwawasan lingkungan

  Terwujudnya kualitas udara dan air memenuhi baku mutu; 

   Terjamin dan tersedianya kuantitas dan kualitas air (air

  teknis/ standar pelayanan minimal;  Terwujudnya mitigasi bencana yang handal.

  Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang yang asumsi-asumsinya, meliputi: 1) Struktur ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

  3 Tahun 2018 tentang Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2036. Arahan-arahan spatial dalam RTRW tersebut dijadikan sebagai acuan untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang.

  Penyusunan Perubahan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur ruang yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor

  

6. Menciptakan pembiayaan pembangunan daerah yang

kolaboratif  Terwujudnya anggaran pemerintah yang optimal;  Terwujudnya kemitraan dengan masyarakat dan swasta dalam pembiayaan pembangunan daerah.

   Terwujudnya toleransi dan pembinaan umat beragama.

  

5. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang bertumpu

pada nilai religius dan kearifan lokal  Terwujudnya pelestarian seni budaya;

   Terwujudnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar

  permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam);

  nyaman, terjangkau dan ramah lingkungan;

   Tersedianya sistem transportasi yang selamat, efsien,

  nyaman, produktif dan berkelanjutan;

   Tersedianya ruang perkotaan dan perdesaan yang aman,

  ekonomi;

   Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai

B. RPJMD dengan RTRW Kabupaten Pangandaran

  fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3) Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.

  Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

C. RPJMD dengan KLHS Kabupaten Pangandaran

  Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dalam menyusun RPJMD ini dilakukan agar pembangunan tiap-tiap daerah memiliki konsep yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal tersebut mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 20012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

  Tujuan dibuatnya KLHS untuk menjaga keberlangsungan sumber daya dan menjamin keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, mutu hidup generasi masa kini serta generasi masa depan, pemerintah daerah menyusun rencana pembangunan jangka menengah daerah dengan memperhatikan prinsip dan tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

  KLHS RPJMD meliputi pengkajian tentang pengaruh kebijakan,

  dan

  rencana, program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan dan program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan kualitas hidup manusia yaitu : (a) memanfaatkan sumber daya hayati yang tidak melebihi kemampuan regenerasinya, dan atau memanfaatkan sumber daya non hayati yang tidak melebihi laju inovasi substitusinya; (b) memanfaatkan sumber daya alam saat ini dengan tidak mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang; dan (c) memanfaatkan sumber daya yang belum diketahui dampaknya secara hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai.

  Demikian pula dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 telah memperhatikan hasil kajian tersebut yang tercermin dari tujuan, sasaran, kebijakan dan strategi dalam rangka pembangunan di Kabupaten Pangandaran dengan memperhatikan prinsip dan tujuan pembangunan berkelanjutan.

  

D. RPJMD dengan Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah

  RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pangandaran.

  

E. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD)

  Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Pangandaran yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten.

1.4. Maksud dan Tujuan

  1.4.1 Maksud

  Perubahan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 dimaksudkan untuk menyelaraskan dengan terjadinya perubahan kebijakan secara nasional mengenai perangkat daerah dan penyelarasan terhadap Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pangandaran. Hal lainnya terkait dengan adanya hasil evaluasi Kemeterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

  1.4.2 Tujuan

  1. Merumuskan kembali gambaran umum kondisi daerah sebagai dasar perumusan permasalahan dan isu strategis daerah, sebagai dasar prioritas penanganan pembangunan daerah. Sebagai pedoman bagi seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam menyusun Renstra SKPD periode 2016-2021;

  2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan kemampuan kapasitas pendanaan 5 (lima) tahun kedepan;

  3. Menerjemahkan visi dan misi Bupati Pangandaran dan Wakil Bupati Pangandaran kedalam tujuan dan sasaran pembangunan daerah Tahun 2016-2021, yang disertai dengan program prioritas untuk masing-masing SKPD Tahun 2016-2021, dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016- 2025;

  4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target kinerja yang akan dilaksanakan pada Tahun 2016-2021;

  5. Menetapkan kembali indikator kinerja SKPD dan Indikator kinerja utama Bupati Pangandaran dan Wakil Bupati Pangandaran sebagai dasar penilaian keberhasilan Pemerintah Kabupaten Pangandaran periode 2016-2021.

1.5. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016- 2021 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, terdiri dari 10 (sebelas) bab, sebagai berikut :

BAB PENDAHULUAN

  1 Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum

  penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Pangandaran.

  BAB GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

  2 Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang

  kondisi Kabupaten Pangandaran secara komprehensif sebagai basis atau pijakan dalam penyusunan perencanaan. Aspek yang dibahas diantaranya (i) geograf dan demograf, dan (ii) daya saing daerah.

  BAB GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

  3 Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan

  analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah. Aspek yang dibahas (i) Kinerja Keuangan Masa Lalu : (a) Kinerja Pelaksanaan APBD (b) Neraca Daerah (ii) Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu, terdiri dari : (a) Proporsi Penggunaan Anggaran (b) Analisis Pembiayaan; (iii) Kerangka Pendanaan, terdiri dari (a) Proyeksi Pendapatan dan Belanja (b) Penghitungan Kerangka Pendanaan

BAB PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

  4 Bab ini memuat berbagai permasalahan pembangunan dan

  isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.

  BAB

  VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

  5 Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah

  Kabupaten Pangandaran untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan dan sasarannya.

  

BAB STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM

  6 PEMBANGUNAN DAERAH

  Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih. Selain itu diberikan penjelasan hubungan setiap strategi dengan arah dan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Program pembangunan daerah dirumuskan dari masing- masing strategi untuk mendapatkan program prioritas. Program pembangunan daerah menggambarkan kepaduan program prioritas terhadap sasaran pembangunan melalui strategi yang dipilih.

  

BAB KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN

  7 PROGRAM PERANGKAT DAERAH

  Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.

  

BAB KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

  8 DAERAH