Ukuran Nilai Sentral walkthrough system

Ukuran Nilai Sentral

Nilai Sentral
`
`

`

`

Pengertian Nilai Sentral
Nilai sentral suatu rangkaian data adalah nilai dalam
rangkaian data yang dapat mewakili data tersebut. Suatu
rangkaian
data
biasanya
memiliki
tendensi
(kecenderungan) untuk memusat pada nilai sentral ini.
Dari sekumpulan data (distribusi), ada beberapa harga/nilai
yang dapat kita anggap sebagai wakil dari kelompok data

tersebut.
Nilai-nilai yang biasa digunakan untuk mewakili data
tersebut adalah mean dan modus disebut sebagai nilai
tengah (central tendency)

Macam Nilai Sentral

UKURAN TENDENSI SENTRAL
(CENTRAL TENDENCY MEASUREMENT)
2. Median
… Merupakan suatu nilai yang terletak di tengahtengah sekelompok data setelah data tersebut
diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar.
… Suatu nilai yang membagi sekelompok data
dengan jumlah yang sama besar.
… Untuk data ganjil, median merupakan nilai yang
terletak di tengah sekumpulan data, yaitu di
urutan ke… Untuk data genap, median merupakan rata-rata
nilai yang terletak pada urutan ke- dan

UKURAN TENDENSI SENTRAL

(CENTRAL TENDENCY MEASUREMENT)
2. Median – (Lanjutan)
… Jika datanya berkelompok, maka median dapat
dicari dengan rumus berikut:
− f kum<
.I
Median = LB +
f median
n
2

Dimana
LB
= Lower Boundary (tepi bawah kelas median)
n
= banyaknya observasi
fkum< = frekuensi kumulatif kurang dari kelas median
fmedian = frekuensi kelas median
I
= interval kelas


UKURAN TENDENSI SENTRAL
(CENTRAL TENDENCY MEASUREMENT)
3. Modus
… Merupakan suatu nilai yang paling sering muncul
(nilai dengan frekuensi muncul terbesar)
… Jika data memiliki dua modus, disebut bimodal
… Jika data memiliki modus lebih dari 2, disebut
multimodal

UKURAN TENDENSI SENTRAL
(CENTRAL TENDENCY MEASUREMENT)
3. Modus – (Lanjutan)
… Jika data berkelompok, modus dapat dicari
dengan rumus berikut:
fa
Modus = LB +
.I
f a + fb


Dimana
LB
= Lower Boundary (tepi bawah kelas dengan
frekuensi terbesar/kelas modus)
fa
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
sebelumnya
fb
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
sesudahnya
I
= interval kelas

UKURAN TENDENSI SENTRAL
(Contoh Penghitungan)
DATA TIDAK BERKELOMPOK
„ Berikut adalah data sampel tentang nilai sewa bulanan
untuk satu kamar apartemen ($). Berikut adalah data
yang berasal dari 70 apartemen di suatu kota tertentu:
425

440
450
465
480
510
575

430
440
450
470
485
515
575

430
440
450
470
490

525
580

435
445
450
472
490
525
590

435
445
450
475
490
525
600

435

445
460
475
500
535
600

435
445
460
475
500
549
600

435
445
460
480
500

550
600

440
450
465
480
500
570
615

440
450
465
480
510
570
615

UKURAN TENDENSI SENTRAL

(Contoh Penghitungan)
„

„

„

Rata-rata Hitung (Mean)
xi
34.356

x =
=
= 490,80
n
70
Median
Karena banyaknya data genap (70), maka median
merupakan rata-rata nilai ke-35 dan ke-36, yaitu
(475 + 475)/2 = 475

Modus = 450 (muncul sebanyak 7 kali)

UKURAN TENDENSI SENTRAL
(Contoh Penghitungan)
DATA BERKELOMPOK
Dari contoh Bengkel Hudson Auto
Biaya ($)

Frekuensi
(fi)

xi

Frekuensi
kumulatif

Lower
Boundary

fixi


50 – 59

2

54,5

2

49,5

109,0

60 – 69

13

64,5

15

59,5

838,5

70 – 79

16

74,5

31

69,5

1192,0

80 – 89

7

84,5

38

79,5

591,5

90 – 99

7

94,5

45

89,5

661,5

100 – 109

5

104,5

50

99,5

522,5

Total

50

3915,0

UKURAN TENDENSI SENTRAL
(Contoh Penghitungan)
DATA BERKELOMPOK (L)
„ Rata-rata Hitung (Mean)
fx

x=
∑f

i i

„

„

i

=

3915,0
= 78,3
50

Median

Median = 69,5 +

Modus

50
2

− 15
.10 = 75,75
16

Modus = 69,5 +

3
.10 = 72
3+9

KELEBIHAN & KEKURANGAN
RATA-RATA , MEDIAN & MODUS
„

Rata-rata Hitung (Mean)
… Kelebihan:
„
„
„

Melibatkan seluruh observasi
Tidak peka dengan adanya penambahan data
Contoh dari data :
3 4 5 9 11
Rata-rata = 6,4
3 4 5 9 10 11
Rata-rata = 7

… Kekurangan:
„ Sangat peka dengan adanya nilai ekstrim (outlier)
„ Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I :
3 4 5 9 11
Rata-rata = 6,4
Kel. II :
3 4 5 9 30
Rata-rata = 10,2

KELEBIHAN & KEKURANGAN
RATA-RATA , MEDIAN & MODUS
„

Median
… Kelebihan:
„
„

Tidak peka terhadap adanya nilai ekstrim
Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I :
3
4
5
13
14
Kel. II :
3
4
5
13
30
Median I = Median II = 5

… Kekurangan:
„ Sangat peka dengan adanya penambahan data (sangat
dipengaruhi oleh banyaknya data)
„ Contoh: Jika ada satu observasi baru masuk ke dalam
kelompok I, maka median = 9

KELEBIHAN & KEKURANGAN
RATA-RATA , MEDIAN & MODUS
„

Modus
… Kelebihan:
„
„

Tidak peka terhadap adanya nilai ekstrim
Contoh: Dari 2 kelompok data berikut
Kel. I :
3
3
4
7
8
9
Kel. II :
3
3
4
7
8
35
Modus I = Modus II = 3

… Kekurangan:
„ Peka terhadap penambahan jumlah data
„ Cohtoh: Pada data
3 3
4
7
8
9
Modus = 3
3 3
4
7
7
7
8
9 Modus = 7

DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan
menghitung
banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi
USI A

FREKUENSI

Membuat distribusi frekuensi :
1.
Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling besar dengan
data paling kecil) Æ 35 – 20 = 15
2.
Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,322 log n
Æ8
1.
Menentukan panjang kelas dengan rumus
p = sebaran / banyak kelas Æ 15/8 = 2

20

5

21

6

22

13

23

4

24

7

25

7

KELOMPOK USI A

26

7

20 – 21

11

27

5

22 – 23

17

28

3

24 – 25

14

29

4

26 – 27

12

30

15

28 – 29

7

31

3

30 – 31

18

33

5

32 - 33

5

35

1

34 - 35

1

FREKUENSI

Menghitung Data Bergolong
Contoh data hasil Test kemampuan managerial terhadap 100
pegawai di kantor X dengan distribusi sbb
DISTRIBUSI NILAI KEMAMPUAN MANAGERIAL 100 PEGAWAI DIKANTOR X

INTERVAL NILAI KEMAMPUAN
21 - 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100

FREKUENSI / JUMLAH
2
6
18
30
20
10
8
8

jumlah

100

a. Modus ( data bergolong )
Rumus
MO = b+p ( bi

)

bi + b2
MO = Modus
b

= batas bawah klas interval dengan frekuensi terbanyak

p

= panjang klas interval

b1

= frekuensi pada klas modus (frekuensi pada klas interval
terbanyak) dikurangi frekuensi klas interval terdekat
sebelumnya

b2

= frekuensi klas modus dikurangi frekuensi klas interval
berikutnya

Hitungannya sbb ;
a.

Klas modus adalah klas ke 4 , frekuensinya = ( f, 30 )

b.

b = 51 – 0,5 = 50,5

c.

b1 = 30 –18 = 12

d.

b2 = 30 – 20 = 10

MO = 50,5 + 10 (

12

) = 55, 95

12 + 10
b. Menghitung Median
Rumus

Md = b + p ( ½n –F )
f

Md = Median

n = jumlah smpel/data

b. = batas bawah dimana median akan terletak
F = jumlah semua frekuensi sebelum klas median
f

= frekuensi klas median

Cara menghitung
½ n : ½ x 100 = 50 klas median akan terletak pada interval ke 4
b
: batas bawah adalah 51 – 0,5 = 50,5
p
: panjang klas
= 10
F
: 2 + 6 + 18
= 26
f
: frekuensi klas median
= 30
Jadi Median = 50,5 + 10 ( 50 – 26 ) = 58,5
30
C.Menghitung Mean
a Rumus x = Σf N t
n
Ket : x = rata-rata
Σ = jumlah
f = frekuensi
Nt = nilai tengah klas
n = jml data

Contoh
Berat Badan Penderita TBC
no Berat Badan
1
2
3
4
5
6
7
8

f

-- 45
46
-- 50
51
-- 55
56
-- 60
61
-- 65
66
-- 70
71
-- 75
76 -- 80

4
4
1
2
5
7
5
2

41

jumlah

Nt

f Nt

43
48
53
58
63
68
73
78

172
192
53
116
315
476
365
156

30

1.845
jadi

x = 1845 = 61,5 kg
30

Contoh Modus
No Kelas

Kelas I nt erval

Frekwensi ( f )

1
2
3
4
5
6
7
8
9

10 – 19
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 - 100

1
6
9
31
42
32
17
10
2

Jum lah :

150

„

Berdasarkan t abel t ersebut :






Modus : kelas ke 5 ( f- nya t erbesar = 42)
p ( panj ang kelas) = 10
b = 50 – 0,5 = 49,5
b1 = 42 – 31 = 11
b2 = 42 – 32 = 10
11
Modus = 49,5 + 10(
) = 54,738
11+ 10

Contoh Median
No Kelas

Kelas I nt erval

Frekwensi ( f )

1
2
3
4
5
6
7
8
9

10 – 19
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 - 100

1
6
9
31
42
32
17
10
2

Jum lah :

150

„

Diket ahui :
• n = 150
• 1/ 2n = 150/ 2 = 75
• Jadi m edian akan t erlet ak di int erval ke
5,karena sam pel ke 75 t erlet ak di int erval ke 5
• b = 51 – 0,5 = 50,5
• p = 10
• f = 42
• F = 1 + 6 + 9 + 31 = 47
75 - 47
• Median = 50,5 + 10 (
) = 57,16
42