SISTEM JUST IN TIME JIT PENTING BAGI PER

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

SISTEM JUST IN TIME ( JIT ) PENTING BAGI
PERUSAHAAN INDUSTRI
Oleh : Putu Sulastri

Abstraksi
Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan
barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan
merupakan salah satu aset paling mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi
persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Dari itulah timbul yang namanya konsep just
in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi
didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses
produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan
barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha
pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman dan
meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan

semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan
suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada
semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.

I. PENDAHULUAN
Just In Time

(

JIT ) adalah filosofi yang merupakan suatu paradigma baru dari strategi

bisnis bergeser dari manajemen persediaan tradisional ke manajemen rantai pasokan berbasis web
yang meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi penumpukan persediaan. JIT merupakan
suatu konsep yang dapat diterapkan pada banyak aspek dari bisnis selain persediaan. Sistem
pemanufakturan tradisional mengatur jadwal produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan
dimasa yang akan datang dengan pasti walaupun ia memiliki pemahaman yang sempurna tentang
masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecenderungan yang terjadi di pasar. JIT
tergantung pada logistik termasuk transportasi, pergudangan dan beberapa strategi untuk menangani
ketidak pastian pasokan rantai potensial.


Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang
masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling
mahal dan harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Dari itulah timbul yang namanya konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang
digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya
persediaan barang/penyimpanan barang/ stocking cost. Tujuan utama just in time adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian
biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi
haruslah baik karena keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat
menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Just In Time
merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya sebab
ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full
system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan

hanya sebesar kuantitas yang diminta karena tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan
dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen- komponen
lainnya.
Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan
tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan
waktu produksi. Tujuan utama just in time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan
perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan
kinerja pengiriman.

Dharma Ekonomi
II.

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

PEMBAHASAN

1. Pengertian Just in Time (JIT).
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen
biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system)

atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang
diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak
perusahaan manufaktur dijepang.
JIT sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi
dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena
JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan
pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan.
2. Konsep Dasar Sistem Just In Time.
Sistem produksi just in time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota
Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diabdosi oleh banyak perusahaan
Jepang, terutama setelah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari
diterapkannya system produksi just in time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan
meningkatkan produktivitas total industry secara keseluruhan dengan cara menghilangkan
pemborosan (waste) secara terus-menerus (john A. White : Production Hand Book, Georgia Institute
of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi just in time (JIT) adalah reduksi biaya dan
meningkatkan arus perputaran modal (Capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap
pemborosan (waste) dalam system industry. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas dari
pada sekedar suatu program pengendalian inventori. JIT
Ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time (JIT) dalam kegiatan industri yaitu :
1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan.

Sistem JIT biasanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem
produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size).
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan
menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persediaan barang dalam proses yang
merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses
produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata yaitu :

memproduksi

bermacam-mcam dalam satu lini produksi.

3. Menghilangkan pemborosan.
Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan
menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain menghasilkan

produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses dan pantang
menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitu
mengurangi jumlah barang yang datang, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangi
biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainya persediaan dalam jumlah
kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.

4. Memperbaiki aliran produksi.
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S
yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan cara melakukan
pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing sehingga untuk mencarinya
nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan
melakukan penyimpanan fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau
pembersihan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan
dan tingkat kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/ perawatan yaitu manajemen visual dan
pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel,

kode, dsb.

Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.


5. Menyempurnakan kualitas produk.
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengan melihat prinsip manajemen yaitu
memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggung-jawab terhadap

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

tercapainya mutu, meningkatkan pandangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya
pengendalian mutu produk dengan tegas, memberikan wewenang kepada karyawan untuk
mengadakan pengendalian mutu produk, menghendaki koreksi terhadap

produk cacat oleh

karyawan, tercapainya inspeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadap
pengedalian mutu jangka panjang.
6. Orang-orang yang tanggap.
Penerapan sistem JIT ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi
menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai
seluruh bidang dalam perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan dalam

proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan seluruh
karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua karyawan
bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.

7. Menghilangkan ketidak pastian.
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan
memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan
pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan sistem produksi
tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata.

8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu,
fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukan
berkali-kali, mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

3. Manfaat JIT.
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan tetapi juga merupakan system produksi
yang saling berkaitan dengan semua fungsidan aktivitas.
Manfaat JIT antara lain : a) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang, b)
Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi, c) Mengurangi pemborosan barang rusak


Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

dan cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya, e) Penggunaan mesin dan fasilitas secara
baik, f) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok, g) Layout pabrik yang lebih baik,
h) Pengendalian kualitas dalam proses.

4. Persyaratan-persyaratan JIT yang harus dipenuhi dalam penerapan JIT:

1. Organisasi Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk.
Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/ Tim / Keterampilan. JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana
menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional dan bagaimana cara kerja JIT.
• Membentuk Aliran/Penyederhanaan. Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup
sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan
memecahkan masalah awal.
• Kanbal Pull System. Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan,

karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan : a) Jangan mengirim
produk rusak ke prosess berikutnya, b) Proses berikutnya hanya mengambil apa yang
dibutuhkan pada saat dibutuhkan, c) Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya,
d) Meratakan beban produksi, e) Mentaati instruktur kanban pada saat fine tuning,
f) Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual. Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem
visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para
karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi
yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan. Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa
produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri
dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya
yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup. Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang
terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012


menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya
dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance (TPM) merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin
membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang
menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan
JIT, karena beberapa hal : Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan
mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan
dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.

5. Strategi-strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan yaitu:
Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada
komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara
mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga
perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang
sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan diperusahaan.
Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang
tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan
menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini
produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang
berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya
bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi
juga merupakan sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

6. Hubungan antara JIT dan TQM.
Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya system total quality secara keseluruhan
dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat merespon kebutuhan-kebutuhannya.
Apabila departemen produksi melaksanakan JIT tetapi organisasi secara keseluruhan tidak
mengupayakan Total Quality Management (TQM), maka personil departemen produksi akan
menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali
timbul penolakan dari departemen yang memiliki komitmen untuk berubah. Perbaikan secara terusmenerus (kaizen) selalu beriringan dengan TQM. Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau
sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat
dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus-menerus (just in time) ini adalah usaha yang melekat
pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen juga bisa merupakan suatu kesatuan pandangan
yang komprenhensif dan terintegrasi.
7. Keuntungan JIT antar lain yaitu :

1. Seluruh system yang ada pada perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
2. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya.
3. Barang produksi tidak selalu harus di cek, disimpan atau di retur kembali.
4. Kertas kerja bisa lebih simple.
5. Penghematan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi,
misalnya : mengadakan promosi tambahan.

8. Sistem Just In Time (JIT) penting bagi Perusahaan Industri.
Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya persaingan telah
mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk merampingkan kegiatan usaha mereka dan
mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu
muncullah ide Just In Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada permintaan. Akibatnya
pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya
produksi yang lebih rendah. Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi
persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

perbaikan kinerja pengiriman. Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terusmenerus untuk merespon perubahan dengan meminimalisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok
dalam sistim JIT yaitu : a) Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak
memberikan nilai tambah terhadap produk. b) Komitmen terhadap kualitas prima. c) Mendorong
perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. d)

Memberikan tekanan pada

penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan nilai tambah. Just In Time
adalah suatu sistem keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah
untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep
arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama
dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time
dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan
biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga
jenis persediaan : bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini
dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat
berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah
departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya.
Persediaan- persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan
perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman
atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu
atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu sudah barang tentu memakan biaya
besar. Sistem Just In Time (JIT) merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
persedian. Perusahaan yang mengadopsi system Just In Time (JIT) ke proses produksinya pastilah
merancang kembali fasilitas - fasilitas pabrikasinya dan kejadian-kejadian yang memicu proses
produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisional memiliki
resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi dari pada produksi berdasarkan permintaan
yang sesungguhnya oleh karena itu munculah ide Just In Time (JIT) yang memproduksi apabila ada
permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses
berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa
perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah kedua hal tersebut menjadikan perusahaan
lebih kooperatif karena tujuan utama Just In Time (JIT) adalah untuk meningkatkan laba dan posisi

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta
perbaikan kinerja pengiriman.
III. SIMPULAN.
Persediaan, JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang
secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unitunit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT
menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini
berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi. Dalam
sistem JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk
itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang
yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan digudang. Produksi JIT
adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat
diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang
sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan. Pada sistem JIT perusahaan harus
meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan
harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dengan JIT harus tepat waktu,
sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat
mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka
ia akan sering melakukan pesanan terhadap perusahaan dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas
maka pelanggan akan memilih keperusahaan yang lain.
JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan
pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT
adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua
macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just in Time (JIT) mendasarkan
pada 8 (delapan) kunci utama, yaitu : a) menghasilakan produk yang sesuai dengan jadwal yang
didasarkan pada permintaan, b ) memproduksi dengan jumlah yang kecil, c ) menghilangkan
pemborosan,d ) memperbaiki aliran produksi, e ) menyempurnakan kualitas produk,

f ) orang-

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

orang yang tanggap, g ) menghilangkan ketidak pastian, h ) penekananan pada pemeliharaan
jangka panjang.

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Fandy Tjiptono & Anatasia Dianan, Total Quality Manajemen, Andi offet Yogyakarta.
http://pakguruonline.pendidikan.net./mpmbs4.html
http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan -mutu-berbasis.html
Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simlpicity in
Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984.
Mursyidi, Akuntansi Biaya : “Conventional Costing, Just in Time dan Activity-Based Costing “,
Penerbit Karisma, 2009
http://mistc.unila.ac.id/filelemlit/1-Semua-%20(word).pdf
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/Kaunia.pdf
Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kualitas, Andi offset Yogyakarta.

Dharma Ekonomi

No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

Judul : Sistem just in time ( jit ) penting bagi Perusahaan industri
Penulis : Putu Sulastri
Revisi :
1.