Masyarakat Sipil by Larry Diamond

Nama : M. Fauzani Taufiq
NIM

Tugas Review

: 13/349538/SP/25806

Matkul Masyarakat Sipil

MASYARAKAT SIPIL
-Larry Diamond-

Pergerakan dari konsolidasi demokrasi sejalan dengan kemunculan “elit yang bersatu secara
konsensual”. Yang bermakna satu komitmen bersama terhadap aturan main demokrasi,
seperangkat norma tentang aturan tingkah laku politik, dan struktur interaksi yang memupuk
keakraban dan kepercayaan antar pribadi. 1 Tak diragukan lagi bahwa para elit politik yang juga
sebagai politisi merupakan aktor penting dalam upaya membangun stabilitas dan efektifitas negara
demokrasi baru, terkhusus pada waktu-waktu dimana keadaan sebuah negara sedang labil seperti
halnya pada masa transisi kepemimpinan. Tetapi ingat, dalam sistem demokrasi politisi ataupun elit
politik bukanlah segala-galanya, seperti apa yang pernah dikemukakan oleh Josep Schumpeter yang
pada intinya mengatakan bahwa peran rakyat sangatlah penting dalam sistem demokrasi seperti

berpendapat, berorganisasi, berdemonstrasi, berkumpul, dan publikasi yang bertujuan untuk
mempengaruhi kebijakan dan mengawasi kinerja dari negara.
Ada yang berbeda dengan negara demokrasi gelombang ketiga, yaitu pemilu yang cukup
kompetitif tetapi justru tidak menjamin kebebasan, tanggung jawab, dan juga rule of law. Terjadi
kekacauan yang melanggar hak asasi manusia seperti diskriminasi etnis, kaum marjinal, dan kaum
minoritas lainnya yang disebabkan sentralisasi kekuasaan yang dipegang oleh eksekutif. Dalam
situasi semacam ini, sangat dibutuhkan para elit yang berani merealisasikan sebuah reformasi sejati
yang bukan hanya teori maupun omong doang, yang tentunya saja tidak bisa mereka gawangi
sendiri tetapi membutuhkan massa besar yang dapat menciptakan tekanan politik terhadap rezim
yang berkuasa. Ini lah yang menjadi alasan mengapa massa memiliki andil yang sangat penting bagi
demokratisasi sebuah negara.
Ada hal yang sangat penting dalam kita mempelajari pengembangan demokrasi, karena
secara tegas saya katakan bahwa jangan sesekali mengabaikan masalah-masalah serius dari kinerja
demokrasi di negara-negara seperti AS, Eropa Barat, dan Jepang. Karena pengaruh untuk merusak
kinerja demokrasi seperti dengan gencarnya praktik politik uang, serta kemerosotan elektabilitas
partai politik yang menimbulkan dampak semakin berjaraknya masyarakat dengan parpol, begitu
juga ketika terjadi kepincangan dari lembaga-lembaga demokrasi sehingga mencuatnya istilah
public ditrust atau ketidak percayaan masyarakat terhadap politik. Saat-saat terjadinya krisis
demokrasi seperti saat inilah biasanya dimanfaatkan peran publik oleh para pengejar kekuasaan,
publik yang bagaimana ? itulah pertanyaannya, sangatlah sulit untuk memobilisasi publik yang

tercerai berai atau tidak terorganisasi tetapi publik yang terorganisasi yang berkomitmen demokrasi
yang disertai norma dan nilainya lah yang sangat berpotensi.
Masyarakat sipil merupakan suatu penengah antara Negara dengan Individu/Family. Ibarat
peribahasa “sekali merengkuh dayung dua, tiga pulau terlampaui” begitulah yang dilakukan oleh
Larry Diamond dalam penelitiannya mengenai Masyarakat sipil, ia juga menjelaskan dalam
tulisannya peran dari masyarakat parokial, masyarakat ekonomi, dan juga masyarakat politik dalam
1

sebuah negara. Perlu diketahui masyarakat sipil dapat terlihat seperti organisasi baik organisasi
formal maupun infromal, seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya. Seperti
yang sudah saya paparkan di paragrap awal, bahwa masyarakat sipil memiliki potensi untuk
mengawasi negara akan tetapi tetap memiliki jarak atau tidak terhegemoni dengan kepentingan
politik seperti partai politik karena masyarakat sipil berbeda dengan masyarakat politik, meskipun
batas antar keduanya tidak terlalu jelas.
Masyarakat sipil, sesuai namanya tentunya lebih memusatkan fokus utamanya pada tujuantujuan publik (non privat). Mekipun fokus utama dari masyarakat sipil adalah kepentingan publik,
seperti contoh mengkritik kebijakan yang dianggap merugikan publik akan tetapi eran dari
masyarakat sipil hanya sebatas mengkritik saja tidak sampai mengembil alih kekuasaan agar bisa
membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan publik. Cakupan dari masyarakt sipil tidak hanya
dalam beberapa kelompok atau golongan saja melainkan mencakup pluralisme serta menjunjung
tinggi nilai-nilai keragaman dan juga tidak hanya mengedepankan kepentingan kelompoknya sendiri

melainkan tetap mengedepankan kepentingan publik sesuai dengan definisi dari masyarakat sipil.
Masyarakat sipil harus memiliki nilai, norma dan intensitas kehidupan perkumpulan secara umum
seperti modal sosial.
Tentunya, keberadaan masyarakat sipil memiliki karakteristik tersendiri seperti dapat
mengelola urusan internalnya secara mandiri dan formal karena masyarakat sipil tidak boleh
diselami oleh negara dalam urusan internalnya. Sebuah organisasi masyarakat sipil memiliki tujuan
dan metode yang terorganisir sehingga sanggup menahan godaan dari kelompok-kelompok
kepentingan yang hanya menginginkan kekuasaan di negara ataupun menolak rule of law.
Masyarakat sipil memiliki tingkatan kelembagaan sebagaimana halnya seperti pada partai-partai
politik sehingga memiliki sumber daya untuk penyelenggaraan stabilitas serta pernyelenggaraan
demokrasi. Seperti yang sudah saya katakan di paragrap sebelumnya bahwa, salah satu karatersitik
masyarakat sipil yatu pluraslisme, walaupun anggotanya berasal dari golongan yang berbeda-beda
yang tentunya memiliki kepentingan yang berbeda pula, akan tetapi tidak lah semua kepentingan
dari anggotanya dapat terwakili. Karakteristik masyarakat sipil yang terakhir (kelima) yaitu memiliki
ke-solid-an antar anggotanya, hal ini sangat diperlukan dalam sebuah organisasi terkhususnya
masyarakat sipil dalam menjalankan kepentingan-kepentingan nya demi tujuan bersama seluruh
anggota serta publik yang merasa terwakili.
Jika dikaitkan dengan transisi demokrasi, peran masyarakat sipil dapat dibagi menjadi dua
yaitu pertama, membantu melaksanakan transisi dari pemerintahan yang otoriter ke pemerintahan
yang lebih demokratis. sedangkan peran yang kedua, sebagai aktor yang membantu dalam proses

konsolidaasi demokrasi. Banyak rujukan dari realita sejarah yang membuktikan betapa pentingnya
peran masyarakat sipil dalam mengkonsolidasi serta memobilisasi ‘publik’ dalam gelombang
demokratisasi ketiga. Dalam melaksanakan perannya, masyarakat sipil juga memiliki fusngsi-fungsi
khusus yang mendorong untuk melaksanakan peran dari masyarakat sipil sebagai pengembang
serta pengkonsolidasian demokrasi.
Fungsi yang paling awal berguna dalam masa transisi demokrasi yaitu fungsi pengawasan
serta pembatasan kekuasaan negara, hal ini perlu dilaksanakan oleh masyarakat sipil karena
keinginan masyarakat untuk mencegah dan mengontrol kasus-kasus seperti korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Tidak hanya berhenti pada mencegah dan mengontrol praktik KKN yang rawan

dilakukan oleh para politisi maupun birokrat, masyarakat sipil juga mengembangkan sayapnya
hingga ke penilaian kinerja para pejabat negara seperti menteri, birokrat, hingga wakil rakyat yang
dinilai secara individu. Hal ini dilakukan oleh masyarakat sipil untuk mengawasi penyalahgunaan
wewenang dan kekuasaan yang rawan terjadi.
Selain sebagai pengawas dan pembatas kekuasaan negara, masyarakt sipil juga memiliki
fungsi sebagai pembangun demokrasi, maksudnya yaitu membantu kinerja partai politik untuk
merangsang partisipasi publik dalam misi menggiring warga negara menuju demokratis yang kreatif
dan paham hak serta kewajibannya. Fungsi selanjutnya yaitu memberikan pendidikan demokrasi
terhadap warga negara, agar warga negara tidak hanya menjalankan fungsinya yang mengawasi,
mengkritisi, hingga menolak negara tetapi juga masyarakat sipil dalam fungsi ini diharapkan mampu

memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar berani memperbaiki negara serta
meningkatkan legitimasi demokrasi daln efektivitasnya.
Dibeberapa negara, demokrasi masih belum dirasakan secara merata oleh seluruh warga
negara karena masih banyak kepentingan-kepentingan warga negara yang belum terpenuhi secara
menyeluruh, seperti yang kita kenal dengan istilah kaum marginal atau kaum pinggiran yang
biasanya dihuni oleh kelompok ras tertentu, minoritas, dan tidak mampu, kepentingan-kepentingan
kelompok minoritas seperti ini biasanya masih belum bisa terpenuhi dengan baik oleh negara.
Dalam kasus demikian, masyarakat sipil berfungsi sebagai penyalur kepentingan-kepentingan
mereka agar kepentingan tersebut segera terealisasikan baik itu dengan melakukannya secara
mandiri ataupun bekerja sama dengan pihak pemerintah. Kelompok-kelompok minoritas ini rawan
dengan tindakan diskriminasi dan juga tekanan-tekanan politik dari para penguasa lokal mereka
seperti tuan tanah, bos, juragan, dll yang men-Tuhan-kan uang sehingga para kelompok minoritas
tersebut seperti petani, ras tertentu, dll diberi imbalan khusus agar mereka patuh dan bisa
dikontrol oleh para penguasa. Menjunjung tinggi nilai-nilai Hak asasi manusia, merupakan salah
satu nilai yang dikantongi oleh masyarakat sipil untuk membebaskan keterikatan para kelompok
minoritas tersebut dengan para penguasanya dengan cara beegerak menggunakan organisasiorganisasi kepentingan.
Di negara maju, dengan masyarakat yang kaya dan pluralistik masyarakat sipil berfungsi
untuk membawa kepentingan-kepentingan mereka yang tentunya dengan mendorong rasa
toleransi dari segala perbedaan dan juga memiliki pandangan-pandangan yang modern. Selain
berfungsi menghimpun kepentingan-kepentingan warga negara, masyarakat sipil juga berfungsi

untuk merekrut serta melatih para pemimpin politik yang baru seiring dengan adanya
pemerintahan internal yang mandiri. Dalam fungsi ini, masyarakat sipil diharapkan menjadi
produsen yang mampu menerbitkan pemimpin-pemimpin yang mengerti, dan paham akan
kepentingan warga negaranya.
Fungsi kesembilan dari masyarakat sipil adalah
menyenyebarluaskan informasi kepada warga negara perihal aktivitas pemerintah tidak hanya
menyampaikan informasi menegnai program-program kerja pemerintah saja tetapi lebih dari itu
seperti hasil investigasi yang mendalam dan menyeluruh dari apa yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah. Hal ini sangat dibutuhkan bagi warga negara sebagai salah satu indikator pengawasan
kinerja dari pemerintah itu sendiri. Selanjutnya, fungsi yang dapat dijalankan oleh masyrakat sipil
yaitu berupa mobilisasi informasi dan pemahaman baru yang berguna bagi pencapaian reformasi
ekonomi dalam sebuah negara demokrasi. Mengapa demikian ? karena demi tercapainya

kesuksesan reformasi ekonomi di negara demokrasi, sangat diperlukan dukungan-dukungan dari
berbagai macam koalisi yang dapat digerakkan oleh masyarakat sipil.
Dalam menghadapi krisis ataupun konflik, masyarakat sipil dapat berfungsi sebagai
mediator karena dari berbagai mascam jenis masyarakat sipil, ada yang mengembangkan atau
memiliki tujuan untuk menguasai teknik mediasi dan resolusi konflik. Seperti yang terajdi di
Republik Afrika Tengah, dimana Ligue Centrafricaine des Droits de I’Homme (LCDH) memainkan
peran sebagai penengah pada dua pemberontakan tentara yang terjadi pada tahun 1996. Apa yang

dilakukan oleh masyarakat sipil dalam fungsi ini sebagai upaya untuk kembali menyuarakan Hak
asasi manusia. Fungsi selanjutnya yaitu masyarakat sipil dapat memperkuat pondasi-pondasi sosial
demokratisnya ketika memfokuskan diri pada tujuan pembangunan komunitas yang tidak
berhubungan jelas dengan demokrasi politik, akan tetapi apa yang mereka lakukan ini demi
kemasahatan warga negaranya. Sebuah contoh peranan Grameen Bank yang membantu kurang
lebih dua juta raktyta miskin di Bangladesh dengan memberikan pinjaman usaha kecil yang
nantinya digunakan untuk pertanian, perdagangan, peternakan, Usaha rumah tangga, dan
sebagainya. Dengan adanya akses modal ini, masyarakat bisa lebih maju dan mandiri dalam artian
tidak lagi tergantung dengan tuan tanah ataupun elit desa. Selain mendapatkan modal, warga juga
diajakrkan untuk meningkatkan rasa solidaritas antar sesama dengan diberlakukannya sistem
pinjaman modal per kelompok kecil, yang nantinya kelompok bertanggung jawab terhadap
anggotanya yang tidak bisa melunaskan pinjaman tersebut. Tentunya apa yang dilakukan oleh
masyrakat sipil dalam contoh diatas membantu dalam pembangunan yang sama sekali tidak
berkaitan dengan proses politik seperti fungsi-fungsi sebelumnya. Fungsi yang terakhir (keduabelas)
yaitu perlunya kebebasan berserikat, karena hal ini sangat dibutuhkan demi tercapainya kesuksesan
fungsi-fungsi sebelumnya. Jikalau disebuah negara demokrasi kebebasan berserikat tidak dijalankan
maka tiadalah bisa masyarakat sipil menjalankan fungsi-fungsinya.
Selain memaparkan fungsi-fungsi dari masyarakt sipil, Larry Diamond juga menyisipkan sub
bab yang meerangkan dilema serta keberatannya terhadap fungsi-fungsi dari masyrakat sipil.
Keberatan pertamnya yaitu dalam hal pendanaan, masyarakat sipil menurut Larry Diamond mesti

memiliki pendanaan yang mandiri yang berarti tidak boleh ada koorperasi antara negara dengan
kelompok-kelompok kepentingan. Lahirnya rezim-rezim otoriter disebabkan oleh adanya kooptasi
negara dengan masyarakat sipil mengakibatkan masyarakat sipil akan lebih susah mewujudkan
fungsi-fungsi yang semestinya dijalankannya. Keberatan selanjutnya, jika sebuah masyrakat sipil
yang hiperaktif menjalankan fungsi-fungsinya pada negara yang sedang lemah maka peran negara
lambat laun akan redup karena negara tidka mampu mewujudkan tuntutan-tuntutan masyarakat
sipil yang sebegitu banyaknya sedangkan pemerintahan negara sendiri sedang tidak dalam keadaan
baik. Berbeda dengan keberatan pertama dan kedua, keberatan ketiga yang disampaikan Larry
Diamond adalah ciciv deficit yang memiliki makna bahwa masyarakat sipil haruslah independen
dari negara, mewaspadai negara, akan tetapi tetap menghormati kekuasaan negara. Hal ini bisa
terwujud dengan masyarakat sipil yang lebih terorganisasi, kuat, dan mulia dalam misi mengawasi
setiap kinerja negara yang condong ke arah otoritarinisme. Keberatan atau dilema selanjutnya yaitu
ketergantungan terhadap pendanaan dari dunia internasional, karena seharusnya masyarakat sipil
itu lahir dari keinginan untuk berkumpul/bersatu dari berbagai kalangan dalam masyarakat. akan
tetapi di negara-negara kurang maju organisasi masyarakat sipil justru lahir bukan dari keinginan
masyarakatnya sendiri karena dengan adanya ketergantungan pendanaan dari pihak internasional
warga negara hanya akan mendirikan masyrakat sipil jika ada pihak internasional yang

menginisiasikannya. Banyak sekali data-data yang mendukung adanya pro dan kontra akan dilema
ini, di satu sisi pendanaan internasional sangat dibutuhkan oleh masyarakat sipil terutama bagi

mereka yang berada di negara-negara berkembang untuk menunjang pebangunan di wilayahnya,
disisi lainnya masyarakat sipil seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya akan menyebabkan
ketergantungan yang luar biasa.
Ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa sebaiknya masyrakat sipil menghimpun
dana dari anggotanya, apalagi jika masyarakat sipil tersebut memiliki banyak massa sehingga rasa
saling memiliki organisasi tersebut akan tumbuh dengan sendirinya. Akan tetapi hal ini diprediksi
hanya bisa terjadi di negara yang warganya lumayan berkembang bahkan maju dan sangat sulit
diterapkan pada negara yang bisa dikategorikan miskin. Sebuah gerakan sosial dan politik hanya
bisa langgeng dengan organsasi, maka gerakan yang diawali dengan gerakan sukarela dan dengan
adanya pendanaan, terorganisir hingga terlembagakan, ketegangan tertentu muncul antara peran
dari kalangan profesional dan para sukarelawan yang menjadikan fenomena ini sebgai keberatan
kelima yang diungkapkan Larry Diamond. Selanjutnya, keberatan keenam menyangkut peran
politik, dikatakan bahwa masyarakat sipil tidak bisa mengambil peran-peran dari partai politik
karena tidak bisa memperoleh kekuasaan negara dan juga membuat kebijakan serta undangundang suatu negara, akan tetapi masyarakat sipil tetap bekerja dalam porsinya mempengaruhi
dari undang-unang dan kebijakan yang di keluarkan oleh negara. Masyrakat sipil tidak bisa
menjamin dikeluarkannya kebijakan yang benar dan efektif, tetapi memastikan bahwa pemerintah
membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan tertentu secara menyeluruh.
Keberatan-keberatan yang disampaikan oleh Larry Diamond ini bersifat melunakkan tetapi
tidak menghapus tesis utama yang ia buat sendiri. Masyrakat sipil harus memainkan kontrol dalam
membangun dan mengkonsolidasikan demokrasi, bukan menentukan bahkan bukan yang paling

penting perannya tetapi memiliki handil yang cukup berpengaruh terhadpa tumbuh kembangnya
demokrasi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH DAYA TARIK BERITA METRO XIN WEN TERHADAP INTENSITAS ETNIK TIONGHOA MENONTON METRO XIN WEN Studi pada Masyarakat Etnik Tionghoa di Pecinan Malang

1 28 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Asas Motivasi kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Mensosialisasikan hasil Perhitungan Suara Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 Melalui Website

1 54 171

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Laporan Kerja Praktek Lapangan Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Di PT. Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Bandung

19 182 68

Konstruksi Makna Gaya Blusukan (studi Fenomenologi Tentang Konstruksi Makna Gaya Blusukan Gubenur Joko Widodo Bagi Masyarakat Jakarta Pusat)

1 65 112