BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Hutang serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

  Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/ atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, penyelenggaraan perkebunan di Indonesia didasarkan atas asas manfaat dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan, sehingga tujuan penyelenggaraannya diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan negara, meningkatkan penerimaan devisa negara, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, nilai tambah,daya saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri, dan mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

  Usaha perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa yang berasal dari perkebunan yang terdiri dari produk utama, produk turunan, produk sampingan, produk ikutan, dan produk lainnya. Jenis usaha perkebunan dimulai dari usaha budi daya tanaman perkebunan (usaha hulu), yang berupa serangkaian kegiatan pratanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan sortasi, sampai kepada usaha industri pengolahan hasil perkebunan (usaha hilir), yang merupakan kegiatan penanganan dan pemrosesan yang dilakukan terhadap hasil usaha budi daya tanaman perkebunan yang ditujukan untuk mencapai nilai tambah yang lebih tinggi. Dalam upaya pengembangan usaha perkebunan di Indonesia, pada tahun 2012 lalu, Kementrian Pertanian Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan sektor perkebunan di Indonesia dengan menargetkan invetasi pada sektor perkebunan sebesar sebesar Rp 57,31 triliun. Hal ini tentunya dapat memberikan angin segar sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha perkebunan.

  Tantangan perusahaan perkebunan dalam meningkatkan produktivitasnya adalah adanya krisis global pada beberapa tahun terakhir yang menyebabkan turunnya nilai atau harga komoditas serta perubahan cuaca yang semakin tidak menentu pada beberapa waktu terakhir ini. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah menunjukkan kemajuan yang pesat dengan semakin bertambahnya jumlah perusahaan dari hari ke hari membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi ketat dan saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik.

  Hal ini mendorong masing-masing perusahaan untuk melakukan berbagai strategi agar terhindar dari kebangkrutan.

  Seiring dengan berkembangnya aktivitas suatu perusahaan, maka secara langsung perusahaan tersebut juga akan membutuhkan tambahan modal untuk mendanai aktivitas-aktivitas operasionalnya. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu bisa mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba yang akan mereka terima dimasa yang akan datang, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor tersebut ditambah dengan tingkat bunga yang tetap. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang matang oleh pihak manajemen keuangan perusahaan untuk memperkirakan struktur modal manakah yang paling baik, apakah struktur modal yang hanya bersumber dari pinjaman jangka panjang saja, atau hanya bersumber dari penjualan sekuritas, ataukah bersumber dari kombinasi pinjaman jangka panjang dan penjualan sekuritas-sekuritasnya di pasar modal.

  Menurut Tandelilin (2001:13), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

  Dalam pasar modal, ada berbagai informasi yang dapat diperoleh, baik informasi yang tersedia dari dalam maupun luar perusahaan. Informasi ini dapat berarti dan memiliki nilai, jika informasi tersebut menyebabkan investor melakukan aktivitas investasi di pasar modal. Aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan, dimana penilaian kinerja perusahaan tersebut merupakan hasil dari aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas investasi merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk memamfaatkan dana yang menganggur untuk mendatangkan manfaat di masa yang akan datang.

  Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Aries (2011:158) nilaiperusahaan merupakan hasil kerjamanajemen dari beberapa dimensidiantaranya adalah arus kas bersih darikeputusan investasi, pertumbuhan danbiaya modal perusahaan. Nilai perusahaan ini merupakan suatu halyang penting bagi seorang manajer maupun bagiseorang investor. Bagi seorang manajer nilai perusahaanmerupakan suatu tolak ukur atas prestasikerja yang telah dicapainya. Jika seorang manajermampu untuk meningkatkan nilai perusahaanmaka manajer tersebut telah menunjukkan kinerjabaik bagi perusahaan. Selain itu, secara tidaklangsung manajer ini telah mampu untukmeningkatkan kemakmuran bagi pemegang sahamyang merupakan tujuan perusahaan. Sedangkanbagi investor peningkatan nilai perusahaanmerupakan suatu persepsi yang baik terhadapperusahaan. Dan jika seorang investor sudahmemiliki suatu pandangan yang baik terhadapperusahaan maka investor tersebut akan tertarikuntuk berinvestasi sehingga hal ini akan membuatharga saham perusahaan mengalami peningkatan.

  Dalam mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan seorang manajeryang mampu untuk mengambil keputusan keuanganyang tepat.Manajer keuangan bertanggungjawab dalam melakukan pengambilan keputusan. Keputusan keuangan tersebut mencakup tiga hal yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen.

  Menurut Syahyunan (2012:2), keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Keputusan investasi pada dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana atau akan digunakan untuk apa dana tersebut.

  Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut di satu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya sehingga dapat mengganggu likuiditas dan kontinuitas usaha, dan di lain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga dapat menimbulkan dana yang mengganggur (idle money).

  Dalam keputusan investasi, perusahaan dihadapkan pada keputusan tentang berapa dana yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar dan aktiva tetap serta pos-pos yang terkait dengan aktiva lain perusahaan. Susanti (2010:49) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi, artinya keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dicapai melalui kegiatan investasi perusahaan. Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

  Keputusan investasti beberapa perusahaan perkebunan dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut ini.

  

Tabel 1.1.

KeputusanInvestasi

  No Nama Perusahaan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Gozco Plantation Tbk

  

7.76

  5.63

  13.37

  7.89

  12.19

  2 PP London Sumatra Indonesia Tbk

  

4.30

  16.11

  16.97

  7.34

  13.98

  3 Sampoerna Agro Tbk

  

5.12

  18.11

  13.28

  10.23

  14.05

  4 SMART Tbk

  

4.67

  9.79

  11.39

  9.80

  8.63

  5 Bakrie Sumatera Plantation Tbk

  

5.67

  8.69

  6.56 5.84 -1.16 Sumber diolah)

Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa keputusan investasi tertinggi perusahaan

  Gozco Plantation tbk, PP London Sumatra Indonesia Tbk, Sampoerna Agro Tbk, dan SMART Tbk pada tahun 2010. Dan keputusan investasi terendah dari perusahaan Bakrie Sumatera Plantation Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar -1.16.

  Keputusan selanjutnya untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah keputusan pendanaan. Fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Oleh karena itu, manajer keuangan harus mencari alternatif-alternatif sumber dana untuk kemudian dianalisis, dan dari hasil analisis tersebut harus diambil keputusan alternatif sumber dana atau kombinasi sumber dana mana yang akan dipilih.

  Seorang manajer harus mampu untuk mengambil keputusan pendanaan dengan mempertimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri yang akan digunakan oleh perusahaan. Dengan adanya komposisi yang optimal dari penggunaan hutang dan modal sendiri akan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Mogdiliani dan Miller mengatakan bahwa penggunaan hutang (leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Dengan adanya pengurangan pajak maka biaya modal perusahaan juga akan berkurang yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

  Hutang yang terlalu besar akan berkaitan pula nantinya dengan risiko keuangan yang akan ditanggung oleh perusahaan dan memperbesar kemungkinan terjadinya risiko kebangkrutan. Penambahan hutang yang digunakan untuk mendanai aktiva akan mengakibatkan semakin besarnya kemungkinan kesulitan perusahaan dalam membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Hal ini tentunya akan menurunkan nilai perusahaan dan mengakibatkan risiko kebangkrutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penghematan pajak.

  Keputusan investasti beberapa perusahaan perkebunan dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut ini.

  

Tabel 1.2.

Kebijakan Hutang

  No Nama Perusahaan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Gozco Plantation Tbk

  

0.59

  0.81

  0.74

  0.88

  0.99

  2 PP London Sumatra Indonesia Tbk

  

0.54

  0.27

  0.22

  0.16

  0.20

  3 Sampoerna Agro Tbk

  

0.37

  0.27

  0.34

  0.36

  0.55

  4 SMART Tbk

  

1.17

  1.13

  1.14

  1.01

  0.82

  5 Bakrie Sumatera Plantation Tbk

  

0.90

  0.90

  1.20

  1.06

  1.40 Sumber diolah)

  Dari tabel 1.2. dilihat bahwa komposisi hutang terbesar perusahaan Gozco Plantation Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 0.99. Komposisi hutang terbesar perusahaan PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar

  0.54. Komposisi hutang terbesar perusahaan Sampoerna Agro Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 0.55. Komposisi hutang terbesar perusahaan SMART Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 1.17. Komposisi hutang perusahaan Bakrie Sumatera Plantation Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.40.

  Keputusan terakhir untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah kebijakan dividen. Menurut Martono dan Harjito (2001:253), kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Ketika membuat sebuah kebijakan dividen, satu ukuran tidak akan dapat digunakan oleh semua orang. Beberapa perusahaan menghasilkan uang dalam jumlah besar tetapi memiliki peluang investasi terbatas, hal ini terutama berlaku bagi perusahaan–perusahaan didalam industri yang menguntungkan tetapi sudah mapan dimana hanya sedikit tersisa kesempatan untuk tumbuh. Perusahaan seperti itu umumnya mendistribusikan sebagian besar uangnya kepada para pemegang saham, sehingga akibatnya akan menarik pelanggan investasi yang menyukai jumlah dividen yang tinggi. Perusahaan yang lainnya menghasilkan sedikit atau tidak menghasilkan kas sama sekali tetapi memiliki banyak peluang investasi yang baik, hal ini sering kali terjadi pada perusahaan-perusahaan baru di dalam sebuah industri yang sedang tumbuh pesat. Perusahaan seperti itu biasanya hanya mendistribusikan sedikit atau tidak mendistribusikan kas sama sekali tetapi menikmati laba dan harga saham yang meningkat, sehingga akan menarik investor yang lebih menyukai keuntungan modal.

  Kebijakan dividen beberapa perusahaan perkebunan dapat dilihat pada tabel 1.3. berikut ini.

  

Tabel 1.3.

Kebijakan Dividen

  No Nama Perusahaan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Gozco Plantation Tbk

  29.68

  30

  29.85 -

  2.98

  2 PP London Sumatra Indonesia Tbk

  30.1

  40.31

  8.06

  40.1

  40.34

  3 Sampoerna Agro Tbk

  38.70

  30.18

  45.19

  30.03

  25.82

  4 SMART Tbk

  49.41

  28.78

  34.18

  32

  53

  5 Bakrie Sumatera Plantation Tbk

  19.64

  5.69

  4.4 4.55 - Sumber diolah)

  Dari tabel 1.1. di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2012 perusahaan Gozco Plantation Tbk dan Bakrie Sumatera Plantation Tbk tidak membagikan dividennya kepada pemegang saham,. Pembagian dividen ini ditentukan berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

  Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflikkepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yangsering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajerperusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengantujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham.Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkantimbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karenamanajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan.

  Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional.

  Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.Kepemilikan manajerial sebagai pengontrol keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen, hal ini dikarenakan dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

  Silvia Lailiyah Qodariyah (2013) melakukan penelitian untuk menganalisis pergaruh keputusan invetasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yan terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Selanjutnya Umi, Gatot, dan Ria (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan (kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2010. Hasil penelitian ini menunjukkan kebijakan dividen dan kebijakan hutang berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut dan adanya beberapa hasil penelitian terdahulu yang masih belum menunjukkan hasil yang konsisten, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul“Pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan

  dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel kontrolpada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2.Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel kontrol pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

  1.3.Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunayang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang, dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel kontrol pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  1.4.Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi investor

  Penelitian ini bisa dijadikan sebagai alat bantu analisis sebelum melakukan investasi di bursa saham dengan menggunakan variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, sehingga investor dapat melakukan pemilihan investasi yang tepat.

  2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan serta pertimbangan bagi bank yang terdaftar di BEI untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan nilai perusahaan.

  3. Bagi peneliti

  Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai keputusan investasi, kebijakan hutang, kebijakan dividen, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebijakan Dividen Perusahaan Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Pada Perusahaan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

4 73 97

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 93 113

Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Hutang serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 66 108

Pengaruh Laba, Arus Kas Bebas, dan Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Deviden pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 80 75

Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Perusahaan Advertising Printing Media yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2014

1 20 71

Pengaruh Keputusan Investasi Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013

3 24 72

Pengaruh Kebijakan Hutang dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan pada Perusahaan Penghasil Bahan Baku Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2014

1 19 58

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pe

0 0 10

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10