Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGA DAN P ARUH KEP N KEBIJAK MA PROGRAM F U PUTUSAN I KAN DIVID ANUFAKTU BURSA SE

M STUDI SR DEPART AKULTAS UNIVERSIT SKRIPS INVESTAS DEN TERHA UR YANG A EFEK IN

OLEH: ERI MASL 12052102 RATA-1 M TEMEN MA S EKONOM TAS SUMA MEDAN 2014 I SI, KEPUTU ADAP NIL TERDAFT NDONESIA LIANI 29 MANAJEME ANAJEMEN MI DAN BIS ATERA UTA N USAN PEN AI PERUSA TAR DI EN EKSTEN N SNIS ARA NDANAAN AHAAN NSI N


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

Metode pengumpulan data dilakukan dengan strategi arsip (archival),

yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, variabel kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara keputusan investasi dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, nilai perusahaan


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INVESTMENT DECISIONS, FUNDING DECISIONS AND DIVIDEND POLICY ON THE FIRM VALUE OF

MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Optimization of corporate value is obtained, among others, by implementing financial management functions, in which a financial decision affects the others, which eventually affects the corporate value. Financial management closely relates to critical-decisions making taken by the firm. This research aimed to analyze the effect of investment decisions, funding decisions and dividend policy on the firm value of manufacture listed in the Indonesia Stock Exchange.

Collecting data is undertaken by using archival strategy, data is collected from existing records and data basis. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression analysis.

The result of this study shows that investment decisions, funding decisions and dividend policy variable simultaneously have a significant positive effect on the firm value. Partially, dividend policy set has a significant positive effect, while investment decisions and funding decisions no had effect on the firm value of manufacture companies in indonesia stock exchange. Key words : investment decisions, funding decisions, dividend policy, firm


(4)

As sem yan me ya ter dih kem Ol sar ber skr Ay hen ab Ha ssalamu’ala Puji S moga tercu ng mengelu Denga engucapkan Rabbi, rselesaikann hadapi tapi mudahanny Saya m leh karena i ran yang

rkepentinga Saya j ripsi ini tid yahanda Ma

ntinya mem angda dan arahap , Ak

KAT

aikum war Syukur kep urah kepada

uarkan kita d an terselesa n ”Alahamd dengan nya skripsi

tak lupa a ya.

menyadari itu dengan b

bersifat an terhadap juga menya dak bisa terw

asbul Harah mberikan d adindaku kbar Haraha

TA PENGA

 

ahmatullah pada Allah a junjungan

dari cahaya aikannya Sk dulillahi Ro

Rahmat-M ini. Wala akan janjim

bahwa skri besar hati sa

membangu skripsi ini. adari bahwa

wujud. Terk hap dan Ib dukungan b

tersayang ap , Dan Faj

ANTAR

hi wabarak SWT ser kita Rasul a gelap menu

kripsi ini, ta obbil Alami Mu dan aupun bany mu bahwa se

ipsi ini ma aya bersedi un dari

a tanpa bant khusus bua unda Elli H baik do’a Abangda R ajar Harahap

katuh rta shalawa

lullah Muha uju terang. ampaknya t in” bersyuk Hidayah-yak sekali

etiap kesuli

asih jauh da ia menerima

berbagai

tuan dari be at keluarga

Hannum ya maupun m Rosidin Ha p serta kaka

at dan sala ammad SA

tak lupa sa kur kepadam

Mu hing cobaan ya itan pasti a

ari sempurn a kritikan d

pihak ya

erbagai piha tercinta Alm ang tak hen

materiil, bu arahap, Fais ak iparku k

am AW aya mu gga ang ada na. dan ang ak, m. nti-uat sal kak


(5)

Rizna dan keponakanku tersayang Nadin dan Najla yang selalu memberikan kebahagiaan baik dalam canda dan tawa.

Pada kesempatan ini ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadali, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Lisa Marlina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Syahyunan, MSi selaku dosen pembaca penilai saya yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.


(6)

8. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

9. Keluarga besar di Sidimpuan dan keluarga besar di Pasar Matanggor terima kasih atas doa dan support yang selalu diberikan kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku Ga Pake Patu SMANSA Rantau Utara 2009 tercinta,

Kawan – kawan kakak kakak tersayang di HmI PAAP USU tercinta kakanda Maya , kakanda Noni, , kakanda Fika, kakanda Febryanti,kakanda Pasri Enni, Tia, Rini, Aini, Febry, Aulia , Budi , Agus ,Surya, Madi, Angga.

11. Buat sahabat teman seperjuangan Manajemen Ekstensi 2012, Terkhusus Untuk sahabat tersayang Tarida, Kak Ai, Kak Mita, Kak Oya, Pawen, Nina, Kak Hesty, Uci, Bg Ajid, Bg Hardian, Bg Teja, Bg Polin, Bg Andar.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya mempersembahkan tugas akhir ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah Swt selalu melindungi dan memberikan hidayah dan limpahan Rahmat-Nya Aamiin.

Medan, Agustus 2014 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Nilai Perusahaan ... 9

2.1.2 Keputusan Investasi ... 11

2.1.3 Keputusan Pendanaan ... 12

2.1.4. Kebijakan Dividen ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III Metode Penelitian ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 26

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.5 Populasi dan Sampel ... 30

3.6 Jenis Data ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 67

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 69

4.2.3 Analisis Regresi ... 76

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 78


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86 5.1 Kesimpulan ... 86 5.2 Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Nilai PBV Perusahaan Manufaktur Tahun 2009-2012 ... 7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ... 29

Tabel 3.2 Populasi dan Sampel ... 30

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ... 34

Tabel 4.3 Hubungan Antarvariabel ... 43

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel ... 67

Tabel 4.2 Pengujian Normalitas ... 70

Tabel 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas ... 74

Tabel 4.4 Pengujian Multikolinieritas ... 75

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 76

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ... 80

Tabel 4.9 Variabel Entered/Removed ... 82


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka onseptual ... 24

Gambar 4.1 Histogram ... 71

Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 71


(11)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

Metode pengumpulan data dilakukan dengan strategi arsip (archival),

yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, variabel kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara keputusan investasi dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, nilai perusahaan


(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INVESTMENT DECISIONS, FUNDING DECISIONS AND DIVIDEND POLICY ON THE FIRM VALUE OF

MANUFACTURE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Optimization of corporate value is obtained, among others, by implementing financial management functions, in which a financial decision affects the others, which eventually affects the corporate value. Financial management closely relates to critical-decisions making taken by the firm. This research aimed to analyze the effect of investment decisions, funding decisions and dividend policy on the firm value of manufacture listed in the Indonesia Stock Exchange.

Collecting data is undertaken by using archival strategy, data is collected from existing records and data basis. The analysis methods used is descriptive statistics and multiple linear regression analysis.

The result of this study shows that investment decisions, funding decisions and dividend policy variable simultaneously have a significant positive effect on the firm value. Partially, dividend policy set has a significant positive effect, while investment decisions and funding decisions no had effect on the firm value of manufacture companies in indonesia stock exchange. Key words : investment decisions, funding decisions, dividend policy, firm


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan dengan bertambahnya jumlah perusahaan baru dari hari ke hari membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang bergerak baik di bidang manufaktur, jasa maupun dagang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Hal ini mendorong masing – masing perusahaan untuk melakukan berbagai inovasi dan strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

Industri merupakan salah satu tahap perkembangan ekonomi yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau agraris ke struktur ekonomi industri. Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia, dengan kata lain sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat mengimbangi laju pertumbuhan sektor pertanian.

Menurut Sartono (2001:4) “sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang


(14)

dimiliki oleh perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga sahamnya yang stabil dan mengalami kenaikan dalam jangka panjang. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Semakin tinggi nilai perusahaan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham. Brigham dan Houston (2001 : 66) mengatakan bahwa “ Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan maka saham perusahaan tersebut akan semakin diminati karena dianggap perusahaan tersebut memiliki kinerja yang yang bagus dan dapat menciptakan nilai bagi stocksholders”. Sekarang banyak perusahaan yang telah

melaksanakan sistem berdasarkan nilai, sedikitnya sampai tingkat tertentu, meningkatkan penekanan kepada penciptaan nilai sebagai sebuah proses dinamis.

Berikut ini merupakan perhitungan rata – rata nilai perusahaan dari beberapa perusahaan manufaktur yang yang menjadi sampel penelitian terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 – 2012 yang dikonfirmasi melalui Price Book Value (PBV), rasio ini merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, dimana rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Oktavina, 2013). Menurut Brigham dan Houston (2001:96) Ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) dalam analisis investasi: pertama, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara paling sederhana untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik akuntansi yang relatif


(15)

standar diantara perusahaan-perusahaan menyebabkan PBV dapat dapat dibandingkan antar berbagai perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai perusahaan under atau overvaluation. Perusahaan yang

berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Oktavina, 2013). Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Pada perusahaan manufaktur masih ada beberapa perusahaan yang memiliki rasio PBV dibawah satu, inilah yang menarik untuk diteliti faktor apa yang dapat meningkatkan dan menurunkan nilai perusahaan.

Tabel 1.1

Nilai PBV Beberapa Perusahaan Mnufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009 – 2012

NO PERUSAHAAN NAMA KODE Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Astra Internasional Tbk ASII 3,52 4,48 3,95 34,26

2 Astra Auto Part Tbk AUTO 1,38 2,79 2,78 2,60

3 Sepatu Bata Tbk BATA 1,84 2,65 2,02 2,01

4 Indro Kordra Tbk BRAM 0,66 1,01 0,63 0,80

5 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 0,93 1,11 0,83 0,96

6 Gudang Garam Tbk GGRM 2,27 3,63 4,86 4,07

7 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 1,01 0,75 0,40 0,77

8 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 3,07 2,55 1,28 1,50

9 Kalbe Farma Tbk KLBF 3,06 6,14 5,30 7,30

10 Lion Metal Work Tbk LION 0,46 0,76 0,90 1,45

11 Liommesh Prima Tbk LMSH 0,63 0,98 0,84 1,03

12 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 0,70 0,52 0,54 0,55

13 Unilever Tbk UNVR 22,77 31,12 38,97 40,09

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Dari Tabel 1.1 nilai perusahaan yang dihitung dengan Price Book Value (PBV) dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan rata – rata PBV dari tiap perusahaan berbeda–beda. Pada 7 perusahaan di atas yaitu


(16)

perusahaan Astra Internasional Tbk, Astra Auto Tbk, Sepatu Bata Tbk, Gudang Garam Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Kalbe Farma Tbk dan Unilever Tbk menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV mempunyai nilai baik karena PBV nya di atas satu . Sedangkan dari 5 perusahaan yang lainnya yaitu perusahaan Indro Kodra Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Sumi Indo Kalbe Tbk, Lion Metal Work Tbk, Lionmesh Prima Tbk, Unggul Indah Cahaya Tbk menunjukkan bahwa nilai perusahaannya kurang baik karena PBV dibawah satu. Dari kondisi perusahaan inilah menarik untuk diteliti faktor –faktor apakah yang dapat mengoptimalkan dan mempengaruhi nilai perusahaan.

Pada umumnya, fungsi manajemen keuangan merupakan kunci utama yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Fungsi manajemen keuangan berbicara tentang bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya (Martono dan Harjito, 2003:2). Menurut Horne dan Wachowicz (2005:3) bahwa terdapat tiga keputusan dalam bidang manajemen keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Kombinasi yang optimal dari ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham.

Martono dan Harjito (2003:3), keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut


(17)

dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi apa yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan risiko investasi yang mungkin timbul ( Martono dan Harjito, 2003:137). Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga, dan investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya (Sartono, 2001:6). Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan. Manajer keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis asset perusahaan.

Dalam hubungannya dengan nilai perusahaan, maka setiap keputusan investasi yang dibuat oleh manajer keuangan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan tersebut. Menurut Keown et al. (2011:6) “maksimalisasi

kekayaan pemegang saham, yaitu maksimalisasi harga pasar saham perusahaan karena seluruh keputusan keuangan akan terrefleksi di dalamnya. Keputusan investasi, keputusan pendanaan maupun kebijakan dividen yang buruk akan mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga saham menjadi turun”.

Keputusan pendanaan berhubungan dengan alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Martono dan Harjito (2003:4) menyatakan bahwa, “keputusan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif”. Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh


(18)

perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti yang dijelaskan oleh Keown et al. (2011:39) “pembiayaan datang dari dua sumber utama yaitu

hutang (kewajiban-kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan, sedangkan ekuitas disisi lain, menunjukkan investasi pemegang saham dalam perusahaan”. Hal ini yang menjadi bahan pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.

Dalam fungsi manajemen lainnya, yaitu kebijakan mengenai dividen, manajer dituntut untuk dapat mempertimbangkan secara tepat apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk ‘laba ditahan’ guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Pada hakikatnya, kebijakan terhadap dividen atau keputusan pemberian dividen adalah untuk menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan.

Brigham dan Houston (2001 : 66) mengatakan bahwa “kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan”. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan judul :


(19)

“Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2012 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis.

3. Bagi investor, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.


(20)

4. Bagi perusahaan, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Nilai Perusahaan

Tujuan utama suatu perusahaan menurut Sartono (2001:4) adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui pemaksimalan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Sartono (2001:9) bahwa “harga pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan”.

Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham apabila harga saham meningkat. Sebagaimana dikatakan oleh Brigham dan Houston (2001 : 66)  “Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula kemakmuran para pemegang sahamnya”.


(22)

Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan

menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, yang dirumuskan sebagai berikut :

=

Oktavina (2013) mengemukakan bahwa PBV merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari tahun ke tahun berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.

Beberapa keunggulan PBV adalah menurut Brigham dan Houston (2001:96) :

1. Nilai buku mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya

Harga Saham PVB


(23)

dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV

sebagai perbandingan.

2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under/ over valuation.

3. Perusahaan dengan negative earning yang tidak dapat dinilai dengan

PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV. 2.1.2 Keputusan Investasi

Martono dan Harjito (2003:3) menyatakan bahwa keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang, peralatan produksi, tanah, kendraan, dan aktiva tetap lainya, maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya (Sartono, 2001:6). Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan.

Menurut Hanafi (2004:149), dalam analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan :

a. Menaksir aliran kas dari investasi tersebut. b. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang.


(24)

c. Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria investasi seperti

pay back period, NPV, dan IRR.

d. Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan investasi akan memperhitungkan return yang akan didapatkan. Hukum

dasar dalam investasi yaitu high risk, high return; low risk, low return

menunjukkan bahwa keputusan investasi yang diharapkan adalah keputusan investasi yang paling menguntungkan, tentunya dengan mempertimbangan return dan risk dari investasi tersebut (Martono dan

Harjito, 2003:137). Sehingga semakin tepat kebijakan investasi suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh juga semakin tinggi. Yang juga berarti bahwa nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. 2.2.3 Keputusan Pendanaan

Menurut Martono dan Harjito (2003:4) keputusan pendanaan berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif”. Alternatif pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber. Keputusan pendanaan bisa bersumber dari hutang jangka pendek (current liabilities) maupun hutang jangka panjang (long term debt) dan modal


(25)

saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen (preferred stock) dan

saham biasa (common stock).

Dalam memilih sumber pendanaan, apakah bersumber dari dalam atau dari luar perusahaan, Pecking Order Theory menetapkan suatu

urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal. Penggunaan sumber dana eksternal melalui hutang hanya akan digunakan jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal.

Pecking order theory, yang dikembangkan oleh Stewart C. Myers

dan Nicolas Majluf pada tahun 1984. Myers dalam Frank dan Goyal (2008 : 17), mengemukakan bahwa adanya kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hierarki resiko (pecking order). Pecking order theory adalah salah satu resiko

yang mendasarkan pada asimetri informasi, dimana akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Dengan kata lain, pecking order theory menyatakan

bahwa perusahaan cenderung mempergunakan ekuitas internal (internal equity) terlebih dahulu, dan apabila memerlukan pendanaan eksternal (external finance), maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum


(26)

Dalam penelitian ini keputusan pendanaan diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity (total modal yang dimiliki perusahaan, yang

dirumuskan sebagai berikut :

= =

DER mencerminkan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Gambaran DER suatu perusahaan menurut Brigham dan Houston (2001 : 52) yaitu, “Akan lebih menguntungkan bagi perusahaan memiliki debt to equity ratio yang

tinggi, yaitu bila biaya bunga bank masih lebih rendah dari earning capacity perusahaan atau bila debt cost masih lebih rendah dari equity funds. Dengan struktur permodalan seperti itu, perusahaan akan memiliki profitability yang tinggi, perusahaan juga dapat memberi peluang yang

lebih besar dalam mendorong naik harga saham perusahaan. Demikian pula perusahaan akan mampu meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham, sekaligus memperoleh peluang yang besar pula dalam mendorong pertumbuhan perusahaan”.

keputusan pendanaan suatu perusahaan dalam menentukan struktur modalnya adalah dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sama seperti yang dinyatakan oleh Bhayani (2009), “the

DER

Total Hutang Total Ekuitas


(27)

optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value

bahwa tingkat hutang yang optimal dan tepat diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

2.2.4 Kebijakan Dividen

Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham

adalah dividen. Menurut Sundjaja (2002:332) Keputusan dividen dapat mempengaruhi secara signifikan kebutuhan pembiyaan ekternal perusahaan. Dengan kata lain jika perusahaaan membutuhkan pembiayaan, semakin besar dividen tunai yang dibayarkan semakin besar jumlah pembiayaan yang harus diperoleh dari eksternal melalui pinjaman atau melalui penjualan saham.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan deviden (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan

pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang.

Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income)

dan tingkat arus kas pada suatu periode tertentu, manajemen dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah : (1) dibagikan sebagai dividen, atau (2) ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings). Keputusan inilah yang dikenal

sebagai kebijakan dividen, yaitu menentukan seberapa besar atau proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen.


(28)

Sundjaja (2002 : 341-344), ada tiga jenis kebijakan dividen yaitu: 1. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan

(constant-payout-ratio dividend policy), yaitu bahwa pembayaran dividen didasarkan

dalam persentase tertentu dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik setiap periode pembagian dividen. Salah satu indikator kebijakan ini adalah dengan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio), yang adalah persentase dari setiap rupiah yang

dihasilkan, yang dibagikan kepada pemilik saham dalam bentuk tunai ; dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham.

2. Kebijakan dividen teratur (regular dividend policy), yaitu kebijakan

dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Kebijakan ini digunakan dengan menggunakan target rasio pembayaran dividen (target dividend-payout ratio).

3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (low-regular-and-extra dividend policy), yaitu kebijakan dividen yang

didasarkan pada pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan.

Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang kebijakan dividen, yaitu :


(29)

1. Teori Irrelevansi Dividen (Irrelevance Theory)

Brigham dan Houston (2001 : 66) menuliskan bahwa “beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan ataupun nilai perusahaan.” Oleh karena kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan. Pendukung utama teori irrelevansi dividen (dividend irrelevance theory)

ini adalah Merton H.Miller dan Franco Modigliani, sehingga teori ini juga biasa disebut sebagai teori MM. Teori MM, menunjukkan bahwa dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pasar lain yang sempurna), dikatakan bahwa nilai dari suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh distribusi dividen. Menurut teori ini, seperti yang dikutip dari Sundjaja (2002 : 337) bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dan resiko dari aktiva (investasi) dan cara ini memisahkan antara dividen dan dana internal yang ditahan yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Sesuai dengan teori ini, maka perusahaan tidak harus menerapkan kebijakan dividen.

2. Teori Relevansi Dividen (Bird-in-the-hand Theory)

Teori MM mendapatkan pertentangan di kalangan akademik. Khususnya, Myron J.Gordon dan John Lintner, yang berpendapat dalam Brigham dan Houston (2001 : 67) bahwa ”nilai perusahaan dapat dimaksimalkan dengan menentukan pembagian dividen yang tinggi.”


(30)

Teori relevansi dividen oleh Gordon dan Lintner ini dikenal dengan teori

bird-in-the-hand. Dikatakan bahwa pemegang saham menyukai dividen

sekarang dan ada hubungan langsung antara kebijakan dividen dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang diterima sekarang memiliki resiko yang jauh lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya, jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Karenanya, sesuai dengan teori ini, maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan dividennya untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaannya.

3. Tax Preference Theory

Menurut teori ini, investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi. Para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi. (Brigham dan Houston, 2001 : 68).


(31)

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Safrida (2008) yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, DER dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (MBR). Sedangkan secara parsial, DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (MBR).

Zenni (2009) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di

BEI”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal (DER), ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Sedangkan secara parsial, hanya kebijakan dividen (DPR) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

Ansori (2010) dengan judul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, Investasi, DER, dan DPR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap PBV. Sedangkan secara parsial, Investasi, DER, dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.


(32)

Corry M (2011) dengan judul “Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen, Earnings Per Share, terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen, Earnings Per Share

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial Kebijakan Leverage berpengaruh positif dan sgnifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Kebijakan Dividen, Earnings Per Share tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Bhekti (2013) dengan Judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverange, Price Earning Ratio, dan Prifitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Industri

Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan Firm Size, DER, PER, ROE berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PBV. Sedangkan secara parsial, Firm Size,

PER,ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap PBV. Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu NO. Nama

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Safrida

(2008) Pengaruh Modal dan Pertumbuhan Struktur Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Variabel Dependen: MBR Variabel Independen: 1.DER 2.Pertumbuhan Perusahaan

1. Secara Simultan: DER dan Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap MBR

2. Secara Parsial: DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap MBR.


(33)

2 Zenni

(2009) Pengaruh Strtur Modal, Ukuran dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI

Variabel Dependen: PBV Variabel Independen: 1.DER 2.Ukuran Perusahaan 3.DPR

1. Secara Simultan: DER, DPR dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap PBV 2. Secara Parsial: DPR berpengaruh positif signifikan terhadap PBV 3 Ansori

(2010) Pengaruh Investasi, Keputusan Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: PBV Variabel Independen: 1.Investasi 2.DER 3.DPR 1.Secara Simultan: Investasi, DER, DPR berpengaruh positif signifikan terhadap PBV 2. Secara Parsial: Investasi, DER, DPR berpengaruh positif signifikan terhadap PBV 4 Corry M

(2011) Pengaruh Dividen, Leverange, Kebijakan Earnings Per Share, terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: PBV Variabel Independen: 1.DER 2.DPR 3.EPS 1.Secara Simultan: DER, DPR, EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV 2. Secara Parsial: DER berpengaruh positif signifikan terhadap PBV 5 Bhekti

(2013) Pengaruh Perusahaan, LeverangeUkuran , Price Earning Ratio, dan Prifitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.Variabel Dependen: PBV 2.Variabel Independen: 1.Firm Size 2.DER 3.PER 4.ROE

1.Secara Simultan: Firm Size, DER, PER, ROE

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV 2.Secara Parsial: Firm Size, PER,ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap PBV


(34)

2.3 Kerangka Konseptual

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang di ambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen (Martono dan Harjito, 2003:3 ) .

Keputusan investasi sering dianggap sebagai keputusan terpenting dalam pengambilan keputusan manajer keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pendapat Martono dan Harjito (2003:137) memperjelas bahwa “keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan”.

Dalam hubungannya dengan nilai perusahaan, maka setiap keputusan investasi yang dibuat oleh manajer keuangan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan tersebut. Menurut Keown et al. (2011:6) “maksimalisasi

kekayaan pemegang saham, yaitu maksimalisasi harga pasar saham perusahaan karena seluruh keputusan keuangan akan terrefleksi di dalamnya. Kebijakan investasi ataupun dividen yang buruk akan mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga saham menjadi turun”.


(35)

Keputusan investasi akan berimbas pada sumber dan pembiayaannya. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari internal atau eksternal perusahaan. Selain itu sumber pendanaan bisa berasal dari hutang atau modal sendiri.

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2008:6), keputusan pendanaan merupakan tanggung jawab utama kedua manajer keuangraan untuk menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasionalnya. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu bisa mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba di masa depan.

Keputusan pendanaan suatu perusahaan dalam menentukan struktur modalnya adalah dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sama seperti yang dinyatakan oleh Bhayani (2009), “the optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value” bahwa tingkat hutang yang

optimal dan tepat diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sementara itu, kebijakan dividen juga memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kenaikan pembayaran dividen dapat dilihat sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek atau masa depan yang cerah, demikian sebaliknya, apabila pembayaran dividen turun atau ditiadakan sama sekali, maka hal ini akan dipandang sebagai prospek perusahaan yang buruk. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memperhatikan tentang kebijakan dividennya, sebab investor akan menilai lebih kepada perusahaan yang melakukan pembayaran dividen dengan tepat dan teratur.


(36)

Brig dapat dim Teori relev

in-the-han

dan ada hu pemikiran yang diter yang dite dipercaya dikurangi meningkat menguran Berd penelitian digambark

gham dan H maksimalkan vansi divide

nd. Dikatak

ubungan lan nnya adalah

rima sekaran erima dima

dapat men atau tida t dan meny ngi nilai saha

dasarkan l terdahulu, kan sebagai Keputu Investasi Keputu Pendanaa Kebija Dividen Houston (20 n dengan m

en oleh Gor kan bahwa

ngsung anta bahwa inve ng memilik asa yang a ngurangi ket ak dibayar ebabkan pe am. atar belak maka ker berikut ini Gamb usan i (X1) usan an (X2) akan (X3)

001 : 67) m menentukan rdon dan Li pemegang ara kebijaka estor umum ki resiko yan

akan datan tidakpastian rkan, tingk eningkatan p

kang masal rangka kons

:

bar 2.1 Kera

menyatakan b n pembagia

intner ini di saham men an dividen d mnya mengh

ng jauh lebi ng. Pembay n investor. kat ketidak

pengembali

lah, tinjaua septual dal

angka Kons

bahwa ”nila an dividen

ikenal deng nyukai divi dan nilai pa indari resik ih kecil dar yaran divid

Sebaliknya kpastian in ian yang dii

an pustaka lam penelit

septual N Perusa

ai perusaha yang tingg gan teori bir

iden sekara asarnya. Das ko dan divid

ripada divid den sekara a, jika divid nvestor ak inginkan ser

a, dan ha tian ini dap

Nilai ahaan (Y) aan gi.” rd-ang sar den den ang den kan rta asil pat


(37)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teoriti, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen secara signifikan terhadap nilai perusahaan.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2010:11).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id, www.sahamoke.com, www.yahoofinance.com , yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 - 2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang :


(39)

1. Variabel bebas (variabel independent), yaitu terdiri dari keputusan

investasi (X1), keputusan pendanaan (X2), dan kebijakan dividen (X3).

2. Variabel terikat (variabel independent), yaitu nilai perusahaan (Y)

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 -2012.

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Keputusan investasi (X1)

Martono dan Harjito (2003:3) menyatakan bahwa keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi adalah kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net value positif

(Ansori:2010). Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang, peralatan produksi, tanah, kendraan, dan aktiva tetap lainya, maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya (Sartono, 2001:6). Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan. Artinya sejauh mana modal yang akan diinvestasikan ke dalam perusahaan dan bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya yang jatuh tempo tersebut, yaitu aktiva lancar (Current Asset)


(40)

Keputusan investasi diukur dengan :

=

3.4.2 Keputusan pendanaan (X2)

Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dimana

rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. DER dirumuskan sebagai berikut :

=

3.4.3 Kebijakan Dividen (X3)

Kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2001: 36). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR), dimana rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang

dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR dirumuskan dengan :

Investasi Aktiva Lancar Total Aktiva

DER

Total Hutang Total Ekuitas


(41)

=

3.4.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan atau dikenal juga dengan istilah firm value, merupakan

konsep yang penting bagi investor, karena firm value merupakan indikator bagi

pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara keseluruhan (Ansori,2010). Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value

(PBV). PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang di investasikan. PBV merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, yang dirumuskan sebagai berikut :

=

Tabel 3.1

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Investasi (X 1) Perbandingan antara Aktiva Lancar Aktiva Lancar Rasio

dengan Total Aktiva Total Aktiva

Debt to Equity

Ratio Perbandingan antara pembiayaan Total Hutang Rasio

(DER) (X2 ) dan pendanaan melalui hutang Total Ekuitas

dengan pendanaan melalui ekuitas

Dividend Payout

Ratio Perbandingan antara Dividen per Dividend Per Share Rasio

(DPR) (X3 ) lembar saham dengan Laba per Earning Per Share

lembar saham

Price Book Value Perbandingan antara Harga saham Harga Saham Rasio

(Y) dengan Nilai Buku Book Value

DPR

Dividend Per Share

Earning Per Share

PVB

Harga Saham


(42)

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2012, yaitu sebanyak 133 perusahaan. Sampel penelitian ini diperoleh dengan metode

purposive sampling. Adapun kriteria untuk memilih sampel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak delisting selama tahun 2009-2012.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan perusahaan secara lengkap yang telah di audit dan dipublikasikan selama tahun 2009-2012 baik secara fisik maupun website.

3. Perusahaan manufaktur yang melakukan pembayaran dividen kas (dividen tunai) selama tiga tahun berturut turut, yaitu tahun 2009-2012.

Berdasarkan kriteria penarikan sampel diatas, maka perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berjumlah 25 perusahaan dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA 1 2 3 SAMPEL PENELITIAN 1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP v v v Sampel 1 2 Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR - - -

3 Holcim Indonesia Tbk SMCB v v -

4 Semen Gresik SMGR v v v Sampel 2


(43)

6 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA v v v Sampel 3 7 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI v - - 8 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS v v - 9 Mulia Industrindo Tbk MLIA v - - 10 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO v v v Sampel 4 11 Alaska Industrindo Tbk ALKA v v - 12 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI v v - 13 Sarana Cetral Bajatama BAJA - - - 14 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON v v -

15 Citra Turbindo Tbk CTBN v v -

16 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST v - - 17 Indal aluminium Industry Tbk INAI v v - 18 Steel Pipe Industry ISSP - - - 19 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKWS v v -

20 Jaya Pari Steel Tbk JPRS v v -

21 Krakatau Steel Tbk KRAS - - -

22 Lion Metal Work Tbk LION v v v Sampel 5

23 Liommesh Prima Tbk LMSH v v v Sampel 6

24 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL v v - 25 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO v v - 26 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS v v -

27 Barito Pasific Tbk BRPT v v -

28 Budi Acid Jaya Tbk BUDI v v -

29 Duta Pertiwi Nusantara DPNS v v - 30 Ekadharma Internasional Tbk EKAD v v v Sampel 7 31 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA v v - 32 Intan Wijaya Internasional Tbk INCI v v - 33 Sorini Agro Corporindo Tbk SOBI v v -

34 Indo Acimata Tbk SRSN v v -

35 Chandra Asri Petrochemical TPIA v - - 36 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC v v v Sampel 8 37 Alam Karya Unggul Tbk AKKU v v - 38 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI v v - 39 Asiaplast Industries Tbk APLI v v -

40 Berlina Tbk BRNA v v -

41 Titan kimia Nusantara Tbk FPNI v v - 42 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR v v v Sampel 9 43 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL - - -


(44)

44 Sekawan Intripratama Tbk SIAP v v -

45 Siwani Makmur Tbk SIMA v v -

46 Trias Sentosa Tbk TRST v v -

47 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS v v - 48 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN v v - 49 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA v v - 50 Malindo Feedmill Tbk MAIN v v v Sampel 10 51 Siearad Produce Tbk SIPD v v - 52 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI v v - 53 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT v v - 54 Akindi Naratama Tbk ALDO - - - 55 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW v v - 56 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP v v -

57 Toba Pulp Lestari Tbk INRU v v -

58 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI v v -

59 Suparma Tbk SPMA v v -

60 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM v v - 61 Astra Internasional Tbk ASII v v v Sampel 11 62 Astra Auto Part Tbk AUTO v v v Sampel 12 63 Indro Kordra Tbk BRAM v v v Sampel 13 64 Goodyear Indonesia Tbk GDYR v v v Sampel 14

65 Gajah tunggal Tbk GJTL v v -

66 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS v v -

67 Indospring Tbk INDS v v -

68 Multi Prima sejahtera Tbk LPIN v v - 69 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA v v -

70 Nipress tbk NIPS v v -

71 Prima Alloy steel Universal Tbk PRAS v v - 72 Selamat Sempurna Tbk SMSM v v v Sampel 15 73 Polichem Indonesia Tbk ADMG v - -

74 Argo Pantes Tbk ARGO v v -

75 Centex Tbk CNTX v v -

76 Eratex Djaya Tbk ERTX v v -

77 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI v v - 78 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX v v - 79 Indo Rama Syntetic Tbk INDR v v - 80 Apac Cintra Centertex Tbk MYTX v v -

81 Pan Brother Tbk PBRX v v -


(45)

83 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY v v - 84 Sri Rezeki Isman Tbk SRIL - - - 85 Star Petrochem Tbk Star - - - 86 Sunson Textile Munufacturer Tbk SSTM v v - 87 Tifico Fiber Indonesia Tbk TFCO v v - 88 Tri Sula Internasional Tbk TRIS - - - 89 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT v v -

90 Unitex Tbk UNTX v v -

91 Primarindo Asia Infrastructur Tbk BIMA v v - 92 Sepatu Bata Tbk BATA v v v Sampel 16 93 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI v v v Sampel 17 94 Jembo Cable Company Tbk JECC v v - 95 KMI Wire and Cable Tbk KBLI v v -

96 Kabelindo Murni Tbk KBLM v v -

97 Supreme Cable Mnufacturing and Commerce Tbk SCCO v v - 98 Voksel Electric Tbk VOKS v v - 99 Sat Nusa Persada Tbk PTSN v v - 100 Akasha Wira internasional Tbk ADES v v - 101 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA v v - 102 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO - - -

103 Cahaya Kalbar Tbk CEKA v v -

104 Davomas Abadi Tbk DAVO v v -

105 Delta djakarta Tbk DLTA v v - 106 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP - - -

107 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF v v v Sampel 18 108 Multi Bintang indonesia Tbk MLBI v v v Sampel 19

109 Mayora Indah Tbk MYOR v v -

110 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN v v - 111 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI - - - 112 PT Sekar Bumi Tbk SKBM - - -

113 Sekar Laut Tbk SKLT v v -

114 Siantar Top Tbk STTP v - -

115 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ v v - 116 Gudang Garam Tbk GGRM v v v Sampel 20 117 Hanjaya Mandala soempoerna Tbk HMSP v v v Sampel 21 118 Bentoel Internasional Investama Tbk RMBA v v - 119 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA v v -


(46)

120 Indofarma Tbk INAF v v -

121 Kimia Farma Tbk KAEF v v -

122 Kalbe Farma Tbk KLBF v v v Sampel 22

123 Merck Tbk MERK v v v Sampel 23

124 Pyridam Farma Tbk PYFA v v -

125 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB v v v Sampel 24 126 Tempo Scan pasific Tbk TSPC v v - 127 Martina Berto Tbk MBTO - - -

128 Mustika Ratu Tbk MRAT v v -

129 Mandon Indonesia Tbk TCID v v -

130 Unilever Tbk UNVR v v v Sampel 25

131 Kedawung Setia industrial Tbk KDSI v v - 132 Kedaung Indag Can Tbk KICI v v - 133 Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI v v - Sumber : www.idx.co.id (data diolah )

Berdasarkan kriteria penarikan penarikan sampel, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 25 perusahaan. Berikut daftar 25 perusahaan yang menjadi sampel.

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

1 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA

2 Astra Internasional Tbk ASII

3 Astra Auto Part Tbk AUTO

4 Sepatu Bata Tbk BATA

5 Indro Kordra Tbk BRAM

6 Ekadharma Internasional Tbk EKAD

7 Goodyear Indonesia Tbk GDYR

8 Gudang Garam Tbk GGRM

9 Hanjaya Mandala soempoerna Tbk HMSP 10 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR


(47)

Sumber : www.idx.co.id (data diolah penulis). 3.6 Jenis Data

Data yang digunakan berupa data sekunder. Data sekunder adalah data

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tesusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini adalah data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 25 perusahaan manufaktur selama

periode 4 tahun (series) yaitu tahun 2009 sampai tahun 2012 yang rutin

mempublikasikan laporan keuangannya dan membayar dividen tunai setiap tahun penelitian secara berturut turut.

12 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 13 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

14 Kalbe Farma Tbk KLBF

15 Lion Metal Work Tbk LION

16 Liommesh Prima Tbk LMSH

17 Malindo Feedmill Tbk MAIN

18 Merck Tbk MERK

19 Multi Bintang indonesia Tbk MLBI

20 Semen Gresik SMGR

21 Selamat Sempurna Tbk SMSM

22 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB 23 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 24 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC


(48)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur

pustaka seperti jurnal-jurnal, buku-buku, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.yahoofinance.com, www.sahamoke.com dan www.idx.co.id untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Deskripsi Variabel

Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) berdasarkan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya. Selanjutnya pada deskripsi variabel akan dijelaskan gambaran umum dari masing-masing variabel untuk mendapatkan gambaran awal permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini.

3.8.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu digunakan teknik analisis regresi linear berganda, dengan model sebagai berikut :


(49)

Dimana:

Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta

X1 = Keputusan Investasi X2 = Keputusan Pendanaan

X3 = Kebijakan Dividen

b1,2,3 = Koefisien regresi variabel independen

e = Error

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi (Ghozali 2005:97). Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik dan benar – benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Pengujian ini dilakukan

dengan bantuan software SPSS.

Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekometrika untuk melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linear klasik atau tidak. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yakni uji individual (uji t), pengujian secara serentak (uji F), dan koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik terdiri dari :


(50)

1. Uji Normalitas

Ghozali (2005 : 110), untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui uji statistik dan analisis grafik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan melalui analisis grafik, yaitu

dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot. Uji

statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis :

Hipotesi Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal Hipotesis Altenatif (Ha) : Data tidak terdistribusi secara normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan analisis grafik yang dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafk histogramnya, tidak menunjukkan pola


(51)

terdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2005 : 95). Corry (2011 ) menyatakan bahwa “salah satu asumsi yang penting dari model regresi linier adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat konstan.” Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Grafik

Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Pendekatan Statistik

Yaitu dengan melakukan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan

men-transform data Unstandardized Residual ke dalam Abs. (Situmorang,

2012 : 114). Dari hasil output akan diketahui berapa besar nilai signifikansinya. Apabila nilai Sig. > 0.05, artinya data tidak terkena heteroskedastisitas.


(52)

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independent). Model

regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya (Ghozali, 2005 : 91).

Pengujian multikolienaritas dapat dilakukan dengan melihat besarnya nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIP), demgan membandingkan sebagai berikut:

 VIF > 5 maka didugamempunyai persoalan multikolienariatas.

 VIF < 5 maka tida terdapat multikolienaritas.

 Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolienaritas.

 Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolienaritas. 4. Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:


(53)

a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

b. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Suliyono (2010 : 62) juga menyatakan bahwa “autokorelasi tidak terjadi bila nilai d=2. Autokorelasi positif terjadi jika d mendekati 0, sedangkan autokorelasi negatif terjadi bila nilai d mendekati 4.”

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, yaitu melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas (variabel independent) mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel terikat (variabel dependent). Bentuk pengujiannya

adalah :

H0; bi = 0; tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).

Ha; bi > 0; ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).


(54)

Kriteria Pengujian :

1. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai Sig. F < 0,05, H0 ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa terdapat hubungan secara simultan antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).

2. Jika nilai Fhitung < Ftabel dan nilai Sig F > 0,05, H0 diterima dan Ha ditolak hal ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan secara simultan antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).

2. Uji Signifikansi Determinasi (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen terhadap variasi variabel dependen secara parsial.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0; bi = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).

Ha; bi ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).

Kriteria pengujian :

1. Jika nilai thitung > ttabel dan Sig.t > 0,05, H0 ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial.


(55)

2. Jika nilai thitung < ttabel dan Sig.t < 0,05, H0 ditolak dan Ha diterima hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial.

3. Koefisien Determinasi (Uji Goodness Fit)

Pengukuran besarnya koefisien dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R2 (koefisien determinasi mengukur proporsi dari variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independen).

Tabel 3.4

Hubungan Antarvariabel

Nilai Interpretasi

0,0 - 0,19 Sangat Tidak Kuat

0,2 - 0,39 Tidak Erat

0,4 - 0,59 Cukup Erat

0,6 - 0,79 Erat

0,8 - 0,99 Sangat Erat

Sumber: (Situmorang dan Lufti, 2012:155)

Tabel diatas menjelaskan bahwa apabila nilai R2 suatu regresi semakin mendekati satu , maka sangat erat regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan bisa menjelaskan variabel dependen .

Adjust R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar

pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 PT Arwana Citramulia Tbk

PT. Arwana Citramulia Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi keramik yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1993. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan keramik. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) didirikan dengan nama PT Arwana Citra Mulia tanggal 22 Februari 1993 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 1 Juli 1995.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri keramik dan menjual hasil produksinya di dalam negeri. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Sentra Niaga Puri Indah Blok T2 No. 24, Kembangan, Jakarta Barat dan pabriknya berlokasi di Tangerang, Serang, Gresik, dan Palembang.

Pada tanggal 28 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah 125.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- setiap saham dengan harga penawaran Rp120,- setiap saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) efektif pada tanggal 17 Juli 2001.


(57)

4.1.2 PT Astra Internasional Tbk

PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat ASII berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.

Pemegang saham terbesar ASII adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda.

Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: PT Astra Agro Lestari Tbk / AALI, PT Astra Graphia Tbk / ASGR, PT Astra Otoparts Tbk / AUTO dan PT United Tractors Tbk UNTR.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham


(58)

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.

4.1.3 PT Astra Auto Part Tbk

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan tanggal 20 September 1991 dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat AUTO beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan bermotor. Saat ini kegiatan pemasaran AUTO meliputi dalam dan luar negeri, termasuk Asia, Timur Tengah, Oceania, Amerika, Eropa dan Afrika, dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di Singapura dan entitas anak di Australia.

Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AUTO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga perdana sebesar Rp575,- per saham. Pada tanggal 15 Juni 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

4.1.4 PT Sepatu Bata, Tbk

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) didirikan tanggal 15 Oktober 1931. Kantor pusat BATA berlokasi di Jl. RA. Kartini Kav. 28 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430, dan fasilitas produksi terletak di Purwakarta. BATA


(59)

adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, Switzerland. BSO merupakan produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, BATA adalah bergerak di bidang usaha memproduksi sepatu kuli, sepatu dari kain, sepatu santai dan olah raga, sandal serta sepatu khusus untuk industri, impor dan distribusi sepatu serta aktif melakukan ekspor sepatu.

Pada tanggal 06 Februari 1982, BATA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BATA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.200.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham serta harga penawaran Rp1.275,- per saham. Seluruh saham Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Maret 1982.

4.1.5 PT Indro Kodra Tbk

PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) didirikan 08 Juli 1981 dan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1987. BRAM berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di Jl. Pahlawan, Desa Karang Asem Timur, Citeureup, Bogor.

BRAM tergabung dalam kelompok usaha Grup Kordsa Global Endustriyel Iplik ve Kord Bezi Sanayi ve Ticaret A.S. (Kordsa Global, Turki), suatu perusahaan yang berdomisili di Turki.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BRAM meliputi bidang manufaktur dan pemasaran ban, filamen yarn


(60)

(serai-serat nylon, polyester, rayon), benang nylon untuk ban dan bahan baku polyester (purified terepthalic acid). Hasil produksi BRAM dipasarkan di dalam dan di luar negeri, ke Asia dan Timur Tengah.

Pada tanggal 20 Juli 1990, BRAM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRAM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 12.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 September 1990.

4.1.6 PT Ekadharma Internasional, Tbk

PT Ekadharma International Tbk (dahulu PT Ekadharma Tape Industries Tbk) (EKAD) didirikan tanggal 20 Nopember 1981 dengan nama PT Ekadharma Widya Graphika dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. Kantor pusat EKAD berlokasi di Galeri Niaga Mediterania 2 Blok L8 F-G, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara 14460. Sedangkan pabrik berlokasi di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang. Saat ini, EKAD mempunyai 17 kantor cabang dan 5 stock point yang tersebar di seluruh Indonesia. Induk usaha dan induk usaha terakhir EKAD adalah PT Ekadharma Inti Perkasa, yang memiliki 75,45 persen saham EKAD. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan EKAD adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha perdagangan pada umumnya. Saat ini, kegiatan utama EKAD adalah pembuatan dan pemasaran pita perekat dengan merek utama "Daimaru".


(1)

Data Keputusan Pendanaan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Pendekatan Debt to Equity Ratio

(DER) Periode 2009-2012

NO KODE DER (x2)

PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012

1 ARNA 1.385 1.121 0.721 0.550

2 ASII 1.003 1.099 1.024 1.030

3 AUTO 0.393 0.361 0.475 0.619

4 BATA 0.383 0.461 0.457 0.482

5 BRAM 0.229 0.265 0.357 0.356

6 EKAD 0.919 1.375 0.609 0.427

7 GDYR 0.660 0.450 0.280 0.110

8 GGRM 0.481 0.441 0.592 0.560

9 HMSP 0.693 0.010 0.010 0.180

10 IGAR 0.290 0.226 0.290 0.430

11 IKBI 0.142 0.220 0.166 0.220

12 INDF 2.451 1.020 0.695 0.738

13 INTP 0.240 0.171 0.154 0.354

14 KLBF 0.392 0.235 0.269 0.278

15 LION 0.190 0.169 0.210 0.170

16 LMSH 0.830 0.670 0.710 0.320

17 MAIN 6.347 2.753 2.135 1.633

18 MERK 0.230 0.200 0.180 0.370

19 MLBI 8.441 1.413 1.302 2.490

20 SMGR 0.203 0.285 0.345 0.222

21 SMSM 0.730 0.880 0.700 0.760

22 SQBB 0.210 0.190 0.200 0.220

23 TOTO 0.989 0.730 0.761 0.695

24 UNIC 0.812 0.855 0.986 0.777


(2)

Data Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Pendekatan Dividend Payout Ratio (DPR)

Periode 2009-2012

NO KODE DPR (x2)

PERUSAHAAN 2009 2010 2011 2012

1 ARNA 0.201 0.348 0.387 0.469

2 ASII 0.233 0.451 0.451 0.450

3 AUTO 0.400 0.600 0.400 0.400

4 BATA 0.467 0.505 0.594 0.524

5 BRAM 0.781 0.419 0.833 0.459

6 EKAD 0.103 0.068 0.211 0.137

7 GDYR 0.214 0.125 0.500 0.163

8 GGRM 0.195 0.302 0.346 0.479

9 HMSP 0.517 1.041 0.891 0.771

10 IGAR 0.122 0.091 1.333 4.261

11 IKBI 1.415 2.133 0.714 6.000

12 INDF 0.199 0.277 0.380 0.472

13 INTP 0.201 0.257 0.269 0.227

14 KLBF 0.658 0.926 2.188 2.568

15 LION 0.193 0.168 0.198 0.183

16 LMSH 0.120 0.065 0.088 0.070

17 MAIN 0.018 0.237 0.190 0.195

18 MERK 0.205 1.515 0.801 0.742

19 MLBI 0.432 0.726 1.514 1.442

20 SMGR 0.483 0.503 0.372 0.405

21 SMSM 0.980 0.910 0.720 0.490

22 SQBB 0.910 0.930 0.640 0.819

23 TOTO 0.949 6.394 4.091 2.311

24 UNIC 0.443 0.600 0.217 1.210


(3)

Lampiran 3

Data Hasil Pengolahan SPSS 1. Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000


(4)

   


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.002 1.312 -.002 .999

LN_INVESTASI -.667 1.726 -.044 -.386 .700

LN_DER -.592 .514 -.132 -1.151 .253

LN_DPR .110 .468 .024 .234 .815

a. Dependent Variable: Absut

3. Uji Multikolinearitas

4. Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 1.131 .328 3.445 .001

LN_INVEST ASI

-.419 .432 -.104 -.968 .335 .806 1.241

LN_DER .248 .129 .210 1.928 .057 .782 1.279

LN_DPR .303 .117 .254 2.583 .011 .958 1.044


(6)

2. Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PBV 100 .40 47.27 5.7900 9.78113

INVESTASI 100 .25 .91 .6022 .16560

DER 100 .01 8.44 .7790 1.10624

DPR 100 .02 6.39 .7620 1.05164

Valid N (listwise) 100

 

3. Analisis Regresi Linear Berganda a. Uji-F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.523 3 5.174 3.993 .010a

Residual 124.400 96 1.296

Total 139.923 99

a. Predictors: (Constant), LN_DPR, LN_INVESTASI, LN_DER b. Dependent Variable: LN_PBV

 

b. Uji –t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.131 .328 3.445 .001

LN_INVESTASI -.419 .432 -.104 -.968 .335

LN_DER .248 .129 .210 1.928 .057

LN_DPR .303 .117 .254 2.583 .011


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 124

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10