BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

  Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor.

  Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera misalnya Selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869).

  Tanaman kelapa sawit ( quinencis jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura,Pesifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura memiliki tempurung yang tebal, jenis Pesifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang tipis, sedangkan Tenera yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera menghasilkan buah bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir.

  Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan.buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman,umur tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung sejak penyerbukan (Naibaho,P.M 1898).

2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit

  Menurut hunger (1924) pada tahun 1869 Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim dan pada tahun 1970 di Musi Hulu.

  Bapak kelahiran industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah seorang Belgia bernama Adrien Hallet.Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara komersial dalam bentuk perkebunan disungai Liput (Aceh) dan Pulu Raja (Asahan).

  Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah berjalan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian pemerintah Belanda.

  Pada masa pendudukan Jepang 1942,pemerintah pendudukan meneruskan perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah industri perang.Kemudia semua terhenti karena terjadinya serangan sekutu pada tahun 1943.

  Pada tahun 1947 pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran (Stoler,1985).Kemudian menjelang akhir tahun 1948 maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka masing- masing dan menjadi milik mereka kembali.

  Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil alih oleh pemerintah Indonesia.Namun milik perusahaan Inggris,Perancis,Belgia,dan Amerika dikembalikan lagi kepada pemiliknya pada akhir Desember 1967.

  Pada masa pemerintahan orde lama relatif perkebunan kelapa sawit sangat terlantar,karena tidak ada peremajaaan dan rehabilitasi pabrik.Akibatnya produksi sangat menurun drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasok minyak sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 digeser oleh Malaysia hingga sekarang ini.

  Pada masa pemerintahan orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan kelapa sawit secara besar-besarn dengan mengadakan peremajaan dan penanaman baru.Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkannya melalui berbagai pola.

2.1.2 Pengembangan Industri Kelapa Sawit Di Indonesia

  Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang.Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit.Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan,dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan.

  Dalam perekonomian Indonesia kompditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.Di samping itu,minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia,sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.Komoditas inipun mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia hingga tahun 1933 diperkirakan telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak sawit Indonesia pada tahun 1993 dalam bentuk CPO berkisar 3,7 juta ton.

  Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% pertahun.Saat ini minyak goreng merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negri yaitu mencapai 70% dari jumlah yang dipasarkan dalam negri.Industri lain yang menggunakan minyak kelapa sawit ini adalah industri mrgarine,sabun,dan industri kimia lainnya.

  Dengan data-data tersebut diatas,maka stratwgi pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia di masa mendatang harus mengacu pada potensi keragaman yang dimiliki oleh minyak sawit itu sendiri. Dan industri minyak sawit Indonesia dapat diperkokoh strukturnya dengan mengembangkan diversivikasi vertikel kearah pengembangan industri hilir.Pemerintah Indonesia dewasa ini telah bertekad untuk menjadikan komoditas kelapa sawit ini sebagai salah satu industri non migas yang handal.

  Penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat ini adalah Malaysia dan disana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukanya cukup mantap.Pemasok terbesar kebutuhan minyak sawit dunia hingga 1933 adalah Malaysia (50% dari produksi dunia),sedangkan Indonesia hanya 20% dari produksi dunia.

  Indonesia yang menempati posisis kedua setelah Malaysia relatif masih jauh ketinggalan terutama dari segi teknologi budidaya,pengolahan,dan pemasaran.Sampai saat ini ekspor minyak sawit Indonesia masih dalam bentuk minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO),dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil sampingan dan pembuatan minyak goreng,sehingga nilai tambah yang diperoleh relatif kecil. ( Suyatno Risza,1994).

2.2. Varietas Kelapa Sawit

  Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal .Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut,ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan,antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.

  2.2.1. Pembagian Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan Daging Buah

  Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah,ada tiga varietas yang dikenal yaitu :

  1. Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung.Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35

  • – 36 %.Kernel (daging biji) biasanya dengan kandungan minyak yang rendah.

  Dari empat pohon induk yang tumbuh di kebun Raya Bogor,varietas ini kemudian menyebar ketempat lain,antar lain kem Negara Timur Jauh.Dalam persilangan,varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina.

  2. Pisifera Ketebalan tempurung sangat tipis,bahkan hampir tidak ada,tetapi daging buahnya tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi,sedangkan daging buah biji tipis.Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain.Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu,dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan.Penyerbukan silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera.

3. Tenera

  Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya,yaitu Dura dan Pisifera.Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini.Tempurung sudah menipis,ketebalanya berkisar antar 0,5

  • – 4 mm dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi,antar 60
  • – 96%.Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura,tetapi ukuran tandanya relatif lebih kecil.

  2.2.2. Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah

  Ada tiga varietas kelapasawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya.Varietas-varietas tersebuat adalah :

  1. Nigrescens Buah berwarna ungu nsampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak.Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.

  2. Virescens Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan,tetapi ujungnya tetap kehijauan.Varietas ini jarang dijumpai diladang.

3. Albescens

  Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan,sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. ( Tim Penulis.2007)

2.3. Minyak Sawit

  Minyak sawit yang sekarang banyak ditemukan dipasar sebagai minyak goreng itu diperoleh dari daging buah dan inti ( kernel sawit).Dengan demikian minyak sawit didapatkan dengan memproses daging buah beserta memecah tempurung inti atau kernel.

2.3.1. Sifat Fisik Dan Kimia Kelapa Sawit Sifat fisika dan kimia kelapa sawit meliputi warna, bau,bobot jenis, dan indeks bias.

  a.

  Minyak sawit (CPO) Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat (semi solid).Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak. Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan adanya zat tecoferol.

  b.

  Minyak inti sawit (PKO) Minyak inti sawit (PKO) dihasilkan dari inti kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali.

  Nilai sifat fisika

  • – kimia minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti (PKO)

  Sifat Minyak sawit Minyak inti sawit Bobot jenis pada suhu kamar

  9,900 0,900-0,913 Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415 Bilangan iodium 48-56 14-20 Bilangan penyabunan 196-205 244-254

  Sumber: Ketaren S, Minyak Dan Lemak Pangan

2.3.2. Komposisi Minyak Sawit

  Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyi komposisi yang tetap.

  Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut dimana bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dan Minyak Inti Kelapa Sawit (PKO)

  Asam lemak Minyak kelapa sawit (%) Minyak inti sawit (%)

  • Asam kaprilat

  3-4

  • Asam kaproat

  3-7

  • Asam laurat

  46-52 Asam meiristat 1,1-2,5 14-17 Asam palmitat 40-46 6,5-9 Asam stearat 3,6-4,7 1-2,5 Asam oleat 39-45 13-19 Asam linoleat 7-11 0,5-2

  Sumber: Eckey,S.W.(1955)Vegetable Fat And Oil

  Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih. Tetapi dalam minyak jenis Tenera kurang lebih 500-700 ppm;kandungan tocoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.

2.3.3. Kegunaan Dan Komposisi Minyak Inti Sawit

  Minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah di pucatkan.

  Pemakaian utama minyak inti sawit disamping sebagai minyak yang bisa dimakan.Minyak inti sawit banyak juga digunakan pada pembuatan sabun,terutama sabun mandi bermutu tinggi. Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protei.Bagian yang disebut extactable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa,gula,dan pati.

  Komponen Jumlah Minyak

  47

  • – 52 Air

  6

  • – 8 Protein 7,5
  • – 9,0 Extractable Non Protein

  23

  • – 24 Sellulosa

  5 Abu

  2

2.4. Standart Mutu Minyak Kelapa Sawit

  Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia,oleh karena itu syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya.

  Istilah mutu minyak inti sawit dapat dibedakan menjadi dua arti yang sangat penting yaitu : pertama,benar-benar murni yang tidak bercampur dengan minyak nabati lain.Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya,yaitu dengan mengukur nilai titik lebur angka penyabunan dan bilangan iodium.Kedua,pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran.Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standart mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas,air,kotoran,logam,tembaga,peroksida,dan ukuran pemucatan.

2.4.1. Mutu Minyak Kelapa Sawit

  Standart mutu minyak kelapa sawit adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu: a.

  Mengandung air dan kotoran dalam minyak b.

  Kandungan asam lemak bebas c. Warna,dan bilangan peroksida

  Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%.Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin ( ±2%),bilangan peroksida dibawah 2,bebas warna merah dan kuning ( harus warna pucat,tidak berwarna hijau,jernih dari kandungan logam serendah mungkin,atau bebas dari ion logam.

2.4.2. Mutu Inti Sawit

  Inti sawit (palm kernel) merupakan hasil kedua setelah minyak sawit.Dari inti sawit dapat diperoleh minyak sawit (PKO) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan.

  Mutu minyak inti sawit sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan selama proses pengolahannya,sehingga penting diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu inti sawit adalah : a.

  Air dan Kotoran b.

  Asam lemak bebas c. Bilangan peroksida dan daya peemucatan

  Untuk memperoleh minyak inti sawit yang baik,berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning serta mudah dipekatkan,juga diperlukan kadar inti pecah yang rendah dengan kadar air yang rendah.

  Pengeringan inti sawit dilakukan sampai kadar air yang setimbang dengan kelembaman udara sekitarnya.Biasanya sampai kadar air 7%.Bungkil inti sawit diinginkan berwarna Relativ terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.

Tabel 2.3. Standart Mutu Minyak Sawit,Minyak Inti Sawit Dan Inti Sawit.

  Karakteristik Minyak Sawit

  Inti Sawit Minyak Inti Sawit

  Keterangan Asam Lemak Bebas 5% 3,5 % 3,5% Maksimal Kadar Kotoran 0,5% 0,02% 3,5% Maksimal Kadar Zat Menguap 0,5% 7,5% 0,02% Maksimal Bilangan Peroksida 6 maq - 0,2% Maksimal Bilangan Iodin 44-58mg/gr - 2,2 maq - Kadar Logam (Fe,Cu) 10 ppm - 10,5

  • - Kadar Minyak - 47%
    • – 18,5 mg/gr

  • - Maksimal Kontaminasi - 6% - Maksimal Kadar Pecah - 15% - Maksimal

  (Sukarno,2007)

2.5. Faktor-faktor Yang Mempegaruhi Proses Pencampuran

  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencampuran,dalam arti mempengaruhi derajat pencampuran,waktu pencampuran dan energi yang diperlukan untuk pencampuran adalah : 1.

  Aliran Aliran yang turbulen dan laju air bahan yang tinggi biasanya menguntukan proses pencampuran.Alat pencampur diusahakan agar tidak mempunyai ruang mati ( dead space),yaitu ruang dengan kecepatan bahan yang teramat kecil. Alat pencampur putar (rotated equipment) atau yang memiliki bagian yang berputar biasanya dilengkapi dengan penggerak yang terkendali.Pengendalian dimaksudkan untuk dapat mengatur kecepatan putaran,yang berarti juga mengatur laju alir bahan supaya sesuai dengan masalah pencampuran yang dihadapi.

  2. Ukuran Partikel atau Luas Permukaan Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang haris dicampur,yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakanya didalam campuran,maka proses pencampuran semakin baik.Perbedaan yang besar dalam ukuran ( dan kerapat) patikel dari bahan-bahan yang akan dicampur mempersukar proses pencampuran.

  3. Kelarutan Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur satu terhadap yang lainnya,semakin baik pencampurannya.

  4. Viskositas Semakin tinggi nilai Viskositas suatu bahan maka pencampuran semakin lama begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai viskositas suatu zat maka pencampuran semakin mudah. ( Ketaren,1986 ).

2.6. Pengolahan Kelapa Sawit

2.6.1. Stasiun Timbangan (Weight Bridge)

  Timbangan berfungsi untuk menimbang buah yang masuk kedalam pabrik sekaligus untuk menimbang produksi yang diangkut keluar pabrik.Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berat TBS yang akan di proses di dalam pabrik.Jumlah berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto ( berat truk dan buah dan berat truk saja).Penimbangan dilakukan pada saat truk berisi buah yang akan masuk kepabrik dan pada saat truk kosong ( keluar dari loading ramp).Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit PT.MNA adalah maksimal 50 ton.

2.6.2. Stasiun Sortasi

  Sortasi berfungsi untuk memilih buah-buah yang masak yang diterima di PKS.PT.MNA ini.Pembagian rendemen jenis buah berdasarkan : a.

  Berdasarkan Berat Janjangan Jenis Buah Berat Persentase Rendemen

  Dura Tenera Kastrasi <3kg 6% 9% Kecil 3kg s/d 5,99kg 10% 13% Sedang 6kg s/d 11,99kg 14% 17% Besar >12kg 19% 22% b.

  Berdasarkan Varietas Jenis Buah Mesacarps Cangkang Inti Rendemen Dura

  20 25 4- 20mm

  18

  • – 65% – 50mm – 19% Fisifera

  92

  • Tenera

  3

  28

  • – 97% – 8mm – 29%

  60 3 13 -15mm 21- 23%

  • – 96% – 20mm
  • – 8%

  • – 11%
  • – 13%
  • – 16%

  • – 18,5%
  • – 21%
  • – 22%
  • – 21%
  • – 18,5%
  • – 21%
  • – 18%
  • – 20,5%
    • 150

  o

  o

  1.Temperatur :130

  Tahap selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan kedalam lori adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 6 lori berarti 60 ton. Steam yang digunakan untuk merebus adalah BPV header dengan ketentuan sebagai berikut:

  2.6.4. Stsiun Sterilizer

  .pada loading ramp dilengkapi dengan pintu pintu sebanyak 52 pintu dimana samping kiri /kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori.

  o

  TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading ramp.Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan 45

  2.6.3. Stasiun Loading Ramp

  20

  17

  V

  20,5

  18

  IV

  III 18 -18,5% 20,5

  II 19% 21,75

  20,5

  18

  I

  15

  12

  10

  7

  00

  Dura Tenera

  Berdasarkan Fraksi Panen Fraksi Persentase Rendemen

  c 2.waktu sekitar 85-90 menit Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak)

  o

  1.puncak I :dengan tekanan 1,50 bar dengan temperature 120 c dan dilakukan pembuangan kondesat serta tekanan akan kembali seperti semula o. Tujuan pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang daerasi yang terjebak didalam sterilizer, membuang kondensat karena udara adalah konduktor terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktfkan enzim lipase.

  o

  2.puncak 2 :dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 135 C dan dilakukan pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangan kondesat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.

  o

  3.puncak 3 :dengan tekanan 2,8 bar dan temperature 140 C dan dilakukan penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit yang bertujuan mempermudah lepasnya inti dari cangkang.

  2.6.5. Stasiun Tipler

  Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper, dalam hal ini lori yang berisi TBS yang telah direbus dituangkan perlahan-lahan. Alat ini berkapasitas 1 lori saja dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang buah ke bunch scrapper adalah ± 7-8 menit dengan sudut putar 185°C.Untuk menjaga keamanan, tippler dilengkapi beberapa alat penuangan.

  2.6.6. Stasiun Press And Thresser

2.6.6.1.Thresser

  Thresser berfungsi untuk melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan yang dibawa oleh bunch scrapper. Ada 3 buah thresser, thresser 1 dan 2 berfungsi untuk memipil buah yang dibawa oleh bunch scrapper, sedangkan thresser 3 berfungsi untuk memipil berondolan yang masih ada pada janjangan.

  Sebelum masuk ke thresser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar proses pemipilan berjalan dengan sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar yang berfungsi untuk melempar janjangan.Janjangan berada didalam thresser selama ± 3 menit.Putaran thresser adalah ± 23 rpm.

  2.6.6.2. Fruit Elevator

  Alat ini digunakan untuk mengangku buah/berondolan dari fruit bottom cross coveyor ke toop cross conveyor untuk kemudian dibawa ke distribusi conveyor.

  Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.

  2.6.6.3. Digester Digester berfungsi untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah tercacah.

  Tujuan utama digester adalah untuk mempermudah pada saat pengepresan minyak sehingga kelebihan minyak/lossis minyak akan.

  Digester ada 7 buah dengan kapasitas muat sekitar 3 ton, dan kapasitas produksi 15 ton per jam dengan volume 3500 L dan putaran gear box nya 10-11 rpm, putaran motornya 1500 rpm.

  Temperature yang digunakan pada digester adalah 90-95 C berguna untuk mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga meringankan kerja screw press. Faktor yang mempengaruhi kerja digester adalah sebagai berikut:

1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus) 2.

  Volume buah digester 3. Temperature 4. Kematangan buah saat direbus 5. Kondisi digester.

  Pembukaan pintu digester bergantung pada jumlah digester yang dipakai.Pencacahan dilakukan selama 15 menit. Minyak yang terdapat dalam adonan dipisahkan dengan mengalirkannya karena apabila masuk ke dalam screw press akan menurunkan kapasitas pengepresan.

2.6.6.4. Screw Press

  Screw press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging buah. Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic. Tekanannya 43-45 bar.

  Alat ini terdiri dari press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Kapasitas screw press adlah 15 ton /jam ,putaran screw press 10-13 rpm.

  Tekanan kempa diatur oleh 2 buah konus ,berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolis .minyak hasil pressan akan mengalir ketalang oli gutter. Sementara fiber dan nut akan dilewatkanb kadalam CBC dan selanjutnya diproses didepericarper. Oil losses pada screw press max 4% on sample atau 0,64 pada FFB.

2.6.7. Stasiun Kernel

  Buah setelah dilakukan pengepresan di screw press menghasilkan minyak kasar dan ampas press (press cake) yang terjadi dari serabut (fiber) nut. Ampas press (press cake) yang terdiri dari serabut (fiber) nut ini yang di produksi pada stasiun kernel. Untuk mendapatkan produksi kernel yang diinginkan harus melelui tahap proses, unit yang dipakai stasiun ini antara lain sebagai berikut:

  CBC (Cake Break Conveyor) Separating colomn Polishing Drum Destoner Nut silo Ripple Mill LTDS Claybath CM Grading Kernel Silo Kernel Bulk Silo

2.6.7.1. CBC ( Cake Breaker Convayer)

  CBC ( Cake Breaker Conveyor ) terdoro dari satu talang dimana pada bagian tengah terdiri dari diameter talang terdapat as screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah. Alat ini berfungsi untuk : 1.

  Memecah cake ( ampas press ) menjadi fiber dan biji serta menghantarkan ke depericarper.

2. Mengeringkan / mengurangi kadar air fiber sebagai bahan bakar dan untuk memudahkan kerja blower pada depericarper.

2.6.7.2. Polishing Drum

  Polishing drum merupakan suatu alat yang berbentuk silinder, didalamnya terdapat plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding. Alat ini berfungsi supaya fiber halus yang masih melekat pada nut akan terlepas. Putaran Polishing Drum ± 50 rpm. Prinsip kerja pada polishing drum ialah nut yang keluar dari proses derpericarper masuk ke polishing drum, didalam polishing drum nut akan berputar sehingga nut akan berguling- guling pada bagian dinding drum dan jatuh ke nut augher, sedangkan fiber halusnya akan dihisap derpericarper kembali dan diteruskan keboiler melalui fiber cyclone.

  2.6.7.3. Destoner

  Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk membersihkan nut yang diteruskan oleh nut augher. Dimana nut akan dipisahkan dari batu-batu, kayu, besi yang terikut pada proses pengolahan.

  Prinsip kerja pada destoner ialah berdasarkan perbedaan berat dimana berat yang lebih ringan akan terhisap dan naik keatas melalui top wet nut conveyor, sedangkan yang lebih berat seperti besi, batu-batu, kayu dan nut yang besar akan jatuh ke bak penampungan.

  2.6.7.4. Ripple Mill

  Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan nut sehingga mempermudah proses pemisahan antara biji dengan cangkangnya.

  Pada ripple mill terdapat air lock yang berfungsi sebagai pengatur umpan yang masuk keripple mill, dan magnet trap yang berfungsi untuk menangkap besi yang terikut. Setelah dari ripple mill, maka masuk ke bottom CM conveyor, lalu masuk ke cm elevator untuk menghantarkan ke top CM conveyor. Top CM Conveyor berfungsi untuk menghantarkan nut yang telah ke LTDS (Light Tenera Duss Separator).

2.6.7.5. Claybath

  Claybath alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel dengan menggunakan air dan calcium.

  Prinsip kerja Claybath ialah dalam sistem pemisahan cangkang dengan kernel dilakukan dengan perbedaan density ( berat jenis), dimana berat jenis dari cangkang yaitu

  3

  3

  1,15 gr/cm dan berat jenis dari kernel adalah 1,08 gr/cm . Proses ini dilakukan dengan

  3

  menggunakan larutan kalsium karbonat ( CaCo ) dengan berat 1,10gr/cm yang dilarutkan

  3 dengan air dengan perbandingan 1 : 3.

  Dengan penggunaan larutan CaCo

  3 maka yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari

  larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan akan jatuh ke Wet Shell Conveyor dan masuk ke Shell Hopper untuk dijadikan bahan bakar boiler,sedangkan berat jenis yang lebih kecil dari larutan kalsium karbonat akan terapung dan akan jatuh ke Wet Kernel Conveyor. Kemudian kernel yang basah/terapung akan dikirim dengan menggunakan Wet Kernel Elevator dan naik ke Top Wet Kernel Conveyor menuju Silo Kernel.

  Mutu kalsium yang baik untuk digunakan yaitu: 1.

  Berwarna putih 2. Tidak berbuih jika dipakai 3. Baunya normal 4. Tidak berasa

  2.6.7.6. Kernel silo

  Silo kernel adalah alat yang berfungsi sebagai pemanasan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada kernel. Suhu yang digunakan pada kernel silo ialah 60 C C.

  • – 80 Prinsip kerja pada kernel silo ialah dengan steam heater yang dihembuskan oleh fan kedalam ruang kernel silo. Temperatur udara yang dihembuskan kebagian atas, tengah, dan bawah kernel silo berbeda-beda.Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu:

  C Untuk bagian atas 60

  C Untuk bagian tengah 70

  C Untuk bagian bawah 80 Hal ini menyebabkan udara panas dapat terbagi secara merata didalam ruang kernel silo.

  Pengeringan pada kernel silo dilakukan selama ± 4 jam, dengan pemberian panas yang kontiniu diharapkan akan mengurangi kadar air ± 90%. Sehingga kadar air pada kernel yang akan dimasukkan kedalam kernel bulk silo yaitu ± 7-8%. Setelah kadar air pada kernel berkurang,kernel akan masuk ke Dry Kernel Conveyor dan dikirim dengan menggunakan Dry Kernel Pneumatic Transport menuju kernel bulk silo.

  2.6.7.7. Kernel Bulk Silo

  Kernel Bulk Silo sering disebu Bunker dan Kernel produksi yaitu sebagai tempat penyimpanan terakhir kernel sebelum dikirim ke PK Plant dan despact by truck untuk diolah sebagai PKO (Palm Kernel Oil).

2.7. Kalsium Karbonat (CaCO 3 )

  Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak,melebur pada suhu 845 c.Kalsium terserang oleh oksigen atmosfir dan udara lembab,pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau kalsium hidroksida dan hydrogen.

  2+ 2-

  Ca + CO

  3 CaCO

  3 Endapan

  Dengan mendidihkan larutan maka endapan menjadi bentuk kristal.Endapan larut dalam air yang mengandung karbonat berlebih (misalnya air soda yang baru dibuat),karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut.

  • 2+

  3 H

  • CaCO

  2 O + CO

  2 Ca + 2HCO

  3 Dengan mendidihkan endapan muncul lagi,karena karbondioksida keluar selama proses itu

  sehingga reaksi berlangsung kearah kiri.Endapan larut dalam asam asetat :

  • 2+

  CaCO

  3 + 2H Ca + H

  2 O +CO

  2 2+ -

  CaCO + 2CH COOH Ca + H O + 2CH COO

  3

  3

  2

  3 2+

  Sebagai kation kesadahan Ca selalu berhubungan dangan anion alkali.

  • Kalsium dapat bereaksi dengan HCO

  3 akan membentuk garam karbonat yang larut sampai

  batas kejenuhan dimana titik jenuh berubah dengan nilai pH.Bila titik jenuh didahului terjadi endapan CaCO

  3 dan membentuk kerak yang terlihat pada dinding pipa.Namun dalam proses

  pelunakan keadaan ini harus dibuat,dimana titik jenuh didahului terjadinya endapan CaCO

  3 dalam keadaan tidak jenuh akan terjadi reaksi yang mengakibatkan kerak pada pipa.

  Prinsip Pemisahannya :

  Berdasarkan perbedaan berat jenis,dimana kernel yang memiliki berat jenis lebih rendah dari pada cangkang akan diikat oleh suspensi CaCO kemudian

  3

  mengapung,sedangkan cangkang yang memiliki berat jenis lebih besar akan diikat oleh suspensi CaCO

  3 kemudian tenggelam.

  Claybath separator di desain untuk memisahkan antara kernel dan cangkang yang bercampur,dengan menggunakan air dan kalsium karbonat (CaCO

  3 ) untuk proses

  pemisahannya.Uji pengendapan dan pengapungan dilakukan terhadap setiap perbandingan penggunaan kalsium karbonat (CaCO

  3 ) dan air.

  Berat jenis untuk kernel basah sekitar 1,09 sedangkan untuk cangkang 1.15 dan bila larutan campuran kalsium karbonat mempunyai berat jenis 1,12-1,14 maka kernel akan terapung kernel akan terapung dan cangkang akan tenggelam.Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan densitimeter.

  (M.Ponten Naibaho.1996)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

19 112 45

Pengaruh Perbandingan Kalsium Karbonat (CaCo3) dan Air (H2O) Terhadap Proses Pemisahan Kernel dan Cangkang pada Unit Claybath di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

239 1057 65

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

3 50 61

Pengaruh Temperatur Terhadap Kadar Air Dalam Inti Sawit Pada Unit Kernel Silo Di Stasiun Kernel Di PKS PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

44 136 45

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Ampas Press (Second Press) Terhadap Oil Content di Palm Kernel Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

0 3 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Waktu dan Tekanan Terhadap Oil Content Cake pada Niagara Filter di PT. Multimas Nabati Asahan

0 1 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agrobisnis Kelapa Sawit - Pengaruh Suhu Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas pada Tangki Penimbunan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

1 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Terhadap Effisiensi Persentase Pasir pada Unit Sand Cyclone di Pabrik Kelapa Sawit Multimas Nabati Asahan

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa Sawit - Pemisahan Stearin dan Olein pada RBDPO dengan Filterpress di PT. SMART Tbk

0 2 22