T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Deskripsi Objek Penelitian

SMA Kristen 1 Salatiga, berdiri pada tanggal 1 juni 1951
oleh perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara
(PPKJTU) yang kemudian mulai September 1955 berubah nama
menjadi Yayasan perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya
SMA Kristen 1 Salatiga di Jln. Dr. Sumardi No.5 Salatiga yang
sekarang menjadi gedung sinode.
Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan
kotamadya, nomor 47, dengan bangunan semi permanen dan terdiri
atas 8 ruang kelas. Sebelum pindah di jalan kotamadya, SMA
Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri, yang
terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai
sekarang, SMA Kristen 1 menempuh lokasi di jalan Osamaliki
no.32 Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo – Semarang.
Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah

mengalami beberapa kali perubahan status yakni sejak tahun 1954
berstatus “bersubsidi”, tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah
status menjadi “diakui”, tahun 1986 sampai tahun 2004 berstatus
disamakan, kemudian pada bulan April 2004 terakreditasi A
dengan nilai 94, dan terakhir pada bulan juli 2007 terakreditasi A
(amat baik) dengan nilai 95,85. Tahun 2008/2009 dipercaya oleh
pemerintah menjadi sekolah Rintisan Kategori Mandiri (RSKM)
hingga saat ini memasuki tahun ke-4.
SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami pasang surut. “
Academic Input” rendah hal ini terjadi pada 10 tahun terakhir.
Puncak permasalahannya pada akhir tahun pelajaran 2004/2005,
yang terkait dengan permasalahannya internal. Ketidak lulusan
tinggi pada ujian utama (36,59 %) dan 73 tidak lulus dari 200
siswa mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun,
1

hal ini Nampak pada jumlah pendaftaran PPDB menurun sampai
33 % . dengan melihat berbagai macam tantangan yang ada seperti
akademik input semakin rendah, citra di masyarakat menurun, dan
persaingan yang begitu ketat dengan penduduk yang jumlahnya

171.065 jiwa dengan memiliki jumlah SMA yaitu 3 Negeri, 7
Swasta dan 19 SMK serta SMA di kabupaten Semarang yang dekat
cukup banyak, bahkan ada juga 2 sekolah yang sudah tutup.
SMA Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu lembaga
pendidikan menengah atas, berusaha ikut serta dalam upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Mulai tahun pelajaran
2008/2009 dipercaya oleh pemerintah sebagai Rintisan Sekolah
Kategori Mandiri (RSKM). Saat ini memiliki 20 rombel, berisi
rata-rata antara 28-36 peserta didik. Memiliki 3 jurusan yakni IPA,
IPS, dan Bahasa Mandarin kelas XII yang masih menerapkan
KTSP serta MIA, IIS dan IBBUD untuk kelas X dan XI yang
berada pada level menengah ke bawah, namun ditunjang oleh
semangat pelayanan tenaga pendidik yang potensial dan didukung
oleh sarana prasarana yang relative memadai maka dapat
dihasilkan output yang relatif bagus.
Sampai saat ini berbagai prestasi akademik maupun nonakademik telah berhasil diraih, namun masih belum seimbang
antara prestasi akademik dengan non akademik, serta penghayatan
nilai-nilai karakter oleh warga sekolah. Oleh karena itu berbagai
upaya terus dilakukan antara lain revisi Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah, pembimbingan khusus terhadap mata pelajaran

olympiade, penyelenggaraan tes untuk penelusuran bakat, minat,
potensi dan peserta didik, penyelenggaraan layanan klinik
pembelajaran serta membangun kerjasama dengan perguruan
tinggi dan lembaga kursus Sha Hua dalam proses pembimbingan
peserta didik. Selain itu proses mengajar yang aktif, kreatif,
educative dan menyenangkan dengan berbekal life skill serta syarat
dengan nilai-nilai karakter baik karakter Kristiani maupun karakter
budaya bangsa serta selalu memperhatikan karakteristik dari setiap
peserta didik harus terus menerus diwujudkan.

2

Upaya meningkatkan prestasi peserta didik harus terus
dilakukan oleh sekolah dengan memanfaatkan fasilitas dan SDM
sekolah yang ada. Seiring dengan itu sekolah juga terus berupaya
untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan. Upaya-upaya tersebut terus dilakukan,
dengan harapan kualitas dan layanan pendidikan di SMA Kristen 1
dapat terus ditingkatkan, sehingga lembaga ini tetap terus eksis
untuk mewujudkan Visi, Misi serta senantiasa dapat berperan

menjadi patner pemerintahan dalam upaya mencerdasakan Anak
Bangsa.
4.1.1. Dasar Pengembangan Institusi
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi didiknya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demogratis serta bertanggung jawab. Seiring dengan
hal tersebut, agar bangsa Indonesia mampu berperan dalam

persaingan global, maka kita harus mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
SMA Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu lembaga
pendidikan menengah atas berusaha ikut serta dalam upaya
meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Upaya meningkatkan
mutu di sekolah telah di tempuh berbagai cara baik melalui
3

dukungan dari berbagai pihak antara lain dari Yayasan, Komite
Sekolah, Alumni serta Pemerintah maupun upaya secara terus
menerus memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan seperti
tertuang dalam PP 19 Tahun 2005.
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Kristen 1 Salatiga Visi
Sekolah
Berkarakter, Berprestasi, serta Peduli Lingkungan Atas
Kesadaran diri Berdasarkan Firman Tuhan.
Misi
a. Meningkatkan pembinaan kerohanian secara intensif melalui
b.
c.

d.

e.

f.
g.
h.

i.

pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah.
Menumbuh kembangkan karakter Kristiani melalui berbagai
kegiatan dan pelayanan.
Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai
karakter dan budaya bangsa serta kasih Kristus.
Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi
religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas melalui
kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai
upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan
yang bermartabat.

Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai
kegiatan dan pembiasaan di sekolah.
Menerapkan strategi-strategi untuk mewujudkan sekolah
Adiwiyata.
Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi
dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri.
Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan
memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang
memadai dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran.
Memfasilitasi peserta didik agar dapat
menumbuh
kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
4

Menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian
prestasi bidang akademik maupun non akademik.
k. Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,kreatif, dan
menyenangkan ( joyfull learning) dengan dukungan sumber

belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum 2013.
j.

Tujuan
Tujuan pendidikan pada sekolah/lembaga SMA Kristen 1
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Agar warga sekolah lebih mampu menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai Kekristenan yang diimani dalam
kehidupannya.
b. Agar warga sekolah menjadi pribadi yang berkarakter
Kristiani.
c. Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti, berdisiplin
tinggi, beriman, trampil berolah ilmu pengetahuan, berolah
seni, serta trampil berkomunikasi dengan sarana teknologi
informasi dan bahasa asing.
d. Mengupayakan pencapaian prestasi pada berbagai bidang,
baik bidang akademik maupun non akademik.
e. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sesuia dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang dilandasi oleh semangat
pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.

f. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan
diri/ekstrakulikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat
siswa.
g. Mengupayakan terwujudnya budaya sekolah dalam rangka
mendukung tercapainya visi, misi sekolah yang terangkum
dalam semboyan/motto sekolah yakni education for Liberty,
Development and Dignity (Pendidikan untuk kemandirian,
tumbuh kembang dan martabat).
h. Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai bidang baik
bidang akademik maupun non akademik.
i. Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.
5

j. Mewujudkan sekolah Adiwiyata.

4.1.3. Struktur Organisasi SMA Kristen 1 Salatiga
Menurut Swastikalia (2012:4) struktur organisasi sekolah
adalah “struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau
pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah

yang strategis. Yang menetapkan bagaimana tugas pekerja dibagi,
dikelompokkan, dan dikordinasikan secara formal. Pada struktur
organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja
yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, tingkat
manejemen dan saluran komunikasi. Berikut ini merupakan
gambar struktur organisasi dari SMA Kristen 1 Salatiga.

6

Gambar 4.1 struktur organisasi SMA Kristen 1 Salatiga secara
Operasional Tahun pelajaran 2012/2013. (Sumber SMA Kristen 1
Salatiga).

Dalam menjalankan pendidikan di SMA Kristen 1 Salatiga,
setiap pihak dalam organisasi memiliki tugas yang diatur dalam
SOP dan pedoman kerja, dengan demikian pihak yang dimaksud
akan menjalankan tugasnya berdasarkan job description yang ada
pada setiap bidang, coordinator, person sebagai tolak ukur dan
evaluasi kinerja untuk kemajuan sekolah.


4.2.

Perencanaan Pendidikan Karakter

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah SMA
Kristen 1 Salatiga sekolah sudah membuat perencana yang baik
dengan harapan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter
dapat tercapai sesuia dengan yang diharapkan hal ini dapat dilihat
dari Visi, Misi, dan Tujuan sekolah yang disusun dengan
mengutamakan karakter kristiani dan karakter budaya bangsa di
dalamnya dengan harapan dalam mengimplementasi pendidikan
karakter berjalan sesuai dengan yang diharapkan, selain itu juga
kebijakan yang di ambil sekolah sesuia dengan Visi, Misi dan
Tujuan yang sudah di susun.
Sekolah tidak hanya menyusun Visi, Misi dan Tujuan
pencapaian tetapi sekolah juga membuat program kerja yang
didalamnya mencakup semua program yang harus dikerjakan
dalam hal ini kepala sekolah, guru, staff, siswa, orang tua dan
komite sekolah. Dengan harapan sekolah memiliki rencana yang
jelas apa yang akan dikerjakan selama satu tahun kedepan dan
sasaran apa yang harus dicapai selama satu tahun kedepan.

7

Hal yang dilakukan sekolah selama ini dalam menyusun
perencana sudah sesuai dengan 5 unsur yang dijelaskan Slameto
(2009:26-27) antara lain :
a. Purpose yaitu tujuan yang akan dicapai. Tujuan ini harus
dirumuskan secara jelas, terperinci dan operasional.
b. Policy yaitu strategi atau cara untuk mencapai tujuan.
c. Procedure yaitu sistem komunikasi yang ada dalam
organisasi. Yang dimaksud di sini adalah jalur-jalur
komunikasi sebagai akibat adanya pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab.
d. Progress yaitu gambaran tentang tahap-tahap pencapaian
tujuan.
e. Program yaitu uraian lebih rinci dan operasional tentang
kegiatan sehari-hari dalam rangka kegiatan pelaksanaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bagian
kurikulum dan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga dan hasil
dokumen diketahui bahwa sekolah tidak hanya membuat
perencanaan yang sudah disebutkan di atas tetapi sekolah juga
melakukan perencana dalam pembuatan RPP yang mencantumkan
didalamnya pendidikan karakter. Sekolah merancang RPP
(Rencana Program Pembelajaran) berdasarkan dengan arahan dari
dinas pendidikan di sesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam
mengembangkan RPP di sekolah.
Tahap-tahap yang dilakukan sekolah dalam menyusun
perencanaan pendidikan karakter di sekolah dalam penyusunan
RPP adalah sebagai berikut:
1. Standard pengembangan silabus yang didalamnya mencakup
standard kompetensi dasar, standard isi, materi pembelajaran,
pemetaan kompetensi, pengembangan kegiatan pembelajaran,
merumuskan indicator pencapaian kompetensi, penentuan jenis
penilaian, menentukan alokasi waktu dan menentukan sumber
belajar.
2. Standard pengembangan indikator yang terdiri dari indikator
pencapaian kompetensi dan indikator penilaian.
3. Standard pembuatan rencana proses pembelajaran.
8

4. Standard proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan

pendahuluan ( 10 menit dari alokasi waktu), kegiatan inti
(eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 75 menit dari alokasi
waktu) dan kegiatan penutup.
5. Standard penilaian kelas kurikulum berbasis kompotensi
yang terdiri dari: teknik penilaian untuk kerja, penilaian sikap,
penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
portofolio dan penilaian diri.
6. Standard penulisan butir soal terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut: menentukan tujuan tes, menentukan
kompetensi yang akan diujikan, menetukan materi
yangdiujikan, menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan
kompetensi materi dan bentuk penilaiannya, menyusun kisikisi, menulis butir soal, merakit soal menjadi perangkat tes,
menyusun pedoman penskoran, dan perbaikan soal
berdasarkan hasil analisis.
Perencanaan yang dilakukan oleh sekolah dalam menyusun
RPP sudah berjalan dengan sangat baik karena semua guru sudah
membuat rencana pembelajaran sesuai dengan standard dari
pemerintah dan dikembangkan oleh sekolah sendiri di sesuaikan
dengan kondisi di sekolah, hasil tersebut dikumpulkan kepada
kepala sekolah untuk dikoreksi apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan oleh sekolah.
4.3.

Implementasi Pendidikan Karakter

Implementasi pendidikan karakter di SMA Kristen 1
Salatiga akan dibahas dari bagaimana pendidikan karakter dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, di luar kelas dan pembudayaan
karakter di sekolah.
4.3.1. Deskripsi Pendidikan Karakter Di dalam Kelas
Hasil dokumentasi, observasi, wawancara, dan angket
menunjukkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah melakukan
9

pendidikan karakter dalam kelas dengan baik. Hal tersebut dapat
dilihat dalam uraian dibawah ini.
Berdasarkan dari hasil dokumentasi diketahui bahwa dalam
tahap perencanaan mata pelajaran PKn, Agama, BK , Pendidikan
Jasmani olahraga dan kesehatan telah memasukkan pendidikan
karakter dalam silabus dan RPP mereka sesuai dengan sosialisasi
kepala sekolah. Guru mata pelajaran PKn, Agama, Bimbingan
Konseling, dan Pendidikan Jasmani dan olahraga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru
Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani dan olahraga, Agama dan
Bimbingan Konseling, diketahui bahwa guru Pendidikan
Kewarganeraan, Pendidikan Jasmani dan olahraga, Agama dan
Bimbingan Konseling telah memasukkan nilai-nilai karakter
kedalam pelajaran. Guru Pendidikan Kewarganegaraan selalu
mengutamakan pembentukan disiplin, religius, kepatuhan terhadap
aturan sosial, tanggung jawab, kejujuran, peduli teman, berani
bertanya, menyampaikan pendapat dan tidak mudah terpengaruh
hal negatif. Guru Pendidikan Jasmani dan olahraga mengutamakan
karakter sportif, mencoba atau berusaha, menolong teman,
menghargai teman, keberanian, tidak mudah menyerah,
memelihara tubuh agar tetap sehat dan bertanggung jawab. Guru
Agama mengutamakan nilai kejujuran, sopan santun, kerja keras,
mengasihi musuh, rela berkorban, tidak kuatir, setia dan
bertanggung jawab, dan Guru Bimbingan Konseling
mengutamakan karakter perubahan sikap, optimis, bertanggung
jawab, disiplin, menghargai teman dan nilai kejujuran.
Guru Pendidikan kewarganegaraan, Agama, Bimbingan
Konseling dan Pendidikan Jasmani dan olahraga juga menerapkan
beberapa strategi atau metode, untuk memasukkan pendidikan
karakter dalam strategi diskusi dan Tanya jawab agar terbentuk
karakter musyawarah. Guru kewarganegaraan selalu mengawali
dan mengakhiri pelajaran dengan berdoa agar siswa menjadi
religius. Kedisiplinan siswa dibentuk dengan strategi keteladanan
guru yaitu mencontohkan kepada murid untuk datang tepat waktu.

10

Guru Pendidikan Jasmani menggunakan strategi dengan
menerapkan metode pengajaran seperti: cerama, penugasan,
pendekatan dan demonstrasi (pendidikan aktif, kreatif, dan
menyenangkan) yang membuat siswa aktif, misalnya dengan
membentuk kelompok untuk membentuk karakter komunikatif,
kerjasama. Demonstrasi siswa dapat mempraktekkan langsung
pelajaran yang sudah ditentukan. Selain itu guru Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga juga memberikan pujian kepada siswa yang
berprestasi dan memasukkan anak ke tempat kursus untuk
mengembangkan bakatnya dan memotivasi siswa agar lebih sportif
dalam melakukan gerakan sesuia dengan petunjuk dengan benar.
Guru Agama menerapkan strategi dengan metode ceramah
agar siswa dapat mengerti materi yang akan menjadi bahan saat
ulang harian maupun semesteran selain itu guru juga
menggunakan metode permainan agar siswa aktif dan tidak merasa
jenuh dalam belajar, nonton film-film Rohani sesuai materi.
Guru bimbingan konseling menerapkan metode drama agar
siswa dapat memerankan peran sesuia dengan peran yang sudah
ditentukan dan menggunakan metode Tanya jawab agar siswa aktif
dalam kelas yang bisa memunculkan sikap percaya diri pada anak.
4.3.2. Pendidikan Karakter Di Luar Kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
diketahui bahwa Visi dari SMA Kristen 1 Salatiga Adalah
“Berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran
diri berdasarkan Firman Tuhan dan Misi SMA Kristen 1 Salatiga
adalah :
a. Meningkatkan pembinaan kerohaniaan secara intensif
melalui pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah.
b. Menumbuhkembangkan karakter kristiani melalui berbagai
kegiatan dan pelayanan.
c. Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai
karakter budaya bangsa serta kasih kristus.

11

d. Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi

religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektual melalui
kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
e. Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai
kegiatan dan pembiasaan di sekolah.
f. Menerapkan strategi-strategi untuk mewujudkan sekolah
Adiwiyata.
g. Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi
dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri.
h. Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan
memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang memadai
dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran.
i. Memfasilitasi peserta didik agar dapat
menumbuh
kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
j. Menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian
prestasi bidang akademik maupun non akademik.
k. Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,kreatif, dan
menyenangkan ( joyfull learning) dengan dukungan sumber
belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Adapun aturan sekolah di atur dalam standar operasional
pelayanan yang dibuat oleh guru bagian kesiswaan. Adapun
aturan-aturan yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga adalah:
a. Kegiatan sekolah berlangsung selama 5 hari kecuali hari
libur mulai dari hari senin sampai hari jumat. Hari senin pk
07.00 s/d 15.05, selasa s/d kamis pkl 07.00-14.45 dan hari
jumat pkl 07.00 – 11.25 WIB disambung ibadah tutup pekan
11.25-11.45. dan bersih kelas oleh kelompok piket pkl 11.45
sampai selesai.
b. Kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran
diharapkan siswa hadir sebelum bel masuk berbunyi. Waktu
pembelajaran berlangsung 45 menit.

12

c. Pergantian

pembelajaran. Bel pergantian pembelajaran
dibunyikan setiap 45 menit selama waktu belajar dan waktu
istirahat.
d. Mengakhiri PBM pada jam terakhir PBM. Pada hari senin
PBM berakhir pkl 15.05, selasa s/d kamis berakhir pkl 14.45
dan hari jumat berakhir pkl 11.55.
e. Hari besar Nasional dan Keagamaan. Setiap siswa di
wajibkan untuk ikut seluruh kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan sekolah termasuk upacara bendera.
f. Kegiatan pengembangan. Setiap siswa diwajibkan mengikuti
minimal 1 kegiatan pengembangan diri diluar kegiatan
pengembangan diri wajib(BK dan pramuka).
g. Pakaian sekolah. Siswa wajib memakai seragam sekolah yang
sudah ditentukan oleh sekolah. Peserta didik dilarang memakai
make up, cat kuku dan rambut gondrong.
h. Kehilangan dan kerusakan. Kehilangan barang pribadi
tanggung jawab setiap siswa sedangkan secara moral tanggung
jawab sekolah.
i. Kegiatan 10 K. peserta didik seluruh komponen sekolah
wajib melaksanakan dan membiasakan diri dengan gerakan 10
K. antara lain : Menjaga kerapian pakaian, Membiasakan
salam, senyum dan sapa diantara warga sekolah termasuk
kepada tamu, Menjaga sikap kekeluargaan diantara semua
warga sekolah, Menjaga kebersihan lingkungan baik didalam
kelas, lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah,
membudayakan gerakan 3R , hemat energi, hemat sumber daya
alam dan tindakan mitigasi, meletakkan sampah pada
tempatnya, memelihara dan merawat sarana dan prasarana
sekolah, Ikut menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan
termasuk merawat tumbuhan di lingkungan sekolah,
melaksanakan kegiatan Jumat bersih oleh petugas piket kelas
dan Bakti sosial untuk kebersihan diluar lingkungan sekolah
sesuai dengan program sekolah.

13

j. Penghargaan prestasi. Siswa yang berprestasi baik prestasi

akademik maupun non akademik akan menerima penghargaan
dari sekolah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap kepala
sekolah diketahui bahwa pendidikan karakter di sekolah telah
dilaksanankan di SMA Kristen 1 Salatiga. Sosialisasi pendidikan
karakter terhadap guru dan staff telah dilakukan dan salah satu
buktinya guru-guru telah memasukkan nilai-nilai pendidikan
karakter ke dalam silabus dan Rencana Program Pembelajaran
(RPP). Sosialisasi terhadap orang tua, siswa dan komite sekolah
telah dilaksanakan, pelaksanaannya setiap awal tahun ajaran baru.
Sekolah mengundang orang tua siswa dan komite sekolah untuk
sosialisasi program adapun program yang disosialisasikan adalah
program rutin sekolah dan program baru sekolah yang mencakup
didalamnya program pendidikan karakter.
Strategi yang dilakukan sekolah dalam pencapaian Visi,
Misi dan Tujuan sekolah adalah setiap awal pelajaran guru
membuka dengan doa dan renungan singkat selama 10 menit yang
dipimpin oleh guru yang mengajar. Selain itu setiap hari jumat di
adakan ibadah tutup pekan yang dipimpin oleh siswa sendiri di
bawah binaan guru agama. Selain siswa yang melakukan ibadah
tutup pekan kepala sekolah, guru dan karyawan juga melaksanakan
ibadah tutup pekan yang dipimpin oleh kepala sekolah atau guru
yang mewakili. Selain itu dalam rangka kebersamaan dan
perbaikan sekolah, kepala sekolah selalu melakukan evaluasi di
akhir pelajaran setiap hari atau perwakilan dari kepala sekolah
ketika kepala sekolah berhalangan untuk mendengarkan masukan
dari para guru atau keluhan oleh para guru tujuannya untuk
kemajuan sekolah.
Semua kebijakan sekolah berdasarkan pada visi, misi dan
tujuan sekolah yang akan dicapai kedepan. Selain kebijakan
sekolah semua proses pendidikan juga dilakukan sesuai dengan
aturan yang ada baik aturan dinas pemerintah dan yayasan.

14

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sekolah telah
mengimplementasikan peraturan sekolah dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari siswa yang datang tepat waktu walaupun masih
ada siswa yang terlambat karena rumahnya jauh dari sekolah
misalnya dari ungaran, ampel dan boyolali. Siswa yang berpakaian
rapi, melakukan upacara bendera, ibadah akhir pekan dan
melaksanakan pembiasaan salam senyum dan sapa, walaupun
masih ada siswa yang tidak melakukan pembiasaan salam, senyum
dan sapa tetapi secara keseluruhan SMA Kristen 1 Salatiga sudah
melakukan peraturan sekolah dengan baik karena anak yang bolos
sudah menurun, pencurian seperti helm sudah tidak ada lagi dan
merokok sudah tidak ada lagi.
4.3.3. Pembudayaan Karakter Di Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara, dan observasi diketahui
bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah melakukan pembudayaan
pendidikan karakter dengan baik diantaranya dengan melakukan
pengkondisian yang mendukung pendidikan karakter, pembiasaaan
nilai-nilai karakter melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kegiatan keteladanan dan pengembangan karakter siswa.
Penghargaan dan pemberdayaan siswa sudah dilaksanakan
dengan melaksanakan lomba-lomba yang memberdayakan siswa
misalnya lomba kebersihan antar kelas, lomba memelihara
tanaman bunga, lomba puisi, lomba membuat surat pada saat harihari besar nasional dan keagamaan. Sekolah juga melakukan
pengkondisian dengan akumulasi pelanggaran siswa. Akumulasi
pelanggaran siswa yang terbanyak di lakukan teguran lisan, tulisan
dan pemanggilan orang tua siswa dan membuat pernyataan, Ketika
siswa masih melakukan pelanggaran maka siswa akan di keluarkan
dari sekolah. Siswa yang mendapatkan prestasi dari segi akademik
maupun non akademik juga diberikan semacam uang pembinaan
atau beasiswa prestasi sebagai penghargaan kepada siswa.
Menurut wawancara dengan kepala sekolah dan guru,
pembiasaan melalui kegiatan rutin juga diadakan SMA Kristen 1
Salatiga yaitu dengan memasukkan 6 nilai karakter (religius,
15

kedisiplinan, peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, kegiatan
keteladanan dan cinta tanah air) sesuai dengan pedoman
pelaksanaaan pendidikan karakter.
a. Nilai religius berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dimulai.
Berdoa dan renungan singkat selama 10menit dipimpin oleh
guru, ibadah tutup pekan setiap hari jumat yang dipimpin oleh
siswa dibawah bimbingan guru agama dan ibadah tutup pekan
dilakukan oleh guru, karyawan sekolah yang dipimpin oleh
kepala sekolah dan guru yang mewakili dilakukan setiap hari
jumat ketika siswa sudah pulang.
b. Nilai kedisiplinan: mengabsen siswa dan memberi sanksi
kepada siswa yang terlambat dan siswa yang tidak masuk tanpa
keterangan.
c. Nilai peduli lingkungan: mengadakan piket kelas dengan
membersihkan sekolah setelah ibadah akhir pekan dan lomba
kebersihan saat hari-hari besar.
d. Nilai peduli sosial: persembahan setiap ibadah tutup pekan
diberikan kepada siswa yang tidak mampu melalui beasiswa.
e. Nilai kejujuran: memotivasi siswa untuk berlaku jujur yaitu
dengan menanamkan kejujuran kepada siswa dan sekolah
menyediakan toko kejujuran yaitu siswa belajar mengambil
barang sendiri dan membayarnya sendiri.
f. Nilai cinta tanah air: upacara setiap hari senin, saat hari-hari
besar nasional.
Sekolah juga melakukan pengembangan karakter siswa
dalam beberapa kegiatan yaitu kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan
terprogram, kegiatan nasionalisme dan kegiatan outdoor learning
sebagai berikut.
a. Kegiatan terprogram
Kegiatan terprogram yang dilaksanakan oleh SMA Kristen 1
Salatiga berupa upacara bendera setiap tanggal 17 agustus,
Ibadan natal yaitu ibadah padang yang diadakan saat paskah
dan natal yang diikuti oleh semua guru dan karyawan. Sekolah
juga mengadakan lomba setiap hari-hari besar nasional
16

misalnya hari kartini siswa mengikuti lomba kebersihan kelas,
lomba memelihara bunga, lomba menulis surat, puisi dan lainlain.
b. Kegiatan Nasionalisme
Sekolah juga mengembangkan karakter nasionalisme siswa
dengan mengadakan upacara pada hari besar nasional.
c. Kegiatan outdoor Learning
Sekolah juga melakukan kegiatan belajar diluar kelas yaitu
belajar di bali dalam hal budaya, belajar di industri yang
berkaitan dengan materi misalnya kimia, belajar di kopeng
yang berkaitan dengan biologi dan kunjungan ke industri yang
berkaitan dengan profesi.
d. Kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bagian
kesiswaan dan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga
diketahui bahwa sekolah juga melakukan pengembangan
karakter siswa dengan mengadakan kegiatan ekstrakuler siswa
wajib mengikuti kegiatan ekstrakulikuler minimal 1 kegiatan.
Ekstakulikuler yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga antara lain:
Dance / Cheer leader, Basket, Volly, Marching ban, Jurnalistik,
Pramuka, Paduan suara /VG, English Club, KIR, Robotik
PKS/PMR, Broadcasting, Cinematograf & Fotografi, Karate
Bim.Olympiade, Paskibra dan Band. Ekstrakulikuler ini dinilai
telah dapat mengembangkan karakter siswa misalnya dalam hal
olahraga membentuk karakter disiplin, pengembangan diri, jati
atlet dan menghargai tubuh sendiri dengan menjaga kesehatan.
Selain olahraga kegiatan marching ban mengembangkan
karakter belajar disiplin, bekerja sama dalam team dan
bertanggung jawab. Implementasi pendidikan karakter dalam
kegiatan ekstrakulikuler adalah disiplin, kepemimpinan,
kerjasama dalam team, kejujuran dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa SMA Kristen
1 Salatiga telah melakukan pembudayaan karakter di sekolah. Hal
ini dapat dilihat pada table sebagai berikut:
17

Tabel 4.2
Hasil Observasi Pembudayaan Karakter Di SMA Kristen 1
Salatiga
N Aspek
Indikator
Hasil Pengamatan
o
1
Pengkondisi Sarana
UKS, Laboratorium (TI,
an sekolah
Prasarana
Fisika, Kimia dan biologi),
mendukung
tempat sampah (dalam
pendidikan
kelas maupun diluar kelas),
karakter
slogan pendidikan karakter
(area dilarang merokok),
madding,
papan
pengumuman
dan
perlengkapan kebersihan.
Lingkungan
Kebersihan dan kerapian
yang
ruang kepala sekolah, ruang
menunjang
guru, ruang BK, ruang tata
pendidikan
usaha dan ruang kelas
karakter
Karapian halaman parkir
sekolah.
Kebersihan
halaman
sekolah yang hijau dan
terawat.
2

Kegiatan
rutin

Religius

Kedisiplinan
Peduli
lingkungan
Peduli sosial
18

Memulai pelajaran dengan
berdoa
dan
renungan
singkat
Ibadah tutup pekan setiap
hari jumat
Membuat catatan kehadiran
dan datang tepat waktu
Piket kelas
Bakti sosial

Kejujuran
Cinta tanah air

3

Kegiatan
spontan

Religius

Kedisiplinan

Peduli
lingkungan
Peduli sosial

Kejujuran

4.

Kegiatan
keteladanan

Religius

19

Transparansi
laporan
keuangan
Upacara bendera setiap tgl
17
Menyanyikan
lagu
Indonesia raya dan hormat
bendera setiap upacara
rutin.
Memperingatkan
siswa
yang tidak melaksanakan
ibadah bersama
Memperingatkan
siswa
yang terlambat
Memperingatkan
siswa
yang tidak berpakaian rapi
Saat jabat tangan sebelum
masuk
sekolah
guru
melakukan
pengecekan
kerapian
rambut
dan
kerapian berpakaian.
Memperingatkan
siswa
yang membuang sampah
sembarangan
Mengumpulkan sumbangan
bila siswa sakit atau orang
tua siswa yang meninggal
dan hasil dari persembahan
ibadah
tutup
pekan
disumbangkan
kepada
siswa yang tidak mampu.
Memperingatkan siswa bila
ada siswa yang menyontek
saat ujian
Guru berdoa bersama siswa
sebelum memulai pelajaran.

Kedisiplinan

Peduli
lingkungan
Peduli sosial

Kejujuran

Cinta tanah air

5

Sikap siswa

Religius

20

Guru melaksanakan ibadah
tutup pekan bersama siswa
Guru ikut ibadah padang
yang diadakan setiap hari
paskah dan natal
Guru datang tepat waktu.
Guru
memulai
dan
mengakhiri pelajaran tepat
waktu
Guru memakai pakaian rapi
Guru tidak mewarnai kuku.
Guru tidak merokok
Guru membuang sampah
pada tempatnya.
Guru bersikap ramah
Guru
mengumpulkan
sumbangan ketika ada anak
yang sakit dan orang tua
siswa yang meninggal
Persembahan dari guru dan
karyawan saat ibadah tutup
pekan diberikan kepada
siswa yang tidak mampu.
Guru
memberikan
penilaian yang obyektif
kepada siswa
Guru melakukan upacara
bendera bersama siswa
setiap hari senin
Guru ikut menyanyikan
lagu nasional saat upacar
bendera
Siswa melakukan ibadah
dan
renungan
singkat
bersama sebelum memulai

Kedisiplinan

Peduli
lingkungan

Peduli sosial

Kejujuran

Cinta tanah air

Sumber: Data Primer
21

pelajaran
Siswa melakukan ibadah
bersama tutup pekan
Siswa melakukan ibadah
padang saat paskah dan
natal.
Siswa datang tepat Waktu
Siswa berpakaian rapi
Siswa tidak memakai cat
kuku dan rambut gondrong
pada siswa cowok.
Siswa menjaga kebersihan
toilet
Siswa menjaga kebersihan
kelas
Siswa meminta sumbangan
untuk teman yang sakit atau
terkena musibah.
Siswa mengerjakan soal
ujian dengan jujur atau
tidak menyontek.
Siswa mengambil barang
yang ada di toko kejujuran
yang
disediakan
oleh
sekolah dan membayarnya
dengan jujur
Siswa melakukan upacara
bendera tiap tgl 17
Siswa mengikuti upacara
rutin setiap hari senin
Siswa menyanyikan lagu
nasional dengan baik dan
benar.

Berdasarkan nilai-nilai karakter disekolah meliputi
pengkondisian yang mendukung pendidikan karakter, pembiasaan
perilaku yang mencerminkan nilai karakter lewat kegiatan rutin,
spontan, keteladanan, pengembangan karakter siswa dan
melaksanakan aturan yang sudah diatur oleh sekolah sudah
berjalan dengan baik walaupun masih ada siswa yang terlambat
karena rumah yang jauh dari sekolah, siswa yang tidak memberi
pemberitahuan alasan tidak masuk sekolah, siswa yang berbicara
tidak sopan dan siswa yang belum sepenuhnya melakukan
pembiasaan sekolah yaitu senyum, sapa dan salam, tetapi
keseluruhan dari pembudayaan pendidikan karakter di sekolah
sudah berjalan dengan baik.
4.3.4. Hamabatan Implementasi Pendidikan Karakter di SMA
Kristen 1 Salatiga.
Deskripsi hambatan pendidikan karakter di SMA Kristen 1
Salatiga ini dapat dilihat dari tiga segi yaitu hambatan
implementasi di kelas, diluar kelas dan pembudayaan karakter di
sekolah.
4.3.4.1.Hambatan Implementasi Dalam Kelas
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru
Agama, hambatan yang dihadapi guru saat mengajar adalah tidak
semua siswa menganut agama Kristen sehingga tidak semua anak
tertarik dalam mengikuti pelajaran dan komunikatif didalam kelas
dan mampu berdiskusi ketika ada diskusi kelompok karena tidak
semua siswa memahami pelajaran agama. Hambatan yang dihadapi
oleh guru Pendidikan Jasmani dan olahraga adalah tidak semua
siswa sehat secara fisik, ada siswa memiliki riwayat kesehatan
yang tidak sehat misalnya siswa yang asma, sehingga tidak mampu
melaksanakan praktek olahraga sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan. Hambatan yang dihadapi oleh guru kewarganegaraan
dalam mengajar adalah tidak semua siswa menyukai pendidikan
kewarganegaraan dan memahami makna dari penerapan nilai-nilai
pancasila dan hambatan yang dihadapi oleh guru bimbingan
22

konseling ketika mengajar adalah tidak semua siswa aktif didalam
kelas ketika ada metode diskusi.
Walaupun semua guru mengalami hambatan dalam
menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas tetapi semua
hambatan itu masih bisa diatasi.
4.3.4.2.Hambatan Implementasi Di Luar Kelas.
Deskripsi hambatan implementasi diluar kelas dilihat dari
2 segi yaitu hambatan sosialisasi, pengawasan dan evaluasi
pendidikan karakter oleh kepala sekolah dan hambatan
implementasi nilai-nilai karakter dalam visi, misi, tujuan dan
aturan sekolah. Hambatan tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:
a. Hambatan sosialisasi, pengawasan, dan evaluasi pendidikan
karakter oleh kepala sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
SMA Kristen 1 Salatiga menemui hambatan dalam evaluasi
khususnya evaluasi yang dilakukan saat guru mengajar karena
kepala sekolah sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu
untuk sering masuk kedalam kelas mengevaluasi kegiatan
belajar dalam kelas. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah
tidak hanya mengajar tetapi juga mengikuti rapat atau
workshop yang diadakan diluar sekolah.
b. Hambatan Implementasi nilai-nilai karakter dalam visi. Misi,
tujuan dan aturan sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga, diketahui bahwa
kepala sekolah memiliki hambatan mengimplementasikan
nilai-nilai karakter dalam Visi, Misi, Tujuan dan aturan
sekolah. Hambatan yang dihadapi adalah hambatan internal
dan eksternal. Hambatan internal adalah tidak semua guru
memahami Visi, Misi dan Tujuan dari sekolah. Hambatan dari
eksternal adalah adanya kesenjangan antara yang diajarkan di
sekolah bertolak belakang dengan realita yang dilapangan.
Misalnya sekolah mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan dalam
23

menaati peraturan dalam berkendara, kenyataan yang
dilapangan masih banyak masyarakat yang melanggar aturan
dalam berlalu lintas. Selain masalah di atas karakteristik siswa
yang berasal dari tingkat ekonomi yang paling bawah, Latar
belakang siswa yang orang tuanya broken home dan latar
belakang pendidikan orang tua yang tidak sadar akan
pendidikan. Dan kemajuan teknologi yang semakin pesat ikut
mempengaruhi karakter siswa.

4.3.4.3.Hambatan Pembudayaan Nilai-Nilai Karakter Di Sekolah
Deskripsi hambatan pembudayaan nilai-nilai karakter di
sekolah akan dibahas dari tiga segi yaitu hambatan dalam
pengkondisian lingkungan, pembiasaan karakter dalam kegiatankegiatan sekolah dan pengembangan karakter siswa. Hambatan
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
a. Hambatan Pengkondisian Lingkungan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala
sekolah SMA Kristen 1 Salatiga diketahui bahwa hambatan
dalam pengkondisian tidak mengalami kesulitan.
b. Hambatan Pembiasaan Karakter dalam kegiatan-kegiatan
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah
dan guru yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga diketahui bahwa
hambatan pelaksanaan kegiatan untuk pembiasaan karakter
adalah faktor siswa. Adapun faktor siswa sebagai berikut:
1.
Tidak semua siswa yang masuk di SMA Kristen 1
Salatiga karena keinginan anaknya tetapi karena siswa
tidak diterima di sekolah negeri.
2.
Tidak semua siswa yang ada di SMA Kristen 1
Salatiga berasal dari keluarga yang ekonomi menengah
atau ekonami atas dan latar belakang pendidikan keluarga
juga mempengaruhi dan keluarga yang broken home juga
sangat mempengaruhi pembiasaan siswa di sekolah.
24

3.

Tidak semua siswa mampu dalam hal kognitifnya.

4.3.4.4.Hambatan Pengembangan Karakter Siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
kepala sekolah dan guru yang ada di SMA Kristen 1 Salatiga
antara lain:
1. Kondisi siswa yang kurang mampu secara ekonomi
mempengaruhi ketika ada acara sekolah seperti study banding
di luar.
Dari hambatan yang sudah dijelaskan di atas dapat
disimpulkan bahwa hambatan yang dihadapi sekolah dalam
implementasi pendidikan karakter adalah faktor siswa yaitu tidak
semua siswa yang masuk di SMA Kristen 1 salatiga karena
keinginan siswa tetapi karena siswa tidak di terima di sekolah negeri,
tidak semua mampu secara kognitif dan latar belakang siswa baik
secara ekonami dan latar belakang orang tua siswa.
4.4.

Evaluasi pendidikan karakter

Berdasarkan wawancara dengan guru Pkn, Agama,
Bimbingan Konseling dan agama sekolah sudah melakukan
evaluasi kepada siswa. Evaluasi yang dilakukan dalam menentukan
hasil dari nilai pendidikan karakter ada dua yaitu evaluasi
penilaian kognitif dan afektif. Penilaian Kognitif bisa dilihat dari
hasil ujian harian, semester dan akhir semester, Sedangkan
penilaian Afektif dapat dilihat dari sikap perilaku siswa baik dalam
kelas dan luar kelas. Penilaian afektif dilakukan oleh setiap guru
dengan melihat sikap tingkah laku siswa pada saat belajar,
mengerjakan tugas, mengerjakan tes dan diluar kelas. Penilaian
Afektif misalnya kejujuran, disiplin, kerjasama dalam team,
menghargai orang lain, taat aturan sekolah, sportif, dan
bertanggung jawab. Selain penilaian Afektif guru juga melakukan
evaluasi dalam mengajar misalnya ketika guru sedang mengajar
anak sudah kelihatan bosan dengan sikap siswa yang sibuk sendiri
25

maka guru melakukan permainan yang di sesuiakan dengan materi
yang di ajarkan atau melakukan diskusi kelompok.
Evaluasi yang dilakukan oleh sekolah dalam evaluasi
pendidikan karakter sudah baik karena guru tidak hanya menilai
kognitif anak saja tetapi juga menilai Afektif anak.

26