tulang rawan kartilago

DEVI OCTAVIANA,S.Si., M.Kes

ISI
1. PENGANTAR
2. FUNGSI
3. KOMPONEN

KARTILAGO
4. KLASIFIKASI
KARTILAGO
5. HISTOFISIOLOGI
6. HISTOGENESIS

PENGANTAR
• Tulang rawan (kartilago) adalah

spesialisasi dari jaringan ikat yang
tersusun oleh matriks ekstrasel yang
berkonsitensi padat.
• Asal kartilago : jaringan mesenkim.
• Kartilago bersifat avaskular &

memperoleh makanan dari jaringan ikat
berdekatan (perikondrium) atau cairan
sinovial dari rongga sendi
• Kartilago tidak memiliki pembuluh getah
bening dan syaraf

FUNGSI
Fungsi jaringan tulang rawan antara lain :
 fleksibilitas : menahan stress mekanik
tanpa mengalami distorsi, peredam
guncangan dan permukaan gesekan
bagi sendi
 penunjang jaringan lunak
 berperan dalam perkembangan dan
pertumbuhan tulang-tulang panjang
sebelum dan sesudah lahir

KOMPONEN KARTILAGO
Kartilago terdiri atas
:

1. kondroblas.
2. kondrosit.
3. substansi
interseluler.
4. perikondrium.

KLASIFIKASI KARTILAGO
Berdasarkan jumlah matriks amorf dan
jumlah serabut kolagen terbagi
menjadi 3:
1. Kartilago hyalin
2. Kartilago elastis
3. Kartilago fibrosa

1. KARTILAGO HYALIN
• segar, berwarna putih kebiruan dan

transluscent
• embrio : berfungsi sebagai kerangka
sementara

• mamalia dewasa: pada permukaan sendi
yang dapat bergerak, dinding jalan nafas
yang lebih besar (hidung, laring, trachea
dan bronki) ; dan ujung ventral iga, tempat
berartikulasi dengan sternum dan pada
lempeng epifisis (berfungsi dalam
pertumbuhan memanjang tulang)

1.1. Matriks Kartilago
Hyalin
• Kolagen tipe 2 : menyusun 40% berat kering

tulang rawan hyaline, terpendam dalam
substansi intersel amorf
• Proteoglikan : mengandung kondroitin 4
sulfat, kondroitin 6 sulfat & keratin sulfat
yang terangkai secara kovalen pada
komponen inti. Secara structural,
proteoglikans mirip sikat botol, pusat
proteinnya sebagai tangkai dan rantai

glikosaminoglikans yang memancar sebagai
sikatnya.
• Kondronektin : merupakan makromolekul
yang memambantu perlekatan kondrosit
pada kolagen matriks

1.2 Perikondrium
 Terdapat pada

semua tulang rawan
hyalin, kecuali pada
tulang sendi
 Fungsi :
pemeliaharaan &
pertumbuhan tulang
rawan
 Kaya akan kolagen
Tipe 1 & Fibroblas

1.3. Kondrosit Kartilago

Hyalin
• Lokasi : tepian kartilago hyalin,
• kondrosit muda berbentuk lonjong,

dengan sumbu panjang paralel dengan
permukaan. Lebih ke dalam bentuknya
bulat, dan dapat berkelompok hingga 8
sel (kelompok isogen)
• Kondrosit dewasa memiliki organel
yang khas untuk sel penghasil protein.
Berfungsi pembuatan kolagen Tipe II,
Proteoglikans & kondronektin.
• Antara dua kelompok isogen dipisahkan
oleh matriks interteritorial.

2. KARTILAGO ELASTIN
 LOKASI : aurikula telinga,dinding

meatus auditiva eksterna, tuba
auditiva (eustachii), epiglotis dan

sebagian kerangka larynx.
 CIRI : tulang rawan elastin segar
berwarna kekuningan disebabkan
oleh adanya elastin dalam seratserat elastin. Strukturnya sama
dengan kartilago hyalin.

3.FIBROKARTILAGO
• Merupakan peralihan dari kartilago hyalin ke






jaringan pengikat
selalu berhubungan dengan jaringan ikat
padat.
Tidak terdapat perikondrium dalam
kartilago.
Ditemukan pada diskus invertebrate,

perlekatan ligament tertentu pada permukaan
tulang rawan dari tulang, symfisis pubis.
Struktur kartilago fibrosa terdiri dari serabut
kolagen menutupi matriks ( sebagai anyaman
padat ).

HISTOFISIOLOGI KARTILAGO
 Proses pernafasan : menggunakan

tegangan oksigen yang rendah, melalui
proses glikolisis anaerobic.
 Nutrien dari darah berdifusi dari
perikondrium ke kondrosit yang
terletak lebih ke dalam melalui air
pelarut dari matriks tulang rawan

 Fungsi kondrosit tergantung pada

keseimbangan hormone :
 Hormone pertumbuhan (tiroksin &


testosterone) mempercepat pembuatan
glikosaminoglikans bersulfat; dihambat
oleh kortison, hidrokortison & estradiol
 Pertumbuhan tulang rawan tergantung
pada hormone pertumbuhan hiposfisis ,
somatotrofin dengan memajukan
pembuatan somatomedin C dalam hati
untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
tulang rawan.

HISTOGENESIS KARTILAGO
1. Diferensiasi langsung sel mesenkin :

membulatnya sel-sel mesenkim yang
menarik kembali juluran-julurannya
2. Prolifikasi mitotic dari sel-sel mesenkim
menghasilkan jaringan seluler: sel-sel
membelah dengan cepat dan mengelompok
menghasilkan kondroblas

3. Sintesis dan pelepasan matriks mulai
memisahkan kondroblas satu terhadap
lainnya. berjauhan oleh karena pembentukan
banyak matriks
4. Multiplikasi sel-sel tulang rawan membentuk
kelompok isogen yang dikelilingi oleh
pemadatan matriks teritorial

JARINGAN TULANG
• PENGANTAR
• FUNGSI JARINGAN






TULANG
KOMPONEN JARINGAN
JENIS JARINGAN

TULANG
HISTOGENESIS
HISTOFISIOLOGI
SENDI

PENGANTAR
 Tulang adalah jaringan yang tersusun

oleh sel dan didominasi oleh matrix
kolagen ekstraselular (type I collagen)
yang disebut sebagai osteoid.
 Osteoid ini termineralisasi oleh
deposit kalsium hydroxyapatite,
sehingga tulang menjadi kaku dan
kuat.

FUNGSI TULANG
 Bersama jaringan otot membentuk

sistem rangka tubuh

 Melindungi organ vital : tulang
tengkorak, tulang dada & tulang
panggul
 Pembuatan sumsum tulang belakang
 Menghasilkan ion kalsium, phospat &
faktor pertumbuhan lainnya

KOMPONEN JARINGAN TULANG
1. SEL TULANG




Osteoblas
Osteosit
Osteoklas

2. MATRIKS TULANG
3. PERIOSTEUM & ENDOSTEUM

1. Sel–sel Tulang

2. Matriks Tulang
• Substansi interseluler terdiri dari ± 70% garam

anorganik dan 30% matriks organic (osteoid)
• 95% komponen organic dibentuk dari kolagen
Tipe 1 sisanya terdiri dari substansi dasar
proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen
yang tampaknya terlibat dalam pengaturan
mineralisasi tulang.
• Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang
lebih setengah dari total kolagen tubuh,
• Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan
anorganik dalam matriks, sedangkan dalam
kekuatannya tergantung dari bahan-bahan
organik khususnya serabut kolagen.

3. Periosteum &
Endosteum

Fungsi peristeum &
endosteum :
 Nutrisi jaringan tulang
 Perbaikan & pertumbuhan tulang :

Persediaan tetap osteoblas baru

JENIS JARINGAN TULANG
Secara histologis tulang dibedakan
menjadi 2 komponen utama, yaitu :
1. Tulang muda/tulang primer
2. Tulang dewasa/tulang sekunder
Kedua jenis ini memiliki komponen yang
sama, tetapi tulang primer
mempunyai serabut-serabut kolagen
yang tersusun secara acak, sedang
tulang sekunder tersusun secara
teratur.

1. Jaringan Tulang
Primer
• Berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven

bone. Merupakan komponen muda yang tersusun
dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid.
• sedikit kandungan garam mineral sehingga mudah
ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah
osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang
sekunder.
• terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid
secara cepat seperti pada pembentukan tulang
bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan
susunan tulang baru akibat keadaan patologis.
• Lokasi : sutura tulang pipih tengkorak, saku gigi &
insersi beberapa tendo

2. Jaringan Tulang
Skunder
• terdapat pada kerangka orang dewasa.

Dikenal juga sebagai lamellar bone
karena jaringan tulang sekunder terdiri
dari ikatan paralel kolagen yang tersusun
dalam lembaran-lembaran lamella.
• Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen
yang tersusun dalam lamellae(lapisan)
setebal 3-7μm yang sejajar satu sama
lain dan melingkari konsentris saluran di
tengah yang dinamakan Canalis
Haversi.

STRUKTUR MAKROSKOPIK
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur
:
1. Substantia spongiosa (berongga)
2. Substantia compacta (padat)
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk
sebagai pipa dindingnya merupakan tulang
padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar
merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh
tulang padat yang tipis.
Ruangan dari tulang berongga saling
berhubungan dan juga dengan rongga sumsum
tulang.

HISTOGENESIS
Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua
cara, yaitu :
1. osteogenesis desmalis
2. osteogenesis enchondralis.
akibat :
1. jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh
tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan
diganti pula menjadi jaringan tulang.
2. anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami
remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk
membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella
tulang.
Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone
pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.

1. Osteogenesis Dermalis
 Osteogenesis intramembranosa,

karena terjadinya dalam membrane
jaringan. Tulang yang terbentuk
selanjutnya dinamakan tulang
desmal.
 Yang mengalami penulangan desmal
ini yaitu tulang atap tengkorak.

PROSES :

2. Osteogenesis
enchondralis
 Bertanggung jawab pembentukan

tulang pendek & tulang panjang
 Terdiri dari 2 proses :
 Hipertrofi & destruksi kondrosit→lakuna
 Tunas osteogenik & kapiler darah

menembus ruangan yang ditinggalkan
oleh kondrosit

Mekanisme :

Pertumbuhan &
bentuk tulang

perubahan

 Pemanjangan tulang panjang :

kegiatan lempeng epifiseal
 Pelebaran tulang panjang : aposisi
tulang yang dibentuk oleh
periosteum
 Bila tulang rawan episieal berhenti
tumbuh digantikan oleh jaringan
tulang → osifikasi

Penyembuhan Fraktur
 Terjadi melalui proliferasi sel periosteum &

endosteum.

HISTOFISIOLOGI

PERSENDIAN
 Penghubung tulang satiu dan lainnya

dengan struktur jaringan penyambung
 Berdasarkan keleluasaan bergerak dibagi
menjadi
 Diartosis : memungkinkan gerak tulang bebas
 Sinartrosis : gerakan terbatas atau tidak

bergerak
 Sinostosis
 Sinkondrosis
 sindesmosis

Sinartrosis

Diartrosis
 Persendian yang menghubunkan

tulang panjang & mobilitas besar
 Komponen :
 Kavum artikularis : cairan kental tak

berwarna (cairan sinovial)
 Struktur kapsul : lapisan eksternal
(fibrosa) & internal (sinovial)

Kondisi Klinik

DARAH
1. Pengantar
2. Plasma darah
3. Element padat
A. Eritrosit
B. Keping darah
C. Leukosit

1. Granular
2. Agranular

4. Implikasi klinis

PENDAHULUAN
 Darah merupakan suatu suspensi sel

dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut Plasma.
 Secara keseluruhan darah dapat
dianggap sebagai jaringan pengikat
dalam arti luas, karena pada
dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel
dan substansi interseluler yang
berbentuk plasma.

 Darah manusia berwarna merah, antara

merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen.
 Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein), yang terdapat dalam
eritrosit dan mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen. dan ke
ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

FUNGSI
 Fungsi utama dari darah adalah

mengangkut oksigen yang diperlukan
oleh sel-sel di seluruh tubuh.
 menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi,
 mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
 mengandung berbagai bahan penyusun
sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit.

KOMPONEN DARAH
 volume darah

manusia 5 liter
 unsur-unsur
pembentuknya :
 sel-sel darah,
 platelet,
 plasma.

1. Plasma Darah
 plasma darah pada dasarnya adalah larutan

air yang mengandung :
Air (90%)
 Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :
- Protein plasma (albumin, globulin,
fibrinogen) 7%
- Senyawa Organik (As. Amino, glukosa,
vitamin, lemak) 2.1%
- Garam organik (sodium, pottasium, calcium)
0.9%

ELEMEN-ELEMEN DARAH
Eritrosit
2. Leukosit
a. Granulosit

Neutrofil

Basofil

Asidofil (eusinofil)
b. Agranulosit

Limfosit

Monosit
3. Trombosit (keping-keping
darah)
1.

Eritrosit
 Dalam setiap 1 mm3

darah terdapat sekitar 5
juta eritrosit atau
sekitar 99
 keadaan normal,
eritrosit manusia
berbentuk bikonkaf
dengan diameter sekitar
7 -8 μm, tebal ± 2.6 μm
dan tebal tengah ± 0.8
μm dan tanpa memiliki
inti.

Struktur & komposisi
eritrosit
 Komposisi molekuler terdiri

dari air (60%) dan sisanya
berbentuk substansi padat.
 Isi : substansi koloidal yang

homogen (elastis &lunak).
 mengandung protein globin

+ pigmen hem →
hemoglobin (mengikat
oksigen).
 dibatasi oleh membran

plasma yang bersifat
semipermeable → mencegah
agar koloid yang
dikandungnya tetap didalam.

KELAINAN ERITROSIT
 bentuk, ukuran, warna dan tingkat kedewasaan

eritrosit dapat berbeda dari normal.
 Jika dalam sediaan apus darah terdapat
berbagai bentuk yang abnormal dinamakan
poikilosit, sedangkan sel-selnya cukup banyak
maka keadaan tersebut dinamakan
poikilositosis.
 Eritrosit yang berukuran kurang dari normalnya
dinamakan mikrosit dan yang berukuran lebih
dari normalnya dinamakan makrosit.

KELAINAN ERITROSIT
 Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian,

melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena
bagian tengah lebih tipis daripada bagian pinggirnya.
 keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3
dari diameternya sehingga selnya dinamakan
eritrosit normokhromatik.
 Apabila bagian tengah yang pucat melebar disertai
bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosit
tersebut dinamakan eritrosit hipokromatik.
Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat
menyempit selnya dimanakan eritrosit
hiperkhromatik.

LEUKOSIT
 Merupakan sel darah yang mengandung inti, (sel

darah putih)
 Fungsi : pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asing.
 Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah
leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis,
bila kurang dari 5000 disebut leukopenia.
 klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya
struktur khusus dalam sitoplasmanya.

Jenis leukosit

1. Neutrofil
 60 – 70% dari jumlah

seluruh leukosit atau
3000-6000 per mm3
darah normal.
 Asal : sumsum tulang,
 Sel netrofil matang
berbentuk bulat dengan
diameter 10-12 μm.
 Intinya berlobus
berjumlah 2-5 lobi
bahkan dapat lebih.
Makin muda jumlah lobi
akan berkurang

 Neutrofil jarang

mengandung retikulum
endoplasma granuler,
sedikit mitokonria,
apparatus Golgi rudimenter
dan sedikit granula glikogen
 metabolisme yang sangat
aktif ,melakukan glikolisis
baik secara aerob maupun
anaerob →membunuh
bakteri &membersihkan
debris pada jaringan
nekrotik

2. Eosinofil
 Jml sebesar 1-3% dari seluruh

lekosit atau 150-450 buah per
mm3 darah.
 berdiameter 10-15 μm, sedikit
lebih besar dari netrofil.
 Intinya biasanya hanya terdiri
atas 2 lobi yang dipisahkan
oleh bahan inti yang sebagai
benang.
 Butir-butir khromatinnya tidak
begitu padat kalau
dibandingkan dengan inti
netrofil.

 Fungsi : reaksi alergi →

ditemukan dalam jaringan
yaang mengalami reaksi alergi.
 Eosinofil mempunyai

kemampuan melakukan
fagositosis, lebih lambat tapi
lebih selektif dibanding
neutrofil.
 Eosinofil memfagositosis

komplek antigen dan antibodi,


mengandung profibrinolisin →
mempertahankan darah dari
pembekuan, khususnya bila
keadaan cairnya diubah oleh
proses-proses Patologi.

3. Basofil
 sekitar 0.5%, sehingga

sangat sulit diketemukan
pada sediaan apus.
 Ukuran: sekitar 10-12
μm sama besar dengan
netrofil.
 Kurang lebih separuh
dari sel dipenuhi oleh inti
yang bersegmensegmen/ kadang-kadang
tidak teratur.
 Inti satu, besar, irreguler,
umumnya bentuk huruf S

3. Basofil
 sitoplasma terisi granul

yang lebih besar, dan
seringkali menutupi inti,
 Granul spesifik bentuknya

ireguler berwarna biru tua
dan kasar tampak
memenuhi sitoplasma.
 Granula basofil mensekresi

histamin → proses alergi
 merupakan sel utama

pada tempat peradangan
(hypersesitivitas kulit
basofil).

limfosit
 Ukuran variasi : limfosit kecil (7-8 μm), limfosit

sedang dan limfosit besar (12 μm).
Jumlah 1000-3000 per mm3 darah atau 2030% dari seluruh leukosit.
 Limfosit kecil paling banyak.
 inti bulat, kadang bertakik sedikit, gelap
karena khromatinnya berkelompok dan tidak
nampak nukleolus.
 Sitoplasmanya sedikit tampak mengelilingi inti
sebagai cincin berwarna biru muda.

 Asal : jaringan khusus yang dinamakan

jaringan limfoid.
 setelah dilepaskan dari sumsum tulang belum
dapat berfungsi secara penuh oleh karena
harus mengalami differensiasi lebih lanjut.
 Apabila sudah masak sehingga mampu
berperan dalam respon immunologik, maka
sel-sel tersebut dinamakan sebagai sel
imunokompeten.
 Sel limfosit imunokompeten dibedakan
menjadi limfosit B dan limfosit T,

Monosit
 Jumlah 3-8% dari seluruh leukosit.
 merupakan sel yang terbesar, diameternya sekitar

12-15 μm.
 Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda
atau tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir
khromatinnya lebih halus dan tersebar rata dari pada
butir khromatin limfosit.
 Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak
tampak berwarna biru abu-abu. Berbeda dengan
limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-butir
yang mengandung perioksidase seperti yang
diketemukan dalam netrofil.

 Mampu bermigrasi menembus kapiler untuk

masuk ke dalam jaringan pengikat
(pseudopodia)
 Dalam jaringan pengikat monosit berbah
menjadi sel makrofag atau sel-sel lain yang
diklasifikasikan sebagai sel fagositik.
 Selain berfungsi fagositosis makrofag dapat
berperan menyampaikan antigen kepada
limfosit untuk bekerjasama dalam sistem imun.



3. Trombosit ( Keping
Darah)
Bukan
sel yang utuh : tidak memiliki inti

 Berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma berukuran 2-5

μm lengkap dengan membran plasma yang mengelilinginya.
 khusus terdapat dalam darah mamalia. Cenderung

bergumpal.
 Diperkirakan jumlahnya sekitar 150-300 ribu setiap μl,
sedang umurnya sekitar 8 hari.
 Setiap keping tampak bagian tepi yang berwarna biru muda
yang dinamakan Hialomer dan bagian tengah yang berbutirbutir berwarna ungu dinamakan granulomer atau
khromomer. Hialomer mempunyai tonjolan-tonjolan
sehingga bentknya tidak teratur.

2. Elemen padat