Paparan Akhir Penyusunan Dokumen Rekomen

PENYUSUNAN DOKUMEN REKOMENDASI TEKNIS
KELAYAKAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN
LABORATORIUM BALAI BESAR PENGUJIAN
PERANGKAT TELEKOMUNIKASI (BBPPT)

Tiar Pandapotan Purba, ST, IAP & Rekan
Disampaikan di Gedung Ex-FKH IPB, 31 Agustus 2015

DAFTAR PAPARAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

PENDAHULUAN
LANDASAN HUKUM

ASPEK, KRITERIA DAN INDIKATOR
KELAYAKAN KANDIDAT LOKASI TAPOS 1
KELAYAKAN KANDIDAT LOKASI TAPOS 2
KELAYAKAN KANDIDAT LOKASI CILODONG
KELAYAKAN KANDIDAT LOKASI KARANGGAN
KESIMPULAN DAN SARAN

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 2

PENDAHULUAN
1. BBPPT sebagai lembaga laboratorium pengujian perangkat telekomunikasi milik pemerintah Indonesia
dengan status UPT dibawah Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang
menjalan fungsi pengujian perangkat telekomunikasi yang beredar di Indonesia agar berfungsi baik
sehingga tidak ada kerugian di masyarakat;
2. BBPPT merupakan unit Pemerintah yang menerima biaya/tarif Sertifikasi dan Permohonan Pengujian
Alat/Perangkat Telekomunikasi dengan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Departemen Komunikasi dan
Informatika (PP RI No. 7 Tahun 2009);
3. BBPPT merupakan unit penting negara dalam mengembangkan kualitas perangkat telekomunikasi dan

industrinya;
4. BBPPT merupakan unit negara yang telah mendapat pengakuan secara nasional dan internasional dalam
menjalankan tugas dan fungsinya yang dibuktikan dengan Penerapan Sistem Manajemen Mutu yang
mengacu pada ISO-17025:2005 dan telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) LP112-IDN sejak tahun 2001;
5. BBPPT dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada Spesifikasi Teknis Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi (Technical Specification Regulation), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Acuan
Internasional seperti ISO, ETSI, RR, ITU, IEC sehingga mampu melindungi dan menjaga kualitas
alat/perangkat telekomunikasi serta menjamin bahwa alat/perangkat telekomunikasi yang digunakan atau
beredar di Indonesia benar-benar sesuai dengan persyaratan teknis;
6. Didalam perkembangannya BBPPT merasakan adanya gangguan kondisi dan lingkungan pada areal BBPPT
di Jalan Bintara Bekasi sehingga diperlukan upaya lain (pemindahan) agar tugas BBPPT berjalan sesuai
dengan ketentuan Nasional dan Internasional; dan
7. Selain itu Gedung BBPPT sekarang mengalami degradasi aspek keandalan bangunan gedung
(publik/negara) sesuai dengan (i) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
(ii) Permen 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 3

PENDAHULUAN

1. Kondisi Akomodasi dan Lingkungan
1. Tingginya mobilitas dan aktivitas kendaraan pada jalan utama BBPPT di
Bintara yang mengakibatkan debu kendaraan masuk ke areal BBPPT;
2. Tingkat bunyi dan getaran aktifitas di sekitar Kantor Balai BBPPT yang
semakin tinggi dan mulai menganggu aktifitas uji kalibrasi;
3. Tingginya aktifitas permukiman di sekitar Kantor Balai BBPPT;
4. Kebutuhan pengembangan Laboratorium dan Kantor Balai BBPPT yang lebih
memperhatikan aspek keselataman, kenyamanan, kesehatan dan
kemudahan.
2. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
1. Keandalan bangunan gedung BBPPT yang sudah tidak memenuhi persyaratan,
meliputi;
2. Menurunnya keandalan bangunan gedung pada aspek keselamatan;
3. Menurunnya keandalan bangunan gedung pada aspek kesehatan;
4. Menurunnya keandalan bangunan gedung pada aspek kenyamanan;
5. Menurunnya keandalan bangunan gedung pada aspek kemudahan;
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 4


PENDAHULUAN
Profil Lokasi Sekarang
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

9.
10.

Jalan Bintara Raya Bekasi.
Administrasi Wilayah Kota
Bekasi.
Waktu Tempuh Jakarta – Bekasi
(Bintara) +- 2 s/d 3 Jam

tergantung tingkat kemacetan.
Berada pada kawasan padat
permukiman.
Aksesibilitas tinggi, yakni Jalan
Tol Lingkar Luar langsung
terkoneksi dengan Jalan Kota
Bekasi (Jln. Bintara Raya).
Tingkat kemudahan mencapai
lokasi tinggi.
Sarana kendaraan umum untuk
mencapai lokasi tersedia
dengan baik.
Jenis kendaraan angkut yang
dapat melintasi di Jalan Bintara
Raya adalah Truk Engkel
Tunggal, JBI sebesar 12 Ton (JBI
Kelas II dan III)
Sumber energi listrik dari PT.
PLN area Pelayanan Bekasi.
Sumber Air berasal dari PDAM

Tirta Patriot Bekasi

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 5

PENDAHULUAN





Dampak dari tingginya aktifitas
permukiman di sekitar kawasan
BBPPT, adalah tingginya
gangguan seperti kebisingan
dan getaran, suhu, kelembaban
sehingga kegiatan hasil
pengujian dan/atau kalibrasi
terganggu.

Dan berdasarkan acuan dan
pedoman dari SNI/IEC
17025:2008, dampak eksternal
ini menurunkan kinerja dan
status laboratorium berskala
internasional

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 6

LANDASAN HUKUM
KEBIJAKAN TERKAIT
1.
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
3.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;
4.
Peraturan Presiden RI. No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden RI No. 4 Tahun 2015;
5.
Peraturan Menteri Kominfo No. 04/PER/M.KOMINFO/04/2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;
6.
Peraturan Menteri Keuangan No. 134/PMK.06/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
7.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
TERKAIT BANGUNAN GEDUNG
1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
3.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung;
4.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung;
5.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
6.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman
Tim Ahli Bangunan Gedung.
7.
Permen 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
8.
Permen 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan Gedung

9.
Permen 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

TERKAIT KOMPETENSI LABORATORIUM
1.
SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang Persyaratan umum kompetensi
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi
TERKAIT PENGADAAN TANAH
1.
Undang-Undang
No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum
2.
Peraturan Presiden No 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
3.
Peraturan Presiden No 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
4.
Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
5.
Peraturan Presiden No 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagu Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
6.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3
TAHUN 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2005 Tentang Pengadaan T Anah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Sebagaimana Telah Diubah Dengan Pera Turan
Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
7.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan RI No 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
8.
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 13/PML.02/2013 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.

Hal - 7

ASPEK, KRITERIA DAN INDIKATOR
1.

2.

ASPEK ADMINISTRASI, yang dinilai:
1.
Membayar PBB.
2.
Lahan seluas +- 2 ha dengan kepemilikan
minimum tidak banyak SHM untuk
meminimumkan kegagalan pengadaan lahan.
3.
Ada SHM yang diterbitkan oleh BPN/ATR.
ASPEK LINGKUNGAN, yang dinilai:
1.
Tidak ada konflik pemanfaatan lahan yang
didukung dengan Rencana Tata Ruang
Kota/Kabupaten setempat.
2.
Tidak terdapat gangguan pencemaran
lingkungan. Seperti limbah industri, limbah
rumah tangga dan lainnya.
3.
Tingkat polusi udara.
4.
Tidak berada dalam lingkungan padat
permukiman penduduk.
5.
Terhindar dari pembebasan lahan liar dan
bangunan liar.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

14.

Adanya jaminan keamanan lingkungan.
Tersedianya fasilitas umum
Memiliki
keuntungan
lokasi
berupa
kemudahan akses.
Posisi persil/petak lahan yang bersimetris
dengan akses jalan.
Bebas dari bencana banjir.
Tingkat kepadatan lalu lintas yang tidak
mengganggu aktifitas laboratorium.
Ketersediaan prasarana transportasi umum.
Lokasi terkoneksi dengan jaringan jalur
transportasi yang baik dan mudah (sistem
jaringan jalan tidak terputus)
Sistem jaringan jalan lokal memadai untuk
lalu lintas kendaraan tonase sedang.

Hal - 8

ASPEK, KRITERIA DAN INDIKATOR
3.

…LANJUTAN

ASPEK TEKNIS, yang dinilai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kapasitas daya listrik di kawasan.
Kondisi tanah lebih tinggi dari jalan raya/akses.
Sistem drainase.
Rencana pengembangan jalan/Tidak berada pada
rencana pelebaran jalan.
Tidak dilalui jalur SUTET, yang mengakibatkan
gangguan elektromagnetis.
Ketersediaan sumber air (permukaan dan atau
PDAM)
Ketersediaan jaringan telekomunikasi dan atau
jaringan serat optik 3 operator.
Ketersediaan energi listrik
Ketersediaan jaringan utilitas

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

PARAMETER dan SKORING
1.
Parameter yang digunakan seperti Jarak dari pintu
exit tol terdekat.
2.
Jumlah operator telekomunikasi.
3.
Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten/Kota
4.
Ketersediaan sarana dan prasarana.

SKALA SKOR
1.
1 s/d 3, dimana
2.
Skor 1 dapat mengindikasikan nilai rendah
3.
Skor 2 dapat mengindikasikan nilai sedang
4.
Skor 3 dapat mengindikasikan nilai tinggi

Hal - 9

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1
1. ASPEK ADMINISTRASI
1.

2.

3.
4.
5.
6.

Hasil suvei dengan bantuan GPSMap 62 32 Channel, lokasi kandidat berada di
Desa Tapos, Kecamatan Tapos, Kelurahan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat.
Sertifikat hak milik, oleh Ibu Ivon dan 1 Kerabat dekat dengan total sertifikat 9
SHM.
Total luas SHM 22,723 Ha
Kepemilikan bersama
Bukti Bayar PBB tidak ada, PBB harus bayar tanggal jatuh tempo sebesar Rp.
14,162,670,Harga NJOP sebesar Rp. 537,000,-

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 10

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
2.
1.

2.

3.

4.

5.

ASPEK LINGKUNGAN
Berdasarkan rencana tata ruang kota depok, masuk dalam penetapan kawasan
Perumahan Kepadatan Rendah yang artinya perlu penyesuaian dalam ijin kegiatan di
lokasi. Advise Planning diperlukan.
Kegiatan yang serupa dengan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi di lokasi
ini adalah Balai Besar Penilitian Benih Ikan, Kementerian Pertanian. Sedangkan kegiatan
industri lainnya berupa air minum SanQua, Vit, Pergudangan kendaraan roda dua Honda.
Permukiman yang berada disekitar kawasan merupakan permukiman kepadatan rendah.
Perkembangannya sangat terbatas. Hal ini didasari atas penetapan kawasan Tapos sebagai
kawasan resapan air. Adanya kegiatan/kawasan golf terdekat merupakan bentuk kegiatan
perlindungan sebagai kawasan terbuka bagi resapan air.
Tingkat polusi udara berdasarkan pengamatan sangat rendah, karena jauh dari Tol
Jagorawi, kemudian kegiatan permukiman sekitar masih rendah dan aktifitas kegiatan
jasa lainnya tidak berkembang.
Jaminan keamanan terdekat berupa pos polisi Tapos.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 11

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
2.

ASPEK LINGKUNGAN
6. Fasiltias umum tersedia seperti Jaringan Jalan Kota terkoneksi langsung dengan Jalan Tol
Jagorawi. Fasilitas Angkutan Umum tersedia dengan intensitas baik (tiap 15-20 menit).
Tersedia Pos Tunggu (Mangkal) Taksi Blue Bird dan Taksi Express.
7. Gangguan pencemaran di sungai tidak terdapat, demikian juga halnya dengan gangguan
dari kegiatan disekitar. Lahan kandidat saat ini digunakan untuk kegiatan pertanian
pangan obat dan makanan.
8. Kegiatan disekitar lahan kandidat berupa pertanian sawah, pertanian pangan, TPU,
Permukiman Kopasus, Industri Gudang, dan Balai Besar Benih Ikan-KEMENTAN.
9. Pada lahan kandidat tidak terdapat bangunan baik itu semi permanen maupun permanen.
Hanya pepohonan dan rerumputan.
10. Akses ke lahan sangat mudah, baik dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi,
Karawang dengan memanfaat Jaringan Jalan Toll Jagorawi.
11. Posisi lahan strategis karena berada pada lintasan Jaringan Jalan Kota Depok yakni Jalan
Raya Tapos yang direncanakan akan dilebarkan menjadi 20 m. Lebar jalan saat ini 6 meter.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 12

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
2.

ASPEK LINGKUNGAN
12. Posisi lahan terhadap jalan simetris sepanjang +- 30 meter hingga ke tepi sungai tapos.
Dalam perencanaan bangunan gedung nantinya diharapkan menyesuaikan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok agar pemanfaatan tepi sungai Tapos sebagai
Sempadan Sungai tidak merubah fungsi kawasan (Sempadan) namun dilakukan
penanganan berupa Lahan Parkir Tamu Balai, Taman dan Kebun Obat yang prinsipnya
digunakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
13. Kawasan bebas dari banjir. Titik tertinggi dari muka jalan mencapai 5-7 meter. Tinggi
muka lahan terhadap kawasan persawahan dibawahnya mencapai 10-20 m.
14. Ketersediaan transportasi umum ada melayani dari Depok dan ke Cibinong melintasi Jalan
Raya Tapos. Tingkat kepadatan lalu lintas rendah – sedang.
15. Jaringan jalan raya tapos memadai untuk angkutan tonase sedang, namun tidak untuk
tonase besar (kontainer).

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 13

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan

Definisi Perumahan dan Permukiman menurut UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
• Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
• Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Berdasarkan hasil cek
GPS dan konsultasi
dengan Dinas
Tarukim Kota Depok
lokasi kandidat
berada pada rencana
pemanfaatan untuk
perumahan
kepadatan rendah.
Oleh karenanya pada
proses perencanaan
desain dan
pembangunan fisik
diharapkan telah
mendapatkan advice
planning.
Hal - 14

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
PERUMAHAN KOPASUS

EXIT PINTU TOL CIMANGGIS
EMERALDA GOLF CIMANGGIS

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 15

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
Industri Air Minum/Low Labour

Sawah

Gudang

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

KANDIDAT TAPOS 1
1. Desa Tapos
Kecamatan Tapos
2. Kegiatan sekitar
kawasan berupa
perkebunan,
persawahan,
pergudangan motor,
Balai Benih Ikan
Kementan RI, Industri
air minum VIT,
Perbankan dll

Hal - 16

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan

Jalan Raya Tapos

TPU di seberang jalan

Akses masuk ke lahan

Kondisi di dalam lahan

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 17

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
Gardu Distribusi PLN Jabar

Transportasi Umum melintas di Jl. Tapos Raya

Kendaraan yang melintas di Jl. Tapos Raya

Jalan Raya Tapos, koneksi ke Tol Cimanggis

Kondisi vegetasi di lokasi
Pergudangan Honda

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 18

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan

Pintu Exit Tol Cimanggis

Menuju Pintu Tol Cimanggis

Pintu Tol Cimanggis
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Menuju Pintu Tol Cimanggis

Menuju Pintu Tol Cimanggis

Menuju Pintu Tol Cimanggis
Hal - 19

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
3.
1.

2.

3.
4.

5.

6.
7.

ASPEK TEKNIS
Permukiman yang berada disekitar kawasan merupakan permukiman kepadatan rendah.
Perkembangannya sangat terbatas. Hal ini didasari atas penetapan kawasan Tapos sebagai
kawasan resapan air. Adanya kegiatan/kawasan golf terdekat merupakan bentuk kegiatan
perlindungan sebagai kawasan terbuka bagi resapan air.
Tingkat polusi udara berdasarkan pengamatan sangat rendah, karena jauh dari Tol Jagorawi,
kemudian kegiatan permukiman sekitar masih rendah dan aktifitas kegiatan jasa lainnya tidak
berkembang.
Jaminan keamanan terdekat berupa pos polisi Tapos.
Fasiltias umum tersedia seperti Jaringa Jalan Kota terkoneksi langsung dengan Jalan Tol
Jagorawi. Fasilitas Angkutan Umum tersedia dengan intensitas baik (tiap 15-20 menit). Tersedia
Pos Tunggu (Mangkal) Taksi Blue Bird dan Taksi Express.
Gangguan pencemaran di sungai tidak terdapat, demikian juga halnya dengan gangguan dari
kegiatan disekitar. Lahan kandidat saat ini digunakan untuk kegiatan pertanian pangan obat dan
makanan.
Kegiatan disekitar lahan kandidat berupa pertanian sawah, pertanian pangan, TPU,
Permukiman Kopasus, Industri Gudang, dan Balai Besar Benih Ikan.
Pada lahan kandidat tidak terdapat bangunan baik itu semi permanen maupun permanen.
Hanya hutan pepohonan dan rerumputan.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 20

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
3.

ASPEK TEKNIS
8. Akses ke lahan sangat mudah, baik dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi,
Karawang dengan memanfaat Jaringan Jalan Toll Jagorawi.
9. Posisi lahan strategis karena berada pada lintasan Jaringan Jalan Kota Depok yakni Jalan
Raya Tapos yang direncanakan akan dilebarkan menjadi 20 m. Lebar jalan saat ini 6 meter.
10. Posisi lahan terhadap jalan simetris sepanjang +- 30 meter hingga ke tepi sungai tapos.
Dalam perencanaan bangunan gedung nantinya diharapkan menyesuaikan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok agar pemanfaatan tepi sungai Tapos sebagai
Sempadan Sungai tidak merubah fungsi kawasan (Sempadan) namun dilakukan
penanganan berupa Lahan Parkir Tamu Balai, Taman dan Kebun Obat yang prinsipnya
digunakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
11. Kawasan bebas dari banjir. Titik tertinggi dari muka jalan mencapai 5-7 meter. Tinggi
muka lahan terhadap kawasan persawahan dibawahnya mencapai 10-20 m.
12. Ketersediaan transportasi umum ada melayani dari Depok dan ke Cibinong melintasi Jalan
Raya Tapos. Tingkat kepadatan lalu lintas rendah – sedang.
13. Jaringan jalan raya tapos memadai untuk angkutan tonase sedang, namun tidak untuk
tonase besar (kontainer).

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 21

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 1…lanjutan
3.

ASPEK TEKNIS
14. Ketersediaan jaringan energi listrik dapat dipenuhi dengan PLN Jaringan
Pelayanan Jabar dan juga pemenuhan melalui penyediaan Genset. Penyediaan
Trafo sangat disarankan agar kegiatan BBPPT tidak terganggu dan berjalan
dengan mantab.
15. Kandidat lahan tidak dilintasi jaringan SUTET, yang artinya tidak ada gangguan
elektromagnetis.
16. Ketersediaan jaringan telekomunikasi seperti Telkomsel, Xl dan Mentari. Namun
jaringan fiber optik belum melintasi kawasan.
17. Sistem jaringan air minum PDAM belum tersedia, namun dapat dipenuhi
melalui jaringan non perpipaan yakni Sumur Bor dengan kedalam 15-40 meter.
Berdasarkan diskusi dan pengamatan terhadap sumur warga, kualitas air tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
18. Sistem drainase primer tersedia melalui jaringan sungai Tapos, apabila BBPPT
memilih lokasi ini, sebaiknya menyiapkan jaringan di dalam lingkungan dan
konektifitas ke jaringan perkotaan dan primer terdekat.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 22

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2
1. ASPEK ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.

Berada di desa Desa Cimpaeun Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat.
SHM oleh Sugiono Djauhari, Ir.
Kepemilikan diketahui dimiliki oleh 1 orang.
PBB terhutang (yang harus dibayarkan) Rp.25,511,850,Nilai NJOP Per m2 adalah Rp. 1,862,000,-

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 23

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan
2.
1.
2.

3.

4.

5.
6.
7.
8.

ASPEK LINGKUNGAN
Konflik pemanfaatan ruang pada tidak ada, karena lahan berupa kosong, dan ditanami
tumbuhan pertanian pangan.
Berdasarkan arahan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok, ditetapkan sebagai
lahan pertanian. Namun berdasarkan diskusi dengan Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Kota Depok dimungkinkan untuk pengembangan permukiman/perumahan sesuai dengan
perkembangan disekitarnya.
Gangguan pencemaran tidak ada, hanya terdapat pada drainase lingkungan perkotaan
yang tepat berada di depan lahan Jln. Raya Tapos yang tidak mengalir dan menyebabkan
bau tidak sedap.
Kandidat ini berada di kawasan permukiman yang akan berpotensi padat dan terus
berkembang.
Tidak ada bangunan liar didalam lahan kandidat.
Tingkat polusi udara rendah-sedang, intensitas kendaraan yang melintasi sedang-rendah.
Jaminan keamanan lingkungan berupa Pos Polisi dan keswadayaan masyarakat.
Fasilitas umum tersedia dengan baik

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 24

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan
2.

ASPEK LINGKUNGAN
9. Akses ke lokasi cukup baik, dari Exit Toll Cimanggis ditempuh sekitar 7-10 menit.
10. Posisi lahan sangat simetris dengan Jalan Raya Tapos yang terpisahkan dengan drainase
perkotaan selebar 3 meter.
11. Lokasi bebas dari banjir
12. Tingkat kepadatan lalu lintas rendah-sedang.
13. Transportasi umum tersedia dengan intensitas rendah-sedang (tiap 15-20 menit)
14. Jalur transportasi terkoneksi dengan baik ke Jaringan Jalan Tol Jagorawi dan dari Jln. Raya
Tapos ke Jln Raya Bogor. Lokasi dapat diakses dengan mudah dari Jakarta, Bogor,
Tangerang, Bekasi, Karawang dan lainnya.
15. Sistem jaringan jalan lokal yakni Jl. Raya Tapos dapat dilalui oleh kendaraan tonase
sedang.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 25

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan
Permukiman

Permukiman

Permukiman

Permukiman

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Permukiman

Permukiman

Padang Golf Jagorawi
Country Club
Hal - 26

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan
SPBU

Permukiman

Jl. Raya Tapos

Permukiman
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Permukiman
Hal - 27

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan

Kondisi di dalam lahan

Kondisi di dalam lahan

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Tepi Jalan Raya Tapos

Uji Operator Telkomsel, Indosat, dan XL

Hal - 28

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan

Berdasarkan hasil cek
GPS dan konsultasi
dengan Dinas Tarukim
Kota Depok lokasi
kandidat berada pada
rencana pemanfaatan
untuk Pertanian.
Oleh karenanya pada
proses perencanaan
desain dan
pembangunan fisik
diharapkan telah
mendapatkan advice
planning.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 29

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan

Perumahan

Padang Golf

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 30

KELAYAKAN KANDIDAT TAPOS 2…lanjutan
3.

ASPEK TEKNIS
1.

2.
3.
4.

5.
6.

7.

Ketersediaan jaringan energi listrik dapat dipenuhi dengan PLN Jaringan Pelayanan Jabar
dan juga pemenuhan melalui penyediaan Genset. Penyediaan Trafo sangat disarankan
agar kegiatan BBPPT tidak terganggu dan berjalan dengan mantab.
Kandidat lahan tidak dilintasi jaringan SUTET, yang artinya tidak ada gangguan
elektromagnetis.
Ketersediaan jaringan telekomunikasi seperti Telkomsel, Xl dan Mentarri. Namun jaringan
fiber optik belum melintasi kawasan.
Sistem jaringan air minum PDAM belum tersedia, namun dapat dipenuhi melalui jaringan
non perpipaan yakni Sumur Bor dengan kedalam 15-20 meter. Berdasarkan diskusi dan
pengamatan terhadap sumur warga, kualitas air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
Posisi lahan strategis karena berada pada lintasan Jaringan Jalan Kota Depok yakni Jalan
Raya Tapos yang direncanakan akan dilebarkan menjadi 20 m. Lebar jalan saat ini 6 meter.
Sistem drainase primer tersedia melalui jaringan sungai Tapos, apabila BBPPT memilih
lokasi ini, sebaiknya menyiapkan jaringan didalam lingkungan dan konektifitas ke
jaringan perkotaan dan primer terdekat.
Dalam upaya mengantisipasi pencemaran debu dan potensi getaran dari jalan utama l.
Raya Tapos. BBPPT dapat dapat dilakukan dengan penanam Pohon Jati Emas, Bambu dan
Rumput.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 31

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG
1. ASPEK ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Berada di desa Desa Cilangkap Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa
Barat.
SHM oleh Hendri Prastowo, Ir
Kepemilikan diketahui dimiliki oleh 1 orang.
PBB terhutang (yang harus dibayarkan) Rp.75,230,350,Harga permeter yang diterbitkan oleh instansi berjenjang belum ada.
Nilai NJOP Per m2 adalah Rp. 614,000,- atau total Rp. 30,092,140,000

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 32

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

Berdasarkan hasil cek
GPS dan konsultasi
dengan Dinas Tarukim
Kota Depok lokasi
kandidat berada pada
rencana pemanfaatan
untuk Industri.
Oleh karenanya pada
proses perencanaan
desain dan
pembangunan fisik
diharapkan telah
mendapatkan advice
planning.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 33

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

PERUMAHAN

INDUSTRI

PERUMAHAN

PERUMAHAN
PERUMAHAN

PERUMAHAN

PERUMAHAN

PERUMAHAN

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

PERUMAHAN

Hal - 34

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG
Industri

…lanjutan

Jl. Raya Bogor

Industri

1. Berada di Desa
Cilangkap, Kecamatan
Tapos, Kota Depok,
Provinsi Jawa Barat.
2. Luas 49,010 Ha.
3. Nama WP : Hendri
Prastowo, ST
4. Kegiatan di kawasan
sekitar adalah Industri
Ringan (Non Limbah) –
Berat (Limbah) dan
Permukiman Padat.

Permukiman
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Permukiman
Hal - 35

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG
Permukiman

Industri

…lanjutan

Industri
Drainase Perkotaan

Industri

Permukiman

Permukiman

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Permukiman

Jl. Raya Bogor, Tonase Besar (Kontainer)

Permukiman
Permukiman
Hal - 36

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

Kondisi lahan berupa lahan kosong

Kondisi lahan berupa lahan kosong

Kondisi lahan berupa lahan kosong

Uji sederhana 3 provider: Telkomsel, Indosat dan XL

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 37

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

1. ASPEK LINGKUNGAN
1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.

Konflik pemanfaatan ruang pada tidak ada, karena lahan berupa kosong, dan digunakan
untuk fasilitas sosial (lapangan bola).
Berdasarkan arahan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok, ditetapkan sebagai
lahan industri.
Gangguan pencemaran ada, hanya terdapat pada drainase lingkungan perkotaan yang
tepat berada di depan lahan Jln. Bogor yang tidak mengalir dan menyebabkan bau tidak
sedap. Selain itu terdapat bangunan di sepanjang drainase tersebut yang tidak legal dan
menganggu pandangan dan estetika jalan dan kota. Kumuh, Kotor dan Berbau.
Kandidat ini berada di sekitar kawasan permukiman yang akan berpotensi padat dan
terus berkembang, dimana terdapat beberapa lahan kosong yang arahan
pengembangannya adalah hunian/permukiman
Tidak ada bangunan liar didalam lahan kandidat.
Tingkat polusi udara sedang-tinggi, intensitas kendaraan yang melintasi tinggi. Truk
Kontainer, Tonase sedang hingga angkutan umum. Sangat bising.
Jaminan keamanan lingkungan berupa Pos Polisi dan keswadayaan masyarakat.
Fasilitas umum tersedia dengan baik.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 38

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

1. ASPEK LINGKUNGAN
9. Akses ke lokasi cukup baik, dari Toll Cijago ditempuh sekitar 30-40
menit.
10. Posisi lahan sangat simetris dengan Jalan Raya Bogor yang terpisahkan
dengan drainase perkotaan selebar 4 meter.
11. Lokasi bebas dari banjir
12. Tingkat kepadatan lalu lintas sedang-tinggi.
13. Transportasi umum tersedia dengan intensitas rendah-sedang (tiap 715 menit)
14. Jalur transportasi terkoneksi dengan baik ke Jaringan Jalan Tol Cijago
dan dari Jln. Raya Bogor. Lokasi dapat diakses dengan mudah dari
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang dan lainnya.
15. Sistem jaringan jalan lokal yakni Jl. Raya Bogor dapat dilalui oleh
kendaraan tonase besar dan sedang.
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 39

KELAYAKAN KANDIDAT CILODONG

…lanjutan

1. ASPEK TEKNIS
1.

2.
3.
4.

5.
6.

7.

Ketersediaan jaringan energi listrik dapat dipenuhi dengan PLN Jaringan Pelayanan Jabar
dan juga pemenuhan melalui penyediaan Genset. Penyediaan Trafo sangat disarankan
agar kegiatan BBPPT tidak terganggu dan berjalan dengan mantab.
Kandidat lahan tidak dilintasi jaringan SUTET, yang artinya tidak ada gangguan
elektromagnetis.
Ketersediaan jaringan telekomunikasi seperti Telkomsel, Xl dan Mentarri. Namun
jaringan fiber optik belum melintasi kawasan.
Sistem jaringan air minum PDAM belum tersedia, namun dapat dipenuhi melalui jaringan
non perpipaan yakni Sumur Bor dengan kedalam 15-20 meter. Berdasarkan diskusi dan
pengamatan terhadap sumur warga, kualitas air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
Posisi lahan strategis karena berada pada lintasan Jaringan Jalan Kota Depok yakni Jalan
Raya Bogor. Lebar jalan saat ini 20 meter.
Sistem drainase perkotaan tersedia melalui jaringan drainase Raya Bogor, apabila BBPPT
memilih lokasi ini, sebaiknya menyiapkan jaringan didalam lingkungan dan konektifitas
ke jaringan perkotaan dan primer terdekat.
Dalam upaya mengantisipasi pencemaran debu dan potensi getaran dari jalan utama Jl.
Raya Bogor. BBPPT dapat dapat dilakukan dengan penanam Pohon Jati Emas, Bambu dan
Rumput.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 40

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
1. ASPEK ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Total luasan seluruh lokasi kandidat 4 berdasarkan sertifikat kepemilikan lahan
sekitar 19.038 Meter2.
Letak geografis-koordinat di x : 708119; y : 9285032.
Kepemilikan lahan diketahui dimiliki sebanyak 8 orang
Berdasarkan informasi Dispenda-PBB setempat nilai NJOP/ m2 sebesar Rp.
243,000. Jika kebutuhan pengembangan BBPP seluas 19.038 Meter2, maka total
nilai NJOP di lokasi kandidat 4 mencapai Rp. 4.626.234.000,-.
Berdasarkan informasi dari Dispenda-PBB setempat harus bayar senilai Rp.
213.038,- (SHM995).

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 41

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
1. ASPEK ADMINISTRASI
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Total luasan seluruh lokasi kandidat 4 berdasarkan sertifikat kepemilikan lahan
sekitar 19.038 Meter2.
Letak geografis-koordinat di x : 708119; y : 9285032.
Kepemilikan lahan diketahui dimiliki sebanyak 8 orang
Berdasarkan informasi Dispenda-PBB setempat nilai NJOP/ m2 sebesar Rp.
243,000. Jika kebutuhan pengembangan BBPP seluas 19.038 Meter2, maka total
nilai NJOP di lokasi kandidat 4 mencapai Rp. 4.626.234.000,-.
Berdasarkan informasi dari Dispenda-PBB setempat harus bayar senilai Rp.
213.038,- (SHM995).

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 42

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
2.

ASPEK LINGKUNGAN
1.

2.
3.
4.

5.

6.

Di lokasi Kandidat 4 (Desa Karanggan) tidak adanya konflik dalam pemanfaatan ruang/
lahan, karena peruntukan lahan sekarang berupa lahan kosong yang ditanami tumbuhan
pertanian pangan.
Tingkat kebisingan sedang-tinggi karena berada di tepi Toll Jagorawi dengan intensitas
lintasan kendaraan yang tinggi tiap menit dan jam.
Tingkat getaran rendah-sedang yang disebabkan oleh pergerakan truk di Jalan Raya
Kranggan (Akses Utama).
Berdasarkan arahan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Pasal 46,
menyatakan bahwa kecamatan Gunung Sindur termasuk kedalam kawasan permukiman
perkotaan kepadatan tinggi (Pp 1) diarahkan untuk permukiman/ hunian padat, dan
pengembangan bangunan vertikal (rumah susun), kegiatan perdagangan dan jasa skala
regional, serta industri non-polutan yang berorientasi pasar.
Gangguan pencemaran tidak ada, hanya terdapat pada drainase lingkungan perkotaan
yang tepat berada di depan lahan yang tidak mengalir, hal ini dikarenakan jaringan
drainase yang terputus.
Kandidat ini terdapat bangunan warung dan klaim kepemilikan lahan yang berada di
gerbang pintu masuk.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 43

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
2. ASPEK LINGKUNGAN
7.

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Tingkat polusi udara tinggi, intensitas kendaraan yang melintasi cukup ramai,
hal ini terlihat dari kegiatan di sekitar lokasi banyaknya didirikan industri skala
sedang.
Jaminan keamanan lingkungan berupa : Jarak ke Polsek Citeureup (2,73 km)
dan jarak ke PolRes Kota/ Kab 10,3 Km.
Fasilitas umum tersedia dengan baik.
Akses ke lokasi sangat baik, dari Exit Toll Cimanggis ditempuh kurang dari 5
menit. 0,9 km dari pintu tol Karanggan.
Lokasi bebas dari banjir
Tingkat kepadatan lalu lintas sedang.
Transportasi umum tersedia dengan intensitas sedang - tinggi (tiap 5 - 10
menit).
Jalur transportasi terkoneksi dengan baik ke Jaringan Jalan Tol Jagorawi, karena
lokasi tidak jauh dari keluar pintu tol Karanggan.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 44

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1

Lokasi

Arahan Pemanfaatan Ruang RTRW Kab. Bogor

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 45

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
Jl. Raya Kranggan

BG Industri

Tol Jagorawi
Calon Lokasi 4
1. Desa Kranggan Kecamatan Gunung
Putri
2. Luas Lahan :
Koordinat X:
Koordinat Y:
3. Peruntukan Ruang : Permukiman
Perkotaan Kepadatan Tinggi (Pp1).
KDB 60%

Bangunan yang harus
dibebaskan, yang juga
merupakan milik SHM
Bangunan & tanah yang
harus dibebaskan, tanah
girik (klaim setempat)

BG Permukiman

BG Industri

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

BG Permukiman
Vegetasi Peredam Kebisingan/
Getaran dan Debu, perlu dukungan vegetasi lain
dan rekayasa bangunan gedung BBPPT

Hal - 46

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
Permukiman setempat/Kos
Bangunan Toyota Assembling

Vegetasi Peredam Kebisingan Tol Jagorawi
Pabrik Garmen

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 47

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1

Situasi di lokasi

Diskusi dengan penjaga tanah

Bangunan Milik Toyota

Uji Sederhana Sinyal Telkomsel, Xl dan Mentari

Persil tanah diklaim oleh penduduk setempat

Gerbang masuk lokasi

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 48

KELAYAKAN KANDIDAT BOGOR 1
3.

ASPEK TEKNIS
1.

2.
3.
4.

5.
6.

Ketersediaan jaringan energi listrik dapat dipenuhi dengan PLN Jaringan Pelayanan Jabar
dan juga pemenuhan melalui penyediaan Genset. Penyediaan Trafo sangat disarankan
agar kegiatan BBPPT tidak terganggu dan berjalan dengan mantab.
Kandidat lahan tidak dilintasi jaringan SUTET, yang artinya tidak ada gangguan
elektromagnetis.
Ketersediaan jaringan telekomunikasi seperti Telkomsel, Xl dan Mentarri. Namun jaringan
fiber optik belum melintasi kawasan.
Sistem jaringan air minum PDAM belum tersedia, namun dapat dipenuhi melalui jaringan
non perpipaan yakni Sumur Bor dengan kedalam 15-20 meter. Berdasarkan diskusi dan
pengamatan terhadap sumur warga, kualitas air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa. Hasil wawancara ketika musim kemarau, lokasi kandidat ini tidak mengalami
kemarau yang berkepanjangan.
Getaran di lokasi kandidat 4 cukup di rasakan, hal ini karena lokasi yang berdekatan
dengan jalan tol.
Dalam upaya mengantisipasi pencemaran debu dan potensi getaran dilakukan dengan
penanam Pohon Jati Emas, Bambu dan Rumput.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 49

KESIMPULAN TREEPLAN SKOR

K1
7

K2
40

Skor Kelayakan

Depok 1
68

K3
21

K1Ind1
K1Ind2
K1Ind3

1
3
3

K2Ind1
K2Ind2
K2Ind3
K2Ind4
K2Ind5
K2Ind6
K2Ind7
K2Ind8
K2Ind9
K2Ind10
K2Ind11
K2Ind12
K2Ind13
K2Ind14

2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3

K3Ind1
K3Ind2
K3Ind3
K3Ind4
K3Ind5
K3Ind6
K3Ind7
K3Ind8
K3Ind9

3
2
3
1
3
1
2
3
3

K1
7

K2
33

Skor Kelayakan

Depok 2
62

K3
22

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

K1Ind1
K1Ind2
K1Ind3

1
3
3

K2Ind1
K2Ind2
K2Ind3
K2Ind4
K2Ind5
K2Ind6
K2Ind7
K2Ind8
K2Ind9
K2Ind10
K2Ind11
K2Ind12
K2Ind13
K2Ind14

2
1
2
1
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3

K3Ind1
K3Ind2
K3Ind3
K3Ind4
K3Ind5
K3Ind6
K3Ind7
K3Ind8
K3Ind9

3
2
3
2
3
1
2
3
3

K1
7

K2
33

Skor Kelayakan

Depok 3
62

K3
22

K1Ind1
K1Ind2
K1Ind3

1
3
3

K2Ind1
K2Ind2
K2Ind3
K2Ind4
K2Ind5
K2Ind6
K2Ind7
K2Ind8
K2Ind9
K2Ind10
K2Ind11
K2Ind12
K2Ind13
K2Ind14

2
1
1
3
3
3
3
2
2
3
1
3
3
3

K3Ind1
K3Ind2
K3Ind3
K3Ind4
K3Ind5
K3Ind6
K3Ind7
K3Ind8
K3Ind9

3
2
3
2
3
1
2
3
3

K1
5

K2
33

Skor Kelayakan

Bogor 1
59

K3
21

K1Ind1
K1Ind2
K1Ind3

1
1
3

K2Ind1
K2Ind2
K2Ind3
K2Ind4
K2Ind5
K2Ind6
K2Ind7
K2Ind8
K2Ind9
K2Ind10
K2Ind11
K2Ind12
K2Ind13
K2Ind14

2
3
1
1
1
3
3
3
2
3
2
3
3
3

K3Ind1
K3Ind2
K3Ind3
K3Ind4
K3Ind5
K3Ind6
K3Ind7
K3Ind8
K3Ind9

3
2
3
1
3
1
2
3
3

Hal - 50

KESIMPULAN
1.

2.

3.

4.

Kelayakan lokasi TAPOS 1

Total Skor mencapai 68, dimana Total Skor untuk Aspek Lingkungan mencapai 40 dan Aspek Teknis mencapai 21.
Dibandingkan dengan kandidat lainnya lahan ini layak, karena aspek kondisi lingkungan sesuai SNI ISO/IEC
17025:2008 tentang Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi mensyarakat
tidak adanya gangguan berupa getaran, debu, suara, elektromagnetis dan pencemaran lingkungan.
Kelayakan lokasi TAPOS 2

Total Skor mencapai 62, dimana Total Skor untuk Aspek Lingkungan mencapai 33 dan Aspek Teknis mencapai 22.
Walaupun pada lokasi saat ini belum ada gangguan berupa getaran, debu dan suara namun dipastikan pada 5-10
tahun mendatang potensi gangguan akan semakin kuat. Dibandingkan dengan kandidat lainnya lahan ini layak
dengan syarat, karena aspek kondisi lingkungan sesuai arahan pada SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang Persyaratan
umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi menuntut tidak adanya gangguan berupa
getaran, debu, suara, elektromagnetis dan pencemaran lingkungan.
Kelayakan lokasi Cilodong

Total Skor mencapai 62, dimana Total Skor untuk Aspek Lingkungan mencapai 33 dan Aspek Teknis mencapai 22.
Tingginya aktifitas permukiman disekitar kawasan dan kawasan industri berat dan sedang di Jl. Raya Bogor
menyebabkan tingginya tingkat kebisingan kawasan, demikian juga halnya dengan debu. Dibandingkan dengan
kandidat lainnya lahan ini layak dengan syarat, karena aspek kondisi lingkungan sesuai arahan pada SNI ISO/IEC
17025:2008 tentang Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi menuntut
tidak adanya gangguan berupa getaran, debu, suara, elektromagnetis dan pencemaran lingkungan.
Kelayakan Lokasi Bogor 1/Karanggan

Total Skor mencapai 59, dimana Total Skor untuk Aspek Lingkungan mencapai 33 dan Aspek Teknis mencapai 21.
Tingginya aktifitas permukiman disekitar kawasan dan kawasan industri berat dan sedang di Jl. Raya Karanggan
menyebabkan tingginya tingkat kebisingan kawasan, demikian juga halnya dengan kebisingan yang ditimbulkan dari
Jalan Tol Jagorawi. Dibandingkan dengan kandidat lainnya lahan ini berpotensi rendah untuk dipilih namun layak
dengan syarat, karena aspek kondisi lingkungan sesuai arahan pada SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang Persyaratan
umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi menuntut tidak adanya gangguan berupa
getaran, debu, suara, elektromagnetis dan pencemaran lingkungan.

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 51

ACUAN HUKUM PENGADAAN TANAH BBPPT
1. Undang-Undang No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum
2. Peraturan Presiden No 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
3. Peraturan Presiden No 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
4. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
5. Peraturan Presiden No 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagu
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
6. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 TAHUN 2007
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Sebagaimana
Telah Diubah Dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
7. Peraturan Kepala Badan Pertanahan RI No 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
8. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 13/PML.02/2013 tentang Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 52

ACUAN HUKUM PELAKSANAAN DESAIN DAN KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG BBPPT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.

12.
13.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan
Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan
Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 ttg Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2008 ttg Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan
Berkala Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 53

TERIMA KASIH

Tiar Pandapotan Purba, ST, IAP & Rekan

LAMPIRAN

LAMPIRAN
No

Aspek

Indikator

1

Alamat Administrasi

2

RT/RW

3

Kelurahan/Desa

4

Kecamatan

5

Kota/Kabupaten

6

Provinsi

Parameter

Skala Skor

Legalitas Status Tanah:
7

Administrasi

Sertifikat (SHM/AJB/HGB,dll)

8

Kepemilikan Perorangan/Bersama/Yayasan/Pemerintah

9

Bukti Pembayaran PBB 3 Tahun terakhir dari Dispenda setempat

10

Harga tanah per meter persegi yang diterbitkan oleh instansi
secara berjenjang (Kelurahan/Desa, Kecamatan dan BPN)

Only few indicators valued

Harga tanah dan luas tanah dengan tiga sumber:

11

(i) Harga yang ditawarkan

12

(ii) Harga NJOP

13

(iii) Harga pasaran ditempat

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 56

LAMPIRAN
No

Aspek

1

Indikator

Tidak ada konflik pemanfaatan lahan

2

Tidak terdapat gangguan pencemaran lingkungan

3

Tingkat polusi udara

Tidak berada dalam lingkungan padat penduduk
4

5

6

7

Lingkungan

Terhindar dari kewajiban pembebasan lahan liar (bangunan
liar)

Adanya jaminan keamanan lingkungan

Tersedianya fasilitas umum

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Parameter

Skala
Skor

Tidak sesuai rencana tata ruang

1

Perlu penyesuaian RTR

2

Sesuai RTR

3

Tinggi

1

Rendah

2

Tidak ada

3

Tinggi

1

Sedang

2

Rendah

3

Tinggi

1

Sedang

2

Rendah

3

Tinggi

1

Sedang

2

Rendah

3

Belum terdapat Kantor Pelayanan Polisi Setempat

1

Ada, jauh dari pelayanan

2

Ada

3

Belum ada

1

Ada, tidak lengkap

2

Ada, lengkap

3
Hal - 57

LAMPIRAN
No

Aspek

8

Memiliki keuntungan lokasi (location advantage) akses yang mudah di jangkau

9

Posisi Strategis Lahan secara simetris berhadapan dengan akses jalan

10

11

Indikator

13

Skala Skor

Rendah

1

Sedang

2

Tinggi

3

Tidak simetris

1

Cukup
Simetris

2

Simetris

3

Tidak bebas

1

Bebas

3

Tinggi/Padat

1

Sedang

2

Rendah

3

Rendah

1

Sedang

2

Tinggi

3

Rendah

1

Sedang

2

Tinggi

3

Tidak
memadai

1

Memadai

3

Bebas dari Banjir

Lingkungan

Tingkat kepadatan lalu lintas

Ketersediaan prasarana transportasi umum

12

Parameter

Wilayah terkoneksi dengan jaringan jalur transportasi yang baik dan mudah

Sistem jaringan jalan lokal yang memadai untuk lalu lintas kendaraan tonase sedang

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 58

LAMPIRAN
No

Aspek

1

Kapasitas daya catu listrik

2

Kondisi wilayah/tanah simetris

3

Kondisi tanah lebih tinggi dari jalan raya

4

5

6

7

8

9

10

Indikator

Sistem drainase yang baik

Teknis

Parameter

Skala Skor

Tidak Cukup

1

Cukup

2

Sangat Cukup

3

Tidak simetris

1

Cukup simetris

2

Simetris

3

Sama tinggi (0)

1

Agak tinggi (cm)

2

Sangat tinggi (cm)

3

Tidak ada sistem jaringan drainase

1

Ada sistem jaringan, namun perlu dikoneksikan

2

Ada sistem jaringan drainase wilayah terkoneksi

3

Tidak (tidak masuk rencana pelebaran jalan)

3

Ya (masuk rencana pelebaran jalan)

1

Ya (berada/dekat pada jalur SUTET)

1

Tidak (tidak berada pada jalur SUTET)

3

Air Tanah

1

PDAM

2

Air Tanah dan PDAM

3

1 Operator

1

2 Operator

2

3 Operator

3

Jaringan PLN

1

Jaringan PLN dan Pengembangan Energi Surya (Kecukupan Sinar Panas Matahari)

2

PLN dan Pengembangan Energi Surya

3

Tidak berada pada rencana pelebaran jalan

Tidak dilalui jalur SUTET (gangguan
radiasi/elektromagnetik)

Ketersediaan Sumber Air Tanah dan PDAM

Ketersediaan jaringan telekomunikasi dan serat optik 3
operator

Ketersediaan energi listrik

Ketersediaan jaringan utilitas

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Sudah terjawab di indikator 7, 8, dan 9

Hal - 59

LAMPIRAN

 Matrik penilaian 4 kandidat lahan

BBPPT – KEMENKOMINFO Republik Indonesia, 2015

Hal - 60