LAMPIRAN 1 PENENTUAN KADAR ALKOHOL SECAR

LAMPIRAN 1:
PENENTUAN KADAR ALKOHOL SECARA KUALITATIF DAN
KUANTITATIF DARI HASIL FERMENTASI

Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan
enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada
dalam bahan pangan.

Prinsip Pelaksanaan
Berdasarkan uji kualitatif dari alkohol yang mengalami reaksi oksidasi reduksi
dimana alkohol dioksidasi menjadi aldehid dan dengan pemanasan terbentuk asam
karboksilat, dimana K2Cr2O7 sebagai oksidator mengalami reduksi dari Cr6+
menjadi Cr3+ yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari bening
menjadi kuning kehijauan dan dengan pemanasan terbentuk larutan biru.

Bahan yang akan di Destilasi
1. Nira aren asli manis
2. Nira ditambah Raru rasa manis
3. Tuak Asli adalah nira ditambah raru kemudian dibuat sedikit di gelas lalu
digantung dipohon kemudian nira aren asli menetes-netes ketempat
penampungan dan menjadi tuak asli

4. Tuak yang siap dipasarkan

Universitas Sumatera Utara

Prosedur Kerja Destilasi
1. Nira asli dimasukkan kedalam labu alas 500 ml.
2. Kemudian dipanaskan 70 s.d 100°C sampai mendidih dengan rentang waktu 30'
(pemanasan).
3. Setelah mendidih didinginkan sampai gelembung-gelembung air hilang ± 5'
kemudian dipanaskan kembali 10' (yang kedua) mendidih dan didinginkan
selama ± 5', demikian seterusnya.
4. Setelah sampel selesai didestilasi kemudian diambil sebanyak 5 ml ditambah 3
tetes K2CrO7 dan dipanaskan sampai berubah warna, ternyata tidak ada
perubahan warna dan kesimpulan sementara: tidak ada etanol pada nira asli
pada proses destilasi (kualitas).

Prosedur Kerja dan Alat-alat
I. Alat-alat terdiri dari:
Labu alas 500 ml, bunsen (lampu yang bahan bakarnya dari alkohol),
kondensor, penjepit tabung, tabung reaksi, termometer 360oC, Elmayer, pipet tetes,

elektro mantel, plastik dan karet, statif dan klem, selang, cok sambung, ember
plastik, teflon, dlukol, labu ukur, buret, statik pen klem, tabung reaksi, aquadest,
galass ukur , beaker glass 500 ml, dan gabus karet.

II. Bahan
Nira, es batu, fermentasi 500 ml nira, K2CrO7 (kalium bikromat).

Universitas Sumatera Utara

III. Prosedur Kerja secara kualitas
1. Masukkan nira 500 ml ke dalam labu alas
2. Dirangkai alat destilasi
3. Didestilasi pada suhu 78°C
4. Destilasinya di bagi ke dalam 2 tabung reaksi:
Tabung I

Tabung II

- Ditambahkan 3 tetes K2CrO7


- Diamati perubahan yang terjadi

- Ditambahkan 3 tetes K2CrO7
- Dipanaskan

- Diamati perubahan yang terjadi

IV. Prosedur Kerja Secara kuantitas
A. Tuak Asli
1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml.
3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi ditambah 5 ml
K2CrO7 dipanaskan

sampai suhu 80°C selama 15' kemudian didinginkan

sampai dingin.
4. Masukkan sampel ke dalam tabung Elmeyer ditambah Ferosin 3 tetes sebagai
indikator.
5. Masukkan Aluminium Ferosulfat Fe(NH4)2 sebanyak 2,3 ml ke dalam tabung

Buret sampai setinggi pandangan mata, sampai berubah warna.

Universitas Sumatera Utara

B. Nira Campur Raru
1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml.
3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi ditambah 5 ml
K2CrO7 dipanaskan

sampai suhu 80°C selama 15' kemudian didinginkan

sampai dingin.
4. Masukkan sampel ke dalam tabung Elmeyer ditambah Ferosin 3 tetes sebagai
indikator.
5. Masukkan Aluminium Ferosulfat sebanyak 7,5 ml ke dalam tabung Buret
sampai setinggi pandangan mata, sampai berubah warna.

C. Nira Asli
1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml.
3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi ditambah 5 ml
K2CrO7 dipanaskan

sampai suhu 80°C selama 15' kemudian didinginkan

sampai dingin.
4. Masukkan sampel ke dalam tabung Elmeyer ditambah Ferosin 3 tetes sebagai
indikator.
5. Masukkan Aluminium Ferosulfat sebanyak 2,4 ml ke dalam tabung Buret
sampai setinggi pandangan mata, sampai berubah warna.

Universitas Sumatera Utara

V. Tuak yang dipasarkan di masyarakat
1. Ambil 5 ml tuak asli lalu masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Encerkan dengan aquadest ke labu ukur sampai 100 ml.
3. Setelah diencerkan diambil 1 ml masukkan ke tabung reaksi ditambah 5 ml
K2CrO7 dipanaskan


sampai suhu 80°C selama 15' kemudian didinginkan

sampai dingin.
4. Masukkan sampel ke dalam tabung Elmeyer ditambah Ferosin 3 tetes sebagai
indikator.
5. Masukkan Aluminium Ferosulfat sebanyak 3,7 ml ke dalam tabung Buret
sampai setinggi pandangan mata, sampai berubah warna.
Demikianlah hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut untuk mengetahui
konsentrasi etanol di dalam nira aren asli, nira ditambah raru, tuak asli dan tuak
yang dipasarkan di masyarakat.

Data : Volume Titrasi Larutan (NH4)2 Fe (SO4) 0,393 N
No.
1.

Sampel
Tuak Asli

Hari I


Hari II

Hari III

2,3 ml

3,1 ml

3,9 ml

2.

Nira ditambah Raru

7,5 ml

4.

Tuak di Pasarkan


3,7 ml

3.

Nira Asli

2,4 ml

7,7 ml

3,5 ml

4,5 ml

8,0 ml

4,5 ml

4,9 ml


Keterangan : Volume titrasi larutan (NH4)2 Fe (SO4) setelah diamatai sampai
beberapa hari.

Universitas Sumatera Utara

Data : Kadar Etanol Persen (%)
No.

Sampel

1.

Tuak Asli

3.

Nira Asli

2.
4.


Nira ditambah Raru

Tuak di Pasarkan

Hari I

Hari II

Hari III

43,97%

45,20%

47,04%

12,07%

12,68%


20,66%

16,97%

19,43%

25,56%

21,88%

25,56%

28,02%

Keterangan : Kadar etanol yang dikandung masing-masing sampel tuak setelah
diamati sampai beberapa hari.

Sumber : Meriani Siahaan., Noradina Tampubolon., Sion Sembiring., Kesaktian

Manurung., dan Norong Perangi-angin. Di Laboratorium Biokimia/
KBM FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan, tanggal 28 s.d 31
April 2010.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2:

1. BOBOT GINJAL MENCIT.
Tabel 1.: Hasil Pengukuran Bobot Ginjal Mencit Jantan Dewasa (g)
Ulangan

P0

P1

P2

P3

P4

P5

1

0,23

0,21

0,16

0,27

0,31

0,26

2

0,23

0,26

0,33

0,26

0,15

0,33

3

0,22

0,27

0,26

0,21

0,19

0,21

4

0,35

0,19

0,19

0,20

0,24

0,20

5

0,21

0,33

0,12

0,27

0,23

0,26

x ±SD

0,245±0,059

0,249±0,054

0,212±0,083 0,240±0,034 0,222±0,060 0,251±0,053

Tests of Normality
a

Berat_ginjal

BobotGinjal

Kelompok
P0
P1
P2
P3
P4
P5

Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.423
5
.004
.178
5
.200*
.204
5
.200*
.301
5
.158
.195
5
.200*
.238
5
.200*

*. This is a lower bound of the true significance.

Statistic
.686
.957
.961
.795
.979
.908

Shapiro-Wilk
df
5
5
5
5
5
5

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Berat_ginjal

BobotGinjal

Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on trimmed mean

Levene
Statistic
.792
.491

df1

5
5

df2

24
24

Sig.
.566
.780

.491

5

19.531

.779

.763

5

24

.586

NPar Tests

Universitas Sumatera Utara

Sig.
.007
.788
.817
.074
.930
.455

Kruskal-Wallis Test
Ranks
Berat_ginjal

BobotGinjal

Kelompok
P0
P1
P2
P3
P4
P5
Total

Test Statistics

b.

Kruskal Wallis Test

5
5
5
5
5
5
30

Mean Rank
16.70
17.50
11.40
17.20
13.00
17.20

a,b

Berat_ginjal
2.235

Chi-Square
df
Asymp. Sig.
a.

N

.816

5

Grouping Variable: Kelompok

2. PENILAIAN PERUBAHAN TUBULUS PROKSIMAL (SEL GINJAL
YANG MENGALAMI NEKROTIK).

Tabel 2.: Hasil pengamatan sel ginjal yang mengalami nekrosis (%)
Ulangan

P0

P1

P2

P3

P4

P5

1

1

34

77

23

56

57

2

1

45

86

73

69

51

3

1

55

80

44

76

60

4

1

60

60

28

75

71

5

1

50

65

29

80

68

x ±SD

1,00±0,00

48,70±10,17 73,50±10,89 39,40±20,35 71,00±9,35 61,00±8,08

Universitas Sumatera Utara

b
Tests of Normality
a

Nekrosis

Kelompok
P1
P2
P3
P4
P5

Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.152
5
.200*
.224
5
.200*
.295
5
.177
.258
5
.200*
.191
5
.200*

*. This is a lower bound of the true significance.

Statistic
.973
.939
.830
.887
.959

Shapiro-Wilk
df
5
5
5
5
5

Sig.
.892
.659
.140
.343
.801

a. Lilliefors Significance Correction
b. Nekrosis is constant when Kelompok = P0. It has been omitted.

a
Test of Homogeneity of Variance

Nekrosis

Levene
Statistic
1.547
.431

Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on trimmed mean

df1

df2

4
4

20
20

Sig.
.227
.785

.431

4

8.304

.783

1.416

4

20

.265

a. Nekrosis is constant when Kelompok = P0. It has been omitted.

Oneway
ANOVA
Nekrosis
Between Groups
Within Groups
Total

Sum of
Squares
18238.167
3137.200
21375.367

df

5
24
29

Mean Square
3647.633
130.717

F
27.905

Sig.
.000

Universitas Sumatera Utara

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nekrosis
Bonferroni

(I) Kelompok
P0

P1

P2

P3

P4

P5

(J) Kelompok
P1
P2
P3
P4
P5
P0
P2
P3
P4
P5
P0
P1
P3
P4
P5
P0
P1
P2
P4
P5
P0
P1
P2
P3
P5
P0
P1
P2
P3
P4

Mean
Difference
(I-J)
-47.800*
-72.600*
-38.400*
-70.200*
-60.400*
47.800*
-24.800*
9.400
-22.400
-12.600
72.600*
24.800*
34.200*
2.400
12.200
38.400*
-9.400
-34.200*
-31.800*
-22.000
70.200*
22.400
-2.400
31.800*
9.800
60.400*
12.600
-12.200
22.000
-9.800

Std. Error
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231
7.231

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.033
1.000
.074
1.000
.000
.033
.001
1.000
1.000
.000
1.000
.001
.003
.084
.000
.074
1.000
.003
1.000
.000
1.000
1.000
.084
1.000

95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
-71.36
-24.24
-96.16
-49.04
-61.96
-14.84
-93.76
-46.64
-83.96
-36.84
24.24
71.36
-48.36
-1.24
-14.16
32.96
-45.96
1.16
-36.16
10.96
49.04
96.16
1.24
48.36
10.64
57.76
-21.16
25.96
-11.36
35.76
14.84
61.96
-32.96
14.16
-57.76
-10.64
-55.36
-8.24
-45.56
1.56
46.64
93.76
-1.16
45.96
-25.96
21.16
8.24
55.36
-13.76
33.36
36.84
83.96
-10.96
36.16
-35.76
11.36
-1.56
45.56
-33.36
13.76

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 5: SINGKATAN.

BAC
Ca++
ClCu,Zn-SOD
DDW
DL
DNA
Fe(NH4)2
FMIPA
PUFAs
GFR
GSH-PX
GSH-R
HCO3H-E
HOCl
HPO4=
H2O2
KBM
K+
LDL
LOLO-2
Mg++
NaOH
Na+
NAPQI
NONTA (ATN)
ONOOO2RAL
RBF
RPF
ROS
R-S
SOD
USU
3O2
-OH

: Blood Alcohol Concentration
: Kalsium
: Klorida
: Copper, Zinc-Superoxide Dismutase
: Double Distsch Webster
: Resemik
: Deoxi Nucleic Acid
: Aluminium Ferosulfat
: Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
: Poly-unsaturated fatty acid s
: Glomerular Filtration Rate
: Glutation Peroksida
: Glutation Reduktase
: Bikarbonat
: Hematoksilin- Eosin
: Asam Hipoklorus
: Fosfat
: Hidrogen Peroksida
: Kimia Bahan Makanan
: Kalium
: Low Density Lipoprotein
: Radikal Alkoxyl
: Radikal Peroksil
: Magnesium
: Natrium Hidroxide
: Natrium
: N-Acetyl-P-Benzoquinone Imine
: Nitrit Oksida
: Nekrosis Tubular Akut
: Peroksinitrit
: Anion Superoksida
: Rancangan Acak Lengkap
: Renal Blood Flow
: Rernal Plasma Flow
: Reactive Oxygen Species
: Radikal Thiyl
: Superdioksida Dismutase
: Universitas Sumatera Utara
: Triplet
: Radikal Hidroksil

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 6: GAMBAR-GAMBAR.

1. Gambar Pohon Aren.

Gambar 6.1.1. Pohon Aren yang menghasilkan Air Nira.

Gambar 6.1.2. Cara mengambil Air Nira.

Gambar 6.1.3. Tempat Penampungan Air Nira di Pohon Aren.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.1.4. Bunga Pohon Aren yang menjadi Bakal Penghasil Air Nira.

2. Gambar-gambar Pada Saat Penelitian dan Pembuatan Preparat.

Gambar 6.2.1. Pemberian Perlakuan Kepada Mencit.

Gambar 6.2.2. Mencit yang telah didislokasi Leher.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.3. Pelaksanaan Dislokasi Leher dan Pembedahan Mencit

Gambar 6.2.4. Dislokasi Leher dan Pembedahan Mencit.

Gambar 6.2.5. Mencit setelah Pembedahan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.6. Isolasi Ginjal Kelompok 1 (P0).

Gambar 6.2.7. Isolasi Ginjal Kelompok 2 (P1).

Gambar 6.2.8. Isolasi Ginjal Kelompok 3 (P2).

Gambar 6.2.9. Isolasi Ginjal Kelompok 4 (P3).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.10. Isolasi Ginjal Kelompok 5 (P4).

Gambar 6.2.11. Isolasi Ginjal Kelompok 6 (P5).

Gambar 6.2.12. Pencucian, Dehidrasi dan Piksatif.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.13. Lemari Pengatur Suhu Tempat Pemanasan parafin.

Gambar 6.2.14. Penanaman Ginjal pada Blok Parafin.

Gambar 5.2.15. Sediaan Blok Parafin Jaringan Ginjal Mencit.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.16. Pengirisan Blok Parafin pada Mikritom.

Gambar 6.2.17. Sampel Preparat untuk Pemeriksaan di Laboratorium Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran USU.

Gambar 6.2.18. Preparat Kelompok 1 (Kontrol/P0).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.19. Preparat Kelompok 2 (P1).

Gambar 6.2.20. Preparat Kelompok 3 (P2).

Gambar 6.2.21. Preparat Kelompok 4 (P3).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.2.22. Preparat Kelompok 5 (P4).

Gambar 6.2.23. Preparat Kelompok 6 (P5).

Gambar 6.2.24. Preparat Kelompok 1- 6 (P0 - P5).

Universitas Sumatera Utara