PERBUP NO 05 TAHUN 2008 TENTANG JUKLAK PERBUP NO 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN PDAM
BUPATI
PACITAN
i PERATURAN BUPATI PACITAN
;
NOMOR 5" T A H U N 2008
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN D A E R A I I KABUPATEN PACITAN
NOMOR 25 T A H U N 2007 TENTANG ORGAN DAN K E P E G A W A I A N
PERUSAHAAN DAERAH A I R M I N U M
j
KABUPATEN PACITAN
DENGAN R A H M A T T U H A N YANG M A H A ESA
J
i
BUPATI PACITAN
''
'
1
Menimbang
Mengingat
: bahwa guna melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor
25 Tahun 2007 lentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum, Kabupaten Pacitan. perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan.
Peraturan Daerah dimaksud dengan menuangkanhya dalam suatu;
Peraturan.
1.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah :
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, '
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Taliun 2005 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4493);
4.
5.
*
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentJing Pembentukan
Peraturan Pcrundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);
^
f
I
i iI
i
i
*
BAB H
SUSUNAN ORGANISASI DAN T A T A KERJA PDAM
I
\
i
Bagian Pertama
Umum
1
i
;
1
Pasal 2
V
(1) Susunan Organisasi PDAM terdiri dari:
a. i Dewan Pengawas;
b. ! Unsur Pimpinan, yaitu Direksi;
c. 1 Unsur Slaf, yailu Bagian;
d. i Unsur Pelaksana. yaitu unit cabang.
*
(2) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sampai dengan
10.000 adalah sebagai berikut:
a. . 1 (salu) direktur;
b. ; 2 (dua) kepala bagian yang membidangi bagian Administrasi dan,
; keuangan dan bagian teknik;
c. I Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub'
: Bagian/seksi.
!
]
(3) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 10.001
sampai dengan 30.000 adalah sebagai berikut:
a. i I (satu) direktur;
b. 13 (tiga) kepala bagian yang membidangi bagian administrasi dan
; keuangan, bagian teknik, dan bagian hubungan pelanggan;
c. J Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
: Bagian/seksi;
d. : Untuk imit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat
; Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.
(4) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 30.001
sampai dengan 50.000 adalah sebagai berikut:
a. !Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur
utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan
, keuangan, dan direktur teknik;
b. 6 (enam) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan,
bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian
umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi;
c. Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
Bagian/seksi;
d. Untuk unit cabang dikepalat oleh seorang kepala unit setingkat
Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.
(5) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 50.001
sampai dengan 100.000 adalah sebagai berikut:
a. Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur
utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan
keuangan, dan direktur teknik;
I
i
r
i
I
I
t
i
b. " 7 (tujuh) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan, trjifJI
I bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian
j umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi, bagian
t perawatan.
c. | Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
I Bagian/seksi;
d. ; Untuk unit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat
1 Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. wutsrpnmlkigfedbaVUTSR
i
(6) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya lebih dari 100,000
dapat mengembangkan struktur Organisasi sendiri dengan
pertimbangan terdiri dari paling banyak 4 Direksi yang terdiri dari: 1
(satu) Direktur Utama, dan 3 (tiga) Direktur.
I
Pasal 3
(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud
pada pasal 2 ditetapkan oleh Direksi dalam suatu Peraturan.
(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hams mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas dan
Bupati.
j
i
Pasal 4
i
(1) Rancangan Peraturan Direksi tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 3 diajukan kepada
Dewan Pengawas untuk disetujui.
(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas
Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam
suatu Keputusan Dewan Pengawas.
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hams disertai alasanalasan, dan saran guna perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan
Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak
mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.
i
Pasal 5
i
(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
4 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Peraturan Direksi diajukan kepada
Bupati untuk mendapat persetujuan disertai dengan Surat Persetujuan
Dewan Pengawas..
(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dalam suatu Keputusan.
(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ) hams disertai alasan-alasan, dan saran guna
perbaikan.
i
t
i
triI
1
I
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan
Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).
(6) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Rancangan Peraturan Direksi ditetapkan menjadi Peraturan
Direksi.
i
\
Bagian Kedua
[
Dewan Pengawas
i
Pasal 6
(1) Dewan Pengawas berasal dari unsur pejabat pemerintah daerah,
profesional dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh
Bupati.
(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(3) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahim.
(4) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan
PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada
masyarakat.
(5) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam suatu Keputusan.
PasalwutsrpnmlkigfedbaVUTSRPNMLKJIEDCBA
7
(1) Calon anggota Dewan Pengawas memenuhi persyaratan;
a. imenguasaimanajemenPDAM;
b. ' menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; I
dan
c.trjifJI
I tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati
^atau Dewan Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat
'ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping termasuk
• menantu dan ipar.
I
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud ,
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
1
Pasal 8
t
(1) Jumiah anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumiah
pelanggan dengan ketentuan:
paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumiah pelanggan sampai
dengan 30.000; dan
b. paling banyak 5 (lima) orang untuk jumiah pelanggan di atas
30.000.
(2) Penentuan jumiah Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan asas efisiensi pengawasan dan
efektivitas pengambilan keputusan.
(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a.
i
i
r
i
i
I
diangkat seorang sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang
sebagai Sekretaris merangkap anggota dengan Keputusan Bupati.
Bagian Ketiga
I
Direksi
*
\
i triI
Pasal 9
t
(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.
(2) Usulan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) Hari Kerja sebelum masa
jabatan Direksi habis.
(3) Pengangkatan Direksi sebagaimana
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
dimaksud pada
ayat (1)
i
Pasal 10
(1) Bams usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat,
pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.
(2) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat
pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun.
(3) Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk l(satu) kali masa jabatan.
(4) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling,
tinggi 60 (enam puluh) tahun.
(5) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja
PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat
setiap tahun.
;
Pasal 11
t
(1) Pelanlikan dan pengambilan sumpah Direksi dilakukan oieh Bupati
atau pejabat lain yang ditunjuk.
(2) Susunan kata-kata sumpalujanji Direksi PDAM adalah sebagai
berikut:
i
"DEMI A L L A H (TUHAN), SAYA BERSUMPAH /
BERJANJI BAHWA SAYA A K A N MEMENUHI KEWAJIBAN
SAYA SELAKU DIREKTUR PDAM KABUPATEN PACITAN'
DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. SEJUJUR-JUJURNYA, DAN
SEADIL-ADILNYA;
\
BAHWA SAYA A K A N SELALU MENGUTAMAKAN
PELAYANAN
DEMI TERCAPAINYA
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
i
BAHWA SAYA A K A N SELALU TAAT D A L A M
MENGAMALKAN D A N MEMPERTAHANKAN PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA; D A N UNDANG-UNDANG,
DASAR
1945
SERTA
MELAKSANAKAN
SEGALA
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DENGAN
SELURUS-LURUSNYA
YANG
BERLAKU
BAGI
PERUSAHAAN, DAERAH, D A N NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA"
i
I trjifJI
I
i
I
IwutsrpnmlkigfedbaVUTSRPNMLKJIEDCBA
Pasal12
(1)zywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Apabila sampai berakhimya masa jabatan sebagaimana dimaksud
pada pasal 8, pengangkatan Direksi bam masih dalam proses
penyelesaian, Bupati dapat menunjuk/mengangkat Direksi yang lama
'atau seorang Pejabat Stmktural PDAM sebagai penjabat sementara.
(2) Pengangkatan penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan.
(3) Masa Jabatan Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penerbitan Keputusan.
(4) Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) tidak
dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
(5) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
melaksanakan tugasnya tidak boleh mengambil kebijakan yang
bersifat strategis.
1
!
Bagian Keempat
Bagian, Sub Bagian/Seksi, dan Unit Cabang
I
Pasal13
(1) Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.
(2) Kepala Bagian diangkat oleh Direksi atas pertimbangan Dewan
Pengawas.
'
Pasal 14
t
(
(1) Bagian terdiri atas Sub Bagian atau Seksi.
(2) Sub Bagian atau Seksi dipimpin oleh Kepala Sub Bagian atau Kepala
Seksi..
(3) Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi diangkat oleh Direksi atas
pertimbangan dewan pengawas
;
Pasal 15
I
(1) Guna mempermudah akses pelayanan kepada konsumen, PDAM
dapat membentuk Unit Cabang.
(2) Unit Cabang dikepalai oleh Kepala Unit setingkat Kepala Bagian.
(3) Kepala Unit diangkat oleh Direksi atas pertimbangan dewan
pengawas.
4
!
J
Bagian Kelima
Kepegawaian
i
;
Pasal 16
(1) Pengangkatan pegawai PDAM dilakukan oleh Direksi dengan suatu
Keputusan.
(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dengan persetujuan dewan pengawas dan Bupati.
i
:
Pasal 17
(1) Pengangkatan pegawai honorer atau tenaga
dilakukan oleh Direksi dengan suatu Keputusan.
kontrak
PDAM
(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (!) harus
dengan persetujuan dewan pengawas.
I
Pasal18
>
(1) Rancangan Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai
PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 16, atau Rancangan
Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai Honorer PDAM
Sebagaimana dimaksud pada pasal 17, diajukan kepada Dewan
Pengawas untuk disetujui.
(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas
Rancangan Keputusan Direksi sebagdmana dimaksud pada ayat ( I )
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam
suatu Keputusan Dewan Pengawas.
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)'harus disertai alasanalasan, dan saran guna perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan
Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak
mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka •
Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.
i
Pasal 19
i
4
(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
18 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Keputusan tentang Pengangkatan
Pegawai PDAM sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1),
Direksi diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan disertai
dengan Surat Persetujuan Dewan Pengawas..
(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) ditetapkan
dalam suatu Keputusan.
(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Keputusan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) ) harus disertai alasan-alasan, dan saran guna
perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan
Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).!
(5) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), i Rancangan Keputusan Direksi ditetapkan menjadi Keputusan
Direksi.
i
I
T
1
I
t
i
i
triI
i
;
BAB I I I
I
CUTI
!
I
f
\
Bagian Pertama
1
Umum
\
Pasal 20
i iI
i
(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi:
a. I cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. ' cuti sakit;
d. i cuti karena alasan panting atau cuti untuk menunaikan Ibadah
• ihaji;
e. ; cuti nikah;
{. j cuti bersalin; dan
g . ; cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada:
ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar
tanggungan P D A M .
i
i
>
\
f
Bagian Kedua
Cuti Pegawai PDAM
I
I
Paragraf 1
Cuti Tahunan
;
Pasal 21
F
I
(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekarang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti tahunan.
(2) Larnanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
(3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang
kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai PDAM yang bersangkutan
meiigajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Direksi.
\
Pasal 22
Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang suHt perhubungannya,
maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling
lama 14 (empat belas) hari.
1
Pasal 23
1
(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan,
dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan
belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.
(2) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturutturut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24
(dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang
sedang berjalan.
i
\
Pasal24
f
»
(1) Cut! tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk
paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Cuti tahunan yang ditanggidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh
empat) hari keija termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.
j
t
Paragraf 2
Cuti Besar
\
Pasal 25
(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3
(tiga) bulan.
(2) Pegawai PDAM yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh Direksi.
Pasal 26
Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk paling
lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
!
\
Paragraf 3
Cuti Sakit
4
\
\
Pasal 27
Setiap Pegawai PDAM yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
i
Pasal 28
)
\
(1) Pegawai PDAM yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) bar! berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan
kepada atasannya langsung.
(2) Pegawai PDAM yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
(3) Pegawai PDAM yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)
Hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai PDAM
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan dokter Rumah
Sakit Pemerintah.
(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara
Iain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan
keterangan Iain yang dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
(6) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter Rumah Sakit Pemerintah.
(7) Pegawai PDAM yang tidak sembuh dari penyakimya dalam jangka
Waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus
Diuji kembali kesehatannya oleh dokter Rumah Sakit Pemerintah.
(8) Apabila berdasarkan basil pengujian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) Pegawai PDAM yang bersangkutan belum
sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i
'
Pasal 29
I
I
(1) Pegawai PDAM wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas
cuti sakit untuk paling lama 1,5 (satu setengah) bulan.
(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Pegawai PDAM wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan
dokter atau bidan.
;
Pasal 30
f
Pegawai PDAM yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan,
berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.
j
i
Pasal 31
(1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (1) diberikan
secara tertulis oleh atasan langsung.
(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (2), (3), Pasal
23, dan Pasal 24 diberikan secara tertulis oleh Direksi.
i
i
Paragraf 4
Cuti Karena Alasan Penting atau untuk menunaikan ibadah haji
I
j
Pasal 32
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan
ibadah haji adalah cuti karena:
a. ibu,' bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a ,
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku '
Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari
anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;c. menunaikan ibadah haji atau kepentingan agama lainnya.
Pasal 33
(1) Pegawai PDAM berhak alas cuti karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji.
(2) Lamanya cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah
haji ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 2 (dua) bulan.
:
Pasal 34
t
(1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasanalasannya kepada Direksi.
(2) Cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji
diberikan secara tertulis oleh Direksi.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang
bersangkutan tidsJc dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka
atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat
memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan
penting atau untuk menunaikan ibadah haji.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
harus segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) memberikan cut! karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji kepada Pegawai PDAM yang bersangkutan. •
',
!
Paragraf 5
Cuti Nikah
i
Pasal 35
(1) Pegawai PDAM berhak atas cuti Nikah.
(2) Lamanya cuti Nikah ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 1
(satu) bulan.
i
Pasal 36
(1) Untuk mendapatkan cuti Nikah, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(2) Cuti Nikah diberikan secara tertulis oleh Direksi.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang
bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka
atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat
memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti Nikah.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
hams segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) memberikan cuti Nikah kepada Pegawai PDAM yang
bersangkutan.
i
\
1 zywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
i iI
I
i
I
J
j
Paragraf 6
Cuti Bersalin
i
Pasal 37
)
(1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai
PDAM wanita berhak atas cuti bersalin.
(2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai PDAM wanita diberikan cuti di luar tanggungan PDAM.
(3) Lamanya cuti-culi bersalin tersebut dalam ayat ( I ) dan (2) adalah I
(satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
I
Pasal 38
i
(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai PDAM wanita yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Direksi.
{
i
Paragraf?
Cuti Di Luar Tanggungan PDAM.
I
i
i
Pasal 39
(1) Kepada Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun secara tenis-menerus, karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan
PDAM.
(2) Cuti di tuar tanggungan PDAM dapat diberikan - paling lama 3 (tiga)
tahun.
(3) Jangka waktu cut! di luar tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat dipcrpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila
ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
J
{
Pasal 40
(1) Cuti di luar tanggungan PDAM mengakibatkan Pegawai PDAM yang
bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar
tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2).
(2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar
tanggungan PDAM dengan segera dapat diisi.
•;
Pasal 41
j
(1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai PDAM
yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Direksi disertai dengan alasan-alasannya.
(2) Cuti di luar tanggungan PDAM hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas.
!
I
I
Pasal 42
(1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai
PDAM yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan.
(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai PDAM.
Pasal43
(1) Pegawai PDAM yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar,
dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja
apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Dalam hal terjadi sebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka
waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai
PDAM yang bersangkutan.
^
!
Bagian Ketiga
Cuti Direksi
Pasal 44
I
i
I
I
(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi:
^
a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. cuti sakit;
d. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan Ibadah
haji;
e. cuti nikah;
f.
cuti bersalin; dan
g. cuti di luar tanggungan PDAM.
PACITAN
i PERATURAN BUPATI PACITAN
;
NOMOR 5" T A H U N 2008
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN D A E R A I I KABUPATEN PACITAN
NOMOR 25 T A H U N 2007 TENTANG ORGAN DAN K E P E G A W A I A N
PERUSAHAAN DAERAH A I R M I N U M
j
KABUPATEN PACITAN
DENGAN R A H M A T T U H A N YANG M A H A ESA
J
i
BUPATI PACITAN
''
'
1
Menimbang
Mengingat
: bahwa guna melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor
25 Tahun 2007 lentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum, Kabupaten Pacitan. perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan.
Peraturan Daerah dimaksud dengan menuangkanhya dalam suatu;
Peraturan.
1.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah :
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, '
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Taliun 2005 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4493);
4.
5.
*
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentJing Pembentukan
Peraturan Pcrundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);
^
f
I
i iI
i
i
*
BAB H
SUSUNAN ORGANISASI DAN T A T A KERJA PDAM
I
\
i
Bagian Pertama
Umum
1
i
;
1
Pasal 2
V
(1) Susunan Organisasi PDAM terdiri dari:
a. i Dewan Pengawas;
b. ! Unsur Pimpinan, yaitu Direksi;
c. 1 Unsur Slaf, yailu Bagian;
d. i Unsur Pelaksana. yaitu unit cabang.
*
(2) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sampai dengan
10.000 adalah sebagai berikut:
a. . 1 (salu) direktur;
b. ; 2 (dua) kepala bagian yang membidangi bagian Administrasi dan,
; keuangan dan bagian teknik;
c. I Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub'
: Bagian/seksi.
!
]
(3) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 10.001
sampai dengan 30.000 adalah sebagai berikut:
a. i I (satu) direktur;
b. 13 (tiga) kepala bagian yang membidangi bagian administrasi dan
; keuangan, bagian teknik, dan bagian hubungan pelanggan;
c. J Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
: Bagian/seksi;
d. : Untuk imit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat
; Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.
(4) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 30.001
sampai dengan 50.000 adalah sebagai berikut:
a. !Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur
utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan
, keuangan, dan direktur teknik;
b. 6 (enam) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan,
bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian
umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi;
c. Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
Bagian/seksi;
d. Untuk unit cabang dikepalat oleh seorang kepala unit setingkat
Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.
(5) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 50.001
sampai dengan 100.000 adalah sebagai berikut:
a. Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur
utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan
keuangan, dan direktur teknik;
I
i
r
i
I
I
t
i
b. " 7 (tujuh) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan, trjifJI
I bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian
j umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi, bagian
t perawatan.
c. | Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub
I Bagian/seksi;
d. ; Untuk unit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat
1 Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. wutsrpnmlkigfedbaVUTSR
i
(6) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya lebih dari 100,000
dapat mengembangkan struktur Organisasi sendiri dengan
pertimbangan terdiri dari paling banyak 4 Direksi yang terdiri dari: 1
(satu) Direktur Utama, dan 3 (tiga) Direktur.
I
Pasal 3
(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud
pada pasal 2 ditetapkan oleh Direksi dalam suatu Peraturan.
(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hams mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas dan
Bupati.
j
i
Pasal 4
i
(1) Rancangan Peraturan Direksi tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 3 diajukan kepada
Dewan Pengawas untuk disetujui.
(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas
Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam
suatu Keputusan Dewan Pengawas.
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hams disertai alasanalasan, dan saran guna perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan
Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak
mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.
i
Pasal 5
i
(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
4 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Peraturan Direksi diajukan kepada
Bupati untuk mendapat persetujuan disertai dengan Surat Persetujuan
Dewan Pengawas..
(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dalam suatu Keputusan.
(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ) hams disertai alasan-alasan, dan saran guna
perbaikan.
i
t
i
triI
1
I
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan
Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).
(6) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Rancangan Peraturan Direksi ditetapkan menjadi Peraturan
Direksi.
i
\
Bagian Kedua
[
Dewan Pengawas
i
Pasal 6
(1) Dewan Pengawas berasal dari unsur pejabat pemerintah daerah,
profesional dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh
Bupati.
(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(3) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahim.
(4) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan
PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada
masyarakat.
(5) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam suatu Keputusan.
PasalwutsrpnmlkigfedbaVUTSRPNMLKJIEDCBA
7
(1) Calon anggota Dewan Pengawas memenuhi persyaratan;
a. imenguasaimanajemenPDAM;
b. ' menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; I
dan
c.trjifJI
I tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati
^atau Dewan Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat
'ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping termasuk
• menantu dan ipar.
I
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud ,
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
1
Pasal 8
t
(1) Jumiah anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumiah
pelanggan dengan ketentuan:
paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumiah pelanggan sampai
dengan 30.000; dan
b. paling banyak 5 (lima) orang untuk jumiah pelanggan di atas
30.000.
(2) Penentuan jumiah Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan asas efisiensi pengawasan dan
efektivitas pengambilan keputusan.
(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a.
i
i
r
i
i
I
diangkat seorang sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang
sebagai Sekretaris merangkap anggota dengan Keputusan Bupati.
Bagian Ketiga
I
Direksi
*
\
i triI
Pasal 9
t
(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.
(2) Usulan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) Hari Kerja sebelum masa
jabatan Direksi habis.
(3) Pengangkatan Direksi sebagaimana
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
dimaksud pada
ayat (1)
i
Pasal 10
(1) Bams usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat,
pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.
(2) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat
pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun.
(3) Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk l(satu) kali masa jabatan.
(4) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling,
tinggi 60 (enam puluh) tahun.
(5) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja
PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat
setiap tahun.
;
Pasal 11
t
(1) Pelanlikan dan pengambilan sumpah Direksi dilakukan oieh Bupati
atau pejabat lain yang ditunjuk.
(2) Susunan kata-kata sumpalujanji Direksi PDAM adalah sebagai
berikut:
i
"DEMI A L L A H (TUHAN), SAYA BERSUMPAH /
BERJANJI BAHWA SAYA A K A N MEMENUHI KEWAJIBAN
SAYA SELAKU DIREKTUR PDAM KABUPATEN PACITAN'
DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. SEJUJUR-JUJURNYA, DAN
SEADIL-ADILNYA;
\
BAHWA SAYA A K A N SELALU MENGUTAMAKAN
PELAYANAN
DEMI TERCAPAINYA
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
i
BAHWA SAYA A K A N SELALU TAAT D A L A M
MENGAMALKAN D A N MEMPERTAHANKAN PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA; D A N UNDANG-UNDANG,
DASAR
1945
SERTA
MELAKSANAKAN
SEGALA
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DENGAN
SELURUS-LURUSNYA
YANG
BERLAKU
BAGI
PERUSAHAAN, DAERAH, D A N NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA"
i
I trjifJI
I
i
I
IwutsrpnmlkigfedbaVUTSRPNMLKJIEDCBA
Pasal12
(1)zywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
Apabila sampai berakhimya masa jabatan sebagaimana dimaksud
pada pasal 8, pengangkatan Direksi bam masih dalam proses
penyelesaian, Bupati dapat menunjuk/mengangkat Direksi yang lama
'atau seorang Pejabat Stmktural PDAM sebagai penjabat sementara.
(2) Pengangkatan penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan.
(3) Masa Jabatan Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penerbitan Keputusan.
(4) Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) tidak
dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
(5) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
melaksanakan tugasnya tidak boleh mengambil kebijakan yang
bersifat strategis.
1
!
Bagian Keempat
Bagian, Sub Bagian/Seksi, dan Unit Cabang
I
Pasal13
(1) Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.
(2) Kepala Bagian diangkat oleh Direksi atas pertimbangan Dewan
Pengawas.
'
Pasal 14
t
(
(1) Bagian terdiri atas Sub Bagian atau Seksi.
(2) Sub Bagian atau Seksi dipimpin oleh Kepala Sub Bagian atau Kepala
Seksi..
(3) Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi diangkat oleh Direksi atas
pertimbangan dewan pengawas
;
Pasal 15
I
(1) Guna mempermudah akses pelayanan kepada konsumen, PDAM
dapat membentuk Unit Cabang.
(2) Unit Cabang dikepalai oleh Kepala Unit setingkat Kepala Bagian.
(3) Kepala Unit diangkat oleh Direksi atas pertimbangan dewan
pengawas.
4
!
J
Bagian Kelima
Kepegawaian
i
;
Pasal 16
(1) Pengangkatan pegawai PDAM dilakukan oleh Direksi dengan suatu
Keputusan.
(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dengan persetujuan dewan pengawas dan Bupati.
i
:
Pasal 17
(1) Pengangkatan pegawai honorer atau tenaga
dilakukan oleh Direksi dengan suatu Keputusan.
kontrak
PDAM
(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (!) harus
dengan persetujuan dewan pengawas.
I
Pasal18
>
(1) Rancangan Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai
PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 16, atau Rancangan
Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai Honorer PDAM
Sebagaimana dimaksud pada pasal 17, diajukan kepada Dewan
Pengawas untuk disetujui.
(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas
Rancangan Keputusan Direksi sebagdmana dimaksud pada ayat ( I )
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya
Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam
suatu Keputusan Dewan Pengawas.
(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)'harus disertai alasanalasan, dan saran guna perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan
Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak
mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka •
Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.
i
Pasal 19
i
4
(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
18 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Keputusan tentang Pengangkatan
Pegawai PDAM sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1),
Direksi diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan disertai
dengan Surat Persetujuan Dewan Pengawas..
(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) ditetapkan
dalam suatu Keputusan.
(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Keputusan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ) ) harus disertai alasan-alasan, dan saran guna
perbaikan.
(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan
Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat
(3).!
(5) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), i Rancangan Keputusan Direksi ditetapkan menjadi Keputusan
Direksi.
i
I
T
1
I
t
i
i
triI
i
;
BAB I I I
I
CUTI
!
I
f
\
Bagian Pertama
1
Umum
\
Pasal 20
i iI
i
(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi:
a. I cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. ' cuti sakit;
d. i cuti karena alasan panting atau cuti untuk menunaikan Ibadah
• ihaji;
e. ; cuti nikah;
{. j cuti bersalin; dan
g . ; cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada:
ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar
tanggungan P D A M .
i
i
>
\
f
Bagian Kedua
Cuti Pegawai PDAM
I
I
Paragraf 1
Cuti Tahunan
;
Pasal 21
F
I
(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekarang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti tahunan.
(2) Larnanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
(3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang
kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai PDAM yang bersangkutan
meiigajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Direksi.
\
Pasal 22
Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang suHt perhubungannya,
maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling
lama 14 (empat belas) hari.
1
Pasal 23
1
(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan,
dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan
belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.
(2) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturutturut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24
(dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang
sedang berjalan.
i
\
Pasal24
f
»
(1) Cut! tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk
paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Cuti tahunan yang ditanggidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh
empat) hari keija termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.
j
t
Paragraf 2
Cuti Besar
\
Pasal 25
(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3
(tiga) bulan.
(2) Pegawai PDAM yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh Direksi.
Pasal 26
Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk paling
lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
!
\
Paragraf 3
Cuti Sakit
4
\
\
Pasal 27
Setiap Pegawai PDAM yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
i
Pasal 28
)
\
(1) Pegawai PDAM yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) bar! berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan
kepada atasannya langsung.
(2) Pegawai PDAM yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
(3) Pegawai PDAM yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)
Hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai PDAM
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan dokter Rumah
Sakit Pemerintah.
(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara
Iain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan
keterangan Iain yang dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
(6) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter Rumah Sakit Pemerintah.
(7) Pegawai PDAM yang tidak sembuh dari penyakimya dalam jangka
Waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus
Diuji kembali kesehatannya oleh dokter Rumah Sakit Pemerintah.
(8) Apabila berdasarkan basil pengujian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) Pegawai PDAM yang bersangkutan belum
sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i
'
Pasal 29
I
I
(1) Pegawai PDAM wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas
cuti sakit untuk paling lama 1,5 (satu setengah) bulan.
(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Pegawai PDAM wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan
dokter atau bidan.
;
Pasal 30
f
Pegawai PDAM yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan,
berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.
j
i
Pasal 31
(1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (1) diberikan
secara tertulis oleh atasan langsung.
(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (2), (3), Pasal
23, dan Pasal 24 diberikan secara tertulis oleh Direksi.
i
i
Paragraf 4
Cuti Karena Alasan Penting atau untuk menunaikan ibadah haji
I
j
Pasal 32
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan
ibadah haji adalah cuti karena:
a. ibu,' bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a ,
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku '
Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari
anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;c. menunaikan ibadah haji atau kepentingan agama lainnya.
Pasal 33
(1) Pegawai PDAM berhak alas cuti karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji.
(2) Lamanya cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah
haji ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 2 (dua) bulan.
:
Pasal 34
t
(1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasanalasannya kepada Direksi.
(2) Cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji
diberikan secara tertulis oleh Direksi.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang
bersangkutan tidsJc dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka
atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat
memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan
penting atau untuk menunaikan ibadah haji.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
harus segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) memberikan cut! karena alasan penting atau untuk
menunaikan ibadah haji kepada Pegawai PDAM yang bersangkutan. •
',
!
Paragraf 5
Cuti Nikah
i
Pasal 35
(1) Pegawai PDAM berhak atas cuti Nikah.
(2) Lamanya cuti Nikah ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 1
(satu) bulan.
i
Pasal 36
(1) Untuk mendapatkan cuti Nikah, Pegawai PDAM yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(2) Cuti Nikah diberikan secara tertulis oleh Direksi.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang
bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka
atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat
memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti Nikah.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
hams segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) memberikan cuti Nikah kepada Pegawai PDAM yang
bersangkutan.
i
\
1 zywvutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
i iI
I
i
I
J
j
Paragraf 6
Cuti Bersalin
i
Pasal 37
)
(1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai
PDAM wanita berhak atas cuti bersalin.
(2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada
Pegawai PDAM wanita diberikan cuti di luar tanggungan PDAM.
(3) Lamanya cuti-culi bersalin tersebut dalam ayat ( I ) dan (2) adalah I
(satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
I
Pasal 38
i
(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai PDAM wanita yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
(2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Direksi.
{
i
Paragraf?
Cuti Di Luar Tanggungan PDAM.
I
i
i
Pasal 39
(1) Kepada Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun secara tenis-menerus, karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan
PDAM.
(2) Cuti di tuar tanggungan PDAM dapat diberikan - paling lama 3 (tiga)
tahun.
(3) Jangka waktu cut! di luar tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dapat dipcrpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila
ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
J
{
Pasal 40
(1) Cuti di luar tanggungan PDAM mengakibatkan Pegawai PDAM yang
bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar
tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2).
(2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar
tanggungan PDAM dengan segera dapat diisi.
•;
Pasal 41
j
(1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai PDAM
yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Direksi disertai dengan alasan-alasannya.
(2) Cuti di luar tanggungan PDAM hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas.
!
I
I
Pasal 42
(1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai
PDAM yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan.
(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai PDAM.
Pasal43
(1) Pegawai PDAM yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar,
dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja
apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Dalam hal terjadi sebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka
waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai
PDAM yang bersangkutan.
^
!
Bagian Ketiga
Cuti Direksi
Pasal 44
I
i
I
I
(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi:
^
a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. cuti sakit;
d. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan Ibadah
haji;
e. cuti nikah;
f.
cuti bersalin; dan
g. cuti di luar tanggungan PDAM.