PERBUP NO 21 TAHUN 2007 TENTANG JUKLAK PERBUP NO.12 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,PERALIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BERITA DAERAH
KABUPATEN PACITAN
NOMOR 12
PERATURAN B U P A T I PACITAN jiI
I

N O M O R 21 T A H U N 2007

i

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAN PERATURAN D A E R A H N O M O R 12 T A H U N 2006
TENTANG T A T A CARA PENCALONAN, P E M I L I H A N , PENGANGKATAN,
P E L A N T I K A N DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESAzywvutsrqponmlkjihgfed
i

;
1
"1


DENGAN R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A ESA


•\

BUPATI PACITAN

• • ••7
'


• •• •
.
'
memmbang : bahwa dengan diundangkannya peraturan daerah kabupaten pacitan nomor 12 ywutsrponmlkjihg
-ftriaVIA
r'
tahun 2006 tentang tentang tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan,
.,
pelantikan dan pemberhentian perangkat desa, maka perlu menetapkan petunjuk

'^-f
'
pelaksanaan tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan, pelantikan dan
pemberhentian perangkat desa dalam suatu peraturan.
\
• '

\

'•

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran
, . ^
Negara Tahun 1950Nomor 19, TambahanLembaranNegaraNomor^9);
~*
.
^ 2 . Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Pwundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389);
|

Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
:
Daerah
3.
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
'
.
i
'
4. Peraturan Pemenntah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
5. Peraturan Pcmerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
6. Peraturan Pemenntah nomor 45 tahun 2007 tentang Tata Cara Pengangkalati
Sekretans Desa Menjadi pegawai negeri Sipil;
[
Keputusan
Menteri
Dalam
Negeri
dan
Otonomi
Daerah
nomor
8
tahun
2001
7.
tentang Pedoman Bagi Pegawai Negeri Sipil yang Dipilih Menjadi Kepala
Desa atau Dipilih/Diangkat Menjadi Perangkat Desa;
i
Menteri

Dalam
negeri
nomor
28
tahun
2006
tentang
Pembentukan,
Peraturan
8.
Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi
Kelurahan;

Si

2

9. Peraturan Menteri Dalam negeri nomor 29 tahun 2006 tentang Pedoman dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa,
10. Peraturan Menteri Dalam negeri nomor 30 tahun 2006 tentang Tata Cara

PenyerahanUmsan-Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam negeri nomor 32 tahun 2006 tentang pedoman
Administrasi Desa;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 9 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian
Kepala Desa;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 12 tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian
Perangkat Desa;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 13 tahun 2006 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 14 tahun 2006 tentang Sumbersumber Pendapatan Desa;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 15 tahun 2006 tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa.


I-

i
MEMUTUSKAN

i
^

Menetapkan

: PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 12
TAHUN
2006 T A T A
CARA
PENCALONAN,
PEMILIHAN,
PENGANGKATAN,
PELANTIKAN
D A N PEMBERHENTIAN

PERANGKAT DESA
\

B A B I
KETENTUAN U M U M

i
f
J.

'9^

,

\

'

Pasall


I

'
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1..- Daerah adalah Kabupaten Pacitan;
2 } Pemenntah Daerah adalah Pemenntah Kabupaten Pacitan;
3. ' Bupati adalah Bupati Pacitan;
4. ' Sekretans Daerah adalah Sekretans Daerah Kabupaten Pacitan;
5. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Pacitan;
6. ' Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
! untuk mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal\ usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam Pemerintahan
! Nasional dan berada di Daerah Kabupatan;
7: Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
; Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur
] dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asali usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
\ sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
8.' Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
1 unsur penyelenggara pemerintahan desa;
9. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan
I kerja pelaksaruan pemerintah desa;

10. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah
', lembaga
yang
merupakan
perwujudan
demokrasi dalam
; penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
; pemerintahan desa.
11. Perangkat Desa adalah Pembantu Kepala Desa yang dalam
1 pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
' Kepala Desa;

12. Sekretans Desa adalah Perangkat Desa yang bertugas membantu utsronmlk
I Kepala Desa dalam bidang tertib administrasi pemerintahan dan
1 pembangunan serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;
13. Kepala Dusun atau sebutan lainnya adalah perangkat desa unsur
I kewilayahan pembantu Kepala Desa dalam melaksanaan tugas dan
\ kewajibannya dalam satu Dusun;
14. Kepala Urusan adalah unsur perangkat desa yang bertugas membantu
] Sekretaris Desa;

15. Pelaksana Teknis adalah unsur perangkat desa yang mempunyai nama
i dan tugas teknis tertentu menurut kebutuhan desa di luar Sekretariat
t Desa.
16. Bakal Calon adalah bakal calon perangkat desa;
17. Calon yang berhak dipilih adalah Calon perangkat Desa yang
> memenuhi syarat yang telah ditentukan;
18. Calon terpilih adalah Calon perangkat desa yang memperoleh suara
! terbanyak dalam Pemilihan perangkat desa dari unsur wilayah;
19. Pemilih adalah penduduk desa yang telah memenuhi persyaratan
I untuk menggunakan hak pilihnya;
20. Hak memilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan
i sikap pilihannya;
21. Kampanye adalah suatu media yang dipergunakan untuk menarik
' simpati pemilih, berupa penyampaian program yang akan
\ dilaksanakan apabila terpilih menjadi Perangkat Desa;
22. Mutasi perangkat desa adalah perptndahan atau alih tugas jabatan
! antar perangkat desa dalam satu desa.
1

I
1

BAB I I
PENGANGKATAN PERANGKAT DESA
Bagian Pertama
Pengisian Sekretaris Desa
Pasal 2

(1) Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
persyaratan, yaitu:
a berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat;
b mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan;
c mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran;
d mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan di ywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLKJIHC
I bidang perencanaan;
e memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan
f, bersedia tinggal di desa yang bersangkutan.
(2) Sekretaris Desa sebagmmana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati.
f
<
;

Bagian Kedua
Pengangkatan Perangkat Desa
Pasal 3

(1) Kepala Urusan, Pelaksana Teknis dan Kepala Dusun diangkat oleh
Kepala Desa dari penduduk desa setempat;
(2) Pengangkatan perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

! tI
t
I

i
i

I

BABUI
M E K A N I S M E PENGANGKATAN
]

Pasal 4

Mekanisme pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 dilaksanakan dengan proses sebagai berikut:
a dengan proses Seleksi / Ujian untuk Kepala Urusan dan Pelaksana
Teknis pada Sekretariat Desa;
b dengan proses Pemilihan untuk Kepala Dusun.
i
I


BAB I V
SELEKSI/UJIAN K E P A L A URUSAN
D A N PELAKSANA TEKNIS

!
]
i

Bagian Pertama
Panitia Peneliti dan Penguji

I

Pasal 5

(1) Pengisian Kepala Urusan dan pelaksana Teknis diselenggarakan oleh
Panitia Peneliti dan Penguji.
(2) Panitia peneliti dan penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk oleh kepala Desa selambat-lambatnya 2 bulan sebelum masa
jabatan perangkat desa yang bersangkutan berakhir atau selambatlambatnya 2 bulan setelah perangkat desa yang bersangkutan berhenti
bukan karena berakhir masa jabatannya.
(3) Panitia peneliti dan penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari unsur perangkat desa dan tokoh masyarakat.
(4) Jumlah Panitia peneliti dan penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah ganjil dengan Susunan sebagai berikut:
a Ketua merangkap anggota;
b Wakil ketua merangkap anggota;
c Sekretaris merangkap anggota;
d Bendahara merangkap anggota;
e!^ Seksi-seksi sesuai kebutuhaa
(5) Pembentukan dan susunan Panitia Peneliti dan Penguji sebagaimana
dimaksud ayat (2) dan (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
(6) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Panitia Peneliti , dan
Penguji bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
!

Pasal 6

(1) Panitia peneliti dan penguji sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (1)
mempunym tugas:
a Menetapkan jadwal proses pelaksanaan ujian;
b Meneliti berkas persyaratan bakal calon;
c Menyiapkan materi ujian;
d Melaksanakan ujian;
e Melaksanakan penilaian hasil ujian;
f. Membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Ujian;
g Melaporkan hasil pelaksanaan ujian kepada Kepala Desa;
h Menyampaikan pertanggungjawaban tugasnya kepada Kepala Desa.
(2) Panitia Peneliti dan Penguji mempunyai kewajiban:
a Memperlakukan calon Kepala Urusan atau Pelaksana Teknis secara
I adil;
j zywvutsrqponmlkjihgfedcbaYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(
I

!

I

I

(
]
I *

i
t

b Menyampaikan laporan setiap tahap pelaksanaan seleksI/ujian
I kepada Kepala Desa dan masyarakat;
c Memelihara semua dokumen yang berkaitan dengan ujian/seleksi;
d Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
S Desa.
(3) Panitia peneliti dan penguji dilarang:
a. Menjadi calon Kepala Urusan atau Pelaksana Teknis;
b. Memihak salah satu calon Kepala Urusan atau Pelaksana Teknis.
:

Pasal 7

(1) Setelah terbentuk, Panitia Peneliti dan penguji menetapkan jadual
tahapan pelaksanaan seleksi/ujian.
(2) Jadual tahapan pelaksanaan seIeksi^jia^ sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a pengumuman;
b pendaftaran bakal calon;
c penelitian persyaratan;
d penetapan calon;
e pelaksanaan ujian tertulis dan/atau tidak tertulis;
f pengumuman nilai;
g penetapan dan pengusulan pengangkatan.
(3) tahapan pelaksanaan seleksi/ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan;
(4) Jadual sebagmmana dimaksud pada ayat (1) hams sudah jadi dan
diumumkan kepada masyarakat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
tanggal pembentukan Panitia Peneliti dan Penguji.
i

I
I

Bagian Kedua
Persyaratan Calon

1
Pasal 8
t
(1) Yang dapat diangkat menjadi Kepala Umsan dan Pelaksana Teknis
adalah penduduk desa setempat yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
j Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara
; Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah;
c berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat
I Pertama atau sederajat;
d berumur sekurang-kurangnya 20 tahun dan sctinggi-tingginya 60
; tahun pada saat pendaftaran;
e sehat jasmani dan rokhani;
f berkelakuan baik, jujur dan adil;
g Tidak pemah dihulmm karena melakukan tindak pidana kejahatan
; dengan hukuman paling singkat S Oima) tahun;
h mengenal Desa dan dikenal oleh masyarakat Desa setempat;
i terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang
' bersangkutan sekurang-kurangnya I (satu) tahun terakhir dengan
, I tidak terputus-putus.
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a Surat pernyataan sebagai alat bukti pemenuhan syarat calon
< sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan humf b.

i
t

I

i
b
i
I
j
c
I
;
>
d
;

Surat Pernyataan tidak pernah dihukum penjara karena melakukan
tindak pidana makar berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, sebagai alat bukti pemenuhan
syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Foto kopi ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah
terakhir yang telah dilegalisir oleh pihak yang berwenang, sebagai
alat bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat
( I ) hurufc.
Foto kopi akta kelahiran atau surat kenal lahir sebagai alat bukti
pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

e

Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter rumah sakit
umum daerah atau dokter puskesmas sebagai alat bukti pemenuhan
, syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e.
f Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan
* Kepolisian sebagai alat bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
; dimaksud pada ayat (1) huruf f.
!
g Surat pernyataan tidak pemah dihukum penjara karena melakukan
. tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
;' memperoleh kekuatan hukum tetap, dengan pidana penjara atau
: kurungan paling singkat 5 (Uma) tahun sebagai alat bukti pemenuhan
i syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g.
h Foto kopi Kaitu Tanda Penduduk sebagai alat bukti pemenuhan
; syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humf i .
i_ Pas foto teibam berwama dan hitam putih berukuran 4 X 6 masing' mastng 2 lembar.
(3) Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Kepala
Umsan atau Pelaksana teknis selain hams memenuhi persyaratan
dimaksud pada ayat (1), juga hams memiliki surat keterangan
persetujuan dari atasannya yang berwenang untuk itu.
(4) Atasan yang berwenang sebagimana dimaksud pada ayat (3) yaitu:
a Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen/Sekjen
t Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi PNS Pusat;
b Gubemur bagi PNS Provinsi;
c Bupati/Walikota bagi PNS Pemerintah Kabupaten/Kota;
d Kepala Kantor Wilayah Departemen/Lembaga Non Departemen bagi
' PNS instansi vertikal.
(5) Jika PNS, TNI/Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terpilih
sebagai Kepala Umsan atau Pelaksana teknis, yang bersangkutan untuk
sementara waktu dibebaskan dari jabatan organiknya selama menjadi
Kepala Umsan atau Pelaksana teknis dengan tanpa kehilangan statusnya
sebagai PNS.
]
I

Bagian Ketiga
Pengumuman, Pencalonan, dan Pendaftaran
Pasal 9

Panitia Peneliti dan Penguji melakukan pengumuman pendaftaran
pencalonan Kepala UrusantrnifdaYPI
dan Pelaksana Teknis selambat-lambatnya 4
(empat) hari setelah tanggal pembentukan Panitia Peneliti dan Penguji.
;

Pasal 10

Pemiohonan pencalonan Kepala Umsan dan Pelaksana Teknis diajukan
secara tertulis oleh bakal calon kepada Kepala Desa melalui Panitia Peneliti
dan Penguji dengan dilengkapi persyaratan yang ditentukan.

<

Pasal 11

Panitia peneliti dan penguji melakukan Pendaftaran bakal calon Kepala
Urusan dan Pelaksana Teknis yang dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 10 (sepuluh) hari terhitung setelah tanggal pengumuman pendaftaran.
s
,
Bagian Keempat
i
Penelitian Persyaratan
!
Pasal 12
1
(1) Setelah pendaftaran selesd, Panitia Peneliti dan Penguji melakukan
penelitian administrasi persyaratan bakal calon Kepala Urusan dan
Pelaksana Teknis yang mendaftarkan dengan membuat Berita Acara
Penelitian;
(2) Proses penelitian administrasi persyaratan bakal calon Kepala Urusan
dan Pelaksana Tekms sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung setelah
tanggal pendaftaran selesai;
(3) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
diumumkan kepada masyarakat.
;

Pasal 13

(1) Persyaratan bakal calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis yang
dinyatakan belum lengkap oleh Panitia Peneliti dan Penguji
dikembalikan kepada bakal calon untuk dilengkapi dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari setelah tanggal pengembalian.
(2) Dalam hal setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
habis, bakal calon tidak bisa melengkapi persyaratan yang diperintahkan,
maka bakal calon dinyatakan gugur.
(3) Bakal Calon yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai Calon
Kepala Urusan dan/atau calon Pelaksana Teknis oleh Panitia Peneliti dan
penguji dengan Keputusan.
j
Bagian Kelima
\
Pendaftaran Tahap Kedua dan Ketiga
Pasal 14
r
(1) Pendaftaran Tahap kedua dilakukan dalam hat:
a Setelah pendaftaran sebagaimana dimaksud pada pasal 11 tidak ada
1 bakal calon yang mendaftar;
b Setelah Janata waktu penelitian persyaratan sebagaimana dimaksud
! pada pasal 13 ayat (1) tidak ada bakal calon yang memenuhi syarat.
(2) Pendaftaran tahap kedua sebagmmana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung
setelah tanggal berakhimya pendaftaran tahap pertama.
(3) Pendaftaran tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung
setelah tanggal berakhimya jangka waktu penelitian persyaratan.
i

Pasal 15

i

(1) Pendaftaran tahap ketiga dilakukan Dalam hal setelah pendaftaran tahap
kedua sebagaimaiui dimaksud pada pasal 14 tidak ada bakal calon yang
mendaftar atau tidak ada bakal calon yang memenuhi syarat.
t
i
i
I

t

>

(2) Pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung
setelah tanggal berakhirnya pendaftaran tahap kedua.
(3) Jika setelah pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), tidak ada bakal calon yang mendaftar atau tidak ada bakal calon
yang memenuhi syarat, maka Panitia peneliti dan penguji
melaporkannya kepada kepala desa untuk mengangkat Pelaksana Harian
Kepala Urusan atau Pelaksana Teknis Lapangan.
(4) Jika setelah pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), hanya ada 1 (satu) calon yang memenuhi syarat, maka Panitia
peneliti dan penguji tatap melaksanakan tahapan pemilihan dengan calon
tunggal.
(5) Khusus dalam hal setelah pendaftaran tahap ketiga tidak ada bakal calon
yang memenuhi syarat berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama atau sederajat sebagaimana dimaksud pada
pasal 8 ayat ( I ) huruf c, kepala desa dapat mengajukan dispensasi
penurunan persyaratan jenjang pendidikan kepada Bupati.
t triaVIA
a

!•

Pasal 16

i

Penelitian Persyaratan bakal calon pada pendaftaran tahap kedua dan
pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada pasal 14 dan pasal 15
pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pendaftaran. .
i

Bagian Keenam
Pelaksanaan Seleksi/Ujian

I

Pasall?

'

i
(1) Calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada
pasal 13 ayat (3) diseleksi/diujt oleh panitia peneliti dan penguji dengan
tipe ujian sebagai berikut:
a: ujian tertulis;
b ujian tidak tertulis;
c, Gabungan antara ujian tertulis dan tidak tertulis.
(2) Dalam hal menggunakan tipe ujian gabunagn sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, Perbandingan penilaian antara ujian tertulis dan
ujian tidak tertulis dalam menentukan kelulusan adalah sama.
Pasal 18
(1) Ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (1) huruf a
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari.
(2) Untuk melakukan ujian, pamtia peneliti dan penguji melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a: Menetapkan tanggal pelaksanaan ujian, yaitu selambat-lambatnya 6
'• (enam) hari setelah tanggal penetapan Calon Kepala Urusan dan
j Pelaksana Teknis;
b'. Menetapkan dan mempersiapkan tempat pelaksanaan ujian;
c I Menyiapkan naskah soal ujian yang materinya terdiri dari:
' - Pancasila dan UUD 1945;
\ - Pengetahuan Umum;
' - Pengetahuan agama;
I - Pengetahuan pemerintahan Desa;
. - Pengetahuan teknis yang berkaitan dengan bidang kerjanya.
d ! Melaksanakan dan mengawasi jalannya ujian;
i
t
1

1

i
i

I

e

Meneliti hasil ujian serta memberi dan mengumumkan nilai ujian
I selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah tanggal pelaksanaan ujian.
(3) Dalam hal calon Kepala Urusan dan Pelaksana Tekiiis berhalangan hadir
ketempat ujian karena sakit atau alasan lain yang dapat diterima, Pamtia
peneliti dan penguji dapat melakukan ujian ditempat Imn yang
disepakati.
i

Pasal 19

(1) Ujian tidak tertulis sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (1) huruf
b dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari.
(2) Untuk melakukan ujian, panitia peneliti dan penguji melakukan hal-hal
sebagm berikut:
a. Menetapkan tanggal pelaksanaan ujian, yaitu selambat-lambatnya 6
I (enam) hari setelah tanggal penetapan Calon Kepala Urusan dan utsronmlk
I Pelaksana Teknis;
b. Menetapkan dan mempersiapkan tempat pelaksanaan ujian;
c. Melaksanakan ujian wawancara dengan materi:
[ - Pengetahuan Kepemimpinan dan kemasyarakatan;
; - Pengetahuan Pemerintahan desa;
I
- Pengetahuan teknis yang berkaitan dengan bidang kerjanya
d. Memberi dan mengumumkan nilai ujian selambat-lambatnya 3 (tiga)
] hari setelah tanggal pelaksanaan ujian.
(3) Dalam hal calon Kepala Urusan dan Pelaksana Teknis berhalangan hadir
ketempat ujian karena sakit atau alasan Iain yang dapat diterima, Panitia
peneliti dan penguji dapat melakukan ujian ditempat lain yang disepakati
^
)

Bagian Ketujuh
Penetapan Calon Jadi
Pasal 20

(1) Calon yang memperoleh nilai tertinggi dari ujian sebagaimana dimaksud
pada pasal 17 ayat (IX ditetapkan sriiagai calon jadi dengan Keputusan
Panitia Peneliti dan Penguji.
(2) Calon jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan kepada
Kepala Desa untuk diangkat sebagai Kepala Urusan atau Pelaksana
Teknis dengan Keputusan Kepala Desa.
(3) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) calon yang memperoleh nilai
tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). maka dilakukan ujian
ulang hanya bagi calon yang memperoleh nilai tertinggi sama.
(4) Setelah tahapan ujian selesai, Panitia peneliti dan penguji membuat
berita acara pelaksanaan ujian calon Kepala Urusan dan Pelaksana
Teknis dan melaporkannya kepada Kepala Desa.
BAB V
P E M I L I H A N K E P A L A DUSUN
I
;
I
LI
i

Bagian Pertama
Panitia Pemilihan
Pasal 21

I

(1) Pengisian Kepala Dusun dilakukan dengan Pemilihan Langsung oleh
masyarakat yang diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan.
(2) Panitia Pemilihan sebagjumana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh
kepala Desa selambat-lambatnya 2 bulan sebelum masa jabatan
t
I
*

(
i

l
i

4
i

i
perangkat desa yang bersangkutan berakhir atau selambat-lambatnya 2
bulan setelah perangkat desa yang bersangkutan berhenti bukan karena
berakhir masa jabatannya.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
perangkat desa dan tokoh masyarakat.
i

(4) Jumlah Pamtia Pemilihan adalah ganjil dengan Susunan sebagai berikut:
a i Ketua merangkap anggota;
b I Wakil ketua merangkap anggota;
c i Sekretaris merangkap anggota;
d i Bendahara merangkap anggota;
etrnifdaYPI
't Seksi-seksi sesuai kebutuhaa
(5) Pembentukan dan susunan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
(6) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Panitia Pemilihan
bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
j

Pasal 22

(1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 ayat (1)
mempunym tugas:
a. ! menetapkanjadual tahapan pelaksanaan pemilihan
b. ' mengajukan biaya pemilihan kepada Kepala Desa
c* melaJoikan penjaringan dan penyaringan bakal calon sesuai
persyaratan yang telah ditentukan;
d. ' menerima pendaftaran bakal calon;
e. ' melakukan penilitian administrasi bakal calon;
f. i Menetapkan calon yang berhak dipilih;
g. ' melaksanakan pendaftaran pemilih;
h. ' mengesahkan daftar pemilih;
i. ; mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye calon Kepala Dusun yang
i berhak dipilih;
j . i melaksanakan pemilihan;
k.' membuat Berita Acara pemungutan suara dan Berita Acara
i Perhitungan Suara Pemilihan;
I . ' melaporkan pelaksanaan pemilihan dan mempertanggungjawabkan
I penggunaan biaya pemilihan kepada Kepala Desa.
(2) Panitia Pemilihan mempunyai kewajiban:
a. ' Memperlakukan calon Kepala Dusun secara adil;
b. : Menyampaikan laporan setiap tahap pelaksanaan Pemilihan kepada
; Kepala Desa dan masyarakat;
c ' Memelihara semua dokumen yang berkaitan dengan proses
1 pemilihan;
d. ' Melaksanakan semua tahapan pemilihan dengan tepat waktu.
e. ' Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
: Desa;
(3) Panitia Pemilihan dilarang:
a' Menjadi calon Kepala Dusun;
b ' Memihak salah satu calon Kepala Dusun.
I

Pasal 23

(1) Panitia Pemilihan menetapkan Jadual tahapan pelaksanaan Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ayat (1) huruf a, yang meliputi:
a' pengumuman;
b pendaftaran bakal calon;
C' penelitian persyaratan administrasi;

1
i

1

I
d penetapan calon yang berhak dipilih;
e pendaftaran pemilih;
f penetapan daftar pemilih sementara;
g penetapan daftar pemilih tetap;
h pelaksanaan kampanye;
i hari tenang;
j pelaksanaan pemiHhan/pencoblosan;
k penetapan dan pengusulan pengangkatan.
(2) Tahapan pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
(3) Jadual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah jadi dan
diumumkan kepada masyarakat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
tanggal pembentukan Panitia Pemilihan.

!

Bagian Kedua
Pengumuman

i

Pasal 24

Panitia Pemilihan segera melakukan pengumuman pengisisn Kepala Dusun
selambat-lambatnya 4 (empat) hari setelah tanggal pembentukan Panitia
Pemilihan.
i
^

Bagian Ketiga
Penetapan Pemilih

1

Pasal 25

(1) Semua penduduk Dusun yang memenuhi syarat mempunyai hak untuk
memilih.
(2) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a Terdaftar sebagai penduduk Ehisun tersebut secara sah atau utsronmlk
i sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus;
b Sudah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pemah kawin pada
^ saat pemungutan suara dilaksanakan;
c Terdaftar sebagai pemilih;
d Nyata-nyata tidak tergangu jiwa/ingatannya.
e Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan
; yang mempunyai hukum tetap.
!

Pasal 26

(1) Pendaftaran pemilih dilakukan oleh Panitia Pemilihan selambatlambatnya 6 (enam) hari setelah tanggal pengumuman pencalonan
Kepala Dusun.
(2) Pendaftaran pemtlih dilaksanakan melalui 2 (dua) tahapan yaitu:
a' Pendaftaran pemilih sementara; dan
b ^ Pendaftaran pemilih tetap.
Pasal 27
(1) Pendaftaran pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada pasal 26
ayat (2) huruf a dilaksanakan oleh penitia pemilihan dalam jangka waktu
paling lama 6 (enam) hari.
(2) Pendaftaran pemtlih sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diumumkan dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) oleh pamtia
pemilihan pada tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat dusun
i

;

setempat selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah tanggal berakhirnya
penyusunan daftar pemilih sementara.
(3) Dalam pengumuman atau penyebarluasan informasi Daftar Pemilih
Sementara (DPS), panitia pemilihan dapat dibantu Ketua Rukun Tangga
Dusun setempat.
(4) Jangka waktu Pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 3 (tiga)
hari terhitung sejak hari pertama pengumuman.
:

Pasal 28

(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (4),
pemilih
atau
anggota
ketuarga
dapat
mengusulkan
dan
menginformasikan hal-hal sebagai berikut:
a' Perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya;
b Pemilih yang sudah terdaftar tapi tidak lagi memenuhi syarat sebagai
pemilih;
c; Pemilih yang belum terdaftar tapi sudah memenuhi syarat.
(2) Apabila usul dan/atau informasi sebagmmana dimaksud pada ayat (1)
diterima, maka Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan daftar
pemilih sementara.
i

Pasal 29

i

(1) Perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebagaimana dimaksud pada
pasal 28 ayat (2) dilakukan panitia pemilihan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhimya pengumuman Daftar
Pemilih Sementara (DPS).
(2) Perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimuat dalam Daftar Pemilih Tambahan.
(3) Perbaikan dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kemudian disahkan oleh panitia pemilihan
menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
(4) Daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan
oleh panitia pemilihan pada tempat-tempat yang mudah dijangkau
masyarakat dusun setempat selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah
tanggal berakhimya penyusunan daftar pemilih tetap.
(5) Jangka waktu pengumuman Daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 2 (dua) hari.
(6) Daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
diubah, kecuali ada pemilih yang meninggal dunia, panitia pemilihan
membubuhkan catatan dalam daftar pemilih tetap.
1
t
Bagian Keempat
:
Pencalonan, dan Pendaftaran Bakal Calon
i

Pasal 30

Permohonan Pencalonan Kepala Dusun diajukan secara tertulis oleh bakal
calon kepada Kepala Desa melalui Panitia Pemilihan dengan dilengkapi
persyaratan yang ditentukan.
\

Pasal 31

(1) Yang dapat diangkat menjadi Kepala Dusun adalah penduduk desa
setempat yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
i

(

b setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
\ Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara
j Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah;
c berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat
\ Pertama atau sederajat;
d berumur sekurang-kurangnya 20 tahun dan setinggi-tingginya 60
1 tahun pada saat pendaftaran;
e sehat jasmani dan rokhani;
f berkelakuan baik, jujur dan adil;
g Tidak pemah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan
; dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;
h mengenal Dusun dan dikenal oleh masyarakat Dusun setempat;
i terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Dusun
\ yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun terakhir
i dengan tidak terputus-putus.
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a Surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh calon sendiri
I di atas kertas segel atau bermaterai cukup sebagai alat bukti
i pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bumf
i a dan humf b.
b Surat pernyataan belum pemah menjabat sebagai kepala dusun
i selama 2 (dua) kali masa jabatan yang dibuat dan ditandatangani oleh
i calon sendiri di atas kertas segel atau bermaterai cukup.
c Surat Pernyataan tidak pemah dihukum penjara karena melakukan
: tindak pidana makar berdasarkan putusan pengadilan yang telah
i memperoleh kekuatan hukum tetap, sebagai alat bukti pemenuhan
; syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humfb.
d Foto kopi ijazah pendidikan dari ttngkat dasar sampai dengan ijazah
: terakhir yang telah dilegalisir oleh pihak yang b^wenang, sebagai utsronmlkj
I alat bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat
I (l)humfc.
e Foto kopi akta kelahiran atau surat kenal lahir sebagai alat bukti
! pemenuhan syarat calon sebagmmana dimaksud pada ayat (1) humf
\ df i Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter mmah sakit
! umum daerah atau dokter puskesmas setempat sebagai alat bukti
^ pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humf
'. c.
g Surat Keterangan berkelakuan baik yang dikeluarkan Kepolisian ywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLK
I sebagai alat bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud
; pada ayat (1) humf f.
h '• Surat Pernyataan tidak pemah dihukum penjara karena melakukan
j tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
! memperoleh kekuatan hukum tetap, dengan pidana penjara atau
; kurungan paling singkat 5 (lima) tahun sebagai alat bukti pemenuhan
\ syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humfg.
i ; Foto kopi Kartu Tanda Penduduk sebagai alat bukti pemenuhan
' syarat calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humf i .
j : Pas foto terbam berwama dan hitam putih bemkuran 4 X 6 masingj masing 2 lembar.
(3) Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri yang mencalonkan diri sebagai Kepala
Dusun selain hams memenuhi persyaratan dimaksud pada ayat (1), juga
hams memiliki surat keterangan persetujuan dari atasarmya yang
berwenang untuk itu.
(4) Atasan yang berwenang seba^mana dimaksud pada ayat (3) yaitu:
a '• Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen/Sekjen
' Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi PNS Pusat;
i

i

i
j
b Gubemur bagi PNS Provinsi;
c BupatiAValikota bagi PNS Pemerintah Kabupaten/Kota;
d Kepala Kantor Wilayah Departemen/Lembaga Non Departemen bagi
' PNS instansi vertikal.
(5) Jika PNS, TNI/PoIri sebagmmana dimaksud pada ayat (3) terpilih
sebagai Kepala Dusun, yang bersangkutan untuk sementara waktu
dibebaskan dari jabatan organiknya selama menjadi Kepala Dusun
dengan tanpa kehilangan statusnya sebagm PNS.
i

Pasal 32

i

Setelah pengumuman, panitia Pemilihan melakukan Pendaftaran bakal calon
Kepala Dusun yang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) hari.
Bagian Kelima
Penelitian Persyaratan dan Penetapan Caton
?

Pasal 33

(1) Setelah pendaftaran selesai, Panitia Pemilihan melakukan penelitian
administrasi persyaratan bakal calon Kepala Dusun dengan membuat
Berita Acara Penelitian;
(2) Proses penelitian administrasi persyaratan bakal calon Kepala Dusun
sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) dilaksanakan dalam jangka waktu
paling lama 10 (hari) kerja terhitung setelah tanggal berakhimya
pendaftaran;
(3) Hasil penelitian persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diumumkan kepada masyarakat.
:

Pasal 34

(1) Persyaratan bakal calon Kepala Dusun yang dinyatakan belum lengkap
oleh Panitia Pemilihan dikembalikan tagi kepada bakal calon untuk
dilengkapi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari setelah tanggal
pengembalian.
(2) Dalam hal setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
telah berakhir, bakal calon tidak bisa melengkapi persyaratan yang
ditentukan, maka bakal calon dinyatakan gugur.
(3) Calon yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai calon Kepala Dusun yang berhak dipilih dengan
Keputusan selambat-lambatnya 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal
berakhimya penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Calon Kepala Dusun diumumkan oleh Panitia Pemilihan ditempattempat yang mudah dijangkau masyarakat Dusun setempat.
4
i
Bagian Keenam
I
Pendaftaran Tahap Kedua dan Tahap Ketiga
{

Pasal 35

(1) Pendaftaran Tahap kedua dilakukan dalam hal:
aywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLKJIHC
I Setelah pendaftaran sebagaimana dimaksud pada pasal 31 tidak ada
: bakal calon yang mendaftar atau hanya ada 1 (satu) bakal calon yang
; mendaftar;

i

h\zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Setelah jangka waktu penelitian persyaratan sebagaimana dimaksud
\ pada pasal 34 ayat (1) tidak ada bakal calon yang memenuhi syarat
[ atau hanya ada 1 (satu) calon yang memenuhi syarat.
(2) Pendaftaran tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama S (lima) hari terhitung
setelah tanggal berakhimya pendaftaran tahap pertama.
(3) Pendaftaran tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung
setelah tanggal berakhimya jangka waktu penelitian persyaratan.
r

Pasal 36
(1) Pendaftaran tahap ketiga dilakukan dalam hal:
a' Setelah pendaftaran tahap kedua sebagaimana dimaksud pada pasal
: 35, tidak ada bakal calon yang mendaftar atau bakal calon yang
\ memenuhi syarat;
b, Setelah pendaftaran tahap kedua sebagmmana dimaksud pada pasal
1 35, hanya ada 1 (satu) bakal calon yang mendaftar atau calon yang
; memenuhi syarat.
(2) Pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat ( t )
dilaksanakan dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung
setelah tanggal berakhimya pendaftaran tahap kedua.
(3) Jika setelah pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), tidak ada bakal calon yang mendaftar atau tidak ada bakal calon
yang memenuhi syarat, maka Panitia Pemilihan melaporkannya kepada
kepala desa untuk mengangkat pelaksana harian Kepala Dusun.
(4) Jika setelah pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), hanya ada 1 (satu) calon yang memenuhi syarat, maka Panitia
pemilihan tatap melaksanakan tahapan pemilihan dengan calon tunggal.
(5) Khusus dalam hal setelah pendafttu^ tahap ketiga tidak ada bakal calon
yang memenuhi syarat berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama atau sederajat sebagaimana dimaksud pada
pasal 31 ayat (1) huruf c, kepala desa dapat mengajukan dispensasi
penurunan persyaratan jenjang pendidikan kepada Bupati.
i
Pasal 37
t
Penelitian Persyaratan bakal calon pada pendaftaran tahap kedua dan
pendaftaran tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada pasal 35 dan pasal 36
pelaksanaannya dilakukari bersamaan dengan pelaksanaan pendaftaran.
;

Bagian Ketujuh
Nomor U n i t Calon

I

Pasal 38

(!) Setelah Penetapan Calon Kepala Dusun, Panitia Pemilihan melakukan
undian nomor urut calon.
(2) Undian nomor urut calon dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari
terhitung sejak tanggal penetapan Calon Kepala Dusun.
(3) Dalam hal pemilihan dengan calon tunggal, maka Calon Kepala Dusun
mendapatkan nomor urut 1 (satu).
(4) Penetapan nomor urut c^on dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani panitia pemilihan dan calon.

'
i

(1)
(2)

(3)

(4)
(5)
(6)

Bagian Kedelapan
Pelaksanaan Kampanye

j
Pasal 39
t
Calon Kepala Dusun dapat melakukan kampanye sesmu dengan situasi
dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat;
Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
dalam bentuk:
a' Pertenuuinteibatas;
b; Tatap muka;
c' Dialog;
d Melalui media masa;
e: Penyebaran bahan kampanye kepada umum;
f , Pemasangan alat peraga di tempat umum;
g' Rapat umum;
h Debat antar calon;
i j Dan bentuk lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
I perundang-undangan.
Kampanye hams dilaksanakan secara terkendali, aman, tertib dan dapat
menciptakan situasi kondusif serta menghindari hal-hal yang bersifat
perpecahan;
Jadual dan tata cara atau petunjuk pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh
panitia Pemilihan;
Kampanye dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
dan hams sudah berakhir pada hari tenang.
Hari tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (S) selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum hari pemungutan suara.

i
Pasal 40
i
(1) Dalam pelaksanaan kampanye dilarang:
a Mempersoalkan dasar Negara Pancasila dan pembukaan UUD 1945;
b Menghina seseorang, agama. suku, ras, dan golongan;
c' Menghasut atau mengadu domba perseorangan atau kelompok
; masyarakat;
d Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, atau menganjurkan
; penggunaan kekerasan kepada orang atau kelompok masyarakat
i lain;
e Mengganggu keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum;
f. Menggunakan fasilitas atau anggaran Pemerintah, Pemerintah
' Daerah, dan atau pemerintah desa;
g MemsaL atau menghilangkan alat peraga kampanye calon lain;
h Memberi atau menjanjikan uang (money politik), barang atau
i fasilitas l ^ n , baik langsung maupun tidak langsung dalam usaha
I untuk memenangkan Pemilihan Kepala Dusun;
I ! Mengadakan arak-arakan atau paw^;
j : Membaca senjata tajam, senjata apt, senjata tumpul dan/ atau bahan
; peledak.
k Memasang foto, tanda gambar, spanduk dan bentuk lain di halaman
'; rumah dan pekarangan orangywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLKJIHC
lain tanpa seijin pemilik;
1 Melaksanakan Kampanye pada hari tenang dan/atau saat pemilihan.
(2) Calon yang terbukti melakukan pelakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebgaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

IzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
BAB V I
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

Pasal 41
i

(1) Pemungutan suara pemilihan Kepala Dusun diselenggarakan paling
lambat 10 (sepuluh) hari terhitung sejak penetapan Calon Kepala Dusun
oleh Panitia Pemilihan.
(2) Pemungutan suara dilaksanakan di tempat yang telah ditetapkan oleh
panitia Pemilihan dengan jangka waktu I (satu) hari.
(3) Selambat-lambatnya 7 hari sebelum pemungutan suara dilakukan,
Pamtia pemilihan memberitahukan dengan kartu panggilan atau kartu
undangan kepada pemilih tentang waktu dan tempat pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa.
Pasal 42

(1) Untuk kelancaran pelaksanaan Pemungutan suara, Panitia Pemilihan
menyiapkan:
a. - Papan pengumuman yang memuat foto calon, nomor urut calon, dan
I nama Calon;
b. Surat suara yang memuat foto Calon yang berhak dipilih yang telah utsronmlkjig
I ditanda tangani oleh Panitia Pemilihan, sebagai tanda surat suara
! yang sah;
c ' Sebuah kotak suara atau lebih yang besamya disesuaikan kebutuhan
; berikut kuncinya;
d. ' Bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara;
e. ' Alat pencoblos dan bantalannya didalam bilik suara;
f. ; Papan dan kertas penghitungan suara;
g: Pelengkapan Iain yang diperlukan.
(2) Bentuk, ukuran, wama dan model kelengkapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana dalam lampiran peraturan ini.
(3) Panitia Pemilihan dapat menentukan sendiri Bentuk, ukuran, wama dan
model kelengkapan sebagimana dimaksud pada ayat (1) sepanjang
dapat diterima dan tidak bertentangan dengan norma yang hidup di
masyarakat.
i

Pasal 43
(1) Susunan acara pemungutan suara adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan;
b. Pengucapan sumpah/janji Panitia Pemilihan yang dipimpin oleh
i Ketua Panitia Pemilihan.
c. Sambutan Ketua Panitia.
d. Pengidentifikasian dan penghitungan semua jenis dokumen dan
\ peralatan.
e. Pelaksanaan pemungutan suara;
f. Penandatanganan berita acara pemungutan suara;
g. Penutup.
(2) Sumpah/janji Panitia Pemilihan sebagimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b berbunyi:
D E M I A L L A H (TUHAN) SAYA BERSUMPAH / BERJANJI B A H W A
SAYA A K A N SELALU MEMENUHI KEWAJIBAN SAYA SELAKU
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN SEBAIKBAIKNYA, SEUJUJUR-JUJURNYA,
D A N SEADIL-ADILNYA
SERTA
AKAN
SELALU
MENEGAKKAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN Y A N G ADA.

(
[
\
i
\

(3) Sambutan Ketua Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
mengumumkan tentang:
a ' Nomor Unit, dan nama calon;
b ; Jumlah Pemilih tetap;
c ; Batas waktu pemungutan suara;
dutsronmlkjigfedaUTSRPONMLKJIHGEDCBA
j Tata cara dan sahnya pemungutan suara;
e ; Hal-hal Iain yang berkaitan dengan pemungutan suara.
(4) Identifikasi dan penghitungan semua jenis dokumen dan peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) huruf f meliputi:
a ' Membuka dan memperlihatkan kotak suara dalam keadaan kosong,
i kemudian menutup dan mengunci kembali kotak suara;
bywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLKJIHC
i Menghitung jumlah surat suara, dan surat suara cadangan;
c : Meneliti kelengkapan alat pemungutan suara berupa bilik suara,
! bantalan dan alat pencoblos, serta perlengkapan lain yang
; dibutuhkan.
(5) Ke^atan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terbuka
yang dihadiri oleh calon atau saksi dari calon, dan masyarakat Desa
setempat.
(6) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita
acara yang ditandatangani oleh Panitia Pemilihan dan oleh calon atau
saksi dari calon.
Fasal 44
(1) Dalam Pemungutan suara, calon dapat menunjuk/menugaskan saksi
dengan disertai surat kuasa khusus dari calon.
(2) Dalam hal calon tidak dapat hadir karena alasan yang dapat diterima,
calon wajib menunjuk/menugaskan saksi untuk hadir dalam pemungutan
suara dengan disertai surat kuasa khusus dari calon.
(3) Saksi mempunyai hak-hak sebagai berikut:
a Hadir dan menyaksikan persiapan pembukaan pemungutan suara;
b Menyaksikan dan Mengamati jalannya pemungutan suara;
c' Mengajukan keberatan, pertanyaan, dan meminta penjelasan kepada
I Ketua Panitia Pemilihan terhadap sesuatu masalah;
d Menghadiri dan mengamati jalannya penghitungan suara;
e Menandatangani berita acara;
f Melaporkan adanya kcjanggalan kepada Kepala Desa.
(4) Saksi dilarang:
a Mempengaruhi atau mengintimidasi pemilih pada waktu
; pemungutan suara dengan jalan apapun;
b Memerintah panitia pemilihan;
c Mengganggu panitia pemilihan pada waktu melaksanakan tugasnya;
d Menyaksikan pemilih pada waktu memberikan suaranya di bilik
i suara;
e Menimbulkan gangguan pada saat pemungutan suara dan/atau
! penghitungan suara;
f Membawa senjata tajara dan/atau senjata api;
g Memak^ atribut parpol tertentu.
Pasal 45
(1) Setiap pemilih wajib membawa kartu panggilan atau undangan yang
akan diganti dengan surat suara oleh panitia.
(2) Surat suara sebelum diberikan kepada pemilih ditanda tangani oleh ketua
Panitia.
(3) Dalam pemberian suara, pemilih diberi kesempatan untuk mencoblos
berdasarkan urutan kehadiran pemilih.
1

t


1
i

(4) Apabila pemilih menerima surat suara yang rusak, pemilih dapat
meminta surat suara pengganti, hanya satu kali.
(5) Apabila pemilih melakukan kekeliruan dalam memberikan suaranya,
pemilih dapat meminta surat suara pengganti, dan pamtia pemilihan
kemudian memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.
(6) Surat suara yang dikembalikan pemilih karena rusak atau keliiu dicoblos
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5) diberi tanda silang oleh
ketua panitia pemilihan.
i

1

]
Pasal 46
t
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 41 ayat (1)
dilakukan dengan mencoblos salah satuywutsrponmlkjihgfedbaVUTSPONLKJIHC
kotak
foto calon dalam surat
suara yang disediakan.
(2) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi Nomor urut
calon, Foto calon, dan nama calon.
(3) Setelah dicoblos surat suara dimasukkan kedalam kotak suara dalam
keadaan terlipat.
i
Pasal 47
i

(1) Setiap pemilih hanya mempunyai I (satu) hak suara.
(2) Dalam pemungutan suara, pemilih wajib hadir sendiri dan tidak boleh
diwakilkan;
(3) Bagi Pemilih yang mempunyd halangan fisik untuk melakukan
pencoblosan, ketua Panitia Pemilihan menugaskan anggota Panitia
Pemilihan atau orang lain yang ditunjuk untuk memberikan bantuan.
(4) Anggota Panitia Pemilihan atau orang lain yang ditunjuk untuk
memberikan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib
merahasiakan piUhan pemilih yang bersangkutan
i

[

Pasal 48

i

( I ) Surat suara pemilihan Kepala Dusun dinyatakan sah apabila:
a Surat suara ditandatangani oleh ketua panitia pemilihan;
b Tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
I memuat nomor, gambar calon, dan nama calon;
c Tanda coblos lebih dari satu, tapi masih dalam salah satu kotak se^
I empat yang memuat nomor, foto calon, dan nama calon;
d Tanda coblos terletak pada salah satu garis dari kotak segi empat
• yang memuat nomor, foto calon, dan nama calon.
(2) Surat suara dianggap tidak sah. apabila:
. a.' Tidak memakai surat suara yang telah ditentukan;
h. Tidak terdapat tanda tangan Ketua Panitia Pemilihan dalam surat
I suara;
c. Terdapat coretan lain dalam surat suara yang disengaja oleh pemilih;
d. Tidak ada coblosan dalam suarat suara.
e! Mencombos surat suara lebih dari satu gambar Calon;
f., Mencoblos tidak tepat pada kotak f etc calon yang disediakan.
(3) Alasan-atasan yang menyebabkan surat suara sah atau tidak sah,
diumumkan kqjada para pemilih pada saat itu juga.

I

Pasal 49

(1) Pemungutan suara dapat diulang apabila teijadi kenisuhan, bencana alam
yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat ttipergunakan.
(2) Pemungutan suara dapat diulang apabila dari hasil penelitian dan
pemenksaan terdapat satu atau lebih dari keadaan:
a {' Pembukaan kotak dan/atau berkas pemungutan suara tidak dilakukan
: sesu£u dengan tata cara yang ditetapkan dalam peraturan perundang; undangan;
b \ Panitia pemilihan meminta pemilih memberikan tanda khusus, zywvutsrqponmlk
j menandatangani, memberi identitas pada surat suara yang
j dipergunakan;
c; Terdapat pemilih menggunakan hak memilihnya lebih dari satu kali;
d i Panitia pemilihan merusak lebih dari satu surat suara sehingga surat
i suara tersebut menjadi tidak sah;
e l Terdapat orang yang tidak terdaftar mendapatkan kesempatan
I memberikan suaranya.
i

i

Pasal 50

(1) Setelah pemungutan suara berakhir, panitia pemilihan membuat Berita
Acara Pelaksanaan Pemungutan Suara.
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) ditandatangani oleh
Panitia Pemilihan dan oleh calon atau saksi dari calon.
I

Pasal 51

(1) Setelah pemungutan suara selesai, penitia pemilihan mengadaka
penghitungan suara.
(2) Pelaksanaan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimulai pukul 13:00 waktu setempat sampai selesa.
(3) Susunan acara penghitungan suara adalah sebagai berikut:
a: Pembukaaa
b. Pengumuman Jumlah pemilih yang memberikan suaranya;
c. Pengumuman Jumlah pemilih yang tidak memberikan suaranya,
d. Pengumuman Jumlah surat suara yang terpakai;
e. Pengumuman Jumlah surat suara yang tidak terpakai;
f. Pembukaan Kotak suara oleh ketua panitia pemilihan;
g. Penghitungan suara;
h. Penandatanganan berita acara penghitungan suara
i. ' Pembacaan dan pengumuman berita acara penghitungan suara;
j . ' Penutup.
(4) Dalam penghitungan suara, surat suara dipisahkan menjadi:
a Surat suara sah;
b Surat suara tidak sah.
(5) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan di
tempat pemungutan suara secara terbuka untuk umum serta dapat
dihadiri oleh calon atau saksi, dan warga masyarakat.
(6) Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi
dan warga masyarakat dapat menyaksikan dengan jelas proses
penghitungan suara.
(7) Calon atau saksi dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya
penghitungan suara apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(8) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diterima,
penitia pemilihan seketika itu juga mengadakan pembetulan.

i
i
i
i
r

\

I

t
(9) Segera setelah selesai penghitungan suara, pamtia pemilihan membuat
berita acara penghitimgan suara yang ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan, dan oleh calon atau saksi dari calon.
(10) Panitia Pemilihan memberikan salinan berita acara penghitungan suara
kepada masing-masing calon atau saksi calon yang hadir sebanyak 1
(satu) bendel, dan menempelkan 1 (satu) bendel salinan berita acara di
tempat umum yang bisa mudah dijangkau masyarakat Desa setempat.
Pasal 52
Penghitungan suara diulang apabila dari hasil pemeriksaan dan penelitian
terbukti terdapat satu