63. Contoh Surat Perjanjian Pelepasan Hak yang Resmi Baik dan Benar Format Word

PERJANJIAN PELEPASAN HAK
Pada hari ini _____ tanggal _____ bulan _____ tahun _____ telah terjadi Perjanjian
Pelepasan Hak antara:
1. Nama
:
Pekerjaan :
Alamat
:
Bertindak untuk dan atas diri sendiri, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama
:
Pekerjaan :
Alamat
:
Bertindak untuk dan atas dirinya sendiri, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Para Pihak menerangkan terlebih dahulu bahwa PIHAK PERTAMA yang bertindak
sebagaimana tersebut di atas, dengan ini melepaskan segala hak yang ada pada dan atau
dapat dijalankan oleh PIHAK PERTAMA, atas:
Sebidang Tanah bekas Hak Milik Adat Nomor _____.
Persil Nomor _____, Kelas _____ seluas _____ m2 (_____ meter persegi), yang terletak
di:

- Provinsi
:
- Wilayah
:
- Kecamatan
:
- Kelurahan
:
Demikian menurut:
a. Akta Jual Beli tertanggal _____ Nomor _____.
b. Daftar Keterangan Objek Untuk Ketetapan Ipeda _____.
c. Peta Situasi dari kantor Pertanahan tertanggal _____ Nomor _____.
d. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Pajak Bumi dan Bangunan Tahun _____.
Demikian berikut segala sesuatu yang terdapat di atas tanah tersebut yang menurut sifat
peruntukannya atau menurut Undang-Undang dapat dianggap sebagai barang tidak
bergerak, ialah demikian untuk kepentingan PIHAK KEDUA, agar supaya PIHAK
KEDUA dapat mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang supaya
PIHAK KEDUA mendapat hak sesuai dengan kegunaannya atas tanah yang diuraikan
tersebut di atas.
Bahwa pelepasan hak atas tanah itu adalah sebagaimana diuraikan dalam Peta Situasi

tersebut di atas dengan batas-batas yang jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak
dengan harga seluruhnya berjumlah Rp _____ (_____ Rupiah). Jumlah uang tersebut
dilunasi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada waktu Perjanjian ini
ditandatangani, dan untuk penerimaan uang itu PIHAK PERTAMA dengan ini memberi

tanda pelunasannya sehingga Perjanjian ini juga merupakan kuitansi untuk penerimaan
sebesar Rp _____ (_____ Rupiah) tersebut.
Dan selanjutnya pelepasan ini dilakukan menurut aturan-aturan dan perjanjianperjanjian sebagai berikut:
Pasal 1
Segala keuntungan yang didapat, begitu pula segala kerugian yang diderita me-ngenai
tanah tersebut terhitung sejak akta Pelepasan Hak ini ditandatangani adalah untuk dan
menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
Pasal 2
PIHAK KEDUA mengetahui dengan betul keadaan tanah itu, sehingga mengenai tanah
itu PIHAK KEDUA tidak akan mengajukan tuntutan apa pun juga, baik me-ngenai luas
atau batas-batasnya atau mengenai keadaannya.
Pasal 3
PIHAK PERTAMA menjamin PIHAK KEDUA bahwa tanah tersebut berikut segala
sesuatu yang terdapat di atasnya adalah hak PIHAK PERTAMA, belum dijual pada
orang lain, digadaikan, atau dibebani dengan hak lain berupa apa pun juga, bebas dari

sitaan. Dan, tentang hal itu baik sekarang maupun di kemudian hari, PIHAK KEDUA
tidak akan mendapat tuntutan apa pun juga dari pihak lain yang menyata-kan
mempunyai hak terlebih dahulu atau turut mempunyai hak atas tanah tersebut dan oleh
karenanya PIHAK KEDUA dibebaskan oleh PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan
apa pun juga dari pihak lain yang mengenai hal-hal tersebut di atas.
Pasal 4
Biaya Perjanjian ini dan segala biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk men-dapat
sesuatu hak yang sesuai dengan penggunaannya atas tanah tersebut, dan segala sesuatu
yang terdapat di atasnya atas nama PIHAK KEDUA, pajak-pajak, misalnya Pajak
Penghasilan (PPH) sebesar 5% (lima persen) dan biaya pemagaran batas sekeliling
tanah dengan kawat duri dan kayu dolken dipikul dan dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 5
1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberi kuasa kepada PIHAK KEDUA, dengan hak
untuk memindahkan kekuasaan ini kepada orang lain, khusus untuk mengurus segala
sesuatu yang perlu dilakukan untuk terjadinya pelepasan hak itu, kemudian
sesudahnya tanah tadi menjadi tanah negara, lalu untuk mengajukan permohonan
kepada instansi yang berwenang supaya tanah itu diberikan dengan sesuatu hak yang
sesuai penggunaannya kepada PIHAK KEDUA.
2. Maka, untuk itu boleh menghadap di kantor-kantor di mana perlu mengajukan suratsurat permohonan, memberi keterangan-keterangan, membuat surat-surat, dan aktaakta lain yang diperlukan, juga akta-akta di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah,


lalu menandatanganinya serta mengerjakan segala se-suatu yang dianggap perlu
guna menyelesaikan hal-hal tersebut tidak ada tindakan yang dikecualikan.
3. Jikalau sesuatu tindakan untuk mencapai yang tersebut dalam Perjanjian ini
diperlukan kuasa dengan tegas, kuasa itu harus dianggap kata demi kata telah ditulis
dalam akta ini, untuk selama PIHAK KEDUA belum mendapat hak atas tanah
tersebut, di mana perlu menjalankan segala hak dan diharuskan meme-nuhi segala
kewajiban PIHAK PERTAMA sebagai yang berhak atas tanah ter-sebut, akan tetapi
segalanya itu atas risiko PIHAK KEDUA sendiri, dan mengenai ini PIHAK
PERTAMA dibebaskan oleh PIHAK KEDUA dari segala tuntutan atau gugatan dari
pihak lain berkenaan dengan tindakan-tindakan PIHAK KEDUA itu.
4. Kuasa-kuasa tersebut merupakan kuasa tetap yang tidak dapat dicabut kembali dan
tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang dimaksud dalam Pasal 1813 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Kuasa-kuasa tersebut menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian
ini yang tidak akan dibuat jika kuasa-kuasa tersebut dihapuskan.
Pasal 6
Jika PIHAK KEDUA tidak mendapat izin dari Instansi yang berwenang untuk mendapat
sesuatu hak atas tanah tersebut, maka pelepasan ini harus dianggap tidak pernah terjadi.
Dalam hal demikian PIHAK KEDUA dengan ini oleh PIHAK PERTAMA diberi kuasa
penuh yang tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab

yang tercantum dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata untuk
memindahkan kuasa itu serta mengalihkan hak atas tanah tersebut kepada pihak lain
atas nama PIHAK PERTAMA dengan dibebaskan dari pertanggungan jawab sebagai
kuasa, dengan menerima uang penggantian kerugiannya yang menjadi hak sepenuhnya
PIHAK KEDUA.
Adapun penggantian yang sudah diberikan kepada PIHAK PERTAMA yang tersebut di
atas tidak akan dituntut lagi oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 7
a. Dalam hal terjadi sengketa dalam pelaksanaan dan atau penafsiran Perjanjian ini,
kedua belah pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah dan dengan penuh
itikad baik.
b. Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya kedua belah pihak memilih domisili
yang tetap dan tidak berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri _____.
Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut di
atas dan masing-masing pihak mendapatkan 1 eksemplar yang sama kekuatan
hukumnya.
PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA


_____________
SAKSI-SAKSI

___________