t ips 0808046 chapter1

(1)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perilaku peserta didik saat ini sangat mencemaskan bahkan cenderung memprihatinkan. Sebagaimana yang sering diungkapkan baik di media massa, perbincangan pada kegiatan seminar atau diskusi para pemerhati perilaku sosial maupun dunia pendidikan, perilaku peserta didik cendrung mengarah pada hal-hal negatif seperti tawuran, konsumerisme, hedonisme, perilaku seks bebas dan lain-lain. Hal tersebut menjadi permasalahan besar bagi bangsa, karena jika tidak dilakukan suatu tindakan terhadap kemerosotan moral ini maka akan berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan bangsa. Seperti yang diungkapkan oleh Lickona dalam Megawangi (2004:8) terhadap kekhawatiran akan kelangsungan hidup sebuah bangsa, yaitu bahwa “terdapat sepuluh tanda-tanda jaman yang perlu diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran”. Adapun tanda-tanda yang dimaksud di antaranya

(1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk; (3) pengaruh peer group yang kuat dalam tindakan kekerasan (tawuran); (4) meningkatnya perilaku merusak diri; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu warga dan negara; (9) membudayanya perilaku ketidak jujuran; (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.


(2)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kegelisahan orang tua dan guru dewasa ini dirasakan sangat tinggi akibat adanya penyimpangan perilaku siswa. Pergeseran nilai-nilai dan norma-norma yang mereka anut baik dalam bergaul maupun dalam mengaktualisasikan dirinya pada lingkungan dimana mereka berada, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Hal ini terlihat dari cara mereka berkomunikasi, menampilkan diri, dan sikap lainnya yang cenderung mengarah pada sisi negatif seperti rasa iri ketika melihat temannya lebih baik; kurang mendorong pada arah kemajuan pendidikan, tidak disiplin, mencontek, budaya konsumtif, hedonisme; daya juang yang kurang, kurang peduli terhadap lingkungan, cepat marah, mudah tersinggung yang akhirnya memicu perkelahian; kurang menghargai budaya sendiri dan lebih menyukai budaya barat, dan yang lebih mencengangkan lagi adalah adanya pergaulan bebas yang dilakukan oleh siswa karena mengikuti pola kehidupan barat dan mengikuti seorang public figure yang dijadikan sebagai idola.

Dari fenomena di atas maka diasumsikan bahwa masyarakat, khususnya remaja (siswa), kemungkinan besar memandang bahwa tidak ada yang patut menjadi contoh keteladanan bagi pengembangan dan pembentukan karakter mereka. Rasa jenuh dan kecewa terhadap realita yang ada serta proses pencarian jati diri, diaktualisasikan pada kegiatan-kegiatan yang mereka contoh dari perilaku dan hal-hal yang kurang baik. Perilaku para idola yang mereka ikuti tentu saja tidak sepenuhnya benar karena gaya hidup yang berbeda, lingkungan yang berbeda bahkan jauh dari nilai-nilai keteladanan yang patut ditiru oleh para penerus bangsa.


(3)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Disinilah peran seorang pendidik dituntut untuk peduli dan peka terhadap perkembangan karakter para penerus estafet kepemimpinan bangsa di masa depan. Ryan & Thomas Lickona (2004:4) dalam Megawangi (2004:7) mengemukakan bahwa:

Societies, of course, must do more than merely survive. They must also grow in their understanding of what it means to be a human community, in the range of opportunities they offer each member for full human development, and their capacity to handle the new ethical problems brought by technology and other social changes. In addition, they must learn to functional part of increasingly complex world community, where global peace and justice demand ever increasing levels of cooperation. But whether the task is survival or development, any society ultimately depends

for its success on character of its citizens.

Seluruh masyarakat, tentu saja, harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar bertahan hidup. Mereka juga harus tumbuh dan memahami makna menjadi sebuah komunitas, dalam memberikan kesempatan kepada setiap anggotanya untuk tumbuh secara utuh dan dalam kapasitasnya untuk menangani problema etika yang timbul dari perubahan teknologi maupun perubahan sosial lainnya. Lagipula mereka harus belajar untuk mengambil bagian dari komunitas dunia yang kompleks, dimana untuk terwujudnya perdamamian dunia dan kebutuhan akan keadilan membutuhkan suatu hubungan kerjasama yang kuat. Meskipun demikian, apakah bertugas untuk bertahan atau tumbuh kembang, setiap masyarakat, mau tidak mau bergantung terhadap keberhasilan dalam membentuk kualitas karakter masyarakat negara tersebut.

Hal tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan terhadap penyimpangan perilaku siswa yang akan terbawa pada kehidupan mereka di masa mendatang,


(4)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sehingga perlu dipikirkan bagaimana pemecahan masalah yang tepat untuk memperbaikinya. Kepala Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Diah Harianti

(Suara Pembaharuan, 20 November 2006) mengatakan bahwa maraknya

kekerasan di jalanan, keluarga, dan sekolah, perilaku korupsi, perusakan lingkungan, etika yang menipis, kurangnya tanggung jawab dan tenggang rasa, memunculkan "gugatan" tentang hal-hal apa saja yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Pada saat yang bersamaan, Sumantri dan Sauri (2007:38) mengemukakan bahwa moral dan etika bukan lagi menjadi ''menu bergizi'' bagi siswa sekolah (juga guru), tetapi telah menjadi ''komoditas eceran''.

Sumantri dan Sauri (2007:40) memaparkan lebih lanjut mengenai pertanyaan yang menjadi permasalahan karakter bangsa, yaitu mengapa para pejabat negara dan politisi semakin gandrung melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)? Mengapa aparat penegak hukum cenderung melanggar peraturan-peraturan hukum yang mereka buat sendiri? Mengapa para elite politik suka ''cakar-mencakar'' dan berusaha menjatuhkan lawan-lawan politiknya? Mengapa kaum intelektual cenderung melanggar etika profesinya dan visi-misi luhurnya? Mengapa sesama anak-anak bangsa senang menabur benih-benih kebencian, permusuhan, dengki, dan dendam? Mengapa para siswa-siswi sering terlibat dalam aksi-aksi kekerasan, pornografi, seks bebas, narkoba, dan aneka macam penyakit sosial lainnya? Mengapa antar anggota keluarga sering terjadi percekcokan, perkelahian, bahkan berakhir pada pembunuhan? Mengapa hidup selalu diwarnai tragedi-tragedi kemanusiaan yang memilukan, dan seterusnya.Salah satu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas adalah karena


(5)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kita gagal menumbuhkembangkan pendidikan karakter, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sekolah tidak dapat menghindar dari misinya sebagai lembaga pendidikan dan pengembang nilai. Bahkan Dewey (1934:85) mengungkapkan bahwa sekolah sebagai pusat pendidikan dimana karakter moral anak harus dikembangkan dalam alam, sementara lingkungan sekolah harus menjadi lingkungan yang mengembangkan moral anak, karena

spirit inilah lembaga pendidikan dikembangkan.

Senada dengan pendapat di atas, Spencer dalam Purpel (1987:3) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan objek pembentuk karakter, oleh karena itu antara nilai dengan sekolah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan nilai pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, terdapat perbedaan pendapat diantara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-negara barat, seperti halnya pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah, apakah lembaga pendidikan mampu melakukan fungsi yang demikian berat untuk membentuk karakter manusia Indonesia di tengah minimnya keteladanan dari para pemimpin dan unsur-unusr lain di negara ini? Kusni (2011:11) mengungkapkan bahwa ketika


(6)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

nantinya lembaga-lembaga pendidikan telah bekerja dengan keras membentuk karakter anak bangsa yang jujur dan bertanggunjawab, apakah yang akan terjadi saat mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat yang tidak menghargai sikap jujur dan bertanggung jawab tersebut? Pendidikan karakter akan menjadi sangat berguna, apabila masyarakat negeri ini memang memberikan tempat terhormat bagi manusia yang berkarakter baik. Pendidikan karakter hanyalah akan menjadi kesia-siaan belaka apabila para pemimpin tidak dapat memberi keteladanan yang baik kepada masyarakat.

Pendidikan karakter lebih efektif ditularkan kepada siswa dengan keteladanan, karena dengan demikian siswa melakukan sesuatu disebabkan oleh kesadarannya sendiri. Fadhil (1993:135) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan dan dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah uswatun hasanah atau suri tauladan. Pada dasarnya karakter dapat diubah, dibentuk, dan dikembangkan seperti halnya keterampilan. Pembangunan dan pembentukan karakter harus ditularkan kepada siswa dengan keteladanan yang merupakan perilaku paling riil di masyarakat. Tidak dapat disangkal bahwa keteladanan memiliki peran yang sangat signifikan dalam usaha pencapaian keberhasilan pendidikan, hal tersebut disebabkan karena secara psikologis anak didik lebih banyak mencontoh perilaku atau sosok figur yang diidolakannya termasuk gurunya, karena itu seorang pendidik hendaknya menyadari bahwa perilaku yang baik adalah tolak ukur yang menjadi keberhasilan bagi anak didiknya. Karena itu, menjadi suatu hal yang realistik untuk


(7)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mengembangkan karakter generasi muda, terutama dengan nilai-nilai yang juga digunakan oleh tokoh-tokoh sejarah.

Dengan demikian, sungguh tepat pendapat Wineburg (2007:6) yang menilai bahwa sejarah perlu diajarkan di sekolah karena memiliki potensi untuk menjadikan manusia berkeperikemanusiaan, hal yang tidak dilakukan oleh semua kurikulum pembelajaran lainnya di sekolah. Lebih jauh Wineburg menjelaskan bahwa jika dimanfaatkan dengan baik antara penyelarasan kebutuhan kekinian dan mengabaikan yang tidak sesuai lagi dengan sejarah, maka akan menjadi sangat berguna. Dengan menggunakan strategi yang tepat dalam memahami nilai-nilai sejarah, pembelajaran sejarah dapat mempertinggi sikap kritis dan daya kreatif bangsa terutama untuk menjawab berbagai tantangan bangsa pada masa kini dan nanti. Pengajaran sejarah yang normatif seperti ini dalam beberapa hal diakui oleh para ahli telah berperan dalam pewarisan nilai-nilai luhur bangsa untuk memperkuat tujuan pendidikan.

Mempelajari sejarah bukannya sekedar untuk memahami masa lampau itu sendiri, tetapi bermakna dalam pencarian pelajaran dan antisipasi masa kini dan mendatang. Hal ini sesuai pula dengan ungkapan Seeley dalam Wiriaatmadja (2003:93) yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang dalam pemeonya

;”We study history, so that we may be wise before the event”. Dalam menghadapi kehidupan saat ini, peserta didik tidak hanya membutuhkan keterampilan intelektual, namun ia juga membutuhkan ketegaran, keuletan, kesetiaan, kemampuan berinteraksi sosial, dan kemanusiaan sehingga pendidikan sejarah di


(8)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sekolah tidak hanya kental dengan pengembangan kegiatan berpikir (ranah kognitif) dengan mengabaikan domain afektifnya dan pendidikan nilai.

Sangat kuat anggapan di kalangan siswa bahwa belajar sejarah tidak lain dari belajar menghafal fakta-fakta, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan tokoh-tokoh sejarah. Banks (1985: 226-227) mengemukakan bahwa pandangan yang demikian menyebabkan munculnya sikap yang memperlihatkan rasa bosan, tidak tertarik pada bidang sejarah, dan merasa belajar sejarah sebagai beban yang tidak ada gunanya. Jika studi sejarah terbatas pada pengatahuan fakta-fakta, maka akan menjadi steril dan mematikan minat terhadap sejarah. Secara tegas Soedjatmoko (1976:15) menyatakan bahwa cara-cara mengajarkan sejarah yang mengutamakan fakta sejarah harus dibuang jauh-jauh. Pandangan ini sangat penting diimplementasikan dalam pengajaran sejarah agar tidak terjadi apa yang dikhawatirkan oleh Winamo Surachmad (1978:9), siswa tidak berhasil tiba pada taraf kemampuan untuk melihat dan berpikir secara historis, tetapi pengetahuan sejarah mereka berhenti dan terbelenggu oleh sekumpulan data, fakta, dan nama-nama orang. Karena itu, pembelajaran sejarah tidak boleh berhenti pada tingkat fakta, tetapi harus sampai pada domain analisis.

Pendidikan sejarah sesuai dengan kedudukan kurikulum yang memberikan penguatan dalam mengembangkan materi nilai dan moral untuk mencapai tujuan dalam ranah karakter yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Lebih lanjut, Hasan (2011) mengungkapkan:

Dalam realita kelas, sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak ada, pemikiran dan pengembangan pendidikan sejarah yang mengarah kepada pemanfaatan pelajaran dari pendidikan sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi, salah satunya, sebagai akibat dari kebijakan pendidikan yang


(9)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

memberikan perhatian dan kepedulian yang secara berlebihan pada pengembangan materi yang bersifat faktual dan mengabaikan materi yang bersifat nilai dan moral. Sayangnya, materi yang bersifat faktual mempunyai keterbatasan untuk digunakan dalam membangun karakter peserta didik. Dalam keadaan demikian maka materi pendidikan sejarah akan sulit menjadi sumber bagi inspirasi dan aspirasi kehidupan masa kini dan masa depan (Hasan, 2011b). Konsentrasi yang berlebihan pada pengajaran fakta sejarah telah menyebabkan pendidikan sejarah kehilangan kekuatan menjadi “bank

of examples for solving present problems and for chartering the future”.

Dalam pembelajaran sejarah, proses pemaknaan merupakan salah satu hal yang penting. Hal itu disebabkan karena tujuan pembelajaran sejarah sesungguhnya tidak hanya menuntut siswa untuk mengingat informasi faktual saja tetapi membutuhkan pemaknaan yang mendalam. Kartodirdjo (1992:252) dalam Nadjamuddin (2006:65) mengemukakan bahwa maksud pembelajaran sejarah adalah agar generasi muda dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman nenek moyangnya. Tujuan-tujuan pembelajaran sejarah yang diungkapkan di atas akan tercapai jika dikembangkan apa yang telah didefinisikan sebagai pembelajaran sejarah yang bermakna. Secara jelas Supriatna (2007:13) menggambarkan bahwa:

Pembelajaran sejarah akan meaningfull apabila guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan para siswa berperan aktif dalam menggunakan berbagai sumber belajar sejarah, konstruktif dalam menarik hubungan antara peristiwa masa lalu dengan masalah-masalah kontemporer; bersifat intensional dengan menggunakan pengalaman belajar masa lalu untuk memahami pengetahuan atau pengalaman yang baru, aktif dalam mengembangkan pemahaman dan menganalisis masalah sosial kontemporer secara cooperative atau collaborative; serta mampu memaknai semua peristiwa sejarah yang ditariknya menjadi sesuatu yang authentic karena dapat dihubungkan dengan masalah sosial sehari-hari.


(10)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hertz (2007) menyatakan bahwa dalam buku teks, tokoh historis sering nampak sangat luar biasa dan gagah berani atau justru terlihat tidak memiliki peran sama sekali sehingga para siswa tidak melihat “sosok” manusia yang memiliki karakteristik normal. Para siswa tidak dapat memahami bahwa tokoh sejarah tersebut mempunyai cara pandang terhadap dunia yang sesuai dengan zamannya. Kemudian, para siswa tidak dapat menyerap gagasan dari tokoh historis sebagai orang-orang riil, sehingga sejarah menjadi lebih berbeda dibanding kenyataan. Hasan (2011) mengemukakan bahwa ada faktor emosi yang dapat dikembangkan pada diri peserta didik untuk menjadi orang yang lebih peduli akan penderitaan manusia. Dari apa yang diceritakan tentang suatu peristiwa sejarah peserta didik dapat membandingkannya dengan penderitaan masyarakat di sekitarnya dan mengembangkan rasa peduli sosial yang tinggi.

Ketika siswa belajar tentang tokoh sejarah, pembahasan di kelas tentang bagaimana perasaan si tokoh, ketakutan, kesedihan, atau cita-cita apa yang mendorongnya untuk bertindak, memberi sudut pandang emosional yang dapat dirasakan siswa tanpa harus menarik perhatian terhadap dirinya sendiri. Selain itu guru dapat menggunakan cerita untuk membantu anak-anak mengenali beragam karakter dan mendapatkan nilai-nilai keteladanan dari para tokoh sejarah. Cerita juga dapat mendukung kecakapan analitis remaja dan memperhalus transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Siswa akan merasa dibolehkan kembali mengenang masa lalu sambil membuat keterkaitan dengan tokoh-tokoh cerita dengan cara yang lebih dewasa.


(11)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dalam kaitannya dengan apa yang dipaparkan di atas, peserta didik dari SMA Negeri 8 Bandung yang termasuk salah satu sekolah yang berada pada klaster satu dan menempati posisi ranking 3 (tiga) di kota Bandung, masih memiliki perilaku ataupun karakter yang harus diperbaiki. Masih ada dari mereka yang menyontek dalam ujian, kurang disiplin, kurang gemar membaca, memiliki perilaku konsumtif, juga masih ada peserta didik yang bersikap destruktif, merusak fasilitas sekolah dengan mencoret-coret dinding, membuang sampah tidak pada tempatnya, dan lainnya. Sugiarto (2009:11-13) mengemukakan 55 (lima puluh lima) kebiasaan kecil yang lambat laun akan menghancurkan bangsa, antara lain:

Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan diri sendiri: (1) meremehkan waktu; (2) bangun kesiangan, (3) terlambat masuk kantor, (4) tidak disiplin, (5) suka menunda, (6) melanggar janji, (7) menyontek, (8) ngarasani, (9) kebiasaan meminta, (10) melayani stres, (11) menganggap berat setiap masalah, (12) pesimis terhadap diri sendiri, (13) terbiasa mengeluh, (14) merasa hebat, (15) merendahkan oranglain, (16) tidak sarapan, (17) tidak terbiasa antre, (18) banyak tidur, (19) banyak nonton TV, (20) terlena dengan kenyamanan dan takut berubah; Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan lingkungan: (21) merokok di sembarang tempat, (22) membuang sampah di sembarang tempat, (23) corat-coret/vandalisme, (24) kendaraan kita mengotori udara, (25) jalan bertabur iklan, (26) konsumsi plastik berlebihan, (27) tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai, (28) abai dengan pohon, (29) menganggap remeh daur ulang; Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi: (30) konsumtif, (31) pamer, (32) silau dengan kepemilikan oranglain, (33) boros listrik, (34) kecanduan

game, (35) tidak menyusun rencana-rencana kehidupan, (36) tidak terbiasa berpikir kreatif, (37) shopaholoc, (38) mengabaikan peluang; Kebiasaan- kebiasaan dalam bersosial; (39) tidak mau membaca, (40) jarang mendengar pendapat oranglain, (41) nepotisme, (42) suap-menyuap, (43) politik balik modal, (44) canggung dengan perbedaan, (45) beragama secara sempit, (46) lupa sejarah, (47) demo pesanan/bayaran, (48) tawuran, (49) tidak belajar dari pengalaman, (50) birokratif, (51) meniru, (52)


(12)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

provokatif dan mudah terprovokasi, (53) tidak berani berkata “tidak”, (54) berambisi menguasai, (55) mengesampingkan tradisi adat.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Yuke Indriati, salah seorang

team pengembang dari pusat kurikulum bahwa implementasi pendikakan karakter di SMA Negeri 8 Bandung masih belum ada perubahan, baik dari substansi materi ajar maupun pada perubahan perilaku yang berkarakter positif. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa sebagai sekolah piloting, penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SMA Negeri 8 perlu dilakukan perbaikan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan melalui eksperimen, yaitu dalam bentuk pemberian treatment dalam pembelajaran menggunakan strategi peneladanan pahlawan guna membentuk karakter budaya dalam diri siswa.

B. Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pembelajaran sejarah dengan meneladani pahlawan memberikan kontribusi terhadap pendidikan karakter budaya peserta didik”. Selanjutnya masalah pokok tersebut secara spesifik dijabarkan kedalam rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diterapkan strategi peneladanan pahlawan? 2. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen

setelah dilakukan pembelajaran sejarah dengan strategi peneladanan pahlawan?


(13)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas kontrol sebelum dan setelah pembelajaran?

4. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai pandangan atau persepsi awal siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah baik yang bersifat positif maupun pandangan yang bersifat negatif.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai keteladan apa saja yang ditangkap dan dipahami siswa dari tokoh sejarah sehingga dapat mengembangkan karakter mereka.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran realitas ideal bagi siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah.

4. mengidentifikasi perwujudan karakter siswa yang nampak setelah melalui usaha menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah dalam pembelajaran sejarah.


(14)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Manfaat Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di tingkat persekolahan yang secara signifikan juga berdampak bagi pengembangan karakter siswa, guru dan pengembangan pembelajaran sejarah.

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas individu dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk mengetahui, memahami, merefleksi, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dalam pelajaran sejarah sebagai bekal agar mampu memecahkan permasalahan-permasalahan individu ataupun sosial kemasyarakatan yang sedang dan akan dihadapinya di masa mendatang.

2. Bagi guru, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan kualitas diri dengan menyajikan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai serta pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seluruh peserta didik.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan kualitas diri dan profesionalitas untuk terus meningkatkan keilmuan khususnya pengembangan proses pembelajaran dan pendidikan Sejarah.


(15)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu E. Struktur Organisasi Tesis

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi Tesis

BAB II KAJIAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penellitian B. Desain Penelitian

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrument

a. Validitas b. Reliabilitas c. Daya pembeda


(16)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Uji Hipotesis a. Normalitas b. Homogenitas G. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Perlakuan 2. Skenario Kegiatan 3. Skenario Perlakuan

4. Alur Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas Eksperimen

B. Pembelajaran pada Kelas kontrol C. Hasil Penelitian

D. Pembahasan

E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(1)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Dalam kaitannya dengan apa yang dipaparkan di atas, peserta didik dari SMA Negeri 8 Bandung yang termasuk salah satu sekolah yang berada pada klaster satu dan menempati posisi ranking 3 (tiga) di kota Bandung, masih memiliki perilaku ataupun karakter yang harus diperbaiki. Masih ada dari mereka yang menyontek dalam ujian, kurang disiplin, kurang gemar membaca, memiliki perilaku konsumtif, juga masih ada peserta didik yang bersikap destruktif, merusak fasilitas sekolah dengan mencoret-coret dinding, membuang sampah tidak pada tempatnya, dan lainnya. Sugiarto (2009:11-13) mengemukakan 55 (lima puluh lima) kebiasaan kecil yang lambat laun akan menghancurkan bangsa, antara lain:

Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan diri sendiri: (1) meremehkan waktu; (2) bangun kesiangan, (3) terlambat masuk kantor, (4) tidak disiplin, (5) suka menunda, (6) melanggar janji, (7) menyontek, (8) ngarasani, (9) kebiasaan meminta, (10) melayani stres, (11) menganggap berat setiap masalah, (12) pesimis terhadap diri sendiri, (13) terbiasa mengeluh, (14) merasa hebat, (15) merendahkan oranglain, (16) tidak sarapan, (17) tidak terbiasa antre, (18) banyak tidur, (19) banyak nonton TV, (20) terlena dengan kenyamanan dan takut berubah; Kebiasaan-kebiasaan yang berkenaan dengan bagaimana mareka memperlakukan lingkungan: (21) merokok di sembarang tempat, (22) membuang sampah di sembarang tempat, (23) corat-coret/vandalisme, (24) kendaraan kita mengotori udara, (25) jalan bertabur iklan, (26) konsumsi plastik berlebihan, (27) tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai, (28) abai dengan pohon, (29) menganggap remeh daur ulang; Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi: (30) konsumtif, (31) pamer, (32) silau dengan kepemilikan oranglain, (33) boros listrik, (34) kecanduan

game, (35) tidak menyusun rencana-rencana kehidupan, (36) tidak terbiasa berpikir kreatif, (37) shopaholoc, (38) mengabaikan peluang; Kebiasaan- kebiasaan dalam bersosial; (39) tidak mau membaca, (40) jarang mendengar pendapat oranglain, (41) nepotisme, (42) suap-menyuap, (43) politik balik modal, (44) canggung dengan perbedaan, (45) beragama secara sempit, (46) lupa sejarah, (47) demo pesanan/bayaran, (48) tawuran, (49) tidak belajar dari pengalaman, (50) birokratif, (51) meniru, (52)


(2)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

provokatif dan mudah terprovokasi, (53) tidak berani berkata “tidak”, (54) berambisi menguasai, (55) mengesampingkan tradisi adat.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Yuke Indriati, salah seorang

team pengembang dari pusat kurikulum bahwa implementasi pendikakan karakter di SMA Negeri 8 Bandung masih belum ada perubahan, baik dari substansi materi ajar maupun pada perubahan perilaku yang berkarakter positif. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa sebagai sekolah piloting, penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SMA Negeri 8 perlu dilakukan perbaikan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan melalui eksperimen, yaitu dalam bentuk pemberian treatment dalam pembelajaran menggunakan strategi peneladanan pahlawan guna membentuk karakter budaya dalam diri siswa.

B. Rumusan Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pembelajaran sejarah dengan meneladani pahlawan memberikan kontribusi terhadap pendidikan karakter budaya peserta didik”. Selanjutnya masalah pokok tersebut secara spesifik dijabarkan kedalam rumusan masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diterapkan strategi peneladanan pahlawan? 2. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas eksperimen

setelah dilakukan pembelajaran sejarah dengan strategi peneladanan pahlawan?


(3)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik kelas kontrol sebelum dan setelah pembelajaran?

4. Apakah terdapat perbedaan karakter bangsa peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai pandangan atau persepsi awal siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah baik yang bersifat positif maupun pandangan yang bersifat negatif.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai keteladan apa saja yang ditangkap dan dipahami siswa dari tokoh sejarah sehingga dapat mengembangkan karakter mereka.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran realitas ideal bagi siswa mengenai tokoh-tokoh sejarah setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah.

4. mengidentifikasi perwujudan karakter siswa yang nampak setelah melalui usaha menggali nilai-nilai keteladanan tokoh sejarah dalam pembelajaran sejarah.


(4)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

D. Manfaat Penelitian

Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di tingkat persekolahan yang secara signifikan juga berdampak bagi pengembangan karakter siswa, guru dan pengembangan pembelajaran sejarah.

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas individu dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk mengetahui, memahami, merefleksi, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dalam pelajaran sejarah sebagai bekal agar mampu memecahkan permasalahan-permasalahan individu ataupun sosial kemasyarakatan yang sedang dan akan dihadapinya di masa mendatang.

2. Bagi guru, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan kualitas diri dengan menyajikan proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai serta pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seluruh peserta didik.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat berdampak positif pada pengembangan kualitas diri dan profesionalitas untuk terus meningkatkan keilmuan khususnya pengembangan proses pembelajaran dan pendidikan Sejarah.


(5)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

E. Struktur Organisasi Tesis

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi Tesis

BAB II KAJIAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penellitian B. Desain Penelitian

C. Lokasi dan Sampel Penelitian

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrument

a. Validitas b. Reliabilitas c. Daya pembeda


(6)

Eha Julaeha, 2012

Pengaruh Pembelajaran Sejarah Dengan Peneladanan Biografi Pahlawan Terhadap Pengembangan Karakter Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Uji Hipotesis a. Normalitas b. Homogenitas G. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Perlakuan 2. Skenario Kegiatan 3. Skenario Perlakuan

4. Alur Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Strategi Peneladanan Biografi Pahlawan pada Kelas Eksperimen

B. Pembelajaran pada Kelas kontrol C. Hasil Penelitian

D. Pembahasan

E. Keterbatasan Peneliti dan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP