Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Low Cost Green Car (LCGC) Pada Konsumen Toyota Agya di Kota Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif dengan

pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012 : 13). Penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Desain penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012 : 100).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh green marketing
(variabel bebas) terhadap keputusan pembelian (variabel terikat).
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan selama bulan Maret 2017 hingga


Mei 2017.
3.3

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah konsumen Toyota agya di kota Medan.

45

Universitas Sumatera Utara

46

3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili) (Sugiyono, 2012 : 116). maka sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah probability sampling dengan teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah simple random sampling karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012 : 122). Menurut Purba (Sujarweni,
2015 : 155) jika populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan
dengan rumus:

dibulatkan menjadi 100 orang
Keterangan:
n

:

Jumlah Sampel

z

:


Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1.96

moe :

Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang
diinginkan.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dibulatkan menjadi 100 orang.

Universitas Sumatera Utara

47

3.4

Definisi Konsep
Defenisi konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara


tepat fenomena yang diteliti. Defenisi konsep ini dilakukan agara ada batasan
terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga
tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Untuk mendapatkan
batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka peneliti
mengemukakan definisi konsep yang digunakan sebagai berikut:
3.4.1

Green Marketing (X)
Menurut Lampe dan Gazda, 1995 (Setiyaningrum et all, 2015:309)

Secara konseptual, green marketing didefinisikan sebagai respon pemasaran
terhadap pengaruh lingkungan yang berasal dari perancangan, produksi,
pengemasan, pelabelan, penggunaan, dan pembuangan barang atau jasa.Menurut
Coddington (1993: 297-302) yang dimaksud dengan green marketing adalah
segala aktivitas pemasaran dengan bertanggungjawab terhadap lingkungan, yaitu
dengan seminimum mungkin memberikan dampak yang negatif terhadap
lingkungan.Menurut W.J Stanton, pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan,
menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang

atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun
yang potensial. Dalam kegiatan pemasaran hijau terdapat empat kegiatan utama
yaitu :green product (produk), greenprice (harga), green place (tempat), dan
green promotion (promosi)

Universitas Sumatera Utara

48

3.4.2

Keputusan Pembelian (Y)
Schiffman dan Kanuk (1994) mendefiniskan suatu keputusan sebagai

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen
yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Suatu
keputusan tanpa pilihan disebut sebagai sebuah “Hobson’s choice” (Schiffman
dan kanuk, 1994). Sangadji et all (2013) Pengambilan keputusan konsumen
adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan
masalah konsumen sebenarnyan merupakan suatu aliran tindakan timbal balik

yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif,
serta tindakan perilaku.
3.5

Definisi Operasional
Menurut Wiratna (2015 : 77), definisi operasional adalah penelitian

dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan
analisis instrumen serta sumber pengukuran berasal darimana, adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No.

Variabel
Variabel
Teoritiis
Operasional
Green
1. Green

Marketing (X) product
didefinisikan
sebagai respon
pemasaran
terhadap
pengaruh
lingkungan
yang berasal
dari
perancangan,
produksi,
pengemasan,

Deskriptor

Pertanyaan

Produk yang tidak 1.
Apakah
anda

berbahaya
bagi
setuju mobil Toyota
manusia
dan
Agya
irit
dalam
lingkungannya, tidak
menggunakan bahan
boros sumber daya,
bakar?
tidak menghasilkan 2.
Apakah
anda
sampah berlebihan,
setuju
emisi
gas
dan tidak melibatkan

buang dari mobil
kekejaman
pada
Toyota Agya tidak
binatang.
Suatu
memiliki
dampak
produk
yang
buruk
bagi
lingkungan?
dirancang
dan
diproses dengan suatu 3.
Apakah
anda

Universitas Sumatera Utara


Skala
Likert

49

pelabelan,
penggunaan,
dan
pembuangan
barang atau
jasa.

Green Price

Green
Promotion

cara
untuk

setuju bahwa model
(bentuk,
ukuran,
mengurangi efek-efek
yang
dapat
warna) mobil Toyota
mencemari
Agya
digolongkan
lingkungan,
baik
sebagai produk hijau
dalam
produksi,
pendistribusian dan
pengkonsumsiannya.
Jumlah uang yang 1.
Apakah
anda
dibutuhkan
untuk
setuju bahwa harga
mendapatkan
yang ditawarkan oleh
sejumlah kombinasi
mobil
Toyota
Agyasesuai dengan
dari produk hijauatau
mutu produk yang
pelayanan hijau.
didapatkan?
2.
Apakah
Anda
setuju
bahwa
perusahaan
Toyota
sering memberikan
potongan harga pada
saat pembelian mobil
Toyota
Agyasertamemberika
n potongan harga
perbaikan dan harga
sparepart
pada
bengkel
resmi
Toyota?
3.
Apakah
anda
setuju bahwa mobil
Toyota Agyamemiliki
harga jual kembali
yang
tinggi
jika
dijual?
Upaya
untuk 1.
Dalam
memasarkan produknya
mengarahkan
kepada
konsumen,
seseorang agar dapat
apakah
Toyota
Agya
mengenal
produk
menggunakan
promosi
perusahaan
yang menggambarkan
berwawasan
kepedulian perusahaan
lingkungan,
lalu
pada lingkungan?
memahaminya,
2.
Apakah anda setuju
berubah
sikap,
istilah low cost green
menyukai,
yakin,
car
sudah
mampu
kemudian akhirnya
menjelaskan
bahwa
membeli, dan selalu
produsen mobil Toyota
Agya
peduli
pada
ingat akan produk
lingkungan?
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Likert

Likert

50

3.

Green place

Pengenalan
2. Keputusan
Pembelian (Y) Masalah
yaitu proses
pemecahan
masalah yang
diarahkan
pada sasaran.
Pemecahan
masalah
konsumen
sebenarnyan
merupakan
suatu
aliran
tindakan
timbal balik
yang
berkesinambu
ngan di antara
faktor

Selain
dalam
memproduksi
mobil
low cost green car,
apakah anda setuju
bahwa produsen Toyota
Agya terlibat pada
aktivitas
peduli
lingkungan
sebagai
salah
satu
strategi
promosi hijaunya ?

Kegiatan pemasaran 1.
Apakah
anda
yang berfungsi untuk
setuju bahwa dealer
memperlancar arus
Toyota Agya mudah
penyampaian produk
dijangkau
oleh
hijau dari produsen
konsumen?
ke konsumen
2.
Apakah
anda
setuju bahwa tata
ruang
showroom
mobil Toyota Agya
bernuansa hijau dan
memiliki
tingkat
kenyamanan
yang
tinggi?
3.
Apakah
anda
setuju bahwa sistem
penjualan
pada
showroom
mobil
Toyota Agyaramah
terhadap
konsumennya?
Pada
tahap
ini 1.
Apakah
konsumen merasakan
keinginan membeli
bahwa ada hal yang
mobil
Toyota
dirasakan kurang dan
Agyakarena
menuntut
untuk
kebutuhan
anda
dipenuhi. Konsumen
sehari-hari?
menyadari
bahwa 2.
Apakah
anda
terdapat
perbedaan
setuju karena konsep
antara
apa
yang
low cost green car
dialaminya
dengan
yang membuat anda
yang diharapkan
ingin membeli mobil
Toyota Agya?
3.
Dalam membeli
mobil
Toyota
Agya,apakah
anda
setuju bahwa anda
dipengaruhi
oleh
lingkungan
sekitar
anda?

Universitas Sumatera Utara

Likert

Likert

51

lingkungan,
Pencarian
proses
Informasi
kognitif dan
afektif, serta
tindakan
perilaku

Evaluasi
Alternatif

Keputusan
Pembelian

Mencari informasi,. 1.
Apakah
anda
setuju bahwa anda
apa yang terbaik yang
harus
dilakukan
mencari
sendiri
informasi
tentang
untuk
memenuhi
kebutuhan tersebut
mobil Toyota Agya
sebelum melakukan
pembelian?
2.
Apakah
anda
setuju bahwa anda
meminta
bantuan
teman atau kerabat
dalam mendapatkan
informasi
tentang
mobil Toyota Agya?
3.
Apakah
anda
setuju
bahwa
informasi yang anda
dapatkan cukup jelas
dan terinci?
Informasi
yang 1.
Apakah
anda
diperoleh
dari
setuju bahwa dalam
berbagai
sumber
membentuk sebuah
kepercayaan,
anda
tersebut akan menjadi
bahan pertimbangan
membutuhkan waktu
bagi konsumen untuk
yang lama?
mengambil keputusan 2.
Setelah percaya
pada informasi yang
anda
dapatkan,
apakah anda setuju
bahwa
hal
itu
merubah sikap anda
dalam membeli?
3.
Apakah
anda
setuju bahwa anda
mempersiapkan
rencana yang lebih
kompleks
untuk
mewujudkan
keinginan anda dalam
membeli
mobil
Toyota Agya?
Konsumen
1.
Apakah
anda
membentuk
setuju memutuskan
preferensi
atas
melakukan pembelian
merek-merek
yang
mobil
Toyota
ada
di
dalam
Agyasetelah
mengevaluasi
kumpulan pilihan
beberapa alternatif?

Universitas Sumatera Utara

Likert

Likert

Likert

52

2.

3.

Perilaku
Pasca
Pembelian

Setelah
melakukan 1.
pembelian
produk,
konsumen
akan
mengalami
level
kepuasan
atau
ketidakpuasan
2.
tertentu

3.

Apakah
anda
setuju memilih untuk
membeli
mobil
Toyota
Agyaberdasarkan
keputusan
anda
sendiri?
Apakah
anda
setuju bahwa anda
membeli
Toyota
Agya karena merasa
nyaman, aman, serta
mendapat dukungan
dari
pemerintah
terhadap
produk
ramah lingkungan?
Apakah
anda
setuju
bersedia
melakukan pembelian
kembali mobil Toyota
Agya?
Apakah
anda
setuju
bersedia
menggunakan
sparepart
resmi
mobil Toyota Agya?
Apakah
anda
setuju
bersedia
memberi rekomendasi
kepada orang lain
untuk membeli mobil
Toyota Agya?

Sumber: Data Diolah (2016)
3.6

Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data

sekunder.
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

Universitas Sumatera Utara

Likert

53

pertanyaan atau kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Toyota agya di
kota medan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti
dan dikumpulkan oleh pihak lain dengan permasalahan penelitian (Sunyoto,
2013 : 10). Data sekunder juga sifatnya melengkapi atau mendukung data
primer.Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal,
buku, penelitian terdahulu, serta tulisan yang ada relevansinya dengan masalah
yang diteliti.
Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2012 : 132). Skala yang digunakan untuk mengukur respon subjek ke
dalam 5 (lima) poin skala dengan jumlah interval yang sama.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Keterangan
1
Sangat Setuju
2
Setuju
3
Netral
4
Tidak Setuju
5
Sangat Tidak Setuju
Sumber : Sugiyono, (2012 : 133)

Skor
5
4
3
2
1

Namun dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi terhadap
item dari skala likert menjadi 4 penentuan skor dengan menghapuskan point untuk
skor “Netral” karena dianggap tidak memiliki nilai sehingga menjadi seperti
berikut:

Universitas Sumatera Utara

54

1.

Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

2.

Setuju (S) diberi skor 3

3.

Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

4.

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

3.7

Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.7.1

Uji Instrumen
Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua
macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
3.7.1.1 Uji Validitas
Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measure
the phenomenom) (Siregar 2016:162). Uji validitas adalah tingkat keandalan alat
ukur yang digunakan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butirbutir dalam suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefenisikan
variabel.Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang
diperoleh

dengan

melihat

tanda

bintang

pada

hasil

skor

total,

atau

membandingkan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid.
Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS
(Statistical Package for Social Sciences). Untuk menentukan nomor-nomor item
yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r produk momen.
Kriteria penilaian uji validitas adalah:

Universitas Sumatera Utara

55

1.

Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid

2.

Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid
Teknik statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
r

= Koefisien korelasi

n

= Jumlah responden uji coba

x

= Skor tiap item

y

= Skor seluruh item responden uji coba`

3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Siregar 2016:173).
Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel maka akan dilakukan
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical
Package for Social Sciences). Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:
1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6
maka kuesioner tersebut reliabel atau terpercaya
2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60% atau 0,6
maka kuesioner tersebut tidak reliabel atau tidak terpercaya

Universitas Sumatera Utara

56

3.7.2

Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang

termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Menurut Suliyanto
(2011:69), uji normalitas dimaksudkan unttuk menguji apakah nilai residual yang
telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai
residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut
sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.Pengambilan kesimpulan untuk
menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah
dengan menilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi
normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi
normal (Ghozali dalam Wiratna 2015:225).
3.7.3

Uji Analisis Linier Sederhana
Menurut Syofian Siregar (2013:284), regresi linear adalah suatu alat untuk

memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau
untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu
variabel tak bebas (dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk
satu variabel bebas dan variabel tak bebas.

Keterangan:
Y = Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksi
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/penurunan varibel
dependen yang didasarkan pada variabel independen
X = Subjek variabel independen mempunyai nilai tertentu maka nilai a dan b
dapat dicari dengan rumus:

Universitas Sumatera Utara

57

3.7.4

Uji Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier

sederhana. Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu:
3.7.4.1

Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015:229), uji t menunjukkan seberapa

jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila
nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria
adalah:
1.

Jika t hitung > t tabel maka H0ditolak dan Haditerima.

2.

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.7.4.2

Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015:228) koefisien determinasi

(goodness of fit) yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang
penting dalam regresi.Determinasi (R2) mencerminkan kemampuan variabel
dependen.Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa
besar proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh
variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari
total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Adapun rumus koefisien determinasi yaitu:

Universitas Sumatera Utara

58

Keterangan
KD = Koefisien Determinasi
rxy = Koefisien Korelasi Product antara x dan y

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1

Gambaran Umum Perusahaan

a.

Sejarah Singkat Toyota
Toyota merupakan sebuah perusahaan mobil yang berpusat di Jepang, di

dirikan oleh Kiichiro Toyoda putra dari Sakichi Toyoda seorang pengusaha
tekstil di Jepang pada tahun 1933, pembentukan usaha otomotif ini didorong oleh
pemerintah Jepang yang pada saat itu sedang melakukan kampanye perang
terhadap Cina. Perusahaan otomotif Toyota memiliki divisi terpisah dari
perusahaan tekstil Toyoda Automatic Loom Works, sehingga Kiichiro
mengadakan lomba logo perusahaan yang baru dibangunnya dengan ketentuan
desainnya yaitu logo yang mengekspresikan “kecepatan”.Setelah ditentukan,
terpilihlah logo yang menerakan tiga huruf katakana Jepang untuk kata “Toyoda”
dan pelafalan huruf tersebut berbunyi “Toyota”.Pemakaian nama “Toyota”
diusulkan oleh Risaburo Toyoda, seseorang yang menikah dengan anak
perempuan keluarga Toyoda. Alasannya untuk menulis kata “Toyota” dalam
huruf katakana hanya membutuhkan delapan sapuan kuas saja. Di Jepang, angka 8
dipercaya sebagai lambang keberuntungan dan kemakmuran. Alasan lain, kata
“Toyoda” berarti sawah yang subur. Maka, dengan memakai nama Toyota akan
mencegah citra perusahaan dari urusan pertanian. Akhirnya kata “Toyota”
disetujui dan perusahaan ini terdaftar pada bulan Agustus 1937 dengan nama
dagang Toyota Motor Co.

59

Universitas Sumatera Utara

60

Pada tahun 1989 logo toyota berubah, logo yang baru ini merupakan
gabungan dari tiga buah elips, yang membentuk karakter “T, logo baru ini
melambangkan hubungan yang erat antara konsumen dengan produsen mobilnya.
Keinginan kuat Kiichiro Toyoda untuk menciptakan sendiri mobil yang
diproduksi oleh negeri jepang dikarenakan belum ada produsen otomotif lokal
yang dapat sukses di dunia otomotif serta berbagai industri otomotif luar negeri
telah menjualkan produknya dan merakit kendaraannya di Jepang. Mobil
penumpang pertama yang diproduksi yaitu toyoda model aa sedan yang dirilis
bulan September 1936.
Toyota agya merupakan salah satu produk mobil dari toyota dengan
jenis low cost green car (LCGC), keinginan untuk menciptakan mobil LCGC
merupakan respon atas dorongan pemerintah kepada industri otomotif untuk
menciptakan mobil murah ramah lingkungan. Sebagai pemain lama yang
sekaligus menyandang nama besar di dunia otomotif, perusahaan Toyota tidak
mau kalah dengan produsen mobil lain dalam menghadirkan mobil murah ramah
lingkungan atau lebih dikenal dengan istilah low cost green car (LCGC). Sejak
tanggal 9 september 2013 di mulai pemasaran mobil toyota agya dan merupakan
poduk mobil murah pertama di Indonesia, nama Agya di ambil dari bahasa
Indonesia kuno (sanksekerta) yang berarti cepat, karna dalam peraturan LCGC
(Low Cost Green Car) salah satunya harus menggunakan nama lokal. Toyota agya
tersedia dalam berbagai tipe sebagai berikut: agya tipe 1.0 E, tipe 1.0 G, tipe 1.2
G, tipe 1.2 TRD-S, sertasistem tranmisi dari setiap tipe mobil ini memiliki
tranmisi manual (MT) dan tranmisi otomatis (AT).

Universitas Sumatera Utara

61

Gambar 4.1
Logo Toyota

Gambar 4.2
Logo Agya

Di indonesia, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang
Toyota, komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra
internasional 5% dan TMC (Toyota Motor Corporation) 95 %. Sedangkan PT.

Universitas Sumatera Utara

62

Toyota Astra Motor (TAM) merupakan agen penjualan, importir, dan distributor
produk Toyota di Indonesia dengan kepemilikan saham di perusahaan ini adalah
Astra International 51% dan TMC 49 %. PT. Toyota Astra Motor diresmikan pada
tanggal 12 April 1971, peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan
toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Selama
lebih dari 30 tahun PT. Toyota Astra Motor telah memainkan peranan penting
dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia, dalam mendukung penjualan
dan layanan purna jual, Toyota Astra Motor dibantu oleh 5 dealer utama yang
membawahi dealer yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu Auto 2000, Nasmoco,
PT. Hadji Kalla, PT. Hasrat Abadi, dan PT. Agung Automall.
b. Visi dan Misi Toyota
Visi
Menjadi perusahaan otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan
Asia Tenggara dengan memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan
kendaraan
Misi
1.

Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas
tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran
yang terbaik.

2.

Mengembangkan

karyawan

yang

berkompeten

dengan

menciptakan

lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan
pelanggan.
3.

Memperkuat kolaborasi dengan produsen, dealer utama dan dealer-dealer
melalui komunikasi dan kerjasama yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara

63

4.

Untuk mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek,
misalnya pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain-lain.

4.1.2

Sejarah Singkat Kota Medan
Kota Medan (Melayu Jawi: ‫ )ناديم‬adalah ibu kota provinsi Sumatera

Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota
metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.Kota
Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan
keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu
yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.Akses menuju Pelabuhan
Belawan dari pusat Kota Medan dilengkapi oleh Jalan Tol Belmera, jalan tol
pertama di luar Pulau Jawa.
Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 dan pada
mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini mendapat
bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli sejarah
karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk
melakukan penelitian dan penyelidikan.
Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.
342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah
Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan.

Duduk sebagai Ketua adalah Prof.

Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny.
Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH. Untuk lebih mengintensifkan kegiatan
kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah
Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia
Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris

Universitas Sumatera Utara

64

Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa,
Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung
Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga
merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya
antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan
Mas Sutarjo. Untuk sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka
sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah
kampung yang bernama Medan Puteri. Walau sangat minim data tentang Guru
Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Jikapun ada, konon pernah ada manuskrip
Pustaha Hamparan Perak yang konon menyebut nama Guru Patimpus, meski
manuskrip itu tidak pernah dilihat keberadaannya oleh tim perumus.

Maka

ditetapkan berdasarkan prakiraan bahwa tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada
Walikota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk
perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk
disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa
usul tersebut dapat disempurnakan.
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar
Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk
mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan
oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret
1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590. Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan

Universitas Sumatera Utara

65

mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap
tahunnya pada waktu-waktu sebelumnya.
Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang
sebelumnya adalah Kerajaan Aru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan
Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan
di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang,
Indonesia). John Anderson, orang Eropa asal Inggeris yang mengunjungi Deli
pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung
ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan
sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampansampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara
resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota
Karesidenan Sumatera Timur sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Tahun 1909,
Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah
kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota
yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu,
dan seorang Tionghoa.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi
besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan
Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan
perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari
mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan
kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orangorang

Tionghoa

bekas

buruh

perkebunan

kemudian

didorong

untuk

Universitas Sumatera Utara

66

mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang
Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk
bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan
ulama.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal,
dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo
25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir
delapan belas kali lipat.
4.2

Penyajian Data
Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan hasil penelitian yang telah

dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden yang terdiri
dari data responden dan dan variabel penilitian yang berupa jawaban responden
terhadap pernyataan yang di ajukan pada kuesioner yang kemudian di olah
menggunakan aplikasi pengelolah data statistik.
4.2.1

Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Toyota Agya di Kota

Medan, jumlah responden sebanyak 100 orang yang ditemui peneliti saat
penelitian berlangsung. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan dan sumber
penghasilan.Untuk memperjelas karaktristik responden yang dimaksud dapat
dijelaskan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

67

1.

Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah Responden

Persentase

Laki-laki

41

41%

Perempuan

59

59%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 59 orang (59%), sedangkan
responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang (41). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mobil Toyota agya lebih banyak disukai perempuan karena
mobil ini lebih mudah dikendara, ringan, serta mudah dalam sistem pengontrolan
penyetiran.
2.

Usia
Tabel 4.2
Usia
Usia

Jumlah Responden

Persentase

17-30 tahun

88

88%

31-44 tahun

10

10%

45-58 tahun

2

2%

>59 tahun

-

-

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas usia responden adalah
17-30 sebanyak 88 orang (88%), hal ini dapat disimpulkan bahwa pengguna mobil
agya yang paling disukai oleh kaum muda karena mobil Agya ini termasuk mobil
sportif dan mobil ini cocok untuk life Style. Selain itu, target pasar dari toyota

Universitas Sumatera Utara

68

agya adalah anak muda, karyawan, dan keluarga muda, sehingga tidak adanya
responden yang berumur >59 tahun disebabkan karena mobil agya tidak cocok
untuk mereka.
3.

Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir

Jumlah Responden

Persentase

SD

1

1%

SMP

-

-

SMA

49

49%

Diploma

7

7%

S1

39

39%

S2

4

4%

S3

-

-

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden
adalah SMA sebanyak 49 orang (49%), mayoritas responden ini sedang kuliah di
beberapa perguruan tinggi di kota medan. Besarnya jumlah responden ini
disebabkan karena target pasar toyota agya yaitu anak muda. Selain itu harga yang
terjangkau dan desain yang menarik membuat responden memilih mobil ini.
Sementara terdapat 39 orang (39%) pengguna Toyota agya dengan pendidikan
terakhir adalah S1, hal ini disebabkan karena beberapa responden tersebut masih
karyawan muda dan memiliki keinginan untuk mempunyai mobil sehingga
Toyota agya menjadi pilihan yang tepat karena sesuai dengan kemampuan
ekonomi responden.

Universitas Sumatera Utara

69

4.

Pekerjaan
Tabel 4.4
Pekerjaan
Pekerjaan

Jumlah Responden

Persentase

Mahasiswa/Pelajar

69

69%

PNS

5

5%

Pegawai Swasta

11

11%

Wiraswasta

8

8%

Lain-lain

7

7%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan mayoritas adalah mahasiswa/pelajar sebanyak 69 orang (69%),
sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen toyota agya di kota Medan sebagian
besar adalah mahasiswa. Hal ini dikarenakan mobil Toyota agya memiliki harga
yang murah sehingga menjadi pilihan kendaraan yang dibelikan orang tua kepada
anaknya, desain yang menarik dan sporty dari toyota agya juga menjadi daya tarik
bagi mahasiswa, serta sistem kontrol kemudi yang mudah dan cocok digunakan
untuk kawasan perkotaan membuat toyota agya disukai oleh kalangan mahasiswa.
Sedangkan minoritas pekerjaan dari responden adalah PNS sebanyak 5 orang
(5%), hal ini dikarenakan kemampuan daya beli dari responden atau usia dari
responden yang tergolong muda sehingga Toyota agya menjadi pilihan utama
sebagai kendaraan pribadi responden.

Universitas Sumatera Utara

70

5.

Pendapatan
Tabel 4.5
Pendapatan
Pendapatan

Jumlah Responden

Persentase

< Rp 1.500.000

48

489%

Rp 1.500.00 – Rp 3.000.000

29

29%

Rp 3.000.001 – Rp 4.500.000

9

9%

Rp 4.500.001 – Rp 6.000.000

7

7%

> Rp 6.000.000

7

7%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas pendapatan responden
sebanyak 48 orang (48%) adalah < Rp 1.500.000.Hal ini disebabkan karena
responden yang paling banyak menggunakan mobil Toyota Agya adalah
mahasiswa/pelajar yang belum memiliki pendapatan yang besar. Sedangkan
responden yang memiliki pendapatan >Rp. 6.000.000 hanya 7 orang (7%), hal ini
disebabkan karena responden yang memiliki pendapatan >Rp. 6.000.000 memiliki
pengeluaran yang besar sehingga memilih menggunakan mobil murah untuk dapat
memenuhi kebutuhannya.
6.

Sumber Penghasilan
Tabel 4.6
Sumber Penghasilan
Sumber Penghasilan

Jumlah Responden

Persentase

Sendiri

28

28%

Orang tua

66

66%

Lain-lain

6

6%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Universitas Sumatera Utara

71

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa mayoritas penghasilan responden
sebanyak 66 orang (66%) bersumber dari orang tua,hal ini disebabkan karena
mayoritas

responden

masih

mahasiswa/pelajar

yang

mendapatkan

penghasilan/uang dari orangtua. Sementara terdapat 28 orang (28%) responden
yang penghasilanya bersumber dari penghasilan sendiri, hal ini disebabkan karena
beberapa responden tersebut telah memiliki pekerjaan tetap.
4.2.2 Deskripsi Variabel Green Merketing sebagai Variabel X
Green marketing adalah sebagai respon pemasaran terhadap pengaruh
lingkungan yang berasal dari perancangan, produksi, pengemasan, pelabelan,
penggunaan, dan pembuangan barang atau jasa. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 4 variabel operasional green marketing yaitu green product, green
price, green promotion, dan green place untuk melihat jawaban responden atas
pertanyaan-pertanyan di dalam varibel operasional tersebut dengan 4 pilihan
jawaban responden.
1.

Green Product
Green Product adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan

lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan,
dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Suatu produk yang dirancang dan
diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari
lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsiannya. Untuk
mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang green product
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

72

Tabel 4.7
Mobil Toyota Agya Irit Dalam Menggunakan Bahan Bakar
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Irit

3

3%

Kurang Irit

11

11%

Irit

69

69%

Sangat Irit

17

17%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan bahwa Mobil Toyota Agya irit dalam menggunakan bahan
bakar sebanyak 69 orang (69%). Banyaknya responden yang setuju bahwa Toyota
agya irit dalam menggunakan bahan bakar karena sebagian besar konsumen
menggunakan agya tipe baru, sedangkan responden yang menyatakan bahwa
toyota agya kurang irit atau tidak irit disebabkan karena mereka menggunakan
agya tipe lama dengan jenis mesin DOHC yang konsumsi bahan bakarnya lebih
besar dibandingkan mesin VVT-i.

Toyota agya tipe baru menggunakan mesin

VVT-i pada tipe E dan G (1000 cc) dan dual VVT-i pada tipe G dan TRD (1200
cc) sehingga lebih irit dibandingkan dengan agya tipe lama (1000 cc) yang masih
menggunakan mesin DOHC yang tergolong boros dalam menggunakan bahan
bakar.
Mesin berteknologi VVT-i atau Variable Valve Timing with intelligence
adalah mesin berteknologi variable valve timing, konsep mesin VVT-i adalah
mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan dan kondisi pengemudian yang
membuat konsumsi BBM menjadi lebih efisien serta kendaraan bermesin
teknologi VVT-i sanggup menghasilkan tenaga yang besar sekalipun kapasitas cc

Universitas Sumatera Utara

73

silinder mesin kecil. Sistem VVT-i hanya mengatur buka tutup katup masuk
(intake), sedangkan dual VVT-i mengatur timing dua katup yakni intake dan
exhaust (masuk dan keluar), sehingga waktu buka-tutup katup masuk dan keluar
jadi lebih selalu sama. Cara kerja dua katup ini adalah mengurangi hambatan dari
gas sisa pembakaran dalam mesin, ketika beban mesin dalam keadaan menengah,
exhaust akan digeser untuk mendapatkan kontrol emisi dan efisiensi yang lebih
baik, sedangkan saat beban kendaraan tinggi dengan kecepatan rendah maka katup
exhaust akan membuka lebih lambat, katup intake juga dibuka lebih lama untuk
memperoleh efisiensi, dengan penggunaan mesin dual VVT-i maka konsumsi
bahan bakar lebih irit dan performa mesin lebih meningkat.
Tabel 4.8
Emisi Gas Buang Dari Mobil Toyota Agya Tidak Memiliki Dampak Buruk
Bagi Lingkungan
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

7

7%

Kurang Setuju

12

12%

Setuju

54

54%

Sangat Setuju

27

27%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Emisi Gas Buang Dari Mobil Toyota Agya
Tidak Memiliki Dampak Buruk Bagi Lingkungan sebanyak 54 orang. Banyaknya
responden yang setuju bahwa emisi gas buang toyota tidak memiliki dampak
buruk bagi lingkungan, karena sebagian besar konsumen menggunakan agya tipe
baru. Toyota agya tipe baru menggunakan mesin VVT-i pada tipe E dan G (1000
cc) dan dual VVT-i pada tipe G dan TRD (1200 cc) yang emisi gas buangnya

Universitas Sumatera Utara

74

rendah. Mesin berteknologi VVT-i atau Variable Valve Timing with intelligence
adalah mesin berteknologi variable valve timing, konsep mesin VVT-i adalah
mengoptimalkan torsi mesin pada setiap kecepatan dan kondisi pengemudian
sehingga tingkat emisi gas buang dapat diturunkan ke tingkat terendah. Cara kerja
mesin dual VVT-i tidak jauh berbeda dengan mesin VVT-i, dual VVT-i mengatur
timing dua katup yakni intake dan exhaust (masuk dan keluar), sehingga waktu
buka-tutup katup masuk dan keluar jadi lebih selalu sama sehingga tingkat emisi
gas buang lebih rendah dibandingkan dengan mesin VVT-i. Adanya responden
yang menyatakan bahwa emisi gas buang Toyota agya memiliki dampak buruk
bagi lingkungan disebabkan oleh anggapan mereka bahwa semua kendaraan
bermotor memiliki dampak buruk yang besar pada lingkungan.
Tabel 4.9
Model (Bentuk, Ukuran, Warna) Mobil Toyota Agya Dapat Digolongkan
Sebagai Produk Hijau
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

5

5%

Kurang Setuju

28

28%

Setuju

65

65%

Sangat Setuju

2

2%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Model (Bentuk, Ukuran, Warna) mobil
toyota agya dapat digolongkan sebagai produk hijau sebanyak 65 orang (65%).
Hal ini dikarenakan mobil agya memiliki kapasitas penumpang maksimal 5 orang
walau mobil ini berukuran kecil, toyota Agya terasa lebar dengan dukungan 5
pintu yang memudahkan penumpang keluar masuk mobil dengan membawa

Universitas Sumatera Utara

75

barang bawaan, toyota Agya juga menyediakan bagasi kecil dibelakang kursi baris
kedua untuk menaruh barang bawaan sehingga rapi dan tetap nyaman, selain itu
kabin toyota agya telah didesain hemat ruang (pemanfaatan ruang seefektif
mungkin untuk memperbesar ruang kosong) serta berbagai kelengkaan interior
dan eksterior mobil yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan konsumen.
Toyota agya juga memiliki variasi warna yang menarik bagi konsumen yaitu
white, silver metalic, black, gray metalic, red, yellow, dan blue metalic sehingga
konsumen dapat memilih warna mobil yang sesuai dengan keinginannya sekaligus
menyejukkan matanya. Adanya responden yang menyatakan kurang setuju dan
tidak setuju disebabkan mereka membeli toyota agya karena harganya yang murah
dan berbagai faktor pendukung lainnya, serta tidak didasarkan oleh model toyota
agya yang dapat digolongkan sebagai produk hijau.
2.

Green Price
Green price adalah Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk hijau atau pelayanan hijau. Untuk mengetahui
jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang green price sebagai berikut:
Tabel 4.10
Harga Yang Ditawarkan Oleh Mobil Toyota Agya Sesuai Dengan Mutu
Produk Yang Didapatkan
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Sesuai

4

4%

Kurang Sesuai

13

13%

Sesuai

75

75%

Sangat Sesuai

7

7%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)

Universitas Sumatera Utara

76

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan sesuai bahwa harga yang ditawarkan oleh mobil Toyota
Agya sesuai dengan mutu produk yang didapatkan sebanyak 75 orang.Hal ini
dikarenakan dibandingkan produk sejenis lainnya, mobil Agya memiliki
keunggulan sesuai dengan harga yang ditawarkan. Salah satu keunggulan agya
adalah dapat melewati medan yang terjal walau tumpuan berada di roda depan
seperti yang dimiliki oleh mobil sejenis lainnya, memiliki ABS (Anti break
locking system) untuk menghindari mobil terbalik ketika dilakukan pengereman
mendadak, selain itu berbagai kelengkapan interior dan eksterior lainnya bagi
setiap jenis mobil agya yang selalu mengutamakan keamanan dan kenyamanan
penumpang walau mobil memiliki harga yang murah. Adanya responden yang
kurang setuju dan tidak setuju bahwa harga toyota agya sesuai dengan mutu yang
didapatkan karena mereka memiliki harapan berbeda yang tidak sesuai dengan
kualitas standar yang ditawarkan oleh toyota agya.
Tabel 4.11
Perusahaan Toyota Sering Memberikan Potongan Harga Pada Saat
Pembelian Mobil Toyota Agya Serta Memberikan Potongan Harga
Perbaikan dan Sparepart Pada Bengkel Resmi Toyota
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Pernah

21

21%

Kurang Sering

39

39%

Sering

38

38%

Sangat Sering

2

2%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan bahwa perusahaan Toyota kurang sering memberikan

Universitas Sumatera Utara

77

potongan harga pada saat pembelian mobil Toyota agya serta memberikan
potongan harga perbaikan dan sparepart pada bengkel resmi Toyota dengan
jumlah responden sebanyak 39 orang dan diikuti jawaban responden sering
sebanyak 38 orang. Karena perusahaan Toyota merupakan perusahaan otomotif
terbesar di Indonesia sehingga untuk menjaga reputasi perusahaan, Toyota
memberikan potongan harga pada setiap pelanggan yang datang ke bengkel resmi
Toyota, selain itu Toyota memberikan gratis biaya jasa melalui servis berkala s/d
50.000 km / 4 tahun. Mayoritas responden yang menyatakan bahwa toyota jarang
memberikan potongan harga kepada konsumen disebakan karena mereka
merasakan bahwa potongan yang diberikan oleh toyota masih kurang atau tidak
sesuai dengan yang mereka harapkan, selain itu kondisi pasar yang tidak tetap
mempengaruhi pihak toyota dalam memberikan potongan.
Tabel 4.12
Mobil Toyota Agya Memiliki Harga Jual Kembali Yang Tinggi
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

22

22%

Kurang Setuju

39

39%

Setuju

34

34%

Sangat Setuju

5

5%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden menyatakan kurang setuju bahwa mobil Toyota agya memiliki harga
jual kembali yang tinggi dengan jumlah responden adalah 39 orang dan diikuti
dengan jawaban responden setuju sebanyak 34 orang. Hal ini dikarenakan
penentuan harga jual mobil bekas dipengaruhi faktor berikut: jarak tempuh,

Universitas Sumatera Utara

78

perawatan berkala, dokumen legal, karat, warna eksterior, kondisi fisik mobil,
modifikasi dan aksesoris, adanya 22 orang responden tidak setuju dan 39 orang
kurang setuju disebabkan karena kondisi mobil tidak memenuhi faktor-faktor
dalam penentuan harga mobil atau responden masih belum memahami harga jual
mobil bekas agya di pasaran.
Adanya 34 orang responden yang setuju dan 5 orang responden sangat
setuju bahwa toyota agya memiliki harga jual kembali yang tinggi disebabkan
faktor-faktor berikut: memiliki dua sistem transmisi manual dan matic yang
memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih jenis transmisi yang di
inginkan, memiliki warna yang beragam sehingga pemilik dapat menjualnya
kepada pembeli yang memiliki selera warna yang sama dengannya sehingga harga
mobil tidak rendah, konsumsi bahan bakar sangat irit, fitur keamanan cukup
lengkap, dashboard disusun dengan rapi, bagasi dan ruang kabin cukup luas
walau ukuran mobil kecil karena desainer otomotif toyota mendesain mobil agya
dengan sistem hemat ruang, mobil agya masih tergolong baru sehingga mobilnya
masih jarang ditemukan di pasaran mobil bekas, mobil agya yang kehadirannya
masih baru dipasaran otomotif memiliki kualitas dalam keadaan bekas dengan
kondisi baik, servis gratis dan masih dalam bergaransi.
3.

Green Promotion
Green place adalah upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat

mengenal produk perusahaan berwawasan lingkungan, lalu memahaminya,
berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli, dan selalu ingat
akan produk tersebut. Untuk mengetahui jawaban responden terdapat tiga
pertanyaan tentang green promotionsebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

79

Tabel 4.13
Toyota Agya Menggunakan Promosi Yang Menggambarkan Kepedulian
Perusahaan Pada Lingkungan
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

6

6%

Kurang Setuju

28

28%

Setuju

58

58%

Sangat Setuju

8

8%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden yang paling banyak adalah menyatakan setuju bahwa Toyota agya
menggunakan promosi yang menggambarkan kepedulian perusahaan pada
lingkungan dengan jumlah 58 orang. Toyota yang merupakan produsen dari
toyota agya menggunakan promosi yang menggambarkan kepedulian pada
lingkungan dengan ikut ambil bagian dalam program pemerintah terkait produksi
mobil murah ramah lingkungan sehingga dapat menciptkan sudut pandang positif
bagi masyarakat bahwa toyota peduli lingkungan, dalam pameran otomotif
nasional perusahaan toyota mendominasi warna booth dengan warna hijau yang
menggambarkan kepedulian dan dukungan toyota dalam mengembangkan dan
menerapkan pola hidup hijau, serta kegiatan Toyota Eco Youth (TEY) yaitu
kompetisi bagi tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) untuk berlomba menciptakan
inovasi dalam menanggapi isu pencemaran lingkungan. Adanya responden yang
kurang dan tidak setuju disebabkan mereka belum mengetahui tentang promosi
hijau yang dilakukan oleh toyota.

Universitas Sumatera Utara

80

Tabel 4.14
Istilah Low Cost Green Car Sudah Mampu Menjelaskan Bahwa Produsen
Mobil Toyota Agya Peduli Pada Lingkungan
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

6

6%

Kurang Setuju

26

26%

Setuju

61

61%

Sangat Setuju

7

7%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban, mayoritas
responden yang paling banyak menyatakan setuju bahwa Istilah Low Cost Green
Car sudah mampu menjelaskan bahwa produsen mobil toyota agya peduli pada
lingkungan dengan jumlah responden sebanyak 61 orang. Toyota agya adalah
salah satu jenis mobil yang di produksi oleh toyota dengan jenis low cost green
car. Istilah low cost green car memiliki arti mobil murah ramah lingkungan, jadi
melalui istilah tersebut konsumen dapat mengetahui bahwa perusahaan
toyotapeduli pada lingkungan melalui pembuatan dan penjualan mobil toyota agya
yang murah dan ramah lingkungan. Adanya responden yang kurang dan tidak
setuju disebabkan karena pihak Toyota masih belum sepenuhnya memberikan
sosialisasi kepada masyarakat terkait kelebihan produk yang mereka tawarkan.

Universitas Sumatera Utara

81

Tabel 4.15
Produsen Toyota Agya Terlibat Pada Aktivitas Peduli Lingkungan Sebagai
Salah Satu Strategi Promosi Hijau
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Terlibat

6

6%

Kurang Terlibat

43

43%

Terlibat

46

46%

Sangat Terlibat

4

4%

Total

100

100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017)
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari distribusi jawaban produsen
Toyota agya terlibat pada aktivitas peduli lingkungan sebagai salah satu strategi
promosi hijau, mayoritas responden jawaban yang paling banyak menyatakan
terlibat sebesar 46 orang. Toyota yang merupakan produsen dari toyota agya
sering terlibat pada aktivitas peduli lingkungan sebagai berikut: penyelamatan
sumber daya air melalui penanaman dan edukasi manajemen air kepada para
siswa serta komunitas sekitar di Gunung Loji Sanggabuana – Karawang,
pengembangan keanekaragaman hayati melalui konservasi penyu melalui aktivitas
donasi , edukasi melalui program pencerahan pengetahuan seputar penyu kepada
seluruh stakeholder yang ada di Ujung Genteng mengenai pentingnya menjaga
populasi penyu, melakukan penanaman pepohonan di berbagai wilayah Indonesia
dalam aktivitas CSR bertema ”Toyota Forest” yang telah memberikan manfaat
positif berupa keberadaan rumah burung yang tesebar di hutan toyota,
penghematan

energi

dan

penggunaan

energi

baru

dan

terbarukan

denganmendukung sistem generator elektrik oleh siswa SMK di Karawang,
mempelopori pencegahan polusi, mengembangkan pengolahan sampah terpadu.
Sementara sebanyak 43 orang (43%) responden menyatakan bahwa Toyota

Universitas Sumatera Utara

82

kurang terlibat dalam aktivitas peduli lingkungan. Hal ini dikarenakan kurang
meratanya aktivitas peduli lingkungan yang dilakukan oleh Toyota di Indonesia
khususnya di kota Medan.
4.

Green Place
Green place adalah Kegiatan pemasaran yang berfungsi untuk

memperlancar arus penyampaian produk hijau dari produsen ke konsumen. Untuk
mengetahui jawaban responden terdapat tiga pertanyaan tentang green place
sebagai berikut:
Tabel 4.16
Showroom Toyota Agya Mudah Dijangkau Oleh Konsumen
Kategori

Jumlah Responden

Persentase

Tidak Setuju

2

2%

Kurang Setuju

14

14%

Setuju

66

66%