Perbandingan Efektivitas Aspirin dengan Propolis sebagai Antiplatelet Berdasarkan Pengukuran Waktu Perdarahan pada Ekor Mencit

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tubuh dengan hati-hati mengendalikan proses yang berkelanjutan
menyangkut parameter penting yang dinamakan homeostasis. Homeostasis
berlangsung sama pada tingkat sel dan terdapat parameter sistemik yang dapat
mempengaruhi seluruh tubuh. Parameter- parameter itulah yang memobilisasi
semua pengaturan dalam tubuh . Jika satu sistem gagal, ada sistem pengaturan
yang lain untuk membantu menjaga homeostasis (Andrijauskas, 2006 )
Homeostasis bergantung pada darah yang membawa berbagai bahan
misalnya oksigen dan nutrien ke sel secepat sel mengonsumsi bahan-bahan
tersebut. (Sherwood,2007)
Proses homeostasis dapat terganggu dengan adanya cedera tambahan pada
pembuluh darah pasien yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan kelainan
pada pembuluh darah. Misalnya, pada pasien dengan transient ischemic attacks
(TIA), stroke, myocardial infarction, atau penyumbatan pada arteri perifer yang
digolongkan sebagai cardiovascular disease (CVD). Di Asia Pasifik, CVD
merupakan penyebab kematian utama yaitu diperkirakan sebanyak 9,3 juta
kematian dan menyumbang sekitar sepertiga dari seluruh kematian yang terjadi
pada tahun 2012 (OECD/WHO, 2014). Trombosis juga telah menjadi kegawatan
medis yang serius. Penyakit trombosis berlangsung ketika tubuh mengalami

proses ketidakseimbangan proses pembekuan darah dan pencairannya kembali
(Anggi,2007)
Pemberian obat antiplatelet seperti aspirin dapat mengurangi angka
kematian yang disebabkan oleh CVD (Perneby, et al., 2006). Terapi antiplatelet
efektif dalam menangani penyakit vaskuler yang berat baik pada pemberian
jangka pendek maupun jangka panjang. (Peters et al, 2003). Acetylsalicylic acid
(ASA) atau yang dikenal sebagai aspirin bekerja dengan menghambat enzim

Universitas Sumatera Utara

siklooksigenase secara irreversible dan menghambat sintesis tromboksan A2
(TXA2) yang terjadi didalam trombosit di pembuluh darah (Said, 2011). Namun,
dosis yang digunakan dalam uji klinis tidak setara (Peters et al, 2003). Pemberian
aspirin dosis tunggal yang berlebihan serta penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan risiko terjadinya keracunan (Litovitz, 2001). Tingkat keparahan
komplikasi yang terjadi dengan pemberian aspirin tergantung pada dosisnya.
Komplikasinya bisa berupa perdarahan dan perforasi pada sistem gastrointestinal (
Claude A. Farrugia, 1999).
Setiap terapi farmakologis dapat menimbulkan efek samping yang
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan propolis

yang merupakan salah satu dari sekian banyak hasil produk bahan alami diyakini
mampu untuk mengganti peran dari aspirin sebagai antiplatelet dan dianggap
memiliki efek samping yang lebih minimal. Propolis juga telah diteliti
mempunyai

manfaat

pada

kesehatan

termasuk

pada

infeksi

mikroba

(Santos,2012), penyembuhan luka (Molan, 2001), sebagai analgetik (Azim et al.,

2007), dan anti-inflamasi.
Berdasarkan data beberapa penelitian yang menunjukkan terdapat efek
antiplatelet pada propolis, maka berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang perbandingan efektivitas aspirin dengan propolis
sebagai antiplatelet berdasarkan pengukuran waktu perdarahan pada ekor mencit.
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna terutama dalam penatalaksanaan
pasien-pasien dengan kasus yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat efek antiplatelet pada propolis sehingga dapat
memanjangkan waktu pendarahan .
2. Bagaimana perbandingan waktu perdarahan antara pemberian aspirin
dengan propolis sebagai antiplatelet.

Universitas Sumatera Utara

3. Apakah propolis dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada pasien
yang diberikan obat antiplatelet


1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk membuktikan apakah terdapat efek antiplatelet pada propolis yang
diukur berdasarkan waktu perdarahan pada ekor mencit dan bagaimana
perbandingan efektivitas

antara

aspirin

dengan propolis

sebagai

antiplatelet.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
Membuktikan adanya efek antiplatelet pada propolis yang diukur
berdasarkan waktu perdarahan pada ekor mencit.


1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Menjadi sumber ilmu dalam meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang
kesehatan khususnya ilmu farmakologi & terapeutik tentang adanya efek
antiplatelet pada propolis yang merupakan bagian dari golongan obat
herbal yang berasal dari produk perlebahan

2. Bagi masyarakat
Jika terbukti bahwa pada propolis terdapat efek antiplatelet yang mampu
memanjangkan waktu pendarahan maka propolis dapat dipertimbangkan
sebagai terapi alternatif pada pasien-pasien yang membutuhkan terapi obat
antiplatelet seperti pasien penyakit jantung & pembuluh darah dikarenakan

Universitas Sumatera Utara

obat golongan herbal memiliki efek samping yang lebih sedikit terhadap
tubuh.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai informasi terbaru yang dapat digunakan sebagai sumber acuan
tentang kandungan zat pada propolis yang berfungsi sebagai antiplatelet
dalam penggunaannya di bidang kesehatan medis khususnya ilmu
farmakologi & terapetik sebagai obat untuk mengurangi agregasi platelet
sehingga dapat menghambat terbentuknya thrombus

Universitas Sumatera Utara