Perbandingan Efektivitas antara Aspirin dengan Madu dan Propolis Sebagai Antiplatelet Berdasarkan Waktu Perdarahan pada Ekor Mencit

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hemostasis adalah suatu reaksi tubuh yang terjadi secara berurutan untuk
menghentikan perdarahan. Bila pembuluh darah rusak atau pecah, maka proses
hemostasis harus terjadi dengan cepat pada daerah yang telah terjadi kerusakan dan
dikendalikan dengan hati-hati agar efektif. Tiga mekanisme utama yang terjadi untuk
mengurangi kehilangan darah adalah vascular spasm (spasme pembuluh darah),
platelet plug formation (pembentukan sumbat trombosit), dan koagulasi (pembekuan
darah) (Tortora dan Derrickson, 2011).
Proses hemostasis dapat terjadi tanpa adanya cedera tambahan pada pembuluh
darah pasien yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan kelainan pada pembuluh
darah (Tortora dan Derrickson, 2011). Dengan kata lain, trombosis merupakan
pembentukan sumbat hemostatik yang patologis dalam pembuluh darah yang tidak
terjadi perdarahan (Rang et al., 2012). Misalnya, pada pasien dengan transient
ischemic attacks (TIA), cerebrovascular disease (stroke), myocardial infarction, atau
penyumbatan pada arteri perifer yang digolongkan sebagai cardiovascular disease
(CVD) (OECD/WHO, 2014).
Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab utama kecacatan dan

kematian prematur di seluruh dunia. Proses patologi yang mendasari CVD adalah
aterosklerosis (WHO, 2007). Menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2012, kematian yang disebabkan oleh noncommunicable diseases (NCD)
adalah sebanyak 38 juta dari 56 juta kematian global, yaitu sekitar 68%. Penyebab
utama kematian NCD pada tahun 2012 adalah penyakit kardiovaskular (CVD) yaitu
sebanyak 17,5 juta kematian, atau 46% dari semua kematian akibat NCD.

Universitas Sumatera Utara

2

Di wilayah Asia/Pasifik, ternyata penyebab kematian utama adalah CVD yaitu
diperkirakan sebanyak 9,3 juta kematian dan menyumbang sekitar sepertiga daripada
seluruh kematian yang terjadi pada tahun 2012 (OECD/WHO, 2014).
Menurut WHO-Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles pada
tahun 2014, penyakit kardiovaskular (CVD) telah menjadi penyebab utama kematian
di Indonesia yaitu sekitar 37% dari seluruh kematian (1,551,000) di negara tersebut.
Pemberian obat antiplatelet misalnya aspirin dapat mengurangi angka
kematian yang disebabkan oleh CVD. Terapi antiplatelet ini dikatakan efektif dalam
menangani penyakit vaskular yang berat dengan pemberian secara jangka pendek

maupun jangka panjang (Antithrombotic Trialists’ Collaboration, 2002). Aspirin
(Acetylsalicylic acid-ASA) ternyata bekerja dengan menghambat sintesis tromboksan
A2 (TXA2) di dalam trombosit dan prostasiklin (PGI2) di pembuluh darah dengan
menghambat secara ireversibel enzim siklo-oksigenase (Rosmiati dan Gan, 1995).
Namun, dosis aspirin yang digunakan sebagai obat antiplatelet dalam uji klinis tidak
setara (Patrono et al., 2004). Pemberian aspirin dosis tunggal yang berlebihan serta
secara jangka panjang dapat menyebabkan risiko terjadinya keracunan (Litovitz et al.,
2001). Tingkat keparahan komplikasi yang terjadi dengan pemberian aspirin
tergantung pada dosis dan lama pengobatannya. Komplikasinya bisa berupa
perdarahan dan perforasi pada sistem gastrointestinal (Farrugia, 1999). Ternyata
setiap terapi farmakologis memiliki efek samping yang merugikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka bahan alami yang aman diperlukan sebagai
terapi farmakologis yang alternatif atau sebagai suplemen (Ndagu et al., 2013).
Madu adalah suatu cairan manis dan kental dengan rasa yang unik yang
dihasilkan oleh lebah madu (Farooqui, 2009). Madu sangat berkhasiat dalam terapi
medis karena adanya berbagai komponen phenolic yang mempunyai banyak aktivitas
biologis, termasuk antioksidan dan anti-inflamasi (Farooqui et al., 2014). Penelitian
yang dilakukan oleh Ahmed et al. pada tahun 2011 terbukti madu mempunyai efek

Universitas Sumatera Utara


3

antiagregasi platelet. Madu mengandung flavonoid, termasuk hesperetin yang
berfungsi sebagai antiagregasi platelet (Jin, 2007).
Propolis adalah produk lebah resin yang mempunyai penampilan fisik yang
bervariasi, tergantung pada banyak faktor (Salatino et al., 2005). Caffeic acid
phenethyl ester (CAPE) merupakan komponen aktif propolis yang diperoleh dari
sarang lebah madu. CAPE terbukti memiliki aktivitas antiplatelet, yaitu dengan
menghambat agregasi platelet (Chen et al., 2007).
Dengan adanya efek antiplatelet pada madu dan propolis, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbandingan efektivitas aspirin dengan
madu dan propolis sebagai antiplatelet berdasarkan pengukuran waktu perdarahan
pada ekor mencit. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pencegahan CVD
baik secara primer maupun sekunder.

Universitas Sumatera Utara

4


1.2. Rumusan Masalah
Prevalensi penyakit kardiovaskular (CVD) dan mortalitas yang berkaitan
dengannya terus meningkat. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa aspirin
dapat mengurangi mortalitas yang disebabkan oleh CVD namun ternyata aspirin
memiliki efek samping yang merugikan. Penelitian untuk meneliti perbandingan
efektivitas aspirin dengan madu dan propolis belum ada padahal madu dan propolis
terbukti mempunyai efek antiplatelet. Dengan demikian, masalah penelitian ini
adalah bagaimana perbandingan efektivitas aspirin dengan madu dan propolis sebagai
antiplatelet dinilai berdasarkan lama waktu perdarahan pada ekor mencit.

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Dibuktikan adanya efek antiplatelet pada madu dan propolis serta
diketahuinya perbandingan efektivitas antara aspirin dengan madu dan
propolis sebagai antiplatelet berdasarkan pengukuran lama waktu perdarahan
pada ekor mencit.

1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Dibuktikan adanya pemanjangan waktu perdarahan pada ekor mencit

setelah pemberian propolis.
2. Dibuktikan adanya pemanjangan waktu perdarahan pada ekor mencit
setelah pemberian madu.
3. Diketahui perbandingan rerata waktu perdarahan pada ekor mencit dengan
pemberian aspirin dan propolis.
4. Diketahui perbandingan rerata waktu perdarahan pada ekor mencit dengan
pemberian aspirin dan madu.

Universitas Sumatera Utara

5

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang efektivitas madu dan
propolis sebagai antiplatelet dan menjadi suatu pengalaman dalam
mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian kesehatan.
2. Bagi masyarakat
Bila terbukti pemakaian madu dan propolis dapat memanjangkan waktu

perdarahan, maka pemakaiannya dapat dipertimbangkan sebagai terapi
antiplatelet yang alternatif atau sebagai suplemen dalam menangani penyakit
jantung dan pembuluh darah.
3. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai bahan acuan atau dasar perkembangan informasi bagi peneliti lain
khususnya tentang efektivitas madu dan propolis sebagai antiplatelet.

Universitas Sumatera Utara