Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien HIV AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) /AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius.
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang
dapat menular dan mematikan. Virus tersebut menyerang sistem kekebalan manusia
dan ini akan menyebabkan individu yang terinfeksi tersebut mengalami penurunan
daya tahan tubuh yang ekstrim sehingga mudah terjangkit penyakit-penyakit infeksi
dan keganasan yang dapat menyebabkan kematian (Sunaryati, 2011 dalam
Widyarsono, 2013).
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu melalui hubungan
seksual dengan penghidap HIV/AIDS, ibu pada bayinya, melalui darah dan produk
darah yang tercemar HIV/AIDS, pemakaian alat kesehatan yang tidak steril, alat alat
utk menoreh kulit dan penggunaaan jarum suntik secara bergantian. Hiv tidak
menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk,saputangan, toilet yang dipakai
secara bersama-sama, berpelukan di pipi, berabat tangan, hidup serumah dengan
penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk dan hubungan sosial yang lain ( Nursalam,
2007).
Berdasarkan hasil Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan s/d
September 2014 oleh Ditjen PP & PL Kemenkes RI, jumlah kasus HIV/AIDS yang

dilaporkan 1 Januari s.d. 30 September 2014 adalah 24.745. Secara kumulatif kasus
HIV/AIDS 1 April 1987 s.d . 30 September 2014, adalah 206.095 dan jumlah
kematian adalah 9.796. Jumlah kasus jika menurut jenis kelamin adalah laki-laki
sebesar 30.001 dan perempuan sedangkan 16.149. Jika menurut provinsi , jumlah
kumulatif kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara adalah 10,789. Jumlah kumulatif kasus
HIV/AIDS yang tertinggi di Indonesia dilaporkan di Jakarta yaitu 40.259.
Dengan kondisi fisik yang memburuk, ancaman kematian , serta adanya tekanan
sosial yang begitu hebat menyebabkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) cenderung
untuk mengalami masalah emosional atau psikososial. Salah satu masalah emosional
terbesar yang dihadapi ODHA adalah depresi (Douaihy, 2001). Schulte (2000) dalam
penelitiannya terhadap pasien HIV/AIDS yang menjalani perawatan di rumah sakit,
menemukan bahwa 40% pasien HIV/AIDS mengalami depresi. Kasus depresi pada
ODHA ini diperkirakan memiliki frekuensi mencapai 60% dari total kasus depresi
yang ada (David & Brian, 2000). Angka ini lebih tinggi dari prevalensi depresi yang
ada pada masyarakat umum, yaitu hanya sekitar 5- 10 % dari total kasus depresi.

Universitas Sumatera Utara

Senada dengan David & Brian, Cichocki (2009) juga menemukan dalam studinya
bahwa pasien HIV/AIDS sangat rentan mengalami tanda dan gejala depresi mulai

ringan hingga berat. Gejala depresi ini dapat muncul seak 1 bulan setelah didiagnosa
HIV yang selanutnya berkembang dan beralan secara fluktuatil seiring perjalanan
penyakit. ( Kusuma , 2011)
Depresi adalah jenis gangguan mood ( menurut klasifikasi DSM - IV ) di mana
orang mengalami perasaan sedih yang mendalam , kesepian dan seluruh dunia muram
dan abu-abu . Sebenarnya ada empat set gejala depresi yaitu gejala emosional , gejala
kognitif , gejala motivasi dan fisik atau gejala somatik ( Prasad, 2007 dalam Suman ,
2012)
Depresi dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan fisik dan mental yang
menyebabkan seseorang malas untuk melakukan aktivitas self care harian secara
rutin. Pada pasien HIV/AIDS , hal ini berpengaruh pada ketidakpatuhan pasien
terhadap regimen terapi ARV dan obat obatan profilaksis serta hal lainnya yang ia
perlukan untuk menjaga kesehatanan. Ditambah lagi nafsu makan yang berkurang,
ketidakinginan untuk berolahlaga dan kesulitan tidur. Hal in dapat menyebabkan
kondisi fisik yang semakin menurun sehingga akan memperberat penyakitnya (
Holmes, et al, 2007). Li, et al.(2009) juga menemukan pada penelitiannya bahwa
perasaan depresi dapat menyebabkan pasien HIV/AIDS sungkan untuk mencari
bantuan pengobatan, perawatan dan informasi tentang penanganan terhadap
penyakinya yang pada akhirnya dapat memperparah kondisi kesehatannya. ( Kusuma,
2011)

Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ramai ODHA yang
mengalami depresi dan ia akan semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
ganbaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP
Haji Adam Malik, Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah gambaran tingkat depresi pada pasien
HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

Universitas Sumatera Utara

Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di
Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus
RSUP Haji Adam Malik, Medan.
2. Untuk mengetahui proposi pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus

RSUP Haji Adam Malik, Medan yang mengalami depresi.
3. Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS
berdasarkan usia, status perkhawinan dan jenis kelamin.

1.4. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat
Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik sehingga dapat dilakukan
kerjasama dengan bagian psikiatri untuk penatalaksaannya.
2. Sebagai kesempatan untuk menambah pengalaman untuk mengaplikasikan
ilmu dalam hal melakukan penelitian dan juga sebagai pembelajaran bagi
peneliti mengenai tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS.
3. Dapat dipakai sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara