Executive Summary Mengukur Komitmen Anal
Executive Summary
Mengukur Komitmen :
Analisa Kebijakan dan Anggaran Nasional
dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan di
Indonesia
Oleh :
Zulverdy Fahmi ( L2011141012 )
Ameldalia ( L20111410008 )
Astri Mei Senja ( L2011141006 )
Guntur Syahputra
( L2011141011 )
Magister Ilmu Lingkungan
Universitas Tanjungpura
2014
ABSTRAK
Dalam hal mengukur komitmen Pemerintah dalam hal
mencegah deforestrasi dan degradasi lahan di
Indonesia diperlukan Komitmen yang jelas dan terukur
dari pemerintah. Oleh karenanya tata kelola hutan dan
lahan berpegang pada prinsip partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas yang benar. Suatu kebijakan anggaran
yang terkelola dan terserap sesuai dengan
peruntukannya baik dari pusat ke daerah.
Magister Ilmu Lingkungan
PEMBAHASAN
Executive Primmary ini di publikasi oleh FITRA ( Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran ). Secara khusus publikasi ini melihat 2 ( dua ) hal
:
1. Menelaah kebijakan prioritas atau perencanaan
memerintah pusat terkait dengan pengelolaan hutan
dan lahan serta capaian yang ada
2. Melihat orientasi kebijakan anggaran nasional dalam
upaya penurunan deforestasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
Ruang Lingkup
• Studi kebijakan anggaran nasional difokuskan pada
analisis kebijakan perencanaan dan penganggaran
dalam pengelolaan hutan dan lahan di Indonesia.
• Analisis sektoral dititik beratkan pada pemilahan
program dan kegiatan prioritas tiga sektor yakni
kehutanan, pertambangan dan perkebunan.
Magister Ilmu Lingkungan
Relevansi antara Kebijakan Anggaran dengan Tata
Kelola Hutan dan Lahan
1. Indikator kinerja yang dibuat oleh pemerintah dalam
dokumen perencanaan, selain tidak sebanding
dengan permasalahan yang dihadapi, juga tidak
saling terpadu dan terkait dengan kebijakan
perencanaan yang lain
2. Kabijakan anggaran baik skema penerimaan, belanja
dan pembiayaan mengancam peningkatan laju
deforestrasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
Magister Ilmu Lingkungan
KEBIJAKAN ANGGARAN
Magister Ilmu Lingkungan
Kondisi Pengelolaan hutan dan lahan
di Indonesia
• Hutan, lahan dan gambut menyumbang hampir 80 persen
dari total emisi di Indonesia.
Magister Ilmu Lingkungan
• Tata Kelola hutan dan Lahan yang buruk menyebabkan
deforestrasi hutan dan degradasi lahan yang tinggi
• Konversi hutan dan lahan menjadi kebun atau pemukiman
terjadi salah satunya proses penetapan yang masih kurang
transparan dan partisipatif.
• Penegakan hukum yang lemah dalam kasus-kasus
pelanggaran kegiatan usaha dan masyarakat yang
bertentangan dengan UU Lingkungan Hidup masih banyak
terjadi di daerah.
Magister Ilmu Lingkungan
karenanya tata kelola hutan dan lahan
yang buruk banyak disebabkan karena prinsip tata
kelola seperti partisipasi, transparansi, akuntabilitas
dan keadilan belum banyak dimaknai dalam
pengelolaan hutan dan lahan
SOLUSI PEMERINTAH INDONESIA
• Komitmen
untuk
menurunkan
emisi
sebesar 26 % dengan pendanaan luar
negeri
• Menjadikan program penurunan
karbon menjadi program prioritas
Magister Ilmu Lingkungan
emisi
Prioritas Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN – GRK)
(Berdasarkan Perpres 61 tahun 2011)
Bidang
Prioritas
1
Pertanian
2
Promosi pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar
Pengembangan areal perkebunan di lahan tidak berhutan dan peningkatan produksi da
n
produktifitas terutama untuk kelapa sawit
Bidang
Prioritas
1
Menegakan aturan reklamasi lahan pasca tambang
2
Moratorium izin
Pertambangan
dan Energi
Magister Ilmu Lingkungan
Bidang
Prioritas
1
Percepatan pengukuhan kawasan hutan
2
Pembentukan dan penguatan KPH
3
Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan
Bidang
4
Rehabilitasi, reklamasi, dan revitalisasi lahan gambut terlantar dan terdegr
adasi
Kehutanan
5
Penetapan areal pengelolaan hutan kemasyarakatan dan hutan desa
6
Rehabilitasi hutan dan lahan
7
Pengendalian kebakaran hutan
8
Penyidikan dan pengamanan hutan
9
Peningkatan usaha hutan tanaman yang dibangun di areal tidak berhutan
10
Pengembangan kawasan konservasi
Magister Ilmu Lingkungan
Kebijakan Anggaran Sektor Hutan
dan Lahan
Magister Ilmu Lingkungan
Rincian Program Prioritas
di Kementerian Kehutanan
Kesimpulan
• Komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan
emisi karbon sebesar 26 % tidak di ikuti dengan
kebijakan perencaan yang konsisten
• Orientasi kebijakan anggaran nasional merespon
upaya penurunan deforestrasi dan degradasi, justru
sebaliknya,
kebijakan
anggaran
mengancam
peningkatan laju deforestrasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
TERIMA KASIH
Magister Ilmu Lingkungan
• Bang james
• Keuntungan secara ekonomi bagi negara
untuk mengurangi GRK memberikan
keuntungan sebesar 10-15x lipat
• Ada ga pihak luar negri yang mau
memberikan bantuan secara Cuma-Cuma
• Kak evi
• Kegiatan apa saja ynag dilakukan untuk
menurunkan emisi sebesar 26%
Magister Ilmu Lingkungan
Magister Ilmu Lingkungan
Mengukur Komitmen :
Analisa Kebijakan dan Anggaran Nasional
dalam Pengelolaan Hutan dan Lahan di
Indonesia
Oleh :
Zulverdy Fahmi ( L2011141012 )
Ameldalia ( L20111410008 )
Astri Mei Senja ( L2011141006 )
Guntur Syahputra
( L2011141011 )
Magister Ilmu Lingkungan
Universitas Tanjungpura
2014
ABSTRAK
Dalam hal mengukur komitmen Pemerintah dalam hal
mencegah deforestrasi dan degradasi lahan di
Indonesia diperlukan Komitmen yang jelas dan terukur
dari pemerintah. Oleh karenanya tata kelola hutan dan
lahan berpegang pada prinsip partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas yang benar. Suatu kebijakan anggaran
yang terkelola dan terserap sesuai dengan
peruntukannya baik dari pusat ke daerah.
Magister Ilmu Lingkungan
PEMBAHASAN
Executive Primmary ini di publikasi oleh FITRA ( Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran ). Secara khusus publikasi ini melihat 2 ( dua ) hal
:
1. Menelaah kebijakan prioritas atau perencanaan
memerintah pusat terkait dengan pengelolaan hutan
dan lahan serta capaian yang ada
2. Melihat orientasi kebijakan anggaran nasional dalam
upaya penurunan deforestasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
Ruang Lingkup
• Studi kebijakan anggaran nasional difokuskan pada
analisis kebijakan perencanaan dan penganggaran
dalam pengelolaan hutan dan lahan di Indonesia.
• Analisis sektoral dititik beratkan pada pemilahan
program dan kegiatan prioritas tiga sektor yakni
kehutanan, pertambangan dan perkebunan.
Magister Ilmu Lingkungan
Relevansi antara Kebijakan Anggaran dengan Tata
Kelola Hutan dan Lahan
1. Indikator kinerja yang dibuat oleh pemerintah dalam
dokumen perencanaan, selain tidak sebanding
dengan permasalahan yang dihadapi, juga tidak
saling terpadu dan terkait dengan kebijakan
perencanaan yang lain
2. Kabijakan anggaran baik skema penerimaan, belanja
dan pembiayaan mengancam peningkatan laju
deforestrasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
Magister Ilmu Lingkungan
KEBIJAKAN ANGGARAN
Magister Ilmu Lingkungan
Kondisi Pengelolaan hutan dan lahan
di Indonesia
• Hutan, lahan dan gambut menyumbang hampir 80 persen
dari total emisi di Indonesia.
Magister Ilmu Lingkungan
• Tata Kelola hutan dan Lahan yang buruk menyebabkan
deforestrasi hutan dan degradasi lahan yang tinggi
• Konversi hutan dan lahan menjadi kebun atau pemukiman
terjadi salah satunya proses penetapan yang masih kurang
transparan dan partisipatif.
• Penegakan hukum yang lemah dalam kasus-kasus
pelanggaran kegiatan usaha dan masyarakat yang
bertentangan dengan UU Lingkungan Hidup masih banyak
terjadi di daerah.
Magister Ilmu Lingkungan
karenanya tata kelola hutan dan lahan
yang buruk banyak disebabkan karena prinsip tata
kelola seperti partisipasi, transparansi, akuntabilitas
dan keadilan belum banyak dimaknai dalam
pengelolaan hutan dan lahan
SOLUSI PEMERINTAH INDONESIA
• Komitmen
untuk
menurunkan
emisi
sebesar 26 % dengan pendanaan luar
negeri
• Menjadikan program penurunan
karbon menjadi program prioritas
Magister Ilmu Lingkungan
emisi
Prioritas Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN – GRK)
(Berdasarkan Perpres 61 tahun 2011)
Bidang
Prioritas
1
Pertanian
2
Promosi pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar
Pengembangan areal perkebunan di lahan tidak berhutan dan peningkatan produksi da
n
produktifitas terutama untuk kelapa sawit
Bidang
Prioritas
1
Menegakan aturan reklamasi lahan pasca tambang
2
Moratorium izin
Pertambangan
dan Energi
Magister Ilmu Lingkungan
Bidang
Prioritas
1
Percepatan pengukuhan kawasan hutan
2
Pembentukan dan penguatan KPH
3
Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan
Bidang
4
Rehabilitasi, reklamasi, dan revitalisasi lahan gambut terlantar dan terdegr
adasi
Kehutanan
5
Penetapan areal pengelolaan hutan kemasyarakatan dan hutan desa
6
Rehabilitasi hutan dan lahan
7
Pengendalian kebakaran hutan
8
Penyidikan dan pengamanan hutan
9
Peningkatan usaha hutan tanaman yang dibangun di areal tidak berhutan
10
Pengembangan kawasan konservasi
Magister Ilmu Lingkungan
Kebijakan Anggaran Sektor Hutan
dan Lahan
Magister Ilmu Lingkungan
Rincian Program Prioritas
di Kementerian Kehutanan
Kesimpulan
• Komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan
emisi karbon sebesar 26 % tidak di ikuti dengan
kebijakan perencaan yang konsisten
• Orientasi kebijakan anggaran nasional merespon
upaya penurunan deforestrasi dan degradasi, justru
sebaliknya,
kebijakan
anggaran
mengancam
peningkatan laju deforestrasi dan degradasi
Magister Ilmu Lingkungan
TERIMA KASIH
Magister Ilmu Lingkungan
• Bang james
• Keuntungan secara ekonomi bagi negara
untuk mengurangi GRK memberikan
keuntungan sebesar 10-15x lipat
• Ada ga pihak luar negri yang mau
memberikan bantuan secara Cuma-Cuma
• Kak evi
• Kegiatan apa saja ynag dilakukan untuk
menurunkan emisi sebesar 26%
Magister Ilmu Lingkungan
Magister Ilmu Lingkungan