PROPOSAL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL B

PROPOSAL PENELITIAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MAPEL SOSIOLOGI
MELALUI METODE ANALISIS MEDIA MASA
KELAS VIII B SEMESTER 1 SMP 1 SUKOHARJO
KAB. WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Disususn Oleh;

IKHSANTO, S.Pd
NIP. 19810421 200903 1 002
Guru IPS

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP 1 SUKOHARJO
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.
Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan pada dasarnya dapat dilihat dari perubahan
sikap dan tingkah laku atau dari prestasi hasil pembelajaran yang dicapai oleh anak didik yang
telah mendapat proses pembelajaran. Tetapi tidak semua kegiatan belajar mengajar bisa
mendapatkan hasil yang optimal sesuai yang diinginkan oleh guru dalam mencapai KKM yang
telah ditetapkan.
Dalam kurikukum 2004, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) berubah menjadi IPS Terpadu
yang terdiri dari materi geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang disampaikan secara
sistematis, terpadu dan komprehensif. Dengan banyaknya materi yang harus dikuasai oleh siswa
dalam materi IPS Terpadu dibandingkan dengan materi mata pelajaran lain yang hanya satu
materi (misal PKn), hal ini mengakibatkan 47% siswa yang mendapatkan hasil belajar yang tidak
maksimal dan kurang dari KKM. Apalagi kalau guru dalam menyampaikan materi tidak pandai
memanfaatkan media atau alat peraga dan menggunakan metode yang masih konvensional, bisa
dipastikan kegiatan belajar mengajar di kelas akan membosankandan konsep dasar yang akan
disampaikan ke anak didik akan mengambang/tidak mengena.
Seperti kondisi yang terjadi di SMP Negeri 1 Sukoharjo, kegiatan pembelajaran IPS Terpadu
sesuai dengan Kurikulum yang disusun sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014ini ditetapkan 4
jam pelajaran setiap minggunya. Dengan alokasi waktu yang hanya 4 jam dan jumlah materi
yang harus dikuasai demikian luasnya, ditunjang dengan input siswa yang rendah menyebabkan
nilai yang dicapai sebagai hasil belajar masih rendah/dibawah KKM.Dari keempat materi IPS

Terpadu yang harus dikuasai siswa, nilai sosiologi yang paling rendah.Hal ini disebabkan materi

sosiologi di SMP termasuk baru dibanding materi geografi, sejarah dan ekonomi, sehingga siswa
kesulitan untuk memahami konsep yang ada, disamping itu guru dalam menyampaikan materi
masih menggunakan metode yang konvensional yaitu ceramah.Hal ini dapat dilihat dari hasil
ulangan harian pertama pada Standart Kompetensi “Memahami masalah penyimpangan sosial”,
nilai yang dicapai oleh siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) hanya 15 siswa
dari 36 siswa di kelas VIII B atau 41,66%, batas ketuntasan untuk mata pelajaran IPS yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah adalah 60, sehingga terdapat kesenjangan 18.34%.Pada
ulangan remidi dari 21 anak yang belum tuntas, yang kemudian mencapai KKM hanya 6 anak,
secara keseluruhan jumlah anak yang mencapai KKM 21 siswa dari 36 siswa atau 58,33%
sehingga belum memenuhi ketuntasan secara klasikal.Fakta rendahnya hasil belajar sosiologi
tersebut perlu diperbaiki sebab sosiologi termasuk mata pelajaran inti selain sejarah, ekonomi
dan sgeografi dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Jadi apabila nilai sosiologi rendah akan
mempengaruhi nilai IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Pada kenyataannya terkadang guru dalam memilih bahan ajar, media pembelajaran dan
metode pembelajaran belumlah tepat, sehingga pembelajaran tidak dapat mencapai kompetensi
yang diharapkan, selain itu dengan perubahan kurikulum 2004 belum semua guru mengetahui
dan memahami isi dari apa yang dimaksud dalam kurikulum terrsebut, maka dari itu
profesionalisme guru harus selalu ditingkatkan.Guru baru sebatas memanfaatkan metode

ceramah berfariasi serta penugasan kepada siswa. Secara operasional, guru menjelaskan materi
kepada siswa kemudian memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata.Setelah selesai
menerangkan matari, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat dalam buku
paket maupun LKS secara mandiri. Siswa kemudian disuruh maju ke depan kelas satu per satu
untuk memberikan jawaban setiap soal yang dikerjakan.

Berdasarkan uraian di atas nampak adanya kesenjangan antara kondisi nyata dan
harapan.Kesenjangan pokok dari subyek yakni pada kondisi awal hasil belajar sosiologi yang
rendah sedangkan kondisi akhir yang diharapkan hasil belajar sosiologi meningkat.Kesenjangan
pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti masih menyampaikan materi dengan
menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan kondisi akhir peneliti harus menggunakan
alat peraga media masa.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup
antaraseseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan
golongan.Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan
hubungan sosial (masyarakat), menurut Wawan Hernawan dalam bukunya Pengantar
Sosiologi.Dengan demikian Sosiologi merupakan ilmu terapan yang bisa dilakukan oleh siswa
lewat melihat, mendengar dan merasakan sendiri sebagai pengalaman pribadi.
Media masa penulis pilih sebagai metode untuk menganalisis kasus nyata yang terjadi
dalam masyarakat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga penulis punya

harapan, apabila siswa menganalisis suatu berita di media masa, yang penulis pilih adalah surat
kabar siswa akan terlibat langsung dengan kasus yang sedang terjadi dalam berita di surat kabar
tersebut. Dan siswa akan lebih memahami pemecahan kasus tersebut mulai dari penyebab,
akibat, pencegahan dan teori yang diterapkan sesuai dengan kasus yang ada. Disamping itu
penulis memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, karena surat kabar yang
dipakai oleh siswa disediakan oleh sekolah. Sehingga harapan penulis dengan melaluianalisis
media massadapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas VIIIE
semester 1 SMP Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Wonosobotahun pelajaran 2010/2013 dapat
terwujud.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran bidang
studi IPS Terpadu bidang studi sosiologi, terungkap bahwa banyak siswa yang belum
mencapai hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang telah di tentukan karena faktor belum
mengenanya konsep yang diberikan oleh guru. Sedangkan guru sebagai tenaga professional
dituntut untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan media yang
tepat agar siswa bisa memahami konsep yang disampaikan oleh guru. Berangkat dari realita
di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
‘Apakah dengan melalui analisis media masa dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII B semester 1 SMP Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran

2013/2014?’

C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari permasalahan tersebut diatas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan:
1. Tujuan Umum
Untuk peningkatan mutu proses pembelajaran pendidikan IPS Terpadu di SMP Negeri
1 Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi melalui analisis media massa bagi siswa
kelas VIII B semester 1 Sekolah Menengah Pertama 1 Sukoharjo tahun pelajaran
2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas teori yang sudah ada,
dengan menumbuhkan minat belajar siswa terhadap maple sosiologi melalui metode
analisis media masa dapat meningkatkan kriteria ketuntasan minimal
2. Manfaat Praktik
A. Bagi siswa

1.


Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses
pembelajaran IPS-Sosiologi

2.

Meningkatkan minat belajar peserta didik.

3.

Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B. Bagi Guru

1.

Memilih model pembelajaran alternative yang sesuai pada kompetensi
dasar Memahami penyimpangan sosial.

2.


Meningkatkan kinerja guru.

3.

Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.

C. Bagi Sekolah
1.

Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran IPS Sosiologi
di sekolah.

2.

Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa,

maka guru dapat mengambil langkah antisipatif. Artinya bahwa guru dalam melakukan

proses KBM, sudah bisa memperkirakan bakal munculnya kesulitan tersebut dan langsung
bisa mengambil langkah-langkah yang relevan.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya . Seorang guru akan kecewa bila
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum. Dalam
kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh guru melalui mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai test
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Jadi hasil bermakna pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau dalam bekerja atau
aktivitas lainnya. Munandar mengatakan bahwa, ”hasil itu merupakan perwujudan dari bakat
dan Profesionalisme. Hasil yang menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang
unggul dalam bidang tersebut .
Faktor-faktor

yang


Mempengaruhi

Hasil

Belajar

Belajar

Siswa

Hasil sebagai bentuk gambaran keberhasilan individu setelah meyalurkan bakat, minat dan
motivasinya dalam kegiatan belajar, jadi pretasi belajar tidak terlepas dari faktor internal

maupun eksternal. Secara spesifik faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Psikologis
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku peserta didik,
ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antara faktor-faktor yang
mempengaruhi


aktivitas

belajar

siswa

adalah

faktor-faktor

psikologis.

Menurut Sardiman (1990: 30) bahwa, “Faktor-faktor psikologis yang dikatakan
memiliki peranan penting dalam aktivitas belajar, karena dipandang sebagai cara-cara
berfungsinya pikiran siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran,
sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran yang disajikan lebih mudah efektif” .
Dengan demikian suatu aktivitas belajar akan berjalan baik jika didukung oleh faktorfaktor

psikologis


anak

didik

(siswa).

Secara

spesifik

faktor-faktor

yang

mempengaruhi aktivitas belajar adalah sebagai berikut:
1) Motivasi
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar atau melakukan aktivitas belajar dengan
baik kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Menurut Sardiman
(1990:42) bahwa motivasi yang berkaitan dengan aktivitas belajar yaitu: (1)
mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut harus
dipelajari”.
2) Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan memutuskan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi
belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemutusan
perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat
diperlukan.
Di dalam aktivitas belajar, jika dibarengi dengan konsentrasi maka aktivitas yang

dilakukan akan memenuhi sasaran untuk mencapai tujuan belajar itu sendiri.
3) Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai
wujud reaksi. Dengan adanya diri siswa, maka proses belajar mengajar akan menjadi
hidup, karena siswa tidak hanya sebagai obyek tetapi subyek dalam belajar.
b. Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, juga terdapat faktor eksternal yang
mempengaruhi aktivitas belajar siswa, yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang kondusif terhadap aktiviatas belajar siswa, maka
memungkinkan siswa untuk aktif belajar. Misalnya, orang tua mendisiplinkan diri
pada setiap habis maghrib untuk membaca buku bersama nak-anak. Kebiasaan ini
tentu saja akan berpengaruh terhadap pengalaman belajar anak selanjutnya, baik
di sekolah maupun di perpustakaan.
b. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak
usia sekolah, dalam lingkungan masyarakat yang disiplin dalam menjaga anakanak untuk belajar secara intensif, maka akan berpengaruh pada aktivitas belajar
siswa.
c. Lingkungan Sekolah
Kondisi sekolah yang mampu menumbuhkan persaingan positif bagi siswa akan
dapat memberikan nilai yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif,
misalkan sekolah memberikan hadiah bagi yang aktif belajar di sekolah, dengan
aktivitasnya itu mampu berhasil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperoleh siswa
apabila siswa tersebut mempunyai motivasi, konsentrasi dan reaksi terhadap mata pelajaran
yang sedang diajarkan disamping factor lingkungan keluarga dan lingkungan sekalolah ikut

berperan dalam keberhasilan belajar itu sendiri juga usaha keras siswa untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.
2. Pengertian Sosiologi
Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan
kondisi.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang
dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
6. Roucek & Waren,
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok
sosial.
7. Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha
mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
8. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala

sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari

ciri-ciri

umum

semua

jenis

gejala-gejala

sosial

lain.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu,
individu

dengan

masyarakat,

dan

masyarakat

dengan

masyarakat.

Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini,
khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertianpengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
3. Pengertian Metode Analisis/Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa
yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek
belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring
peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru
berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif,
dengan

menggunakan

fasilitas

media

dan

materi

pembelajaran

yang

bervariasi.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry
menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.
Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang
bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik
dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid
untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah
menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2005:235).
Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
(1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan
diajarkan.
(2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya
bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
(3)

Guru

memberikan

penjelasan

terhadap

persoalan-persoalan

yang

mungkin

membingungkan peserta didik.
(4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
(5)

Siswa

merangkum

dalam

bentuk

rumusan

sebagai

kesimpulan

yang

dapat

dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang
dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu
masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau
membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok
didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan
dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan
akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila
masih

ada

tindak

lanjut

yang

harus

dilaksanakan,

hal

itu

perlu

diperhatikan.

Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif
mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka
belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat,
menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang
lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada
metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan
sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa
melakukan

semua

kegiatan

di

atas

berarti

siswa

sedang

melakukan

inquiry.

Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
(a) Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
(b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru.
(c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur,
obyektif, dan terbuka.
(d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
(e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
(f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
(g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan Individu.
(h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
(i) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.

(j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi
dan mengakomodasi informasi.
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang
lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan
sebagainya.
Kesimpulannya, metode analisis yang akan digunakan dalam PTK ini identik dengan metode
inquiri walaupun metode ini lebih cocok untuk digunakan pada mapel IPA, tetapi dengan
argument yang penulis miliki bahwa metode ini layak digunakan juga untuk mapel IPS
khususnya Sosiologi agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan melihat hasil
belajar

sosiologi

yang

lebih

rendah

dibanding

sub

mapel

lain

dalam

IPS.

4. Pengertian Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat
menjadi media.
Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau
informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau
mengubah perilaku penerima pesan.
Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa
(communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan

menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana
komunikasi massa.
B. Kerangka Berpikir.
Seperti diketahui bahwa kondisi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo, Kabupaten
Wonosobo pada umumnya, hasil belajar mapel IPS Sosiologi KD “Penyimpangan Sosial”
masih rendah. Hal ini berarti perlu diupayakan pemecahannya, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat apalagi sekarang nilai raport merupakan salah satu indikator penentuan
kelulusan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan
analisis media massa. Dalam metode pembelajaran ini diharapkan tingkat keberhasilan
belajar siswa menjadi lebih baik. Hal ini didasarkan atas kerangka berfikir sebagai berikut:

KONDISI
AWAL

GURU: Belum
menggunakan
Metode analisis
media massa

Menggunaka
n Metode
analisis
media massa

SISWA:
Hasil belajar
IPS Sosiologi
rendah

SIKLUS I

TINDAKAN

SIKLUS II

KONDISI
AKHIR

Hasil belajar
meningkat

C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian reflektif yang didasarkan sharing idea antarguru mata pelajaran
sejenis yang tergabung dalam MGMP IPS dan kajian teori dalam penelitian tindakan
kelas ini ditetapkan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Melalui Penggunaan metode analisis media massa dalam pembelajaran mapel IPS
Sosiologi materi Penyimpangan Sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII
B semester 1 SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SMPN 1 Sukoharjo Kabupaten Wonosobo kelas VIII B
selama 6 bulan yaitu antara bulan September 2013 sampai dengan bulan Februari 2014.
Penyusunan proposal mulai bulan September 2013, bulan Oktober 2013 menyusun
instrumen

penelitian,

melaksanakan

tindakan

bulan

November

kelas, bulan

2013

mengumpulkan

data

dengan

Desember 2013 menganalisis data, bulan

Januari 2014 membahas hasil analisa data yang diperoleh dan laporan hasil penelitian
dilaksanakan bulan Februari 2014.
B. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari siswa yang berperan sebagai
subyek penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari data observasi yang
dikumpulkan peneliti selama tindakan berlangsung.

C. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua tehnik pengumpulan data yaitu
tehnik observasi untuk mengamati proses menganalisa siswa, baik secara kelompok
maupun individu, terutama tentang kemampuan siswa dalam menganasila suatu kasus
yang ada di media massa. Dan tehnik angket dipakai untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap metode analisa yang diterapkan oleh guru.
Sedangkan sebagai alat pengumpulan data menggunakan Blanko obsevasi dalam
bentuk skala penilaian tentang kemampuan mengemukakan pendapat dalam
menganalisa dan blangko angket tentang tanggapan siswa terhadap metode yang
dipakai oleh guru.

D. Validasi Data
Karena penelitian ini berupa proses pembelajaran maka validitas data yang
diperoleh dari sumber data dengan menggunakan tehnik validasi trianggulasi dari hasil
observasi peneliti. Adapun indikator yang dipakai dalam penelitian ada 3 indikator,
dimana indikator ini terbagi dalam indikator yang lebih terperinci, yaitu :
1. Intersitas /frekuensi berpendapat.
2. Kualitas isi analisis
3. Sikap dalam menganalisis

E. Analisa Data
Dalam menganalisis data, peneliti tidak menggunakan uji statistik tetapi
menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan referensi.

F. Indikator Kinerja
Dengan penerapan metode analisis ini peneliti berharap :
Kelas VIII pada semester ganjil. di dalam pelaksanaan pembelajaran selama
ini guru lebih banyak menggunakan metode konversional yaitu ceramah bervariatif,
sehingga siswa lebih banyak sebagai pendengar kalau di selingi pertanyaan siswa
tidak dapat menjawab, kalau di beri kesempatan bertanya hanya sekitar 5 siswa yang
bertanya dan lainnya tidak bertanya karena tidak tahu apa yang akan ditanyakan.
Ketidak mampuan mengajukan pertanyaan di kelas VIII B berdasarkan pengamatan
teman sejawat dan juga pertanyaan dari peneliti untuk siswa yang harus di jawab,
secara jujur ternyata siswa belum / tidak membaca materi yang akan diberikan dan
juga kalau ada tugas banyak yang mengerjakan di kelas / sekolah, itupun nyontek
temannya yang sudah mengerjakan. Kondisi riil yang peneliti temukan di kelas VIII B

SMP N 1 Sukoharjo Kabupaten Wonosobo, setiap kali mengawali pembelajaran dan
selama proses pembelajaran siswa yang dapat menjawab pertanyaan materi baru
( Pretest ) dan mengerjakan tugas dengan baik hanya sekitar 5 dari 39 anak atau
12,82%, rendahnya minat baca mengerjakan tugas sangat memprihatinkan dan peneliti
menyimpulkan permasalahan tersebut mendesak untuk dientaskan
Dengan penerapan metode analisis ini peneliti berharap siswa dapat
meningkatkan hasil belajar terutama mata pelajaran “sosiologi” melalui media massa,
sehingga siswa dapat mengambil pelajaran hidup untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dari tiap siklus terdiri dari perencanaan
(Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observing) dan

refleksi

(Reflecting)

H. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum penelitian dilakukan guru melaksakan pembelajaran secara monoton,
guru menggunakan metode konvensional, guru sebagai pembicara tunggal dalam
pembelajaran, terjadi komunikasi satu arah, guru sebagai otoritas penentu, jarang
mendapat pertanyaan, usul, saran atau pendapat dari siswa. Di lihat dari sudut siswa,
siswa pasif, jarang bertanya,jarang berpendapat, kegiatan siswa mendengarkan,
mencatat, keadaan kelas kurang hidup akibatnya hasil ulangan tidak mencapai crikeria
ketuntasan minimal.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS
:
Petunjuk :
Tuliskan nomor absen siswa dari masing-masing kelompok !
Berilah tanda jika siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rubric
penilaian !
Aspek yang dinilai
Kelompok … . Kelompok … .
No
No.
Absensi
1. Membawa buku referensi.
2.

Duduk dengan tenang.

3.

Memperhatikan penjelasan guru

4.

Membuat catatan materi pelajaran

5.

Melakukan kegiatan pengamatan
media
Bertanya pada guru/teman lain
pada saat di
jelaskan/saat diskusi kelompok
Memberi tanggapan saat diskusi
kelompok
Presentasi hasil pengamatan di
depan kelas
Mengemukakan
pendapat/pertanyaan saat
diskusi kelas
Menjawab pertanyaan teman saat
diskusi kelas
Tidak
serius
dalam
kegiatan
pengamatan/ diskusi
Melakukan kegiatan lain yang tidak

6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12

.

berkaitan
dengan
pembelajaran
Jumlah

proses

Keterangan :
Skor 1 : aspek yang dilakukan siswa (Ya)
Skor 0 : aspek yang tidak dilakukan siswa (Tidak)
Skor maksimal : 12
Pekalongan,
Observer,

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS
:
Petunjuk :
Tuliskan nomor absen siswa dari masing-masing kelompok !
Berilah tanda jika siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rubric
penilaian !
Aspek yang dinilai
Kelompok … . Kelompok … .
No
No.
Absensi
1. Membawa buku referensi.
2.

Duduk dengan tenang.

3.

Memperhatikan penjelasan guru

4.

Membuat catatan materi pelajaran

5.

Melakukan kegiatan pengamatan
media
Bertanya pada guru/teman lain
pada saat di
jelaskan/saat diskusi kelompok
Memberi tanggapan saat diskusi
kelompok
Presentasi hasil pengamatan di
depan kelas

6.
7.
8.

9.
10
.
11
.
12
.

Mengemukakan
pendapat/pertanyaan saat
diskusi kelas
Menjawab pertanyaan teman saat
diskusi kelas
Tidak
serius
dalam
kegiatan
pengamatan/ diskusi
Melakukan kegiatan lain yang tidak
berkaitan
dengan
proses
pembelajaran
Jumlah
Keterangan :
Skor 1 : aspek yang dilakukan siswa (Ya)
Skor 0 : aspek yang tidak dilakukan siswa (Tidak)
Skor maksimal : 12
Pekalongan,
Observer,

Rubrik Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Nama Sekolah
:
Standar Kompetensi
Kelas/semester :
No
1.

:
Aspek yang Diamati

Pendahuluan
a. Memotivasi siswa
1) Memberi contoh fenomena, demonstrasi
fenomena, tanya
jawab, mudah dipahami
2) Memberi contoh fenomena, tanya jawab, mudah
dipahami
3) Memberi contoh fenomena, mudah dipahami
4) Memberi contoh fenomena, kurang dapat
dipahami
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
1) pada awal pembelajaran, menyebutkan tujuan,

Sko
r

2.

jelas
2) pada awal pembelajaran, menyebutkan tujuan
3) menyebutkan tujuan
4) menyebutkan tujuan, kurang jelas
Kegiatan inti
a. Memberi informasi tentang kegiatan
1) rinci, runtut, jelas, tepat waktu
2) rinci, runtut, jelas
3) rinci, jelas
4) rinci, kurang jelas
b. Membentuk kelompok
1) tegas, pemberian nama kelompok, efisien waktu,
tidak gaduh
2) tegas, pemberian nama kelompok, efisien waktu
3) tegas, pemberian nama kelompok
4) kurang tegas
c. Membagi LKS dan member penjelasan
1) lengkap, efisien waktu, menjelaskan isi, memberi
kesempatan siswa bertanya,
Menjawab pertanyaan siswa
2) lengkap, efisien waktu, menjelaskan isi,
3) lengkap, menjelaskan isi,
4) lengkap, informasi kurang jelas
d. Membimbing diskusi kelompok
1) efisiensi waktu, membantu kelompok, membantu
individu,
menjawab pertanyaan siswa, dapat dipahami
siswa
2) efisiensi waktu, membantu kelompok, menjawab
pertanyaan
siswa, dapat dipahami siswa
3) efisiensi waktu, membantu kelompok, dapat
dipahami siswa
4) membantu kelompok tidak efisiensi waktu
e. Memberi kesempatan kelompok presentasi
1) tegas, bergilir, efisiensi waktu
2) tegas, bergilir
3) tegas, tidak bergilir
4) tidak tegas, tidak bergilir
f. Memberi tanggapan kelompok presentasi
1) obyektif, mudah dipahami, member penghargaan
2) obyektif, mudah dipahami
3) obyektif, kurang bisa dipahami
4) tidak obyektif, kurang bisa dipahami

3.

g. Membimbing siswa menarik simpulan
1) mengarahkan siswa, sesuai tujuan, dapat
dipahami siswa,
efisiensi waktu
2) mengarahkan siswa, sesuai tujuan, dapat
dipahami siswa
3) mengarahkan siswa, sesuai tujuan, kurang dapat
dipahami siswa
4) menyuruh siswa menyimpulkan sindiri
h. Memberi penegasan konsep-konsep esensial
1) mengulangi konsep-konsep esensial, jelas,
member contoh
2) mengulangi konsep-konsep esensial, jelas
3) mengulangi konsep-konsep esensial, kurang jelas
4) mengulangi konsep-konsep yang tidak esensial
Penutup
a. Membimbing siswa melakukan refleksi
1) Memberi kesempatan siswa memahami kembali,
membuat
hubungan antar konsep, menuliskan
pengalaman belajar,
efisien waktu
2) memberi kesempatan siswa memahami kembali,
menuliskan
pengalaman belajar, efisien waktu
3) member kesempatan siswa memahami kembali,
efisien waktu
4) memberi kesempatan siswa memahami kembali,
tidak efisien
waktu
b. Memberi kesempatan siswa mencatat
1) efisien waktu, memberi pemahaman yang harus
dicatat,
menjawab pertanyaan siswa
2) efisien waktu, siswa mencatat sendiri, menjawab
pertanyaan
siswa
3) efisien waktu, siswa mencatat sendiri
4) tidak efisien waktu, tidak membimbing
c. Melakukan feed back pertanyaan atau tes
1) jelas, berkaitan dengan materi, pengembangan
materi,
pertanyaan individual
2) jelas, berkaitan dengan materi, pertanyaan
individual

3) jelas, berkaitan dengan materi, pertanyaan
klasikal
4) berkaitan dengan materi, kurang jelas
d. Memberi tugas
1) jelas, berkaitan dengan materi, pengembangan
materi, tugas
individual
2) jelas, berkaitan dengan materi, tugas individual
3) jelas, berkaitan dengan materi, tugas
klasikal/kelompok
4) berkaitan dengan materi, kurang jelas
Nama Guru yang diamati
Mata Pelajaran

:

Semester

:

:

Pekalongan,
Observer,

LEMBAR PENGAMATAN INDIVIDUAL SISWA
NAMA SISWA : …………….....…
KELAS

: …..…………...…

N
o
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kriteria
Perhatikan siswa terhadap penjelasan guru
a. memperhatikan, menyimak, mencatat
b. mencatat
c. memperhatikan
d. kurang perhatian
Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok
a. dapat bekerja sama, mengemukakan ide, menjawab
pertanyaan
teman, dan menghargai pendapat teman
b. dapat bekerja sama, mengemukakan ide
c. dapat bekerja sama
d. tidak beraktivitas
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
a. responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh
b. responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh
c. responsif, runtut
d. tidak berpendapat
Kemampuan siswa mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari
a. relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh,
memiliki ide
pemecahan masalah sehari-hari
b. relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh
c. relevan, menyebutkan contoh
d. tidak dapat mengaitkan
Kemampuan siswa memanfaatkan waktu
a. datang tepat waktu, siap mengikuti pelajaran, dapat
menyelesaikan
tugas tepat waktu
b. datang tepat waktu, dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu
c. datang tepat waktu atau dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu
d. tidak dapat memanfaatkan waktu
Kemampuan siswa membangun ide
a. memahami meteri, mengorganisasikan ide,
mengaitkan dengan
keseharian, menyampaikan ide
b. memahami materi, mengorganisasikan ide
c. memahami materi
d. belum mampu mengembangkan ide
Kemampuan siswa menarik kesimpulan
a. kesimpulan benar, logis, sesuai tujuan pembelajaran

Skor

b. kesimpulan logis, sesuai tujuan pembelajaran
c. kesimpulan logis
d. kesimpulan masih Kabul

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA
Nama
: …………….
No. Absen : …………….
Kelas
: …………….
JAWABAN
NO
PERNYATAAN
S
R
T ST
S
S
R
S
S
1.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis membuat saya memiliki
kemauan yang tinggi untuk mengikuti
pelajaran
2.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis sangat menarik dan tidak
membosankan
3.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis maka konsep, prinsip, dan
penerapan lebih cepat saya pahami
4.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis dapat memotivasi saya
untuk berprestasi
5.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis dapat membantu saya
menyelesaikan masalah
6.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis dapat meningkatkan
penalaran saya dalam mempelajari materi
pelajaran
7.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis dapat membantu saya
berpikir lebih kritis
8.
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan

9.

10
.

dengan analisis maka saya memiliki
keberanian mengeluarkan pendapat
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis membuat saya merasa
lebih dihargai dalam mengeluarkan
pendapat
Pembelajaran IPS Sosiologi dilaksanakan
dengan analisis dapat memanfaatkan
waktu belajar dengan baik

Keterangan :
1-1 : STS (Sangat Tidak Setuju)
2-2 : TS (Tidak Setuju)
3-3 : RR (Ragu-ragu)
4-4 : S (Setuju)
5-5 : SS (Sangat Setuju)

Kategori
10-20 : Tidak berminat
21-30 : Kurang berminat
31-40 : Cukup berminat
41-50 : Berminat
Pekalongan, 1 Oktober 2009
Siswa,

………………………………