Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk
hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O2) untuk
bernapas, karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis, dan ozon (O3) untuk
menahan sinar ultraviolet dari sinar matahari (Sunu, 2001).
Komposisi udara bersih tersusun oleh nitrogen 78,09%, oksigen 21,94%,
argon 0,93%, dan karbon dioksida 0,032%. Gas-gas lain yang terdapat dalam
udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang
dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari
keadaan normal dan menggangu kehidupan manusia dan hewan maka udara
tersebut telah tercemar (Wardhana, 2004).
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu

udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya.
Polutan udara primer, yaitu polutan yang mencakup 90% dari jumlah
polutan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu karbon
monoksida (CO), nitrogen okside (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur diokside (SOx),
dan partikel (Fardiaz, 2012). Toksisitas kelima kelompok polutan tersebut

1
Universitas Sumatera Utara

2

berbeda-beda. Polutan yang paling berbahaya adalah partikel-partikel dengan
toksisitas relatif 106,7; diikuti berturut-turut dengan NOx dengan toksisitas relatif
77,8; SOx dengan toksisitas relatif 28,0; hidrokarbon dengan toksisitas 2,07; dan
yang paling rendah toksisitasnya adalah karbon monoksida dengan toksisitas
relatif 1,00 (Babcock dalam Fardiaz 2012).
Ditinjau dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara, pada
umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat besar dibandingkan
dengan sektor lainnya. Lebih dari 90% polusi udara di kota-kota yang ada di

negara berkembang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Hal ini
dikarenakan tingginya jumlah kendaraan yang tua ditambah dengan pemeliharaan
kendaraan yang buruk, infrastruktur yang tidak memadai dan kualitas bahan bakar
yang rendah (UNEP, 2015). Gas buang kendaraan bermotor yang menambah
beban pencemaran udara berupa gas CO, CO2, NO2, HC, partikel, Pb, dan asap
foto kimia (Mukono, 2008).
Berdasarkan data Profil dan kinerja perhubungan darat Provinsi Sumatera
Utara tahun 2013, dijelaskan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Sumatera
Utara terus meningkat sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dengan total
presentase peningkatan diatas 15%. Jumlah terbesar adalah pada moda sepeda
motor dengan presentase peningkatan sekitar 17% pada tahun 2012. Sementara
data terakhir dari Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2010, jumlah sarana
transportasi jalan raya di Kota Medan pada tahun 2009 adalah sebanyak 2.708.511
kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82%

Universitas Sumatera Utara

3

per tahun. Pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu pada sepeda motor dengan

rata-rata pertumbuhan 31,23% per tahun.
Dampak pencemaran udara sangat luas mulai dari hal yang bersifat lokal,
hingga sistemik. Paru adalah target organ utama. Beberapa gangguan terhadap
paru-paru adalah asma, bronkitis, pneumonia (beberapa bahan pencemar
memberikan dampak melemahkan sistem pertahanan tubuh lokal saluran napas,
sehingga mudah terinfeksi), COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)
(Achmadi, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurbiantara (2010), ada
pengaruh polusi udara terhadap fungsi paru polisi lalu lintas di Surakarta. Hasil
pengukuran autospirometer menunjukkan dari 41 orang, 23 orang memiliki
%FVC < 80 % dan 18 orang memiliki nilai %FVC ≥ 80. Sebanyak 18 orang dari
23 polisi lalu lintas yang memiliki %FVC < 80 % merupakan polisi lalu lintas
yang bekerja di lapangan sedangkan 5 orang bekerja di kantor.
Partikulat 10 mikrometer adalah partikel yang berukuran kurang dari atau
sama dengan 10 mikrometer, ukuran ini sangat kecil sehingga dapat masuk ke
paru-paru, berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Sejumlah
penelitian ilmiah menghubungkan paparan polusi partikel dengan berbagai
masalah kesehatan, termasuk iritasi mata, hidung dan tenggorokan, batuk, dada
sesak dan sesak napas, fungsi paru-paru berkurang, denyut jantung tidak teratur,
serangan asma, serangan jantung, dan kematian dini pada orang dengan penyakit
jantung atau penyakit paru-paru (US.EPA, 2015).

Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx).
Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Gas

Universitas Sumatera Utara

4

SO2 dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan,
seperti pada tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini
menjadi lebih buruk pada penderita asma (KLH, 2013).
NO2 terbentuk dengan cepat dari emisi kendaraan bermotor, pembangkit
listrik, dan proses industri. Pajanan NO2 di dekat jalan raya perlu perhatian khusus
untuk kelompok rentan yaitu penderita asma, anak-anak, dan manula (U.S. EPA,
2015). Konsentrasi NO2 lebih tinggi dari 100 ppm bersifat letal terhadap
kebanyakan hewan, dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala edema
pulmonari. Konsentrasi NO2 sebesar 800 ppm atau lebih mengakibatkan 100%
kematian pada hewan-hewan yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang.
Pemberian sebanyak 5 ppm NO2 selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernapas (Fardiaz, 2012).
Pengukuran kualitas udara ambien di jalan raya yang dilakukan di Provinsi

Jawa Barat pada tahun 2007, diperoleh hasil pengukuran kadar NO2 yang jauh
melebihi baku mutu yaitu dengan konsentrasi 874,49 μg/Nm3 tepatnya pada lokasi
perbatasan Kota Bekasi - Kabupaten Bekasi di Jalan Raya Narogong. Begitu pula
dengan parameter PM10, di Kabupaten Indramayu nilai PM10 sangat tinggi yaitu
sebesar 920 μg/Nm3, 6 kali melebihi baku mutu dengan lokasi pemantauan di
Desa Majakerta. Semua lokasi yang melebihi nilai ambang batas tersebut berada
di lokasi padat lalu lintas (BPLHD Jabar, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Avrianto (2011), diperoleh hasil
pengukuran kadar PM10 di jalan raya yang melebihi baku mutu. Pengukuran
dilakukan di kelurahan Lalang Kecamatan Sunggal Kota Medan dengan hasil

Universitas Sumatera Utara

5

pengukuran sebesar 176 µg/m3 di Jalan Gatot Subroto dan 163 µg/m3 di Jalan
Binjai-Medan. Konsentrasi ini sudah melebihi baku mutu menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 yaitu baku mutu kadar PM10 di udara adalah
sebesar 150 µg/m3. Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Sandra (2013),
diperoleh kadar debu dan gas NO2 yang melebihi baku mutu pada wilayah kerja

Polwitabes Surabaya, yaitu rata-rata berkisar antara 0,2287 ppm sampai dengan
0,9565 ppm untuk kadar debu, dan rata-rata berkisar antara 0,0802 ppm sampai
dengan 0,0903 ppm untuk kadar NO2 di udara ambien. Kualitas udara ini
memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan polisi lalu lintas berupa
keluhan gangguan saluran pernapasan yaitu batuk berdahak yang dirasakan oleh
polisi lalu lintas 2 kali lebih banyak daripada yang dirasakan oleh polisi yang
bekerja di dalam ruangan.
Fly over atau disebut juga sebagai jembatan layang adalah jembatan yang
dibangun diatas jalan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perlintasan
sehingga dapat mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Kondisi jalan raya di
sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja sangat padat dengan kendaraan bermotor.
Hal ini dipicu oleh adanya Terminal Terpadu Amplas yang merupakan salah satu
terminal yang besar di Kota Medan yang letaknya berdekatan dengan fly over
sehingga banyak kendaraan bermotor yang melintasi jalan di sekitar fly over Jalan
Sisingamangaraja ini. Selain itu, kepadatan lalu lintas di sekitar fly over juga
disebabkan karena jalan ini merupakan jalan masuk maupun keluar dari Kota
Medan menuju Kabupaten Deli Serdang yaitu Kecamatan Tanjung Morawa dan
Kecamatan Patumbak. Jalan raya di sekitar fly over ini juga merupakan titik-titik

Universitas Sumatera Utara


6

terjadinya kemacetan di setiap hari, khususnya saat pagi dan sore hari. Tingginya
volume lalu lintas di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan
menyebabkan udara di wilayah ini sangat berpotensi mengandung zat pencemar
dari emisi gas buang kendaraan bermotor dalam konsentrasi yang tinggi.
Di tepi jalan raya terdapat toko, kios, warung, dan juga pedagang kaki lima
yang sangat berdekatan dengan jalan raya. Pedagang ini terpapar dalam waktu
yang cukup lama yaitu sejak pagi hingga malam. Para pedagang ini juga telah
menjalani kesehariannya di tepi jalan raya selama bertahun-tahun. Menurut
US.EPA (2014), Konsentrasi polusi udara dari emisi gas buang pada mobil, truk
dan kendaraan bermotor lainnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di
dekat jalan raya. Masyarakat yang tinggal, bekerja atau bersekolah di dekat jalan
raya memiliki peningkatan insiden dan keparahan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan polusi udara dari lalu lintas, diantaranya

peningkatan

kejadian asma, penyakit kardiovaskular, gangguan pengembangan paru-paru pada

anak-anak, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), leukimia, dan
kematian dini.
Kelompok pedagang ini setiap hari terpapar oleh udara yang tercemar oleh
asap kendaraan bermotor yang mengandung polutan seperti PM10, SO2, dan NO2.
Sehingga, pedagang di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan ini
sangat berpotensi untuk mengalami keluhan gangguan pernapasan akibat PM10,
SO2, dan NO2 yang terdapat di udara.
Berdasarkan hasil survei awal dengan melakukan wawancara terhadap 10
orang pedagang di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan, 8 orang

Universitas Sumatera Utara

7

pedagang tersebut mengeluhkan sering batuk berdahak, 5 orang pedagang sering
batuk berdahak disertai sesak, dan 2 orang pedagang mengeluhkan sering
mengalami batuk berdahak, sesak serta sesekali merasakan nyeri dada.
Dalam penelitian ini akan diteliti dan dikaji seberapa besar kadar PM10, SO2,
dan NO2 di udara ambien sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja serta keluhan
gangguan saluran pernapasan yang dirasakan oleh pedagang yang ada di sekitar

fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan.
1.2

Rumusan Masalah
Posisi toko, kios, warung, serta pedagang kaki lima yang sangat

berdekatan dengan jalan raya menyebabkan kelompok pedagang ini setiap hari
terpapar oleh udara yang tercemar oleh emisi gas buang kendaraan bermotor
terutama gas yang sangat berpotensi menimbulkan gangguan saluran pernapasan
yaitu PM10, SO2, dan NO2. Hal ini dikarenakan jalan raya di sekitar fly over selalu
padat dengan kendaraan bermotor, terutama pada pagi dan sore hari.
Berdasarkan hasil survei awal dengan melakukan wawancara terhadap 10
orang pedagang di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan, 8 orang
pedagang mengeluhkan sering mengalami batuk berdahak, 5 orang pedagang
sering batuk berdahak disertai sesak, dan 2 orang pedagang mengeluhkan sering
mengalami batuk berdahak, sesak serta sesekali merasakan nyeri dada.
Dengan demikian, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kadar PM10,
SO2, dan NO2 di udara ambien serta keluhan gangguan saluran pernapasan pada
pedagang di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan tahun 2016.


Universitas Sumatera Utara

8

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar PM10, SO2, dan NO2 di udara ambien dan keluhan
gangguan saluran pernapasan pada pedagang di sekitar fly over Jalan
Sisingamangaraja Kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui kadar partikulat 10 mikrometer (PM10), sulfur dioksida
(SO2), dan nitrogen dioksida (NO2) pada udara ambien di sekitar fly over
Jalan Sisingamangaraja Kota Medan.

2.


Untuk mengetahui karakteristik responden yang berdagang di sekitar fly
over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan.

3.

Untuk mengetahui keluhan gangguan saluran pernapasan pada pedagang di
sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan.

1.4
1.

Manfaat Penelitian
Sebagai informasi bagi masyarakat terutama pedagang yang berdagang di
sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan mengenai gangguan
saluran pernapasan akibat pajanan PM10, SO2, dan NO2 di udara.

2.

Sebagai masukan bagi instansi terkait untuk dapat melakukan upaya dalam
hal pengendalian pencemaran udara di jalan raya.

3.

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk dapat melakukan
penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

5 74 126

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

5 80 121

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 30

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 21

Lampiran KUESIONER ANALISA KADAR CO DAN NO2 DI UDARA DAN KELUHAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR SANGKUMPAL BONANG KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

0 0 17

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

1 0 7

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 17