Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Konsep Diri

2.1.1

Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik
pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari
mahluk lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan
fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat berbagai pengertian.Konsep diri
seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang
yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya.
Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan
konsep diri individu yang bersangkutan.
Menurut Burns (1993:6)konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari

apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan
seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu
mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang
diberikan orang lain pada individu. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat,
penilaian, atau evaluasi dari orang lain yang mengenal dirinya. Individu akan
mengetahui dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain
mengenai dirinya.Sebaliknya,individu akan tidak tahu bagaimana ia dihadapan

11
Universitas Sumatera Utara

orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung, individu telah menilai dirinya
sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat
menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan
menarik, cantik atau tidak (Mulyana, 2000:7).
Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2004:105). Sedangkan
Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri tidak lain tidak bukan adalah gagasan

tentang diri sendiri. Konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri
sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita
menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Desmita (2008:10) juga mengatakan konsep diri didefinisikan secara
umumsebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan
pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter maupun
sikap yang dimiliki individu. Konsep diri merupakan penentu sikap individu
dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil,
maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu
menuju kesuksesan. Sebaliknya, jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini
sama saja sudah mempersiapkan pintu kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa
pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri
adalah cara pandang secara menyeluruh tentang diri seseorang yang meliputi
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik maupun
lingkungan terdekatnya.

12
Universitas Sumatera Utara

2.1.2


Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Rakhmat (2004:100), Faktor yang mempengaruhi konsep diri, antara
lain :
a) Orang lain
Sebagaimana yang telah dibahas diatas bahwa orang lain mempunyai
pengaruh terhadap individu dalam menyimpulkan konsep dirinya. Selain itu,
mengutip pernyataan Gabriel Marcel dalam Rakmat (2004:100),
“The fact is that we can understand ourself by starting from the other, or
from others, and only starting from them.” Kita mengenal diri kita dengan
mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda menilai diri saya
akan membentuk konsep diri saya.
Kita sepakat bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap pembentukan
konsep diri kita. Tetapi, tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang
sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang
yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead dalam Rakhmat
(2004:101) menyebut mereka Significant others – orang lain yang sangat
penting.
b) Kelompok Rujukan

Dalam bermasyarakat kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok
masyarakat. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat
kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri

13
Universitas Sumatera Utara

denganciri-ciri kelompoknya. ketika kita menjadi anggota kelompok
persatuan bulu tangkis, ikatan mahasiswa Universitas, dan lain-lain.
Menurut Pudjijogyanti(1995:12) konsep diri bukan merupakan faktor bawaan
sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman
individu

dalam

berhubungan

dengan


individu

lain.

Dengan

demikian

pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain yang dekat di sekitar kita.
Menurut James F.C (1995) sebagaimana dikutip oleh Ratnaningsih (2002:15-16)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ada dua yaitu :
1. Faktor pelaku, terdiri dari :
a. Orang Tua
Orang tua merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami
dan yang paling kuat. Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada
anak akan lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak
sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan penghargaan
bagi anak-anaknya. Murphy dalam Burns (1993:204) menyatakan
bahwa menurutnya sangat penting untuk menyelamatkan anak dari
mendapatkan


suatu

pandangan

mengenai

dirinya

yang

tidak

menyenangkan. Konsep diri yang positif pada anak akan tercipta
apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integrita dan
tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Selanjutnya Burns
(1993:256) membuktikan bahwa “ada hubungan erat antara kualitas
hubungan orang tua dengan pandangan anak terhadap diri dan
lingkungannya”.


14
Universitas Sumatera Utara

b. Teman sebaya
Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri pada diri anak.
Anak

juga

membutuhkan

penerimaan

dari

temannya

atau

kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki, dan dibentak,

maka konsep diri anak akan terganggu.
c. Masyarakat
Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyataan
bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka
laki-laki atau perempuan. Tetapi masyarakat mereka menganggap
penting fakta-fakta semacam itu, akhirnya penilaian ini sampai pada
anak dan mempengaruhi konsep dirinya.
2. Faktor substansi, terdiri dari :
a. Belajar
Konsep diri kita merupakan hasil dari belajar, belajar ini berlangsung
terus-menerus tidak pernah kita sadari. Belajar merupakan perubahan
psikologis yang relatif permanen yang sebagai akibat dari pengalaman.
Dari pengalaman inilah individu dapat mempelajari konsep dirinya.
b. Asosiasi Manusia
Menunjukan cenderung untuk berfikir asosiasi yaitu mempelajari
hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Proses berfikir dan
menilai lewat asosiasi ini merupakan dasar bagi pembentukan konsep
diri.

15

Universitas Sumatera Utara

c. Motivasi
Semakin tinggi yang kita berikan pada sesuatu hadiah, semakin
besar

kemungkinan

kita

melakukan

kegiatan

yang

akan

menghasilkan hadiah tersebut. Dengan kata lain belajar mencakup
motivasi yaitu keadaan yang membangkitkan, yang kita alami

ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Dua alasan yang
diduga sangat penting dalam mempelajari konsep diri adalah
keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk harga diri.
2.1.3

Jenis-jenis konsep diri
Jenis-jenis konsep diri ada dua macam yaitu konsep diri yang positif dan

konsep diri yang negatif.
a. Menururt James F.C (1995) dalam Ratnaningsih (2002:13-14) bahwa
konsep diri yang positif adalah pandangan individu tentang dirinya yang
bersifat positif, dimana individu menerima tentang kelebihan dan
kekurangannya.
Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah :
1. Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik.
2. Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi

yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan
menerima fakta bermacam-macam tentang dirinya.
3. Dapat menyerap pengalaman mentalnya.

4. Apabila mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan-tujuan

yang sesuai dan realistis.

16
Universitas Sumatera Utara

5. Selalu memiliki ide yang diberikan pada kehidupannya dan bagaimana

seharusnya dirinya mendekati dunia.
6. Individu menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan

dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
b. MenurutRatnaningsih (2002:14) menerangkan bahwa ciri orang yang
memiliki konsep diri negatif adalah :
1.

Individu mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap
kritikan yang diterimanya.

2. Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang
lain kepadanya.
3. Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan
penghargaan atau pengakuan kelebihan yang dimiliki orang lain.
4. Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganan bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi.
Apabila dikaitkan maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang
memiliki konsep diri yang positif akan dapat mengenal dirinya dengan baik
kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat merancang tujuan-tujuan yang sesuai
dan realistis, sehingga juga akan lebih bijak dalam menentukan kariernya ke masa
mendatang, termasuk berani untuk berwirausaha. Sedangkan mahasiswa yang
memiliki konsep diri negatif akan pesimis terhadap kompetisi sehingga enggan
memanfaatkan kelebihan dan kekurangannya.

17
Universitas Sumatera Utara

2.2

Minat Berwirausaha

2.2.1

Pengertian Minat
Menurut Djaali(2007:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan
sesuatu diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin
besar minatnya. Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu
objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci
dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.Minat
merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan-kecenderungan lain
yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu.
2.2.2

Pengertian Wirausaha
Menurut Robert Hisrich dalam Alma (2000:23) wirausaha (entrepreneur)

adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya
dan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung
resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan
kepuasan pribadinya.
Menurut Byrgrave dalam Suryana (2003:12) wirausaha adalah orang yang
memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang
itu. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Meredith dalam Suryana (2003:12)
mengemukakan bahwa wirausaha juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya

18
Universitas Sumatera Utara

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil
tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut.
Adapun menurut pendapat Tropman dan Morningstar dalam Nirbito
(2000:52) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kombinasi dari pemikir dan
pelaksana yang melihat peluang untuk produk dan jasa baru, suatu pendekatan
baru, suatu kebijakan baru, atau cara baru untuk memecahkan masalah-masalah
sekaligus berbuat sesuatu dengan apa yang dilihatnya hingga memberikan suatu
hasil keuntungan.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu
(Kasmir, 2006:15).
Menurut Joseph Schumpeter dalam Alma (2000: 24) wirausaha
(entrepreneur) adalah orang yang memperkenalkan barang dan jasa yang baru
untuk mendobrak sistem ekonomi yang ada atau dengan menciptakan bentuk
organisasi yang baru dan mengolah bahan baku baru juga. Orang tersebut
melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula
dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.
2.2.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Minat berkaitan erat dengan perhatian. Oleh karena itu, minat merupakan

sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu
ditumbuh kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Minat tidak dibawa sejak

19
Universitas Sumatera Utara

lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sebagaimana yang dikutip dalam Ristanti (2002:31-32) yaitu :
1) Kebutuhan Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang
maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat
digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh
pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk
berwirausaha.
2) Harga Diri
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia, karena dikaruniai
akal, pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia merasa butuh
dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu bidang usaha
dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang karena dengan
usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi,
dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk
meningkatkan harga diri terebut akan menimbulkan seseorang berminat
untuk berwirausaha.
3) Perasaan Senang
Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang,
baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya
dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap
sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang
lain. Rasa senang berwirausaha akan diwujudkan dengan perhatian,

20
Universitas Sumatera Utara

kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa
senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.
4) Peluang
Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang
memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
2.2.4

Karakteristik Wirausahawan
Para wirausahawan sukses di berbagai negara pada umumnya memiliki

karakteristik yang relatif mirip di antara mereka. William D. Bygrave dalam
Suparyanto (2012:11)mengemukakan 10 karakteristik wirausahawan, sebagai
berikut:
1. Mimpi (Dreams)
Visi masa depan serta kemampuan untuk mengimplementasikan mimpi
tersebut.
2. Ketegasan(Decisiveness)
Tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil keputusan, kecepatan
dianggap sebagai kunci kesuksesan.
3. Pelaku(Doers)
Menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara cepat dan tepat.
4. Ketetapan Hati (Determination)
Mengimplementasikan usaha dengan komitmen total, tidak menyerah saat
mengalami kesulitan.

21
Universitas Sumatera Utara

5. Berdedikasi (Dedication)
Memiliki dedikasi total terhadap usahanya. Bila dianggap perlu akan
mengesampingkan hubungan dengan keluarga dan temannya.
6. Kesetiaan (Devotion)
Mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam menjual produk bagi
kemajuan usahanya.
7. Terperinci (Details)
Bersifat kritis dan melakukan perincian dalam berbagai hal yang
menyangkut usahanya.
8. Nasib (Destiny)
Bertanggungjawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung kepada orang
lain.
9. Uang (Dollars)
Menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan. Jika sukses akan
mendapatkan uang banyak.
10. Distribusi (Distribute)
Mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian dari tugas, wewenang,
dan tanggung-jawab kepada orang lain.
Sementara itu Angelita S. Bajaro dalam Suparyanto (2012:12)
mengungkapkan bahwa para wirausahawan sukses umumnya memiliki karakter
sebagai berikut:
1. Berani menanggung risiko yang dipertimbangkan;
2. Mencurahkan segenap perhatian dalam pencapaian tujuan;

22
Universitas Sumatera Utara

3. Gigih dan bekerja keras;
4. Bersemangat;
5. Mampu memanfaatkan umpan balik;
6. Bertanggung-jawab;
7. Percaya diri;
8. Berpengetahuan;
9. Mampu meyakinkan orang lain;
10. Memiliki kemampuan manajerial;
Berikut adalah ciri dan watak seorang wirausaha menurut Alma (2000:7) :
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Seorang Wirausaha
Ciri – Ciri
Percaya diri yang kuat

Berorientasikan tugas dan hasil

Pengambilan resiko
Kepemimpinan

Keorisinilan

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.

Watak
Kepercayaan (keteguhan)
Ketidaktergantungan,
kepribadian mantap
Optimisme
kebutuhan atau haus akan
berprestasi
berorientasikan laba atau hasil
tekun dan tabah
tekad , kerja keras, motivasi
energik
penuh inisiatif
mampu mengambil risiko
suka pada tantangan
mampu memimpin
dapat bergaul dengan orang lain
menanggapi saran dan kritik
inovatif (pembaharu)
kreatif
fleksibel
banyak sumber
serba bisa

Sumber: Alma (2000: 7)

23
Universitas Sumatera Utara

2.2.5

Minat Berwirausaha
Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa apabila seseorang yang memiliki minat untuk berwirausaha,
maka

orang tersebut akan mencari berbagai cara dan berjuang untuk

mendapatkan keinginannya menjadi seorang wirausahawan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Fuadi (2009:93) yang menyatakan bahwa minat berwirausaha
adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau
berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan
keras untuk belajar dari kegagalan.
2.3

Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang
terkandung dalam keluarga menurut Slameto (2003:60-64) lingkungan keluarga
terdiri dari :
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar
dan berfikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer,
ada yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan
pendapat setiap keluarga.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
dengan anak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,

24
Universitas Sumatera Utara

perlu adanya relasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
bimbingan untuk mensukseskan belajar anak.
c) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana
rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang
disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan
memberi ketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang,
ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga atau
dengan keluarga lain menyebabkan ank menjadi bosan di rumah, suka
keluar rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan
masa depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan
orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang
faktor kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak
untuk lebih berhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan,
orang tua cenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk
masalah pendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang
yang tinggi. Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat
orang tua kurang perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi

25
Universitas Sumatera Utara

semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar
dan prestasi yang diperoleh tidak akan baik.
e) Orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadangkadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi
pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk
tetap menumbuhkan rasa percaya dirinya.
f) Latar belakang keluarga
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan kebiasaankebiasan dan diberi contoh figur yang baik, agar menndorong anak untuk
menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Cara
orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya merupakan
modal yang baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilainilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

2.3.1

Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga ada beberapa jenis. Fungsi keluarga menurut Soelaeman
(1994:85-114) adalah :
1) Fungsi edukasi
Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan pendidikan
serta pembinaan anggota keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini

26
Universitas Sumatera Utara

tidak sekedar menyangkut pada penentuan dan pengukuhan landasan yang
mendasari upaya pendidikan itu, tetapi juga meliputi pengarahan dan
perumusan

tujuan

pendidikan,

perencanaan

dan

pengelolaannya,

penyediaan dana dan sarananya, serta pengayaan wawasan.
2) Fungsi sosialisasi
Tugas

keluarga dalam

mendidik

anaknya

tidak saja mencakup

pengembangan individu anak agar menjadi pribadi yang mantap, akan
tetapi meliputi pula upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi
anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosialisasi,
keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan
kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Fungsi sosialisasi membantu
anak dalam menemukan tempatnya dalam kehidupan sosial ini secara
mantap yang dapat diterima rekan-rekannya atau lebih lagi dapat diterima
masyarakat.
3) Fungsi proteksi atau fungsi lindungan
Mendidik hakekatnya melindungi, yaitu melindungi anak dari tindakantindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang norma. Selain
itu fungsi ini juga melindungi anak dari ketidakmampuannya bergaul
dengan lingkungan pergaulannya, melindunginya dari sergapan pengaruh
yang tidak baik yang mugkin mengancamnya dari lingkungan hidupnya,
lebih dalam lagi kehidupan dewasa ini kompleks.

27
Universitas Sumatera Utara

4) Fungsi afeksi atau fungsi perasaan
Anak berkomunikasi dengan ligkungannya, juga berkomunikasi dengan
orang tuanya dengan keseluruhan pribadinya terutama pada saat anak
masih kecil yang masih menghayati dunianya secara global dan belum
terdifferensiasikan. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan,
ucapan, mimik serta perbuatan orang tua merupakan bumbu pokok dalam
pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih orang tua
terhadap anak tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang dilimpahkan
kepadanya, melainkan lebih atas dasar seberapa jauh kasih itu dipersepsi
atau dihayati. Adapun yang diharapkan dicapai melalui pelaksann fungsi
afeksi itu ialah terbinanya suasana perasaan yang sehat dalam keluarga,
yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih
dari iri dan dengki dari hasut dan buruk sangka.
5) Fungsi religius
Keluarga mempunyai fungsi religius, artinya keluarga berkewajiban
memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya
kepada kehidupan beragama.
6) Fungsi ekonomis
Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian nafkah, perencanaan serta
pembelajarannya dan

pemanfaatannya.

Kedaan ekonomi

keluarga

mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta
harapan anak itu sendiri. Keluarga yang keadan ekonominya lemah
mengangap anak lebih sebagai beban hidup daripada pembawa

28
Universitas Sumatera Utara

kebahagiaan

keluarga.

Mereka

yang

keadaan

ekonominya

kuat

mempunyai lebih banyak kemungkinan memenuhi kebutuhan material
anak dibandingkan dengan yang lemah. Akan tetapi pelaksanaaan tersebut
belum menjamin pelaksanaan ekonomis keluarga sebagaimana mestinya.
Sebab pelaksanaan fungsi keluarga yang baik tidak terutama tergantung
dari banyaknya uang atau hadian yang diberikan tetapi juga pada cara
memberikan dan kuantitatif peneriman serta persepsi anak.
7) Fungsi rekreasi
Rekreasi itu dirasakan orang apabila ia menghayati suasana tenang dan
damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan kepada yang
bersangkutan memberikan perasaan bebas terlepas dari segala ketegangan
dan kehidupan sehari-hari. Rekreasi itu memberikan keseimbangan kepada
penyaluran energi dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang rutin dan
mungkin menimbulkan kebosanan. Makna fungsi rekreasi dalam keluarga
diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mepersepsi
kehidupan dalam keluarga secar wajar dan sungguh sebagiman
dimaksudkan dan digariskan kaidah-kaidah hidup keluarga.
8) Fungsi Biologis
Fungsi biologis keluarga berhubungan dengan pemenuhan kebutuhankebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan akan keterlindungan fisik
guna

melangsungkan

kehidupannya.

Keterlindungan

kesehatan,

keterlindungan rasa lapar, haus, kedinginan, kepanasan, kelelahan, bahkan
juga kenyamanan dan kesegaran fisik. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi

29
Universitas Sumatera Utara

itu, hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisah-misahkan fungsi yang
satu dari yang lain dan tidak pula hanya dilakukan oleh satu pihak saja,
karena keluarga merupakan satu kesatuan.
2.4

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu

NO

NAMA

JUDUL

1

Tobing
(2011)

2

Ruth
(2013)

Pengaruh konsep diri,
prestasi belajar mata
kuliah kewirausahaan
dan
lingkungan
keluarga
terhadap
minat berwirausaha
pada
mahasiswa
Politeknik
Negeri
Medan
Jurusan
Akuntansi
Program
Studi
Perbankan
dan
Keuangan Tahun
Akademik 2009-2010
Pengaruh
konsep
diri,
pengetahuan
kewirausahaan, dan
lingkungan keluarga
terhadap
minat
berwirausaha
:
Survey
pada
mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis UPI.

3

Koranti
(2013)

VARIABEL
INDEPENDEN
DEPENDEN
Konsep
Diri, Minat
Prestasi belajar berwirausaha
mata
kuliah
kewirausahaan,
dan Lingkungan
keluarga

Konsep
diri, Minat
Pengetahuan
Berwirausaha
kewirausahaan,
dan Lingkungan
Keluarga

Analisis
Pengaruh Faktor Eksternal Minat
Faktor Eksternal Dan dan
Faktor Berwirausaha
Internal
Terhadap Internal
Minat
Berwirausaha

HASIL
Konsep Diri dan
Lingkungan
Keluarga
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
Minat
Berwirausaha.
Sedangkan,
Prestasi
Belajar
tidak mempunyai
pengaruh terhadap
Minat
Berwirausaha.
Secara simultan
maupun
secara
parsial
bahwa
Konsep
Diri,
Pengetahuan
Kewirausahaan,
dan Lingkungan
Keluarga
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
Minat
Berwirausaha.
Variabel
yang
paling
berpengaruh
terhadap
minat
berwirausaha
adalah
motivasi

30
Universitas Sumatera Utara

4

Putra
(2012)

Faktor-Faktor
Penentu
Minat
Mahasiswa
Manajemen Untuk
Berwirausaha (Studi
Mahasiswa
Manajemen
FE
Universitas
Negeri
Padang)

_

_

berwirausaha.
Pengaruh variabel
berikutnya secara
berurutan adalah
kepribadian,
lingkungan
keluarga,
dan
lingkungan
sekitar.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
bahwa
semua
variabel
lingkungan
eksternal maupun
internal
mempunyai
pengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
minat
berwirausaha
mahasiswa
Universitas
Gunadarma, baik
secara
parsial
maupun simultan.
Faktor-faktor yang
menentukan minat
mahasiswa
manajemen untuk
berwirausaha
ada 6 faktor, yaitu
faktor lingkungan,
faktor
harga diri, faktor
peluang,
faktor
kepribadian,
faktor visi, dan
faktor pendapatan
dan percaya
diri.

31
Universitas Sumatera Utara

2.5

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama

dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan
jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan
dikembangkan dari perumusan masalah yang telah di identifikasi melalui proses
wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).
Tjahjono (2008:46) menjelaskan bahwa bagi banyak orang keputusan
untuk berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan (high involvement)
yang akan melibatkan beberapa faktor diantaranya :
a. Faktor

internal

seperti

kepribadian,

persepsi,

motivasi,

dan

pembelajaran (sikap).
b. Faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga, dan lain sebagainya.
Sementara itu, keinginan seseorang untuk berwirausaha akan muncul
apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.
Keberanian mahasiswa untuk masuk ke dalam dunia usaha tersebut akan sangat
dipengaruhi oleh konsep diri sebagai salah satu faktor internal yang tertanam
dalam diri mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga akan membutuhkan dukungan
dari lingkungannya, salah satunya yaitu lingkungan keluarga. Hal ini sejalan
dengan

pendapat

Soedjono

dalam

Suryana

(2003:39)

bahwa

prilaku

kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu
faktor internal yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang
anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda
tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian

32
Universitas Sumatera Utara

tentang diri anda sendiri. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan
keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertamatama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang
terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga
sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam
keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan kerangka konseptual :

Konsep Diri
(X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Lingkungan Keluarga
(X2)

Sumber

:

Tjahjono (2008), Suryana (2003)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.6

Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah “Konsep diri dan Lingkungan keluarga

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha”

33
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 10 98

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 3 98

Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 5 90

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 9

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 3

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Efikasi Diri dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2