Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di
banyak Negara berkembang (Developing Country), khususnya di Indonesia.
Masalah ini muncul dan bahkan meningkat dari tahun ke tahun dari segi kualitas
dan kuantitasnya. Penganggurandan kemiskinan terjadi karena perbandingan
antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lulusan atau penawaran tenaga kerja baru.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja
yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Hal ini
disebabkan karena orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk
menciptakan lapangan kerja, melainkan mencari pekerjaan. Pandangan sebagian
besar tamatan perguruan tinggi yang sempit dan memaknai pendidikan sebagai
bekal untuk menjadi pencari kerja (Job seeker ), bukan sebagai proses untuk
meningkatkan kualitas diri sebagai manusia ataupun menjadi pencipta lapangan
pekerjaan (Job creator ) bagi masyarakat.
Saat ini banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha.
Kebanyakan mahasiswa berpikir bagaimana dan di mana nantinya mereka akan
bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai.
Sehingga ketika menyelesaikan pendidikannya, mereka berpikir lebih baik
mencari informasi pekerjaan yang sesuai daripada mencari informasi peluang
bisnis yang sebenarnya bisa mereka usahakan. Bahkan ketika masih duduk di
1
Universitas Sumatera Utara
perguruan tinggi pun mereka sudah menetapkan tujuan untuk bekerja dimana
ketika mereka nantinya menyelesaikan kuliahnya. Padahal saat ini banyak juga
mahasiswa yang berwirausaha saat duduk di bangku kuliah, misalnya bisnis
menjual pulsa. Sekalipun untung yang didapat tidaklah begitu besar, namun apa
yang mereka lakukan juga merupakan kegiatan wirausaha. Mahasiswa yang
melakukan bisnis sambil kuliah hanyalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang
ada dalam sebuah perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa hanya sibuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah. Jarang yang memanfaatkan masa-masa kuliah
untuk membangun sebuah bisnis atau mencari informasi mengenai bisnis apa
yang cocok untuk mereka.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu mereka yang mempunyai
pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat
wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat
wirausaha. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk
menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap
mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut
bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas,
yaitu sifat mentalis yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri,
sifat tidak berdisiplin dan mentalis yang mengabaikan tanggung jawab yang
kokoh(Qomarrun, 2000 : 17).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan lebih
banyak lagi wirausahawan. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh
tertinggal dari Negara Asia lainnya seperti Cina dan Jepang dengan jumlah
2
Universitas Sumatera Utara
wirausahawan mencapai 10 persen dari total populasinya, Malaysia 5 persen,
Singapura 7,2 persen, dan Thailand 4,1 persen. Amerika sendiri, lebih dari 11
persen penduduknya adalah wirausaha (www.pikiran-rakyat.com). Kenyataan
yang sering disampaikan bahwa suatu negara akan maju dan stabil
perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen
dari jumlah penduduk.
Sayangnya, saat ini jumlah wirausahawandi Indonesia masih sedikit dan
belum mencapai angka 2 persen dari jumlah penduduk begitu juga dengan kualitas
wirausahawan yang ada masih belum bisa dikatakan hebat untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga persoalan wirausaha ini menjadi
persoalan
yang
mendesak
dan
penting
bagi
suksesnya
pembangunan
perekonomian di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan jumlah wirausahawan,
maka Indonesia membutuhkan manusia yang memiliki kemampuan untuk
berwirausaha.
Slameto (2003:180) mengatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa individu lebih menyukai
suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas. Individu yang memiliki minat terhadap suatu subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek
tertentu.
Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali (2007: 121) mengungkapkan
bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
3
Universitas Sumatera Utara
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika seseorang telah memiliki minat yang besar kepada suatu objek maka
minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci, mencari
informasi terhadap objek yang diminatinya, dan mempunyai keinginan untuk ikut
atau memiliki objek tersebut. Minat merupakan salah satu hal yang ikut
menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang, baik studi, kerja dan
kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan
perhatian terhadap bidang tertentu.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya
untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat
mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu dari
yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatu keinginan yang
cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan
tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam
tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk
mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya.
4
Universitas Sumatera Utara
Dengan tumbuhnya minat yang besar terhadap dunia usaha, maka
diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari informasi mengenai
peluang bisnis yang tersedia. Saat ini banyak mahasiswa yang memang sama
sekali tidak memiliki minat terhadap dunia usaha. Dalam pemikiran mereka masih
tertanam cara pandang yang menganggap dunia usaha itu sulit dan penuh dengan
resiko. Sehingga mereka tidak berminat untuk mencoba dunia usaha.
Minat dan bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang
akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha
tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Dengan adanya
minat dan bakat tersebut, seseorang akan lebih percaya diri dalam menjalankan
usaha yang dimilikinya.
Menurut Suryana(2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor
lingkungan. Faktor yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam
berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor
pribadi. Hal ini disebabkan karena didalam konsep diri terkandung didalamnya
mengenai pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikap.
Menurut Mulyana (2000:7) konsep diri adalah pandangan individu
mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang
diberikan orang lain pada diri individu. Hal ini dapat diartikan bahwa konsep diri
yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau
evaluasi dari orang lain mengenai dirinya. Konsep diri ini penting agar seseorang
dapat menentukan posisinya di tengah-tengah masyarakat. Semakin baik konsep
5
Universitas Sumatera Utara
diri seseorang akan dirinya maka diharapkan dapat menambah tingkat
kepercayaan dirinya dalam melakukan suatu aktivitas. Konsep diri ini dibangun
sejak seseorang mendapatkan pendidikan dan juga dari lingkungan sosialnya.
Saat ini konsep diri kebanyakan mahasiswa adalah mereka memandang
rendah diri mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak cocok dan tidak
mampu dalam dunia bisnis. Jadi dapat dikatakan bahwa mereka sudah gagal
bahkan sebelum mereka mencoba dunia bisnis itu sendiri. Sehingga mereka akan
fokus mempersiapkan diri untuk perusahaan yang menjadi target mereka setelah
lulus dari perguruan tinggi daripada memikirkan bagaimana caranya untuk
menjadi seorang wirausahawan.
Konsep diri yang baik yang tertanam dibenak mahasiswa diharapkan dapat
memambah minat mahasiswa untuk memasuki dunia usaha. Konsep diri yang
baik dapat diartikan ketika mahasiswa memiliki pandangan diri yang positif dan
dapat menerima kekurangan serta kelebihan dirinya. Apabila mahasiswa memiliki
konsep diri yang baik, maka pemikiran-pemikiran yang membatasi mahasiswa
untuk berwirausaha dapat dikurangi. Mahasiswa juga dapat berpikir realistis
dengan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
Sehingga ketika mengenali dirinya, timbul keberanian dan rasa optimis untuk
mencoba dunia usaha untuk kemudian dapat langsung terjun ke dunia usaha
tersebut dan tidak menyerah sebelum mencoba.
Menurut Zimmerer dan Scorborough (2008: 11), seseorang yang
termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena
keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh
6
Universitas Sumatera Utara
keuntungan, seorang wirausaha juga bisa dihadapi dengan berbagai macam
kendala yang muncul. Adapun keuntungan – keuntungan yang diperoleh
mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha
sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting
bagi anda.
Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi minat berwirausaha
adalah lingkungan keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan
minat anak. Orang tua merupakan pendidik utama dalam keluarga, sehingga orang
tualah yang banyak memberikan pengaruh dan membentuk kepribadian seorang
anak. Cara orang tua mendidik anak akan membentuk konsep diri yangpositif
dalam jiwa seorang anak, misalkan bagaimana cara orang tua menegur,
memberikan pengertian, dan memberi perintah. Orang tua akan selalu berusaha
mempersiapkan bekal yang lengkap kepada anak dengan memperkenalkan pola
tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh
mereka.
Faktor keluarga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan
adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih
dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini, semangat dari keluarga sangat
diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan
berkembang dengan sukses.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga yang baik akan
membantu seorang anak mendapatkan bekal untuk menghadapi lingkungan sosial
7
Universitas Sumatera Utara
yang lebih luas. Dalam kaitannya dengan minat berwirausaha bahwa lingkungan
keluarga dan dengan segala kondisi didalamnya dapat mendorong, memotivasi,
dan membimbing mahasiswa memilih karier untuk kehidupannya di masa
mendatang, termasuk pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dukungan
dari lingkungan keluarga juga dibutuhkan agar mahasiswa semakin yakin dalam
menentukan pilihannya. Karena ketika mahasiswa memiliki minat yang besar
untuk berwirausaha, namun tidak ada dukungan dari keluarga, maka mahasiswa
ini kemungkinan akan kurang yakin dan berpikir ulang tentang pilihannya.
Penelitian ini akan dilakukan terhadap mahasiswa Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis merupakan salah satu fakultas di Universitas Sumatera Utara yang
mendukung dan mendorong mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausahawan,
khususnya pada program studi manajemen ekstensi dengan memberikan mata
kuliah kewirausahaan kepada mahasiswanya. Tujuan pemberian mata kuliah
kewirausahaan ini tidak lain adalah untuk menumbuhkan minat mahasiswanya
untuk menjadi seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif. Latar belakang
mahasiswa dari program studi manajemen ekstensi ini juga kebanyakan
merupakan mahasiswa yang sudah bekerja, baik itu bekerja sebagai pegawai
sebuah instansi ataupun mahasiswa yang menjadi seorang wirausahawan.
Fenomena seperti yang telah dipaparkan diatas saat ini juga sedang terjadi pada
lulusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap
8
Universitas Sumatera Utara
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis USU”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Konsep Diri dan
Lingkungan Keluarga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi fakultas ekonomi dan
bisnis Universitas Sumatera Utara?”
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisispengaruh konsep diri dan
lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen
ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh
antara konsep diri dan lingkungan keluarga pada mahasiswa agar dapat
menghasilkan lulusan yang tidak hanya menjadi pencari kerja akan tetapi juga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
9
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun
pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam hal kewirausahaan,
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, dan juga
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama
dibangku kuliah.
10
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di
banyak Negara berkembang (Developing Country), khususnya di Indonesia.
Masalah ini muncul dan bahkan meningkat dari tahun ke tahun dari segi kualitas
dan kuantitasnya. Penganggurandan kemiskinan terjadi karena perbandingan
antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lulusan atau penawaran tenaga kerja baru.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja
yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Hal ini
disebabkan karena orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk
menciptakan lapangan kerja, melainkan mencari pekerjaan. Pandangan sebagian
besar tamatan perguruan tinggi yang sempit dan memaknai pendidikan sebagai
bekal untuk menjadi pencari kerja (Job seeker ), bukan sebagai proses untuk
meningkatkan kualitas diri sebagai manusia ataupun menjadi pencipta lapangan
pekerjaan (Job creator ) bagi masyarakat.
Saat ini banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha.
Kebanyakan mahasiswa berpikir bagaimana dan di mana nantinya mereka akan
bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai.
Sehingga ketika menyelesaikan pendidikannya, mereka berpikir lebih baik
mencari informasi pekerjaan yang sesuai daripada mencari informasi peluang
bisnis yang sebenarnya bisa mereka usahakan. Bahkan ketika masih duduk di
1
Universitas Sumatera Utara
perguruan tinggi pun mereka sudah menetapkan tujuan untuk bekerja dimana
ketika mereka nantinya menyelesaikan kuliahnya. Padahal saat ini banyak juga
mahasiswa yang berwirausaha saat duduk di bangku kuliah, misalnya bisnis
menjual pulsa. Sekalipun untung yang didapat tidaklah begitu besar, namun apa
yang mereka lakukan juga merupakan kegiatan wirausaha. Mahasiswa yang
melakukan bisnis sambil kuliah hanyalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang
ada dalam sebuah perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa hanya sibuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah. Jarang yang memanfaatkan masa-masa kuliah
untuk membangun sebuah bisnis atau mencari informasi mengenai bisnis apa
yang cocok untuk mereka.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu mereka yang mempunyai
pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat
wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat
wirausaha. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk
menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap
mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut
bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas,
yaitu sifat mentalis yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri,
sifat tidak berdisiplin dan mentalis yang mengabaikan tanggung jawab yang
kokoh(Qomarrun, 2000 : 17).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan lebih
banyak lagi wirausahawan. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh
tertinggal dari Negara Asia lainnya seperti Cina dan Jepang dengan jumlah
2
Universitas Sumatera Utara
wirausahawan mencapai 10 persen dari total populasinya, Malaysia 5 persen,
Singapura 7,2 persen, dan Thailand 4,1 persen. Amerika sendiri, lebih dari 11
persen penduduknya adalah wirausaha (www.pikiran-rakyat.com). Kenyataan
yang sering disampaikan bahwa suatu negara akan maju dan stabil
perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen
dari jumlah penduduk.
Sayangnya, saat ini jumlah wirausahawandi Indonesia masih sedikit dan
belum mencapai angka 2 persen dari jumlah penduduk begitu juga dengan kualitas
wirausahawan yang ada masih belum bisa dikatakan hebat untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga persoalan wirausaha ini menjadi
persoalan
yang
mendesak
dan
penting
bagi
suksesnya
pembangunan
perekonomian di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan jumlah wirausahawan,
maka Indonesia membutuhkan manusia yang memiliki kemampuan untuk
berwirausaha.
Slameto (2003:180) mengatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa individu lebih menyukai
suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas. Individu yang memiliki minat terhadap suatu subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek
tertentu.
Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali (2007: 121) mengungkapkan
bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
3
Universitas Sumatera Utara
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika seseorang telah memiliki minat yang besar kepada suatu objek maka
minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci, mencari
informasi terhadap objek yang diminatinya, dan mempunyai keinginan untuk ikut
atau memiliki objek tersebut. Minat merupakan salah satu hal yang ikut
menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang, baik studi, kerja dan
kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan
perhatian terhadap bidang tertentu.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya
untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat
mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu dari
yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatu keinginan yang
cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan
tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam
tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk
mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya.
4
Universitas Sumatera Utara
Dengan tumbuhnya minat yang besar terhadap dunia usaha, maka
diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari informasi mengenai
peluang bisnis yang tersedia. Saat ini banyak mahasiswa yang memang sama
sekali tidak memiliki minat terhadap dunia usaha. Dalam pemikiran mereka masih
tertanam cara pandang yang menganggap dunia usaha itu sulit dan penuh dengan
resiko. Sehingga mereka tidak berminat untuk mencoba dunia usaha.
Minat dan bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang
akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha
tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Dengan adanya
minat dan bakat tersebut, seseorang akan lebih percaya diri dalam menjalankan
usaha yang dimilikinya.
Menurut Suryana(2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor
lingkungan. Faktor yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam
berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor
pribadi. Hal ini disebabkan karena didalam konsep diri terkandung didalamnya
mengenai pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikap.
Menurut Mulyana (2000:7) konsep diri adalah pandangan individu
mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang
diberikan orang lain pada diri individu. Hal ini dapat diartikan bahwa konsep diri
yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau
evaluasi dari orang lain mengenai dirinya. Konsep diri ini penting agar seseorang
dapat menentukan posisinya di tengah-tengah masyarakat. Semakin baik konsep
5
Universitas Sumatera Utara
diri seseorang akan dirinya maka diharapkan dapat menambah tingkat
kepercayaan dirinya dalam melakukan suatu aktivitas. Konsep diri ini dibangun
sejak seseorang mendapatkan pendidikan dan juga dari lingkungan sosialnya.
Saat ini konsep diri kebanyakan mahasiswa adalah mereka memandang
rendah diri mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak cocok dan tidak
mampu dalam dunia bisnis. Jadi dapat dikatakan bahwa mereka sudah gagal
bahkan sebelum mereka mencoba dunia bisnis itu sendiri. Sehingga mereka akan
fokus mempersiapkan diri untuk perusahaan yang menjadi target mereka setelah
lulus dari perguruan tinggi daripada memikirkan bagaimana caranya untuk
menjadi seorang wirausahawan.
Konsep diri yang baik yang tertanam dibenak mahasiswa diharapkan dapat
memambah minat mahasiswa untuk memasuki dunia usaha. Konsep diri yang
baik dapat diartikan ketika mahasiswa memiliki pandangan diri yang positif dan
dapat menerima kekurangan serta kelebihan dirinya. Apabila mahasiswa memiliki
konsep diri yang baik, maka pemikiran-pemikiran yang membatasi mahasiswa
untuk berwirausaha dapat dikurangi. Mahasiswa juga dapat berpikir realistis
dengan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
Sehingga ketika mengenali dirinya, timbul keberanian dan rasa optimis untuk
mencoba dunia usaha untuk kemudian dapat langsung terjun ke dunia usaha
tersebut dan tidak menyerah sebelum mencoba.
Menurut Zimmerer dan Scorborough (2008: 11), seseorang yang
termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena
keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh
6
Universitas Sumatera Utara
keuntungan, seorang wirausaha juga bisa dihadapi dengan berbagai macam
kendala yang muncul. Adapun keuntungan – keuntungan yang diperoleh
mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha
sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting
bagi anda.
Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi minat berwirausaha
adalah lingkungan keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan
minat anak. Orang tua merupakan pendidik utama dalam keluarga, sehingga orang
tualah yang banyak memberikan pengaruh dan membentuk kepribadian seorang
anak. Cara orang tua mendidik anak akan membentuk konsep diri yangpositif
dalam jiwa seorang anak, misalkan bagaimana cara orang tua menegur,
memberikan pengertian, dan memberi perintah. Orang tua akan selalu berusaha
mempersiapkan bekal yang lengkap kepada anak dengan memperkenalkan pola
tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh
mereka.
Faktor keluarga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan
adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih
dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini, semangat dari keluarga sangat
diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan
berkembang dengan sukses.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga yang baik akan
membantu seorang anak mendapatkan bekal untuk menghadapi lingkungan sosial
7
Universitas Sumatera Utara
yang lebih luas. Dalam kaitannya dengan minat berwirausaha bahwa lingkungan
keluarga dan dengan segala kondisi didalamnya dapat mendorong, memotivasi,
dan membimbing mahasiswa memilih karier untuk kehidupannya di masa
mendatang, termasuk pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dukungan
dari lingkungan keluarga juga dibutuhkan agar mahasiswa semakin yakin dalam
menentukan pilihannya. Karena ketika mahasiswa memiliki minat yang besar
untuk berwirausaha, namun tidak ada dukungan dari keluarga, maka mahasiswa
ini kemungkinan akan kurang yakin dan berpikir ulang tentang pilihannya.
Penelitian ini akan dilakukan terhadap mahasiswa Manajemen Ekstensi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis merupakan salah satu fakultas di Universitas Sumatera Utara yang
mendukung dan mendorong mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausahawan,
khususnya pada program studi manajemen ekstensi dengan memberikan mata
kuliah kewirausahaan kepada mahasiswanya. Tujuan pemberian mata kuliah
kewirausahaan ini tidak lain adalah untuk menumbuhkan minat mahasiswanya
untuk menjadi seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif. Latar belakang
mahasiswa dari program studi manajemen ekstensi ini juga kebanyakan
merupakan mahasiswa yang sudah bekerja, baik itu bekerja sebagai pegawai
sebuah instansi ataupun mahasiswa yang menjadi seorang wirausahawan.
Fenomena seperti yang telah dipaparkan diatas saat ini juga sedang terjadi pada
lulusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap
8
Universitas Sumatera Utara
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis USU”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Konsep Diri dan
Lingkungan Keluarga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi fakultas ekonomi dan
bisnis Universitas Sumatera Utara?”
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisispengaruh konsep diri dan
lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen
ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tentang pengaruh
antara konsep diri dan lingkungan keluarga pada mahasiswa agar dapat
menghasilkan lulusan yang tidak hanya menjadi pencari kerja akan tetapi juga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
9
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun
pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam hal kewirausahaan,
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, dan juga
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama
dibangku kuliah.
10
Universitas Sumatera Utara