Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Jambu Air (Syzygium aquea (Burm.f.) Alston)

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Syzygium aquea asli dari Malaysia dan Indonesia yang tergolong ke dalam family
Myrtaceae dan dikenal sebagai jambu air. Beberapa jenis tumbuhan ini telah
digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai antibiotik (Panggabean,1992). Di
Malaysia, serbuk daun yang telah kering digunakan untuk merawat lidah yang patah
dan akarnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit kudis dan mengurangi
bengkak (Osman, 2009).

Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawa-senyawa polifenol yang
mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan
menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tigaatom karbon (Manito, 1981).
Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut
perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah
menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. senyawa flavonoida
terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,

nektar, bunga, buah dan biji. Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji.
Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan, kecuali alga. Namun
ada juga flavonoida yng terdapat pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berangberang dan sekresi lebah. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang
tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham, 1988).

Beberapa kegunaan flavonoida bagi manusia adalah dalam dosis kecil, flavon
bekerja sebagai stimulan pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah
kapiler dan flavon terhidroksilalsi bekerja sebagai diuretik dan sebagai antioksidan
pada lemak (Sirait, 2007).

Universitas Sumatera Utara

2
Marga Syzygium umumnya berbunga tipe duduk. Bunga itu tersusun dalam
malai dan dihimpit oleh daun pelindung yang berukuran kecil. Syzygium diduga
merupakan marga benua Asia, sedangkan Eugenia marga benua Amerika. Bunga
marga Eugenia juga berbunga tipe duduk, berada diantara dua daun pelindung yang
letaknya berhadap-hadapan dan tersusun dengan rapat. Bunga marga Syzygium ini
berjenis amat banyak. Sehingga, untuk tidak membungungkan dan untuk

memudahkan pengenalan, marga ini dibagi lagi atas dua seksi, yaitu S.section
Jambosa dan S.section Syzygium. Perbedaan kedua seksi itu terletak pada
perkembangan kelopak bunga. S.section Jambosa, kelopak bunganya akan membesar,
melengkung ke dalam, berdaging dan berair. Sedangkan kelopak bunganya Syzygium
section Syzygium, bentuknya tetap, awet seperti semula; baik ketika masih dalam
bentuk bunga maupun setelah menjadi buah. Tanaman yang termasuk anggota S.
section Syzygium adalah jambu mawar. Sedangkan jambu air (S.aquea), jambu
semarang (S. Semarangengse) tergolong anggota syzygium section Jambosa.

Tangkai jambu air pendek. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong atau
elips. Ciri khas bentuk daun itu ialah, makin ke ujung makin runcing. Lebar daun
setengah dari panjangnya,. Warnanya hijau buram. Bila dibiarkan sosok pohonnya
akan terus tumbuh walaupun tanpa pemangkasan. Paling tidak tingginya mencapai 3
m bahkan bisa sampai 10 m. Mahkota pohonnya agak rendah dan tidak teratur.
Batngnya licin dan bengkok-bengkok dengan garis tengah 10-15 cm. Cabangcabangnya berwarna merah kecoklatan yang umumnya berbentuk bulat dan gundul.
Kulit daun bila diraba agak tebal (Haryanto, 2000).

Beberapa penelitian terdahulu terhadap tumbuhan jambu air, Manahan
mengisolasi beberapa senyawa dari daun jambu air yaitu phloretin, myrigalone-G dan
myrigalone-B sebagai antihiperglikemia dari ekstrak etanol daun jambu air dan

dihidrolisis dengan menggunakan enzimα-amilase dan dianalisis menggunakan High
Performance Liquid Chromatography (Manaharan, 2011). Tehrani juga mengisolasi
senyawa flavonoida dari buah jambu air dengan penambahan larutan Natrium Nitrat
5% dan Larutan Aluminium Klorida 10 % pada ekstrak metanol buah jambu air
(Tehrani, 2011).

Universitas Sumatera Utara

23
Dari uraian diatas dan beberapa literatur mengenai tumbuhan jambu air, maka
peneliti tertarik untuk meneliti daun tumbuhan jambu air yang merupakan salah satu
spesies dari Genus Syzygium, khususnya mengenai senyawa flavonoida yang
terkandung dalam tumbuhan ini.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengisolasi senyawa
flavonoida yang terdapat dalam daun jambu air

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dan
mengetahui golongan flavonoida dari daun jambu air

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada
bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya tentang golongan senyawa flavonoida
yang terkandung dalam daun jambu air

1.5 Lokasi Penelitian

1. Tempat pengambilan sampel
Sampel yang digunakan diperoleh dari daerah Jln. Abdul Hakim gang Susuk III
Medan Sumatera Utara.
2. Tempat melakukan penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA Universitas
Sumatera Utara (USU).

Universitas Sumatera Utara


42

3.

Lokasi Identifikasi Kristal Hasil Isolasi

Analisis Spektrofotometer Ultaviolet-Visibel (UV-Vis), Spektrofotometer Inframerah
(FT-IR), dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dilakukan di
Pusat Penelitian Kimia – LIPI, kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang.

1.6. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan
jambu air berupa serbuk halus yang kering sebanyak 1230 gram. Tahap awal
dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan
menggunakan pereaksi FeCl 3 5%, NaOH 10%, Mg-HCl dan H2 SO 4(p) .
Tahap isolasi yang dilakukan:
1. Ektraksi Maserasi
2. Pemisahan Tanin

3. Ektraksi Partisi
4. Hidrolisis (Pemutusan Gula)
5. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
6. Analisis Kromatografi Kolom
7. Analisis Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
8. Analisis Senyawa Hasil Isolasi

Tahapan analisis hasil isolasi yang dilakukan adalah :
- Analisis Kromatografi Lapis Tipis
- Pengukuran titik lebur
- Identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible, Spektrofotometer
Infra Merah (FT-IR), Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR).

Universitas Sumatera Utara