Potensi Tumbuhan Obat di Hutan Cagar Alam Dolok Saut, Desa Pansur Natolu, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara
9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
yang
termasuk
dalam
megadiversitas, yaitu merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang
tinggi. Depkes R.I (2007), menambahkan bahwa Indonesia merupakan pusat
keragaman hayati dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazilia.
Diperkirakan sekitar 25% aneka jenis di dunia ini berada di Indonesia, yang dari
setiap jenis tersebut memuat ribuan plasma nuftah dalam kombinasi yang unik
sehingga terdapat aneka gen dalam individu (Arief, 2001).
Sumber daya tumbuhan di hutan tropis Indonesia yang sangat kaya
mendukung peluang pengembangan tanaman obat. Hal tersebut karena Indonesia
memiliki 30.000 spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies
diketahui berkhasiat obat, dan baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai
bahan baku pada industri obat tradisional. Kondisi ini membuka peluang
pengembangan selebar-lebarnya bagi tanaman obat dan penggalian potensi
spesies-spesies
tumbuhan
berkhasiat
obat
yang
belum
termanfaatkan
(Hapsoh dan Yaya, 2011).
Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan
obat untuk kepentingan pengobatan tradisional, termasuk pengetahuan mengenai
tumbuhan obat. Salah satu perbedaan dapat dilihat dari perbedaan ramuan yang
digunakan untuk mengobati penyakit yang sama. Semakin beragam ramuan yang
dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu, berarti peluang untuk
menyembuhkan suatu penyakit menjadi semakin besar, karena suatu ramuan
belum tentu cocok untuk masing-masing orang. Hal ini menunjukkan keragaman
Universitas Sumatera Utara
10
pengetahuan yang dimiliki suku-suku bangsa tersebut. Keragaman pengetahuan
diatas merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus
dipelihara untuk dikembangkan (Aliadi dan Roemantyo, 1994).
Penelitian memilih tempat di Kawasan Cagar Alam (CA) Dolok Saut
berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Dolok Saut register 17. Pada
bagian barat batas cagar alam dengan hutan lindung Aek Raut. Letak geografis
CA. Dolok saut berada di koordinat 99o11’10” Bujur Timur dan 01o54’45”
Lintang Utara dan pada ketinggian 1.280 s/d 1.360 mdpl. Secara administrasi
pemerintah CA. Dolok Saut terletak di Desa Pansur Natolu, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Berkaitan
dengan hal tersebut perlu dilakukan inventarisasi potensi tumbuhan obat di
kawasan hutan lindung dan bentuk pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat
di sekitar cagar alam tersebut.
Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi potensi tumbuhan obat di kawasan Cagar Alam Dolok
Saut yang terletak di Desa Pansur Natolu, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten
Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
Sebagai informasi dalam pemanfaatan tanaman obat bagi semua pihak
yang membutuhkan dan sebagai upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang
terdapat di Cagar Alam Dolok Saut yang terletak di Desa Pansur Natolu,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
yang
termasuk
dalam
megadiversitas, yaitu merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang
tinggi. Depkes R.I (2007), menambahkan bahwa Indonesia merupakan pusat
keragaman hayati dan menduduki urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazilia.
Diperkirakan sekitar 25% aneka jenis di dunia ini berada di Indonesia, yang dari
setiap jenis tersebut memuat ribuan plasma nuftah dalam kombinasi yang unik
sehingga terdapat aneka gen dalam individu (Arief, 2001).
Sumber daya tumbuhan di hutan tropis Indonesia yang sangat kaya
mendukung peluang pengembangan tanaman obat. Hal tersebut karena Indonesia
memiliki 30.000 spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies
diketahui berkhasiat obat, dan baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai
bahan baku pada industri obat tradisional. Kondisi ini membuka peluang
pengembangan selebar-lebarnya bagi tanaman obat dan penggalian potensi
spesies-spesies
tumbuhan
berkhasiat
obat
yang
belum
termanfaatkan
(Hapsoh dan Yaya, 2011).
Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan
obat untuk kepentingan pengobatan tradisional, termasuk pengetahuan mengenai
tumbuhan obat. Salah satu perbedaan dapat dilihat dari perbedaan ramuan yang
digunakan untuk mengobati penyakit yang sama. Semakin beragam ramuan yang
dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu, berarti peluang untuk
menyembuhkan suatu penyakit menjadi semakin besar, karena suatu ramuan
belum tentu cocok untuk masing-masing orang. Hal ini menunjukkan keragaman
Universitas Sumatera Utara
10
pengetahuan yang dimiliki suku-suku bangsa tersebut. Keragaman pengetahuan
diatas merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus
dipelihara untuk dikembangkan (Aliadi dan Roemantyo, 1994).
Penelitian memilih tempat di Kawasan Cagar Alam (CA) Dolok Saut
berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Dolok Saut register 17. Pada
bagian barat batas cagar alam dengan hutan lindung Aek Raut. Letak geografis
CA. Dolok saut berada di koordinat 99o11’10” Bujur Timur dan 01o54’45”
Lintang Utara dan pada ketinggian 1.280 s/d 1.360 mdpl. Secara administrasi
pemerintah CA. Dolok Saut terletak di Desa Pansur Natolu, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Berkaitan
dengan hal tersebut perlu dilakukan inventarisasi potensi tumbuhan obat di
kawasan hutan lindung dan bentuk pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat
di sekitar cagar alam tersebut.
Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi potensi tumbuhan obat di kawasan Cagar Alam Dolok
Saut yang terletak di Desa Pansur Natolu, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten
Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
Sebagai informasi dalam pemanfaatan tanaman obat bagi semua pihak
yang membutuhkan dan sebagai upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang
terdapat di Cagar Alam Dolok Saut yang terletak di Desa Pansur Natolu,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara