Nilai Nilai Yang Mempengaruhi Pengambila

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Indonesia (AMIKI) Banda Aceh

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai epistemik, dan nilai kondisional terhadap pengambilan keputusan pemeriksaan kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh. Responden penelitian adalah sebanyak 90 orang konsumen di tiga laboratorium kesehatan di Kota Banda Aceh yang diambil secara purposive sampling . Laboratorium tersebut meliputi Laboratorium Cempaka Lima Banda Aceh, Laboratorium Prodia, dan Laboratorium Vanda Klinik. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengedarkan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai pelanggan yang meliputi nilai fungsional, sosial, emosional, epistemik dan nilai kondisional berpengaruh positif terhadap keputusan pemeriksaan kesehatan dikalangan konsumen di Kota Banda Aceh. Hasil pengujian statistik diketahui bahwa secara simultan, kelima nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemeriksaan kesehatan pada laboratorium kesehatan di Kota Banda Aceh. Secara parsial hanya nilai fungsional, sosial, epistemik dan nilai kondisional yang berpengaruh signifikan. Sebaliknya nilai emosional secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, keputusan konsumen untuk memeriksa kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Kota Banda Aceh, sangat ditentukan oleh baik buruknya persepsi mereka terhadap kemampuan laboratorium tersebut memenuhi keinginan pelanggannya.

Kata Kunci : Keputusan Pemeriksaan Kesehatan, Nilai Fungsional, Sosial, Emosional, Epistemik dan Nilai Kondisional

Latar Belakang Penelitian yang menekankan pada pelayanan dan pemasaran

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. sentral dalam wacana bisnis dan manajemen.

Dengan kata lain, setiap pelanggan menginginkan Pelanggan umumnya mengharapkan produk

laboratorium yang dapat memberikan nilai terbaik berupa barang atau jasa yang dia konsumsi dapat

bagi mereka. Untuk memenangkan persaingan diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang

diantara sesama perusahaan sejenis yang dalam baik atau memuaskan. Pelayanan kesehatan yang

hal ini adalah lembaga yang memberikan layanan menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah

pemeriksaan kesehatan, suatu laboratorium hanya pelayanan pemeriksaan kesehatan yang diberikan

dapat menang dengan dapat menciptakan dan oleh Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh.

memberikan nilai yang unggul. Tugas itu Pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan

mencakup lima kapabalitas berikut: memahami kepada

nilai pelanggan, menciptakan nilai pelanggan, membentuk persepsi, dan hal ini dapat

memberikan nilai pelanggan, merebut nilai memposisikan produk perusahaan di mata

pelanggan, dan mempertahankan nilai pelanggan. pelanggannya. Pihak manajemen laboratorium

Supaya berhasil, perusahaan perlu menggunakan kesehatan perlu mengetahui kualitas pelayanan

konsep rantai nilai dan jaringan kerja pemberian yang telah diberikan, dan sampai seberapa jauh

nilai (Kotler, 2005).

mempengaruhi kepuasan konsumennya. Hal Nilai pelanggan adalah penilaian menyeluruh tersebut penting sebagai acuan dalam pembenahan

atas kegunaan suatu produk berdasarkan persepsi kualitas pelayanan, sehingga pelayanan yang

atas apa yang diterima dan apa yang dikorbankan. diberikan bisa memberikan kepuasan pada tingkat

Nilai pelanggan yang tinggi seharusnya menjadi yang optimal.

tujuan utama dari semua bisnis karena pelanggan Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir

membuat keputusan berdasarkan nilai yang ini, menuntut sebuah lembaga penyedia

diterima. Pelanggan akan membeli produk atau jasa/layanan untuk selalu memanjakan pelanggan

jasa dari perusahaan yang mereka yakini dengan memberikan pelayanan terbaik. Para

menawarkan nilai pelanggan yang tinggi. Sheth et pelanggan akan mencari laboratorium kesehatan

al yang dikutip ol

eh Ma’ruf (2001) menyatakan

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 451-465

nilai pelanggan terdiri dari nilai fungsional, nilai Dengan kata lain, nilai pelanggan yang pada sosial, nilai emosional, nilai epistemik, dan nilai

dasarnya adalah penilaian menyeluruh atas kondisional. Kepuasan konsumen terhadap produk

kegunaan suatu produk berdasarkan persepsi atas tertentu akan timbul apabila produk (barang dan

apa yang mereka terima dengan apa yang mereka jasa) yang mereka peroleh sudah mampu

korbankan merupakan faktor penentu dalam memenuhi nilai yang diinginkan sebagai hasil

untuk memilih perbandingan antara harapan dan kenyataan.

pengambilan

keputusan

laboratorium kesehatan. Hal ini sebabkan, selain Hingga saat ini, di Banda Aceh terdapat

menjadikan pertimbangan biaya sebagai dasar beberapa

pengambilan keputusan pemeriksaan kesehatan, diantaranya adalah Laboratorium Prodia yang

secara umum konsumen juga menginginkan berlokasi di Jalan T. Daud Beureuh Banda Aceh,

adanya layanan yang baik. Tujuan penelitian ini dan Laboratorium

adalah untuk mengetahui pengaruh nilai Laboratorium Vanda Klinik yang juga berlokasi

fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai di Jalan T. Daud Beureuh Banda Aceh. Ketiga

epistemik, dan nilai kondisional terhadap laboratorium tersebut memberikan layanan jasa

pengambilan keputusan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat. Sebagai

pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh. lembaga yang memberikan pelayanan publik, maka upaya peningkatan nilai pelanggan menjadi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

sangat penting. Apalagi layanan yang diberikan

Perilaku Konsumen

berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang Studi perilaku konsumen sebagai disiplin dinilai sangat perlu bagi setiap masyarakat

ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para terutama pasien. Selama ini laboratorium ketiga

pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak laboratorium tersebut sudah berupaya untuk

selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti memberikan

yang dikemukakan oleh teori pemasaran. Bidang konsumennya. Adanya ketersediaan peralatan

perilaku konsumen berakar pada strategi medis yang mencukupi ditambah lagi dengan

pemasaran yang berkembang pada akhir tahun tenaga ahli profesional yang sesuai dengan bidang

1950-an, ketika sejumlah pemasar mulai mereka masing-masing merupakan bukti nyata

menyadari bahwa mereka akan dapat menjual bahwa laboratorium tersebut berupaya untuk

lebih banyak barang dengan mudah, jika mereka memberikan nilai terbaik bagi pelanggannya.

hanya memproduksi barang-barang yang telah Kenyataan sehubungan dengan keputusan

mereka kenali akan dibeli oleh para konsumen. pemeriksaan kesehatan dikalangan masyarakat

Schiffman dan Kanuk (2007:6) menyatakan, terlihat bahwa ada sebagian dari konsumen

perilaku konsumen terpusat pada cara individu laboratorium

mengambil keputusan untuk memanfaatkan memanfaatkan salah satu laboratorium untuk

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, pemeriksaan kesehatan. Hal ini didasarkan pada

usaha) guna membeli barang-barang yang dua alasan yaitu, pertama pemanfaatan layanan

berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup pemeriksaan kesehatan yang disebabkan adanya

apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, rujukan dokter, seperti halnya pemeriksaan

kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, kesehatan oleh konsumen pada Laboratorium

seberapa sering mereka membeli, dan seberapa Cempaka Lima dan Laboratorium Prodia. Apalagi

sering mereka menggunakannya. Lebih lanjut Laboratorium Cempaka Lima yang memang

dijelaskannya bahwa studi perilaku konsumen memiliki tempat yang sama dengan praktek

memungkinkan para pemasar memahami dan dokter. Kedua, ada konsumen yang memanfaatkan

meramalkan perilaku konsumen di pasar; hal ini layanan pemeriksaan kesehatan disebabkan

tidak hanya berhubungan dengan apa yang dibeli keinginan sendiri tanpa adanya rujukan dokter.

konsumen, tetapi juga mengapa, kapan, di mana, Perilaku konsumen yang termasuk dalam

bagaimana, dan seberapa sering mereka membeli. kelompok kedua ini biasanya lebih dipengaruhi

Selanjutnya, Engel seperti dikutip oleh oleh tarif pemeriksaan kesehatan. Mereka lebih

Simamora (2004:1) menyatakan, perilaku cenderung untuk memilih laboratorium dengan

konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat biaya pemeriksaan kesehatan yang mereka nilai

mengkonsumsi, dan lebih murah.

untuk

mendapatkan,

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses Keputusan yang dibuat konsumen untuk

keputusan yang mendahului dan mengikuti memilih laboratorium kesehatan tertentu tentunya

tindakan ini. Perilaku konsumen sulit untuk tidak terlepas dari kemampuan laboratorium

diamati dan dipahami secara luas dan secara tersebut dalam memenuhi nilai pelanggannya.

spesifik, karena terlibatnya aspek mental,

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M

emosional dan psikologis. Namun demikian studi suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu tentang perilaku konsumen berupaya memahami

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, persoalan-persoalan yang lebih kompleks yaitu

kebiasaan, norma-norma yang berlaku pada tidak hanya persoalan yang bersifat fisik saja akan

masyarakat.

tetapi lebih luas lagi, yaitu termasuk peristiwa- Menurut Hansen yang dikutip oleh peristiwa yang bersifat psikologikal dan sosial.

(2005:39) menyatakan, Sedangkan Loudon dan Bitta seperti dikutip

Mangkunegara

kebudayaan adalah hasil karyawan manusia, oleh Simamora (2004:2) lebih menekankan

proses belajar, mempunyai aturan/berpola, perilaku konsumen sebagai suatu proses

bagian dari masyarakat, menunjukkan pengambilan keputusan. Mereka mengatakan

kesamaan tertentu tetapi pula terdapat variasi- bahwa perilaku konsumen adalah proses

variasinya, pemenuhan kepuasan dan pengambilan keputusan yang mensyaratkan

penyesuai, aktivitas

kemantapan/ketetapan,

terintegrasi secara memperoleh, menggunakan, atau mengatur

barang dan jasa.

b. Faktor kelas sosial

Simamora (2004:2) menyatakan, mengetahui Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu perilaku konsumen termasuk variabel-variabel

kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang tidak dapat diamati seperti nilai yang

yang mempunyai kedudukan yang seimbang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi,

dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan

dengan status sosial walaupun sering kedua apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan

istilah ini diartikan sama. Hansen seperti yang penggunaan produk yang bermacam-macam.

dikutip oleh Mangkunegara (2005:42) Selanjutnya

menyatakan, kelas sosial dapat dikatagorikan Mangkunegara (2005:2) menyatakan perilaku

ke dalam upper-upper class, lower-upper konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan

class, upper-middle class, lower-midle class hubungan sosial yang dilakukan individu,

dan lower-lower class .

kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, - Kelas puncak atas, jumlahnya relatif menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai

sedikit, merupakan orang ningrat, suatu akibat dari pengalamannya dengan produk,

mempunyai banyak harta warisan, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya.

mempunyai reputasi internasional. - Kelas puncak bawah, adalah orang-orang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

kaya, tetapi bukan orang ningrat, pemilik

Konsumen

perusahaan besar, dokter, ahli hukum Terdapat

yang kaya.

mempengaruhi perilaku konsumen, seperti - Kelas menengah atas merupakan orang- dikemukakan oleh Assauri (2007:137) bahwa

orang yang sukses dalam profesinya, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

misalnya dokter, para ahli, profesor, atau pembeli barang-barang terdiri dari faktor

pengusaha perusahaan cukup besar, orang budaya, sosial, pribadi perseorangan, dan

yang mempunyai motivasi tinggi untuk psikologi. Agak berbeda dengan pendapat

karirnya, biasanya tersebut, Mangkunegara (2005:39) menyatakan,

mengembangkan

merupakan anggota pemain golf, bridge, ada dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi

scrable .

perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya - Kelas menengah bawah merupakan dan kekuatan psikologis. Kekuatan sosial budaya

pekerja non manajerial, mempunyai usaha terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial,

kecil-kecilan, mempunyai rumah yang kelompok anutan ( small reference groups ), dan

sederhana.

keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri - Kelas bawah atas terdiri dari orang-orang dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan

berpenghasilan relatif cukup untuk keyakinan, gambaran diri ( self-concept ).

kehidupan sehari-harinya, dan pada

a. Faktor budaya umumnya isterinya ikut aktif pula Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil

menambah penghasilannya. Kelas bawah aktivitas manusia dari satu generasi ke

atas ini merupakan pula pedagang atau generasi berikutnya yang sangat menentukan

pengusaha ekonomi lemah, pegawai bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai

biasa.

anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 451-465

- Kelas bawah rendah terdiri dari pekerja- Oleh karena itu, bagi ahli pemasaran penting pekerja kasar, hidup dengan penghasilan

untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: kurang.

pengaruh-pengaruh Untuk lebih memudahkan kita memahami

1. Mengindentifikasi

kelompok anutan terhadap penggunaan kelas sosial masyarakat, sebaiknya kelas sosial itu

produk, merek yang sesuai dengan dapat dikatagorikan sebagai berikut:

aspirasi kelompok anutan tersebut. - Kelas sosial golongan atas,

2. Mengukur keluasan pengaruh kelompok - Kelas sosial golongan menengah, dan

anutan dalam proses pengambilan - Kelas sosial golongan rendah.

keputusan.

Mangkunegara (2005:43) menyatakan, Keefektifan pengaruh perilaku konsumen dalam hubungannya dengan perilaku konsumen

dari kelompok anutan tersebut sangat dapat dikarakteristikan antara lain:

bergantung pula pada kualitas produk dan

1. Kelas sosial golongan atas memiliki informasi yang tersedia pada konsumen. kecenderungan membeli barang-barang

d. Faktor keluarga

yang mahal, membeli pada toko yang

(2005:44) menyatakan, berkualitas dan lengkap (toko serba ada,

Mangkunegara

keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu supermarket),

unit masyarakat yang terkecil yang konsumsinya, barang-barang yang dibeli

konservatif

dalam

perilakunya sangat mempengaruhi dan cenderung untuk dapat menjadi warisan

menentukan dalam pengambilan keputusan bagi keluarganya.

membeli.

2. Kelas sosial

Keluarga dapat berbentuk keluarga inti yang cenderung membeli barang untuk

golongan

menengah

terdiri dari tokoh ayah, ibu dan anak. Dapat menampakkan kekayaannya, membeli

pula berbentuk keluarga besar yang terdiri barang dengan jumlah yang banyak dan

dari tokoh ayah, ibu, anak, kakek dan nenek kualitasnya cukup memadai. Mereka

serta warga keturunannya. berkeinginan membeli barang yang mahal

Dalam menganalisis perilaku konsumen, dengan sistem kredit, misalnya membeli

faktor keluarga dapat berperan sebagai kendaraan, rumah mewah, perabot rumah

berikut:

tangga.

1. Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa

3. Kelas sosial golongan rendah cenderung yang mempunyai inisiatif membeli, tetapi membeli barang dengan mementingkan

tidak melakukan proses pembelian. kuantitas daripada kualitasnya. Pada

apakah tokoh ayah, ibu, atau kakek dan umumnya mereka membeli barang untuk

nenek ?.

kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan

2. Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang penjualan barang-barang yang diobral

keputusan membeli. atau penjualan dengan harga promosi.

mempengaruhi

Apakah tokoh ayah, ibu, anak, kakek dan

c. Faktor Kelompok Anutan ( Small Reference

nenek ?

Group )

3. Siapa pengambil keputusan, yaitu siapa Mangkunegara

yang menentukan keputusan apa yang Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu

menyatakan,

dibeli, bagaimana cara membelinya, kelompok yang

kapan dan dimana tempat membeli. pendapat, norma, dan perilaku konsumen.

mempengaruhi sikap,

Apakah tokoh ayah, ibu ? Kelompok anutan ini merupakan kumpulan

4. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu keluarga, kelompok atau organisasi tertentu.

siapa diantara keluarga yang akan Misalnya perhimpunan artis, atlet, kelompok

melakukan proses pembelian. Apakah pemuda, kelompok mesjid, dan organisasi

tokoh ibu, anak ?

kecil lainnya.

5. Pemakai, yaitu siapa yang akan Stanton yang dikutip oleh Mangkunegara

menggunakan produk yang dibeli, apakah (2005:43) menyatakan, perilaku konsumen

ayah, ibu, anak, kakek, nenek ? dipengaruhi oleh kelompok anutan yang mereka menjadi anggotanya atau yang mereka

Perilaku

Konsumen

dan Pengambilan

cita-citakan.

Keputusan Pembelian

Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku Keputusan pembelian konsumen merupakan konsumen antara lain dalam menentukan

bagian dari studi perilaku konsumen. Karena produk dan merek yang mereka gunakan yang

keputusan konsumen pada dasarnya merupakan sesuai dengan aspirasi kelompok.

bagian dari perilaku konsumen secara umum.

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M

Assauri (2007:134) menyatakan, beberapa teori akan berbagai bentuk/wadah produk ( product perilaku konsumen untuk mengetahui proses

daya tarik advertensi motivasi yang mendasari dan mengarahkan

features ),

harga,

( adveritising appeals ), dan sebagainya (Assauri, perilaku

pembelian adalah teori yang didasarkan pada pandangan ekonomi, psikologi, sosiologi, dan

Nilai Pelanggan

antropologi. Konsumen membeli dari perusahaan apa Lebih lanjut pendapat Assauri (2007:134-

yang mereka yakini dapat menawarkan nilai 135) sehubungan dengan teori pelaksanaan

tertinggi yang diberikan kepada pelanggan pembelian oleh konsumen yang dikaitkan dengan

( customer delivered value ) yaitu perbedaan antara perilaku pembelian yang didasarkan pada empat

nilai total pelanggan ( total customer value ) dan faktor di atas dapat diringkas sebagai berikut.

biaya total pelanggan ( total customer cost ).

a. Teori perilaku konsumen dalam pembelian

(Endraswati, 2008).

atas dasar

Thamrin (2003) Memberikan nilai pelanggan menyatakan, bahwa keputusan seseorang

pertimbangan

ekonomi

yang tinggi seharusnya menjadi tujuan utama dari untuk melaksanakan pembelian merupakan

semua bisnis karena pelanggan membuat hasil perhitungan ekonomi rasional yang

keputusan berdasarkan nilai yang diterima. secara sadar, sehingga mereka akan

Pelanggan akan membeli produk atau jasa dari memilih produk yang dapat memberikan

perusahaan yang mereka yakini menawarkan nilai kegunaan yang paling besar, sesuai dengan

pelanggan yang tinggi. Kepuasan timbul dalam selera dan biaya relatif.

benak konsumen ketika mereka membandingkan

b. Teori perilaku konsumen dalam pembelian kinerja produk dan harapan mereka. Bila kinerja yang didasarkan pada pertimbangan

produk melebihi harapan mereka maka konsumen psikologis, menyatakan bahwa seseorang

akan puas. Dengan kata lain bila persepsi nilai akan selalu didorong oleh kebutuhan

produk tinggi, maka konsumen akan puas dasarnya, yang terbentuk dari pengaruh

Pendapat ini juga didukung oleh Howard dan lingkungan dimana ia berada/tinggal atau

Sheth yang dikutip oleh Anderson (1994:54) yang bermukim. Beberapa teori yang termasuk

menyatakan bahwa persepsi nilai konsumen dalam teori psikologi ini antara lain adalah

merupakan faktor penentu kepuasan konsumen. teori belajar, teori rangsangan-tanggapan,

Sementara itu Fornell, et al yang dikutip oleh teori kesadaran, teori bentuk dan bidang

Thamrin (2003) juga mengatakan bahwa persepsi dan teori psikoanalitis.

nilai konsumen merupakan faktor penentu

c. Teori perilaku konsumen dalam pembelian kepuasan konsumen. Para penjual dapat yang didasarkan pada pertimbangan

persepsi nilai dengan psikologi, menyatakan bahwa keinginan

meningkatkan

meningkatkan persepsi pembeli terhadap kualitas dan perilaku seseorang sebagian dibentk

produk atau manfaat, relatif terhadap harga jual. oleh kelompok sosial tempat ia menjadi

Endraswati (2008) menyatakan, Nilai total anggotanya.

pelanggan meliputi nilai produk, nilai jasa,

d. Teori perilaku konsumen yang didasarkan personil, dan citra, maksudnya nilai produk, nilai pada faktor antropologi hampir sama

jasa, dan personil merujuk fungsi (kegunaan) dengan teori yang didasarkan pada faktor

produk. Citra lebih dikaitkan dengan image sosial, namun lebih mengutamakan

produk. Kalau konsumen membeli produk kelompok sosial yang lebih besar, yang

bermerek atau produk berkualitas tinggi, akan ruang lingkupnya lebih luas seperti

menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki kebudayaan dan kelas sosial.

citra positif. Sama halnya dengan mengkonsumsi Keputusan konsumen dalam melakukan

produk halal akan menunjukkan citra positif bagi pembelian suatu produk tidak terlepas dari faktor

umat Islam.

ekonomi, psikologi, sosiologi dan antropologi. Biaya total pelanggan meliputi biaya moneter Masing-masing faktor tersebut merupakan

(harga produk), waktu (waktu yang dibutuhkan stimulus (rangsangan) yang ikut mempengaruhi

oleh konsumen untuk membeli produk tersebut, seseorang

apakah produk sulit atau mudah didapatkan), pembelian. Karena itu, perilaku konsumen atau

energi (energi yang dikeluarkan konsumen untuk pembeli akan mencerminkan tanggapan mereka

membeli produk), dan psikis (lebih dikaitkan terhadap

dengan mood atau hasrat konsumen dalam pemasaran, yang terlihat dari tanggapan mereka

melakukan pembelian). Kalau pelanggan merasa

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 451-465

bahwa nilai yang diperoleh lebih tinggi dari biaya diterima oleh pelanggan dengan manfaatkan yang dikeluarkan, maka pelanggan memperoleh

produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. laba yang dapat berwujud kepuasan pelanggan.

Nilai pelangggan total tersebut terdiri dari nilai Pelanggan adalah orang yang memaksimalkan

produk, nilai pelayanan, nilai karyawan dan nilai nilai, dan nilai yang diterima pelanggan akan

citra. Sedangkan biaya pelanggan total adalah mempengaruhi tingkat kepuasannya terhadap

pengorbanan yang diberikan suatu produk dan kebiasaan mereka untuk

keseluruhan

pelanggan untuk memperoleh nilai total. Biaya membeli kembali.

total terdiri dari biaya moneter yang sifatnya Kotler

kuantitatif, biaya waktu, biaya energi dan biaya dipikirkan pelanggan adalah selisih antara

mental. Seorang konsumen akan merasakan evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat

adanya kepuasan apabila biaya total yang mereka serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-

keluarkan untuk memperoleh suatu produk lebih alternatif lain yang dipikirkan. Nilai pelanggan

kecil bila dibandingkan dengan nilai total yang total ( total customer value ) adalah nilai moneter

mereka rasakan.

yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat Lebih lanjut Kotler (2005:71) menyatakan ekonomis, fungsional, dan psikologis yang

bahwa dalam perekonomian yang persaingannya diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar

maha hebat dengan semakin banyaknya tertentu. Biaya pelanggan total ( total customer

pembelian yang rasional, perusahaan hanya dapat cost ) adalah sekumpulan biaya yang pelanggan

menang dengan menciptakan dan memberikan harapkan untuk dikeluarkan guna mengevaluasi,

nilai yang unggul. Tugas itu mencakup lima mendapatkan, menggunakan, dan membuang

kapabalitas berikut: memahami nilai pelanggan, tawaran pasar tertentu.

menciptakan nilai pelanggan, memberikan nilai Gambar 1

pelanggan, merebut nilai pelanggan, dan Penentu-penentu Nilai yang Diberikan

mempertahankan nilai pelanggan. Supaya Ke Pelanggan berhasil, perusahaan perlu menggunakan konsep rantai nilai dan jaringan kerja pemberian nilai.

Nilai yang Diberikan Kepada Pelanggan

Nilai

Pelanggan

Dalam Pemeriksaan

Kesehatan

Dalam hal pemilihan sarana kesehatan, baik Nilai

berupa klinik, rumah sakit, dokter, paramedis, Pelanggan

Biaya

laboratorium kesehatan, seorang Total Total

Pelanggan

maupun

konsumen akan senantiasa memperhatikan kualitas. Sebahagian besar konsumen bertindak

selektif untuk menghindari resiko yang mungkin Produk

Nilai

Biaya

timbul akibat dari pelayanan yang seadanya. Terutama dalam hal pemilihan laboratorium kesehatan, resiko yang mungkin timbul akibat

Moneter

kesalahan hasil pemeriksaan akan sangat fatal Pelayanan

karena dapat menyebabkan keselahan diagnosis oleh dokter yang akhirnya akan mengakibatkan

kesalahan terapi.

Nilai Dalam pemilihan pasar, konsumen dapat Biaya

Karyawan Energi

dipengaruhi oleh berbagai aspek. Sheth et al dikutip oleh Ma’ruf (2001) mengidentifikasi lima

nilai yang mempengaruhi perilaku pelanggan Nilai

yaitu nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, Citra

Biaya

Mental

nilai epistemik dan nilai kondisional. Nilai fungsional adalah nilai guna yang dirasakan akan diperoleh dengan sebuah alternatif sebagai hasil

Sumber: Kotler (2005:68). dari kemampuan alternatif tersebut untuk Pengukuran nilai pelanggan pada dasarnya

membentuk fungsi, kegunaan, atau maksud tidak terlepas dari perbandingan antara nilai

fisiknya. Nilai fungsional dari sebuah alternatif pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai

mewakili nilai guna yang dirasakan dimiliki pelanggan total merupakan segala sesuatu yang

kriteria fisik aau fungsi. Nilai fungsional sering

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M

dihubungkan dengan kemampuan produk untuk epistemik, dan nilai kondisional, melalui memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen

serangkaian pengujian dengan menggunakan yang diperoleh dari berbagai atribut yang

analisis faktor terbentuk 11 faktor baru. dengan dimilikinya. Konsep nilai fungsional ini meliputi

menggunakan metode stepwise diketahui bahwa nilai guna, atribut, dan kebutuhan.

dari 11 faktor tersebut, hanya 3 faktor yang paling Nilai sosial adalah nilai guna yang dirasakan

dominan yaitu nilai fungsional, nilai sosial dan diperoleh seseorang dari sebuah alternatif sebagai

nilai kondisional.

hasil dari asosiasi alternatif tersebut dengan satu atau lebih kelompok sosial khusus. Alternatif nilai

Paradigma Penelitian

sosial diasosiasi dengan streotip positif atau Nilai pelanggan dalam penelitian ini adalah negatif dari demografi, sosio ekonomi, dan

penilaian menyeluruh atas kegunaan suatu produk kelompok etnis budaya (Sheth, et al, 1991:9).

berdasarkan persepsi atas apa yang diterima dan Nilai emosional adalah nilai guna yang akan

apa yang dikorbankan. Baik buruknya penilaian diperoleh seseorang dengan dari alternatif sebagai

atas kegunaan produk yang dalam hal ini adalah hasil dari kemampuan alternatif tersebut untuk

layanan jasa pemeriksaan kesehatan Laboratorium membangkitkan atau mempengaruhi perasaan.

Kesehatan di Banda Aceh tentunya akan dapat Nilai emosi dari sebuah alternatif diperoleh ketika

berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk diasosiasikan dengan perasaan tertentu (Sheth, et

memanfaatkan laboratorium kesehatan tersebut. al, 1991:9).

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di Selanjutnya nilai epistemik adalah nilai guna

atas, terdapat lima nilai pelanggan yang meliputi yang dirasakan diperoleh seseorang dari sebuah

nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai alternatif sebagai hasil dari kemampuan alternatif

epistemik, dan nilai kondisional. Dengan tersebut untuk membangun keingintahuan,

demikian pengambilan keputusan pemeriksaan menyediakan

kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Banda memuaskan keinginan untuk mendapatkan

kesenangan

baru,

dan/atau

Aceh merupakan fungsi dari lima nilai pelanggan. pengetahuan. Pemilihan seperti ini didasarkan atas

Sehingga hubungan antar konsep atau paradigma kemampuan

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. kebutuhan keingintahuan seseorang. Nilai

Gambar 2 epistemik secara pasti diperoleh dengan

Paradigma Penelitian mengasosiasikan

pengalaman baru. Perilaku epistemik meliputi

Variabel Terikat pemilikan pengetahuan untuk digunakan di masa mendatang. Konsumen yang didorong oleh nilai

Variabel Bebas

Nilai

epistemik akan melakukan pembelian tanpa Fungsional

memperhatikan fungsi atau kebutuhan. Nilai kondisional adalah nilai guna yang

Nilai

dirasakan diperoleh seseorang dengan sebuah

Sosial

alternatif sebagai hasil dari situasi tertentu yang dihadapi oleh pembuat pilihan. Sheth, et al yang

dikutip oleh Ma’ruf (2001) menyatakan, nilai Keputusan

kondisional mempengaruhi keputusan untuk Kesehatan menyimpang dari pola perilaku biasanya.

Nilai

Hasil Penelitian Terkait

Epistemik

Ma’ruf dan Rinaldi (2001) mengadakan penelitian yang berjudul nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan

Nilai

pemeriksaan kesehatan. Penelitian dilakukan pada

Kondisional

Laboratorium Prodia dan Laboratorium Kesehatan Banda Aceh. Penelitian tersebut mengungkapkan nilai-nilai yang paling dominan mempengaruhi

Hipotesis Penelitian

perilaku konsumen dalam pemilihan laboratorium Berdasarkan paradigma penelitian yang telah pemeriksaan kesehatan. Dari lima nilai yang

dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi dijadikan faktor pengukur penelitian, yaitu nilai

hipotesis dalam penelitian ini adalah nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai

fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 451-465

epistemik, dan nilai kondisional berpengaruh Skala pengukuran data yang digunakan terhadap pengambilan keputusan pemeriksaan

dalam penelitian ini adalah skala ordinal yaitu kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Banda

adalah skala yang menunjukkan tingkatan data. Aceh.

Penggunaan skala ordinal dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bobot atau skor pada

METODE PENELITIAN

masing-masing alternatif pilihan jawaban responden pada setiap item pernyataan yang

Ruang Lingkup Penelitian

diajukan dalam kuesioner. Pemberian bobot atau Nilai-nilai

skor dalam bentuk skala ordinal tersebut, penelitian ini adalah nilai pelanggan yaitu mengacu pada skala Likert dengan skor 1, 2, 3, 4, penilaian menyeluruh atas kegunaan suatu produk

dan 5,

(barang dan jasa) berdasarkan persepsi atas apa

yang diterima dan apa yang dikorbankan. Nilai

Peralatan Analisis Data

yang dimaksudkan terdiri dari nilai fungsional, Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu nilai sosial, nilai emosional, nilai epistemik dan mengetahui pengaruh nilai pelanggan terhadap nilai kondisional. pengambilan keputusan pemeriksaan kesehatan di

Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh, maka

Populasi dan Penarikan Sampel

dapat dirumuskan bahwa keputusan pemeriksaan Populasi penelitian adalah seluruh konsumen kesehatan merupakan fungsi dari nilai pelanggan. yang memanfaatkan layanan pemeriksaan Karena itu peralatan analisis data yang digunakan kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Banda adalah regresi linier berganda ( multiple Aceh.

regression ) dengan metode kuadrat terkecil Laboratorium Cempaka Lima Banda Aceh, ( ordinary least square ). Penggunaan metode ini Laboratorium Prodia, dan Laboratorium Vanda didasarkan pada alasan bahwa regresi pada Klinik. Untuk kepentingan penelitian, maka dasarnya bersifat estimasi yang dalam hal ini besaran sampel ditetapkan sebanyak 30 orang per estimasi dilakukan terhadap variabel keputusan masing-masing laboratorium kesehatan. Dengan pemeriksaan kesehatan sebagai akibat terjadinya demikian jumlah sampel penelitian adalah variasi atau perubahan pada variabel nilai sebanyak 90 orang. Penarikan sampel dilakukan pelanggan. Karena penelitian ini adalah penelitian secara purposive sampling dengan ketentuan sampel, maka fungsi regresi yang digunakan sebagai berikut: adalah regresi sampel (FRS), sehingga sesuai

1. Berdomisili di Kota Banda Aceh, sehingga dengan jumlah variabel independen yaitu lima memudahkan peneliti dalam pengambilan nilai pelanggan, maka fungsi regresi yang kuesioner penelitian. memperlihatkan hubungan fungsional antara

2. Bersedia mengisi kuesioner penelitian, karena keputusan pemeriksaan kesehatan dengan lima itu konsumen yang dipilih terutama berasal nilai pelanggan terdiri dari nilai fungsional, nilai dari anggota keluarga atau pun tetangga yang sosial, nilai emosional, nilai epistemik dan nilai berdekatan tempat tinggal dengan peneliti. kondisional diformulasikan sebagai berikut:

3. Konsumen yang dipilih tidak hanya yang Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 + e melakukan pemeriksaan kesehatan tidak

Dimana:

hanya didasarkan pada alasan rujukan dokter,

pemeriksaan akan tetapi juga didasarkan pada keinginan

Y = Keputusan

kesehatan

sendiri (tanpa rujukan dokter).

a = Konstanta

X 1 = Nilai Fungsional

Teknik Pengumpulan Data dan Skala

X 2 = Nilai Sosial

Pengukuran

X 3 = Nilai Emosional Untuk memperoleh data dalam penelitian ini,

X 4 = Nilai Epistemik pengumpulan data dilakukan dengan cara

X 5 = Nilai Kondisional mengedarkan kuesioner. Kuesioner tersebut berisi

b 1 ... b 5 = Koefisien regresi X 1 ... X 5 . pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan

e = Error term

nilai-nilai pelanggan dan perilaku pengambilan Untuk mencari hubungan antara nilai keputusan pemeriksaan kesehatan di laboratorium pelanggan (nilai fungsional, nilai sosial, nilai tersebut. Responden diminta untuk memilih emosional, nilai epistemik dan nilai kondisional) alternatif pilihan jawaban yang paling tepat untuk

pemeriksaan kesehatan masing-masing pernyataan terkait. digunakan peralatan statistik koefisien korelasi

dengan keputusan

(R). Selanjutnya untuk mengetahui besarnya

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M

pengaruh kelima nilai pelanggan tersebut tersebut kesehatan, Keinginan untuk memanfaatkan terhadap keputusan pemeriksaan kesehatan

laboratorium di masa mendatang, dan Kemauan digunakan koefisien determinasi (R 2 ). merekomendasikan kepada orang lain.

Penerimaan atau pun penolakan hipotesis Nilai fungsional adalah nilai guna yang menggunakan peralatan statistik uji F dan uji t.

dirasakan akan diperoleh dengan sebuah alternatif Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi

sebagai hasil dari kemampuan alternatif tersebut pengaruh keseluruhan variabel independen secara

untuk membentuk fungsi, kegunaan, atau maksud simultan terhadap keputusan pemeriksaan

fisiknya (Sheth, et al, 1991). Variabel ini terdiri kesehatan, apabila nilai F hitung > F tabel, maka

dari 7 indikator meliputi Hasil pemeriksaan akurat hipotesis diterima yang berarti secara simultan

& terpercaya, Pengambilan hasil pemeriksaan nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai

tepat waktu, Pelayanan ramah dan memuaskan, epistemik, dan nilai kondisional berpengaruh

Prosedur cepat dan tidak berbelit-belit, Ditangani terhadap pengambilan keputusan pemeriksaan

oleh tenaga ahli yang profesional, Peralatan kesehatan pada Laboratorium Kesehatan di Banda

lengkap dan teruji dan Peralatan menggunakan Aceh. Sebaliknya apabila nilai F hitung < F tabel,

teknologi modern.

maka hipotesis ditolak, yang berarti secara Nilai sosial adalah Nilai guna yang dirasakan simultan nilai fungsional, nilai sosial, nilai

diperoleh seseorang dari sebuah alternatif sebagai emosional, nilai epistemik, dan nilai kondisional

hasil dari asosiasi alternatif tersebut dengan satu tidak

atau lebih kelompok sosial khusus (Sheth, et al, keputusan

1991). Variabel ini terdiri dari 8 indikator Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh.

meliputi laboratorium dimanfaatkan oleh pejabat Selanjutnya uji t digunakan untuk

pemerintah, laboratorium dimanfaatkan oleh mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing

pengusaha, laboratorium dimanfaatkan oleh variabel independen secara parsial terhadap

wanita karir, laboratorium dimanfaatkan oleh pengambilan keputusan pemeriksaan kesehatan di

guru/dosen, laboratorium dimanfaatkan oleh Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh, dengan

pegawai negeri, laboratorium dimanfaatkan oleh ketentuan apabila nilai t hitung suatu variabel

pegawai swasta, laboratorium dimanfaatkan oleh lebih besar bila dibandingkan dengan t nilai tabel,

mahasiswa/pelajar dan laboratorium dimanfaatkan berarti

variabel tersebut secara

parsial

oleh rakyat biasa

berpengaruh signifikan terhadap pengambilan Nilai emosional adalah Nilai guna yang akan keputusan

diperoleh seseorang dengan dari alternatif sebagai Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh.

hasil dari kemampuan alternatif tersebut untuk Sebaliknya apabila nilai t hitung suatu variabel

membangkitkan atau mempengaruhi perasaan lebih kecil bila dibandingkan dengan t nilai tabel,

(Sheth, et al, 1991). Variabel ini juga terdiri dari 8 berarti variabel tersebut secara parsial tidak

indikator meliputi Perasaan aman karena terjamin berpengaruh signifikan terhadap pengambilan

kebersihan peralatan, Nyaman karena fasilitasnya keputusan

memuaskan, Bangga karena laboratoriumnya Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh.

terkenal, Puas karena pelayanan yang baik, Relaks karena pelayanan yang ramah Lega karena biaya

Operasional Variabel

pemeriksaan terjangkau, Puas terhadap hasil Variabel yang dioperasionalkan dalam

pemeriksaan dan Bangga karena digunakan penelitian ini terdiri dari keputusan pemeriksaan

pejabat/orang terkenal.

kesehatan dan lima nilai pelanggan yang meliputi Nilai epistemik adalah guna yang dirasakan nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai

diperoleh seseorang dari sebuah alternatif sebagai epistemik dan nilai kondisional. Keputusan

hasil dari kemampuan alternatif tersebut untuk konsumen adalah inti perilaku konsumen adalah

keingintahuan, menyediakan bagaimana konsumen memberikan jawaban atau

membangun

kesenangan baru, dan/atau memuaskan keinginan membuat keputusan terhadap berbagai ransangan

untuk mendapatkan pengetahuan (Sheth, et al, pemasaran yang dapat diatur oleh perusahaan.

1991). Variabel ini terdiri dari 8 indikator Dalam penelitian ini indikator yang digunakan

meliputi Supaya terlihat hebat, Ingin mengetahui untuk

saja, Tertarik pada merek/nama laboratorium, kesehatan terdiri dari Niat untuk melakukan

Kerabat menggunakan laboratorium ini, Untuk menggunakan laboratorium, Prioritas utama

mendapatkan hasil tes yang akurat, Untuk dalam

pelayanan yang baik, Ingin mengubah kebiasaan Pertimbangan utama memilih laboratorium

dan Ingin meningkatkan gengsi.

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929 Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 451-465

Terakhir nilai kondisional adalah Nilai guna Tabel 1 yang dirasakan diperoleh seseorang dengan

Karakteristik Responden sebuah alternatif sebagai hasil dari situasi tertentu

Frekuensi Persentase

No

Uraian

yang dihadapi oleh pembuat pilihan (Sheth, et al, (Orang) (%) 1991). Variabel ini terdiri dari 8 indikator

1 Jenis Kelamin

meliputi Biaya pemeriksaan meningkat, Kualitas

62 68,90 pemeriksaan menurun, Laboratorium tidak

Laki-laki

28 31,10 memiliki peralatan yang cukup, Hanya ada

Perempuan

2 Umur

laboratorium tersebut saat ini, Keadaan darurat,

5 5,60 Kerabat pindah ke laboratorium tersebut,

< 25 tahun

11 12,20 Pelayanan pada laboratorium lebih baik dan

25-30 tahun

23 25,60 Lokasi yang mudah terjangkau.

31-35 tahun

36-40 tahun

HASIL PENELITIAN

3 Stts Perkawinan

Menikah

Karakteristik Responden

10 11,10 Konsumen laboratorium kesehatan yang

Belum menikah

1 1,10 direncanakan menjadi sampel penelitian sebanyak

90 orang yang diambil dari tiga laboratorium

4 Pddkan Terakhir

kesehatan di Kota Banda Aceh, meliputi

4 4,40 Laboratorium Cempaka Lima, Laboratorium

SMP

34 37,80 Prodia dan Laboratorium Vanda Klinik. Sampel

SMA

39 43,30 penelitian pada masing-masing laboratorium

Diploma

11 12,20 tersebut sebanyak 30 orang. Pengedaran kuesioner

Sarjana (S1)

Pasca Sarjana

(S2)

selain dilakukan oleh peneliti, juga dilakukan melalui bantuan salah seorang petugas pada

5 Pekerjaan

24 26,70 laboratorium tersebut.

PNS

25 27,80 Bagian pertama kuesioner berhubungan

Peg swasta

7 7,80 dengan karakteristik responden. Hasil pengolahan

Ibu RT

31 34,40 data menunjukkan responden penelitian memiliki

Wiraswasta

3 3,30 karakteristik

Mhsw/pelajar

6 Pend Perbulan

Karakteristik demografi yang dimaksudkan dalam

1 1,10 penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur, status

< Rp 1 juta

3 3,30 perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

Rp 1-1,499 juta

20 22,20 penghasilan rata-rata per bulan.

Rp1,5-1, 999 juta

18 20,00 Dari 90 orang konsumen yang menjadi

Rp 2-2,5 juta

48 53,30 responden penelitian, sebagian besar diantara

> Rp 2,5 juta

Sumber: Data Primer (Diolah), 2014. mereka adalah laki-laki yaitu sebanyak 62 orang

Berdasarkan Tabel 1 di atas juga dapat atau sebesar 68,9 persen dari jumlah keseluruhan

diketahui bahwa sebagian besar responden responden. Dengan demikian perempuan hanya sudah menikah yaitu 78 orang atau sebesar

28 orang. Mereka dengan usia relatif muda yaitu 86,70 persen dari jumlah keseluruhan dibawah 25 tahun hanya sebanyak 5 orang atau

sebesar 5,6 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sebanyak 10 orang dengan status responden. Sebaliknya, responden dengan usia

belum menikah, dan sisanya masing-masing relatif tua di atas 40 tahun sebanyak 36 orang,

sebanyak 1 orang dengan status janda dan atau sebesar 40,00 persen dari jumlah keseluruhan

duda. Tabel 3 di atas juga memperlihatkan responden. Sebanyak 11 orang dengan umur

bahwa responden penelitian tidak hanya berkisar antara 25-30 tahun, sebanyak 23 orang

berbeda dalam tingkat pendidikan dan bidang dengan umur berkisar antara 31-35 tahun, dan

pekerjaan, akan tetapi juga berbeda dalam sisanya 15 orang lagi dengan umur berkisar antara

tingkat penghasilan per bulan. 36-40 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai

karakteristik responden dapat dilihat Tabel 1.

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas kuesioner pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah

Nilai-Nilai Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pemeriksaan

Kesehatan Pada Laboratorium Kesehatan di Banda Aceh

Munawir, S.Pd.I., M.M

kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan

Hasil Uji Validitas

data sudah dinilai handal atau tidak. Suatu Suatu instrumen dikatakan valid jika kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data

instrumen ini mampu mengukur apa saja yang dinyatakan handal apabila kuesioner tersebut

hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa konsisten dalam mengukur apa yang hendak

yang ingin diungkapkan. Penentuan validitas diukur. Tolok ukur reliabilitas kuesioner yang

didasarkan atas perbandingan nilai korelasi yang biasanya digunakan adalah nilai cronbach alpha diperoleh antara skor item dengan skor total item,

yang diperoleh melalui perhitungan statistik. dengan nilai kritis korelasi product moments (r Malholtra, (2005 :268) menyatakan, “suatu

tabel). Apabila nilai korelasi hitung (r hitung) kuesioner dinyatakan handal apabila memiliki

lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel

pada tingkat keyakinan 9 5% (α = 5%) dapat pengolahan

nilai cronbach alpha di atas 0,60”. Dalam

diartikan bahwa item-item pertanyaan tersebut perhitungan statistik menggunakan alat bantu

komputer melalui software SPSS versi 12.00, Variabel keputusan pemeriksaan kesehatan sehingga dapat diketahui secara langsung

dijabarkan dalam 5 (lima) item pernyataan positif. besarnya nilai cronbach alpha untuk kepentingan

Pernyataan pertama untuk variabel tersebut pengujian reliabilitas kuesioner penelitian.

(dilambangkan dengan A1) diperoleh nilai Hasil pengujian menunjukkan nilai

korelasi hitung (r hitung) sebesar 0,588. cronbach alpha sebesar 0,664 untuk variabel

Sedangkan nilai kritis r (r tabel) pada tingkat keputusan pemeriksaan kesehatan. Angka ini

keyakinan 95 persen (n = 90) menunjukkan angka lebih besar dari 0,60, dapat diartikan bahwa

sebesar 0,207. Dengan demikian dapat diartikan kuesioner yang digunakan untuk mengungkapkan

bahwa item pernyataan pertama (A1) untuk data yang berhubungan dengan keputusan

variabel keputusan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan dinyatakan handal. Nilai

dinyatakan valid. Selanjutnya nilai r hitung untuk cronbach alpha untuk variabel nilai fungsional

item pernyataan kedua (A2) sebesar 0,588, juga sebesar 0,796, untuk variabel nilai sosial sebesar

lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. 0,741. Kedua nilai cronbach alpha tersebut lebih

Dengan demikian pula halnya dengan item besar dari 0,60 dapat diartikan bahwa kuesioner

pernyataan ketiga (A3) hingga item pernyataan yang digunakan untuk pengumpulan data yang

kelima (A5), juga menunjukkan nilai r hitung berhubungan dengan nilai fungsional dan nilai

lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. sosial juga dinyatakan handal. Untuk lebih

Dengan demikian dapat diartikan seluruh item jelasnya mengenai hasil pengujian reliabilitas

pernyataan yang berhubungan dengan variabel kuesioner dapat dilihat Tabel 2.

keputusan pemeriksaan kesehatan dinyatakan Tabel 2

valid.

Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Selanjutnya variabel nilai fungsional terdiri

Jmlah

Nilai

dari 7 item pernyataan yang dilambangkan dengan

No Variabel

B1 sampai B7. Nilai r hitung untuk item Alpha pernyataan pertama (B1) menunjukkan angka

1 Keptsan Pem. kshtn

Handal

sebesar 0,613, dan untuk item pernyataan kedua

2 Nilai Fungsional

Handal

(B2) menunjukkan angka sebesar 0,821. Kedua

3 Nilai Sosial

Handal

nilai tersebut juga lebih besar bila dibandingkan

4 Nilai Emosional

Handal

dengan nilai r tabel sebesar 0,207. Dengan

5 Nilai Epistemik

Handal

demikian dapat diartikan bahwa item pernyataan Sumber: Data Primer (Diolah), 2014.

6 Nilai Kondisional

Handal

pertama (B1) dan kedua (B2) untuk variabel nilai Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa nilai

fungsional dinyatakan valid. Demikian pula cronbach alpha masing-masing sebesar 0,847

halnya dengan item pernyataan ketiga (B3) hingga untuk variabel nilai emosional, sebesar 0,854

item pernyataan ketujuh (B7), juga menunjukkan untuk variabel nilai epistemik dan sebesar 0,803

nilai r hitung lebih besar bila dibandingkan untuk variabel nilai kondisional. Keseluruhan

dengan nilai r tabel. Dengan demikian dapat nilai cronbach alpha tersebut lebih besar dari

diartikan bahwa semua item pernyataan yang 0,60. Dengan demikian dapat diartikan kuesioner

berhubungan dengan variabel nilai fungsional yang berhubungan dengan nilai emosional,

dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya mengenai epistemik dan nilai kondisional juga dinyatakan

hasil uji validitas dapat dilihat Tabel 3. handal.