Terhambatnya Pasokan Gas Uni Eropa Akiba

TUGAS ESAI PENDEK
HUBUNGAN INTERNASIONAL DI EROPA
Terhambatnya Pasokan Gas Uni Eropa Akibat Konflik
Rusia - Ukraina

Rahman Saleh
170210110008
rsrahmansaleh@gmail.com
No. Telp/HP: 085624400508

Tugas dikumpulkan pada
07 November 2013

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013

Rusia merupakan sebuah negara yang sangat besar dari segi wilayah atau
geografisnya .Hal tersebut didasarkan pada luas wilayah yang mencapai 6.5 juta

mil persegi.Memiliki luas wilayah yang begitu besar tentu terdapat kekayaan alam
yang sangat melimpah dan Rusia terkenal sebagai sebuah negara yang memiliki
beberapa cadangan sumber daya mineral seperti batubara ,uranium ,minyak serta
gas (Klare, 2005).Hal tersebut membuat Rusia dikenal sebagai pengekspor utama
material-material hayati terutama minyak dan gas.Dengan kekayaan alam yang
melimpah tersebut,dapat dikatakan bahwa rusia memiliki cadangan energi terbesar
di dunia. Dilihat dari cadangan energinya, Rusia mulai dipandang bukan hanya
dari segi kekuatan militernya akan tetapi mulai dipandang sebagai negara super
power di bidang energi (Goldman,2008). Pernyataan tersebut didasarkan kepada
sebuah fakta dimana Rusia bukan hanya minyak dan batu baranya saja yang
menjadi komoditi ekspor utama,Rusia juga telah menguasai hampir 30%
cadangan gas alam dunia dan sebagai negara penyuplai gas terbesar bagi Uni
Eropa,dimana Uni Eropa mengimpor sekitar 50% gas dari Rusia guna memenuhi
kebutuhan energi sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa (Roberts,
2007).
Pemenuhan kebutuhan pasokan gas Uni Eropa sangat mengandalkan peran
Rusia sebagai negara pengekspor gas.Dalam kegiatan ekspor gas dari Rusia ke
wilayah Eropa,Ukraina mempunyai andil besar sebagai jalur distribusi
gas.Ukraina mempunyai peranan sebagai negara tempat transit gas yang akan
dikirim dan disalurkan ke negara-negara Eropa, Karena adanya jaringan pipa

penyaluran gas milik Rusia yang melewati Ukraina (Balmaceda,2008).Kegiatan
ekspor dan impor yang dilakukan Rusia dan Uni Eropa ini tentu saja tidak
selamanya akan lancar,buktinya pada tahun 2006 sempat terjadi konflik antara
Rusia dan Ukraina yang menyebabkan pasokan gas untuk kawasan Eropa sempat
terhenti.Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi penulis sebenarnya apa yang
menyebabkan

terjadinya

konflik

antara

Rusia

dan

Ukraina

sehingga


mengakibatkan adanya penghentian pasokan gas oleh Rusia terhadap Uni Eropa?
Saya berspekulasi bahwa terjadinya konflik ini merupakan imbas dari adanya
ancaman akan kebutuhan gas yang berdampak juga pada pendapatan ekonomi

yang akan mengganggu masuknya

devisa negara Rusia sebagai hasil dari

kegiatan ekspor gas alam dan dapat dikategorikan sebagai Keamanan Energi.
Terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina berawal ketika Gazprom
yang notabene merupakan Perusahaan gas BUMN Rusia memutus suplai gas alam
ke Uni Eropa melalui jalur pipa Ukraina.Bukan tanpa alasan Gazprom memutus
suplai gas begitu saja,tindakan tersebut dilakukan ketika Naftogaz (perusahaan
gas BUMN Ukraina) tidak membayar hutang sebesar 2 milyar dollar terkait
dengan pengiriman gas yang telah dilakukan pada tahun 2008.Perselsishan ini
merupakan sebuah dampak yang diakibatkan oleh gagalnya kesepakatan yang
membahas mengenai kesepakatan harga gas antara Rusia dan Ukraina
(Saunders:2008).Alasan ukraina menolak tawaran harga dari Rusia didasarkan
pada ketidakmampuan Ukraina untuk membayar 450 dollar per 1000 m³,Ukraina

hanya sanggup membayar 235 dollar per 1000 m³ ditambah dengan pengajuan
syarat dari Ukraina kepada Rusia untuk menaikan pembayaran biaya transit
dimana dalam proses suplai gas Rusia ke Uni Eropa sebesar 80% melalui Ukraina
sebagai salah satu jalur Pipa utama dalam menyalurkan pasokan gas ke kawasan
Eropa. (Viter, et. all, 2006)
Permasalahan harga antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan adanya
penghentian kegiatan ekspor dan pemutusan pasokan gas melalui jalur pipa
Ukraina ternyata memberikan efek yang sangat signifikan dimana terjadinya
kekurangan akan suplai gas bagi kawasan Eropa.Hal tersebut membuat sebagian
negara-negara anggota Uni Eropa menjadi khawatir,karena ketergantungan akan
penggunaan gas yang diimpor dari Rusia sangatlah tinggi terutama untuk
kebutuhan industri dan rumah tangga (BBC,2009). Jika kita amati kebutuhan gas
bagi negara-negara Eropa sangatlah penting untuk menjalankan perekonomian
dimana jika pasokan gas terhambat tentu mempengaruhi penghasilan mereka
karena tidak bisa menjalankan usahanya masing-masing.Secara keseluruhan,Uni
Eropa mengimpor sebesar 50% pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan negara
anggotanya sehingga dapat diperkirakan akan adanya sebuah peningkatan
kebutuhan impor gas yang awalnya sebesar 50-60 % menjadi 80 % pada tahun
2030 mendatang (Roberts,2007).


Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina ini menunjukan kepada kita
bahwa dari permasalahan energi sebagai pengatur kepentingan ekonomi bagi
suatu negara merupakan permasalahan yang sangat sensitif dimana adanya rasa
cemas terhadap kelangkaan gas menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi
sebagian besar negara-negara Eropa yang mengimpor gas dari Rusia
(Rosner,2006) .Hal demikian dapat mengganggu proses produksi dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.Konflik yang terjadi ini sangatlah kompleks karena tidak
saja sebatas persinggungan ekonomi tetapi dapat pula menjalar ke permasalahan
politik dan permasalahan keamanan.
Secara tersirat dengan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina ini,Rusia
hendak memanfaatkan posisi monopoli sebagai negara pemasok gas utama untuk
mengatur kepentingan nasionalnya sebagai tujuan politiknya.Rusia dengan gas
alamnya yang sangat melimpah ingin meningkatkan perananya dalam
perimbangan energi global dimana kekuatan ekonomi dari gas secara tidak
langsung akan meningkatkan pengaruh dan hegemoni Rusia di dunia
Internasional.Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat dari Makmur Keliat
dalam jurnalnya yang berjudul Kebijakan Keamanan Energi yang menyebutkan
bahwa Kekuatan energi yang dimiliki Rusia saat ini dapat digunakan sebagai
komoditas strategis (energy as strategic commodity), yang mengakibatkan
kebijakan yang menghasilkan intervensi negara (Keliat, 2006).

Kebijakan baru yang dikeluarkan Rusia terkait suplai gas mengharuskan
pemerintah mempertahankan hak pengendalian minimal sebesar 50% untuk
industri

strategis

seperti

energi

dan

sumber

daya

mineral

seperti


minyak,gas,batubara dan lainya (Roberts,2007). Adanya kebijakan tersebut
menunjukan akan adanya kekuatan Rusia sebagai negara super power untuk
membuat sebuah regulasi mengenai energi dan sumber daya mineral yang
tentunya bertujuan untuk mengatur kepentingan negaranya.Kebijakan yang
dikeluarkan oleh Rusia ini mau tidak mau harus disepakati oleh negara-negara
Eropa yang menjadi pengimpor gas dari Rusia demi menjaga terjaminya
kebutuhan gas.Dalam kawasan Eropa,Rusia sangat kokoh dan memegang peranan

utama sebagai negara penyuplai energi paling penting di kawasan Eropa
(Perovic,2009).
Kini terjawab sudah apa yang melatarbelakangi konflik gas antara Rusia
dan Ukraina sehingga menyebabkan adanya penghentian pasokan gas Rusia ke
Uni Eropa. Gazprom yang notabene merupakan Perusahaan gas BUMN Rusia
memutus suplai gas alam ke Uni Eropa melalui jalur pipa Ukraina.Alasan
Gazprom memutus suplai gas dikarenakan Naftogaz yang merupakan perusahaan
gas BUMN Ukraina tidak mau membayar hutang sebesar 2 milyar dollar terkait
dengan pengiriman gas yang telah dilakukan pada tahun 2008.Perselisishan ini
merupakan sebuah dampak yang diakibatkan oleh gagalnya kesepakatan yang
membahas kesepakatan harga gas antara Rusia dan Ukraina.Sehingga akibat yang
ditimbulkan dari konflik ini adalah terhambatnya pasokan gas untuk negaranegara Eropa yang mengimpor gas dari Rusia.Tentunya penghentian suplai gas ini

menjadi sebuah kecemasan karena kebutuhan akan pasokan gas menjadi terancam
dan menyebabkan kebutuhan sehari-hari baik pada tingkatan industri maupun
rumah tangga menjadi terganggu.

Daftar Pustaka

Buku
Balmaceda, Margarita M (2008) Energy Dependency, Politics and Corruption in
The Former Soviet Union: Russia’s Power, Oligarch’s Profits and Ukraine’s
Missing Energy Policy, 1995-2006. New York dan London: Taylor & Francis
Routledge.
Goldman, Marshall I (2008) Petrostate: Putin, Power and The New Russia .New
York: Oxford University Press.
Klare,Michael T (2008) Energy Security dalam Paul D.William (editor),Security
Studies:An Introduction.Kanada dan New York:Routledge.
Olena Viter, et.all (2006) Ukraine: Post-Revolution Energy Policy and Relations
With Russia. London:GMB Publishing Ltd.
Perovic, et al, Jeronim (2009) Russian Energy Power and Foreign Relations:
Implications for Conflict and Cooperation CSS Studies in Security and
International Relations. New York dan London: Taylor & Francis Routledge.

Roberts,Cyntia A (2007) Russia and The European Union:The Sources and Limits
of “Special Relationships”.Carlisle,PA:U.S.Army War College,Strategic Studies
Institute.
Rosner,Kevin (2006) Gazprom and the Russian State. London: Global Market
Briefings (GMB).

Jurnal
Keliat, Makmur (2006) Kebijakan Keamanan Energi. Jurnal Politik Internasional
Global, 8(2), h. 40.

Situs Internet
BBC News (2009) Sengketa Gas Rusia-Ukraina Berakhir [WWW] BBC News.
Tersediadari http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/01/090118_russia
gas.shtml [diakses 5 November 2013].