Analisis Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1

Kinerja
Kinerja

merupakan

suatu

kondisi

yang

harus


diketahui

dan

dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau
perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang
memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya:
(a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berpengendalian diri,
(d) kompetensi.
Manfaat penerapan kinerja adalah sebagai berikut : pertama dapat melihat
kesesuaian antara strategi korporasi / institusional dengan strategi setiap satuan
kerja / unit bisnis yang tergambar dalam peta strategi (Strategy map), kedua dapat
memperlihatkan operasionalisasi strategi dalam sasaran-sasaran yang jelas yang
menjadi arahan untuk pencapaian target key performance indicator ( KPI )
sebagai ukuran yang akan dicapai dalam setiap satuan waktu ( triwulan, semester,
tahunan). ·
Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan
pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk
berprestasi. Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan, terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi, terbentuk
dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk
mencapai tujuan kerja.

2.1.2 Kinerja Manajerial
Kinerja Manajerial merupakan kemampuan seorang pemimpin yang
diukur dari tercapainya tanggungjawab yang diembannya. Kinerja manajerial

merupakan hasil upaya yang dilakukan manajer dalam melakukan tugas dan
fungsinya dalam organisasi. Kinerja manajerial dalam penelitian ini diukur
dengan

delapan

dimensi

kinerja

yaitu:

perencanaan,

investigasi,

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, dan
perwakilan/ representasi.
Pemimpin atau seorang manajer merupakan pribadi yang memiliki
kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi

kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada

Universitas Sumatera Utara

pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Ada ilmuwan - ilmuwan yang cenderung
mengemukakan sederatan kualitas – kualitas unggul dan sifat – sifat utama yang
harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Misalnya, dia harus memiliki intergritas
tinggi, mampu mengambil kebijaksanaan yang tepat, mempunyai rasa humor,
mampu memikul tanggung jawab, bisa bertindak adil dan jujur, memiliki
keterampilan teknis tinggi, kepribadian imbang.
Usaha – usaha yang sistematis membuahi teori yang disebut sebagai the
traitist theory of leadership (teori sifat/ kesifatan dari kepemimpinan). Diantara
para penganut teori ini dapat disebutkan Terry, (1990) menuliskan sepuluh sifat
pemimpin yang unggul, yaitu :
1.

Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syaraf pokok bagi pemimpin

yang harus bekerja lama dan berat pada waktu - waktu yang lama serta tidak

teratur dan di tengah – tengah situasi – situasi yang sering tidak menentu.
2.

Stabilitas Emosi
Pemimpin yang baik memiliki emosi yang stabil. Artinya dia tidak mudah

marah, tersinggung perasaan dan tidak meledak – ledak secara emosional. Ia
menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain, dan bisa
memaafkan kesalahan – kesalahan yang tidak terlalu prinsipiil. Semua dilakukan
untuk

mencapai

lingkungan

sosial

yang

rukun


damai,

harmonis

dan

menyenangkan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Pengetahuan tentang relasi insani
Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan

semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama – sama maju dan
mengecap kesejahteraan. Karena itu pemimpin diharapkan memiliki pengetahuaan
tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya.
4.


Kejujuran
Pemimpin yang baik harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu jujur pada

diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya). Dia selalu menepati janji,
dapat dipercaya dan berlaku adil pada semua pegawainya.
5.

Obyektif
Pertimbangan pemimpin harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya

obyektif (tidak subyektif, dan berprasangka buruk). Dia akan selalu mencari bukti
– bukti nyata dan sebab musibah setiap kejadian dan memberikan alasan yang
rasional atas penolakannya.
6.

Dorongan Pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari

dalam hati sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasyrat sendiri untuk

memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.
7.

Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap

maksud orang lain serta mudah memahami maksud para anggotanya. Juga pandai
mengkoordinasikan

macam-macam

sumber

tenaga

manusia

dan

mahir


Universitas Sumatera Utara

mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda – beda untuk mencapai
kerukunan dan keseimbangan.
8

Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik diharapkan menjadi guru yang baik. Mengajar itu

adalah membawa siswa (orang yang belajar) secara sistematis dan intensional
pada sasaran – sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan ketrampilan/
kemahiran teknis tertentu dan menambah pengalaman, yang dituju ialah agar para
pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
9.

Keterampilan sosial
Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola

manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin

dapat mengenali segi – segi kelemahan dan kekuatan setiap anggtannya, agar
dapat ditempatkan pada tugas - tugas yang cocok dengan pembawaanya masing –
masing.
10.

Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis

tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola,
menganalisa keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol dan
memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuannya adalah tercapainya efektivitas
kerja, keuntungan masksimal dan kebahagian – kesejahteraan anggota sebanyak –
banyaknya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Syarat-syarat Indikator Ideal
Indikator kinerja bisa berbeda untuk setiap organisasi, namun setidaknya
ada persyaratan umum untuk terwujudnya suatu indikator yang ideal. Menurut
Palmer (1995), syarat-syarat indikator yang ideal adalah sebagai berikut:

1. Consitency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indikator
kinerja harus konsisten, baik antara periode waktu maupun antar unit-unit
organisasi.
2.

Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya banding secara layak.

3.

Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefinisikan secara jelas dan
mudah dipahami.

4. Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang manajer publik harus
berdasarkan pada area yang dapat dikendalikannya.
5. Contingency. Perumusan indikator kinerja bukan variabel yang independen
dari lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen,
ketidakpastian dan kompleksitas lingkungan eksternal harus dipertimbangkan
dalam perumusan indikator kinerja.
6.

Comprehensiveness. Indikator kinerja harus merefleksikan semua aspek
perilaku yang cukup penting untuk pembuatan keputusan manajerial.

7. Boundedness. Indikator kinerja harus difokuskan pada faktor-faktor utama
yang merupakan keberhasilan organisasi.
8.

Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indicator spesifik sehingga
relevan untuk kondisi dan kebutuhan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

9. Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar perumusan indikator
kinerja harus merupakan harapan yang realistik dan dapat dicapai.

2.2.

Konsep Pelayanan
Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong

menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia (Sinambela, 2010:3). Pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2006:16-17).
Membicarakan pelayanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan yang
konotasinya lebih kepada hal yang abstrak (Intangible). Pelayanan adalah
merupakan suatu proses, proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan.
Beberapa pakar yang memberikan pengertian mengenai pelayanan
diantaranya adalah Moenir (Harbani Pasolong, 2007:128). Harbani Pasolong
(2007:4), pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas
seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung
untuk memenuhi kebutuhan Hasibuan mendefinisikan pelayanan sebagai kegiatan
pemberian jasa dari satu pihak ke pihak lain, dimana pelayanan yang baik adalah
pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah dan dengan etika yang baik
sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima. Menurut
Kotler dalam Sampara Lukman (2000:8) mengemukakan,

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara Lukman (2000:5)
pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasaan
pelanggan. Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos dalam
Ratminto (2005:2) yaitu pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hak lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan. Menurut Ahmad Batinggi (1998:21) terdapat tiga jenis
layanan yang bisa dilakukan oleh siapapun, yaitu :
1. Layanan dengan lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas -petugas di bidang
Hubungan Masyarakat ( HUMAS ), bidang layanan Informasi, dan bidangbidang
lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan. Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan,
ada syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan yaitu:
a. Memahami masalah -masalah yang termasuk ke dalam bidang
tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan, dengan
lancar,singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka
yang memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

Universitas Sumatera Utara

c. Bertingkah laku sopan dan ramah

2. Layanan dengan tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol
dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad Informasi ini menggunakan
sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan.
Layanan tulisan ini terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu, berupa petunjuk
Informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang - orang yang berkepentingan,
agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga
pemerintah. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan laporan,
pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya. Adapun kegunaannya
yaitu :
a. Memudahkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
b. Menghindari orang yang banyak bertanya kepada petugas
c. Mamperlancar urusan dan menghemat waktu bagi kedua pihak, baik
petugas maupun pihak yang memerlukan pelayanan.
d. Menuntun orang ke arah yang tepat

2.3.

Sistem Informasi
Sistem informasi pada dasarnya adalah sekelompok unsur, yang, saling

terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memproses data transaksi yang
di butuhkan yang berfungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula
dengan SI, merupakan gabungan dari dua unsur kata yaitu sistem dan informasi,
masing-masing kata yang tergabung dalam pengertian sistem dan

informasi,

Universitas Sumatera Utara

tersebut memiliki maknanya sendiri, sebagaimana yang akan diuraikan sebagai
berikut ini :
2.3.1

Sistem
Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja

sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem informasi adalah sistem
yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan
informasi. (Diana dan Setiawati, 2011). Adapun komponen sistem informasi
dimulai dari input, proses sampai output.
Menurut Baridwan (2001:1) sistem adalah suatu kerangka dari prosedurprosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang
menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:5) sistem merupakan suatu
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan. Sedangkan menurut Widjajanto (2001:1)
sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input, proses dan output.
Sedangkan menurut Hall (2007:6) sistem adalah kelompok dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan
yang sama. Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat diikhtisarkan
bahwa pada dasarnya sistem terdiri dari tiga unsur, yaitu : masukan ( input),
proses (procces) merupakan suatu aktivitas yang dapat mentransformasikan input

Universitas Sumatera Utara

menjadi output. Sedangkan output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau
target pengorganisasian suatu sistem.

2.3.2. Informasi
Informasi merupakan komoditas yang sangat penting bagi perusahaan,
karena dengan adanya informasi akan membantu dalam operasi dan pengambilan
keputusan sehari-hari. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang istilah
data dan informasi dalam hubungannya dengan proses penyediaan informasi,
berikut ini diberikan pengertian untuk masing-masing istilah tersebut. Data dapat
diartikan sebagai fakta atau jumlah yang merupakan masukan (input) bagi suatu
sistem informasi. Biasanya data ini dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen. Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:1)
informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar
untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Dengan adanya sistem yang baik diharapkan dapat menghasilkan suatu
informasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang baik tersebut mempunyai
kriteria sebagai berikut, relevan, akurat, tepat waktu, ringkas, jelas, dapat diukur,
dan konsisten. Untuk lebih jelasnya masing-masing kriteria akan dijelaskan
sebagai berikut:
1.Relevan
Informasi yang relevan berkaitan dengan sejauh mana informasi tersebut
dapat

membuat

perbedaan

untuk

Alternatif

pengambilan

keputusan.

2.Akurat
Keakuratan informasi berkaitan dengan ketepatan dan keandalan

Universitas Sumatera Utara

informasi tersebut sehingga informasi yang akurat, berarti bebas dari kesalahan
dan tidak menyesatkan bagi pemakai informasi.
3. Tepat Waktu
Ketepatan waktu sebuah informasi sangat penting, karna informasi
tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan karma berhubungan dengan
pengambilan keputusan atau kebijakan.
4. Ringkas
Keringkasan

sebuah

informasi

berarti

informasi

tersebut

sudah

digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlalu detail sehingga tidak
membingungkan para pemakai informasi.
5. Jelas
Informasi yang jelas menunjukan tingkat kemampuan informasi tersebut
sudah digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlau detail.
6. Dapat di ukur
Berhubungan dengan konsep pengukuran informasi, Informasi yang dapat
diukur akan menambah nilai informasi tersebut.
7. Konsisten
Sebuah informasi berhubungan dengan kemampuan untuk dapat di
bandingkan dengan informasi sejenis dari fungsi yang berbeda atau informasi
yang sejenis dengan waktu yang berbeda.
Jadi sesuai dengan pengertian diatas bahwa informasi merupakan keluaran
(output) dari suatu proses pengolahan data. Informasi ini biasanya telah tersusun

Universitas Sumatera Utara

dengan baik dan mempunyai arti bagi penerimanya, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan oleh manajemen.

2.4. Sistem Informasi Akuntansi
Pada awalnya sebelum kita membahas tentang Karakteristik Sistem
Informasi Akuntansi, alangkah baiknya kita tahu apa definisi dari Sistem
Informasi Akuntasi, yaitu : Wilkinson (1991) Sistem informasi akuntansi (SIA)
merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials,
equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data
ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Gelinas, Orams, dan Wiggins (1997) Sistem
informasi akuntansi (SIA) sebagai subsistem khusus dari sistem informasi
manajemen yang tujuannya adalah menghimpun, memproses dan melaporkan
informsi yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Setelah mengetahui
pengertian dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), langkah selanjutnya adalah
mengetahui karakteristik dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) itu sendiri.
Adapun karakteristik dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpul dan penyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.

Universitas Sumatera Utara

3. Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
4. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi
atau perusahaan terjaga.
Anthony (1965) mengakui pentingnya karakteristik SIA yang berkaitan dengan
pekerjaan. Karakteristik SIA dibedakan dari beberapa dimensi, yaitu :
1.

Informasi yang diarahkan pada informasi keuangan atau non keuangan,

2.

Informasi untuk kepentingan internal atau external.

3.

Informasi Masa Lalu ( histories ) atau Masa Depan ( Future ).

Disamping itu, terdapat pula ukuran-ukuran penting dalam desain Sistem
Informasi Akuntansi, yakni:
1.

Broad Scope

2.

Timelines

3.

Agregasi

4.

Dan Informasi yang terintegrasi (Chenhall & Morris, 1986; Bowens &

Abernethy, 2000).
Konsep Karakteristik Informasi ini dapat membantu para pengambil
keputusan untuk menentukan berapa yang harus dia bayar untuk sebuah informasi
yang berhubungan dengan keputusan yang akan di ambil. Dalam hubungannya
dengan suatu organisasi , maka perlu diperhatikan bahwa informasi yang
digunakan didalam suatu system informasi pada umumnya digunakan untuk
beberapa keperluan, sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi
pada

suatu

masalah

tertentu

dengan

biaya

yang

dikeluarkan

untuk

Universitas Sumatera Utara

memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak hanya digunakan oleh satu
pihak dalam organisasi perusahaan tersebut. Dan sebagian besar informasi tidak
dapat ditaksir keuntungannya dalam nilai unag secara tepat, tetapi mungkin hanya
dapat ditaksir dalam bentuk nilai efektivitasnya. Sebagai Contoh, Keputusan
Investasi biasanya analisisnya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness
atau cost benefit
Menurut Hall (2007:27) karakteristik kualitas informasi akuntansi terdiri dari :
“1. Relevan
2. Tepat Waktu
3. Akurat
4. Lengkap
5. Rangkuman (ringkasan)”.
Adapun penjelasan Kriteria-kriteria di atas adalah :
2.4.1

Relevan

Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk
memberikan pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara, dan
selanjutnya tidak relevan harus dihentikan pembuatannya.
2.4.2

Tepat Waktu

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya.
Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.
2.4.3

Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan
material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya

Universitas Sumatera Utara

melakukan keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang
diperlukan.
2.4.2

Lengkap

Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau
pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan
kesulitan, karena informasi yang tidak disertakan itu akan menjadi unsur
ketidakpastian yang besar.
2.4.5

Rangkuman (ringkasan)

Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi
yang ringkas dan mengikhtisarkan data relevan yang menunjukan bidang-bidang
penyimpangan terhadap tingkat normal, standar, atau yang direncanakan
merupakan bentuk informasi yang banyak diperlukan oleh para pemakai
informasi.

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1.

Johanna Mudjiati (2008)
Studi kualitatif berjudul ’Studi Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi

Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang’, bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan sistem
informasi terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
untuk mengetahui sejauh mana kinerja karyawan Fakultas Ekonomi UNDIP
sebelum dan sesudah penggunaan sistem informasi, serta bagaimana pelayanan
yang diharapkan user.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap penggunaan
sistem informasi akademik yang berbasis internet (SIMAWEB) dan pengaruhnya
terhadap kinerja karyawan dengan metode observasi maupun wawancara secara
mendalam untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari semua
responden/informan. Jumlah informan adalah 17 orang terbagi dalam kelompok
manajemen fakultas, dosen, staf administrasi/karyawan dan mahasiswa yang
memiliki pengalaman di bidang tugasnya masing-masing, mengetahui secara
mendalam dan banyak berperan dalam proses penggunaan sistem informasi.
Berdasarkan hasil penelitian, memperlihatkan bahwa dengan penggunaan
sistem informasi/Simaweb di Fakultas Ekonomi yang merupakan salah satu
fasilitas guna kelancaran kegiatan proses belajar mengajar, terbukti memberikan
kemudahan,banyak keuntungan dan manfaatnya yang sangat menunjang tugastugas karyawan dalam melayani dosen, mahasiswa dan pihak luar yang
membutuhkan. Hal tersebut berarti mempunyai segi positif bagi semua pihak
sehingga berpengaruh terhadap kinerja karyawa dan dapat memberikan kualitas
pelayanan kepada dosen, mahasiswa dan pihak luar yang membutuhkan.

2.

Juli Ratnawati (2011)
“Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dan Desentralisasi

Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Organisasi”. karakteristik SIAM yang
meliputi broadscope, aggregation, integration dan timeliness berpengaruh
terhadap kinerja organisasi akan tetapi desentralisasi tidak memoderasi pengaruh
antara karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja
organisasi.

Universitas Sumatera Utara

3.

Irmaya Briliantien (2005)
“Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi

pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo.” Faktor –
faktor tersebut seperti faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi,
program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem
informasi, serta lokasi dari departemen sistem informasi. Dalam penelitian ini
penulis ingin mengetahui pengaruh faktor – faktor tersebut pada PT PLN Cabang
Depok karena PT PLN dalam melayani masyarakat sangat membutuhkan
informasi yang akurat, cepat dan tepat serta berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan manajemen.
Dari hasil penelitian hipotesis yang menggunakan Uji Kendall’s Tau
diperoleh hanya faktor keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem dan
formalisasi pengembangan sistem informasi yang mempengaruhi kinerja SIM
dengan nilai signifikan 0,032 dan 0,049. Pada uji beda yang menggunakan MannWhitney Test yaitu untuk mengetahui terdapat tidaknya perbedaan sampel bila
dipergunakan. Pada faktor program pelatihan dan pendidikan tidak dapat diolah
karena responden menjawab pertanyaan diperusahaan mereka terdapat pelatihan
dan pendidikan begitu juga pada dewan pengarah tidak dapat diolah, sedangkan
pada lokasi dari departemen sistem informasi terdapat perbedaan antara kinerja
SIM dari organisasi yang lokasi departemen sistem informasi terpisah dan berdiri
sendiri dibandingkan organisasi yang departemen sistem informasi berada

Universitas Sumatera Utara

departemen lainnya. Dalam menganalisa penelitian tersebut penulis menggunakan
SPSS versi 17.

4. Dewaar Mahesa (2010)
“Analisis pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan dengan lama kerja sebagai variabel moderating (studi pada PT. Coca
Cola amatil indonesia (central java) )”. Kepuasan kerja dan motivasi kerja sangat
berkaitan langsung dengan kinerja karyawan. Kepuasan kerja dan motivasi kerja
yang dirasakan oleh karyawan dapat menurunkan kinerja ataupun meningkatkan
kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang diperoleh
akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga akan berdampak pada
meningkatnya kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan
pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja yang dimoderasi lama bekerja
terhadap kinerja karyawan. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 64
responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Sebagai variabel
independen, yaitu kepuasan kerja dan motivasi kerja, dan variabel moderating
adalah lama bekerja, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan.
Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik,
Moderated Regresion Analysis (MRA) dan pengujian hipotesis.
Hasil analisis menggunakan moderated regresion analysis dapat diketahui
bahwa variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan, dan variabel lama bekerja memoderasi kepuasan kerja terhadap

Universitas Sumatera Utara

kinerja karyawan, sedangkan variabel lama bekerja tidak berhasil memoderasi
motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi
diketahui bahwa 22 persen variasi dari kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
variabel bebas dan variabel moderating yang diteliti dalam penelitian ini dan 78
persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

5.

Leli Siregar (2012)
“Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Camat Medan

Selayang”. Salah satu asset penting yang dimiliki oleh organisasi tidak lepas dari
kinerja pegawai. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka perlu memperbaiki
motivasi kerja pegawai. Dalam mengembangkan organisasi, orang sering terfokus
pada bagaimana mengembangkan usaha, sedangkan tentang pengelolaan sumber
daya manusianya masih kurang diperhatikan. Seorang pimpinan yang baik
tentunya akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi pegawai
dengan tujuan agar semangat untuk bekerja dan memberikan kinerja yang
maksimal. Motivasi kerja merupakan faktor penting untuk memperoleh kinerja
yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
motivasi dan kinerja para pegawai di kantor Camat Medan Selayang Kota Madya
Medan. Secara khusus untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai di kantor Camat Medan Selayang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa
data yang diperoleh dari lapangan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan

Universitas Sumatera Utara

menyebar kuesioner kepada 38 responden yang menjadi sampel. Diluar jumlah
sampel yang telah ditentukan, penulis mengambil informan tambahan yaitu
masyarakat

5

orang

sebagai

perbandingan.

Kemudian

diolah

dengan

menggunakan rumus regresi linear, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
antara motivasi dan kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan product moment, uji
“t” (signifkansi) dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi memiliki hubungan yang tinggi dengan kinerja. Hal ini terbukti dari hasil
perhitungan regresi linear Y= 1,649 + 0,848 dan nilai rxy sebesar 0,804%. Ini
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja.
Selanjutnya koefisien determinan diperoleh sebesar 64,6%, sisanya sebesar 35,4%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari kajian penelitian ini.

6. Sayyida (2013)
“Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Perusahaan”. Variabel dependen kinerja perusahaan, variabel independen adalah
karakteristik SIA. Hasil penelitiannya adalah pada analisa secara simultan variabel
independen tidak signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan
analisa secara parsial hasilnya variatif, pada variabel dapat dipahami dan
keandalan tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, variabel
keandalan memiliki koefisien konstanta negatif sehingga bertentangan dengan
asumsi dan teori dasar.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu
No.

Nama Peneliti
(Tahun)

1.

Johanna
Mudjiati
(2008)

2

Juli Ratnawati
(2011)

3.

Sayyida (2013)

Judul
Penelitian
“Studi
Pengaruh
Pengguna
Sistem
Informasi
terhadap
Kinerja
Karyawan
Fakultas
Ekonomi”.

Variabel
Hasil Penelitian
yang
Digunakan
Adanya
sistem
Variabel
informasi
di
Fakultas
dependen
:
Ekonomi jelas sangat
kinerja
mempengaruhi
Karyawan
kinerja karyawan
Variabel
independen
Pengguna
Sistem
Informasi

“Karakteristik
Sistem
Informasi
Akuntansi
Manajemen
Dan
Desentralisasi
Serta
Pengaruhnya
Terhadap
Kinerja
Organisasi”

broadscope,
aggregation,
integration
dan timeliness

“Pengaruh
Karakteristik
Sistem
Informasi
Akuntansi
Terhadap
Kinerja
Perusahaan”

Variabel
dependen
kinerja
perusahaan,
variabel
independen
adalah
karakteristik
SIA

karakteristik SIAM
yang
meliputi
broadscope,
aggregation,
integration
dan
timeliness
berpengaruh terhadap
kinerja
organisasi
akan
tetapi
desentralisasi tidak
memoderasi
pengaruh
antara
karakteristik sistem
informasi akuntansi
manajemen terhadap
kinerja organisasi.
pada analisa secara
simultan variabel
independen tidak
signifikan
berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Sedangkan
analisa secara parsial
hasilnya variatif,
pada variabel dapat

Universitas Sumatera Utara

dipahami dan
keandalan
tidak signifikan
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan,
variabel keandalan
memiliki
koefisien konstanta
negatif
sehingga
bertentangan dengan
asumsi dan teori
dasar.
4.

Irmaya
Briliantien
(2005)

“Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja sistem
informasi
akuntansi pada
Bank Umum
Pemerintah di
Wilayah
Surabaya dan
Sidoarjo.”.

ariabel
Independen :
Keterlibatan
pemakai
dalam
pengembanga
n
SIA,
pemakaian.
Kemampuan
teknik
personal SIA,
Ukuran
organisasi,
Manajemen
puncak,
Formalisasi
pengembanga
n SI, Program
pelatihan dan
pendidikan
Data,
Keberadaan
dewan
pengarah,
Lokasi
departemen
SI. Variabel
dependen
:
kepuasan dan
pemakaian

Keterlibatan pemakai
dalam pengembangan
SIA,
Tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan
dan
pemakaian.
Kemampuan teknik
personal SIA, Tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan
dan
pemakaian. Ukuran
organisasi
Tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan
pemakaian.Dukungan
Manajemen puncak
Berpengaruh
terhadap
kepuasan
pemakai. Formalisasi
pengembangan
SI
Tidak berpengaruh
terhadap
kepuasan
dan
pemakaian.
Program
pelatihan
dan pendidikan Data
tidak dapat diolah.
Keberadaan dewan
pengarah. Data tidak
dapat diolah. Lokasi

Universitas Sumatera Utara

departemen SI Tidak
berpengaruh terhadap
kepuasan
dan
pemakaian
5.

Dewaar
Mahesa (2010)

6.

Leli Siregar
(2012)

Analisis
pengaruh
motivasi dan
kepuasan kerja
terhadap
kinerja
karyawan
dengan lama
kerja sebagai
variabel
moderating
(studi pada PT.
Coca
Cola
amatil
฀ndonesia
(central java) )

engaruh
Motivasi
Terhadap
Kinerja
Pegawai pada
kantor Camat
Medan
Selayang

ariabel
dependen
:
kinerja
karyawan.
Variabel
moderating
lama
kerja,
variabel
independen :
motivasi,
kepuasan
kerja.

ariabel
dependen
kinerja
pegawai
variabel
independen
motivasi

Variabel
kepuasan
kerja dan motivasi
kerja
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
karyawan,
dan variabel lama
bekerja memoderasi
kepuasan
kerja
terhadap
kinerja
karyawan, sedangkan
variabel lama bekerja
tidak
berhasil
memoderasi motivasi
kerja
terhadap
kinerja.

variabel
kepuasan
: kerja dan motivasi
kerja
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
karyawan,
: dan variabel lama
bekerja memoderasi
kepuasan
kerja
terhadap
kinerja
karyawan, sedangkan
variabel lama bekerja
tidak
berhasil
memoderasi motivasi
kerja
terhadap
kinerja.

Universitas Sumatera Utara