Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU Chapter III VI
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium klinis dengan
rancangan pre dan post test control group design.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
1. Di koridor Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara sebagai
tempat perlakuan berkumur.
2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara untuk tempat perhitungan jumlah bakteri.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 - Juni 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU yang masih aktif.
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus penelitian yaitu:
n = [Z1-α/2√2P ( 1 – P)+ Z1-β√P1 (1 – P1) + P2(1 – P2)]2
(P1 - P2)2
n = [1,96 √2 (0,001)(1 – 0,001) + 1,28√0,5(1 – 0,5) + 0,2(1 – 0,2)]2
(0,5 – 0,2)2
n = [1,96 (0,045) + 1,28 (0,64)]2
(0,3)2
n = 0,0882 + 0,819
(0,3)2
Universitas Sumatera Utara
22
n = 0,82
0,09
n = 9,14 = 15 orang
Dimana :
n
= Besar sampel
P
= Proporsi gabungan
P1
= Proporsi pada kelompok 1 penelitian terdahulu
P2
= Proporsi pada kelompok 2 penelitian terdahulu
Z1-α/2
= Nilai Z derajat kemaknaan yang dikehendaki
Z1-β
= Nilai Z pada kekuatan uji yang dikehendaki
Nilai yang dipakai pada rumus di atas berdasarkan penelitian terdahulu yaitu
penelitian nyoman dkk. Dimana diketahui nilai dari proporsi gabungan pada
penelitian tersebut adalah 0,001, nilai proporsi pada kelompok pertama 0,5 dan nilai
pada proporsi pada kelompok kedua 0,2.12 Dari hasil perhitungan, besar sampel
dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dimana setiap perlakuan diambil sebanyak 15
orang yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk menghindari terjadi bias. Pemilihan
sampel berdasarkan subjek kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1. Mahasiswa FKG USU yang bersedia menjadi subjek penelitian dengan
menandatangani informed consent.
2. Mempunyai skor decay minimal 2 per orang.
Kriteria Eksklusi:
1. Memakai piranti ortodonti cekat atau lepasan.
2. Memakai protesa.
3. Menderita penyakit sistemik.
4. Rutin menggunakan obat kumur antiseptik.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel perlakuan : berkumur dengan seduhan teh hitam sebanyak 15 ml,
dan berkumur dengan seduhan teh hijau sebanyak 15 ml.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Variabel efek : penurunan jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur
yang dihitung dengan Colony Forming Unit (CFU).
3. Variabel Terkendali :
a. Volume obat kumur = 15 ml
b. Lama berkumur = 30 detik
c. Skor decay minimal 2
3.5 Definisi Operasional
1. Berkumur dengan seduhan teh hitam
Seduhan teh hitam 80 mg/ml sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik
kemudian dibuang.
2. Berkumur dengan seduhan teh hijau
Seduhan teh hijau 80 mg/ml sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik
kemudian dibuang.
3. Jumlah bakteri
Jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur seduhan teh hitam dan
berkumur seduhan teh hijau dihitung dengan metode plate count di Fakultas MIPA,
USU.
3.6 Metode Penelitian
3.6.1 Prosedur Pembuatan Seduhan Teh
1. 20 gr serbuk teh diseduh dengan air sebanyak 250 ml.
2. Diamkan seduhan teh selama 5 menit agar catechin yang ada dalam teh
keluar dari daun teh.9
3.6.2 Prosedur Berkumur
1. Subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditetapkan.
2. Subjek diminta untuk tidak mengkonsumsi apapun selama 1 jam sebelum
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Sebelum diberi perlakuan, sampel saliva seluruh subjek penelitian
ditampung dalam tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri
sebelum perlakuan (pre test).
4. Subjek dibagi secara acak menjadi 2 kelompok dengan 15 orang dalam
masing – masing kelompok, yaitu:
a. Kelompok perlakuan (kelompok I) berkumur dengan seduhan teh hitam 80 mg/ml.
b. Kelompok Kontrol (kelompok II) berkumur dengan seduhan teh hijau 80 mg/ml.
5. Subjek kelompok perlakuan diberi air seduhan teh hitam sebanyak 15 ml
untuk berkumur selama 30 detik kemudian dibuang. Subjek kelompok kontrol diberi
seduhan teh hijau sebanyak 15 ml untuk berkumur selama 30 detik kemudian
dibuang.
6. Selanjutnya saliva seluruh subjek langsung ditampung kembali dalam
tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri sesudah perlakuan
(post test).
7. Sampel saliva segera dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara untuk
penghitungan jumlah bakteri paling lama 1 jam setelah pengambilan sampel.
3.6.3 Penghitungan Jumlah Bakteri
1. Sebanyak 1 ml saliva (pre test) dan 1 ml saliva (post test) pada kedua
kelompok dipindahkan ke tabung reaksi untuk melakukan pengenceran secara seri.
2. Pengenceran secara seri dilakukan pada kedua sampel pre dan post test : 3
tabung reaksi berisi 9 ml sodium chloride 0,9% disediakan. Pada setiap tabung reaksi
diberi nomor satu sampai tiga, tabung nomor satu adalah tabung yang berisi saliva
yang sekaligus dihitung sebagai pengenceran pertama kemudian dihomogenisasikan,
setelah suspense tersebut homogen dengan pipet steril dimasukkan ke dalam tabung
nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung
nomor dua diambil suspense sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril
kembali, masukkan ke dalam tabung nomor tiga, dikocok hati – hati sampai homogen
sehingga terjadi pengenceran.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Suspensi saliva dari pengenceran tabung ketiga, diambil dengan pipet steril
sebanyak 1 ml, kemudian di sebar pada piring petri steril yang mengandung plate
count agar dengan menggunakan hockey stick.
4. Tahap selanjutnya, piring petri dimasukkan dalam inkubator 370C selama
2x24 jam.
5. Sesudah 48 jam, jumlah bakteri pada setiap piring petri dihitung dengan
colony counter dengan satuan CFU.
3.7 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu data dimasukkan
kedalam program komputer untuk dianalisis dengan uji statistik.
a. Univariat: untuk menghitung rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur
dan sesudah berkumur dengan seduhan teh hitam dan seduhan teh hijau.
b. Bivariat: uji T berpasangan untuk menghitung perbedaan rata-rata jumlah
bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur dengan seduhan teh hitam, sebelum
berkumur dan sesudah dengan seduhan teh hijau. Uji T tidak berpasangan untuk
menghitung perbedaaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol.
Universitas Sumatera Utara
26
3.8 Alur Penelitian
Pembuatan seduhan
daun teh hitam dan teh
hijau
Volume 250 ml
Subjek penelitian dipilih
sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi
Seluruh subjek diminta untuk tidak
mengkonsumsi apapun selama 1 jam sebelum
penelitian
Saliva seluruh subjek ditampung dalam tabung steril
sebagai sampel sebelum perlakuan (pre test)
Kelompok kontrol berkumur
dengan 15 ml seduhan teh
hijau selama 30 detik,
kemudian air kumur dibuang.
Kelompok perlakuan
berkumur dengan 15 ml air
seduhan daun teh hitam
selama 30 detik, kemudian air
kumur dibuang.
Saliva subjek ditampung
dalam tabung steril sebagai
sampel setelah perlakuan (post
test)
Saliva subjek ditampung
dalam tabung steril sebagai
sampel setelah perlakuan (post
test)
Sampel sebelum perlakuan
dan sampel setelah perlakuan
dibawa ke laboratorium
mikrobiologi Fakultas MIPA
USU untuk pemeriksaan
jumlah bakteri
Sampel sebelum perlakuan
dan sampel setelah perlakuan
dibawa ke laboratorium
mikrobiologi Fakultas MIPA
USU untuk pemeriksaan
jumlah bakteri
Universitas Sumatera Utara
27
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur paling banyak umur 22 tahun yaitu
36,7% diikuti umur 21 tahun 33,3%, 23 dan 24 tahun masing- masing 16,7% dan
13,3%. Berdasarkan jenis kelamin perempuan 86,7% dan laki-laki 13,3% (Tabel 2).
Tabel 2. Karakteristik Responden
Karakteristik
n
%
21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
10
11
5
4
33,3%
36,7%
16,7%
13,3%
4
26
13,3%
86,7%
Umur
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
4.2 Rata-rata Jumlah Bakteri Sebelum Perlakuan
Pada kelompok berkumur seduhan teh hitam rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x10 3 CFU/ml sedangkan pada
kelompok berkumur seduhan teh hijau adalah 1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml.
Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri
sebelum perlakuan (pre test) antara kelompok berkumur seduhan teh hitam dengan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,378) (Tabel 3).
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 3. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) pada kelompok
berkumur seduhan teh hitam dan kelompok berkumur seduhan teh hijau.
Kelompok
Rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) ( x ±SD)
(CFU/ml)
n
Berkumur Seduhan
15
Teh Hitam
Hasil uji
statistik
1556,60x103 ± 296,22x10 3
p=0,378
Berkumur Seduhan
15
Teh Hijau
3
1644,66x10 ± 238,81x10
3
4.3 Rata-rata Jumlah Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pada kelompok berkumur seduhan teh hitam, rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan
(post test) adalah 852,40x103 ± 236,765x103 CFU/ml. Pada kelompok berkumur
seduhan teh hijau, rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) adalah
1644,66x103 ± 238,81x10 3 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah
1001,00x103 ± 214,43x103 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan terdapat penurunan
jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,000) (Tabel 4).
Tabel 4. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) dan sesudah berkumur
(post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan kelompok
berkumur seduhan teh hijau
Kelompok
Berkumur Seduhan
Teh Hitam
Berkumur Seduhan
Teh Hijau
n
15
15
Rata-rata jumlah bakteri ( x ±SD) (CFU/ml) Hasil uji
statistik
Sebelum
Sesudah
1556,60x103 ±
296,22x10 3
1644,66x103 ±
238,81x10 3
852,40x103 ±
236,765x103
1001,00x10 3 ±
214,43x10 3
p=0,000
p=0,000
Universitas Sumatera Utara
29
4.4 Uji Efektivitas Terhadap Jumlah Bakteri
Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah
perlakuan (post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam adalah 704,20x103
± 190,93x10 3 CFU/ml sedangkan selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan
(pre test) dan sesudah perlakuan (post test) pada kelompok berkumur seduhan teh
hijau adalah 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur seduhan teh hitam dan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,082) (Tabel 5).
Tabel 5. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum (pre test) dan sesudah berkumur
(post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan kelompok
berkumur seduhan teh hijau.
Kelompok
n
Berkumur Seduhan
15
Teh Hitam
Berkumur Seduhan
15
Teh Hijau
Selisih penurunan bakteri ( x ±SD)
(CFU/ml)
Hasil uji
statistik
704,20x103 ± 190,93x103
p=0,082
3
643,66x10 ± 260,98x10
3
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur seduhan teh hitam
1556,60x103 ± 296,22x103 CFU/ml dengan kelompok berkumur seduhan teh hijau
1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml (p>0,05). Hal ini disebabkan karena pemilihan
subjek berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu skor decay minimal dua per
orang, tidak memakai piranti ortodonti cekat maupun lepasan, tidak memakai protesa,
tidak menderita penyakit sistemik, dan tidak rutin menggunakan obat kumur
antiseptik sehingga hal ini menyebabkan keadaan rongga mulut setiap sampel tidak
jauh berbeda antara kelompok seduhan teh hitam dengan kelompok seduhan teh
hijau.
Terdapat penurunan jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur
seduhan teh hitam dan teh hijau (p0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian Dellon dkk tentang daya hambat
teh hitam, teh hijau dan teh oolong terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Pada penelitian tersebut didapatkan hasil teh hitam 3,7833 ± 0,82744, teh hijau
4,3667 ± 0,6607, dan teh oolong 4,0889 ± 0,6061. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam menghambat
Streptococcus mutans.28 Hasil ini menunjukkan seduhan teh hitam sama efektif
dengan seduhan teh hijau. Hal ini mungkin disebabkan karena daun teh hitam dan
daun teh hijau memiliki daya antibakteri yang dapat menyebabkan penurunan jumlah
bakteri. Daun teh hitam dan teh hijau sama-sama mengandung catechin, tetapi daun
teh hitam mengalami proses oksidasi enzimatis sehingga catechin berubah menjadi
theaflavin dan thearubigin. Theaflavin pada teh hitam memiliki peran dalam
penghambatan amilase saliva dan bakteri dengan menghambat proses fermentasi gula
yang dapat memproduksi asam. Theaflavin pada teh hitam 95 kali lebih banyak
daripada teh hijau, sedangkan thearubigin 45 kali lebih banyak.17 Dari hasil
penelitian ini tidak terdapat perbedaan selisih penurunan bakteri yang signifikan,
namun terlihat bahwa selisih rata-rata pada teh hitam yaitu 704,20x103 ± 190,93x103
CFU/ml lebih besar daripada teh hijau yaitu 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml.
Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak meneliti bakteri Streptococcus
mutans tetapi hanya jumlah bakteri secara umum di rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur seduhan teh hitam
sebelum perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x10 3 CFU/ml dan sesudah
perlakuan (post test) adalah 852,40x10 3 ± 236,765x10 3 CFU/ml.
2. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur seduhan teh hijau sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan
(post test) adalah 1001,00x10 3 ± 214,43x103 CFU/ml.
3. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok berkumur seduhan teh hitam adalah 704,20x10 3 ± 190,93x103 CFU/ml.
4. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok berkumur seduhan teh hijau adalah 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml.
5. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok berkumur seduhan teh hitam yaitu p=0,000 (p
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium klinis dengan
rancangan pre dan post test control group design.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat
1. Di koridor Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara sebagai
tempat perlakuan berkumur.
2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara untuk tempat perhitungan jumlah bakteri.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 - Juni 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU yang masih aktif.
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus penelitian yaitu:
n = [Z1-α/2√2P ( 1 – P)+ Z1-β√P1 (1 – P1) + P2(1 – P2)]2
(P1 - P2)2
n = [1,96 √2 (0,001)(1 – 0,001) + 1,28√0,5(1 – 0,5) + 0,2(1 – 0,2)]2
(0,5 – 0,2)2
n = [1,96 (0,045) + 1,28 (0,64)]2
(0,3)2
n = 0,0882 + 0,819
(0,3)2
Universitas Sumatera Utara
22
n = 0,82
0,09
n = 9,14 = 15 orang
Dimana :
n
= Besar sampel
P
= Proporsi gabungan
P1
= Proporsi pada kelompok 1 penelitian terdahulu
P2
= Proporsi pada kelompok 2 penelitian terdahulu
Z1-α/2
= Nilai Z derajat kemaknaan yang dikehendaki
Z1-β
= Nilai Z pada kekuatan uji yang dikehendaki
Nilai yang dipakai pada rumus di atas berdasarkan penelitian terdahulu yaitu
penelitian nyoman dkk. Dimana diketahui nilai dari proporsi gabungan pada
penelitian tersebut adalah 0,001, nilai proporsi pada kelompok pertama 0,5 dan nilai
pada proporsi pada kelompok kedua 0,2.12 Dari hasil perhitungan, besar sampel
dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dimana setiap perlakuan diambil sebanyak 15
orang yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk menghindari terjadi bias. Pemilihan
sampel berdasarkan subjek kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1. Mahasiswa FKG USU yang bersedia menjadi subjek penelitian dengan
menandatangani informed consent.
2. Mempunyai skor decay minimal 2 per orang.
Kriteria Eksklusi:
1. Memakai piranti ortodonti cekat atau lepasan.
2. Memakai protesa.
3. Menderita penyakit sistemik.
4. Rutin menggunakan obat kumur antiseptik.
3.4 Variabel Penelitian
1. Variabel perlakuan : berkumur dengan seduhan teh hitam sebanyak 15 ml,
dan berkumur dengan seduhan teh hijau sebanyak 15 ml.
Universitas Sumatera Utara
23
2. Variabel efek : penurunan jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur
yang dihitung dengan Colony Forming Unit (CFU).
3. Variabel Terkendali :
a. Volume obat kumur = 15 ml
b. Lama berkumur = 30 detik
c. Skor decay minimal 2
3.5 Definisi Operasional
1. Berkumur dengan seduhan teh hitam
Seduhan teh hitam 80 mg/ml sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik
kemudian dibuang.
2. Berkumur dengan seduhan teh hijau
Seduhan teh hijau 80 mg/ml sebanyak 15 ml dikumur selama 30 detik
kemudian dibuang.
3. Jumlah bakteri
Jumlah bakteri sebelum dan sesudah berkumur seduhan teh hitam dan
berkumur seduhan teh hijau dihitung dengan metode plate count di Fakultas MIPA,
USU.
3.6 Metode Penelitian
3.6.1 Prosedur Pembuatan Seduhan Teh
1. 20 gr serbuk teh diseduh dengan air sebanyak 250 ml.
2. Diamkan seduhan teh selama 5 menit agar catechin yang ada dalam teh
keluar dari daun teh.9
3.6.2 Prosedur Berkumur
1. Subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditetapkan.
2. Subjek diminta untuk tidak mengkonsumsi apapun selama 1 jam sebelum
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Sebelum diberi perlakuan, sampel saliva seluruh subjek penelitian
ditampung dalam tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri
sebelum perlakuan (pre test).
4. Subjek dibagi secara acak menjadi 2 kelompok dengan 15 orang dalam
masing – masing kelompok, yaitu:
a. Kelompok perlakuan (kelompok I) berkumur dengan seduhan teh hitam 80 mg/ml.
b. Kelompok Kontrol (kelompok II) berkumur dengan seduhan teh hijau 80 mg/ml.
5. Subjek kelompok perlakuan diberi air seduhan teh hitam sebanyak 15 ml
untuk berkumur selama 30 detik kemudian dibuang. Subjek kelompok kontrol diberi
seduhan teh hijau sebanyak 15 ml untuk berkumur selama 30 detik kemudian
dibuang.
6. Selanjutnya saliva seluruh subjek langsung ditampung kembali dalam
tabung steril dan ditutup rapat untuk penghitungan jumlah bakteri sesudah perlakuan
(post test).
7. Sampel saliva segera dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara untuk
penghitungan jumlah bakteri paling lama 1 jam setelah pengambilan sampel.
3.6.3 Penghitungan Jumlah Bakteri
1. Sebanyak 1 ml saliva (pre test) dan 1 ml saliva (post test) pada kedua
kelompok dipindahkan ke tabung reaksi untuk melakukan pengenceran secara seri.
2. Pengenceran secara seri dilakukan pada kedua sampel pre dan post test : 3
tabung reaksi berisi 9 ml sodium chloride 0,9% disediakan. Pada setiap tabung reaksi
diberi nomor satu sampai tiga, tabung nomor satu adalah tabung yang berisi saliva
yang sekaligus dihitung sebagai pengenceran pertama kemudian dihomogenisasikan,
setelah suspense tersebut homogen dengan pipet steril dimasukkan ke dalam tabung
nomor dua, dikocok sampai homogen sehingga terjadi pengenceran, dari tabung
nomor dua diambil suspense sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril
kembali, masukkan ke dalam tabung nomor tiga, dikocok hati – hati sampai homogen
sehingga terjadi pengenceran.
Universitas Sumatera Utara
25
3. Suspensi saliva dari pengenceran tabung ketiga, diambil dengan pipet steril
sebanyak 1 ml, kemudian di sebar pada piring petri steril yang mengandung plate
count agar dengan menggunakan hockey stick.
4. Tahap selanjutnya, piring petri dimasukkan dalam inkubator 370C selama
2x24 jam.
5. Sesudah 48 jam, jumlah bakteri pada setiap piring petri dihitung dengan
colony counter dengan satuan CFU.
3.7 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu data dimasukkan
kedalam program komputer untuk dianalisis dengan uji statistik.
a. Univariat: untuk menghitung rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur
dan sesudah berkumur dengan seduhan teh hitam dan seduhan teh hijau.
b. Bivariat: uji T berpasangan untuk menghitung perbedaan rata-rata jumlah
bakteri sebelum berkumur dan sesudah berkumur dengan seduhan teh hitam, sebelum
berkumur dan sesudah dengan seduhan teh hijau. Uji T tidak berpasangan untuk
menghitung perbedaaan selisih jumlah bakteri antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol.
Universitas Sumatera Utara
26
3.8 Alur Penelitian
Pembuatan seduhan
daun teh hitam dan teh
hijau
Volume 250 ml
Subjek penelitian dipilih
sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi
Seluruh subjek diminta untuk tidak
mengkonsumsi apapun selama 1 jam sebelum
penelitian
Saliva seluruh subjek ditampung dalam tabung steril
sebagai sampel sebelum perlakuan (pre test)
Kelompok kontrol berkumur
dengan 15 ml seduhan teh
hijau selama 30 detik,
kemudian air kumur dibuang.
Kelompok perlakuan
berkumur dengan 15 ml air
seduhan daun teh hitam
selama 30 detik, kemudian air
kumur dibuang.
Saliva subjek ditampung
dalam tabung steril sebagai
sampel setelah perlakuan (post
test)
Saliva subjek ditampung
dalam tabung steril sebagai
sampel setelah perlakuan (post
test)
Sampel sebelum perlakuan
dan sampel setelah perlakuan
dibawa ke laboratorium
mikrobiologi Fakultas MIPA
USU untuk pemeriksaan
jumlah bakteri
Sampel sebelum perlakuan
dan sampel setelah perlakuan
dibawa ke laboratorium
mikrobiologi Fakultas MIPA
USU untuk pemeriksaan
jumlah bakteri
Universitas Sumatera Utara
27
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur paling banyak umur 22 tahun yaitu
36,7% diikuti umur 21 tahun 33,3%, 23 dan 24 tahun masing- masing 16,7% dan
13,3%. Berdasarkan jenis kelamin perempuan 86,7% dan laki-laki 13,3% (Tabel 2).
Tabel 2. Karakteristik Responden
Karakteristik
n
%
21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
10
11
5
4
33,3%
36,7%
16,7%
13,3%
4
26
13,3%
86,7%
Umur
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
4.2 Rata-rata Jumlah Bakteri Sebelum Perlakuan
Pada kelompok berkumur seduhan teh hitam rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x10 3 CFU/ml sedangkan pada
kelompok berkumur seduhan teh hijau adalah 1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml.
Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri
sebelum perlakuan (pre test) antara kelompok berkumur seduhan teh hitam dengan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,378) (Tabel 3).
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 3. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) pada kelompok
berkumur seduhan teh hitam dan kelompok berkumur seduhan teh hijau.
Kelompok
Rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) ( x ±SD)
(CFU/ml)
n
Berkumur Seduhan
15
Teh Hitam
Hasil uji
statistik
1556,60x103 ± 296,22x10 3
p=0,378
Berkumur Seduhan
15
Teh Hijau
3
1644,66x10 ± 238,81x10
3
4.3 Rata-rata Jumlah Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pada kelompok berkumur seduhan teh hitam, rata-rata jumlah bakteri sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan
(post test) adalah 852,40x103 ± 236,765x103 CFU/ml. Pada kelompok berkumur
seduhan teh hijau, rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) adalah
1644,66x103 ± 238,81x10 3 CFU/ml dan sesudah perlakuan (post test) adalah
1001,00x103 ± 214,43x103 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan terdapat penurunan
jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,000) (Tabel 4).
Tabel 4. Rata-rata jumlah bakteri sebelum berkumur (pre test) dan sesudah berkumur
(post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan kelompok
berkumur seduhan teh hijau
Kelompok
Berkumur Seduhan
Teh Hitam
Berkumur Seduhan
Teh Hijau
n
15
15
Rata-rata jumlah bakteri ( x ±SD) (CFU/ml) Hasil uji
statistik
Sebelum
Sesudah
1556,60x103 ±
296,22x10 3
1644,66x103 ±
238,81x10 3
852,40x103 ±
236,765x103
1001,00x10 3 ±
214,43x10 3
p=0,000
p=0,000
Universitas Sumatera Utara
29
4.4 Uji Efektivitas Terhadap Jumlah Bakteri
Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah
perlakuan (post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam adalah 704,20x103
± 190,93x10 3 CFU/ml sedangkan selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum perlakuan
(pre test) dan sesudah perlakuan (post test) pada kelompok berkumur seduhan teh
hijau adalah 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml. Hasil uji t menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur seduhan teh hitam dan
kelompok berkumur seduhan teh hijau (p=0,082) (Tabel 5).
Tabel 5. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum (pre test) dan sesudah berkumur
(post test) pada kelompok berkumur seduhan teh hitam dan kelompok
berkumur seduhan teh hijau.
Kelompok
n
Berkumur Seduhan
15
Teh Hitam
Berkumur Seduhan
15
Teh Hijau
Selisih penurunan bakteri ( x ±SD)
(CFU/ml)
Hasil uji
statistik
704,20x103 ± 190,93x103
p=0,082
3
643,66x10 ± 260,98x10
3
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik jumlah bakteri sebelum perlakuan (pre test) menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok berkumur seduhan teh hitam
1556,60x103 ± 296,22x103 CFU/ml dengan kelompok berkumur seduhan teh hijau
1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml (p>0,05). Hal ini disebabkan karena pemilihan
subjek berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu skor decay minimal dua per
orang, tidak memakai piranti ortodonti cekat maupun lepasan, tidak memakai protesa,
tidak menderita penyakit sistemik, dan tidak rutin menggunakan obat kumur
antiseptik sehingga hal ini menyebabkan keadaan rongga mulut setiap sampel tidak
jauh berbeda antara kelompok seduhan teh hitam dengan kelompok seduhan teh
hijau.
Terdapat penurunan jumlah bakteri yang signifikan pada kelompok berkumur
seduhan teh hitam dan teh hijau (p0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian Dellon dkk tentang daya hambat
teh hitam, teh hijau dan teh oolong terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Pada penelitian tersebut didapatkan hasil teh hitam 3,7833 ± 0,82744, teh hijau
4,3667 ± 0,6607, dan teh oolong 4,0889 ± 0,6061. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam menghambat
Streptococcus mutans.28 Hasil ini menunjukkan seduhan teh hitam sama efektif
dengan seduhan teh hijau. Hal ini mungkin disebabkan karena daun teh hitam dan
daun teh hijau memiliki daya antibakteri yang dapat menyebabkan penurunan jumlah
bakteri. Daun teh hitam dan teh hijau sama-sama mengandung catechin, tetapi daun
teh hitam mengalami proses oksidasi enzimatis sehingga catechin berubah menjadi
theaflavin dan thearubigin. Theaflavin pada teh hitam memiliki peran dalam
penghambatan amilase saliva dan bakteri dengan menghambat proses fermentasi gula
yang dapat memproduksi asam. Theaflavin pada teh hitam 95 kali lebih banyak
daripada teh hijau, sedangkan thearubigin 45 kali lebih banyak.17 Dari hasil
penelitian ini tidak terdapat perbedaan selisih penurunan bakteri yang signifikan,
namun terlihat bahwa selisih rata-rata pada teh hitam yaitu 704,20x103 ± 190,93x103
CFU/ml lebih besar daripada teh hijau yaitu 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml.
Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak meneliti bakteri Streptococcus
mutans tetapi hanya jumlah bakteri secara umum di rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur seduhan teh hitam
sebelum perlakuan (pre test) adalah 1556,60x103 ± 296,22x10 3 CFU/ml dan sesudah
perlakuan (post test) adalah 852,40x10 3 ± 236,765x10 3 CFU/ml.
2. Rata-rata jumlah bakteri pada kelompok berkumur seduhan teh hijau sebelum
perlakuan (pre test) adalah 1644,66x103 ± 238,81x103 CFU/ml dan sesudah perlakuan
(post test) adalah 1001,00x10 3 ± 214,43x103 CFU/ml.
3. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok berkumur seduhan teh hitam adalah 704,20x10 3 ± 190,93x103 CFU/ml.
4. Selisih rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok berkumur seduhan teh hijau adalah 643,66x103 ± 260,98x10 3 CFU/ml.
5. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah bakteri sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok berkumur seduhan teh hitam yaitu p=0,000 (p