Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Auditing
Menurut Agoes (2012:4) :
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
laporan kewajaran laporan keuangan tersebut.
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik
memulai pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan
keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial balance),
buku besar (general ledger), buku harian (special journals),
bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (subledger). Auditing dilakukan oleh akuntan publik (khususnya
financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan
Standar Pengendalian Mutu (Agoes, 2012:8).
Sedangkan menurut Hery (2016:10) auditing adalah:
Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan

mengevaluasi (secara objektif) bukti yang berhubungan dengan
asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam
rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.2 Kompetensi
Dalam standar audit APIP disebutkan bahwa audit harus
dilaksanakan olehorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor. Dengandemikian, auditor belum memenuhi
persyaratan jika ia tidak memiliki pendidikandan pengalaman yang
memadai dalam bidang audit. Dalam audit pemerintahan,auditor

Universitas Sumatera Utara

dituntut untuk memiliki dan meningkatkan kemampuan atau keahlian
bukanhanya dalam metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal yang
menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan
kegiatan pemerintah.Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit
tidak hanya berupapenguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing,
namun juga penguasaanterhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada

tidaknya program atau prosespeningkatan keahlian dapat dijadikan
indikator untuk mengukur tingkat kompetensiauditor.
Kompetensi

merupakan

pengetahuan,

keterampilan,

dan

kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan
yang

dibutuhkan

untuk

pekerjaan-pekerjaan


non-rutin

(Hanna,

2015:37).
Standar Umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001)
menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor. Kompetensi berkaitan dengan keahlian professional yang
dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian
professional

maupun

keikutsertaan

dalam

pelatihan,


seminar,

symposium (Ayuningtyas, 2012:22).
Dalam standar audit APIP disebutkan bahwa audit harus
dilaksanakan olehorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor. Dengandemikian, auditor belum memenuhi
persyaratan jika ia tidak memiliki pendidikandan pengalaman yang

Universitas Sumatera Utara

memadai dalam bidang audit. Dalam audit pemerintahan,auditor
dituntut untuk memiliki dan meningkatkan kemampuan atau keahlian
bukanhanya dalam metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal yang
menyangkutpemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan
kegiatan pemerintah.
Audit yang berkaitan adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh
auditee. Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit
hingga pelaporan dan kesesuaian pemeriksaan. Cara yang paling efektif
untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil audit telah dibuat secara

wajar, lengkap dan obyektif adalah dengan mendapatkan review dan
tanggung jawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat
dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya mencakup kelemahan
peraturan perundang-undangan atau ketidakpatuhan yang dilaporkan
oleh audit, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Audit
harus memuat komentar tersebut dalam laporan hasil audit.
2.1.3 Independensi
“Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang
yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya,
dan membuat laporan audit. Bila auditor adalah penasehat untuk klien,
seorang bankir, atau orang lainnya, auditor tidak bisa dianggap sebagai
independen” (Arens, 2009:124).
Auditor yang mampu mengambil posisi independen dalam
setiapmelaksanakan tugasnya dan memiliki kemampuan yang memadai
di bidang profesinya disertai dengan etika kerja yang konsisten akan

Universitas Sumatera Utara

memiliki kinerja yang semakin berkualitas. Independensi terbukti
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, yang dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi independensi auditor maka kinerja auditor yang
dihasilkan akan semakin lebih baik.
Sedangkan objektivitas akan memberikan kualitas yang baik bagi
pengguna laporan audit. Seorang auditor melakukan pemeriksaan secara
objektif bukan secara subjektif. Objektivitas lah yang memberikan
profesi auditor dengan profesi-profesi yang lain.
Menurut Arens (2009:124) :
Mempertahankan perilaku yang independen bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab adalah penting tetapi yang juga
penting adalah bahwa pemakai laporan keuangan tersebut
memiliki kepercayaan atas independensi itu. Kedua tujuan ini
sering diidentifikasikan sebagai independensi dalam fakta dan
independensi dalam penampilan.
2.1.4 Etika Profesi
Alim (2007:5) menyatakan etika berkaitan dengan pertanyaan
tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya.
“Kode etik auditor merupakan aturan perilaku auditor sesuai dengan
tuntutan profesi dan organisasi serta standar audit yang merupakan
ukuran mutu minimal yang harus dicapai oleh auditor dalam
menjalankan tugas auditnya” (Kharismatuti, 2012:14).

Menurut Agoes (2012:43) :
Pernyataan etika profesi yang berlaku saat itu dapat dipakai
sebagai interpretasi dan atau Aturan Etika sampai
dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya. Prinsip etika profesi, yang merupakan
landasan perilaku etika profesional, terdiri dari 8 (delapan)
prinsip yaitu: tanggung jawab profesi, kepentingan umum

Universitas Sumatera Utara

(publik), integritas, obyektifitas, kompetensi dan kehatihatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan
standar teknis.
Prinsip etika akuntan meliputi lima butir pernyataan publik yang
tercantum dalam Standar Profesi Akuntan Publik, kelima butir
tersebut sebagaimana terdeskripsikan yang dikemukakan Ludigdo
(2009:58):
1.

2.


3.

4.

5.

Integritas
Sebagai seorang profesional dalam memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, akuntan harus memenuhi
tanggungjawab profesionalnya tersebut dengan menjaga
integritasnya setinggi mungkin.
Objektivitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan
sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan.
Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan penuh kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan ketrampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan

untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang
paling mutakhir.
Kerahasiaan
Dalam hal ini akuntan harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban
profesional
atau
hukum
untuk
mengungkapkannya.
Perilaku Profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk
berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesinya.


Universitas Sumatera Utara

Prinsip inilah yang merupakan landasan bagi setiap auditor
untuk berperilaku dan untuk melaksanakan audit, agar hasil audit
dapat diandalkan.
Menurut Keraf yang dikemukakan Rismawaty (2009:64) etika dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1.

2.

Etika Umum membahas kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori
serta mengacu pada prinsip moral dasar menjadi pegangan
dalam bertindak dan tolok ukur atau pedoman untukmenilai
“baik atau buruknya” suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan

dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses dan
fungsional dari suatu organisasi.

2.1.5 Pengalaman Auditor
Pengalaman kerja seseorang merupakan suatu pekerjaan yang
telah dilakukan seseorang dengan memberikan peluang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja
seseorang, maka semakin terampil dalam melakukan pekerjaan dan
semakin sempurna dalam pola pikir, sikap untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Hernadianto mengatakan bahwa seorang auditor menjadi ahli
terutama diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman. Seorang auditor
yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik
dalam mendefinisikan keliruan-keliruan daripada auditor yang kurang
berpengalaman (dalam Kharismatuti, 2012:19).
Menurut Ika (2010:4) :

Universitas Sumatera Utara

Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan
yang diambil dalampelaksanaan audit sehingga diharapkan
setiap keputusan yang diambil merupakankeputusan yang
tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama
masakerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin
baik pula kualitas audityang dihasilkan.
Agar akuntan yang baru selesai menempuh pendidikan
formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam profesinya,
pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga
tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi
akuntan yang ingin memperoleh izin. Luas pengujian dan pemilihan
prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar
pengalamannya. Diharapkan pengalaman yang sudah dimiliki akan
meningkatkan kualitas hasil audit yang dilakukan oleh auditor.
Dimana seorang auditor yang memasuki sebagai akuntan publik, ia
harus lebih dahulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan
akuntan senior yang lebih berpengalaman.
2.1.6 Kualitas Audit
Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai apa dan
bagaimanakualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk
menggambarkan dan mengukur kualitas audit secara obyektif dengan
beberapa indikator. Hal ini dikarenakankualitas audit merupakan
sebuah konsep yang kompleks dan sulit dipahami, sehinggasering kali
terdapat kesalahan dalam menentukansifat dan kualitasnya. Hal ini
terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi
kualitas audit yang berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan
dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan
pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama
seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka
kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien,
semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik
karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha
menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat
kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut
untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review
oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut
mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga
(Alim, 2007:14).
Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan
tidak terletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau
rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivitas penyelesaian
yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Manajemen entitas yang
diperiksa bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi serta
menciptakan dan memelihara suatu proses dan sistem informasi untuk
memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa dimaksud.
Jika manajemen tidak memiliki cara semacam itu, pemeriksa wajib
merekomendasikan agar manajemen memantau status tindak lanjut
atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terus-menerus terhadap

Universitas Sumatera Utara

temuan pemeriksaan yang material beserta rekomendasinya dapat
membantu

pemeriksa

untuk

menjamin

terwujudnya

manfaat

pemeriksaan yang dilakukan.
Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat ditindaklanjuti
oleh auditee.Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit
hingga pelaporan dan kesesuaian pemeriksaan. Tanggapan atau
pendapat dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya mencakup
kelemahan dalan pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan
terhadap

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

atau

ketidakpatuhan yang dilaporkan oleh audit, tetapi juga tindakan
perbaikan yang direncanakan. Dengan demikian, indikator yang
digunakan untuk mengukur kualitas audit antara lain kualitas proses,
apakah audit dilakukan dengan cermat, sesuai prosedur, sambil terus
mempertahankan sikap skeptis.
2.1.7 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu akan diuraikan mengenai hasil-hasil
penelitian yang didapat oleh penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
Penelitian

yang

dilakukan

Prihartini

(2015:10)

dalam

penelitiannya menganalisis pengaruh kompetensi, independensi,
obyektivitas, integritas dan akuntabilitas terhadap kualitas audit di
pemerintah daerah. Responden dalam penelitian ini pada 5 Kantor
Inspektorat

Provinsi

Bali.

Dalam

penelitian

tersebut

dapat

Universitas Sumatera Utara

disimpulkan bahwa kompetensi dan integritas berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas audit. Independensi, objektivitas, dan
akuntabilitas tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit.
Sementara secara simultan kompetensi, independensi, objektivitas,
integritas, dan akuntabilitas memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit di Pemerintah Daerah. Dalam penelitian ini
variabel

yang

digunakan

adalah

kualitas

audit,

kompetensi,

independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas,
integritas, dan etika auditor. Dari penelitian terdahulu diatas dapat
disimpulkan bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas, due
professional care, objektivitas, integritas, dan etika auditor dapat
mempengaruhi kualitas audit tergantung dari situasi yang dialami oleh
seorang auditor dalam melakukan audit.
Nurul Arifah Siregar (2014:11) melakukan penelitian tentang
yang menguji pengaruh kompetensi, independensi dan pengalaman
auditor terhadap kualitas hasil audit. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa

kompetensi,

independensi

dan

pengalaman

auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hasil audit.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Norma
Kharismatuti (2012:15). Dalam penelitian ini kompetensi dan
independensi terbukti berpengaruh simultan terhadap kualitas audit
dengan variabel moderasi etika auditor yang dilaksanakan pada
Internal Auditor BPKP DKI Jakarta. Kompetensi, independensi dan

Universitas Sumatera Utara

etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan,
kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
Penelitian oleh Andini Ika (2011:13) yang menguji pengaruh
kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pengalaman auditor
terhadap kualitas audit dengan variabel moderating pemahaman
terhadap sistem informasi studi empiris pada Auditor KAP di
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit
mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan
anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit,
pengalaman auditor mempunyai pengaruh positif terhadap kulitas
audit dan interaksi antara kompleksitas, anggaran waktu, pengalaman
auditor dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit.
Penelitian Ika (2010:14) yang menguji pengaruh pengalaman
kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap
kualitas

hasil

audit.

Hasil

penelitian

ini

menunjukkan

bahwapengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan
kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NAMA
PENELITI
Ika,

JUDUL PENELITI

Akram, Pengaruh

VARIABEL
PENELITIAN
Variabel Independen:

HASIL PENELITIAN
Pengalaman

Universitas Sumatera Utara

kerja,

Biana

pengalaman

kerja, pengalaman

(2010)

independensi,

independensi,

obyektifitas,

obyektifitas, integritas positif terhadap kualitas

integritas

kerja, obyektifitas

dan

kompetensi berpengaruh

dan dan kompetensi

hasil

pemeriksaan.

kompetensi terhadap

Sedangkan

kualitas hasil audit Variabel Dependen:

independensi

di

Inspektorat kualitas

Sepulau Lombok

untuk
dan

hasil integritas

berpengaruh

signifikan

terhadap

pemeriksaan

kualitas

hasil

pemeriksaan
Andini Ika
(2011)

Pengaruh

Variabel Independen :
Tekanan
anggaran
Kompleksitas, tekanan waktu
kompleksitas,
mempunyai
anggaran waktu dan
tekanan
anggaran
pengaruh
negatif
pengalaman auditor
waktu
dan
terhadap kualitas audit.
pengalaman auditor Variabel Dependen :
Pengalaman
auditor
kualitas audit
terhadap
kualitas
berpengaruh signifikan
audit

dengan Variabel Moderating :
terhadap
terhadap
sistem kualitas audit. Pengaruh
variabel moderating pemahaman
informasi
pemahaman
kompleksitas
dan
terhadap

sistem

informasi

studi

empiris

pada

Auditor

KAP

tekanan anggaran waktu
semakin tinggi.

di

Semarang
Norma
Kharismatuti
(2012)

Pengaruh

Independen: Kompetensi
dan
independensi
kompetensi
dan kompetensi,
mempunyai
pengaruh
independensi
independensi
signifikan
terhadap
terhadap
kualitas Variabel
Dependen: kualitas audit
audit
variabel

Variabel

dengan kualitas audit
moderasi Variabel Moderating :

Universitas Sumatera Utara

etika auditor yang etika auditor
dilaksanakan pada
Internal

Auditor

BPKP DKI Jakarta
Nurul

Arifah Pengaruh

Siregar (2014)

Variabel Independen : Kesimpulan
dari
penelitian ini adalah
Kompetensi,
kompetensi,
Kompetensi,
Independensi
dan independensi
dan
independensi,
dan
Pengalaman Auditor pengalaman auditor
pengalaman
auditor
berpengaruh
Terhadap Kualitas
signifikan
terhadap
Hasil Audit
Variabel Dependen:
kualitas hasil audit.
kualitas hasil audit

Prihartini,dkk

Pengaruh

Variabel Independen:

(2015)

kompetensi,

kompetensi,

independensi,

independensi,

obyektivitas,

obyektivitas,

integritas dan

integritas, dan

akuntabilitas

akuntabilitas.

terhadap kualitas
audit di

Variabel Dependen:

Pemerintah Daerah

Kualitas Audit

Secara
simultan
kompetensi,
independensi,
objektivitas, integritas,
dan
akuntabilitas
memiliki
pengaruh
positif
signifikan
terhadap
kualitas
audit
di
Pemerintah Daerah

2.2 Kerangka Konseptual
Yang menjadi variabel bebas (variable independent) pada penelitian
ini adalah kompetensi, independensi, etika profesi, dan pengalaman auditor.
Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini adalah kualitas
audit. Kerangka konseptual yang dirancang dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kompetensi
(x1)
H1
Independensi
(x2)

H2
Kualitas Audit
(Y)

Etika Profesi
(x3)

H3

H4

H4

Pengalaman
Auditor
(x4)
H5

Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspekaspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap,
pengetahuan dan ketrampilan di mana kompetensi akan mengarahkan tingkah
laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang
tidak biasa.Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada pihak lain. Independensi
juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan

Universitas Sumatera Utara

fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak dalam diri
auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Etika perlu dibedakan dengan moralitas. Moralitas adalah suatu sistem
nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup sebagai manusia. Moralitas
memberi manusia aturan atau petunjuk konkrit tentang bagaimana harus
hidup, bagaimana harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik
dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.
Pengalaman kerja seseorang merupakan suatu pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang dengan memberikan peluang untuk melakukan pekerjaan
yang lebih baik. Semakin luas pengalaman seseorang, maka semakin terampil
dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna dalam pola pikir, sikap
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kualitas audit adalahkemungkinan (joint probability) dimanaseorang
auditor

akanmenemukandanmelaporkanpelanggaran

yang

adadalamsystemakuntansikliennya. Hasil audit yang berkualitas adalah hasil
audit yang ditindaklanjuti oleh auditee.
2.3

Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.3.1 Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit
Menurut

Tubbs

yang

dikemukakan

oleh

Ayuningtyas

(2012:30)“menyatakan bahwa dalam mendeteksi sebuah kesalahan,
seseorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa

Universitas Sumatera Utara

dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi”. Hasil penelitian Alim
(2007) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, jadi semakin tinggi kompetensi
auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan
asumsi di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
H1 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
2.3.2 Pengaruh independensi terhadap kualitas audit
Independensi

mengartikan

bahwa

seseorang

tidak

dapat

dipengaruhi. Seseorang auditor dalam melaksanakan tugas audit harus
didukung dengan sikap independen, dimana seorang auditor tidak
boleh dipengaruhi oleh pihak lain dantidak dikendalikan oleh pihak
lain. Dalam hubungannya dengan auditor dipercaya oleh masyarakat
umum. Alim yang dikemukakan oleh Ayuningtyas (2012:28)
menemukan bahwa independensinya berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi
yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan audit. Dalam hal ini
harus didukung dengan sikap auditor yang independen. Mengacu pada
uraian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H2 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Pengaruh etika profesi terhadap kualitas audit
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang
membedakan suatu profesidengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para anggotanya. Oleh karena itu diperlukan
aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut,
yang disebut kode etik. Penelitian yang dilakukan Zoraifi, R. dalam
Hidayat dengan 66 responden yang merupakan auditor yang bekerja
di KAP kecil di wilayah Jawa Tengah dan DIY menyimpulkan bahwa
ternyata lamanya kerja mempengaruhi perilaku etis auditor. Auditor
yang mempunyai pengalaman kerja lebih lama mempunyai perilaku
lebih etis dibanding auditor yang mempunyai pengalaman kerja yang
singkat.Mengacu

pada

uraian

di

atas

maka

hipotesis

yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
2.3.4 Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit
Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan
Publik bahwa auditor diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang
cukup dalam profesi yang ditekuninya serta dituntut untuk memenuhi
kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang
digeluti kliennya.
Pengalaman auditor akan terus meningkat seiring dengan makin
banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi
keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan

Universitas Sumatera Utara

memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan
pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan
meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan.
H4 : Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR PEMERINTAH DI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH).

0 12 14

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Perwakilan D

0 5 17

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan

0 3 15

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

0 3 15

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

0 0 40

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika Profesi dan PenganAuditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 86