Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
Pada awalnya Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda

yang diberi nama Namlodse venotshap Hendls Vereninging Amsterdam ((NV.
HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami komodity Serat Nenas (Agape Sisalana)
& Serat Pisang (Manila Henep). Semasa Pengembalian Irian Barat ke Indonesia
tahun 1958 Kebun Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan
mulai dikelola oleh bangsa Indonesia. Adapun Periodeisasi pengelolaannya adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1. Periodeisasi pengelolaan PTPN IV Dolok Ilir
No
1.
2.

Periode
1915 s/d 1958

1958 s/d 1968

Kesatuan
NV. HVA
PPN. Aneka Tanaman

3.

1968 s/d 1971

PNP-VII

4.

1971 s/d 1994

PTP-VII

5.
6.


1994 s/d 1996
1996 s/d Okt 2014

7.

2014 s/d Sekarang

PTP SUMUT II
PT.
Perkebunan
Nusantara IV ( Persero)
PT.
Perkebunan
Nusantara IV
Menjadi
anak
perusahaan dibawah PT.
Perkebunan Nusantara
III (Persero) Holding.


Keterangan
Peraturan
Pemerintah
No.19 tahun 1959
Keppress No. 144 tahun
1968
Peraturan pemerintah No.
29 tahun 1971
Peraturan Pemerintah No.
9/1996
Peraturan Pemerintah No.
72/2014

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

Sejak tahun 1958 tanaman serat dialihkan menjadi tanaman kelapa sawit
konversi ini dilakukan secara bertahap dan selesai tahun 1974. Secara Geografis
Kebun Dolok Ilir berada :


Universitas Sumatera Utara

1. Sebelah TIMUR

Kebun Laras dan Kebun Bandar Betsy

2. Sebelah BARAT

Dolok Merawan

3. Sebelah SELATAN

Sinaksak – Pematang Siantar

4. Sebelah UTARA

Kebun Sibulan, Pabatu & laut Tador

Unit Usaha dolok Ilir berada dikabupaten simalungun Kecamatan Dolok
Batu Nanggar dan Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan.

Sesuai Izin HGU No. 13/HGU/BPN/2006 yang berlaku terhitung mulai tanggal 31
Desember 2005 s/d 31 Desember 2030, luas konsesi Unit usaha Dolok Ilir
7.348,81 Ha.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah perusahaan yang

bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Minyak
Sawit (Crude Palm Oil) dan Inti Sawit (Palm Kernel) yang telah dilakukan proses
pengeringan sehingga diperoleh minyak yang diinginkan. Untuk hasil sampingan
pengolahan (ampas) digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam memproduksi
uap. Hasil dari produksi PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir akan dijual
kepada perusahaan yang membutuhkannya sebagai bahan yang akan diolah
selanjutnya.

2.3.

Lokasi Perusahaan

Kebun Dolok Ilir berada diwilayah Kab. Simalungun, Serdang Bedagai Propinsi

Sumatera Utara yang jaraknya 26 Km dari Pematang Siantar dan 115 Km dari Medan,
batas wilayah yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Sebelah Timur

: Kebun Laras dan Bandar Betsy

Sebelah Barat

: Dolok Merawan

Sebelah Selatan

: Sinaksak / Pematang Siantar

Sebelah Utara


: Kebun Sibulan, Pabatu, Laut Tador.

Sumber: https://www.google.com/maps

Gambar 2.1. Lokasi PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

2.4.

Daerah Pemasaran

Pemasaran adalah suatu usaha untuk menyediakan atau memindahkan
produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Daerah pemasaran PT. Perkebunan
Nusantara IV Dolok Ilir yaitu PT. SAN (Sarana Agro Nusantara), Musimas dan
Sinarmas dan untuk inti sawit dipasarkan ke PPIS Pabatu.

2.5.

Organisasi dan Manajemen
Organisasi dan Manajemen adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan,


tetapi keduanya hanya bisa dibedakan. Organisasi berasal dari istilah Yunani

Universitas Sumatera Utara

“Organum” yang dapat berarti alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama juga. Dan
manajemen adalah ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
Manajer

Asisten Kepala
Tanaman
Rayon Utara

Asisten Kepala
Tanaman
Rayon Selatan


Asisten
Tanaman AFD I
(plh)

Asisten
Tanaman
AFD. V

Asisten
Tanaman AFD.
II

Asisten
Tanaman
AFD. VI

Asisten
Tanaman AFD.
III


Asisten
Tanaman
AFD. VII

Asisten
Tanaman AFD.
IV (plh)

Asisten
Tanaman
AFD. VII

Asisten Transp
Produksi

Asisten S.
Emplasmen

Masinis Kepala


Asisten SDM
Umum &
Keamanan

Asisten Kepala
Tata Usaha

Asisten
Pengolahan

Asisten Teknik
Pabrik

Asisten S.
Gudang

Asisten
Pengolahan
(Plh)

Asisten
Teknik Sipil

Asisten
Transport pool

Perwira
Pengamanan

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir
Keterangan:
Hubungan perintah
Hubungan Fungsional
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

2.5.1.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan manajemen yang baik adalah struktur organisasi

yang fleksibel dimana struktur organisasi tersebut harus berkembang, hidup dan
bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan. Berdasarkan pembagian
tugas dan tanggung jawab maka struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV Unit
Kebun Dolok Ilir adalah merupakan organisasi dengan bentuk Garis dan Staf yang

Universitas Sumatera Utara

dipimpin oleh seorang Manajer Unit. Struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV
Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Salah satu sarana agar organisasi dapat berjalan dengan baik, sehat dan
efisien haruslah melaksanakan azas-azas organisasi yaitu seperti pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Adapun uraian tugas dan tanggung
jawab setiap jabatan pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat
dibawah ini :
1.

Manajer Unit
a. Menyusun dan melaksanakan Policy Umum sesuai dengan pedoman dan
instruksi kerja dari Direksi
b. Mengkoordinir Penyusunan anggaran belanja tahunan
c. Memimpin rapat kerja Asisten Kebun yang dilaksanakan secara periodik
d. Bertanggung Jawab Kepada Manajer Grup & Direksi
e. Mengatur Hubungan bidang Measyarakatan

2.

Kepala Dinas Tanaman
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin operasi dibidang tanaman.
b. Mengkoordinir pelaksanan tugas asisten afdeling masing-masing
c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit
d. Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai Manajer Unit

3.

Kepala Dinas Teknik

Universitas Sumatera Utara

a. Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang
Teknik
b. Mengkoordinir tugas-tugas Asisten di bagian Teknik
c. Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit
4.

Kepala Dinas Pengolahan
a. Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang
Pengolahan
b. Mengkoordinir tugas-tugas harian Asisten Harian Pengolahan &Asisten
jaga Pabrik.
c. Mengawasi jalannya kegiatan pabrik
d. Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit

5.

Kepala Dinas Tata Usaha
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas-tugas
dibidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah, pergudangan
dan laporan-laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja.
b. Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di Sentral Gudang
a. Bertanggung Jawab Kepada Manajer Unit

6.

Asisten Sdm & Umum
a. Administrasi Pekerja/penduduk di Lingkungan Kebun
b. Administrasi Penerimaan Karyawan Baru & Pemberhentian Karyawan
c. Perumahan karyawan di Emplasmen
d. Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan
Pramuka Dolok Ilir dengan Gudep 015 –016.
e. Mengawasi Kegiatan Pos Yandu (KB, Penimbangan Balita)

Universitas Sumatera Utara

f. Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga
g. Membuat Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) bulanan dan
Triwulan ke Kantor Direksi PTPN-IV di Medan.
h. Mengajukan usulan jatah pakaian dinas karyawan dan mengusulkan
karyawan yang berdinas 25, 30 & 35 tahun untuk menerima
penghargaan/jubilaris.
i. Surat menyurat kepada Instansi Pemerintah, Sipil. TNI/Polri, dan melayani
pihak-pihak yang berurusasn dengan perusahaan.
j. Mengelola Administrasi JAMSOSTEK.
k. Mengelola Administrasi DAPENBUN
l. Urusan sosial dan lain-lain
m. Mengawasi Agraria tingkan kebun
n. Bertanggung Jawab langsung kepada Manajer Unit.
7.

Perwira Pengamanan (Pa.Pam)
a. Memimpin tugas pengamanan dalam lingkungan kebun terutama objekobjek vital yang rawan terhadap gangguan.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit

8.

Asisten Transport
a. Mengkoordinir kegiatan dibidang tugas pengangkutan yang meliputi
sepeda motor, kenderaan truck terutama untuk pengangkutan produksi
TBS. Kepala Sawit dari Afdeling Tanaman ke Tempat Pengolahan secara
tepat waktu.
b. Bertanggung jawab kepada manajer Unit

9.

Tugas Asisten

Universitas Sumatera Utara

a. Mengkoordinir pelaksanaan tuas tuas mandor dan krani bawahannya
masing-masing.
b. Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaharuan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing

2.5.3.

Tenaga Kerja dan Jam kerja
Untuk mendukung kelancaran proses pengoperasian pabrik PTPN IV

PKS Dolok Ilir memiliki tenaga kerja sebanyak 255 karyawan dan pimpinan.
Susunan dan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Dolok Ilir
No

Keterangan

Jumlah (Orang)

1.

Manager

1

2.

Kepala Dinas

5

3.

Asisten Tata Usaha

1

4.

Asisten Teknik

2

5.

Asisten Pengolahan

2

6.

Asisten SDM & Umum

1

7.

Asisten Afdeling

9

8.

Asisten Transport

1

9.

Asisten SMP. Yapekdi

1

10. Asisten Sent. Emplasmen

1

11. Karyawan Pengolahan Shif 1

49

12. Karyawan Pengolahan Shif II

49

13. Karyawan Laboratorium/Sortasi

33

14. Karyawan Bengkel

35

15. Karyawan Dinas Sipil

19

Tabel 2.2. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Dolok Ilir
(Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

No

Keterangan

Jumlah (Orang)

16. Karyawan Administrasi

17

17. Karyawan Bagian Produksi

12

18. Karyawan Bagian Keamanan/Hansip

17

Jumlah

255

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTP Nusantara IV PKS Dolok
Ilir di bagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Produksi
Shift I

Jam Kerja

07.00-19.00 Wib

Senin s/d Sabtu

Jam Istirahat

10.00-11.00 Wib dan
15.00-16.00 Wib

Shif II

Jam Kerja

19.00- 07.00 Wib

Senin s/d Sabtu

Jam Kerja

21.00-22.00 Wib dan
02.00-03.00 Wib

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

Sedangkan untuk jam kerja karyawan pada bagian Administrasi dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.4. Jam Kerja Bagian Administrasi
Senin s/d Jumat

Sabtu

Jam Kerja

07.00-16.00 Wib

Jam Istirahat

12.00-14.00 Wib

Jam Kerja

07.00- 16.00 Wib

Jam Istirahat

09.30-10.00 Wib

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Dolok Ilir

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Universitas Sumatera Utara

Sistem pengupahan pada perusahaan ditentukan berdasarkan menurut
tingkat golongannya. Pekerja merupakan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan
dalam hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Banyak cara atau sistem
pembayaran gaji yang dilakukan perusahaan, setiap perusahaan memakai sistem
yang berbeda-beda. Dengan dasar tersebut akan membawa keuntungan bagi
perusahaan tanpa merugikan karyawan. Fasilitas yang disediakan oleh PTP.
Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir, diantaranya :
1. Perumahan untuk karyawan
2. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan hari raya
3. Sarana pendidikan
4. Fasilitas untuk beribadah
5. Rumah sakit
6. Listrik dan air
7. Sarana olah raga

2.6.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan kebudayaan manusia menambah

kegunaan nilai barang dan jasa yang berlangsung dipabrik mulai dari bahan baku
menjadi suatu produk jadi. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir
adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak sawit
(Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).

Universitas Sumatera Utara

2.6.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengolahan minyak sawit dapat dibagi
menjadi tiga yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk,
ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahanbahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah buah
kelapa sawit yang disebut “Tandan Buah Segar” (TBS) yang terdiri dari Varietas,
Pisipera, Dura dan Tenera. Perbandingan ketiga jenis varietas buah kelapa sawit
ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Dura
Spesifikasi : Bentuk buah agak bulat
Tebal pericarp 2-6 mm
Tebal cangkang 2-5 mm
Percent pericarp terhadap buah, 70 %
Percent inti terhadap buah, 10 %
b. Pesifera
Spesifikasi : Ukuran buah lebih kecil
Tebal pericarp, sangat tebal
Tebal cangkang, 0-0,1 mm
Percent pericarp terhadap buah, 95 %
Percent inti terhadap buah, 5 %
c. Tenera
Spesifikasi : Buah agak lonjong

Universitas Sumatera Utara

Tebal pericarp, 4-10 mm
Tebal cangkang, 1-25 mm
Percent inti terhadap buah, 5 %
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
produk/menyempurnakan hasil produk tapi keberadaannya tidak mengurangi nilai
produk tersebut. Bahan tambahan yang digunakan adalah Steam uap dan air
panas. Uap dihasilkan dari panas air pada boiler (ketel uap) yang digunakan
memutar turbin, untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada
BPV. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada
suatu tangki yang disebut hot water tank. Dari tangki ini air panas disalurkan pada
proses yang memerlukan.
3.

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang

ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan
mutu produk. Pada proses produksi ini tidak ditemukan adanya bahan penolong
yang digunakan.

2.7. Spesifikasi Produk
Sebagai hasil produk yang dihasilkan di PTP. Nusantara IV Kebun Dolok
Ilir adalah minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Adapun spesifikasi produk
yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
- Minyak sawit (Crude Palm Oil), dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kadar Air < 0,15 %

Universitas Sumatera Utara

Kadar Kotoran < 0,015 %
Kadar Asam Lemak < 0,5 %
-

Inti Sawit ( Kernel ), dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kadar Air < 8,0 %
Kadar Kotoran < 6,0 %
Kadar Asam Lemak Bebas < 1,0 %
Inti Pecah < 15 %
Inti Berwarna < 60%

2.8.

Uraian Proses
Secara ringkas proses pengolahan kelapa sawit di pabrik pengolahan PTPN

IV Kebun Dolok Ilir terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak
kelapa sawit yang berasal dari daging buah, sedangkan inti sawit untuk
memperoleh inti dari biji (Nut). Proses pengolahan minyak kelapa sawit terdiri
dari beberapa proses antara lain :
a.

Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Station)
Penerimaan Tandan Buah Sawit (TBS) yang diangkut dari kebun sebelum

diterima, ditimbang terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :
- Truk berisi TBS ditimbang dan dinyatakan sebagai bruto.
- Setelah ditimbang TBS dibongkar di Loading Ramp dan truk kosong ditimbang
kembali dan dinyatakan sebagai tara.

Universitas Sumatera Utara

- Selisih antara bruto dan tara adalah netto dan merupakan berat TBS yang
diterima di pabrik.
TBS yang diterima dimasukan ke dalam Loading Ramp yang sebelumnya
diadakan peyortiran terhadap mutu dan buah kelapa sawit yang dilakukan sesuai
criteria panen yang diterapkan. Setelah itu buah dimasukkan ke dalam lori-lori
yang telah disediakan untuk di bawa ke perebusan. Kapasitas I lori adalah 30 Ton.
Guna dari penimbangan dilakukan adalah
• Untuk mengetahui Jumlah TBS yang diterima untuk diolah
• Menghitung rendamen minyak & inti
b.

Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
Rebusan merupakan suatu bejana besar terbuat dari besi yang memiliki pintu

masuk lori. Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus TBS. Dibagian
bawah terdapat pipa pembuangan air kondensat dan dibagian belakang terdapat
pipa pembuangan udara. Untuk merebus buah digunakan uap air dengan tekanan
2,6 -3,0 Kg/cm2. Lama waktu proses perebusan berkisar 1,0 – 1,50 jam.
Tujuan Perebusan TBS. :
• Menghentikan aktifitas enzim pembentuk ALB. Enzim pada umumnya tidak
aktif lagi pada suhu 50 C, karena itu suhu 140 – 150 C menghentikan kegiatan
enzim.
• Melunakkan buah agar brondolan mudah terlepas dari tandannya
• Menurunkan kadar air dalam buah
• Memudahkan proses pemisahan minyak dari serabut
• Mengurangi kadar air dalam inti

Universitas Sumatera Utara

Sistem perebusan yang dipakai pada PKS Kebun Dolok Ilir memakai sistem 3
puncak (Triple Peak System) atau dikenal dengan sistem tiga kali membuang
angin/uap.
c.

Stasiun Bantingan (Threshing Station)
Pada proses ini dilakukan pelepasan buah dari tandan setelah perebusan yang

dilakukan mesin perontok buah. Mesin ini berupa bejana silinder berbentik drui
dari baja berkisi berjarak 40 mm. Untuk meloloskan buah yang terlepas. Tandan
akan terbantung kedinding, pada suatu ketinggian tertentu sehingga buah menjadi
terlepas dari tandan. Tandan dimasukkan dari atas dan karena letaknya miring
maka tandan akan kembali terpental keatas dan terjatuh lagi kebawah. Tandan
sudah sempurna kosong diambil dan yang belum kosong dipisahkan dan dibawa
kembali melalui conveyer untuk direbus ulang. Tandan kosong melalui confeyor
dibawa ketempat penampungan sementara untuk dibawa ke lapangan sebagai
mulsa/pupuk. Setelah dari Thresher station buah selanjutnya dimasukkan ke
dalam Digester yaitu tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran
yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.
Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang
berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya,
lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging
buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari
masa adukan.

Universitas Sumatera Utara

d.

Pengadukan (Digester)
Buah yang membrondol dari Thresher dimasukkan ke dalam Digester yaitu
tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi
dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.

Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang
berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya,
lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging
buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari
masa adukkan.
e.

Stasiun Presan (Pressing Station)
Disini buah akan dilumatkan untuk melepaskan daging buah dari biji

melalui proses pemanasan. Digester berupa bejana yang dilengkapi pisau
pengaduk, Buah yang lepas dari tandan pada proses terdahulu daging buahnya
akam

dilumatkan

guna

memecahkan

jaringan

sel

minyaknya.

Untuk

pemanasannya dipakai uap panas, untuk mencapai temperatur tersebut diperlukan
30 menit. Umpan yang masuk dijaga agar seimbang dengan yang keluar. Massa
minyak yang terbentuk bubur diperoleh dari tanki adukan kemudian dikempa atau
dipress agar minyak terpisah dari ampasnya, alat yang dipakai adalah Srew Press
yang menghasilkan tekanan oleh kerja 2 uliran yang berputar berlawanan arah.
Tekanan sangat menentukan keberhasilan proses ini. Tekanan yang sesuai harus
dapat menghasilkan atau memisahkan minyak yang tinggi dari ampas dan sedikit
mungkin bijimpecah. Waktu pengempaan 6 – 10 menit dan suhu 85 – 90 C.
Minyak kasar yang keluar ditampung pada bak tertentu melalui saringan getar
untuk memisahkan serabut biji.

Universitas Sumatera Utara

f.

Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Minyak dari pengadukan dan pengempaan dialirkan ke Crude Oil Tank

melalui Sand Trap Tank yang berfungsi menangkap pasir yang terikut dengan
minyak dan Vibrating Screen yang berfungsi memisahkan kotoran berupa sabut
dan kotoran lainnya yang tidak dapat lolos dari saringan/ayakan.
Kemudian minyak dari Crude Oil Tank dipompakan ke stasiun klarifikasi yang
terdiri dari
1.

Continuous Settling Tank
Continuous Settling Tank adalah bejana pengendap. Minyak dalam tangki ini
masih bercampur dengan sludge ( Lumpur, air dan kotoran lainnya ).
Pemisahan minyak dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis antar
minyak dengan sludge melalui proses pengendapan. Agar pemisahan minyak
dan sludge dapat berlangsung terus menerus dan sempurna, maka temperature
di dalam tangkiperlu dijaga 950 C dengan mengalirkan uap melalui pipa
pemanas (coil). Minyak dialirkan ke Pure Oil Tank Sludge dan dialirkan ke
Sludge Tank.

2.

Pure Tank
Pure Tank adalah bejana penampang minyak sebelum diolah dengan
menggunakan Oil Purifier. Temperatur minyak tetap 900-950 C agar minyak
tetap cair sehingga mudah diproses.

3.

Oil Purifier
Oil Purifier adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak dari
kotoran dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah berdasarkan
dengan berat jenis dengan cara memberikan gaya Centrifugal. Putaran alat ini

Universitas Sumatera Utara

7500 permenit, kemudian minyak yang dihasilkan dipompakan ke Vacum
Drier untuk dikeringkan, sedangkan sludge dialirkan ke fat-fit.
4.

Vacuum Drier
Vacuum Drier berfungsi mengeringkan minyak. Proses pengeringan adalah
dengan cara mengabutkan minyak di dalam vacum. Air akan menguap
meninggalkan minyak kemudian minyak yang sudah bebas air ini
dipompakan kedalam tangki timbun.

5.

Sludge Tank
Sludge Tank adalah bejana penampung sludge sebelum diolah menggunakan
sludge separator. Temperatur sludge tetap dijaga 900 – 950 C agar tetap
mencair, sehingga mudah diproses.

6.

Sludge Separator.
Sludge Sparator adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak dari
kotoran kasar dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara memberikan gaya centrifugal.
Minyak yang dihasilkan dipompakan ke Continuous Settling Tank sedangkan
sludgenya dialirkan ke fat –fit. Seluruhnya sludge dari pabrik dialirkan ke fatfit untuk mengutip minyak yang masih ada, sisanya berupa limbah yang
dialirkan ke sistem penanganan limbah.

7. Stasiun Pengolahan Biji (Nut Cracking Station)
Ampas kempaan merupakan campuran serat dan biji dibawa dengan Cake
Breaker Conveyer ke Depericarter. CBC. Dilapisi jaket pemanas uap selama
perjalannya akan menghisap air sehingga sampai ke Depericarter kadar air
sudah lebih rendah. Kipas penghisap serat dan sampah halus pada

Universitas Sumatera Utara

Depericarter akan memisahkan biji. Serat dan sampah dikeluarkan melalui
Fibre Cyclon dan seterusnya dipakai sebagai bahan bakar ketel uap. Biji dari
Depericarter dikeluarkan melalui Polishing Drum yang memisahkan serat
yang melekat pada biji. Biji yang telah dipolish selanjutnya diamgkut dengan
Nut Elevator ke Silo Biji untuk dipanasi. Agar inti mudah terlepas dari
cangkang maka biji dipanasi. Kadar air sebelumnya kesilo adalah 21 % dan
setelah pemanasan 12 %.
Pada proses pemecahan biji dipakai Nut Grading Scren dan Crakcer. Biji
fraksi kecil yang lolos akan memasuki karakter khusus dan fraksi besar akan
dibawa ke Krake Biji besar. Biji kecil membutuhkan lemparan yang lebih kuat
sehingga memerlukan putaran 1000 – 11000 rpm. Atau lebih sedang biji besar
cukup putaran 850 – 900 rpm. Inti dipisah dari cangkang dengan hindrisiklon
yaitu tabung vertikal yang dapat berputar. Pecahan biji bersama air berputar apad
tabung, inti yang berat jenisnya lebih kecil atau berkumpul ditengah sedang
cangkang dibagian tepi. Pada proses ini kraksel sebelum dimasukkan pada bak air,
dipompakan ketabung ketabung vertikal, Inti dari Hidrosiklon dikeringkan pada
silo inti dengan pemanasan secara bertingkat dengan pemanas Heater mulai dari
atas 40 – 50 C, ditengah 50 – 60 C dan dibawah 60 – 70 C. Sebelum inti kering
dimasukkan ke goni perlu dibersihkan dari serat yang terbawa dengan Winnoring.
2.

Pengolahan Inti Sawit
Proses pengolahan inti sawit terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu :

a.

Pemisahan Sabuk dari Biji
Pengepresan masa adukan menghasilkan 2 bagian besar, yaitu minyak dan
press cake (bungkil). Press Cake adalah terdiri dari sabut (Fiber) dan inti

Universitas Sumatera Utara

(Nut). Bungkil yang sudah terurai ke Separating Columb, oleh fan diisap dan
masuk ke Conveyor bahan bakar ketel uap melalui Fibre Cyclone, sedangkan
biji jatuh dan masuk ke Polishing Drum, proses pemisahan sabut disebut
Depericarper.
b.

Pemisahan Inti dan Cangkang
Selama biji berada di dalam Nut Silo diberi panas untuk menurunkan kadar
air biji dengan tujuan agar inti lepas dari cangkangnya. Setelah keluar biji dari
Nut Silo, dipecahkan melalui mesin pemecah biji (Nut Craker), misalnya
Sludge Grading Nut Craker, Ripple Mill dan sejenisnya. Pecahan biji
(Cracker Mixer) diteruskan ke pneumatic system menggunakan conveyor dan
elevator. Pneumatic sistem berfungsi untuk memisahkan inti (Kernel) dari
Craker Mixer. Alat pemisah inti ini ada juga yang menggunakan
Hydrocyclone.

c.

Pengeringan Inti Sawit
Inti sawit yang sudah terpisah, oleh conveyor dan elevator dibawa dan
dimasukkan ke dalam Kernel Silo, cangkang dan kotoran lainnya diisap oleh
fan dan masuk ke konveyor bahan bakar ketel uap melalui Shell Cyclone dan
Shell Transport Fan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler,
sedangkan janjangan yang dibuang dengan truck dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman Kelapa Sawit.

2.9. Mesin Dan Peralatan
Teknologi merupakan fasilitas fisik dan nonfisik dimana keduanya berguna
dalam pekerjaan-pekerjaan praktis mulai dari yang sederhana sampai yang

Universitas Sumatera Utara

kompleks. Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan yang tidak terlepas dari
ruang lingkup, produk, proses, mesin, metode dan sistem yang digunakan dalam
menciptakan barang dan jasa.
Mesin dan peralatan adalah suatu alat gerak (bergerak), dimana tenaga
penggeraknya berupa aliran listrik maupun bukan dari listrik misal bahan bakar
atau tenaga surya dan lain-lain. PTP. Nusantara IV PKS Kebun Dolok Ilir
sekarang sudah menggunakan mesin dan peralatan yang berteknologi yang
cangihdan efisien.

2.9.1. Mesin Produksi
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam menjalankan proses pengolahan
dari bahan baku sampai bahan setengah jadi yang berupa minyak, yaitu kelapa
sawit dengan bahan bakunya. Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses
produksi dimana prinsip kerja dari setiap masing-masing mesin berbeda dalam
sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan
peralatan yang digunakan PTP. Nusantara IV PKS Kebun Dolok Ilir dalam
kegiatan produksi pengolahan Minyak Sawit Crude Palm Oil dan Inti Sawit Palm
Kernel. Mesin-mesin produksi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Sterilizer Station
Spesifikasi sterilizer 8 lori adalah :
- Diameter = 2.700 mm
- Panjang = 28.500 mm
- Kapasitas = 21 ton
- Tekanan uap = 0 – 3,5 kg/cm2

Universitas Sumatera Utara

- Temperatur uap = 115°C – 130oC
- Dibuat oleh = Kesco
- Jumlah = 3 unit
- Fungsi = Sebagai ruangan untuk tempat perebusan buah.
2. Threshing Station
a. Hoisting Crane
Merk = Takuma
Kapasitas = 6,5 ton
Jumlah = 2 unit
Fungsi = Untuk mengangkat buah di dalam lori ke thresser
b. Automatic feeder
Panjang = 5860 mm
Lebar = 3300 mm
Kapasitas = 35 ton/jam
Putaran = 24 rpm
Fungsi = Untuk menggerakkan dan mengatur kecepatan pada mesin polishing
drum (bantingan).
3. Theresher ( Mesin penebah )
Diameter = 2057 mm
Panjang = 5029 mm
Putaran = 22 – 25 rpm
Kapasitas = 35 ton/jam
Fungsi = Sebagai tempat bantingan agar buah dapat terlepas dari tandannya.

Universitas Sumatera Utara

2.10. Utilitas
Utilitas merupakan sarana pendukung yang harus dipenuhi dalam proses
produksi, setiap perusahaan mempunyai peralatan baik itu yang langsung
berhubungan dengan proses produksi maupun peralatan penunjang lainnya. Untuk
menghasilkan produk setengah jadi ataupun produk jadi, untuk itu utilitas harus
dijaga keberadannya untuk mengoptimalkan kerja.
1. Genset
Fungsi : Pembantu power listrik atau pembangkit listrik bagi mesin dan peralatan
jika arus listrik PLN terputus.
2. Forklift
Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat
seperti buah kelapa sawit dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang
akan dipindahkan dari truk kegudang bahan baku.

2.11. Safety and Fire Protection
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan
kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan
kerja yang terjadi dapat mengakibatkan hambatan-hambatan yang sekaligus juga
merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan
kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat hal ini akan menyebabkan
tingginya biaya produksi.
Masalah keselamatan harus benar-benar diperhatikan pada saat perancangan
dan bukan baru dipikirkan kemudian setelah pabrik didirikan. Namun sekalipun
pabrik sudah beroperasi, perencanaan tetap penting untuk mencapai standar

Universitas Sumatera Utara

keselamatan kerja yang tinggi. Salah satu usaha untuk memperkecil biaya
produksi adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat
pelindung yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut
jika terjadi kecelakaan.

Terdapat beberapa prinsip dalam perencanaan

keselamatan dan efisiensi produksi di PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir
yaitu :
• Menciptakan keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga-tangga,
tempat dan daerah kerja dan sebagainya.
• Memfasilitasi transportasi yang harus disertai perlengkapan keselamatannya.
• Mengisolasi daerah-daerah yang berbahaya.
• Tersedianya alat-alat pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat
yang rawan kebakaran.
Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan menggunakan
peralatan pelindung diri yang tergantung pada jenis pekerjaan dilapangan dan alatalat pelindung diri yang meliputi :
• Pelindung telinga khusus digunakan khusus bagi pekerja yang mendapatkan
kebisingan di sekitar mesin boiler dan sebagainya.
• Sepatu pengaman untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan
oleh benda berat yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak, di
daerah sekitar proses produksi.
• Topi/helm khusus untuk melindungi kepala pekerja saat bekerja dari benda
yang jatuh atau melayang dari atas di daerah sekitar proses produksi.
• Tali pengaman (safety belt) untuk pekerja yang bekerja ditempat-tempat tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS POTENSI KECELAKAAN AKIBAT KERJA DENGAN PROSEDUR HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT, ANALISIS POTENSI KECELAKAAN AKIBAT KERJA DENGAN PROSEDUR HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT, AND DETERMAINING CONTROL (HIRADC) DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA.

0 7 17

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

1 6 15

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)Dalam Upaya Mencapai Zero Accident (Studi

0 2 13

EVALUASI KESELAMATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARDS IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC).

0 0 10

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

0 0 23

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

0 0 1

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

1 3 9

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir Chapter III VII

2 6 82

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

5 41 3

Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control) dan Metode 5S di PTPN IV Dolok Ilir

0 3 14