Dekomposisi Serasah Avicennia alba pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampoeng Nipah Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan hutan tropis yang tumbuh di pantai dan
muara-muara sungai. Pantai dengan ombak yang tenang, dan endapan lumpur,
curah hujan banyak, iklim tropis sering menyertai suasana mangrove. Indonesia
memiliki untuk mangrove terluas di dunia yakni mencakup 21% dari luas total
dunia. Mangrove yang tersebar di Indonesia hampir di seluruh pulau-pulau besar
mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sampai ke Papua, dengan luas
sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik, komposisi substrat kondisi
hidrologi, dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut (Spalding dkk., 2010).
Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II (2011) menyatakan bahwa
luas dan penyebaran hutan mangrove di Sumatera Utara sebesar 185.354,75
hektar yang terdiri atas kawasan hutan dengan kondisi rusak berat sebesar
59,584,90 hektar, kawasan hutan dengan kondisi rusak sebesar 96,797,79 hektar,
dan kawasan hutan dengan kondisi tidak rusak sebesar 28,972,07 hektar.
Penyebaran hutan mangrove di Serdang Bedagai sebesar 12.995,25 hektar yang
terdiri atas kawasan hutan dengan kondisi rusak berat sebesar 7.962,99 hektar,
kawasan hutan dengan kondisi rusak sebesar 4.524,05 hektar, dan kawasan hutan
dengan kondisi tidak rusak sebesar 508,22 hektar.
Serasah yang jatuh di lantai hutan mangrove mengalami proses
dekomposisi baik secara fisik maupun biologis, yang dapat menyuburkan kawasan

pesisir. Serasah yang sudah terdekomposisi tersebut berguna untuk menjaga
kesuburan tanah mangrove dan merupakan sumber pakan untuk berbagai jenis
ikan dan Avertebrata melalui rantai makanan fitoplankton dan zooplankton

1

Universitas Sumatera Utara

sehingga keberlangsungan populasi ikan, kerang, udang dan lainnya dapat tetap
terjaga. Serasah mangrove yang terdekomposisi akan menghasilkan unsur hara
yang terserap oleh tanaman dan digunakan oleh jasad renik di lantai hutan dan
sebagian lagi akan terlarut dan terbawa air surut keperairan sekitarnya
(Rismunandar, 2000).
Produksi serasah merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan
organik dari vegetasi ke dalam tanah. Unsur hara yang dihasilkan dari proses
dekomposisi serasah di dalam tanah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove
dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari dalam menyokong
kehidupan berbagai organisme akuatik. Apabila serasah di hutan mangrove ini
dapat diperkirakan dengan benar dan dipadukan dengan perhitungan biomassa
lainnya, akan diperoleh informasi penting dalam produksi, dekomposisi, dan

siklus nutrisi di ekosistem hutan mangrove. Analisis dari komposisi hara dalam
produksi serasah dapat menunjukkan hara yang membatasi dan efisiensi dari
nutrisi yang digunakan, sehingga siklus nutrisi dalam ekosistem hutan mangrove
akan terpelihara (Mahmudi dkk., 2010).
Penelitian mengenai

laju dekomposisi serasah daun mangrove api-api

(Avicennia alba) yang dilakukan di Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, bertujuan untuk menghitung
dekomposisi serasah yang terjadi di daerah tersebut dan mengetahui peranan
serasah sebagai penyedia hara bagi biota yang hidup dipesisir pantai dengan
tingkat salinitas yang berbeda dengan parameter kandungan Karbon (C), Nitrogen
(N) dan Fosfor (P) yang terkandung pada serasah A. alba.

2

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk:
1.
2.

Menghitung laju dekomposisi serasah daun A. alba pada berbagai tingkat
salinitas.
Menghitung kandungan unsur hara karbon (C), nitrogen (N) dan fosfor (P)
pada serasah daun A. alba yang mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat
salinitas.

Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.
2.

Dapat digunakan sebagai acuan dalam rehabilitasi ekosistem hutan mangrove.
Dapat digunakan sebagai satu acuan untuk penentu lokasi yang sesuai untuk
budidaya ikan dan udang.

Hipotesis Penelitian

Laju dekomposisi dan kandungan C, N, P serasah daun A. alba berbeda
pada berbagai salinitas.

3

Universitas Sumatera Utara