Optimasi Citra Radiografi Pada Pemeriksaan Pelvis Menggunakan Computed Radiography (CR)

 
 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem Computed Radiography (CR) memanfaatkan kemajuan teknologi
dengan adanya imaging plate (IP) sebagai detektor digital photostimulable
phosphor (PSP) atau storage phospor screen dalam menggantikan kombinasi
sistem film-intensifying screen konvensional radiografi untuk menghasilkan citra.
Di dukung aspek pengolahan citra dengan image reader dalam membaca IP
sehingga data dapat ditampilkan dalam liquid crystal display (LCD), atau cathoda
ray tube (CRT), juga memiliki sistem pengolahan citra menggunakan metoda dry
processing yang merubah data digital menjadi data analog dengan hasil akhir
berupa film laser imaging. Penggunaan bahan PSP memungkinkan IP untuk dapat
dipakai berulang kali.


Salah satu kelebihan citra digital sistem CR adalah citra soft copy yang
dapat dimanipulasi terang gelap untuk menghasilkan kontras citra kualitas tinggi.
Karakteristik PSP yang memiliki rentang sensitifitas terhadap paparan sinar-X
yang lebar dan aplikasi perangkat lunak memungkinkan penyesuaian hasil citra
terhadap kondisi eksposi . Dengan kelebihan tersebut memungkinkan penggunaan
kondisi eksposi yang berlebih (over exposure), sehingga dosis radiasi yang
diterima pasien menjadi lebih tinggi daripada sistem Radiografi Konvensional.
Penelitian lebih lanjut meyebutkan bahwa dengan dosis 1/10 lebih rendah dari
dosis pemeriksaan sistem Radiografi Konvensional didapatkan hasil radiografi
dengan kualitas yang sama. Pengurangan dosis pemeriksaan CR dapat secara
langsung dan secara tidak langsung, karena tidak ada pengulangan pemeriksaan
akibat penolakan hasil citra, pengurangan dosis pada beberapa pemeriksaan dapat
menghasilkan citra radiografi yang dapat memberikan informasi diagnosa.
(Seibert, J.A, 2006).

 

1
Universitas Sumatera Utara


 
 
 

Kualitas citra yang dihasilkan oleh pemeriksaan CR dan Radiografi
Konvensional mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing oleh
karena itu diperlukan evaluasi perbandingan apakah citra yang dihasilkan CR atau
kah Radiografi Konvensional yang lebih baik digunakan untuk mendiagnosis,
dalam kasus ini digunakan obyek Pelvis sehingga diagnosis kelainan pada Pelvis
menjadi lebih akurat.
Metode untuk mengevaluasi apakah kualitas citra yang dihasilkan oleh CR
ataukah Radiografi Konvensional yang lebih baik mendiagnosis Pelvis, dapat
dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya dengan mencari kondisi
penyinaran yang menghasilkan kualitas citra menggunakan Phantom leeds dan
pasien. sehingga diperlukan metode lain yang dapat menentukan apakah kualitas
citra CR ataukah Radiografi Konvensional yang paling baik digunakan dalam
mendiagnosis Pelvis tanpa menggunakan Phantom leeds dan Pasien.
Metode tersebut yaitu mencari kondisi penyinaran yang menghasilkan
kualitas citra sesuai dengan protokol European Commision 16260 menggunakan
phantom Rando sehingga dapat menghasilkan apakah kualitas citra CR ataukah

Radiografi Konvensional yang paling baik digunakan untuk mendiagnosis Pelvis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dipilih karena peralatan dan bahan
(Computed Radiography) yang digunakan masih baru di fungsikan di rumah sakit
pengguna, maka digunakan phantom rando yang bertujuan untuk menghindari
besarnya paparan radiasi yg diterima pasien.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan menggunakan Computed Radiography (CR) Optimasi
citra yang dihasilkan akan lebih baik?
2. Bagaimana pengaruh kondisi eksposi terhadap kualitas citra dan kontras
Radiografi?
3. Pada kondisi eksposi berapa di peroleh optimasi citra?

 


2
Universitas Sumatera Utara

 
 
 

1.3.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini dibatasi :
1. Menentukan kondisi eksposi untuk optimasi pembentukan citra dengan
sistem Computed Radiography (CR) dalam pemeriksaan Pelvis AP.
2. Kondisi eksposi yang digunakan dengan rentang 65 kVp – 80 kVp yang
masing – masing di variasi dengan 10 mAs dan 16 mAs.
3. Computed Radiography (CR) yang digunakan merk Fuji model Prima T
dan pesawat sinar –x merk Shimadzu ED 125 – L.
4. Sampel yang digunakan Phantom Rando.

5. Sofware yang digunakan sofware image J.

1.4.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Menentukan hubungan antara kondisi eksposi dengan kualitas citra untuk
menentukan optimasi dalam pembentukan citra phantom rando

untuk

pemeriksaan Pelvis AP.
2. Melakukan evaluasi perbandingan hasil kualitas citra CR dengan
Radiografi Konvensional pada kondisi penyinaran Pelvis AP.

1.5.

Manfaat Penelitian


Berdasarkan Tujuan Penelitian maka manfaat penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi tindakan diagnostik pemeriksaan Pelvis AP
untuk rumah sakit pengguna dalam upaya penegakkan diagnosa.

 

3
Universitas Sumatera Utara