Analisis pemilihan alternatif investasi alat pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) atau secara manual

(1)

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

El. Endah Permatasari NIM: 132114083

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

El. Endah Permatasari NIM: 132114083

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

ii Skripsi

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung)

Oleh:

El. Endah Permatasari NIM: 132114083

Telah Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing


(4)

iii Skripsi

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung)

Dipersiapkan dan ditulis oleh: El. Endah Permatasari

NIM: 132114083

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 16 Juni 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA ... Anggota Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA ... Anggota Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA ... Anggota Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA ...

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan


(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“The real secret of success is enthusiam.” (Walter Chrysler)

“Dengarkanlah didikan ayahmu dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu.” (Amsal 1:7-8)

“Serahkanlah kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Dialah yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Orang tuaku tercinta Bonifasius Basuki dan Sarafica Erlinawati Kedua adikku tersayang Brigita Novenda Patricia dan Andreanus Bona Pribadi

My best partner in crime Aloysius Hendra Saputra Sahabat-sahabatku


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTNASI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL

Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 16 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : El. Endah Permatasari

Nomor Mahasiswa : 132114083

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL

Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Di buat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa hasil yang disajikan belum merupakan hasil yang sempurna. Masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku pembimbing yang telah membantu, membimbing dan bersedia memberikan saran, koreksi, kontribusi berupa masukan-masukan serta nasihat yang berguna kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

6. Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian, khususnya untuk Suster M. Pauline FSGM, Suster M. Anne FSGM, dan karyawan di bagian Instalasi Radiologi.


(9)

viii

7. Orang tua tercinta Bapak Bonifasius Basuki dan Ibu Sarafica Erlinawati yang selalu mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang, dukungan moral, arahan serta semangat terhadap penulis dalam menyusun skripsi ini.

8. Kedua adik tersayang Brigita Novenda Patricia dan Andreanus Bona Pribadi yang selalu menghibur dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Aloysius Hendra Saputra yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, semangat, masukan-masukan dan dengan setia mendengarkan segala keluh kesah penulis.

10.Keluarga besar dari bapak dan ibu, khususnya kakak sepupu Antika Wulandari yang selalu memberikan semangat.

11.Teman-teman Kos Kanjeng Mami Kak Yuni, Ana, Ayun, Laras, Isti, Aisin, Tenty, Erika, dan Wulan yang selalu berbagi keceriaan, semangat, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

12.Sahabat berjuang dari semester I, Yoana Cinthya Permatasari yang selalu menemani dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis.

13.Teman-teman kelas B Akuntansi 2013, kelas I MPAT, dan seluruh teman seperjuangan Akuntansi Angkatan 2013 yang telah berbagi ilmu yang bermanfaat, memberikan masukan, dinamika, dan kebersamaan selama ini. 14.Serta semua pihak yang sudah membantu penulis selama penyelesaian Tugas

Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Investasi ... 7

1. Pengertian Investasi ... 7

2. Macam-macam Usulan Investasi ... 7

3. Aspek-aspek dalam Pengambilan Keputusan Investasi ... 8

4. Metode Penilaian Investasi ... 11

B. Konsep Arus Kas ... 15

1. Initial Cash Flows ... 15

2. Operating Cash Flows ... 15


(11)

x

C. Radiografi ... 16

1. Pengertian Radiografi ... 16

2. Macam-macam Pencucian Film Radiografi ... 16

D. Penelitian Terdahulu ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 19

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

D. Jenis dan Sumber Data ... 20

E. Data yang Diperlukan ... 21

F. Teknik Pengumpulan Data ... 22

G. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29

A. Sejarah dan Perkembangan ... 29

B. Identitas dan Izin ... 31

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Falsafah ... 32

D. Data Pelayanan ... 33

E. Struktur Organisasi ... 35

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi Secara Manual (Kamar Gelap) ... 38

B. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi Menggunakan Computer Radiography (CR) ... 55

C. Analisis Aspek Manajemen ... 68

D. Pemilihan Alternatif Investasi ... 76

BAB VI PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Cash Outlays Alternatif Investasi I Kamar Gelap ... 39

Tabel 5.2 Perhitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi I ... 41

Tabel 5.3 Estimasi Pendapatan yang Diterima Alternatif Investasi I ... 41

Tabel 5.4 Perhitungan Trend Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm ... 42

Tabel 5.5 Estimasi Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm ... 42

Tabel 5.6 Perhitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm ... 42

Tabel 5.7 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm ... 43

Tabel 5.8 Perhitungan Trend Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm ... 43

Tabel 5.9 Estimasi Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm ... 43

Tabel 5.10 Perhitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Developer ... 44

Tabel 5.11 Estimasi Biaya Pembelian Cairan Developer ... 44

Tabel 5.12 Perhitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Fixer ... 44

Tabel 5.13 Estimasi Biaya Pembelian Cairan Fixer ... 45

Tabel 5.14 Perhitungan Trend Biaya Gaji Radiografer ... 45

Tabel 5.15 Estimasi Biaya Gaji Radiografer ... 45

Tabel 5.16 Perhitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi ... 46

Tabel 5.17 Estimasi Biaya Gaji Dokter Radiologi ... 46

Tabel 5.18 Perhitungan Trend Biaya Listrik ... 46

Tabel 5.19 Estimasi Biaya Listrik ... 47

Tabel 5.20 Perhitungan Trend Biaya Air ... 47

Tabel 5.21 Estimasi Biaya Air ... 47

Tabel 5.22 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan Tak Langsung ... 48

Tabel 5.23 Estimasi Total Biaya Berdasarkan Depresiasi Garis Lurus ... 49

Tabel 5.24 Estimasi Earning After Tax (EAT) Alternatif Investasi I ... 50

Tabel 5.25 Estimasi Cash Flow (proceeds) Alternatif Investasi I ... 50

Tabel 5.26 Penghitungan Net Present Value Alternatif Investasi I ... 53

Tabel 5.27 Penghitungan Iternal Rate of Return Alternatif Investasi I Atas Dasar Tingkat Diskonto 44% dan 45% ... 54


(13)

xii

Tabel 5.29 Perhitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi II ... 57

Tabel 5.30 Estimasi Pendapatan yang Diterima Alternatif Investasi II ... 57

Tabel 5.31 Perhitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm ... 59

Tabel 5.32 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm ... 59

Tabel 5.33 Perhitungan Trend Biaya Gaji Radiografer ... 60

Tabel 5.34 Estimasi Biaya Gaji Radiografer ... 60

Tabel 5.35 Perhitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi ... 60

Tabel 5.36 Estimasi Biaya Gaji Dokter Radiologi ... 61

Tabel 5.37 Perhitungan Trend Biaya Listrik ... 61

Tabel 5.38 Estimasi Biaya Listrik ... 61

Tabel 5.39 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan Tak Langsung Alternatif Investasi II CR ... 62

Tabel 5.40 Estimasi Total Biaya Berdasarkan Depresiasi Garis Lurus ... 63

Tabel 5.41 Estimasi Earning After Tax (EAT) Alternatif Investasi II ... 64

Tabel 5.42 Estimasi Cash Flow (proceeds) Alternatif Investasi II ... 64

Tabel 5.43 Penghitungan Net Present Value Alternatif Investasi II ... 66

Tabel 5.44 Penghitungan Iternal Rate of Return Alternatif Investasi II Atas Dasar Tingkat Diskonto 63% dan 64% ... 67

Tabel 5.45 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kesiapan Tenaga Kerja Di Bagian Instalasi Radiologi dalam Menerima CR ... 70

Tabel 5.46 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Kesiapan Tenaga Kerja Di Bagian Instalasi Radiologi dalam Menerima CR ... 71

Tabel 5.47 Skala Likert ... 71

Tabel 5.48 Kriteria Interpretasi Skor ... 72


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pendapatan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti

Secanti Gisting, Lampung (dalam ribuan rupiah) ... 84 Lampiran II Biaya-biaya yang Terjadi di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung ... 87 Lampiran III Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) untuk

Alternatif Investasi I Pencucian Film Radiografi

Secara Manual ... 88 Lampiran IV Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) untuk

Alternatif Investasi II Pencucian Film Radiografi

dengan Computer Radiography (CR) ... 90 Lampiran V Kuesioner Penggantian Alat Pencucian Film Radiografi

dengan Menggunakan Computer Radiography (CR) ... 92 Lampiran VI Tabel Present Value ... 94 Lampiran VII Surat Izin Penelitian ... 95


(16)

xv ABSTRAK

ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI

ALAT PENCUCIAN FILM RADIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER RADIOGRAPHY (CR) ATAU SECARA MANUAL

Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung

El. Endah Permatasari NIM: 132114083 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Keputusan investasi yang tepat dapat mempengaruhi keuntungan dan kelangsungan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan pemilihan alternatif investasi yang lebih menguntungkan untuk pencucian film radiografi antara Computer Radiography (CR) atau secara manual pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah metode Payback Period, Net Present Vaue, dan Internal Rate of Return untuk aspek keuangan serta pengukuran sikap menggunakan skala

Likert untuk aspek manajemen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) (alternatif II) menghasilkan Net Present Value dan Internal Rate of Return lebih besar serta Payback Period lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan pencucian film radiografi secara manual (alternatif I). Berdasarkan hasil penelitian, Rumah Sakit Panti Secanti Gisting sebaiknya memilih alternatif investasi ke-II yaitu dengan menerapkan metode pencucian film radiografi menggunakan Computer Radiography (CR).

Kata Kunci: investasi, payback period (PP), net present vaue (NPV), internal Rate of return (IRR), radiografi, computer radiography (CR)


(17)

xvi ABSTRACT

ANALYSIS OF ALTERNATIVE INVESTMENT OPTION FOR RADIOGRAPHY FILM PROCESSING BASED ON COMPUTERIZED

RADIOGRAPHY (CR) AND MANUAL PROCESSING Case Study in Panti Secanti Hospital Gisting, Lampung

El. Endah Permatasari Student Number: 132114083

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

Accurate investment decisions can affect business profits and sustainability. This study aims to determine the better decision of alternative investment option between computerized and manual processing radiography in film processing at Panti Secanti Gisting Hospital, Lampung.

This type of research is a case study. The data collecting techniques were interviews, documentations, and questionnaires. The data analysis techniques used were payback period, Net Present Value, and Internal Rate of Return methods for financial aspect and attitude measurement using Likert scale for management aspect.

The result of this research showed that Computerized Radiography (CR) (alternative II) had a better alternative based on the Net Present Value, Internal Rate of Return and payback period compared with manual radiography film processing (alternative I). Based on the results it was suggested that Panti Secanti Hospital in Gisting should choose the second investment alternative namely radiography film processing using Computerized Radiography (CR).

Key word(s) : investment, payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), computerized radiography (CR)


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kesehatan semakin banyak, salah satu yang paling umum dikenal adalah rumah sakit. Tidak jauh berbeda dengan perusahaan pada umumnya, rumah sakit juga perlu memiliki fungsi manajemen dalam menjalankan usahanya. Menurut Terry dalam Wijayanto (2012:5) fungsi manajemen ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.

Peralatan medis merupakan unsur penting yang memiliki peran untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional sehari-hari bagi sebuah rumah sakit. Kemajuan teknologi telah menunjang peralatan di bidang kesehatan khususnya dalam pengobatan yang mengacu pada praktek kedokteran radiografi. Radiografi adalah prosedur untuk merekam, menampilkan, dan mendapatkan informasi dari lembar film pada penggunaan sinar-X (Utami, et al., 2014:2). Radiografi pada umumnya digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh manusia.

Radiografi sangat membutuhkan diagnosis yang akurat dalam bentuk gambar dalam pemeriksaannya. Faktor alat dan bahan serta metode pencucian film radiografi juga dapat mempengaruhi suatu bayangan dalam film radiografi tersebut. Ada dua macam metode pencucian film radiografi yang banyak dikenal di bidang kesehatan yaitu metode yang pertama adalah


(19)

pencucian secara manual dengan menggunakan kamar gelap dan metode yang kedua adalah dengan menggunakan Computer Radiography (CR).

Suatu rumah sakit swasta yang seluruh administrasi keuangannya harus dipenuhi dengan modal sendiri atau dengan sumbangan pasti berbeda dengan rumah sakit umum milik pemerintah yang sumber pembiayaannya sebagian besar berasal dari subsidi pemerintah. Oleh karena itu manajemen sebuah rumah sakit swasta harus mampu mengelola keuangannya secara baik dengan cara melakukan penghematan biaya dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan kesehatannya kepada masyarakat, termasuk penghematan biaya yang dilakukan di instalasi radiologi.

Manajemen rumah sakit harus mampu memperhatikan dan mengambil keputusan mengenai penggunaan metode dalam pencucian film radiografi di instalasi radiologi. Hal tersebut tentunya dimaksudkan agar rumah sakit dapat memilih metode yang paling tepat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien serta untuk mencegah timbulnya pembekakan biaya yang harus dikeluarkan dalam pencucian film radiografi tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan perencanaan yang matang dalam investasi untuk metode pencucian film radiografi.

Perencanaan investasi pencucian film radiografi ini menghadapkan manajemen pada dua pilihan alternatif. Alternatif tersebut adalah dengan menggunakan metode pencucian film radiografi secara manual atau dengan menggunakan Computer Radiography (CR). Manajemen harus mampu


(20)

mengambil keputusan yang tepat agar investasi tersebut dapat memberikan keuntungan yang mampu mempertahankan kelangsungan usaha rumah sakit.

Manajemen seringkali mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif mana yang sebaiknya diambil. Oleh karena itu manajemen harus melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap kedua alternatif investasi tersebut agar dapat menentukan investasi mana yang paling tepat. Ada delapan metode yang biasanya digunakan untuk menilai atau mengevaluasi investasi, yaitu average rate of return, payback period, discounted payback, net present value, internal rate of return, modified internal rate of return, profitability index, dan adjusted net present value

(Sartono, 2012:192).

Berdasarkan masalah-masalah yang ada tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pemilihan Alternatif Investasi Alat Pencucian Film Radiografi dengan menggunakan Computer Radiography

(CR) atau Secara Manual (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana keputusan pemilihan alternatif investasi yang lebih menguntungkan untuk pencucian film radiografi dengan Computer Radiography (CR) atau secara manual jika dinilai dari aspek keuangan dengan menggunakan metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),


(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan pemilihan alternatif investasi yang lebih menguntungkan untuk pencucian film radiologi antara

Computer Radiography (CR) atau secara manual dengan kamar gelap dinilai dari aspek keuangan dengan menggunakan metode Payback Period (PP), metode Net Present Value (NPV), metode Internal Rate of Return (IRR), dan aspek manajemen untuk mengetahui kesiapan sumber daya manusia di bagian instalasi radiologi dalam menerima keputusan investasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini antara lain: 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan dan pertimbangan bagi manajemen rumah sakit dalam mengambil keputusan terhadap investasi pencucian film radiografi dengan menggunakan

Computer Radiography (CR) atau secara manual serta memberikan penilaian mengenai kesiapan sumber daya manusia bagian instalasi radiologi dalam menerima keputusan investasi tersebut.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan wawasan dan informasi bagi mahasiswa dan yang membutuhkan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.


(22)

3. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pemahaman mengenai penilaian investasi serta pemahaman mengenai cara untuk menilai kesiapan SDM dalam menerima investasi tersebut melalui data yang diperoleh dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu investasi, konsep arus kas, dan radiologi. BAB III: Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum rumah sakit yang meliputi sejarah dan perkembangan rumah sakit, identitas dan izin


(23)

rumah sakit, visi, misi, tujuan, dan falsafah, lambang, data pelayanan, dan struktur organisasi.

BAB V: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini mengevaluasi data hasil penelitian di perusahaan dan di bahas menggunakan teori yang digunakan.

BAB VI: Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.


(24)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas tentang investasi, konsep arus kas, radiografi, dan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu (Hartono, 2014:5). Sedangkan menurut Salim dan Budi Sutrisno (2008), pengertian investasi ialah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

2. Macam-macam Usulan Investasi

Menurut Sjahrial (2008), investasi jangka panjang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

a. Investasi Penggantian (Replacement)

Investasi penggantian aset merupakan penggantian aset yang sudah usang atau sudah tidak layak digunakan dalam operasional atau karena adanya teknologi yang terbaru.

b. Investasi Perluasan (Expansion)

Investasi perluasan adalah investasi penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik.


(25)

c. Investasi Pertumbuhan (Growth)

Investasi pertumbuhan menyangkut penambahan produk baru atau diversifikasi produk.

d. Investasi Lain-lain (Others)

Investasi lain yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja.

3. Aspek-aspek dalam Pengambilan Keputusan Investasi a. Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek pertama dan utama yang perlu mendapat perhatian dalam usulan investasi. Hal-hal yang perlu dipelajari dalam aspek pasar menurut Husnan (2007:17) yaitu:

1) Permintaan, baik secara total maupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen, dan perusahaan besar pemakai.

2) Supply, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi supply seperti jenis barang yang bisa menyaingi proteksi pemerintah dan sebagainya.

3) Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor produksi barang dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga? Jika iya bagaimana polanya?

4) Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan, marketing mix, dan identifikasi siklus kehidupan produk. 5) Perkiraan pendapatan jasa yang bisa didapat perusahaan.


(26)

b. Aspek Teknis

Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam aspek teknis (Husnan dan Suwarsono, 2000:10):

1) Lokasi proyek yaitu dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.

2) Seberapa besar skala operasi atau luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis dan mencapai keuntungan yang memuaskan.

3) Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan equipment.

4) Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain.

5) Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk di dalamnya pertimbangan sosial.

c. Aspek Manajemen

Aspek manajemen membahas tentang pengelolaan proyek dalam operasinya. Suatu proyek tidak dapat beroperasi dengan baik tanpa dukungan staf manajemen yang ahli dan berpengalaman dalam pengembangan proyek. Staf manajemen adalah pengeola faktor-faktor produksi yang dikerahkan untuk mencapai berbagai macam sasaran proyek. Hal-hal yang dipelajari dalam aspek manajemen menurut Husnan dan Suwarsono (2000:150) yaitu:


(27)

1) Jenis pekerjaan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu proyek. 2) Struktur organisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas. 3) Persyaratan minimum yang harus dipenuhi.

4) Gambaran kemungkinan mendidik tenaga kerja yang ada. d. Aspek Keuangan

Aspek keuangan atau finansial sangat penting karena dari aspek keuangan ini perusahaan akan mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian suatu investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dalam aspek keuangan dipelajari berbagai faktor penting (Husnan dan Suwarsono, 2000:49) yaitu:

1) Dana yang diperlukan untuk investasi baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.

2) Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan, seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan seberapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.

3) Taksiran pengasilan biaya dan laba rugi dengan metode Least Square.

Rumusnya adalah sebagai berikut: Y = a + bx

Untuk mencari nilai a dan b adalah a = ∑ b = ∑ ∑ Keterangan:

Y = jumlah permintaan jasa a = nilai trend periode dasar

b = koefisien kecenderungan garis trend

x = nilai waktu yang dihitung dari periode dasar y = data yang dapat dilapangkan


(28)

4) Mengestimasi proceeds untuk tiap tahun. Proceeds adalah aliran kas masuk tahunan. Untuk mengestimasi proceeds tiap tahun langkah yang harus dilakukan adalah mengestimasi EAT untuk setiap tahun selama umur ekonomis aktiva tetap dan menghitung proceeds untuk setiap tahun dengan rumus Proceeds = EAT + Depresiasi + bunga (1-pajak).

5) Menghitung Net Present Value untuk investasi perluasan usaha. Rumus untuk menghitungnya yaitu:

NPV = ∑

Keterangan:

k : Tingkat bunga yang digunakan

n : Periode terakhir cash flow yang diharapkan t : Periode tertentu

: Cash flow

4. Metode Penilaian Investasi

Sartono (2012:192), menyatakan bahwa terdapat delapan metode yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tidak Memperhatikan Nilai Waktu Uang 1) Average Rate of Return

Metode ini hanya menentukan berapa return rata-rata dari suatu investasi tanpa memperhatikan timing kapan cashflows tersebut diperoleh. Metode ini hanya didasarkan atas laba akuntansi yang dibagi dengan investasi. Cara lain yang sering digunakan untuk menentukan Average Rate of Return adalah dengan membagi antara


(29)

rata-rata return atau net cashflows dengan investasi. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

Average Rate of Return =

Kelemahan dari metode ini adalah tidak memperhatikan nilai waktu uang.

2) Payback Period

Payback Period suatu investasi menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Jadi Payback Period

menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali investasi yang telah dikeluarkan. Sjahrial (2009:22) mengungkapkan bahwa untuk mencari lama periode pengembalian digunakan rumus:

Payback Period = x 1 tahun

Metode ini sangat sederhana dan tidak perlu perhitungan yang rumit. Namun juga memliki kelemahan, yaitu tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang.

b. Memperhatikan Nilai Waktu Uang 1) Discounted Payback

Metode ini dapat diartikan pula identik dengan break even point

dalam arti bahwa pada tahun tersebut sebenarnya proyek telah Rata-rata net cashflows

Investasi

Nilaiinvestasi Aliran kas bersih


(30)

menghasilkan return sebesar biaya modalnya. Menurut Sjahrial (2009:24) kelemahan metode ini adalah boleh menolak investasi dengan NPV positif, dan mengabaikan aliran kas setelah periode pengembalian.

2) Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah selisih antara present value aliran kas bersih dengan present value investasi. Rumus untuk menghitung NPV ini adalah sebagai berikut:

NPV =

-

Keterangan :

NCF : Net Cash Flow (aliran kas bersih) r : tingkat bunga yang digunakan

n : Periode terakhir cash flow diharapkan : Investasi awal

Kelemahan menggunakan metode NPV adalah membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif, dan dalam membandingkan proyek investasi yang tidak sama pengembalian jumlahnya, nilai tunai aliran kas bersih tidak dapat dipakai sebagai pedoman.

3) Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat diskonto atau discount rate yang menyamakan present value (nilai sekarang) aliran kas bersih dengan

present value (nilai sekarang) investasi. Dengan kata lain IRR adalah discount rate yang membuat NPV sama dengan nol atau mendekati nol. Untuk mencari IRR dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

r = IRR = -


(31)

Keterangan:

= Tingkat suku bunga ke-1 = Tingkat suku bunga ke-2

= NPV ke-1 = NPV ke-2

Kelemahannya metode ini adalah asumsi yang digunakan tidak realistis. 4) Modified Internal Rate of Return (MIRR)

Untuk mengatasi kelemahan asumsi yang digunakan dalam metode

Internal Rate of Return maka dikembangkanlah metode Modified Internal Rate of Return. Pada prinsipnya metode ini hanya menggunakan biaya modal sebagai indikator reinvestment rate untuk aliran kas bersih tiap proyek. Secara jelas MIRR dapat ditentukan dengan cara berikut:

MIRR =

1

Keterangan :

AKB : Aliran kas bersih investasi

r : Tingkat bunga yang digunakan

n : Periode terakhir cash flow diharapkan : Investasi awal

5) Profitability Index

Metode Profitability Index merupakan pembagian atau rasio antara antara present value aliran kas bersih dengan present value investasi. PI dirumuskan sebagai berikut:

PI = PV Aliran Kas Bersih / PV Investasi 6) Adjusted Net Present Value

Metode ini memisahkan net present value proyek jadi dua komponen, yakni: net present value dibiayai dengan modal sendiri dan present value


(32)

APV = ∑

+ PV Pembiayaan Lain

Kelemahan dari metode ini yaitu sulit mengidentifikasi besarnya utang dan biaya utang yang dipergunakan untuk setiap jenis investasi.

B. Konsep Arus Kas

Menurut Atmaja (2008:163), konsep arus kas terdiri atas 3 macam, yaitu:

1. Initial Cash Flows, yakni arus kas yang terjadi pada waktu investasi dilakukan (t=0). Arus kas ini biasanya terdiri dari harga beli suatu aktiva ditambah biaya transportasi dan pemasangan, perubahan pada Net Working Capital, dan lain-lain. Jumlah bersih semua item pada t=0 merupakan pengeluaran investasi.

2. Operating Cash Flows, yakni arus kas yang dihasilkan dari operasi proyek. Penghasilan incremental (R) merupakan arus kas masuk, biaya

incremental (C) merupakan arus kas keluar. Kemudian biaya depresiasi (D) setiap tahun dihitung dan disesuaikan dengan pajak (T).

CF = (R-C) (1-T) + T.D

3. Terminal Cash Flows, yakni arus kas yang terjadi pada akhir proyek. Apabila suatu proyek investasi habis umur ekonomisnya biasanya masih ada penerimaan kas misalnya dari penjualan aktiva tetap yang masih bisa digunakan.


(33)

C. Radiografi

1. Pengertian Radiografi

Radiografi diambil dari kata „radio‟ yang dimaknai sebagai gelombang atau tepatnya gelombang elektromagnetik dan „graph‟ yang artinya gambar. Sehingga radiografi diartikan sebagai gambar yang dihasilkan dari gelombang elektromagnetik. Selain itu radiografi diartikan sebagai prosedur untuk merekam, menampilkan, dan mendapatkan informasi dari lembar film pada penggunaan sinar-X (Utami, et al., 2014:2).

2. Macam-macam Pencucian Film Radiografi

Menurut Margono (1998:29), metode pemrosesan atau pencucian film radiografi ada 2, yaitu:

a) Secara Manual Menggunakan Kamar Gelap

Kamar gelap adalah kamar yang bebas dari sinar putih, sinar lampu, dan sinar alam. Kamar gelap sebaiknya lokasinya berada dekat dengan ruang radiografi dan sedapat mungkin ruangan tersebut diproteksi dari sinar radiasi. Semua pintu dan panel dari ruangan gelap harus tertutup rapat, sehingga waktu dilakukan pemrosesan pencucian film dapat dikunci atau diberi tanda di atas pintu tersebut.

b) Secara Otomatis Menggunakan Computer Radiography

Susilo, et al (2013) menjelaskan bahwa Computer Radiography


(34)

diikuti pembacaan berbasis pendaran melalui proses scanning oleh sinar laser.

Computer Radiography (CR) mempunyai komponen yang terdiri dari:

1) Imaging Plate (IP), yaitu plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan energi sinar-X dan energi tersebut dapat dibebaskan atau dikeluarkan melalui proses scanning dengan menggunakan laser. Ukuran imaging plate yang paling banyak digunakan adalah 18x24, 24x30, 35x35, dan 30x40 cm.

2) Cassette, yaitu alat penyimpan film radiografi yang bagian depannya terbuat dari carbon fiber dan bagian belakangnya terbuat dari aluminium.

3) Image Reader, berfungsi sebagai pembaca atau pengolah gambar yang diperoleh dari imaging plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Image reader ini dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan tidak terpotong atau obyeknya bergerak. 4) Image Console, berupa komputer dengan software khusus untuk medical

imaging. Gambar dapat diolah tampilannya sehingga memudahkan memperoleh gambar yang lebih baik. Pada image console juga dilengkapi dengan menu yang lebih dari 200 macam pilihan gambar yang sesuai dengan bagian anatomi yang akan difoto pada anatomi tertentu.

5) Imager (printer), berfungsi sebagai pencetak gambar. Apabila foto dikehendaki untuk dicetak maka gambar dapat dikirim ke bagian imager untuk dicetak sesuai dengan yang diinginkan. Pada proses pencetakan ini tidak memerlukan kamar gelap lagi karena dapat dicetak langsung dalam dry


(35)

imager dan juga tidak memerlukan lagi cairan seperti developer dan fixer

sehingga tempat kerja bisa lebih bersih.

D. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti berkaitan dengan topik penelitian diantaranya:

Menurut Yusfarianti (2009) hasil evaluasi penggantian aktiva tetap dengan menggunakan metode Net Present Value, Payback Period, dan

Internal Rate of Return pada PT. Pustaka Tours Yogyakarta menunjukkan bahwa investasi pembelian bus baru lebih menguntungkan. Kemudian Prayogi (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa analisis kelayakan investasi dengan metode analisis forecast, Net Present Value, dan penilaian kelayakan investasi yang ditinjau dari aspek pasar dan aspek keuangan menunjukkan bahwa investasi penggantian dinyatakan layak dan dapat diterima. Selanjutnya Mulyaningrum (2002) menjelaskan hasil analisis investasi yang ditinjau dari aspek pasar, manajemen, dan keuangan menunjukkan bahwa penambahan bus pada PO. Purba Putra layak untuk dilakukan.


(36)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan karakteristik masalah dari suatu objek yang diteliti, pengumpulan datanya juga dilakukan terhadap objek tersebut, dan hasilnya hanya berlaku untuk objek yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

a. Pimpinan Rumah Sakit b. Kepala Bagian Keuangan c. Kepala Bagian Radiologi 2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah metode pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) atau secara manual dengan menggunakan kamar gelap, serta kesiapan tenaga kerja di bagian instalasi radiologi dalam menerima investasi metode pencucian film radiografi tersebut.


(37)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu sebagai berikut:

Tempat: Rumah Sakit Panti Secanti, Jl. Raya Gisting, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Lampung 35378

Waktu: Selama bulan Januari 2017

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data non-keuangan berupa gambaran umum rumah sakit, struktur organisasi, dan hasil wawancara mengenai kesiapan tenaga kerja di bagian radiologi dalam menggunakan metode pencucian film radiografi. Data kuantitatif adalah data keuangan berupa daftar harga perolehan alat pencucian film radiografi dengan kamar gelap, biaya langsung dan tak langsung radiologi, laporan laba rugi, dan hasil perhitungan dengan menggunakan tiga metode penilaian investasi. 2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer ini berupa hasil wawancara dengan pemimpin rumah sakit, dan kepala bagian radiologi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder ini berupa bukti, catatan,


(38)

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, dan dokumen resmi. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi laporan laba rugi dan catatan penerimaan pasien.

E. Data yang Diperlukan

1. Data mengenai gambaran umum perusahaan seperti: a. Sejarah dan perkembangan rumah sakit

b. Identitas dan izin rumah sakit

c. Visi, misi, tujuan, falsafah, dan lambang rumah sakit d. Data pelayanan rumah sakit

e. Struktur organisasi rumah sakit

2. Data yang digunakan dalam penilaian investasi pencucian film radiografi yaitu:

a. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) dan secara manual dengan kamar gelap.

b. Biaya pembelian peralatan-peralatan yang digunakan dalam pencucian film radiografi secara manual dengan kamar gelap.

c. Biaya pembelian Computer Radiography (CR). d. Pendapatan per tahun bagian radiologi.


(39)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuisioner

Kuesioner merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data secara tertulis yang berisikan pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh responden. Dalam penelitian ini, kuesioner akan disebar kepada tenaga kerja di bagian instalasi radiologi untuk mengetahui kesiapan dalam menerima keputusan investasi.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pimpinan rumah sakit mengenai gambaran umum rumah sakit, kepala bagian radiologi mengenai kesiapan sumber daya manusia bagian radiologi dalam menggunakan metode pencucian film radiografi untuk mendukung hasil kuesioner, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara melihat catatan yang ada di rumah sakit, untuk mengetahui sejarah berdirinya rumah sakit, pendapatan dan jumlah pasien per tahun bagian radiologi, biaya-biaya yang terjadi selama menggunakan metode pencucian secara manual dengan kamar gelap, serta arsip-arsip yang mendukung analisis data.


(40)

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan yaitu keputusan pemilihan alternatif investasi mana yang lebih menguntungkan antara pencucian film radiologi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) atau secara manual, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Menganalisis Aspek Keuangan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis aspek keuangan yaitu:

a. Menghitung jumlah bersih pengeluaran masing-masing alternatif investasi berdasarkan data yang diperoleh dari Instalasi Radiologi Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung.

b. Menghitung depresiasi dengan menggunakan metode garis lurus. c. Mengestimasi pendapatan dan biaya-biaya yang akan terjadi selama

umur ekonomis masing-masing usulan investasi menggunakan penghitungan garis trend dengan metode least square.

d. Mengestimasi cash flows dari masing-masing usulan investasi yang diteliti. Untuk mengestimasi cash flow menggunakan dua rumus tergantung dari sumber dana yang diinvestasikan, yaitu:

1)Sumber dana milik pribadi investor, menggunakan rumus: CF = EAT + D

2) Sumber dana sebagian milik pribadi dan sebagian pinjaman, menggunakan rumus:


(41)

Keterangan:

CF : Cash Flow

EAT : Earning After Tax (laba setelah pajak) D : Depresiasi (penyusutan)

i : Tingkat bunga pinjaman yang harus ditanggung investor karena menggunakan sumber dana dari pihak lain.

l : Konstanta

t : Tingkat pajak yang harus ditanggung investor karena adanya pendapatan dari investasi tersebut.

e. Menilai masing-masing usulan investasi dengan menggunakan tiga metode penilaian investasi, yaitu:

1) Metode Payback Period

Penilaian kesimpulan dari metode payback period:

a) Apabila payback period suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari pada payback period maksimum yang telah ditentukan maka usulan investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.

b) Apabila payback period suatu investasi yang diusulkan lebih lama dari pada payback period maksimum yang telah ditentukan maka usulan investasi tersebut tidak layak dilaksanakan.

2) Metode Net Present Value

Penarikan kesimpulan dari metode NPV:

a) Jika NPV ≥ 0, maka usulan proyek investasi layak untuk dilaksanakan. b) Jika NPV ≤ 0, maka usulan proyek investasi tidak layak untuk

dilaksanakan.

c) Proyek yang memiliki NPV = 0 tidak berarti proyek tersebut hanya mencapai break even point (BEP). Proyek tersebut masih memperoleh laba, tetapi laba yang diperoleh habis digunakan untuk membayar


(42)

investasi awal dan membayar bunga kepada kreditor yang telah meminjamkan dana untuk membiayai investasi tersebut.

3) Metode Internal Rate of Return

Penilaian kesimpulan menurut metode IRR ini adalah suatu proyek investasi dikatakan layak untuk diterima jika IRR ≥ cost of capital, dan jika sebaliknya maka proyek investasi tidak layak diterima.

2. Menganalisis Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek manajemen untuk mengetahui seberapa siap tenaga kerja di bagian instalasi radiologi dalam menerima keputusan investasi tersebut akan dilakukan dengan cara:

a. Mengumpulkan Data Melalui Penyebaran Kuisioner

Tingkat kesiapan sumber daya manusia dalam menerima keputusan investasi dapat diketahui melalui penyebaran kuisioner yang ditujukan kepada tenaga kerja di bagian instalasi radiologi. Kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan tentang bagaimana kemampuan dan pengalaman tenaga kerja dalam menggunakan mesin CR, syarat pendidikan terakhir yang ditempuh tenaga kerja, dan keuntungan-keuntungan menggunakan CR.

Data pengisian kuisioner akan diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan metode skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam lima poin skala dengan interval yang sama sebagai berikut:


(43)

No Keterangan Skor Pengukuran

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b. Menguji Kualitas Data Kuisioner 1) Uji Validitas

Azwar (2000) dalam Jogiyanto (2013) mengartikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi bivariate antara masing – masing skor indikator dengan total skor konstruk. Pengujian instrumen penelitian ini dengan cara menghitung korelasi menggunakan teknik korelasi Pearson dengan tarif signifikan = 5%.

2) Uji Realibilitas

Reliabilitas berarti sejauh mana keakuratan dan ketepatan hasil pengukuran dapat dipercaya. Dikatakan dapat dipercaya apabila jika pengukuran dilakukan pada subjek yang sama oleh peneliti yang berbeda akan diperoleh hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha (Cronbach’s) sebagai berikut:

∑ Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal

∑ = Total varian butir


(44)

Dalam melakukan pengujian instrumen ini peneliti akan menggunakan bantuan SPSS. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai alpha dengan kriteria dari 0,60 yang artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari 0,60. c. Menentukan interval dan menghitung persentase jawaban responden.

Interval ini digunakan untuk mengetahui persentase kuisioner yang telah diisi oleh responden termasuk dalam kategori sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju. Rumus untuk menghitung interval yaitu:

Interval = 100% / Jumlah kriteria jawaban

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden yaitu:

∑ Kriteria jawaban responden x skala

Persentase = x 100%

∑ skor tertinggi 3. Menentukan investasi yang akan dipilih

Berdasarkan aspek keuangan investor membandingkan masing-masing metode investasi yaitu Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return dari masing-masing usulan investasi. Usulan investasi yang akan memberikan Net Present Value dan Internal Rate of Return terbesarlah yang sebaiknya dipilih. Semakin besar Net Present Value dan Internal Rate of Return suatu usulan investasi berarti usulan investasi tersebut akan memberikan keuntungan semakin besar. Sedangkan usulan investasi yang akan memberikan payback period terkecil waktu pengembalian investasinya


(45)

maka sebaiknya usulan investasi tersebut dipilih. Semakin cepat waktu pengembalian payback period suatu usulan investasi, maka semakin kecil pula resiko ketidakpastian yang mungkin timbul.

Berdasarkan aspek manajemen investasi dinyatakan layak jika hasil persentase kuesioner tenaga kerja di bagian radiologi termasuk dalam kategori minimal siap.


(46)

29 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan

Antara tahun 1955 – 1956 suster-suster Fransiskanes dari Pringsewu kerap berkunjung ke Gisting. Mulanya tujuan mereka hanyalah untuk beristirahat karena Gisting merupakan daerah di kaki Gunung Tanggamus yang berhawa sejuk. Namun kemudian para suster melihat bahwa masyarakat sekitar membutuhkan pelayanan terutama dalam bidang kesehatan.

Oleh sebab itu, pada tanggal 02 Januari 1956 para Suster membeli sebidang tanah dari salah seorang penduduk, yaitu Tuan K. Kloer. Di sana didirikan sebuah klinik yang sangat sederhana, serta sebuah biara untuk tempat tinggal para suster. Tanggal 26 November 1956 Klinik Bersalin Panti Secanti diresmikan oleh Dr. Darwis yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Selatan, waktu itu. Sebagai supervisor ditunjuk Dr. E. Eibl, seorang dokter berkebangsaan Jerman yang bertempat tinggal di Kota Agung. Sewaktu diresmikan Klinik Bersalin Panti Secanti hanya memiliki enam buah tempat tidur, dengan sarana dan prasarana yang sangat sederhana.

Tahun 1961 klinik dikembangkan menjadi delapan belas tempat tidur, dilengkapi dengan sebuah ruang persalinan serta penunjang yang lebih memadai. Pada tahun 1982, Dr. Anisah, Kepala Puskesmas Gisting, menyarankan agar Klinik Bersalin Panti Secanti memperluas pelayanan


(47)

dengan menyelenggarakan sebuah Poliklinik (Balai Pengobatan), dengan pertimbangan banyaknya kasus yang dilayani selain ibu hamil dan bayi-bayi/anak-anak sehat. Bulan Juli 1982 Balai Pengobatan Panti Secanti diresmikan oleh Dr. Christian MPH, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI di Lampung waktu itu. Saat itu jumlah tempat tidur 32 buah.

Dalam melayani masyarakat, RB-BKIA-BP-RSIA Panti Secanti sangat mengutamakan KASIH UNIVERSAL ; tanpa membedakan suku, ras, agama serta tidak mencari keuntuangan (non profit). Ini tercermin dalam pembagian ruang. Lebih dari 70% ruangan disediakan bagi pelayanan penderita yang kurang mampu. Atas desakan masyarakat/pasien, RB – BKIA – BP Panti Secanti mempertimbangkan untuk mengadakan rawat inap bagi penderita sakit, selain ibu yang melahirkan. Hal tersebut dibicarakan dengan Pimpinan Kongregasi Suster-suster Fransiskanes dan pihak Yayasan Dwi Bakti, sebagai pemilik dan penyelenggara.

Mengingat Sumber Daya Manusia yang belum memungkinkan, Panti Secanti bersama Kepala Puskesmas Gisting mengkonsultasikannya dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. Dalam konsultasi bulan Agustus 1996, disetujuilah peningkatan pelayanan Panti Secanti menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak. Hal ini direalisasi dengan rekomendasi dari Dr. Yudi Prayuda MPH, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan di Kalianda, pada tanggal 26 Maret 1997.

Gerak dan gejolak masyarakat yang berawal pada tanggal 27 Juli 1997 ternyata membawa dampak luas. Aneka krisis juga merambah ke segala


(48)

pelosok masyarakat sederhana yang tak kenal prosedur berobat, sering mempercayakan keselamatan mereka ke RSIA Panti Secanti. Gejala kebutuhan yang mendesak ini menggugah hati pengelola dan pemilik Panti Secanti untuk segera memperluas jangkauan pelayanan. Berbagai perluasan dan pembenahan dilaksanakan agar dapat menstandarkan dan memaksimalkan pelayanan.

Pada bulan Oktober tahun 2003 RSIA Panti Secanti Gisting meningkatkan pelayanan menjadi Rumah Sakit Umum dan tanggal 28 Februari 2005 Departemen Kesehatan RI memberikan ijin operasional tetap dengan Surat Keputusan Mentri Kesehatan No: YM. 02.04.3.5.674. Tanggal 30 Agustus 2010 memperoleh ijin Perpanjangan Ijin Operasional dari bupati Tanggamus Bapak Bambang Kurniawan dengan No: D.195/33/12/2010. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Panti Secanti juga telah melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit dan lulus Tingkat Dasar pada tanggal 22 Mei 2012.

B. Identitas dan Izin

1. Identitas Rumah Sakit Panti Secanti

Nama Rumah Sakit: Rumah Sakit Panti Secanti

Kategori: Rumah Sakit Umum

Alamat: Jl. Raya Gisting- Kabupaten Tanggamus

Status: Swasta


(49)

Kapasitas Tempat Tidur: 65 Tempat Tidur Status Kepegawaian: Swasta

Mulai Operasional: 26 Maret 1997 2. Pemilik Rumah Sakit Panti Secanti

a. Rumah Sakit Panti Secanti dimiliki oleh Yayasan Santo Georgius berkedudukan di Pringsewu dan berkantor pusat di Jalan Gereja No. 13 Pringsewu, 35373, LAMPUNG. Yayasan ini semula adalah Yayasan Dwi Bakti Bandar Lampung kemudian pada tanggal 15 Oktober 2009 terjadi pemisahan Yayasan dan berganti nama Yayasan Santo Georgius yang dimulai tanggal 01 Januari 2010.

b. Akte Pendirian Yayasan Santo Georgius No.1 Tanggal 15 Oktober 2009. c. Pengesahan Yayasan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No

: AHU-4992.AII.01.04.tanggal 31 Desember Tahun 2009.

C. Visi, Misi, Tujuan, dan Falsafah

Visi: Rumah Sakit yang profesional dan menjadi tanda kasih Allah yang penuh kerahiman melalui pelayanan holistik.

Misi:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan penuh kasih yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat demi meningkatkan derajat kesehatan.


(50)

2. Melayani secara profesional demi meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara terus menerus. 3. Menjaga dan memelihara lingkungan yang sehat dan harmonis.

Motto : Melayani Dengan Ramah dan Kasih

Tujuan : Membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh baik bio-psiko-sosio cultural-spiritual pada masyarakat melalui peningkatan mutu yang berkesinambungan, efisien serta pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan.

Falsafah: Kesehatan, kenyamanan, kepuasan dan kebahagiaan adalah perwujudan cinta kasih dan pelayanan kami.

D. Data Pelayanan

Jenis – jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Panti Secanti adalah : 1. Pelayanan Langsung

a. Unit Gawat Darurat b. Unit Rawat Jalan

1) Klinik Umum

2) Klinik Penyakit Dalam 3) Klinik Gigi

4) Klinik KIA 5) Klinik Bedah


(51)

c. Unit Rawat Inap

1) Kebidanan dan VK 2) Bedah 3) Anak dan Perinatal 4) Penyakit Dalam d. Unit Radiologi

e. Laboratorium f. Instalasi Farmasi g. EKG/USG h. Kamar Jenasah i. Kamar Operasi j. Ambulance k. Konsultasi Gizi l. Fisiotherapi m. Informasi n. Kasir

2. Pelayanan Tidak Langsung a. Logistik

b. Dapur

c. Keuangan dan Administrasi d. Personalia

e. Sekretariatan


(52)

g. Sarana ( Inventaris, Tabung Oksigen ) h. Cleaning Service

i. Pos Satpam

j. Ruang Medical Record

k. Logistik Obat dan Peralatan Alkes l. Logistik Umum

m.Ruang Rapat

E. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Panti Secanti Sumber: Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung


(53)

36 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Rumah Sakit Panti Secanti adalah sebuah rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan dan terbuka untuk umum. Rumah sakit ini memiliki sebuah unit instalasi radiologi yang saat ini menggunakan metode manual dengan kamar gelap untuk pencucian film radiografi sebagai hasil pemeriksaan rontgen terhadap pasien. Alat-alat yang digunakan dalam pencucian film radiografi secara manual ini seperti dryer, safe light, kaset film, hanger (penggantung film), tangki stainles, dan lampu baca.

Namun kendala yang sering dihadapi oleh unit instalasi radiologi saat ini adalah jumlah pasien yang semakin bertambah dan penggunaan metode manual dengan kamar gelap yang sering kali menimbulkan kerugian. Terkadang terjadi kegagalan proses pencucian film radiografi yang menyebabkan film tersebut terbakar sehingga tidak dapat menampilkan hasil rontgen yang telah dilakukan. Hal tersebut mengharuskan seorang radiografer (tenaga kerja di bagian radiologi) mengulang proses pencucian dengan menggunakan film yang baru.

Selain itu masalah lainnya adalah tidak praktisnya metode pencucian film radiografi secara manual karena metode ini menghasilkan limbah dari cairan developer dan cairan fixer yang digunakan untuk mencuci film radiografi. Alat-alat yang digunakan dalam metode ini pun cukup banyak dan proses pengeringan film juga memakan waktu sekitar 5-10 menit.


(54)

Masalah-masalah yang timbul tersebut menyebabkan manajemen berencana untuk melakukan kebijakan investasi dengan mengganti metode pencucian film radiografi menggunakan mesin bernama Computer Radiography (CR).

Penggantian metode dan alat pencucian film radiografi ini pada dasarnya tidak menyebabkan adanya perubahan yang signifikan terhadap kenaikan jumlah pasien yang berpengaruh pada pendapatan. Perbedaan kedua metode dan alat pencucian film radiografi tersebut terletak pada adanya pengurangan biaya jika menggunakan metode otomatis dengan alat Computer Radiography

(CR). Biaya yang harus ada jika menggunakan metode manual beberapa dapat dihilangkan saat menggunakan metode otomatis. Perbedaan lainnya terletak pada hasil dari pencucian film tersebut. Hasil pencucian film dengan menggunakan Computer Radiography (CR) memiliki hasil gambar yang lebih kontras dibandingkan dengan menggunakan kamar gelap sehingga lebih jelas.

Sebelum melakukan kebijakan untuk investasi tersebut manajemen harus mengetahui apakah kebijakan investasi pencucian film radiografi dengan menggunakan CR lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode manual yang saat ini dipakai. Dalam memilih alternatif mana yang paling menguntungkan untuk dilakukan manajemen harus melakukan analisis yang tepat dan cermat dari setiap alternatif investasi yang ada. Untuk menganalisis alternatif investasi tersebut penulis menggunakan 2 aspek sebagai bahan pertimbangan, yaitu aspek keuangan dan manajemen.

Aspek keuangan digunakan untuk mengetahui apakah penggantian metode pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer


(55)

Radiography (CR) dapat memberikan keuntungan yang layak atau tidak. Analisis untuk aspek keuangan dilakukan dengan menggunakan metode

Payback Period (PI), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return

(IRR). Sedangkan apek manajemen digunakan untuk mengetahui apakah terdapat jenis pekerjaan yang diperlukan, stuktur organisasi, persyaratan minimun yang harus dipenuhi dalam hal kualitas sumber daya manusianya telah tercapai dan gambaran kemungkinan mendidik atau melatih tenaga kerja telah ada. Pembahasan aspek manajemen ini dilakukan dengan pendeskripsian hasil wawancara dengan ketua bagian instalasi radiologi dan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu karyawan di bagian instalasi radiologi. Berdasarkan rumusan masalah yang ada di bab I maka penulis akan menganalisisnya.

A. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi Secara Manual (Kamar Gelap)

Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek keuangan adalah metode Payback Period (PP) dan Net Present Value (NPV). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis aspek ini yaitu:

1. Menghitung jumlah bersih pengeluaran (cash outlays)

Jumlah bersih pengeluaran yang harus ditanggung rumah sakit untuk tetap menggunakan metode pencucian film radiografi secara manual (kamar gelap) dengan membeli peralatan sama seperti yang saat ini digunakan dengan kondisi baru dapat dilihat dalam tabel 5.1.


(56)

Tabel 5.1 Cash Outlays Alternatif Investasi I Kamar Gelap

Jenis Pengeluaran Jumlah

Pembelian dryer (isi 25 film) Rp13.625.000

Pembelian safe light 805.000

Pembelian kaset film:

3 buah kaset film ukuran 24x30 cm 3 buah kaset film ukuran 30x40 cm 3 buah kaset film ukuran 35x35 cm

7.880.000 9.550.000 10.220.000 Pembelian hanger (penggantung film)

3 buah hanger ukuran 24x30 cm 3 buah hanger ukuran 30x40 cm 3 buah hanger ukuran 35x35 cm

1.690.000 1.740.000 1.790.000 Pembelian tangki stainles 4.300.000 Pembelian lampu baca double 4.700.000 Jumlah bersih pengeluaran (cash outlays) 56.250.000 Sumber: Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting, Lampung

Peralatan yang digunakan dalam metode pencucian film radiografi secara manual dengan menggunakan kamar gelap ini akan diinvestasikan sebanyak dua kali. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan umur ekonomis antara peralatan tersebut dengan mesin Computer Radiography

(CR) dan jika keduanya dibandingkan menjadi tidak setara. Sehingga jumlah pengeluaran bersih yang harus ditanggung rumah sakit yaitu Rp56.250.000 x 2 = Rp112.500.000.

2. Menghitung depresiasi

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam metode pencucian film radiografi secara manual (kamar gelap) seperti kaset, hanger, dryer, safe light, dan tangki alumunium oleh rumah sakit disusutkan selama 4 tahun. Setelah umur ekonomis peralatan tersebut telah habis rumah sakit menggantinya dengan yang baru. Rumah sakit menetapkan bahwa peralatan tersebut tidak memiliki nilai residu. Total harga perolehan semua peralatan model lama yang dibeli dengan kondisi baru saat akan


(57)

melakukan investasi adalah Rp112.500.000,00. Rumah sakit menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk penghitungan biaya penyusutannya yang dapat dapat ditentukan besarnya sebagai berikut:

Total harga perolehan peralatan Rp112.500.000,00

Umur ekonomis 8 tahun :

Depresiasi Rp14.062.500,00

3. Menghitung estimasi pendapatan dan biaya.

a. Estimasi pendapatan yang akan diterima selama umur ekonomis peralatan untuk alternatif investasi I.

Estimasi pendapatan pada alternatif investasi I ini dihitung menggunakan penghitungan garis trend dengan metode least square.

Prediksi pendapatan ini dihitung berdasarkan data historis pendapatan di instalasi radiologi selama 3 tahun terakhir. Data mengenai jumlah pasien dan pendapatan selama 3 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan pasien di setiap tahunnya sehingga dengan penghitungan garis trend ini diestimasikan pendapatan untuk tahun berikutnya juga meningkat. Penghitungan trend dan estimasi pendapatan untuk alternatif investasi I dapat dilihat pada tabel 5.2 dan tabel 5.3 berikut ini.


(58)

Tabel 5.2 Penghitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi I

Tahun (N) Pendapatan (Y) X XY

2014 Rp220.675.000 -1 1 -220.675.000

2015 250.145.000 0 0 0

2016 274.887.000 1 1 274.887.000

Total 745.707.000 2 54.212.000

a = ∑Y/N = 745.707.000/3 = 248.569.000 b = ∑XY/∑ = 54.212.000/2 = 27.106.000 Persamaan garis trend Y' = 248.569.000 + 27.106.000X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-1016

Tabel 5.3 Estimasi Pendapatan yang akan Diterima Alternatif Investasi I

Tahun Rumus Trend X Estimasi Pendapatan

2017 248.569.000 + 27.106.000X 2 Rp302.781.000

2018 248.569.000 + 27.106.000X 3 329.887.000

2019 248.569.000 + 27.106.000X 4 356.993.000

2020 248.569.000 + 27.106.000X 5 384.099.000

2021 248.569.000 + 27.106.000X 6 411.205.000

2022 248.569.000 + 27.106.000X 7 438.311.000

2023 248.569.000 + 27.106.000X 8 465.417.000

2024 248.569.000 + 27.106.000X 9 492.523.000

b. Estimasi biaya yang akan terjadi selama umur ekonomis peralatan untuk alternatif investasi I.

Estimasi biaya yang akan terjadi terdiri dari estimasi biaya langsung dan estimasi biaya tidak langsung. Penghitungan estimasi biaya menggunakan trend dengan metode least square dari data historis biaya di instalasi radiologi selama 3 tahun terakhir yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.


(59)

Tabel 5.4 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm

Tahun Biaya X XY

2014 Rp3.899.000 -1 1 -3.899.000

2015 4.855.000 0 0 0

2016 6.726.000 1 1 6.726.000

Total 15.480.000 2 2.827.000

a = ∑Y/N = 15.480.000/3 = 5.160.000 b = ∑XY/∑ = 2.827.000/2 = 1.413.500 Persamaan garis trend Y' = 5.160.000 + 1.413.500X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.5 Estimasi Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 5.160.000 + 1.413.500X 2 Rp 7.987.000 2018 5.160.000 + 1.413.500X 3 9.400.500 2019 5.160.000 + 1.413.500X 4 10.814.000 2020 5.160.000 + 1.413.500X 5 12.227.500 2021 5.160.000 + 1.413.500X 6 13.641.000 2022 5.160.000 + 1.413.500X 7 15.054.500 2023 5.160.000 + 1.413.500X 8 16.468.000 2024 5.160.000 + 1.413.500X 9 17.881.500

Tabel 5.6 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm

Tahun Biaya X XY

2014 Rp1.180.500 -1 1 -1.180.500

2015 1.422.600 0 0 0

2016 1.607.700 1 1 1.607.700

Total 4.210.800 2 427.200

a = ∑Y/N = 4.210.800/3 = 1.403.600 b = ∑XY/∑ = 427.200/2 = 213.600 Persamaan garis trend Y' = 1.403.600 + 213.600X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016.


(60)

Tabel 5.7 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 1.403.600 + 213.600X 2 Rp1.830.800

2018 1.403.600 + 213.600X 3 2.044.400

2019 1.403.600 + 213.600X 4 2.258.000

2020 1.403.600 + 213.600X 5 2.471.600

2021 1.403.600 + 213.600X 6 2.685.200

2022 1.403.600 + 213.600X 7 2.898.800

2023 1.403.600 + 213.600X 8 3.112.400

2024 1.403.600 + 213.600X 9 3.326.000

Tabel 5.8 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm

Tahun Biaya X XY

2014 Rp4.470.000 -1 1 -4.470.000

2015 5.887.500 0 0 0

2016 7.926.000 1 1 7.926.000

Total 18.283.500 2 3.456.000

a = ∑Y/N = 18.283.500/3 = 6.094.500 b = ∑XY/∑ = 3.456.000/2 = 1.728.000 Persamaan garis trend Y' = 7.093.983 + 1.728.000X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.9 Estimasi Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 7.093.983 + 1.728.000X 2 Rp 9.550.500 2018 7.093.983 + 1.728.000X 3 11.278.500 2019 7.093.983 + 1.728.000X 4 13.006.500 2020 7.093.983 + 1.728.000X 5 14.734.500 2021 7.093.983 + 1.728.000X 6 16.462.500 2022 7.093.983 + 1.728.000X 7 18.190.500 2023 7.093.983 + 1.728.000X 8 19.918.500 2024 7.093.983 + 1.728.000X 9 21.646.500


(61)

Tabel 5.10 Penghitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Developer

Tahun Biaya X XY

2014 Rp 8.550.000 -1 1 8.550.000

2015 11.835.000 0 0 0

2016 15.255.000 1 1 15.255.000

Total 35.640.000 2 5.705.000

a = ∑Y/N = 34.640.000/3 = 11.880.000 b = ∑XY/∑ = 5.705.000/2 = 2.852.500 Persamaan garis trend Y' = 11.880.000 + 2.852.500X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.11 Estimasi Biaya Biaya Pembelian Cairan Developer

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 11.880.000 + 2.852.500X 2 Rp17.585.000 2018 11.880.000 + 2.852.500X 3 20.437.500 2019 11.880.000 + 2.852.500X 4 23.290.000 2020 11.880.000 + 2.852.500X 5 26.142.500 2021 11.880.000 + 2.852.500X 6 28.995.000 2022 11.880.000 + 2.852.500X 7 31.847.500 2023 11.880.000 + 2.852.500X 8 34.700.000 2024 11.880.000 + 2.852.500X 9 37.552.500

Tabel 5.12 Penghitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Fixer

Tahun Biaya X XY

2014 Rp 8.730.000 -1 1 -8.730.000

2015 11.950.000 0 0 0

2016 15.575.000 1 1 15.575.000

Total 36.255.000 2 6.845.000

a = ∑Y/N = 36.255.000/3 = 12.085.000 b = ∑XY/∑ = 6.845.000/2 = 3.422.500 Persamaan garis trend Y' = 12.085.000 + 3.422.500X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016


(62)

Tabel 5.13 Estimasi Biaya Biaya Pembelian Cairan Fixer

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 11.845.000 + 3.212.500X 2 Rp18.930.000 2018 11.845.000 + 3.212.500X 3 22.352.500 2019 11.845.000 + 3.212.500X 4 25.775.000 2020 11.845.000 + 3.212.500X 5 29.197.500 2021 11.845.000 + 3.212.500X 6 32.620.000 2022 11.845.000 + 3.212.500X 7 36.042.500 2023 11.845.000 + 3.212.500X 8 39.465.000 2024 11.845.000 + 3.212.500X 9 42.887.500

Tabel 5.14 Penghitungan Trend Biaya Gaji Radiografer (3 orang)

Tahun Biaya X XY

2014 Rp 90.000.000 -1 1 -90.000.000

2015 90.000.000 0 0 0

2016 92.160.000 1 1 92.160.000

Total 272.160.000 2 2.160.000

a = ∑Y/N = 272.160.000/3 = 90.720.000 b = ∑XY/∑ = 2.160.000/2 = 1.080.000 Persamaan garis trend Y' = 90.720.000 + 1.080.000X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.15 Estimasi Biaya Biaya Gaji Radiografer (3 orang)

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 90.720.000 + 1.080.000X 2 Rp92.880.000 2018 90.720.000 + 1.080.000X 3 93.960.000 2019 90.720.000 + 1.080.000X 4 95.040.000 2020 90.720.000 + 1.080.000X 5 96.120.000 2021 90.720.000 + 1.080.000X 6 97.200.000 2022 90.720.000 + 1.080.000X 7 98.280.000 2023 90.720.000 + 1.080.000X 8 99.360.000 2024 90.720.000 + 1.080.000X 9 100.440.000


(63)

Tabel 5.16 Penghitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi

Tahun Biaya X XY

2014 Rp120.000.000 -1 1 -120.000.000

2015 120.000.000 0 0 0

2016 121.500.000 1 1 121.500.000

Total 361.500.000 2 1.500.000

a = ∑Y/N = 361.500.000/3 = 120.500.000 b = ∑XY/∑ = 1.500.000/2 = 750.000

Persamaan garis trend Y' = 120.500.000 + 750.000X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.17 Estimasi Biaya Biaya Gaji Dokter Radiologi

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 120.500.000 + 750.000X 2 Rp122.000.000 2018 120.500.000 + 750.000X 3 122.750.000 2019 120.500.000 + 750.000X 4 123.500.000 2020 120.500.000 + 750.000X 5 124.250.000 2021 120.500.000 + 750.000X 6 125.000.000 2022 120.500.000 + 750.000X 7 125.750.000 2023 120.500.000 + 750.000X 8 126.500.000 2024 120.500.000 + 750.000X 9 127.250.000

Tabel 5.18 Penghitungan Trend Biaya Listrik

Tahun Biaya X XY

2014 Rp1.570.950 -1 1 -1.570.950

2015 1.712.900 0 0 0

2016 2.350.300 1 1 2.350.300

Total 5.634.150 2 779.350

a = ∑Y/N = 5.634.150/3 = 1.878.050 b = ∑XY/∑ = 779.350/2 = 389.675 Persamaan garis trend Y' = 1.878.050 + 389.675X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016


(64)

Tabel 5.19 Estimasi Biaya Biaya Gaji Listrik

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 1.878.050 + 389.675X 2 Rp2.657.400

2018 1.878.050 + 389.675X 3 3.047.075

2019 1.878.050 + 389.675X 4 3.436.750

2020 1.878.050 + 389.675X 5 3.826.425

2021 1.878.050 + 389.675X 6 4.216.100

2022 1.878.050 + 389.675X 7 4.605.775

2023 1.878.050 + 389.675X 8 4.995.450

2024 1.878.050 + 389.675X 9 5.385.125

Tabel 5.20 Penghitungan Trend Biaya Air

Tahun Biaya X XY

2014 Rp1.214.500 -1 1 -1.214.500

2015 1.325.700 0 0 0

2016 1.518.500 1 1 1.518.500

Total 4.058.700 2 304.000

a = ∑Y/N = 4.058.700/3 = 1.352.900 b = ∑XY/∑ = 304.000/2 = 152.000 Persamaan garis trend Y' = 1.352.900 + 152.000X Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.21 Estimasi Biaya Biaya Gaji Air

Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya

2017 1.352.900 + 152.000X 2 Rp1.656.900

2018 1.352.900 + 152.000X 3 1.808.900

2019 1.352.900 + 152.000X 4 1.960.900

2020 1.352.900 + 152.000X 5 2.112.900

2021 1.352.900 + 152.000X 6 2.264.900

2022 1.352.900 + 152.000X 7 2.416.900

2023 1.352.900 + 152.000X 8 2.568.900

2024 1.352.900 + 152.000X 9 2.720.900

Tabel 5.22 berikut ini menampilkan rekapitulasi estimasi biaya langsung dan tak langsung yang diperkirakan akan terjadi selama umur ekonomis


(65)

peralatan yang digunakan dalam metode pencucuian film radiografi secara manual (kamar gelap).

Tabel 5.22 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan Tidak Langsung Komponen Estimasi Biaya Tahun 2017 (rupiah) 2018 (rupiah) 2019 (rupiah) 2020 (rupiah) Biaya Langsung:

Film 24 x 30 cm Film 30 x 40 cm Film 35 x 35 cm Cairan Developer Cairan Fixer Gaji Radiografer Gaji Dokter

7.987.000 9.400.500 10.814.000 12.227.500

1.830.800 2.044.400 2.258.000 2.471.600

9.550.500 11.278.500 13.006.500 14.734.500

17.585.000 20.437.500 23.290.000 26.142.500

18.930.000 22.352.500 25.775.000 29.197.500

92.880.000 93.960.000 95.040.000 96.120.000

122.000.000 122.750.000 123.500.000 124.250.000 Biaya Tak Langsung:

Listrik Air

2.657.400 3.047.075 3.436.750 3.826.425

1.656.900 1.808.900 1.960.900 2.112.900

Jumlah 275.077.600 287.079.375 299.081.150 311.082.925 Komponen Estimasi Biaya Tahun 2021 (rupiah) 2022 (rupiah) 2023 (rupiah) 2024 (rupiah) Biaya Langsung:

Film 24 x 30 cm Film 30 x 40 cm Film 35 x 35 cm Cairan Developer Cairan Fixer Gaji Radiografer Gaji Dokter

13.641.000 15.054.500 16.468.000 17.881.500

2.685.200 2.898.800 3.112.400 3.326.000

16.462.500 18.190.500 19.918.500 21.646.500

28.995.000 31.847.500 34.700.000 37.552.500

32.620.000 36.042.500 39.465.000 42.887.500

97.200.000 98.280.000 99.360.000 100.440.000

125.000.000 125.750.000 126.500.000 127.250.000 Biaya Tak Langsung:

Listrik Air

4.216.100 4.605.775 4.995.450 5.385.125

2.264.900 2.416.900 2.568.900 2.720.900

Jumlah 275.077.600 287.079.375 299.081.150 311.082.925 Estimasi total biaya berdasarkan metode depresiasi garis lurus sesuai umur ekonomis peralatan yang digunakan dalam metode pencucian manual (kamar gelap) dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:


(1)

Lampiran IV Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP) untuk Alternatif Investasi II Pencucian Film Radiografi dengan Computer Radiography (CR)

Penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP):

Tahun 2017 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp2.500.000 (Rp53.246.736 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp 487.010 Penghasilan Kena Pajak tahun 2017 = Rp2.987.010

Tahun 2018 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp2.500.000 (Rp76.607.908 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp3.991.186 Penghasilan Kena Pajak tahun 2018 = Rp6.491.186

Tahun 2019 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp2.500.000 (Rp99.969.080- Rp50.000.000 x 15%) = Rp7.495.362 Penghasilan Kena Pajak tahun 2019 = Rp9.995.362

Tahun 2020 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp 2.500.000 (Rp123.330.252 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp10.999.538 Penghasilan Kena Pajak tahun 2020 = Rp13.499.538

Tahun 2021 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp 2.500.000 (Rp146.691.424 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp14.503.714 Penghasilan Kena Pajak tahun 2021 = Rp17.003.714


(2)

Tahun 2022 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp 2.500.000 (Rp170.052.596 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp18.007.889 Penghasilan Kena Pajak tahun 2022 = Rp20.507.889

Tahun 2023 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp 2.500.000 (Rp193.413.768 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp21.512.065 Penghasilan Kena Pajak tahun 2023 = Rp24.012.065

Tahun 2024 : (Rp50.000.000 x 5%) = Rp 2.500.000 (Rp216.774.940 - Rp50.000.000 x 15%) = Rp25.016.241 Penghasilan Kena Pajak tahun 2024 = Rp27.516.241


(3)

Lampiran V Kuesioner Penggantian Metode Pencucian Film Radiografi dengan Menggunakan Computer Radiography (CR)

KUESIONER

Dengan hormat, saya El. Endah Permatasari sedang melakukan riset mengenai kesiapan sumber daya manusia bagian radiologi (rontgen) di Rumah Sakit Panti Secanti Gisting dalam menerima investasi berupa penggantian metode pencucian film radiografi dari manual ke CR. Seluruh data dan informasi akan dianalisis dalam rangka penyusunan skripsi sebagai tugas akhir di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini akan sangat membantu. Terima kasih.

Identitas Responden: Nama : Umur : Jenis Kelamin :

Petunjuk: Kuesioner ini berisi sejumlah pernyataan. Silahkan anda tunjukkan seberapa besar tingkat pilihan anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi tanda (√) pada kotak jawaban yang dipilih. Tidak ada jawaban benar salah. Anda cukup menjawab sesuai dengan apa yang muncul pertama kali dalam pikiran anda. Selamat mengisi kuesioner ini!

Keterangan:

Pilihan Jawaban:

SS= Sangat Setuju, S= Setuju, N= Netral, TS= Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1.

Karyawan bagian radiologi telah menempuh pendidikan minimal D3 Radiologi di Perguruan Tinggi atau Universitas.

2.

Karyawan bagian radiologi memiliki pengalaman dalam pengoperasian CR sebelumnya.

3. Diperlukan adanya penggantian metode pencucian film radiografi dari manual ke CR. 4.

Pencucian film radiografi dengan menggunakan CR lebih mudah.


(4)

5. Pencucian film radiografi dengan menggunakan CR lebih praktis. 6. Pencucian film radiografi dengan

menggunakan CR lebih menguntungkan. 7.

Karyawan bagian radiologi siap menerima penggantian metode pencucian film radiografi dari manual ke CR.

8.

Karyawan bagian radiologi mudah melakukan penyesuaian dengan diterapkannya metode pencucian film radiografi menggunakan CR. 9.

Terdapat tenaga kerja yang ahli dan

berpengalaman untuk merawat dan memelihara mesin CR.

10.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR layak dilakukan selama ada pelatihan.

11.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR layak untuk dilaksanakan dari segi kenyamanan tenaga kerja dalam mengoperasikan CR.

12.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR diperlukan karena akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

13.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR sebaiknya dilakukan karena akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia bagian radiologi di bidang teknologi. 14.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR perlu dilakukan agar dapat memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik.

15.

Penggantian metode pencucian film radiografi menggunakan CR akan mendukung untuk meningkatkan daya saing dengan rumah sakit lain.


(5)

(6)