Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, hal tersebut dimulai dari zaman
kehidupan manusia tradisional sampai kepada masyarakat modern, selain itu
pengangkutan juga melambangkan perkembangan peradaban manusia, khususnya
dalam bidang teknologi dan transportasi, hal ini diperkuat dari sebuah pendapat
yang menyatakan bahwa salah satu barometer penentu kemajuan kehidupan dan
peradaban suatu masyarakat adalah kemajuan dan perkembangan kegiatan
maupun teknologi yang dipergunakan masyarakat tersebut dalam kegiatan
pengangkutan.1
Pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk
pembangunan ekonomi bangsa, yang memiliki definisi sebagai pembawaan
barang-barang atau orang-orang (penumpang), kata Pengangkutan dapat juga
diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan.2 Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 1 angka (3) Angkutan adalah perpindahan orang
dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan
di ruang lalu lintas jalan.

Pengangkutan terdiri dari tiga jenis yaitu dapat dilakukan melalui udara, laut
1
2

Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005, hal.1.
Ibid, hal 3

Universitas Sumatera Utara

dan darat untuk mengangkut orang dan barang3 hal tersebut mengalami
perkembangan akibat kemajuan kehidupan dan teknologi. Aturan hukum
Mengenai bidang transportasi atau pengangkutan darat telah diatur Pemerintah
dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.4
Pengangkutan di Indonesia memiliki peranan penting dalam memajukan dan
memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri

karena

adanya


pengangkutan dapat memperlancar arus barang dari daerah produksi ke konsumen
sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Hal tersebut dapat terlihat pada
perkembangan dewasa ini jasa pengangkutan di Indonesia mulai menunjukkan
kemajuan, terbukti dengan ditandainya banyaknya perusahaan industri yang
percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan. Pentingnya pengangkutan juga
didasarkan atas kebutuhan penduduk Indonesia yang melakukan kegiatan
mengirim barang dari tempat yang jauh membuat jasa pengiriman barang ini
menjadi sangat penting bagi masyarakat.
Penggunaan pengangkutan yang sering dipakai oleh masyarakat adalah
pengiriman melalui jalur darat dengan menggunakan jasa Pelayanan paket di
Indonesia yang dapat dilakukan melalui perusahaan jasa pengiriman barang baik
milik pemerintah maupun swasta, ketentuan pengirman lewat jalur darat diatur
melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 137 ayat (1) menyatakan bahwa angkutan orang dan atau

3

Sinta Uli, Pengangkutan Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Laut,
Angkutan Darat, Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, hal 1

4
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, laut dan Udara , PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2005, hal 19

Universitas Sumatera Utara

barang dapat menggunakan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
Sedangkan dalam ayat (3) menyebutkan bahwa Angkutan Barang dengan
Kendaraan Bermotor wajib menggunakan mobil barang.Dalam pasal tersebut jelas
bahwa pengangkutan barang dengan kendaraan bermotor harus menggunakan
mobil barang misalnya truk.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengangkutan
pengiriman barang di Kota Medan adalah PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir
(selanjutnya disebut JNE). JNE merupakan perusahaan dalam bidang kurir
ekspres dan logistik yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Nama resmi dari
PT Tiki JNE adalah Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) yang lebih dikenal
dengan nama JNE yang merupakan salah satu perusahaan jasa kurir di Indonesia. 5
Perusahaan ini melayani pengangkutan pengiriman barang di berbagai wilayah
Indonesia sesuai dengan rute tujuan barang yang akan dikirim. Dengan melihat
bahwa potensi dan peluang dari industri ini yang prospektif dan persaingan dalam

industri pengiriman barang semakin ketat, maka JNE berusaha untuk menjadi
yang terbaik dan berusaha memenangkan persaingan yang ada.JNE sebagai
penyedia jasa pengiriman barang di mana berfungsi menjadi penghubung antara
pihak-pihak yang mempercayakan pengiriman barangnya melalui perusahaan
tersebut, dituntut melakukan pelayanan yang memuaskan bagi para pelanggannya,
baik pelanggan individu maupun pelanggan bisnis.
Proses pengiriman barang oleh JNE dimulai pada saat konsumen datang ke
agen JNE dengan membawa sejumlah barang yang telah disiapkan untuk dikirim.
5

Hawani, tanggung jawab PT. Tiki Jne dalam Pengiriman Barang Terhadap
Konsumennya (Studi pada PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR Cab.Bandar Lampung),
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandar Lampung 2010, hal 5.

Universitas Sumatera Utara

selanjutnya pihak JNE mengecek kelengkapan barang tersebut, dari jumlah barang
yang akan dikirim tersebut maka akan dikeluarkan surat perjanjian pengiriman
barang yang harus ditandatangani oleh konsumen, berarti bahwa konsumen telah
menyetujui klausul-klausulnya baik mengenai syarat, ketentuan, akibat dan risiko

dari pengiriman barang tersebut.
Pasal 1 the united convention of international multimoda transport of
goods(selanjutnya disebut dengan The MT-Convention) menyatakan :

“International multimoda transportation means the carrier of goods by at
least two different modes of transport on the basis of a multimoda transport
contract from a place in one country at which goods are taken in charge by the
multimoda transport operator to a place designated for delivery in different
country. The operations in the pick-up or delivery of goods carried out in the
performance of aunimoda transport contract, as defined in such contract, shall

not considered as international multimoda transport.”
Terjemahan

:Pasal

1

persatuan


konvensi

transportasi

multimoda

internasional pengangkutan barang, menyatakan “Transportasi internasional
multimoda adalah pembawa barang oleh setidaknya dua multimoda yang berbeda
dari transportasi atas dasar kontrak transportasi multimoda dari tempat di satu
negara di mana barang yang diambil jawab oleh operator transportasi multimoda
ke tempat yang ditunjuk untuk pengiriman yang berbeda negara. Operasi di pickup atau pengiriman barang dilakukan dalam kinerja aunimoda kontrak
transportasi, sebagaimana didefinisikan dalam kontrak tersebut, tidak akan
dianggap sebagai transportasi multimoda internasional.”

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan pengiriman barang yang pada dasarnya bergerak dalam bidang
pengangkutan, dimana pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan
penting untuk pembangunan ekonomi bangsa.Perusahaan ini melakukan
pengangkutan melalui udara, laut dan darat untuk mengangkut orang dan barang.6

Perusahaan jasa pengirim masih harus memenuhi kewajiban terhadap
pemilik barang yang menitipinya untuk dikirimkan, sehingga apabila terjadi
kerusakan, musnah, ataupun hilangnya barang yang dititipikan tersebut,
pengangkut harus mempertanggungjawabkannya.Tanggung jawab pengangkut
terhadap kehilangan atau rusaknya barang yang dititipkan digudang akibat
menunggu barang disalurkan berdasarka hukum penitipan (the law of bailment).7
Mengingat perusahaan pengiriman barang bergerak dalam bidang jasa,
maka faktor penting yang patut diperhatikan adalah kepercayaan pengguna jasa,
dimana mereka menggunakan jasa perusahaan tersebut karena mereka percaya
bahwa barang atau kiriman yang mereka kirim melalui jasa perusahaan tersebut
akan sampai dengan selamat di tempat tujuan. Hal tersebut berhubungan erat
dengan tanggung jawab perusahaan pengiriman barang dalam memberikan
pelayanan jasa berupa pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam
melaksanakan kewajibannya untuk mengantarkan barang, perusahaan pengiriman
barang melalui jajarannya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pengguna jasanya. Akan tetapi dalam kenyataanya tetap ada pelaksanaan
perusahaan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Hal ini membuat pengguna
jasa pengiriman barang tersebut merasa dirugikan. Adapun bentuk pelayanan yang
6


Sinta Uli, Loc.Cit
Toto T. Suriaatmadja, Pengangkutan Kargo Udara: Tanggungjawab Pengangkut dalam
Dimensi Hukum Udara Nasional dan Internasional, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2005, hal 17
7

Universitas Sumatera Utara

merugikan itu adalah barang yang terlambat datang ke tempat tujuan, rusak, atau
hilang.8
Penggunaan jasa pengangkutan terkadang menimbulkan kekecewaan
konsumen atau pengguna jasa pengiriman barang, hal ini mengakibatkan
konsumen atau pengguna jasa pengiriman barang tersebut menuntut pertanggung
jawaban terhadap perusahaan pengiriman barang. Namun terkadang pihak
perusahaan pengiriman barang tidak mau bertanggung jawab dengan alasanalasan tertentu, mengutip dari harian Merdeka menyebutkan bahwa seorang
konsumen kehilangan barang akan tetapi tidak ada respon dan tanggungjawab dari
pihak penyedia jasa pengiriman barang.9
Pelaksanaan perjanjian pengiriman barang kadang tidak selalu berjalan
dengan lancar, misalnya barang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
untuk dikirim ternyata tidak sampai ke tempat tujuan, barang tersebut terlambat
sampai ke tempat tujuan atau barang tersebut rusak/hilang saat diperjalanan, jika

terjadi wanprestasi dalam pengiriman barang, maka pihak JNE bertanggung jawab
kepada konsumen/pengirim. Konsumen/pengirim berhak menuntut ganti kerugian
kepada pihak JNE. JNE dalam memberikan ganti kerugian, perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang menyebabkan kiriman barang tersebut tidak sampai,
rusak atau hilang, karena kiriman barang tersebut tidak sampai, rusak atau hilang
mungkin akibat dari suatu perbuatan hukum atau karena peristiwa hukum. Dengan
8

Satria Adjie Bayu Priangga, Tanggung Gugat Perusahaan Jasa Pengiriman Barang
Terhadap Konsumen Yang Kehilangan Barang Ditinjau Dari UU No. 8 TAHUN 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di BPSK Kota Surabaya), Jurnal Yayasan Kesejahteraan
Pendidikan dan Perumahan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas
Hukum Program Studi Ilmu Hukum Surabaya 2012, hal 1-2.
9
https://www.merdeka.com/peristiwa/paket-hilang-jne-tak-lapor-polisi.html diakses pada
Tanggal 20 November 2016.

Universitas Sumatera Utara

keadaan demikian adalah sangat menarik untuk mengetahui secara lebih dekat lagi

tentang pelaksanaan perjanjian dalam hukum pengangkutan ini terutama perihal
bagaimana sebenarnya perjanjian pengangkutan tersebut disepakati.
Banyak

peristiwa

hukum

yang

berkaitan

dengan

perjanjian

pengangkutan khususnya yang berkaitan dengan tanggungjawab pihak jasa
pengiriman barang terhadap rusaknya atau hilangnya barang kiriman yang
diangkut. Kenyataan yang ditemukan sering kali klaim yang diajukan oleh
pengirim kurang ditanggapi oleh pihak perusahaan pengiriman sehingga

menimbulkan kekecewaan konsumen sebagai perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa pengangkutan barang,
JNE sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa pengangkutan telah
menerima titipan suatu barang dari orang atau perusahaan yaitu pihak pengirim
barang, selanjutnya setelah barang diterima JNE bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan

pengangkutan

atau

dapat

dikatakan

bahwa

JNE

bertanggungjawab untuk mengirim barang tersebut ketempat tujuan yang dituju
dengan selamat. Melihat hal tersebut dapat diketahui bahwa pihak pengangkut
dalam hal ini JNE bertanggung jawab atas keselamatan barang dan keamanan
barang yang harus diangkutnya, mulai saat diterimanya hingga saat diserahkannya
barang tersebut ke tangan penerima. Serta apabila dalam pengangkutan barang
tersebut berjalan tidak selamat, misalnya barang tersebut mengalami hilang,
mengalami kerusakan atau keterlambatan dalam pengirimannya, maka hal ini juga
menjadi tanggung jawab JNE selaku perusahaan penyedia jasa pengangkutan,
tanggung jawab tersebut dapat berbentuk pemberian ganti rugi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan fenomena di atas yang menjadi latar belakang permasalahan
pembahasan skripsi ini tentang hak dan kewajiban serta ganti rugi dari pihak yang
bersangkutan dari kasus yang berjudulTanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang
Terhadap Hilang/Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi KasusPada
PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian PT. Tiki JNE terhadap hilang/rusaknya
barang yang menjadi objek pengiriman melalui jalur darat?
2. Bagaimana kewajiban dan tanggung jawab yang di berikan PT. Tiki JNE
terhadap ganti kerugian yang diderita oleh pemilik barang?
3. Bagaimana upaya perlindungan yang diberikan PT. Tiki JNE kepada
pengguna jasa pengiriman barang?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah:
1. Untuk

mengetahui

pelaksanaan

perjanjian

PT.

Tiki

JNE

terhadap

hilang/rusaknya barang yang menjadi objek pengiriman melalui jalur darat.
2. Untuk mengetahui tanggung jawab dan kewajiban yang di berikan PT. Tiki
JNE terhadap ganti kerugian yang diderita oleh pemilik barang.
3. Untuk mengetahui upaya perlindungan yang diberikan PT. Tiki JNE kepada
pengguna jasa pengiriman barang.

Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penelitian dalam hal ini adalah:
1. Secara teoritis
Diharapkan dapat menambah literatur tentang perkembangan hukum perdata
dalam kaitannya dengan tanggug jawab jasa pengiriman barang terhadap
hilang/atau rusaknya barang melalui jalur darat.
2. Secara praktis
Diharapkan kepada masyarakat dapat mengambil manfaatnya terutama dalam
hal mengetahui dari pelaksanaan pertanggung jawaban para pihak dalam
perjanjian pengangkutan khusus angkutan darat.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi kriteria sebagai tulisan ilmiah,
sehingga diperlukan data-data yang relevan dari skripsi ini. Dalam penulisan
skripsi ini, peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan atau penelitian empiris ini dilakukan dengan bertitik tolak dari
data-data primer yang diperoleh di tempat penelitian.10
Penilitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan, observasi secara
langsung terhadap Tanggug Jawab Jasa

Pengiriman Barang Terhadap

Hilang/Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur
Nugraha Ekakurir (JNE) Medan). Penelitian ini juga didukung dengan penelitian
pustaka (library research) dengan mengkaji dan meneliti berbagai dokumen atau
literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2010, hal. 5

Universitas Sumatera Utara

2. Metode Pendekatan
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif empiris.
Normatif empiris adalah pendekatan yang dikonsepsikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Data yang diperlukan lebih mengutamakan
pada penggunakan data sekunder kalaupun menggunakan data primer hanya
sebagai data pendukung dari data sekunder. Menurut Soerjono Soekanto
Undang-undang adalah sebagai sarana untuk semaksimal mungkin dapat
mencapai kesejahteraan spiritual dan material baik masyarakat maupun
individu sehingga ada kesesuaian antara Undang-Undang dengan realitas yang
ada.11
3. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, data
ini didapat dari sumber pertama dari individu atau perorangan seperti hasil
wawancara.12 Data yang diperoleh peneliti secara langsung dari subjek penelitian
yang dapat berupa hasil wawancara dan/angket (field research).
Bahan hukum primer, berupa bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, UndangUndang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Undang-Undang Nomor 22

11

Ibid
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005, hal. 42
12

Universitas Sumatera Utara

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
b. Data sekunder
Jenis data sekunder atau data kepustakaan atau bahan hukum, dalam penelitian
hukum seperti ada kesepakatan yang tidak tertulis dari para ahli peneliti hukum,
bahwa hukum itu berupa berbagai literatur.13
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan
hukum primer, dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum
primer, meliputi rancangan peraturan perundang-undangan, hasil karya ilmiah
para ahli dan hasil-hasil penelitian. Selain itu berupa bahan yang didapat dari
buku-buku karangan para ahli, modul, surat kabar berupa karya ilmiah seperti
bahan pustaka, jurnal dan sebagainya serta bahan lainnya yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan.
c. Data Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberi informasi tentang
bahan hukum primer dan sekunder seperti kata-kata yang butuh penejelasan lebih
lanjut seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, ensiklopedia dan
beberapa artikel dari media internet.14
4. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi, adalah pengamatan secara langsung, dalam artian mengamati
secara langsung objek yang akan diteliti oleh peneliti untuk untuk
mendapatkan data atau fakta di lapangan.
13

Mukti Fajar Nur Dewanta & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif
& Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 157.
14
Ibid, hal 33

Universitas Sumatera Utara

2) Wawancara, merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat
juga diberi daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.15
Wawancara ini ditujukan pada Bapak J. Siburian selaku konsumen pengguna
PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan).
3) Dokumen, sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk

dokumentasi.

Bentuknya

berupa

pengumpulan

peraturan

perundang-undangan, buku-buku, dokumen-dokumen perjanjian dan bahan
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
5. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan menguraikan, membahas, menafsirkan temuantemuan penelitian dengan perspektif atau sudut pandang tertentu baik yang
disajikan dalam bentuk narasi untuk data kualitatif maupun dalam bentuk tabel
untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisa
secara deskriptif kualitatif, yaitu mengelompokkan data yang diperoleh dan
menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian, yang kemudian di hubungkan
dengan masalah yang akan diteliti berdasarkan kualitas serta kebenarannya,
kemudian diuraikan sehingga diperoleh gambaran dan penjelasan tentang
kenyataan yang sebenarnya, guna menjawab permasalahan.
F. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas
masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
15

Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 6

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara tidak ditemukan adanya kesamaan judul ataupun
permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai Tanggung Jawab Jasa
Pengiriman Barang Terhadap Hilang/Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi
Kasus Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan). Dengan demikian
sesungguhnya skripsi ini adalah asli karya penulis sendiri sesuai dengan asas
keilmuan, yang didukung dengan literatur, jurnal, website dan pendapat para ahli,
sehingga rasional, objektif dan terbuka serta dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah dan akademik.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab
terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam
bentuk uraian. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi.
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti
penelitian pada umumnya yaitu, latar belakang, permasalahan,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian
penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM
PENGANGKUTAN DI DARAT
Bab ini berisikan pengertian pengiriman barang dan hubungan
pengguna jasa dengan jasa pengiriman barang Tanggung jawab
perusahaan jasa pengiriman barang. Pengaturan hukum pengguna
jasa pengiriman barang.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

PT. TIKI JNE MEDAN SEBAGAI PERUSAHAAN JASA
PENGIRIMAN BARANG MELALUI DARAT
Bab ini berisikan deskripsi tentang PT. Tiki Jalur Nugraha
Ekakurir dan peraturan hukumnya. Peranan PT. Tiki JNE dalam
melakukan jasa pengiriman barang melalui darat. Pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab para pihak menurut PT. Tiki JNE.

BAB IV

TANGGUNG JAWAB JASA PENGIRIMAN BARANG
TERHADAP HILANG/RUSAKNYA BARANG MELALUI
JALUR DARAT PADA PT. TIKI JNE MEDAN
Bab ini berisikan pelaksanaan perjanjian antara pelaku usaha
dengan pengguna jasa terhadap hilang/rusaknya barang melalui
jalur darat pada PT. Tiki JNE Medan. Tanggung jawab dan
kewajiban perusahaan terhadap ganti kerugian yang diderita oleh
pemilik barang dan upaya perlindungan pengguna jasa pengiriman
barang yang diberikan oleh PT. Tiki JNE Medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana
akan diberikan kesimpulan dan saran, dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

TANGGUNG JAWAB PT. TIKI JNE DALAM PENGIRIMAN BARANG TERHADAP KONSUMENNYA (Studi pada PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR Cab. Bandar Lampung)

2 31 69

Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menggunakan Jasa Pengiriman Barang (Studi Kasus Pada Pt.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Jne) Medan

0 3 113

Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang/Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

6 91 89

Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menggunakan Jasa Pengiriman Barang (Studi Kasus Pada Pt.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Jne) Medan

0 0 10

Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menggunakan Jasa Pengiriman Barang (Studi Kasus Pada Pt.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Jne) Medan

0 0 2

Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menggunakan Jasa Pengiriman Barang (Studi Kasus Pada Pt.Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Jne) Medan

0 2 6

Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

0 0 7

Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

0 0 1

Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

0 0 21

Tanggug Jawab Jasa Pengiriman Barang Terhadap Hilang Atau Rusaknya Barang Melalui Jalur Darat (Studi Kasus pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Medan)

0 0 2