Efektifitas Metabolit Trichoderma spp. untuk Mengendalikan Ganodermadspp. secara In Vitro

PENDAHULUAN
Latar belakang
Kelapa sawit (Elaeis gueneensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan penting
penghasil minyak makan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen
sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan
perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi
(Kiswanto et al., 2008).
Seiring dengan perkembanganluas arealnya, produksi kelapa sawit dalam
wujud minyak sawit CPO(Crude Palm Oil) juga cenderung meningkat pada tahun
2000-2011. Jika tahun 2000 produksi minyak sawit Indonesia hanya sebesar 7,00
juta ton, maka tahun 2011 meningkat menjadi 22,51 juta ton. Peningkatan produksi
minyak sawit terutama terjadi pada PBS (Perkebunan Besar Swasta) dan PR
(Perkebunan Rakyat) sedangkan minyak sawit yang diproduksi oleh PBN
(Perkebunan Besar Negara) relatif konstan, bahkan cenderung menurun. Untuk
tahun 2011 produksi minyak sawit dari PBS mencapai 11,94 juta ton (53,06%),
sedangkan PR dan PBS masing-masing menghasilkan minyak sawit sebesar 8,63
juta ton (38,33%) dan 1,94 juta ton (8,61%) (Billah, 2013).
Salah satu kendala utama dalam budidaya tanaman adalah adanya
organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti serangan beberapa jenis hama,

penyakit dangulma.Jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit yang
harus mendapat perhatian lebih selama perkembangan kelapa sawit, mengingat
potensinya yang besar dalam menimbulkan kerusakan maupun kerugian adalah

Universitas Sumatera Utara

Apogonia sp, kumbangAdoretus sp, Setothosea asigna V. Eecke, Setora nitens
Walker, Oryctes rhinoceros L, Tiratabaha spdanMahasena corbetti Tams.
Sedangkan jenispenyakit adalah Ganoderma sp. Botryodiploidia palmarum,
Glomerella

cingulata,

Melanconium

elaeidis

danCulvularia

eragrostidis


(Allorerung et al., 2010).
Penyakit dominan pada tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan buah
adalah

penyakit

busuk

pangkal

batang

(BPB)

yang

disebabkan

oleh


Ganoderma sp. Ganodermasp. merupakan jamur tanah hutan hujan tropis
yangbersifat saprofit dan akan berubah menjadi patogenik apabila bertemu dengan
akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh di dekatnya. Serangan BPB dapat terjadi
sejak bibit sampai tanaman tua, tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah
bibit ditanam di lapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5 tahun.
Serangan penyakit ini paling tinggi dijumpai pada umur 10-15 tahun, tetapi hal ini
bervariasi tergantung pada kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun
tersebut. Kehilangan hasil tanaman sampai dengan 80% telah dilaporkan pada
tempat-tempat yang berasal dari konversi kelapa (Direktorat Jenderal Pendidikan,
2009).
Pengendalikansecara kimiawi umumnya menjadi pilihan utama,karena
hasilnya lebih cepat nampak. Namunketergantungan terhadap pestisida kimiawi
danmeningkatnya harga pestisida, sehingga tidakterjangkau oleh daya beli petani.
Salah

satualternatif

pengendalian


yang

murah

dan

mudahyaitu

dengan

memanfaatkan biofungisidaTrichoderma sp. dan belerang sebagaihasil teknologi
ramah lingkungan (Nurmawan, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak
diteliti terhadap beberapa jamur patogen tanaman. T. koningii dapat memperlambat
munculnya gejala dan dapat menekan intensitas serangan jamur

Ganoderma sp.


pada pembibitan kelapa sawit. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa T.
harzianum dapat menekan pertumbuhan Ganoderma sp. dan bersifat antagonis
terhadap jamur patogen Ganoderma (Andriani et al., 2012).
Trichoderma menghasilkan antibiotik yang termasukkelompok furanon
yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifamikroba patogen dan
menghasilkan

toksin

trichodermin.Toksin

tersebut

dapatmenyerang

dan

menghancurkan propagul yang berisispora-spora patogen disekitarnya. Jenis T.
viridae menghasilkanantibiotik gliotoksin dan viridin yang dapat melindungi bibit

tanaman dariserangan penyakit rebah kecambah.JamurT. harzianum dalam
menekan pertumbuhan patogenmampu memproduksi senyawa racun (antibiotik)
berupa trichodermin,trichodermol dan chrysophanol yang dapat menyebabkan lisis
pada hifajamur lain(Wahyudi, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
efektifitas metabolit Trichoderma dalam menghambat pertumbuhan Ganoderma
sp.di laboratorium.
Tujuan Penelitian
Untuk

menguji

metabolit

Trichoderma

spp.dalam

menghambat


pertumbuhan Ganoderma spp.di laboratorium.
Hipotesis Penelitian
Metabolit Trichoderma spp.efektif dapat menghambat pertumbuhan
Ganoderma spp. di laboratorium.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai informasi pengendalian penyakit busuk
pangkal batang Ganoderma spp. pada tanaman sawit dan untuk memperoleh gelar
sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara Medan.

Universitas Sumatera Utara